Materi Hidrolika 2.docx

  • Uploaded by: Dimas Abimanyu
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi Hidrolika 2.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,662
  • Pages: 24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mekanika fluida merupakan cabang ilmu teknik yang mempelajari keseimbangan dan gerakan gas maupun zat cair serta gaya tarik dengan bendabenda disekitarnya atau yang dilalui saat mengalir. Istilah lain adalah HYDROMECANIC; sedangkan HIDROLIKA merupakan penerapan dari ilmu tersebut yang menyangkut kasus-kasus teknik dengan batas tertentu, dan semua cara penyelesaiannya, jadi hidrolika membahas hukum keseimbangan dan gerakan fluida serta aplikasinya untuk hal-hal yang praktis. Sasaran pokok dari hidrolika adalah aliran fluida yang dikelilingi oleh selubung; seperti misalnya aliran dalam saluran terbuka dan tertutup. Sebagai contoh : aliran pada sungai, terusan, cerobong dan juga pipa saluran; nozzle dan komponen-komponen mesin hidrolik. Jadi sasaran utama hidrolika adalah aliran dalam fluida dengan istilah internal problems yang berbeda dengan external problem yang membahas aliran media disekeliling benda yang dicelupkan didalamnya; seperti misalnya benda padat yang bergerak dalam air atau udara.Khusus tentang aliran luar, teorinya banyak dibahas dalam hydrodynamics dan aerodinamics yang menyangkut perencanaan kapal terbang dan kapal laut. Perlu diingat, istilah fluida dalam mekanika fluida mempunyai pengertian yang lebih luas dibanding yang kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.Fluida adalah semua bahan yang cenderung berubah bentuk walaupun mengalami gayaluar yang sangat kecil. Ada perbedaan zat cair dan gas, yaitu zat cair cenderung untuk mengumpul dan membentuk tetesan ( apabila jumlahnya sedikit ) untuk volume yang banyak ia akan membentuk muka bekas (FREE SURFACE). Sifat penting lainya dari zat cair, perubahan tekanan dan temperature hampir atau sama sekali tidak berpengaruh terhadap volume sehingga dalam praktek zat cair dianggap bersifat INCOMPRESSIBBLE. Sedangkan gas akan mengkerut bila mengalami tekanan dan memuai tak terhingga besarnya bila tekanan hilang. Jadi sifatnya betul-betul kompresibel.

1

Selain perbedaan tersebut, pada kondisi tertentu hukum gerakanuntuk zat cair dan gas secara praktis adalah sama. Salah satu keadaan yang dimaksudkan adalah gas mengalir dengan kecepatan yang rendah dibanding dengan kecepatan suara didalamnya. Ruang hidrolika khusus mempelajari gerakan zat cair.Internal flow dari gas hanya disinggung jika kecepatan alirannya jauh lebih rendah dibanding dengan kecepatan suara, sehingga sifat kompresibelnya dapat kita abaikan. Kasus demikian banyak kita jumpai dalam bidang teknik, misalnya, aliran udara dalam system ventilasi dan saluran – saluran gas ( air ducts). Mempelajari kasus aliran zat cair dan juga gas-gas jauh lebih sukar dibanding benda padat. Karena mekanika benda padat hanya untuk partikel-partikel yang saling terikat (rigid bodies); sedangkan mekanika fluida, yang dijadikan objek adalah media yang memiliki sangat banyak partikel-partikel dengan ragam gerakan relatifnya. GALILEO telah membuat hukum :bahwa jauh lebih mudah mempelajari gerakan benda-benda dilangit yang letaknya jauh dari bumi dibanding mempelajari aliran yang panjangnya hanya 1 feet. Akibat kesulitan inilah maka teori mekanika fluida menimbulkan 2 pendapat yang berbeda. Pendapat pertama adalah analisa matematika yang betul-betul teoritis dan bertolak

