Materi 2 Perkembangan Kesusastraan Indonesia.pdf

  • Uploaded by: Rosy Alya
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Materi 2 Perkembangan Kesusastraan Indonesia.pdf as PDF for free.

More details

  • Words: 15,530
  • Pages: 62
Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

BAB II PERKEMBANGAN KESUSASTRAAN INDONESIA

Pada bab ini, kami akan mengajak Anda untuk membahas perkembangan kesusastraan Indonesia dari tahun ke tahun dan nama-nama pengarang pada masing-masing angkatan kesusastraan Indonesia.

A. Awal Perkembangan Sastra Indonesia Masa kesusastraan lama berlangsung sampai kira-kira tahun 1800M atau masa sebelum kesusastraan Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Hasil kesusastraan Indonesia lama sebelum agama Islam masuk ke Indonesia sebagian bertemakan cerita Hindu, ada yang berupa dongeng, mitos, legenda, cerita jenaka, cerita binatang atau berupa cerita yang lain. Isi cerita-cerita merupakan hasil fantasi yang bercampur dengan peristiwa sejarah, tetapi yang telah tidak diingat lagi kapan sebenarnya peristiwa itu terjadi. Dongeng dalam bentuk apa pun hidup subur di kalangan masyarakat. Pada masa itu orang merasa bersatu dengan alam sekitarnya, dengan tumbuh-tumbuhan, dengan binatang, dan mereka mengenal adanya kekuatan-kekuatan gaib di luar kekuatan manusia. Mereka menghormati dan selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan kekuatan gaib itu supaya jangan mengganggu mereka. Pikiran serta perasaan mereka segera menyatukan diri dengan dongeng, yang isi dongeng itu amat bebas tak terbatas oleh akal manusia. Pada dasarnya isi dongeng itu merupakan kumpulan kejadian, di mana segala khayalan dapat berubah menjadi suatu kenyataan di alam pikiran mereka. Salah satu sifat yang selalu ada pada dongeng ialah fantasi, sehingga suatu benda mati dapat berbicara dalam dongeng dan orang-orang mempercayainya sebagai teman. Awan di langit misalnya diberikan jiwa, sehingga dapat berlaku sebagai bidadari yang dapat disuruhnya

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

1

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

sebagai pembawa pesan. Dalam dongeng pun tidak jarang bermunculan putri-putri cantik yang tak tertentang mata, serta pemuda-pemuda yang gagah perkasa yang selalu siap menolong dan menyelamatkan orang dari segala malapetaka yang hampir menimpanya. Tidak jarang pula dalam dongeng diceritakan seorang putra raja dengan senjata yang dapat dipakai sebagai teman yang tangguh sewaktu menghadapi bencana yang datang mengancamnya. Diceritakan pula dalam dongeng adanya beberapa macam pertanda keajaiban alam yang mendahului kelahiran seorang yang akan memegang peranan penting dalam hidupnya; misalnya turunnya hujan yang rintik-rintik bagai taburan bunga dari langit atau bergegarnya halilintar di tengah teriknya matahari atau munculnya pelangi yang beraneka warna menghias langit atau keajaiban alam lainnya. Dalam cerita binatang pun tokoh Batara Guru mengambil peranan penting. Segala perselisihan dalam cerita binatang selalu dimintakan nasihat penyelesaian kepadanya. Pada zaman Hindu itu perbendaharaan nama dewa atau pemegang kekuatan lain di atas kekuasaan manusia makin bertambah banyak. Sihir atau hal-hal lain yang serupa banyak menghiasi hasil sastra zaman itu. Nursisto (2000:114) mengemukakan ciri-ciri kesusastraan lama adalah sebagai berikut. 1.

Sejalan dengan sikap masyarakat yang konservatif dan tradisional, maka kesusatraan lama itu bersifat statis.

2.

Masyarakat lama mengutamakan hidup gotong royong. Oleh karena itu, kesusastraan lama sebagai pancaran masyarakat merupakan milik bersama. Hal ini mengakibatkan sebagian besar kesusastraan lama anonim.

3.

Tema karangan bersifat khayal atau fantasi, didaktik, religius, dan istanasentris.

4.

Kesusastraan lama menggunakan bahasa Melayu Kuno yang penuh dengan pepatah, kalimat majemuk yang panjang, dan ungkapan.

5.

Dilihat dari bentuknya, puisi lama sangat terikat oleh syarat-syarat mutlak yang konservatif dan tradisional. Prosanya pun senantiasa menggunakan pendahuluan yang panjang-panjang.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

2

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Untuk menentukan karya mana yang masuk dalam zaman peralihan Hindu-Islam sukar sekali. Hal ini disebabkan karena sastra Melayu lama pada umumnya tidak bertarikh, tidak ada nama pengarang, dan tertulis dalam huruf Arab. Makin lama pengaruh Islam makin dalam. Nabi Sulaiman dan nama-nama Islam lainnya makin banyak yang muncul dalam hikayat-hikayat yang bermotifkan cerita Hindu. Akhirnya, sastra zaman peralihan berubah corak menjadi sastra Islam. Salah satu hikayat yang termasuk dalam zaman peralihan adalah Hikayat Si Miskin.

B. Pengarang Indonesia dan Hasil Karyanya Sesuai dengan urutan waktu, berikut hasil karya para pengarang sezaman dengan periodisasi sastra Indonesia yang diikhtisarkan oleh Nursisto (2000). 1. Pujangga Lama (Sebelum, semasa, dan sesudah Abdullah) a. Tun Sri Lanang Mahmud Tun Sri Lanang gelar Bendahara Paduka Raja berasal dari Johor. Ia bersama-sama dengan Sultan Johor ditawan oleh Sultan Iskandar Muda dari Aceh. Pada tahun 1612 sewaktu tinggal di istana Sultan Aceh, ia menyusun kitab sejarah Melayu. b. Hamzah Fansuri Hamzah Fansuri hidup pada abad ke-17, sewaktu Aceh diperintah oleh Sultan Iskandar Muda. Ia bersama kawannya Abdul Rauf dari Singkel dan Sjamsuddin dari Pasai memusatkan perhatian di lapangan (tasawuf). Hamzah Fansuri

mistik

berpendapat bahwa manusia bisa bersatu

dengan Tuhan karena ada dasar serta unsur-unsur yang sama. Hasil karangan Hamzah Fansuri bersifat simbolik (perlambang). Hasil karangannya antara lain Syair Perahu, Syair Burung Pungguk, Syair Burung Pingga, Syair Dagang, dan Syair Asrar Al’arifin. c. Abdul Rauf Abdul Rauf berasal dari Singkel, hidup pada abad ke-17 dan meninggal dunia di Kuala Sungai (Aceh). Karangannya berisi petunjuk untuk orang-

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

3

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

orang yang menuntut ilmu agama dan bersifat mistik (tasawuf). Hasil karangan Abdul Rauf adalah Mir’atattulalab. d. Sjamsuddin Assumatrani Sjamsuddin Assumatrani adalah seorang pujangga ynag hidup di istana raja Aceh Mahkota Alam pada tahun 1607–1636M. Ia adalah murid Hamzah Fansuri. Hasil karangannya antara lain Mir’atul Mu’minin dan Mir’atul Iman. e. Nuruddin Ar-Raniri Nuruddin Ar-Raniri berasal dari India dan tinggal di Indonesia (Aceh) antara tahun 1637–1644M. Ia adalah pelopor penentang ajaran Hamzah Fansuri. Ia berpendapat bahwa manusia tidak dapat bersatu dengan Tuhan, tetapi hanya mendekati karena Tuhan sebagai pencipta, sedangkan manusia sebagai makhluk yang diciptakan. Dalam tulisannya “Tibjan fi ma’fifatil-adjan”, dia menantang paham Fansuri. Demikian besar pengaruhnya kepada Sultan Aceh, sehingga sultan memberi perintah untuk memusnahkan semua karya mistik Hamzah Fansuri yang dianggap murtad dan membahayakan iman seseorang. Hasil karangannya antara lain Bustanussalatina (taman raja-raja) dan Siratul-mustaqiem. f. Buchori Aldjauhari Nama pengarang ini sangat terkenal pada abad 15-16M. Hasil karyanya adalah Tajussalatin atau Mahkota Segala Raja yang terkenal dalam kesusastraan Melayu. g. Raja Ali Hadji Dia adalah saudara sepupu raja muda Riau, yakni Raja Achmad (1844 – 1857). Tempat tinggalnya di Pulau Penyengat. Ia pandai berbahasa Arab serta menjunjung tinggi kebudayaan Islam. Hasil karangannya antara lain Gurindam XII, Tuhfat An Nafis, dan Silsilah Raja-raja Melayu dan Bugis. h. Siti Salecha Dia adalah saudara sepupu Raja Ali Hadji. Ada pendapat yang mengatakan bahwa pengarang wanita inilah yang menggubah Syair Abdul Muluk, tetapi pendapat lain mengatakan bahwa syair itu gubahan Ali Hadji.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

4

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

2. Angkatan Balai Pustaka a. Marah Rusli Marah Rusli dilahirkan di Sumatra Barat pada tahun 1898. Ia adalah seorang dokter hewan. Hasil karangannya, antara lain sebagai berikut. 1) Siti Nurbaya (roman; Balai Pustaka, 1922) 2) La Hami (roman sejarah Pulau Sumbawa, 1952) 3) Anak dan Kemenakan (roman, 1956) 4) Memang Jodoh (Autobiografi) b. Merari Siregar Merari Siregar lahir pada tanggal 13 Juni 1896 di Sipirok, Sumatra Utara. Sejak kecil, Merari Siregar berada dalam ketetatan adat dan kawin paksa. Setelah dewasa, dia melihat pola hidup masyarakat di Sipirok yang tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman. Hati kecilnya ingin mengubah sikap dan pandangan yang kurang baik itu. Ia pernah bekerja sebagai guru bantu di Medan dan di Rumah Sakit Umum Jakarta. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Si Jamin dan Si Johan (diterbitkan oleh Balai Pustaka tahun 1918, saduran dari Jan Smees karya Justus van Maurik) 2) Azab dan Sengsara (roman, Balai Pustaka, 1924) 3) Tjerita tentang Busuk dan Wanginya Kota Betawi (Balai Pustaka, 1924) 4) Binasa karena Gadis Priangan (Balai Pustaka, 1931) 5) Tjinta dan Hawa Nafsu (Balai Pustaka) c. Nur Sutan Iskandar Nur Sutan Iskandar lahir di Sungai Batang, Sumatra Barat, tanggal 3 November 1893 dengan nama Muhammad Nur dan meninggal di Jakarta tanggal 28 November 1975. Dia kelahiran Minangkabau dalam lingkungan Islam. Setelah beristri, dia diberi gelar Sutan Iskandar. Sejak tahun 1908, dia menjadi guru, 1919 menjadi

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

5

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

korektor redaksi Melayu di Balai Pustaka, dan sejak 1924 menjadi redaktur Balai Pustaka. Dia adalah pengarang yang paling produktif, sehingga ada yang memberi julukan “Raja Pengarang Angkatan Balai Pustaka”. Hasil karangan aslinya antara lain berikut ini. 1) Apa Dayaku karena Aku Perempuan (Jakarta: Balai Pustaka, 1923) 2) Korban karena Percintaan (roman, Balai Pustaka, 1924) 3) Cinta yang Membawa Maut (Jakarta: Balai Pustaka, 1926) 4) Salah Pilih (Jakarta: Balai Pustaka, 1928) 5) Abu Nawas (Jakarta: Balai Pustaka, 1929) 6) Karena Mertua (Jakarta: Balai Pustaka, 1932) 7) Tuba Dibalas dengan Susu (Jakarta: Balai Pustaka, 1933) 8) Dewi Rimba (Terjemahan, Jakarta: Balai Pustaka, 1935) 9) Hulubalang Raja (Jakarta: Balai Pustaka, 1934) 10) Katak Hendak Jadi Lembu (Jakarta: Balai Pustaka, 1935) 11) Neraka Dunia (Jakarta: Balai Pustaka, 1937) 12) Cinta dan Kewajiban (Jakarta: Balai Pustaka, 1941) 13) Jangir Bali (Jakarta: Balai Pustaka, 1942) 14) Cinta Tanah Air (Jakarta: Balai Pustaka, 1944) 15) Cobaan (Turun ke Desa) (Jakarta: Balai Pustaka, 1946) 16) Mutiara (Jakarta: Balai Pustaka, 1946) 17) Pengalaman Masa Kecil (Autobiografi, Jakarta: Balai Pustaka, 1949) 18) Ujian Masa (Jakarta: JB Wolters, 1952, cetakan ulang) 19) Megah Cerah: Bacaan untuk Murid Sekolah Rakyat Kelas II (Jakarta: JB Wolters, 1952) 20) Megah Cerah: Bacaan untuk Murid Sekolah Rakyat Kelas III (Jakarta: JB Wolters, 1952) 21) Peribahasa (Karya bersama dengan K. Sutan Pamuncak dan Aman Datuk Majoindo. Jakarta: JB Wolters, 1946) 22) Sesalam Kawin (t.t.)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