dari

rumus-rumus

mekanika

yangmenyebabkan

timbulnya

ilmuhidromekanika-teoritis yang pernah disingkirkan untuk selang waktu yang cukup lama. Metode yang diutarakan merupakan cara-cara yang efektif dan lagi sangat menarik untuk bidang penelitian. Memang semula hidrolika hanya merupakan ilmu yang bersifat empiris murni; namun sekarang, kita dapat pula memberikan pembuktian secara hidromekanika teoritis kita banyak menerapkan experiment guna menyesuaikan dan memudahkan membuat kesimpulan.Oleh sebab itu, garis batas yang membedakan k-2 metode tersebut dapat dihapuskan secara berangsur-angsur. Banyak kasus yang bisa timbul, yang secara praktis menentanganalisateoritis, ini kita selidiki dengan cara pengujian yaitu dengan pengujian fluida pada

2

lab dimana pada pengujian tersebut akan kita uji bagaimana fluida tersebut pada aliran dengan saluran terbuka dan aliran pada saluran tertutup. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dikaji dalam Praktikum ini yaitu : 1.

Apakah jenis loncatan pada ambang tajam, ambang lebar pen, ambang lengkung?

2.

Berapakah nilai HF (Total Kehilangan Energi) pada diameter pipa: a. 3/4’’ menuju ½’’ b. 1’’ menuju ½’’ c. 1’’ menuju ½’’

1.3 Maksud dan Tujuan A. Maksud 1. Pada saluran terbuka mahasiswa dituntut untuk mengetahui bagaimana debit yang dihasilkan pada aliran air yang diberi ambang, ambang tersebut dibedakan menjadi 3 ambang yaitu ambang lebar , ambang lengkung, dan ambang tajam. 2. Sedangkan pada saluran tertutup dimaksudkan agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana terjadinya kehilangan energi pada aliran di dalam pipa.

B. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam Praktikum “Mekanika Fluida danHidrolika antara lain : 1. Mengetahui jenis-jenis loncatan pada ambang tajam, ambang lebar pen, dan ambang lengkung. 2. Mengetahui nilai HF (Total Kehilangan Energi) pada diameter pipa : a. 3/4’’ menuju ½’’ b. 1’’ menuju ½’’ c. 1’’ menuju ½’’

3

1.4 Lokasi Praktikum Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 19 November 2018 bertempat di Laboratorium Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.

1.5 Sistematika penulisan

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, maksud dantujuan praktikum, lokasi pratikum, serta sitematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisikan tentang penjelasan dan arti dari Mekanika Fluida danHidrolika.

BAB III METODE PENULISAN Bab ini berisikan tentang tata cara penulisan dalam melaksanakan laporanpraktikum Hidrolika serta uraian-uraiannya.

BAB IV PENUTUP Berisikan tentang kesimpulan dan saran-sarn dari penulis. Dan juga berisikan tentang referensi buku yang digunakan dalam penyusunan laporan ini

LAMPIRAN – LAMPIRAN DOKUMENTASI

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisa Saluran Tertutup Pada saluran tertutup perbandingan gaya – gaya yang disebabkan oleh gaya inersia, gravitasi dan kekentalan dikenal sebagai bilangan Reynolds (Re) ditulis sebagai berikut : 𝑉.𝐿

Re = 𝑣 Dimana : V =Kecepatan rata – rata aliran L =Panjang karateristik (m) v =Viskositas kinematik m2 / dtk

Dalam hal ini, jika nilai Re kecil aliran akan meluncur lapisan diatas lapisan lain yang dikenal sebagai Aliran Laminar, sedangkan jika aliran – aliran tadi tidak terdapat garis edar tertentu yang dapat dilihat, aliran ini disebut Aliran Turbulen.