6

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Hasil karangan sadurannya antara lain berikut ini. 1) Si Bakhil (Moliere. Jakarta: JB Wolters, 1926) 2) Pelik-pelik Pendidikan I–IV (Jan Ligthrta. Jakarta: JB Wolters, 1952). Hasil karangan terjemahannya antara lain berikut ini. 1) Tiga Orang Panglima Perang (Alexander Dumas: BP, 1922) 2) Dua Puluh Tahun Kemudian (Alexander Dumas. Jakarta: BP, 1925) 3) Graaf de Monte Cristo I--IV (Alexander Dumas. Jakarta: BP, 1925) 4) Belut Kena Ranjau I--II (Banonesse Orczy. Jakarta: JB Wolters, 1951) 5) Anjing Setan (A. Conan Doyle. Jakarta: Balai Pustaka, 1928) 6) Anak Perawan di Jalan Sunyi (A. Conan Doyle. Jakarta: BP, 1928) 7) Gudang Intan Nabi Sulaeman (H. Rider Haggard. Jakarta: BP, 1929) 8) Kasih Beramuk dalam Hati (Beatrice Harraden. Jakarta: BP, 1931) 9) Memperebutkan Pusaka Lama (Edouard Kijzer. Jakarta: BP 1932) 10) Iman dan Pengasihan I--IV (H. Sienkiewicz. Jakarta: BP, 1933) 11) Permainan Kasti (F.H.A. Claesen. Jakarta: Balai Pustaka, 1940) 12) Perjalanan Ahmad ke Eropa (N.K. Bieger. Jakarta: BP, 1940) 13) Sayur-Sayuran Negeri Kita (J.J. Ochse. Jakarta: Balai Pustaka, 1942) 14) Pablo (Lidow. Jakarta: Penerbit dan Balai Buku Indonesia, 1948) 15) Asal Binatang (Giane Anguissola. Jakarta: t.p., 1948) 16) Si Buyung (S. Franke. Jakarta: t.p., 1949) V 17) Bersiap (C. Wilkeshuis. Jakarta: Noorhoffkolff, 1949) 18) Pengajaran di Sweden (Jan Lighthart. Jakarta: JB Wolters, 19) Sepanjang Garis Kehidupan (R. Kasimier. Jakarta: JB Wolters,1951) 20) Medan Perdagangan (K. Gritter. Jakarta: JB Wolters, 1951) 21) Edison Sripustaka (K. Gritter. Jakarta: Balai Pustaka, t.t.) 22) Maw Volksalmanak (K. Gritter. Jakarta: Balai Pustaka, t.t.) d. Aman Datuk Madjoindo Ia dilahirkan di Suprayang Solok (Sumatra Barat), tahun 1896. Setelah tamat dari sekolah guru bantu, ia menjadi guru sekolah kelas II di Padang, kemudian bekerja pada Balai Pustaka. Sesudah perang ia diangkat menjadi

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

7

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

pembantu ahli bahasa pada Balai Pustaka. Perhatiannya lebih tertuju pada cerita anak-anak. Hasil Karangannya antara lain berikut ini. 1) Novel a) Meneboes Dosa (Balai Pustaka, 1932) b) Roesmala Dewi (bersama dengan Hardjosumarto, BP, 1932) c) Nyingkirkeun Roeroebed (diterjemahkan oleh Marga Soelaksana, Balai Pustaka, 1932) d) Si Tjebol Rindoekan Bulan (Balai Pustaka, 1934) e) Sebabnya Rafiah Tersesat (Balai Pustaka, 1935) f) Perboeatan Doekoen/Si Doel Anak Sekolahan II (BP, 1935) g) Sampaikan Salamkoe kepadanja (Balai Pustaka, 1935) 2) Cerita Anak a) Sepuluh Tjerita Kanak-kanak (Balai Pustaka, 1959) b) Pak Djanggoet dan Boedjang Bingoeng (Balai Pustaka, 1935) c) Srigoenting (Balai Pustaka, 1953) d) Si Doel Anak Betawi e) Koentoem Melati f) Putri Rimba Larangan (Balai Pustaka, 1957) 3) Terjemahan a) Kembar Enam (diterjemahkan dari John Kieviet bersama Sutan Pamuntjak, Balai Pustaka, 1929) b) Setangkai Daun Surga (diterjemahkan dari karya Car Bruijn, BP) 4) Saduran a) Sjair Silindoeng Delima (Balai Pustaka, 1931) b) Sjair si Banso (Gadis Durhaka) c) Sjair Anis Aldjalis (saduran Seribu Satu Malam, BP, 1933) d) Sjair Siti Noeriah Memboenoeh Diri (Balai Pustaka, 1934) e) Goel Bakawali (Balai Pustaka, 1936) f) Hang Toeah (Balai Pustaka, 1946) g) Poetri Rimba Larangan (Balai Pustaka, 1957) h) Hikajat Lima Tumenggung (Balai Pustaka, 1958)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

8

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

i) Sedjarah Melaju (Balai Pustaka, 1959) j) Tjindur Mata (Balai Pustaka, Cetakan ke-4 1964) k) Malim Demam dan Putri Bungsu (BP, cetakan ke-2 1965) e. Suman Hasibuan Ia dilahirkan pada tahun 1904 di Bengkalis. Setelah menamatkan Normaalschool di Langsa, ia bekerja sebagi guru bahasa Melayu pada H.K.S. di Siak pada tahun 1923. Pada tahun 1930, ia menjabat sebagai kepala sekolah kelas II di Pasir Pengarayan. Sebagai seorang pujangga, ia terkenal karena karangannya mengandung kejenakaan dan bahasa yang dipakainya segar serta penuh humor. Ia terkenal pula sebagai pengarang roman detektif. Hasil karangannya antara lain berikut ini. 1) Kawan Bergelut (kumpulan cerpen, Balai Pustaka, 1938) 2) Mencari Pencuri Anak Perawan (roman, Balai Pustaka, 1923) 3) Kasih Tak Terlarai (roman, Balai Pustaka, 1930) 4) Percobaan Setia (roman, Balai Pustaka, 1932) 5) Tebusan Darah (Balai Pustaka, 1939) 6) Kasih Tersesat (roman dalam Panji Pustaka, 1932) f. I Gusti Njoman Pandji Tisna Ia adalah putra Raja Buleleng yang dilahirkan pada tanggal 8 Februari 1908 di Singaraja. Setelah menamatkan HIS di Singaraja, ia melanjutkan ke MULO di Jakarta. Sebagai putra terbaik Bali asli, ia senantiasa mengemukakan pertentangan antara baik dan buruk dalam karangannya. Pembaca diperkenalkan pada hukum karma yang merupakan salah satu kepercayaan orang Bali. Hasil karangannya antara lain berikut ini. 1) Ni Rawit Ceti Penjual Orang (roman, Balai Pustaka, 1935) 2) Sukreni Gadis Bali (roman, 1936) 3) I Swasta Setahun di Bedahulu (roman sejarah, 1938) 4) Dewi Karuna (roman, 1938)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

9

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

g. Sariamin Nama samaran Sariamin adalah Selasih atau Seleguri. Ia dilahirkan pada bulan Juli 1909 di Talu, Lubuksikaping, suatu tempat perbatasan antara Minangkabau dan Tapanuli. Setelah menamatkan sekolah kelas II di Talu dan Mesjeisnormaalschool di Padang Panjang, ia bekerja sebagai guru. Dalam karangan-karangannya, baik prosa maupun puisi, ia gemar sekali melukiskan kesedihan batin dan hasrat jiwa yang tak sampai. Kesedihan itu bukanlah akibat adat atau kawin paksa, melainkan oleh paksaan nasib. Hasil karangannya antara lain berikut ini. 1) Kalau Tak Untung (roman, 1938) 2) Pengaruh Keadaan (roman, 1937) h. Hamidah Hamidah adalah nama samaran dari Fathimah Hasan Delais yang hidup tahun 1914-1953. Hamidah terkenal dengan karangannya yang berjudul Kehilangan Mestika (roman, 1935). i. Abdoel Moeis Ia dilahirkan pada tanggal 3 Juli 1886 di Bukittinggi. Setelah menamatkan sekolah di tempat kelahirannya, ia melanjutkan ke sekolah dokter STOVIA di Jakarta. Namanya terkenal sebagai wartawan dan politikus. Selain itu, ia pernah menjadi anggota Volksraad dari partai Syariat Islam. Hasil karangannya, antara lain berikut ini. 1) Salah Asuhan (roman, 1928) 2) Pertemuan Jodoh (roman sosial, 1933) 3) Surapati (roman sejarah, 1950) 4) Robert Anak Surapati (roman sejarah, 1953) 5) Tom Sawyer Anak Amerika (terjemahan Tom Sawyer, Mark Twain) 6) Don Kisot (terjemahaman karya Cervantes) 7) Sebatang Kara (saduran dari karya Hector Marlot) 8) Suara Kakaknya (cerpen)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

10

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

9) Di Tepi Laut (cepen) 10) Ummat Hanjut di Dunia Gulita (Puisi dalam Boedaja Nomor 12, Tahun ke-2, 1948) 11) Insjaflah (Puisi dalam Boedaja Nomor 4, Tahun ke-3, 1948) 12) Kenangan (Puisi dalam Boedaja Nomor 12, Tahun ke-3, 1948) 13) Koedjoendjoeng (Puisi dalam Boedaja Nomor 12, Tahun ke-2, 1948) 14) Melati (Puisi dalam Boedaja Nomor 12, Tahun ke-2, 1948) 15) Rindoe Dendam (Puisi dalam Boedaja Nomor 1, Tahun ke-3, 1948) j. Sutomo Djauhar Arifin Ia dilahirkan pada tanggal 15 Juni 1916 di Buluh, Madiun. Setelah menamatkan Sekolah Rakyat, ia mengikuti kursus-kursus di kota Semarang. Pada masa pendudukan Jepang, ia bekerja di kantor pusat kebudayaan. Hasil karangannya adalah Andang Teruna (roman tendens). k. Adinegoro Adinegoro alias Djamaludin, lahir di Talawi, Sumatra Tengah, pada tanggal 14 Agustus 1904. Mula-mula ia mendapat pendidikan di sekolah dokter STOVIA, tetapi kemudian ia lebih tertarik kepada soal karang-mengarang. Ia juga seorang wartawan yang pernah menjabat sebagai kepala kantor berita “Antara” dan “Aneta”. Dapat dikatakan bahwa kiprahnya dalam dunia kesusastraan membawa jenis penulisan sastra yang sekarang dikenal sebagai sastra jurnalistik. Pada masa awal kegiatan menulisnya di media massa selalu mencantumkan singkatan Dj. Pengasuh majalah Tjahaja Hindia, Landjumin Tumenggung menyarankan agar Djamaluddin memakai nama samara Adinegoro agar karangannya dapat menarik pembaca dari Jawa. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Melawat ke Barat (kisah) 2) Melawat ke Timur Jauh (kisah) 3) Darah Muda (roman tendens, 1927) 4) Asmara Jaya (roman, 1928)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

11

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

l. Haji Said Daeng Muntu Ia dilahirkan di Padang, tetapi dibesarkan di Sulawesi karena mengikuti ayahnya yang dibuang Belanda ke pulau itu. Haji Said adalah seorang tokoh pergerakan Muhammadiyah di Sulawesi. Hasil karangannya antara lain berikut ini. 1) Pembalasan (roman sejarah, 1935) 2) Karena Kerendahan Budi (roman tendens, 1941) m. Ajirabas Ajirabas adalah nama samaran Welfridus Joseph Sabarija Purwadarminta, seorang pengarang penganut Rooms Katolik. Selain menggunakan nama Ajirabas, dalam tulisannya dia juga menggunakan nama samaran Semplak atau Sabarija. Pengarang yang dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 12 September 1904 itu menguasai bahasa Inggris, Belanda, Jepang, Jawa Kuno, dan Jawa Baru dengan baik. Di kampung tempat tinggalnya, Ngadisuryan, Yogyakarta, dia mengadakan taman bacaan dan sarasehan macapat Jawa sampai meninggalnya. Beberapa judul karya Ajirabas dalam bidang kesusastraan yang tercatat adalah sebagai berikut. 1) 2) 3) 4)

Punca Bahasa Nippon (pelajaran bahasa Jepang, 1925) Mardi Kawi (buku pelajaran bahasa Kawi, 1930) Pacoban (roman dalam bahasa Jawa, 1933) Tiga Kelamin (Prosa, Pandji Poestaka, No. 69 Tahun ke-16, 1938)

5) Membela Kewadjiban (Prosa dalam Pandji Poestaka, Nomor 29 Tahun ke-21, 1943) 6) Sadar akan Dirinja (Prosa dalam Pandji Poestaka, Nomor 1-2 Tahun ke-22, 1944) 7) Di Mana Tempat Bahagia (Puisi dalam Poedjangga Baroe, Nomor 4-6 Tahun ke-6, 1938) 8) Azaz Hidup (Drama, Pandji Poestaka, Nomor 57 Tahun ke-11, 1933) 9) Bangsacara dan Ragapadmi (Drama dalam Pandji Poestaka, Nomor 13-16 Tahun ke-22, 1944)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

12

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

n. Tulis Sutan Sati Pujangga ini dilahirkan pada tahun 1898 di Bukittinggi dan meninggal di kota tersebut pada zaman pendudukan Jepang. Ia pernah mengecap pendidikan di Sekolah Guru Bantu serta pernah pula bekerja pada Balai Pustaka sebagai korektor. Karangan-karangannya penuh dengan bahasa dan langgam Minangkabau. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Sabai Nan Aluih (bahasa berirama, 1920) 2) Tak Disangka (Balai Pustaka, 1929) 3) Siti Marhumah yang Saleh (syair, 1930) 4) Syair Rosima (1933) 5) Memutuskan Pertalian (roman, 1932) 6) Sengsara Membawa Nikmat (roman, Balai Pustaka, 1928) 7) Tidak Membalas Guna (roman, 1932) o. Muhammad Kasim Muhammad Kasim dilahirkan pada tahun 1886 di Muarasipongi, Tapanuli. Dia banyak mencipta karangan yang penuh humor dan sangat dipengaruhi oleh bahasa daerahnya. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Teman Duduk (kumpulan cerpen) 2) Pemandangan dalam Dunia Kanak-kanak 3) Muda Teruna (1922) 4) Pangeran Hindi (terjemahan dari De Vorst van Indie) 3. Angkatan Pujangga Baru a. Sutan Takdir Alisjahbana Sutan

Takdir

Alisjahbana

adalah

pengarang

Indonesia yang banyak berorientasi ke dunia Barat. Dia mengatakan bahwa otak Indonesia harus diasah menyamai otak Barat. Orang besar ini dilahirkan di Natal, Tapanuli pada tanggal 11 Februari 1908. Setelah menamatkan HIS di Bengkulu, ia memasuki Kweekschool di Bukittinggi dan HKS di Bandung. Setelah itu, ia belajar untuk Hoofdacte di Jakarta dan belajar di Sekolah

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

13

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Hakim Tinggi. Selain itu, ia juga belajar tentang filsafat dan kebudayaan pada Fakultas Sastra. Beragamnya pendidikan yang pernah ditempuh serta cita-cita dan keinginannya yang keras, membuatnya menguasai keahlian yang bermacam-macam pula. Karangannya menggunakan bahasa yang sederhana dan tepat. Hasil karangannya antara lain berikut ini. 1) Tak Putus Dirundung Malang (roman, Balai Pustaka, 1929) 2) Dian Tak Kunjung Padam (roman, Balai Pustaka, 1932) 3) Layar Terkembang (roman tendens, 1936) 4) Tebaran Mega (kumpulan puisi/prosa lirik, 1936) 5) Anak Perawan di Sarang Penyamun (roman, 1941) 6) Melawat ke Tanah Sriwijaya (kisah, 1931/1952) 7) Poeisi Lama (kumpulan dan komentar tentang puisi Indonesia Klasik diterbitkan oleh Dian Rakyat pada tahun 1946 8) Puisi Baru (Kumpulan dan komentar tentang puisi Indonesia modern, diterbitkan oleh Dian Rakyat pada tahun 1946) 9) Grotta Azzura, Kisah Tjinta dan Tjita (novel, Dian Rakyat, 1990) 10) Kalah dan Menang (novel, 1978) 11) Lagu Pemacu Ombak (kumpulan puisi, 1978) b. Armijn Pane Ia dilahirkan di Muara Sipongi, Tapanuli, pada tanggal 18 Agustus 1908. Mula-mula ia sekolah di HIS Padang Sidempuan Lagere School di Sibolga dan Bukittinggi.

Pada

tahun

1923,

ia

meneruskan

pelajarannya ke sekolah dokter STOVIA di Jakarta. Pada tahun 1927, ia pindah ke sekolah dokter NIAS di Surabaya. Karena merasa bakatnya lebih dekat pada bahasa dan kesusastraan, ia pendah ke AMS bagian sastra di Solo. Mula-mula ia bekerja di bidang persuratkabaran di Jakarta dan Surabaya. Kemudian, ia menjadi guru bahasa dan sejarah pada sekolah kebangsaan di Kediri dan Jakarta. Sejak tahun 1936 sampai masa pendudukan Jepang, ia bekerja di Balai Pustaka. Semasa pendudukan

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

14

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Jepang, ia bekerja di Pusat Kebudayaan Jakarta sebagai kepala bagian kesusastraan. Ia memimpin majalah Kebudayaan Timur yang diterbitkan oleh Pusat Kebudayaan Jakarta. Ia pernah menjadi ketua muda perkumpulan

seniman

kantor

yang

bernama

“Angkatan

Baru”.

Perkumpulan tersebut dapat dipandang sebagai pelopor “Angkatan 45”. Armijn Pane dikenal sebagai missing link atau mata rantai yang terlepas dari angkatannya. Ia pelopor Angkatan Pujangga Baru, tetapi karyanya cenderung tergolong Angkatan ’45. Karangannya yang berupa sanjak-sanjak telah diterbitkan dalam berbagai majalah, terutama dalam majalah Pujangga Baru. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Lukisan Masa (sandiwara dalam Pujangga Baru, 1937) 2) Kartini (uraian dan petikan, 1939) 3) Lenggang Kencana (sandiwara, 1939) 4) Jiwa Berjiwa (sajak, 1939) 5) Belenggu (roman, 1940) 6) De Pujangga Baru (pemandangan dalam De Fakkel) 7) Ratna (sandiwara, 1943) c. Amir Hamzah Amir Hamzah yang bergelar Pangeran Indera Putera, lahir pada tanggal 28 Februari 1911 di Tanjungpura, Langkat, dan meninggal pada bulan Maret 1946. Ia adalah keturunan bangsawan, kemenakan dan menantu Sultan Langkat. Ia hidup di tengah-tengah keluarga yang taat beragama Islam. Amir Hamzah sekolah di HIS di Tanjungpura, MULO di Medan dan Jakarta, serta AMS AI (bagian sastra timur) di Solo. Ia menuntut ilmu di Sekolah Hakim Tinggi sampai Candidat. Amir Hamzah lebih banyak menggubah puisi sehingga mendapat sebutan Raja Penyair Pujangga Baru. Berbeda dengan Sutan Takdir Alisyahbana, Amir Hamzah justru condong ke arah budaya timur. Amir Hamzah menghasilkan

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

15

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

puisi “gelap”, yaitu puisi yang maknanya sulit dipahami. Kata-katanya banyak bercampur bahasa Arab, bahasa asing lain, dan bahasa daerah. Hasil karangannya antara lain Nyanyian Sunyi (kumpulan sanjak, 1937), Buah Rindu (kumpulan sanjak, 1941), Setanggi Timur (kumpulan sanjak, terjemahan 1939), dan Bhagawad Gita (terjemahan salah satu bagian Mahabarata). d.

J. E. Tatengkeng Satu-satunya penyair religius yang beragama Kristen adalah Jan Engelbert Tatengkeng. Nama panggilan sehariharinya adalah Om Jan. Dia dilahirkan di Kolongan, Pulau Sangihe pada tanggal 19 Oktober 1907. Karangankarangan bercorak religius yang dilukiskannya tidak hanya berhubungan dengan agamanya saja, tetapi arti Tuhan

secara universal. Buah penanya yang terkenal adalah Rindu Dendam (kumpulan puisi, 1934) yang memuat 32 puisi, yaitu: Buah Tangan: Mula Kata, Di Pantai Waktu Petang, Sukma Pujangga, Lukisan, Serumpun Bambu, Mencari Kata, Bulan Terang, Di Lereng Gunung, Persatuan, Kusuka Katakan, Di Bawah Pohon, Kuncup, Anakku, Kusangka, Diamlah, Penghiburan, Mengapa Lagi, Merenungkan Nasib, Kucari Jawab, Sepantun Laut, Nelayan Sangihe, Perasaan Seni, Gadis Belukar, Mengembara, Kupinta Lagi, Berikan Daku Belukar, Tempat Berlindung, Ajarkanlah, Panggilan Pagi Minggu, Melati, ―O, Kata‖, dan Rindu Dendam: Akhir Kata. Majalah Poedjangga Baroe (1934 – 1938) menerbitkan 13 puisi, yaitu Hasrat Hati, Laut, ―O, Bintang‖, Petang, Sinar dan Bajang, Sinar di Balik, Tangis, Anak Kecil, Beethoven, Alice Nahon, Gambaran, Kata-Mu Tuhan, dan Willem Kloos. Majalah Boedaja (1947) menerbitkan 3 puisi, yaitu Anak Kecil, Sekarang Ini, dan ―Sinar dan Bajang”. Majalah Pembangoenan (1947) menerbitkan 3 puisi, yaitu Gadis Bali, Gua Gadja, dan Ke Bali. Majalah Zenith (1951) menerbitkan 3 puisi, yaitu Aku Dilukis, Bertemu Setan, dan Penumpang Kelas I. Majalah Siasat (1952) menerbitkan 3 puisi, yaitu Aku

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

16

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Berdjasa, Tjintaku, dan Mengheningkan Tjipta. Majalah Indonesia (1953) menerbitkan 1 puisi yaitu Aku dan Temanku. Majalah Sulawesi (1959) menerbitkan 2 puisi, yaitu Kepada Dewan Pertimbangan Kebudajaan dan Sang Pemimpin (Waktu) Ketjil. Puisi yang dihasilkan J. E. Tatengkeng berjumlah 59 terdiri atas 32 puisi dalam buku Rindu Dendam dan 27 puisi yang diterbitkan dalam majalah selama kurun waktu 25 tahun (1934 – 1959). e. Sanusi Pane Sanusi Pane dilahirkan di Muara Sipongi pada tanggal 14 November 1905. Ia menempuh pendidikan dasar di Padang Sidempuan, Sibolga, dan Tanjungbalai, kemudian HIS Adabiyah di Padang. Ia melanjutkan pelajarannya di MULO Padang dan Jakarta. Setelah itu meneruskan pendidikannya di Kweekschool Gunung Sahari Jakarta pada tahun 1925. Pada tahun 1928, ia pergi ke India untuk memperdalam pengetahuannya tentang kebudayaan India. Sekembalinya dari sana, ia memimpin majalah Timbul. Di samping jabatannya sebagai guru pada Perguruan Jakarta, ia juga menjabat sebagai pemimpin surat kabar Kebangunan dan kepala pengarang Balai Pustaka sampai tahun 1941. Pada zaman pendudukan Jepang, ia menjadi pegawai tinggi pusat kebudayaan Jakarta, kemudian bekerja pada jawatan pendidikan masyarakat di Jakarta. Sanusi Pane dikenal sebagai tokoh yang menganut aliran “seni untuk seni” atau “L’art pour L’art”. Sanusi Pane berusaha untuk memadukan antara paham Barat dan Timur. Hasil karangannya antara lain berikut ini. 1) Pancaran Cinta (kumpulan prosa lirik, 1926) 2) Puspa Mega (kumpulan puisi, 1927) 3) Madah Kelana (kumpulan puisi (1931) 4) Kertajaya (sandiwara, 1932) 5) Sandyakalaning Majapahit (sandiwara, 1933) 6) Manusia Baru (sandiwara, 1940)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

17

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

f. Muhammad Yamin Kepeloporannya

dalam

bidang

soneta

menyebabkan dirinya dijuluki Bapak Soneta Indonesia. Muhammad Yamin lahir di Sawahlunto, Sumatra Barat, 23 Agustus 1905. Setelah menamatkan Volkschool, HIS, dan Normaalschool, ia melanjutkan ke Sekolah Pertanian dan Peternakan di Bogor, serta menamatkan AMS di Yogyakarta pada tahun 1927. Akhirnya, ia memasuki Sekolah Hakim di Jakarta hingga bergelar Meester in de Rechten pada tahun 1932. Setelah Proklamasi Kemerdekaan ’45, ia memegang jabatan-jabatan penting di bidang kenegaraan. Hasil karangannya sebagai berikut. 1) Tanah Air (kumpulan puisi, 1922) 2) Indonesia Tanah Tumpah Darahku (kumpulan puisi, 1928) 3) Menanti Surat dari Raja (sandiwara, terjemahan Rabindranath Tagore) 4) Di dalam dan di luar lingkungan Rumah Tangga (terjemahan dari Rabindranath Tagore) 5) Gadjah Mada (roman sejarah, 1934) 6) Ken Arok dan Ken Dedes (sandiwara, 1934) 7) Diponegoro (roman sejarah, 1950) 8) Julius Caesar (terjemahan dari ciptaan Shakespeare) 9) 6000 Tahun Sang Merah Putih (1954) 10) Tan Malaka (1945) 11) Kalau Dewi Tara Sudah Berkata (sandiwara, 1957) g. Ipih Ipih atau H.R. adalah nama samaran dari Asmara Hadi. Ia lahir pada tanggal 5 September 1914, di Talo, Bengkulu. Ia menempuh pendidikan di HIS Bengkulu, MULO di Jakarta, serta MULO Taman Siswa Bandung. Setelah menjadi guru, ia menjadi wartawan dan pernah memimpin harian Pikiran Rakyat di Bandung. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Di Dalam Lindungan Kawat Duri (catatan, 1941) 2) Sanjak-sanjak dalam Majalah PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

18

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

h. Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) HAMKA dikenal sebagai pujangga penguras air mata karena hampir semua karyanya bersifat kesedihan yang mendalam. Ia dilahirkan di Maninjau, Sumatra Barat, pada tanggal 16 Februari 1908. Pendidikan HAMKA hanya sampai kelas II SD, kemudian mengaji di langgar dan madrasah. Dia pernah mendapat didikan dan bimbingan dari H. O. S. Tjokroaminoto. Prosa HAMKA bernapaskan tema religius menurut konsepsi Islam. Ia termasuk pujangga Islam yang produktif. Hasil karangannya antara lain Di Bawah Lindungan Ka’bah (1938), Di Dalam Lembah Kehidupan (kumpulan cerpen, 1941), Tenggelamnya Kapal van der Wijk (roman, 1939), Kenang-kenangan Hidup (autobiografi, 1951), Ayahku (biografi), Karena Fitnah (roman, 1938), Merantau ke Deli (kisah, 1939), Tuan Direktur (1939), Menunggu Beduk Berbunyi (roman, 1950), Keadilan Illahi, Lembaga Budi, Lembaga Hidup, dan Revolusi Agama. i. A. Hasjmy Nama sebenarnya adalah Muh. Ali Hasjim. Ia dilahirkan di Seulimeum, Aceh, pada tanggal 28 Maret 1912. Ia berpendidikan SR dan Madrasah Perguruan Islam. Pada tahun 1936 ia menjadi guru di Perguruan Islam seulimeum. Hasil karangannya antara lain Kisah Seorang Pengembara (Kumpulan Sanjak, 1936) dan Dewan Sanjak (kumpulan sanjak, 1940). j. M. R. Dajoh Marius Ramis Dajoh dilahirkan di Airmadidi, Minahasa, pada tanggal 2 November 1909. Dia berpendidikan SR, HIS di Airmadidi, HKS Bandung, dan Normaalcuirsus di Malang. Pada zaman Jepang, ia menjabat sebagai kepala bagian sandiwara di Kantor Pusat Kebudayaan, kemudian pindah ke kantor radio Makassar. Prosanya seringkali menggambarkan pahlawan-pahlawan yang berani. Sedang dalam puisinya, ia sering meratapi kesengsaraan masyarakat. Hasil karyanya antara lain Pahlawan Minahasa, Peperangan Orang Minahasa

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

19

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

dengan Orang Spanyol (roman; Balai Pustaka, 1931), dan Syair untuk ASIB (sanjak, 1935). k. Rustam Effendi Rustam Effendi lahir di Padang pada tanggal 18 Mei 1905. Dia aktif dalam politik dan pernah menjadi anggota Majelis Perwakilan Belanda sebagai utusan partai komunis. Karangannya banyak terpengaruh oleh bahasa daerah serta bersumber dari kata-kata bahasa Arab dan Sanskerta. Hasil karangannya antara lain Percikan Permenungan (kumpulan sanjak, 1922) dan Bebasari (sandiwara bersanjak, 1926). Naskah Bebasari lahir pada saat muridmurid MULO di Padang hendak mementaskan sebuah drama pada suatu pesta sekolah karena belum ada naskah drama yang siap. Rustam Effendi akhirnya menulis naskah Bebasari dalam bentuk sajak. Drama ini tidak jadi dipentaskan karena dilarang oleh pemerintah Hindia Belanda. Tahun 1953 Penerbit Fasco, Jakarta, menerbitkan kembali drama Bebasari ini dalam tiga babak.