Gambar: Aliran laminer dan tubule Pada pipa : 

Aliran Laminer terjadi jika



Aliran Turbulen terjadi jika Re > 4000

Re < 2000

Untuk kondisi 2000 < Re < 4000 aliran ini diklasifikasikan sebagai Aliran Transisi.Untuk saluran tertutup Bilangan Reynolds telah dinyatakan sebagai : 𝑉.𝐷

Re =

𝑣

Sedangkan : 1

𝐴

.𝜋.𝐷² 𝐷

R =𝑃=4 𝜋.𝐷 = 4 4R=D

Bilangan Reynolds dapat juga ditulis sebagai : 𝑉.𝐷

Re =

𝑣

5

Dimana : D=Diameter pipa (m) A=Luas penampang pipa (m2) P=Keliling Basah (m) R=Jari – jari hidrolis (m) Ingat untuk selanjutnya tidak untuk jari – jari lingkaran Pada Saluran Terbuka :  Aliran Laminer Re < 500  Aliran Turbulen Re > 1000 Untuk kondisi 500 < Re < 1000 disebut Aliran Transisi. 𝑉.𝑅

Dimana : Re =

𝑣

(Berbeda 4 kali)

6

2.2 Kekasaran pipa Dalam keadaan Turbulent, Peralihan atau Laminer untuk aliran dalam pipa (saluran tertutup ) telah dikembangkan Rumus Darcy Weisbach. 𝜆.𝐿.𝑉

hf =𝐷.2𝑔 Dimana :

Hf =Kehilangan energi akibat gesekan (m) Λ=factor gesekan L=panjang pipa V=Kecepatan G=gravitasi D=diameter ( D = 4R ) Gradient energi : ℎ𝑓

S=𝐿

Hf = S . L Persamaan Darcy Weisbach menjadi : 𝜆 𝑉²

S. L =4𝑅 2𝑔 =

𝜆 8𝑔 𝑅 𝑆 𝑉²

Ada beberapa rumus untuk menghitung kehilangan energi seperti :  Blassius  Prandtl – von Karman

2.3 Analisa Saluran Terbuka 1. Ambang Tajam Pada masa ini banyak sekali kita jumpai bangunan-bangunan yang berhubungan dengan air misalnya : bendungan ,irigasi,dan spillway. Bangunan – bangunan tersebut.Untuk merencanakannya memerlukan pengetahuan yang berhubungan dengan masalah pengairan seperti mengenai masalah karakteristik aliran dalam kondisi tertentu juga pengaruh bangunan bendungan terhadap profil aliran.

7

Ciri aliran terbuka adalah adanya kontak langsung cairan atau fluida dengan atmosfir,dalam hal ini air yang langsung mengalir dalam saluran

terbuka

dipengaruhi oleh tekanan atmosfir dan grafitasi. Sifat aliran pada saluran terbuka dalam beberapa hal dapat diasumsikan secara empulsi dengan cara pengamatan langsung yakni dengan percobaan dilabolatorium.pada percobaan ini akan diamati profil suatu aliran terbuka dengan perlimpahan yang berupa ambang lebar dan ambang tajam.

A. Maksud dan Tujuan Percobaan 1. Untuk mengetahui dan menentukan jenis loncatan yang terjadi pada aliran air. 2. Untuk mengetahui berapa total headloss pada diameter pipa: a. 3/4’’ menuju ½’’ b. 1’’ menuju ½’’ c. 1’’ menuju ½’’ 3. Untuk mengetahuiAngka Bilangan Rynold pada diameter pipa: a. 3/4’’ menuju ½’’ b. 1’’ menuju ½’’ c. 1’’ menuju ½’’ B. Alat Yang Digunakan 1.

Venturimeter

2.

pipa air

3.

bak penampungan

4.

pompa

5.

sekat

6.

ambang tajam

7.

ambang lengkung

8.

ambang lebar pen

9.

pita ukur dengan pengukur bentang

8

10.

penggaris untuk mengukur kedalaman

C. Prosedur Percobaan 1. Atur kedudukan dalam posisi normal. 2. Pasang alat-alat yang di perlukan untuk percobaan pada sistem saluran (sekat,ambang tajam). 3. Aliran air dalam debit yang tetap (normal). 4. Atur tinggi rendah sekat dihilir sehingga dapat : a. Keadaan air loncat Diambil dua keadaan air loncat , kemudian dihiting ketinggian muka air ditempat yang teah ditentukan . b. Keadaan peralihan Diambil satu keadaan dimana disini akan kita lihat keadaan air tidak pada posisi loncat lagi. c. Keadaan tenggelam Diambil dua keadaan yang mana keadaan ambang sudah berada dibawah muka air,yang kemudian dihitung ketinggian muka air pada tempat yang sudah ditentukan. d. Untuk

masing-masing

aliran

dihitung

Cw,gambarkan

grafis

Cw,Vs,Hw/L. e. Hitung batas moduler bendungan = (Y3 – P)/Hw.