4.

Angkatan ‘45 a. Asrul Sani Ia dilahirkan di Rao, Sumatra Barat, pada tanggal 10 Juni 1926. Pendidikannya adalah Sekolah Tinggi Kedokteran Hewan Bogor. Asrul Sani pernah menjadi redaktur “Gema” dan penerbit “Suara Bogor”. Dia berpegang pada moral dan keluhuran jiwa dalam pandangan. Hasil karangannya antara lain Kekasih Pradjurit (puisi), Bola Lampu (cerita pendek), Anak Laut, Om Test, Surat dari Ibu (sanjak), Tiga Menguak Takdir (buku kumpulan puisi bersama Chairil Anwar dan Rivai Apin, 1950), Mantera (kumpulan puisi, 1975), Dari Suatu Masa dari Suatu Tempat (kumpulan cerpen, yang berisi antara lain cerpen yang berjudul Museum dan Sahabat Saya Cordiaz.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

20

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

b. Chairil Anwar Pembaharu puisi Indonesia adalah Chairil Anwar. Tokoh yang revolusioner ini dilahirkan pada tanggal 26 Juli 1922 di Medan dan meninggal di Jakarta pada tanggal 28 April 1949. Penyair ini mengubah sanjak-sanjaknya pada tahun 1943. Dia seorang ekspresionis sejati yang menulis karyanya berdasarkan realita yang terjadi di masyarakat dan revolusioner dalam bentuk serta isi dengan sifat individualisnya. Dia termasuk dalam kelompok organisasi seniman Gelanggang yang didirikan bersama rekannya Rivai Apin, Asrul Sani, M. Akbar, Ida Nasution, dan sebagainya. Dalam karangan-karangannya tampak pengaruh Marsman, Du Pernon, dan Ter Braak, pujangga Belanda sesudah Angkatan ’45. Hasil karangannya antara lain Deru Campur Debu (kumpulan sanjak, 19431949), Kerikil Tajam dan Yang Terhempas dan Terputus, dan Tiga Menguak Takdir (dikarang bersama-sama dengan Rivai Apin dan Asrul Sani; kumpulan sanjak), Pulanglah Dia si Anak Hilang (terjemahan Andre Gide), dan Kena Gempur (terjemahan dari Steinbeck). c. Usmar Ismail Ia dilahirkan di bukittinggi pada tanggal 25 maret 1921, berpendidikan AMS Yogya dan SMT Jakarta. Ia muncul sebagai penulis sandiwara, sanjak, dan cerita-cerita pendek. Pada masa Jepang, ia menjabat sebagai pegawai Kantor Pusat Kebudayaan untuk propaganda Jepang. Kemudian, ia mendirikan perkumpulan sandiwara “Maya” karena bosan diperalat oleh Jepang. Perkumpulan “Maya” dibantu oleh para seniman, penyanyi, pelukis, penari, dan komponis, didirikan pada tahun 1943. Dalam perkembangannya, ia dibantu oleh Rosihan Anwar, Dr. Abu Hanifah, Cornel Simanjuntak, dan sebagainya. Usmar Ismail juga seorang pelopor pendiri Perfini pada tahun 1950. Karangan-karangannya bernapaskan ketuhanan dan kebangsaan. Hal itu sejalan dengan pendiriannya bahwa seni harus mengabdi kepada kepentingan nusa, bangsa, dan agama. Ia juga pernah memimpin majalah Patriot yang kemudian menjadi Arena, sebuah majalah kebudayaan dan kesusastraan di Yogyakarta.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

21

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Hasil karangannya antara lain Permintaan Terakhir (cerita pendek), Asokamala Dewi (cerita pendek), Puntung Berasap (kumpulan sanjak, 1950), Sedih dan Gembira (kumpulan drama; BP, 1948) yang terdiri atas: Citra, Api, dan Liburan Seniman, Mutiara dan Nusa Laut (drama), Tempat yang Kosong, Mekar Melati, Pesanku (sandiwara radio), dan Ayahku Pulang (sandiwara saduran dari cerita Jepang dan pernah difilmkan dengan judul “Dosa tak Berampun”). d. Abu Hanifah Abu Hanifah yang mendapat gelar Datuk Maharaja Emas adalah sastrawan yang lebih dikenal Indonesia, khususnya sebagai penulis naskah lakon, walaupun dia juga menulis novel. Dalam naskah lakonnya, dia memakai nama samaran El Hakim. Abu Hanaifah lahir di Padangpanjang, Sumatra Barat, tanggal 6 Januari 1906. Ia menempuh pendidikan ELS, STOVIA, dan sekolah Tinggi Kedokteran di Jakarta. Ia adalah kakak kandung Usmar Ismail. Karangannya bernafaskan ketuhanan dan kesusilaan. Ia berpendapat bahwa bahwa dalam perkembangannya, Timur yang idealis harus dikombinasikan dengan Barat tanpa mengabaikan ketimurannya. Hasil karangannya antara lain Taufan di Atas Asia (kumpulan sandiwara), Dokter Rimbu (roman, 1952), Kita Berjuang (1947), dan Soal Agama dalam Negara Modern. e. Amal Hamzah Amal Hamzah adalah adik Amir Hamzah. Ia dilahirkan di Binjai, Langkat, pada tanggal 31 Agustus 1922. Pendidikannya adalah HIS, MULO, AMS, serta fakultas hukum dan kesusastraan. Dalam karangannya masih tampak pengaruh Amir Hamzah dan Rabindranath Tagore. Hasil karangannya antara lain Teropong, Bangkai Retak, dan Sine Nomine (cerita pendek; BP, 1949), Buku dan Penulis (kritik), dan Laut, Pancaran Hidup (sanjak). f. Rivai Apin Setelah menamatkan SMA, ia menjadi pengarang pada majalah Gema Suasana dan Nusantara. Dia adalah pengikut Chairil Anwar yang setia dan pengagum Asrul Sani. Hasil karangannya antara lain Tali Jangkar Putus, Putusan (sanjak), Tiga Menguak Takdir, dan Chairil Anwar dengan Maut (esai, 1949).

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

22

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

g. Rosihan Anwar Ia dilahirkan pada tanggal 10 Mei 1922 di Padang. Pendidikannya adalah AMS Yogyakarta dan SMT Jakarta. Setelah lulus ia terjun ke dunia jurnalistik dan kewartawanan. Sebagai wartawan, ia pernah memimpin harian Merdeka Asia Raya dan mingguan Siasat. Hasil karyanya banyak yang bersifat tanggapan sosial. Hasil karangannya antara lain Radio Masyarakat (cerita pendek), Manusia Baru, Lukisan, Seruan Napas (sanjak), dan Raja Kecil, Bajak Laut di Selat Malaka (roman sejarah, 1967). h. Utuy Tatang Sontani Utuy Tatang Sontani dilahirkan pada tahun 1920 di Cianjur dan berpendidikan Taman Dewasa Bandung. Ia mulai terjun dalam dunia karangmengarang pada tahun 1937. Pada karyanya terlihat pengaruh La Fontaine, seorang pujangga Prancis. Hasil karangannya antara lain Suling (drama, 1948), Bunga Rumah Makan (drama, 1948), Tambera (roman sejarah; BP, 1948), Orang-orang Sial (cerita Pendek), serta Awal dan Mira (drama) i. Idrus Idrus lahir di Padang, pada tanggal 21 September 1921. Pendidikannya adalah SMT. Dia pelopor pujangga Angkatan ’45 di bidang prosa. Hasil karyanya ditulis dengan bahasa sehari-hari yang hidup dan berjiwa. Karangan-karangannya muncul pada masa Jepang dan bersifat realis-naturalis dengan sindiran-sindiran tajam. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma (kumpulan cerpen; BP, 1948) 2) Anak Buta (cerita pendek) 3) Aki (novel; BP, 1948) 4) Perempuan dan Kebangsaan 5) Jibaku Aceh (drama) 6) Dokter Bisma (drama, 1945) 7) Keluarga Surono (drama, 1945) 8) Kereta Api Baja (terjemahan dari karya Vaevold Ivanov)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

23

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

j. Pramoedya Ananta Toer Ia dilahirkan di Blora pada tanggal 6 Februari 1925. Ia adalah pengarang yang serba bisa dan produktif. Pada masa Jepang, ia menjadi pegawai “Domei”, lalu bekerja sebagai wartawan perang di kesatuan Siliwangi. Dia pernah ditawan Belanda. Dalam tawanan itulah ia mendapat inspirasi yang banyak dituangkan dalam karangan. Hasil karangannya, antara lain sebagai berikut. 1) Perburuan (novel; Balai Pustaka, 1950). 2) Keluarga Gerilya (roman pembangunan, 1950). 3) Koroepsi (1950) 4) Panggil Akoe Kartini Sadja (1950) 5) Percikan Revolusi (kumpulan cerita pendek; Pembangunan, 1952). 6) Subuh (kumpulan cerita pendek; BP, 1952). 7) Cerita dari Blora (kumpulan cerita pendek; Balai Pustaka, 1952). 8) Bukan Pasar Malam (novel; BP, 1952). 9) Mereka yang Dilumpuhkan (roman). 10) Di Tepi Kali Bekasi. 11) Midah, si Manis Bergigi Emas (roman; Nusantara, 1955). 12) Dia yang Menyerah (novel). 13) Bumi Manusia (1980) 14) Anak Semua Bangsa (1980) 15) Nyanyi Sunyi Seorang Bisu I (1995) 16) Nyanyi Sunyi Seorang Bisu II (1996) 17) Arus Balik (1995) 18) Arok Dedes (1999) 19) Larasati (2000) 20) Mangir (2000) 21) Kronik Revolusi I, II (1999), III (2000) 22) Cerita-cerita dari Digul (2001) 23) Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer (2001)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

24

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

k. Aoh Karta Hadimadja Ia lahir pada tanggal 15 September 1911 di Bandung. Dia adalah putra seorang patih di Sumedang, Jawa Barat. Setelah menamatkan MULO, ia bekerja di perusahaan teh di Parakan Salak. Pada zaman Jepang, ia hanya menerjemahkan Kebudayaan,

buku-buku

merangkap

Sunda penulis

di

Kantor

organisasi

Pusat

seniman

“Angkatan Baru”. Dalam karangan-karangannya yang bercorak ketuhanan, tampak pengaruh pujangga Norwegia. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Di Bawah Kaki Kebesaranmu (sajak yang dimuat dalam majalah Pantja Raja, Tahun I, No.19, 17 Agustus 1946) 2) Zahrah (kumpulan sanjak dan drama, diterbitkan Balai Pustaka, 1950) 3) Petjahan Ratna (kumpulan sajak dan drama, 1971) 4) Sepi Terasing (novel, diterbitkan oleh Pustaka Jaya pada tahun 1975) 5) Beberapa Paham Angkatan ’45 (esai), 6) Gubukku, Ke Desa (sanjak), 7) Manusia dan Tanahnya (kumpulan cerita pendek; Pustaka Jaya, 1972) 8) Poligami (kumpulan cerpen, Pustaka Jaya, 1975) 9) Dan Terhamparlah Darat yang Kuning Laut yang Biru (novel, Pustaka Jaya, 1975) Karya Aoh Karta Hadimadja yang belum terbit berbentuk drama dan puisi, yaitu Arus Perdjuangan (drama), Bumiku (puisi), Bunga Merdeka (drama), dan Kapten Sjaf (drama). l. Mochtar Lubis Mochtar Lubis lahir di Padang pada tanggal 17 Maret 1919. Ia adalah seorang sastrawan dan wartawan yang progresif. Pada masa pra-Gestapu, ia dipenjarakan karena difitnah, padahal buah pikirannya bersifat kritik demokrasi yang membangun. Ia pernah mendapat hadiah “Ramon Mangsaysay” dari Filipina karena karya dan kegiatannya di bidang