D. Dasar Teori Dan Perhitungan a. Energi spesifik (E) Persamaan umumnya : E = d .cos θ +

 .V 2 2.g

V2 Untuk saluran kemiringannya kecil dan α = 1 ; E = y + 2g Q V2 Karena = maka : E = y + A 2 g . A2

9

b. Loncatan hidrolis Bila perubahan aliran dari taraf rendah ke taraf yang tinggi berlangsung tiba- tiba hasilnya adalah peningkataan mukaanir yang mendadak . c. Jenis loncataan Pengaliran bilangan froude terhadap jenis loncatan , menurut USBR (biro reklamasi US).

V (g.1)

persamaan bilangan Froude : Fr = Fr = 1,0 – 1,7

Loncatan berombak

Fr = 1,7 – 2,5

Loncatan lemah

Fr = 2,5 – 4,5

Loncatan berisolasi

Fr = 4,5 – 9,0

Loncatan tetap

Fr = >9,0

Loncatan kuat

y

Y1

E 1

Y1

Y2

Y 1

Y 2

ES min

X

Gambar 1.2 Kehilangan Energi Dalam Loncatan

q 2 (Y2  Y1 )3 2 2 2.g.Y1  Y2 2

EL = ( Y1 – Y2 ) +

atau El =

(Y2  Y1 )3 4.Y1.Y2

Perbedaan energi pada masing-masing kedalaman adalah :

(Y2  Y1 )3 Δ E = E1 – E2 = 4.Y1.Y2 Alat Pengukur Debit.( Venturi Meter )

10

Spek / Data-data alat : d1

= 3,15 cm

d2

= 2,00 cm

g

= 9,81 cm/det2

ρHg = 13,6 gr/cm3 ρH2O= 1,00 gr/cm3

L - ΔH L ΔH

ΔH

Q d

Q2

1

d2

1

Gambar : Alat Pengukur Debit ( Venturi Meter ) Persamaan Bernoulli untuk penampang 1 dan 2 : 2 2 P1 P2 v2 v1 + = +  .air 2.g  .air 2.g

Karena saluran horizontal, maka : E1 = E2

P1  P2 v2  v1  .................................................................(1)  .air 2.g 2

Hukum Kontinuitas : A1 . v1 = A2 . v2 v1 

A2 .v2 A1

11

L

v1 

1 4

. .d 2 .v2 2

1 4.

. .d1

2

2

d v1  22 .v2 d1 4

d 2 v  24 .v2 ..........................................................................(2) d1 2 1

Substitusi pers. (2) ke pers. (1) didapat : 4

2

P1 P2   .air

d2 2 .v2 4 d1 2.g

v2 

 d22  v2  1  2  P1 P2  d1    .air 2.g 2

sedangkan menurut keseimbangan : p1 +  .air * L =.P2 + h *  . Hg +  .air * (L-h) p1 +  .air * L =.P2 + h *  . Hg +

 .air * L-  .air * h

P1 – p2 = h *  . Hg – h *  .air P1 – p2 = h (  . Hg – h *  .air )

p1  p 2 h.(Hg   .air )  ...................................................(4)  .air  .air Subsitusi persamaan (3) ke persamaan (4)

12

V2  2

2.g.h.( .Hg   .air )  d24  1  4 .air  d1 

     2.g.h.(13,6  1)  V2   2     1  d 24     d1       25,2.h.g   V2   4     1  d 24     d1  

1/ 2

1/ 2

Persamaan komunitas : 1/ 2

    2  25,2.h.g  Q = V2.A2 Q = ¼ . 3,14 d2 *  4     1  d 24     d1  

G = 9,81 cm/det2

Sehingga persamaan 4 menjadi :     2  25,2, h.g  Q  1 / 4.3,14(2 ).  22    1  2    3,14   Q   .171,81.h1 / 2

13

maka didapat rumus untuk alat yang di gunakan : Q= 171,.81 .3,14.(H)1/2.0,6 cm3/dt Dimana : Q= Debit H= tinggi tekanan air dalam cmHg 0,6= kalibrasi alat d. Koefisien Debit Energi pengaliran didefinisikan sebagai penjumlahan kedalamaan air dari datum dengan tinggi tekanaan . E=Y+

V2 ……….........................…………………….(1) 2.g

Q = A1 * V1 =A2 * V12

Q Q  V = A b *Y

V2 =

Q2 …………….................……………….….(2) b 2 *Y 2

Yc = 2/3.Ec = 2/3 hW......................................................(3)

Dari persamaan (3) : Q2 = g.b2.Yc2 Q2 = g.b2 ((2/3 . hW))3 Q = b.g1/2(2/3 . hW)3/2 Q = 2/3.b. (2 / 3.g ).hW 3 / 2 Perbedaan lain terjadi karena adanya kehilangan yang terjadi akibat tegangan kekentalan dan dan karena emin diganti dengan hW.semua perbedan ini dikumpulkan dalam satu koefesien Cw yaitu : Q = 2/3 .Cw .b. (2 / 3.g ).Hw3 / 2

2. Ambang Lebar Pen

14

Pengetahuan dalam aliran saluran terbuka terutama yang berhubungan dengan karakteristik dalam satu kondisi tertentu dan berpengaruh terhadap satu bangunan air ,terhadap bentuk aliran sangat diperlukan dalam mendesain suatu bangunaan air seperti bendungan dan saluran-saluran irigasi lainnya . Dalam mempelajari sifat-sifat saluran terbuka ini dilakukan percobaan dilabolatorium,dengan jalan mengamati profil satu aliran pada saluran terbuka tersebut dalam hali ini adalah perlimpahannya. A. Maksud Dan Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menentukan jenis loncatan yang terjadi pada aliran air. 2. Untuk mengetahui berapa total headloss pada diameter pipa: a. 3/4’’ menuju ½’’ b. 1’’ menuju ½’’ c. 1’’ menuju ½’’ 3. Untuk mengetahuiAngka Bilangan Rynold pada diameter pipa: a. 3/4’’ menuju ½’’ b. 1’’ menuju ½’’ c. 1’’ menuju ½’’ B. Alat Yang Digunakan 1. Venturimeter 2. Pipa air 3. Bak penampungan 4. Pompa 5. Msekat 6. Ambang tajam 7. Pita ukur dengan pengukur bentang 8. penggaris untuk mengukur kedalaman C. Prosedur Percobaan 1. Atur kedudukan dalam posisi normal 2. Pasang alat-alat yang di perlukan untuk percobaan pada sistem saluran (sekat,ambang tajam) 15

3. Aliran air dalam debit yang tetap (normal) 4. Atur tinggi rendah sekat dihilir sehingga dapat : a. Keadaan air loncat Diambil dua keadaan air loncat , kemudian dihiting ketinggian muka air ditempat yang teah ditentukan . b. Keadaan peralihan Diambil satu keadaan dimana disini akan kita lihat keadaan air tidak pada posisi loncat lagi. c. Keadaan tengelam Diambil dua keadaan yang mana keadaan ambang sudah berada dibawah muka air,yang kemudian dihitung ketinggian muka air pada tempat yang sudah ditentukan 5. Untuk

masing-masing

aliran

dihitung

Cw,gambarkan

grafikCw,Vs,Hw/L. 6. Hitung batas moduler bendungan = (Y3 – P)/Hw. D. Dasar Teori Dan Perhitungan 1. Energi spesifik (E) Persamaan umumnya : E = d .cos θ +