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

25

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

kewartawanan. Sebagai sastrawan, karyanya banyak melukiskan perjuangan untuk membebaskan diri dari penindasan. Hasil karangannya antara lain Tidak Ada Hari Esok (roman; Gapura, 1950), Si Jamal (cerita pendek, 1950), Jalan Tak Ada Ujung (roman psikologi; BP,1952), Perempuan (cerita pendek, 1956), Tanah Gersang (novel; PT Pembangunan, 1964), Kisah dari Eropa (terjemahan), Sendja di Djakarta (novel, 1970), Maut dan Cinta (novel, 1977), Harimau! Harimau! (novel, 1978), Penyamun dalam Rimba (novel, 1972), Berkelana dalam Rimba (novel, 1980), Kuli Kontrak (kumpulan 18 cerpen, 1982), Bromocorah (kumpulan 12 cerpen, 1983), Rupiah (cerpen), Pencuri (cerpen), Pangeran Wiraguna (drama, Horison), Catatan dari Camp Nirbaya (kumpulan puisi), Dosa Dibalas (cerita anak), Harta Karun dan Badjak Laut (cerita anak, 1964), Sinbad Pelaut Bagdad (cerita anak), Kisah Judar Bersaudara (cerita anak, 1971), dan Dua Belas Puteri yang Menari (cerita anak terjemahan). m. Achdiat Karta Mihardja Achdiat K. Mihardja lahir di Cibatu, Garut, Jawa Barat tanggal 6 Maret 1911. Pengetahuannya mencakup tentang politik, tasawuf, filsafat, dan kemasyarakatan. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Novel a) Atheis (roman psikologi; Balai Pustaka, 1949) b) Debu Cinta Bertebaran (diterbitkan oleh Pena Mas, Malaysia, 1973) 2) Cerpen a) Keretakan dan Ketegangan (kumpulan cerita pendek yang mendapat hadiah BMKN tahun 1955/1966) b) Kesan dan Kenangan (kumpulan cerita pendek, Balai Pustaka, 1961) c) Belitan Nasib (diterbitkan oleh Pustaka Nasional, Singapura, 1975) d) Pembunuh dan Anjing Hitam (Balai Pustaka, 1975) e) Pak Sarkam (Poedjangga Baroe, No.5, Tahun XIII, 1951) f) Buku Tuan X (Poedjangga Baroe, No. 7-8, Tahun IV, 1953)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

26

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

g) Salim, Norma, Sophie (Prosa No.2, Tahun I, 1953) h) Sutedjo dan Rukmini (Indonesia, No. 8-9, Tahun IV, 1953) i) Bekas Wartawan Sudirun (Indonesia, Tahun IV, 1953) j) Ajah Menjusul (Konfrontasi No.18, 1957) k) Si Pemabok (Varia, No. 104, Tahun III. 1960) l) Latihan Melukis (Budaya Jaya, No.47, Tahun V, 1972) 3) Drama a) Bentrokan dalam Asrama (Balai Pustaka, 1952) b) Pak Dulah in Extremis (Indonesia No.5, Tahun X, 1959) c) Keluarga R. Sastro (Indonesia, No.8, Tahun V, 1959) 4) Esai a) Polemik Kebudajaan (Balai Pustaka, 1948, sebagai editor) b) Pengaruh Kebudayaan Feodal (Sikap, No.13, Tahun X, 1948) n. Muhammad Balfas Muhammad Balfas atau Muhammad Salim Alfas Balfas lahir di Jakarta pada tanggal 25 Desember 1922 dan menamatkan sekolah MULO. Dalam karangannya banyak dijumpai logat Jakarta. Ia termasuk pengarang watak yang sering melukiskan manusia

sebagaimana

inspirasi

yang

diperolehnya.

Hasil

karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Anak Revolusi (cerpen dalam Gema Suasana, No.5, Tahun 1, 1948) 2) Malam Sepi di Senen (cerpen dalam Gema Suasana, No.8, Tahun 1, 1948) 3) Si Enoh Buta (cerpen dalam Daya, No.13, Tahun 1, 1949) 4) Rumah di Sebelah (cerpen dalam Zenith, No.8, Tahun 1, 1951) 5) Si Gomar (cerpen dalam Indonesia, No.1-2, Tahun 2, 1951) 6) Si Gomar (cerpen dalam Indonesia, No.12, Tahun 1, 1951) 7) Dosa Tak Berampun (cerpen dalam Lenita, No.8, Tahun 1, 1951) 8) Kampung Tjawang (cerpen dalam Orientatie, No.44, 1952) 9) Matinja Seorang Bapa (cerpen dalam Konfrontasi, No.18, 1957) 10) Seniman Gagal (cerpen dalam Zaman Baru, No.5, Tahun 7, 1957) 11) Orang-orang Penting (cerpen, Star Weekly, No.6-10, Tahun XII, 1957)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

27

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

12) Menanti Surat Marti (cerpen dalam Kisah, No.3, Tahun 4, 1966) 13) Lingkaran-lingkaran Retak (kumpulan cerpen; Balai Pustaka, 1952) 14) Retak (novel, Pustaka Antara, Kuala Lumpur, 1965) 15) Tamu Malam (drama dalam Indonesia, No.9-10, Tahun 8, 1957) 16) Suling Emas (cerita anak, Djambatan, 1956) 17) Anak-anak Kampung Djambu (cerita anak, Djambatan, 1960) 18) Pembicaraan dari Belakang Medja Ketjil tentang Mengetjor Beton Karya Rijono Pratikno (esai dalam Kisah, No.1, Tahun IV, Januari 1956) 19) Pembicaraan dari Belakang Medja Ketjil tentang Ketjapi Karya Pramoedya Ananta Toer (esai) 20) Watak-watak jang Belum Djadi (esai dalam Kisah, No.9, Tahun IV, September 1956) 21) Dari Redaksi: Asrul Sani (esai dalam Kisah, No.1, Tahun V, Januari 1957) 22) In Memoriam Chairil Anwar (esai dalam Kisah, No.3, Tahun V, 1957) 23) Dr. Tjipto Mangunkusuma Demokrat Sejati (biografi, Djambatan, 1952) o. Anas Ma’ruf Anas Ma’ruf lahir di Bukittinggi pada tanggal 27 Oktober 1922. Ia pernah menjadi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada tahun 1948, lalu terjun ke lapangan jurnalistik memimpin harian Nusantara, redaktur Arena dan majalah Patriot di Yogyakarta. Hasil karangannya antara lain Citra (terjemahan dari Rabindranath Tagore), Sadhana (terjemahan dari Rabindranath Tigore), dan Nyalakan Terus, Antara Kita, Pandu Masa (sanjak). p. Maria Amin Sastrawati ini lahir di Bengkulu pada tanggal 15 Juni 1920. Ia adalah pengarang bercorak simbolik yang dapat menerobos sensor Jepang. Hasil karangannya antara lain Tinjaulah Dunia Sana (cerita pendek) dan Penuh Rahasia, Kapal Udara (sanjak). q. Mahatmanto Nama lengkapnya adalah Saradul Arif Mahatmanto. Ia dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1924. Hasil karangannya lebih banyak berupa sanjak,

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

28

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

antara lain Cakar atau Ekor, Individu, Dogma, Madrasah Muhammadiyah, dan sebagainya. r. Zuber Usman Zuber Usman lahir pada tanggal 12 Desember 1916 di Padang. Dia adalah seorang sastrawan, penyair, serta penulis esai dan kritik. Karangannya yang berjudul “Sepanjang Jalan” (1953), terdiri atas Aneka Rasa dan Putri Bunga Karang. s. Rusman Sutiasumarga Rusman Sutiasumarga lahir di Subang pada tanggal 5 Juli 1917. Hasil karangannya antara lain Yang Terhempas dan Terkandas (kumpulan cerita pendek; BP, antara lain memuat “Gadis Bekasi”) dan Korban Romantik (cerita pendek; BP, 1963). t. Sitor Situmorang Sitor Situmorang lahir di Tapanuli, 2 Oktober 1924. Nama kecil Sitor Situmorang adalah Raja Usu, yang diambil dari nama leluhurnya. Sitor Situmorang dikenal sebagai pengarang puisi modern dengan gaya pantun. Puisinya yang amat terkenal sebagai puisi paling pendek berjudul Malam Lebaran. Hasil karangannya antara lain Surat Kertas Hijau (kumpulan sanjak; Pustaka Rakyat, 1953), Jalan Mutiara (kumpulan drama), Malam Lebaran, Dalam Sadjak (1955), Wajah tak Bernama (1955), Zaman Baru (kumpulan sanjak), Peta Perjalanan, dan Pertempuran dan Salju di Paris (1956). u. S. Rukiah S. Rukiah lahir di Purwakarta pada tahun 1927. Hasil karangannya antara lain Kejatuhan dan Hati dan Tandus (kumpulan puisi/prosa; BP, 1952). v. Trisno Sumardjo Trisno Sumardjo lahir pada tanggal 6 Desember 1916 di Surabaya. Hasil karangannya antara lain Kata Hati dan Perbuatan (kumpulan puisi, 1952), Rumah Radja (1957), dan Daun Kering (kumpulan cerita pendek, 1962).

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

29

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

w. Karim Halim Karim Halim lahir di Balingka, Bukittinggi pada tahun 1918. Ia adalah seorang pengarang yang religius. Hasil karangannya, antara lain Palawija (roman sosial) dan sanjak dalam Majalah. x. Rustiandi Karta Kusumah Rustiandi Karta Kusumah dilahirkan di Ciamis pada tanggal 27 April 1921. Hasil karangannya, antara lain Rekaman 7 Daerah, Prabu dan Putri (sandiwara klasik; Balai Pustaka, 1951), dan Merah Semua Putih Semua (drama dalam bentuk novel; Balai Pustaka, 1961).

5.

Angkatan ‘50

a.

Ramadhan K. H. Ramadhan Karta Hadimadja lahir di Bandung tanggal

16 Maret 1927. Namanya sudah mulai dikenal sekitar tahun 1952. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Priangan si Jelita (kumpulan sanjak, Dunia Pustaka, 1975) 2) Royan Revolusi (novel, Gunung Agung Jakarta, 1972) 3) Kemelut Hidup (novel, Pustaka Jaya Jakarta, 1977) 4) Keluarga Permana (novel, Pustaka Jaya Jakarta, 1978) 5) Ladang Perminus (novel, Pustaka Utama Grafiti Jakarta, 1990) 6) Rumah Bernarda Alba (drama, 1957) 7) Yerma (drama terjemahan dari Lorca, 1959) 8) Spasmes d’une Revolusion. Temps fou Puyraimond (karya terjemahan, 1977) 9) Romansa Kaum Gitani (karya terjemahan, Pustaka Jaya Jakarta, 1973) 10) Kuantar ke Gerbang: Kisah Cinta Ibu Inggit dengan Bung Karno (1981) 11) Gelombang Hidupku: Dewi Dja dari Dardanella (1982) 12) A.E. Kawilarang: Untuk Sang Merah Putih (1988) 13) Menguak Duniaku: Kisah Sejati Kelainan Seksual (ditulis bersama R. Prie Prawirakusumah, 1988) 14) Suharto: Pikiran, Ucapan, dan Tindakan Saya (ditulis bersama G. Dwipayana, 1988)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

30

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

15) Blauer Abend in Berlin (antologi puisi dwibahasa, 1989) 16) Am Raude des Reisteldh atau Pinggir Sawa: Zweisprachige Antologie Moderner Indonesischer Lyrik atau Antologi Dwibahasa Puisi Indonesia Modern (Dunia Pustaka Jaya, 1990) Kumpulan puisinya, Priangan si Jelita memperoleh Hadiah Sastra Nasional BMKN tahun 1957-1958. Novelnya yang berjudul Royan Revolusi memperoleh Hadiah Nasional IKAPI – Unesco tahun 1968. Pada tahun 1975, novelnya yang berjudul Kemelut Hidup sebagai pemenang ketiga Sayembara Roman Dewan Kesenian Jakarta (DKJ). Keluarga Permana meraih hadiah pertama dalam Sayembara Mengarang Roman DKJ tahun 1976. b.

Toto Sudarto Bachtiar Ia lahir di Palimanan, Cirebon pada tanggal 12 Oktober 1929.

Pendidikannya Cultuur-School di Tasikmalaya (1946), MULO Bandung (1948), SMA Bandung (1950), dan Fakultas Hukum UI. Hasil karangannya antara lain Suara (kumpulan sanjak) dan Etsa (kumpulan sanjak; Pembangunan, 1958). c.

Nh. Dini Nama lengkapnya adalah Nurhayati Sri Hardini. Lahir di Semarang

pada

tanggal

29

Februari

1936.

Bakat

kepengarangannya terbina sejak kecil, terutama karena dorongan ayahnya yang selalu menyediakan bacaan baginya. Nh. Dini menulis berbagai genre sastra, yaitu puisi, drama, cerita pendek, dan novel, tetapi dia sangat terkenal sebagai novelis. Berikut ini sejumlah karya Nh. Dini, baik yang berbentuk puisi, kumpulan cerita pendek, maupun novel. 1) Puisi a) Bagi Seorang jang Menerima (Gadjah Mada, 1954) b) Penggalan (Gadjah Mada, 1954) c) Kematian (Indonesia, 1958) 2) Kumpulan Cerita Pendek a) Dua Dunia (7 cerita pendek, NV Nusantara, 1956) b) Tuileries (12 cerita pendek, Penerbit Sinar Harapan, 1982)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

31

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

c) Segi dan Garis (12 cerita pendek, Pustaka Jaya, 1983) 3) Novel a) Hati jang Damai (NV Nusantara, 1961) b) Pada Sebuah Kapal (Pustaka Jaya, 1972) c) La Barka (Pustaka Jaya, 1975) d) Sebuah Lorong di Kotaku (1976) e) Namaku Hiroko (Pustaka Jaya, 1977) f) Padang Ilalang di Belakang Rumah (Pustaka Jaya, 1978) g) Langit dan Bumi Sahabat Kami (Pustaka Jaya, 1979) h) Sekayu (Pustaka Jaya, 1981) i) Kuncup Berseri (Gramedia Pustaka Utama, 1982) j) Orang-orang Trans (1985) k) Pertemuan Dua Hati (Gramedia, 1986) l) Keberangkatan (Gramedia, 1987) m) Jalan Bendungan (Jambatan, 1989) n) Tirai Menurun (Gramedia, 1993) o) Tanah Baru, Tanah Air Kedua (Grasindo, 1997) p) Kemayoran: Cerita Kenangan (Gramedia, 2000) q) Jepun Negerinya Hiroko (Gramedia Pustaka Utama, 2000) 4) Biografi Pangeran dari Negeri Seberang (Gaya Favorit Press, 1981) d.

Muhammad Ali Muhammad Ali Maricar lahir di Surabaya pada tanggal 23 April 1927.

Pendidikannya adalah HIS dan kursus-kursus bahasa pada masa Jepang. Ia bekerja di Kotapraja Surabaya dan menjadi direktur Mingguan Pemuda dan Mingguan Pahlawan (1949-1950). Ia mulai bergerak di bidang sastra pada tahun 1942. Hasil karangannya, antara lain 5 Tragedi, Siksa dan Bayangan (Balai Buku Surabaya, 1955), Persetujuan dengan Iblis, Kubur tak Bertanda (1955), dan Hitam atas Putih (BP 1959), Si Gila (drama, 1969), Bintang Dini (kumpulan puisi, 1975), Buku Harian Seorang Penganggur (kumpulan cerita pendek, 1976), dan Ibu Kita Raminten (1982). PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

32

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Di samping karya sastra, dia juga menulis karya nonsastra, antara lain Laporan Rahasia dari Belakang Tirai Besi (1960), Di Bawah Naungan Alquran (1955), Izinkanlah Saya Bicara (1977), Tuntutan Mengarang Cerpen (1979), Buku Agama (30 judul), Wanita Berlisan Suci (1989), Ihwal Dunia Sastra (1990), Nyanyian Burdah (1980), Puitisasi Juz Amma (1983), dan Bagaimana Menjadi Aktor Aktris yang Baik. Karya sastra asing yang pernah diterjemahkannya antara lain Tortila Flat (karya John Steinbeck), Ular (karya William Sarojan), dan Mahkota Berdarah (karya Musthafa Luthfi Al-Manfaluthi). Sebaliknya, karangannya yang sudah diterjemahkan ke bahasa asing ialah Gerhana (dengan judul baru Kiki diterjemahkan ke bahasa Jepang oleh Prof. Matsui Hiroshi dan Prof. Shibata, penerbit Mekong, Jepang) dan Kisah dari Kantor (diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Satyagraha Hoerip). e.

Ajip Rosidi Ajip Rosidi lahir di Jatiwangi, Cirebon, Jawa Barat, 31 Januari 1938.

Ajip Rosidi mengawali pendidikan dasarnya di Jatiwangi, kemudian melanjutkan pendidikannya ke SMP yang dijalaninya di daerah Majalengka, Bandung, dan Jakarta. Selanjutnya, dia menempuh pendidikan SMA di Jakarta. Sayang, dia tidak mengikuti ujian kahir SMA. Hal itu sengaja dilakukannya Karena ia ingin membuktikan bahwa tanpa ijazah pun orang bisa hidup. Sejak umur 13 tahun sudah mulai menulis di majalah-majalah sekolah, kemudian meningkat di majalah orang dewasa. Pada umur 15 tahun, dia sudah sanggup menjadi pengasuh majalah Soeloeh Peladjar. Pada usia 17 tahun dia menjadi redaktur majalah Prosa. Pada tahun 1964–1970 dia menjadi redaktur Budaya Jawa dan tahun 1966–1975 menjabat Ketua Paguyuban Pengarang Sastra Sunda dan memimpin penelitian pantun dan folklore Sunda. Tahun 1967 dia bekerja sebagai dosen Universitas Padjadjaran dan tahun 1965–1968 menjabat Direktur Penerbit Duta Rakyat. Pada tahun 1971–1981 memimpin Penerbit Dunia Pustaka Jaya. Tahun 1973–1979 memimpin Ikatan Penerbit Indonesia. Tahun 1973–1981 terpilih menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta, bahkan pernah mendapat kesempatan sebagai anggota staf ahli Menteri Pendidikan dan

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

33

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Kebudayaan tahun 1978–1980. Pada tahun 1980-an Ajip mengembangkan sayap ilmu pengetahuannya di Jepang. Ajip Rosidi menulis puisi, cerita pendek, novel, drama, terjemahan, saduran, kritik, esai, dan buku yang erat kaitannya dengan bidang ilmu yang disukainya, baik dalam bahasa daerah maupun bahasa Indonesia. Karyanya antara lain sebagai berikut. 1) Kumpulan Puisi a) Ketemu di Djalan (karya bersama Sobron Aidit dan Adnan, 1956) b) Pesta (kumpulan sanjak; Pembangunan, 1956). c) Tjari Muatan (kumpulan sanjak; Balai Pustaka, 1959) d) Surat Tjinta Endaj Rasidin (Pembangunan, 1960) e) Djeram (Gunung Agung, 1970) f) Ular dan Kabut (Pustaka Jaya, 1973) g) Sajak-sajak Anak Matahari (Pustaka Jaya, 1979) h) Nama dan Makna (Pustaka Jaya, 1988) 2) Kumpulan Cerita Pendek a) Di Tengah Keluarga (Balai Pustaka, 1956) b) Tahun-tahun Kematian (Gunung Agung, 1951) c) Pertemuan Kembali (Bukittinggi: Nusantara, 1962) d) Sebuah Rumah buat Hari Tua (Pembangunan, 1957) 3) Novel a) Perjalanan Pengantin (prosa, Pembangunan, 1958) b) Anak Tanah Air (Gramedia, 1985) 4) Terjemahan dari bahasa Sunda a) Mengurbankan Diri (Ngawadalkeun Nyawa karya Moh. Ambri) b) Memuja Siluman (Munjung karya Muh. Ambri) c) Jalan ke Surga (Jalan ka Sorga) d) Dua Orang Dukun (Pustaka Jaya, 1970) 5) Terjemahan dari bahasa Jepang a) Penari-penari Jepang (kumpulan cerita pendek karya Yasunari Kawabata, diterjemahkan bersama Matsuoka Kunio, diterbitkan oleh Jambatan, 1985)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

34

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

b) Negeri Salju (novel karya Yasunari Kawabata, diterjemahkan bersama Matsuoka Kunio, diterbitkan oleh Pustaka Jaya, 1987) 6) Saduran a) Lutung Kasarung (Pustaka Jaya, 1958) b) Tjiung Wanara (Gunung Agung, 1961) c) Mundinglaja di Kusumah (Cerita Pantun Sunda, Tiara Bandung, 1961) d) Sangkuriang Kesiangan (Tiara Bandung, 1961) e) Tjandra Kirana (drama, Gunung Agung, 1969) f) Masyitoh (Gunung Agung, 1969) g) Badak Pamalang (Pustaka Jaya, 1975) h) Roro Mendut (Gunung Agung, 1968) f.

Alex Leo Zulkarnaen Alex Leo Zulkarnaen lahir di Lahat, 19 Agustus 1935. Karya-karyanya

antara lain sebagai berikut. 1) Keluarga Kapujutjin (Kisah dari Negara Kambing, 1969) 2) Orang jang Kembali (kumpulan cerita pendek, Balai Pustaka, 1956) 3) Papa pergi ke Geredja (terjemahan karya Carlos Bulosan, 1959) 4) Hakim Ketjil (cerita anak, 1962) 5) Mendung (novel, NV Nusantara Bukit Tinggi, 1963). 6) Periode Cinta Kasih (Bahana Mahasiswa Pekanbaru, 1987) 7) Pantai (dengan nama Andrea A’xandra Leo, 1954) 8) Maafkan Nenekku (Roman, No.4, Tahun III, April 1956) g.

A.A. Navis Ali Akbar Navis lahir pada tanggal 17 November 1924 di Pandangpanjang. Sejak tahun 1950 mulai giat di dunia sastra. Ia adalah lulusan INS Kayu Tanam. Hasil karangannya, antara lain Robohnya Surau Kami (kumpulan cerita pendek), Bianglala (kumpulan cerita pendek, 1963), Hujan Panas (kumpulan cerita pendek, 1963), dan Kemarau (novel, 1967).

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

35

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

h. Toha Mohtar Toha Mohtar lahir tanggal 17 September 1926 di Ngadiluwih, Kediri, Jawa Timur. Penggunaan nama samara dalam karangannya merupakan salah satu ciri Toha Mohtar yang kurang senang terhadap publikasi. Nama samaran yang sering digunakan dalam karya sastranya antara lain Badarijah U. P. (nama kakak perempuannya), Matulessy, M. Lessy, Tati Mohtar, Elly, Gutomo, Wahyudi, dan Ridwan. Hasil karya Toha Mohtar antara lain sebagai berikut. 1) Pulang (novel, Jakarta: Pembangunan, 1962) yang memperoleh hadiah penghargaan dari BMKN 2) Daerah Tak Bertuan (novel, Jakarta: Pustaka Jaya, 1963) yang memperoleh hadiah sastra Yayasan Yamin 3) Kabut Rendah (novel, Jakarta: Budajata, 1968) 4) Salah Langkah Bukan karena Aku (novel, Jakarta: Jambatan, 1968) 5) Antara Wilis dan Gunung Kelud (novel, Jakarta: Jambatan, 1969) 6) Jayamada (novel, Pustaka Jaya, 1971) ditulis bersama Soekanto S. A. Menjelang akhir hayatnya, Toha Mohtar masih menulis beberapa novel yang belum sempat terbit, yaitu Pembebasan dan Berita dari Daerah Pinggir. i. Trisnojuwono Trisnojuwono lahir di Yogyakarta pada tanggal 12 November 1926. Ia menamatkan SMA tahun 1947. Sejak tahun 1946, ia masuk Tentara Rakyat Mataram; tahun 1947-1948 menjadi anggota Corps Mahasiswa di Magelang dan Jombang. Tahun 1950 masuk tentara Siliwangi; Combat Intelligence, Kesatuan Komando, Pasukan Payung AURI hingga berhasil mendapatkan wing dan brevet. Karier Trisnojuwono dalam dunia kepengarangan dimulai sekitar tahun 1953 setelah dinonaktifkan dari dinas militer. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Laki-laki dan Mesiu (kumpulan cerita pendek; Pembangunan, 1957) yang memuat sepuluh judul cerita pendek, yaitu Tinggul, Kopral Tohir, Dropping Zone, Restoran,

Sebelum Pajung Terbuka, Pa Parman, Pagar Kawat

Berduri, Di Kaki Merapi, Rantjah, dan Lewat Tambun.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

36

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

2) Angin Laut (kumpulan cerita pendek; Pembangunan, 1958) yang memuat Angin Laut, Awal Musim Semi, Permainan, Kutjing, Anak dan Anganangan, Ular Belang, Pahlawan, Pa Amin, Retnowati, Matanja Sebening Mataku, Rumah Baru, dan Sahabat Pena. 3) Di Medan Perang (kumpulan cerita pendek,; NV Nusantara Bukittinggi, 1962) yang memuat Di Medan Perang, Kota Ketjil, Mata-mata, Pahlawan, Di Ibukota, Kereta Makan, Hadiah, Di Kampung, Surat-surat Tjinta Mendjelang Magrib, Sebuah Taman di Kota, dan Ibunda. 4) Kisah-kisah Revolusi (kumpulan cerpen, 1965) yang memuat sepuluh judul cerita pendek, yaitu Kisah Seorang Pradjurit, Terang Bulan di Telaga Tjibitung, Matinja Seorang Penembak, Kebun Kopi sedang Berbunga, Kuburan di Atas Bukit, Setelah Subuh mulai Menyepuh Langit, Air Mata di Pipi Tidak Diusapnya, Jendelanja Tidak Tertutup, Kendaraan Terachir, dan Tjintjin Kawin. 5) Pagar Kawat Berduri (novel, Djambatan Jakarta, 1963) 6) Biarkan Matahari Membersihkan Dulu (novel, Sapta Bandung, 1965) 7) Bulan Madu (novel, tanpa tahun terbit dan nama penerbit) 8) Petualang (novel tanpa penerbit, 1981) 9) Cerpen-cerpen yang termuat dalam surat kabar, antara lain Widjaja Kusuma, Malam Minggu, Omong-omong dengan Kang Dipo, Sehidup Semati, Fantaisie Impromptu, Djohan Pemuda Pemalu, Cubanera, Mata-mata, Gugur Bunga, Tiga Hari di Rumah Gila, Tuk Bugel, Wadjah Aju, Elastria, Di Kampung, dan Lepas. j. Rijono Pratikto Rijono Pratikto lahir di Ambarawa, 27 Agustus 1932. Hasil karangannya antara lain berikut ini. 1) Api (kumpulan cerita pendek, Balai Pustaka, 1951) yang memuat di antaranya Pantalon dan Sepatuku, Buku, Isak Kawin, dan Dengan Maut. 2) Si Rangka (kumpulan cerita pendek, 1958) yang memuat

di antaranya

Kepandjangannja, Pembalasan pada Manusia, Tiga Benua, Tangan, Melia, Pada Sebuah Lukisan, Setia Seekor Andjing, dan Tawanan jang Lari. PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

37

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

3) Yang Keempatpuluhsatunya (terjemahan, 1958) 4) Arjati (cerita pendek dalam Zenith, No.6, Tahun III, 1953) 5) Putusan (cerita pendek dalam Zenith, No.4, Tahun IV, 1954) k. Nugroho Notosusanto Nugroho Notosusanto lahir di Rembang tanggal 15 Juni 1931. Ia aktif dalam bidang kemasyarakatan dan pernah menjadi Tentara Pelajar. Lulusan Fakultas Sastra UI Jakarta ini pernah menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1983-1985. Nugroho Notosusanto dikenal sebagai sejarawan dan sastrawan terkemuka di Indonesia,

yang menulis

secara

produktif.

Nugroho

menghasilkan banyak karya, baik karya ilmiah, fiksi, maupun terjemahan. Buku kumpulan cerita pendeknya antara lain Hujan Kepagian (kumpulan cerita pendek; BP, 1958), Tiga Kota (BP, 1959), Rasa Sayange (1961), dan Hijau Bumiku Hijau Bajuku (cerita pendek; BP, 1963). Karya ilmiahnya antara lain Seri Pahlawan Nasional (1972), Norma-norma Dasar Penelitian Sejarah Kontemporer (1978), Tentara Peta pada Jaman Pendudukan Jepang (1979), dan Tercapainya Konsensus Nasional (1966–1969). Buku terjemahannya ialah Perang Salib di Eropa (1968) dari Crusade in Europe karya Dwight D. Eisenhower, Kisah daripada Bahasa (1971) dari The Story of Language karya Mario Pei, dan Mengerti Sejarah (1975) dari Understanding History: A Primer of Historical Method karya Louis Gottschalk. l. Motinggo Boesje Motinggo Boesje lahir pada tanggal 21 November 1937 di Kupang Kota, Lampung. Nama yang diberikan oleh orang tuanya adalah Bustami. Pengarang ini

tergolong produktif dengan bentuk-bentuk

karya prosanya.