 .V 2 2. g

Untuk saluran kemiringannya kecil dan α = 1 ; E = y +

Karena =

V2 2g

V2 Q maka : E = y + A 2 g . A2

2. Loncatan hidrolis Bila perubahan aliran dari taraf rendah ke taraf yang tinggi berlangsung tibatiba hasilnya adalah peningkataan muka air yang mendadak. 3. Jenis loncataan Pengaliran bilangan froude terhadap jenis loncatan , menurut USBR (biro reklamasi US). persamaan bilangan Froude : Fr =

V (g.1)

17

Fr = 1,0 – 1,7oncatan berombak Fr = 1,7 – 2,5

Loncatan lemah

Fr = 2,5 – 4,5

Loncatan berisolasi

Fr = 4,5 – 9,0

Loncatan tetap

Fr = >9,0

Loncatan kuat

Alat Pengukur Debit.( Venturi Meter ) Spek / Data-data alat : d1

= 3,15 cm

d2

= 2,00 cm

g

= 9,81 cm/det2

ρHg

= 13,6 gr/cm3

ρH2O = 1,00 gr/cm3

Persamaan Bernoulli untuk penampang 1 dan 2 : 2 2 P2 P1 v v + 1 = + 2  .air 2.g  .air 2.g

Karena saluran horizontal, maka : E1 = E2

P1  P2 v2  v1  ......................................................(1)  .air 2.g 2

Hukum Kontinuitas : A1 . v1 = A2 . v2 A2 .v2 A1

v1  v1 

1 4

. .d 2 .v2 2

1 4.

. .d1

2

2

v1 

d2 .v2 2 d1

v1  2

d2

4

d1

4

2

.v2 ...................................................................(2)

18

Substitusi pers. (2) ke pers. (1) didapat : 4

d 2 v2  24 .v2 P1 P2 d1   .air 2.g 2

 d22  v2  1  2  P1 P2  d1    .air 2.g 2

sedangkan menurut keseimbangan : p1 +  .air * L =.P2 + h *  . Hg +  .air * (L-h) p1 +  .air * L =.P2 + h *  . Hg +

 .air * L-  .air * h

P1 – p2 = h *  . Hg – h *  .air P1 – p2 = h (  . Hg – h *  .air ) p1  p 2 h.(Hg   .air )  .......................................................................(4)  .air  .air

Subsitusi persamaan (3) ke persamaan (4) 4 d 2  V2 1  2 4 d1   2g

V2  2

     h.( .Hg  air )  .air

2.g.h.( .Hg   .air )  d24  1  4 .air  d1 

     2.g.h.(13,6  1)  V2   2     1  d 24     d1       25,2.h.g   V2   4     1  d 24     d1  

1/ 2

1/ 2

19

Persamaan komonitas : 1/ 2

    2  25,2.h.g  Q = V2.A2 Q = ¼ . 3,14 d2 *  4     1  d 24     d1  

Koefesien Debit Energi pengaliran didefinisikan sebagai penjumlahan kedalaman air dari datum dengan tinggi tekanaan . E=Y+

V2 …………………………….(1) 2.g

Q = A1 * V1 =A2 * V12 V=

Q A

V2 =

Q2 ……………………………….(2) b 2 *Y 2



Q b *Y

q2 Maka : e = y + .............................(3) 2.g.b 2 .Y 2

20

Untuk harga konstanta, besarnya kritis Ye dimana energi khas adalah minimum (E min) dapat di peroleh dengan persamaan : E

Q2 0 2 g.b 2 .Y 2

dE  1 

Q2  0...............................................................(4) g.b 2 .Y 2

Q2 1 g.b 2 .Y 3 maka :

Ec  Yc 

Vc 2 2g

Ec  Yc 

Q2 2 g.b 2 .Yc 2

g , b 2 .Yc 3 2 g.b 2 .Yc 3 DE.dY= Ec  Yc  1 / 2Yc  3 / 2Yc Yc  2 / 3Ec  2 / 3hw................................................................(5) Ec  Yc 