Hasil

karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Puisi Judul puisi-puisi Motingge Boesje yaitu Djalan Rata ke Pegunungan (1957), Kota Kami Dahulu (1957), Ulang Tahun (1958), Ibu (1959), Kepada Potret

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

38

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Abadi (1959), Madjenun-madjenun (1959), Perpisahan (1959), Lalu Sepi (1969), dan Aura Para Aulia (kumpulan puisi). 2) Drama Drama-drama karya Motingge Boesje yaitu Malam Jahanam (pernah dipentaskan di Universitas Pasadena, Amerika Serikat dan pernah mendapat hadiah pertama Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1959), Barabah (1961), Badai Sampai Sore (1963), Malam Pengantin di Bukit Kera (1963), dan Njonja dan Njonja (1963). 3) Cerita Pendek Beberapa cerita pendek yang ditulis Motingge Boesje yaitu Bapak (terjemahan, 1957), Keberanian (kumpulan cerita pendek, 1962), Nasehat untuk Anakku (kumpulan cerita pendek, 1963), Pidato Seorang Ajah (1962), Matahari dalam Kelam (kumpulan cerita pendek, 1963), Perempuanperempuan Pemarah (1969), Streptomisin (1969), dan Dua Tengkorak Kepala (1999). 4) Novel Beberapa novel yang ditulis Motingge Boesje yaitu Tidak Menjerah (1962), Tiada Belas Kasihan (1963), 888 Djam di Lautan (1963), Perempuan itu Bernama Barabah (1963), Batu Serampok (1963), Dosa Kita Semua (1963), Dalam Genggaman Tjinta (1966), Karena Njala Kasihmu (1966), Tak Berhati (1968), Neraka Lampu Biru (1968), Djeng Mini (1969), Sanu Infinita Kembar (1985), dan Madu Prahara (1985). 5) Karya Film Beberapa film yang pernah disutradarai Motingge Boesje yaitu Biarkan Musim Berganti (1971), Tjintaku Djauh di Pulau (1972, dan Takkan Kulepaskan (1973). 6) Karya Esai/Kritik Motingge Boesje juga menulis esai/kritik, di antaranya yaitu Hasil Seni Modern (1962), Sebagai Pengarang Bersedia Pikul Resiko Kritik (1969), Tema-tema jang Saja Pilih (1969), dan Film ―Jane Eyre’’ dan Charlotte Bronte.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

39

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

m. Misbach Jusa Biran Misbach Jusa Biran lahir di Rangkasbitung pada tanggal 22 September 1933. Ia adalah seorang sastrawan, dramawan, dan sutradara film. Hasil karangannya, antara lain Bung Besar (drama, 1958), Setengah Jam Menjelang Maut (drama, 1968), dan Menyusuri Jejak Berdarah (novel, 1967). Cerita pendeknya antara lain berjudul Musim Barat (1956), Si Embok dan Si Kukut (1959), Nasihat (1961), Potongan Rambut Edhie Polo (1966), dan Bentang Pilem Anyar, Boga Bakat (1985). Selain drama, novel, dan cerita pendek, Misbach piawai dalam perfilman. Kepiawaiannya dalam perfilman dibuktikan lewat berbagai prestasi dalam filmnya, seperti Saodah, Satu Budjang Lima Dara, Bing Slamet Merantau, Istana jang Hilang, Bintang Ketjil, Panggilan Nabi Ibrahim, Matjan Kemajoran, Langkah di Persimpangan, Romansa, Samiun dan Dasima, Hanja Satu Djalan, Bandung Lautan Api, Naga Merah, Lingkaran Setan, Pesta Musik La Bana, Holiday in Bali, Di Balik Tjahaya Gemerlapan, Menjusuri Djedjak Berdarah, Operasi X, Krakatau, Tenggelamnya Kapal van der Wijk, dan ―Honey, Money &DF‖. n. Subagio Sastrowardoyo Subagio Sastrowardoyo lahir pada tanggal 1 Februari 1924 di Madiun. Ada tujuh kumpulan puisi yang sudah dihasilkannya, yaitu Simphoni (1957), Daerah Perbatasan (1970), Keroncong Motinggo (1975), Buku Harian (1979), Hari dan Hara (1982), Simponi Dua (1989), serta Dan Kematian Makin Akrab (1995). Selain menulis puisi, Subagio juga menulis cerita pendek. Cerpen-cerpennya terkumpul dalam Kejantanan di Sumbing (1965). Karya-karya esainya terkumpul dalam buku Sastra Hindia Belanda dan Kita (1983), Bakat Alam dan Intelektualitas (1972), Manusia Terasing di Balik Simbolisme Sitor (1976), Sosok Pribadi dalam Sajak (1980), dan Pengarang Modern sebagai Manusia Perbatasan (1989). Subagio juga ikut menyusun beberapa bunga rampai, yaitu Bunga Rampai Sastra ASEAN: Sastra Lisan Indonesia (1983), Modern ASEAN Plays Indonesia, dan The Islamic Period in Indonesian Literature (1994). PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

40

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

o. N. Susy Aminah Aziz Lahir di Jakarta, 24 Oktober 1937. Sejak tahun 1957 menulis sanjak-sanjak dan cerita pendek di majalah-majalah ibu kota. Ia adalah seorang deklamator Tunas Mekar RRI Jakarta. Hasil karangannya, antara lain Seraut Wajahku (kumpulan sanjak; Kemuning, 1961), Tetesan Embun (kumpulan sanjak; Kemuning, 1961), dan Mutiaraku Hilang (novel biografi). p. Titie Said Titie Said lahir di Bojonegoro tanggal 11 Juli 1935. Nama kecilnya adalah Sitti Raya. Titie semula memilih dunia jurnalistik sebagai lahan pekerjaannya. Ia pernah menjadi redaksi majalah wanita. Hasil karangannya adalah Lembah Duka (novel, 1975), Jangan Ambil Nyawaku (novel, 1976), Fatima (novel, 1981), Bayang-bayang Kehidupan (novel, 1982), Langit Hitam di Atas Ambarawa (1983), Selamat Tinggal Jeanette (novel, 1986), Perjuangan dan Hati Perempuan (1962, kumpulan cerita pendek yang berisi dua belas cerpen, yaitu Hidup dan Pertempuran, Orang-orang Buangan, Daerah Perbatasan, Kawin, Buku Harian Seorang Gila, Dokter Tanti, Maira, Di Atas Bumi, Angin Daun Cemara, Menanti Putusan Hakim, Kepongor, dan Kelimutu). 6.

Angkatan ‘66 Dengan ciri-ciri karya yang berisi protes sosial dan politik, sejumlah

sastrawan dan penyair tergabung dalam Angkatan ’66. Beberapa pengarang itu dapat dijelaskan di bawah ini. a.

Taufiq Ismail Taufiq Ismail lahir di Bukittinggi 25 Juni 1935. Sebagai salah seorang pelopor Angkatan ’66, ia menghasilkan banyak karya sastra. Kariernya sebagai penyair berawal ketika dia menulis puisi-puisi demonstrasi yang terkumpul dalam Tirani dan Benteng (1966). Pada tahun-tahun berikutnya, terbit Puisi-puisi Sepi (kumpulan puisi, 1970), Buku Tamu Musium

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

41

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Perjuangan (kumpulan puisi, 1972), Kenalkan Saya Hewan (kumpulan puisi anak, 1973), Kota, Pelabuhan, Ladang, Angin, dan Langit (1971), Sajak Ladang Jagung (kumpulan puisi, Pustaka Jaya, 1974), Puisi-puisi Langit (kumpulan puisi, Yayasan Ananda, 1990), Malu Aku Jadi Orang Indonesia (kumpulan puisi, Yayasan Ananda, 1998), dan Prahara Budaya (esai sastra bersama DS Moeljanto, Mizan, 1995). b.

Hartojo Andangdjaja Hartojo Andangdjaja lahir 4 Juli 1930 di Solo. Beberapa pengalaman

dalam penerbitan adalah sebagai redaktur harian Dwiwarna (Solo), majalah Si Kuncung (Jakarta), dan Relung Pustaka (Solo). Hasil karangannya antara lain Simponi Puisi (bersama D.S. Moeljanto, 1954), Tukang Kebun (1967), Buku Puisi (1973), dan Rahasia Hati (1978). c.

Sapardi Djoko Damono Sapardi Djoko Damono

terkenal sebagai penyair,

dosen, pengamat sastra, kritikus sastra, dan pakar sastra. Sapardi lahir di Solo, 20 Maret 1940. Tokoh ini pernah menjadi

redaktur

majalah

Basis

dan

Horison.

Hasil

karangannya yang berupa kumpulan puisi, antara lain DukaMu Abadi (1969), Akuarium (1974), Mata Pisau (1974), Perahu Kertas (1983), Sihir Hujan (1984), Hujan Bulan Juni (1994), Arloji (1998), Ayat-ayat Api (2000), Mata Jendela (2000), Ada Berita Apa Hari Ini (2003), dan Den Sastro (2003). Selain itu, Sapardi menerjemahkan karya Hemingway ke dalam Lelaki Tua dan Laut (1973). Pada tahun 2001, terbit kumpulan cerpennya Pengarang Telah Mati. Buku-buku yang pernah ditulisnya, yaitu Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas (1978), Novel Sastra Indonesia Sebelum Perang (1979), Kesusastraan Indonesia Modern: Beberapa Catatan (1999), Bilang Begini, Maksudnya Begitu (1990), Novel Jawa Tahun 1950-an: Telaah Fungsi, Isi, dan Struktur (1996), Politik, Idiologi, dan Sastra Hibrida (1999), Sihir Rendra: Permainan Makna (1999).

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

42

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

d. Iwan Simatupang Iwan Simatupang adalah sastrawan tahun 1960-an yang menulis karya inkonvensional sebagai pertanda angin baru dalam kesusastraan Indonesia. Iwan Simatupang lahir di Sibolga, 18 Januari 1928 dengan nama Iwan Martua Dongan Simatupang. Ia adalah wartawan Siasat dan pernah menjadi redaktur Warta Harian. Hasil karangannya antara lain Bulan Bujur Sangkar (1960), Petang di Taman (1966), RT Nol/RW Nol (1968), Merahnya Merah (1968), Ziarah (1969), Kering (1972), dan Koong (1975). e. Umar kayam Umar kayam lahir di Ngawi, Jawa Timur, 30 April 1932. Ia pernah menjadi Direktur Jenderal Radio Televisi dan Film Departemen Penerangan RI dan Ketua Dewan Kesenian Jakarta. Hasil karangannya, antara lain sebagai berikut. 1) Seribu Kunang-kunang di Manhattan (kumpulan cerpen, Pustaka Jaya, 1972) 2) Totok dan Toni (1975) 3) Sri Sumarah dan Bawuk (novelet, Pustaka Jaya, 1975) 4) Para Priyayi (novel, Pustaka Utama Grafiti, 1997) 5) Parta Krama (kumpulan cerpen, Yayasan untuk Indonesia, 1997) 6) Jalan Menikung: Para Priyayi 2 (novel, Pustaka Utama Grafiti, 1999) f. S.M. Ardan S.M. Ardan lahir di Medan 2 Februari 1932. Ia pernah menjadi redaktur Genta. Hasil karangannya antara lain Terang Bulan Terang di Kali (1955), Ketemu di Jalan (1956), Di Balik Dinding (1956), Nyai Dasima (1965), Pendekar Sumur Tujuh (1971), dan Brandal-brandal Metropolitan (1971). g. W. S. Rendra Rendra lahir di Solo, 7 November 1935. Penyair yang bernama lengkap Willibrordus Surendra Broto mulai memakai nama Rendra sejak tahun 1970. Rendra pernah memperdalam seni teater

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

43

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

di American Academy of Dramatical Art, Amerika Serikat. Sepulang dari Amerika Serikat, ia mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta. Rendra menulis beberapa kumpulan puisi, yaitu Balada Orang-orang Tertjinta (1957), 4 Kumpulan Sadjak (1961), Blues untuk Bonnie (1971), Sajak-sajak Sepatu Tua (1972), Potret Pembangunan dalam Puisi (1983), Nyanyian Orang Urakan (1985), Disebabkan oleh Angin (1993), dan Orang-orang Rangkasbitung (1993). Rendra juga menulis beberapa cerpen yang terkumpul dalam Ia Sudah Bertualang (1963). Selain itu, Rendra juga menghasilkan beberapa karya drama, seperti Orang-orang di Tikungan Jalan (1954), Selamatan Anak Tjoetjoe Sulaiman (1967, Mastodon dan Burung Kondor (1972, Kisah Perjuangan Suku Naga (1975, SEKDA (1977, dan Panembahan Reso (1986). h. Goenawan Mohamad Goenawan

Mohamad

yang

bernama

lengkap

Goenawan Susatyo Mohamad lahir di Batang, Jawa Tengah, 29 Juli 1941. Ia pernah menjadi wartawan harian Kami dan menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta. Ia juga pernah memimpin redaksi majalah Ekspres; redaktur majalah Horison, dan memimpin redaksi majalah Tempo dan Zaman. Hasil karangannya antara lain sebagai berikut. 1) Manifestasi (1963) 2) Parikesit (kumpulan puisi, 1971) 3) Potret Seorang Penyair Muda sebagai Si Malin Kundang (1972) 4) Interlude (kumpulan puisi, 1973) 5) Asmaradana (kumpulan puisi, 1992) 6) Misalkan Kita di Sarajevo (kumpulan puisi, 1998) Selain menulis puisi, Goenawan menulis esai yang mengukuhkan posisinya sebagai esais terkemuka selepas Asrul Sani. Beberapa kumpulan esainya, yaitu Potret Penyair Muda sebagai Si Malin Kundang (1972), Seks, Sastra, dan Kita (1980), Kesusastraan dan Kekuasaan (1993), Setelah Revolusi Tak Ada Lagi (2001), ―Kata, Waktu‖ (2001), dan Eksotopi (2002).