Dari persamaan (5) : Q2 = g.b2.Yc2 Q2 = g.b2 ((2/3 . hW))3 Q = b.g1/2(2/3 . hW)3/2 Q = 2/3.b. (2 / 3.g ).hW 3 / 2 Perbedaan lain terjadi karena adanya kehilangan yang terjadi akibat tegangan kekentalan dan dan karena emin diganti dengan hW semua perbedan ini dikumpulkan dalam satu koefesien Cw yaitu : Q = 2/3 .Cw .b. (2 / 3.g ).Hw3 / 2

21

BAB III METODE PENULISAN

3.1 Metode Penulisan Metode penulisan yang dipergunakan dalam penyusunan laporan praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika ini adalah dengan mengumpulkan dan membaca sumber-sumber pustaka yang ada serta menganalisa data-data lapangan dengan melakukan sintesa menurut permasalahan dan ruang lingkup yang dibahas. Tahap-tahap penulisan : 1. Pelaksanaan Praktikum Mekanika Fluida dan Hidrolika di laboratorium Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. 2. Pembuatan laporan hasil praktikum, yaitu laporan hasil pemeriksaan atau pengujian saluran tertutup dan saluran terbuka. 3. Studi pustaka, yaitu melakukan pengumpulan beberapa teori dari bermacam-macam literatur sebagai penunjang dalam pemakaian metodemetode yang digunakan dalam penyusunan laporan hasil praktikum. 4. Perhitungan hasil praktikum, yaitu perhitungan hasil dari pengujian atau pemeriksaan saluran terbuka dan saluran tertutup.

22

BAB IV PERHITUNGAN

23

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5. 1 Kesimpulan Dari hasil analisa yang dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Untuk Saluran Terbuka (Open Channel) 

Ambang Tajam diperoleh Debit Air (Q) = 1563,571 m3/detik, dan Fr = 1,520 ( Percobaan 1 )



Ambang Tajam diperoleh Debit Air (Q) = 1321,459 m3/detik, dan Fr = 1,114 ( Percobaan 2 )



Ambang Lengkung diperoleh Debit Air (Q) = 1607,624 m3/detik, dan Fr = 1,372 ( Percobaan 1 )



Ambang Lengkung diperoleh Debit Air (Q) = 1607,624 m3/detik, dan Fr = 1,372 ( Percobaan 1 )



Ambang Lengkung diperoleh Debit Air (Q) = 1181,949 m3/detik, dan Fr = 1,041 ( Percobaan 2 )



Ambang Lebar Pen diperoleh Debit Air (Q) = 1373,301 m3/detik, dan Fr = 1,013 ( Percobaan 1 )



Ambang Lebar Pen diperoleh Debit Air (Q) = 1447,586 m3/detik, dan Fr = 1,035 ( Percobaan 2 )

2. Untuk Saluran Tertutup (Close Channel) 

Pipa Ø ¾’’menuju ½’’diperoleh debit air (Q) = 0,00118 m3/dtk, dan Hf = 0,00011 m ( Percobaan 1 )



Pipa Ø 1’’menuju ½’’diperoleh debit air (Q) = 0,000765078 m3/dtk, dan Hf = 0,0007 m



Pipa Ø 1’’menuju ½’’diperoleh debit air (Q) = 0,002684087 m3/dtk, dan Hf = 0,00025 m

24

5.1.Saran Agar dalam setiap pengujian saluran terbuka dan tertutup hendaknya diperhatikan petunjuk dari instruktur dan juga diperhatikan factor ketelitian dalam pengujian Aliran, misalnya pada waktu pemasangan ambang. Factor peralatan juga mempengaruhi keakuratan dalam pengujian Karena peralatan merupakan suatu sarana dalam menunjang ketelitian dalam pemeriksaan maupun pengujian. Factor kesalahan manusia ( human error) dapat pula memuat pengujian dan perhitungan hasil pengujian Aliran menjadi tidak akurat.

25

Related Documents


More Documents from "Fitri Hardianty Djasman RB"

Materi Hidrolika 2.docx
November 2019 16
Materi Hidrolika.docx
November 2019 9
Bab V.docx
November 2019 10
1.docx
April 2020 23
Bab Iii.docx
December 2019 32