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

44

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

i. Bokor Hutasuhut Bokor Hutasuhut lahir di Balige, Tapanuli 2 Juni 1934. Tokoh ini merupakan salah satu pencetus Manifes Kebudayaan. Ia juga seorang Sekretaris Jenderal Konferensi Karyawan Pengarang Indonesia. Hasil karangannya antara lain Datang Malam (1963), Penakluk Ujung Dunia (1965), dan Tanah Kesayangan (1965). j. Sutardji Calzoum Bachri Sutardji Calzoum Bachri lahir di Rengat, Indragiri Hulu, 24 Juni 1941. Setelah lulus SMA Sutardji Calzoum Bachri melanjutkan studinya ke Fakultas Sosial Politik Jurusan Administrasi Negara, Universitas Padjadjaran, Bandung. Pada mulanya Sutardji Calzoum Bachri mulai menulis dalam surat kabar dan mingguan di Bandung, kemudian sajak-sajaknya dimuat dalam majalah Horison dan Budaya Jaya serta ruang kebudayaan Sinar Harapan dan Berita Buana. Dari sajak-sajaknya itu Sutardji memperlihatkan dirinya sebagai pembaharu perpuisian Indonesia. Terutama karena konsepsinya tentang kata yang hendak dibebaskan dari kungkungan pengertian dan dikembalikannya pada fungsi kata seperti dalam mantra. Sejumlah sajaknya telah diterjemahkan Harry Aveling ke dalam bahasa Inggris dan diterbitkan dalam antologi Arjuna in Meditation (Calcutta, India), Writing from the World (Amerika Serikat), Westerly Review (Australia) dan dalam dua antologi berbahasa Belanda: Dichters in Rotterdam (Rotterdamse Kunststichting, 1975) dan Ik wil nog duizend jaar leven, negen moderne Indonesische dichters (1979). Pada tahun 1979, Sutardji dianugerah hadiah South East Asia Writer Awards atas prestasinya dalam sastra di Bangkok, Thailand. O, Amuk, dan Kapak merupakan penerbitan yang lengkap sajak-sajak Calzoum Bachri dari periode penulisan 1966 sampai 1979. Tiga kumpulan sajak itu mencerminkan secara jelas pembaharuan yang dilakukannya terhadap puisi Indonesia modern.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

45

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

k. Danarto Danarto lahir di Sragen, Jawa Tengah, 27 Juni 1940. Karyanya yang terkenal di antaranya adalah kumpulan cerpen, Godlob (1975), Adam Ma'rifat (1982), dan Orang Jawa Naik Haji: Catatan Perjalanan Ibadah Haji (1983). Adam Ma'rifat memenangkan Hadiah Sastra 1982 Dewan Kesenian Jakarta, dan Hadiah Buku Utama 1982. Ia pernah bergabung dengan Teater Sardono, yang melawat ke Eropa Barat dan Asia, 1974. Di samping berpameran Kanvas Kosong (1973) ia juga berpameran puisi konkret (1978). Perjalanan hidup Danarto kaya dengan pengalaman baik di dalam negeri dan di luar negeri. Selain sebagai sastrawan, ia dikenal juga sebagai pelukis, yang memang ditekuni sejak masa muda. Sebagai pelukis ia pernah mengadakan pameran di beberapa kota. Sebagai budayawan dan penyair ia pernah mengikuti program menulis di luar negeri di antaranya di Kyoto, Jepang. l. Putu Wijaya I Gusti Ngu rah Putu Wijaya lahir di Puri Anom, Tabanan, Bali, 11 April 1944. Putu Wijaya sudah menulis kurang lebih 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esei, artikel lepas, dan kritik drama. Ia juga telah menulis skenario film dan sinetron. Skenario film yang pernah ditulisnya antara lain Perawan Desa (memperoleh Piala Citra FFI 1980), Kembang Kertas (memperoleh Piala Citra FFI 1985), Ramadhan dan Ramona, Dokter

Karmila,

Bayang-Bayang

Kelabu,

Anak-Anak

Bangsa,

Wolter

Monginsidi, Sepasang Merpati, dan Telegram. Skenario sinetron yang pernah ditulis Putu Wijaya adalah Keluarga Rahmat, Pas, None, Warung Tegal, Dukun Palsu (komedi terbaik pada FSI 1995), Jari-Jari Cinta, Balada Dangdut, Dendam, Cerpen Metropolitan, Plot, Klop, Melangkah di Atas Awan (penyutradaraan), Nostalgia, Api Cinta Antonio Blanco, Tiada Kata Berpisah, Intrik, Pantang Menyerah, Sejuta Makna dalam Kata, dan Nona-Noni.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

46

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Karya drama Putu Wijaya di antaranya Dalam Cahaya Bulan (1966), Lautan Bernyanyi (1967), Bila Malam Bertambah Malam (1970), Invalid (1974), Tak Sampai Tiga Bulan (1974), Anu (1974), Aduh (1975), Dag-Dig-Dug (1976), Gerr (1986), Edan, Hum-Pim-Pah, Dor, Blong, Ayo, Awas, Los, Aum, Zat, Tai, Front, Aib, Wah, Hah, Jpret, Aeng, Aut, dan Dar-Dir-Dor. Putu Wijaya juga menghasilkan banyak novel di antaranya Bila Malam Bertambah Malam (1971), Telegram (1972), Stasiun (1977), Pabrik (1976), Keok (1978), Aduh, Dag-dig-dug, Edan, Gres, Lho (1982), Nyali, Byar Pet (Pustaka Firdaus, 1995), Kroco (Pustaka Firdaus, 1995), Dar Der Dor (1996), Aus (1996), Sobat (1981), Tiba-Tiba Malam (1977), Pol (1987), Terror (1991), Merdeka (1994), Perang (1992), Lima (1992), Nol (1992), Dang Dut (1992), dan Cas-Cis-Cus (1995). Karya cerpennya terkumpul dalam kumpulan cerpen Bom (1978), Es (1980), Gres (1982), Klop, Bor, Protes (1994), Darah (1995), Yel (1995), Blok (1994), Zig Zag (1996), dan Tidak (1999). Karya Novelet Putu Wijaya di antaranya MS (1977), Tak Cukup Sedih (1977), Ratu (1977), dan Sah (1977), sedangkan karya esainya terdapat dalam kumpulan esai Beban, Kentut, Samar, Pembabatan, Klise, Tradisi Baru, Terror Mental, dan Bertolak dari yang Ada. m. Kuntowijoyo Prof.

Dr.

Kuntowijoyo

lahir

di

Sanden,

Bantul,

Yogyakarta, 18 September 1943. Kuntowijoyo mendapatkan pendidikan formal keagamaan di Madrasah Ibtidaiyah di Ngawonggo, Klaten. Ia lulus SMP di Klaten dan SMA di Solo, sebelum lulus sarjana Sejarah Universitas Gadjah Mada pada tahun 1969. Gelar MA American History diperoleh dari Universitas Connecticut, Amerika Serikat pada tahun 1974, dan Ph.D. Ilmu Sejarah dari Universitas Columbia pada tahun 1980. Ia banyak menulis buku tentang sejarah, budaya, filsafat, dan sastra, di antaranya Mantra Pejinak Ular, Isyarat, Khotbah di Atas Bukit, Impian Amerika, kumpulan cerpen Dilarang Mencintai Bunga-Bunga (1994).

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

47

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

n. Wisran Hadi Wisran Hadi merupakan sastrawan Indonesia asal Sumatra Barat. Wisran Hadi dilahirkan di Lapai, Padang, pada 27 Juli 1945. Drama yang dihasilkannya, antara lain Dua Buah Segi Tiga (1972), Sumur Tua (1972), Gaung (1975), Putri Cendana (drama anak-anak, 1975), AngsaAngsa Bermahkota (drama anak-anak, 1975), Kejaran Bungsa (drama anak-anak, 1975), Putri Mawar (drama anak-anak, 1975), Saijah dan Adinda (drama remaja, 1975), Ehm (1975), Memuara ke Telaga (1976), Ring (1976), Tetangga (1977), Sandi Ba Sandi (1977), Payung Kuning (1977), Simpang (1977), Astaga (1977), Anggun Nan Tongga (1977), Cindua Mato (1977), Malin Kundang (1978), Malin Deman (1978), Perguruan (1978), Puti Bungsu (1979), Tuanku Yayai (1979), Imam Bonjol (1980), Terminal (operet, 1980), Kemerdekaan (1980), Baeram kumpulan sandiwara: (Baeram, Nilam Sari, Nilonali, Sutan Pamenan, Sabai, dan Istri Kita,1981), Pewaris (1981), Nurani (1981), Titian (1982), Perantau Pulau Puti (1982), Nyonya-Nyonya (1982), Tuanku Nan Renceh (1982), Sabai Nan Aluih (naskah randai, 1982), Paimbang Dunia (naskah randai, 1982), Makan Bajamba (naskah randai, 1983), Manjau Ari, (naskah randai, 1984), Dara Jingga (1984), Penyeberangan (1984), Senandung Semenanjung (1985), Jalan Lurus (1985), Drama Perjuangan (1985), Teater Elektronik (1985), Kebun Tuan (1985), Ibu Suri (1988), Matri Lini (1988), Salonsong (1988), Ceramah Alamiah (1989), Mandi Angin (1999), dan Empat Sandiwara Orang Melayu (2000). Selain menulis naskah drama, Wisran juga menulis cerpen, novel, dan puisi. Cerita pendek yang dihasilkan Wisran Hadi, antara lain: Sketsa (1975), Tembok (1976), Nenek (1976), Direkturnya Seorang Sastrawan (1977), Sore Itu Daun-Daun Mahoni Gugur Lagi (1977), Pintu Gerbang (1978), Sri (1979), Harga Meja Tulis Itu (1982), Lawan Berat (1982), Tersapa Patung Kuda (1982), Bertanyalah Pada Dewa (1982), Festival Garundang (1982), Liem Kon Doang (1986), Catatan Kumal Si Malin Kundang (1986), Bukan Salah Penghulu (1986), dan Penghulu Internasional (1987). Novel yang ditulisnya, antara lain

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

48

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Bayang-Bayang dan Buih (1977), Di Pinggir Kota, di Pinggir Kita (1977), Imam (cerita bersambung di Republika, 1996), Tamu (1996), dan Orang-Orang Blanti (2000). Di samping itu, Wisran juga mengumpulkan puisi-puisinya dalam satu antologi yang bertajuk Simalakama (1975). Kegigihan Wisran Hadi menekuni dunia sastra membuahkan berbagai penghargaan atas prestasinya. 7. Angkatan ‘80 a. Marga T. Marga Tjoa lahir di Jakarta, 27 Januari 1943, yang lebih dikenal dengan nama Marga T., salah seorang pengarang Indonesia yang produktif. Hingga kini Marga telah menerbitkan 128 cerita pendek dan 67 buku (untuk anak-anak, novel serta kumpulan cerpen). Namanya mulai dikenal pada tahun 1971 lewat cerita bersambungnya, Karmila yang kemudian dibukukan dan difilmkan. Karya-karya Marga T. lainnya yaitu Kamar 27 (cerita pendek), Sekuntum Nozomi (buku satu hingga keempat) - (2002-2006), Dibakar Malu dan Rindu (2003), Dipalu Kecewa dan Putus Asa (2001), Amulet dari Nubia (1999), Dicabik Benci dan Cinta (1998), Didera Sesal dan Duka (1998), Matahari Tengah Malam (1998), Melodi Sebuah Rosetta (1996), Dikejar Bayang-bayang (1995), Sepagi Itu Kita Berpisah (1994), Rintihan Pilu Kalbuku (1992), Seribu Tahun Kumenanti (1992), Berkerudung Awan Mendung (1992), Sonata Masa Lalu (1991), Bukan Impian Semusim (1991), Namamu Terukir di Hatiku (1991), Istana di Kaki Langit (1990), Petromarin (1990), Waikiki Aloha: kumpulan satir (1990), Kobra Papageno: Manusia Asap dari Pattaya (1990), Kobra Papageno: Rahasia Kuil Ular (1989), Di Hatimu Aku Berlabuh (1988), Ketika Lonceng Berdentang: cerita misteri (1986), Kishi: buku kedua trilogi (1987), Batas Masa Silam: Balada Sungai Musi (1987), Oteba: buku ketiga trilogi (1987), Ranjauranjau Cinta (1987), Sekali dalam 100 tahun: kumpulan satir (1988), Tesa (1988), Sembilu Bermata Dua (1987), Setangkai Edelweiss: sambungan Gema Sebuah Hati (1987), Untukmu Nana (1987), Saskia: sebuah trilogi (1987), Bukit Gundaling (1984), Rahasia Dokter Sabara (1984), Saga Merah (1984),

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

49

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Fatamorgana (1984), Monik: sekumpulan cerpen (1982), Sebuah Ilusi (1982), Lagu Cinta: kumpulan cerpen (1979), Sepotong Hati Tua (1977), Bukan Impian Semusim (1976), Gema Sebuah Hati (1976), Badai Pasti Berlalu (1974), dan Rumahku adalah Istanaku (1969). b. Ahmadun Yosi Herfanda Ahmadun Yosi Herfanda lahir di Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, 17 Januari 1958, seorang penulis puisi, cerpen, dan esei dari Indonesia. Ahmadun dikenal sebagai sastrawan Indonesia yang banyak menulis esei sastra dan sajak sufistik. Namun, penyair Indonesia dari generasi 1980-an ini juga banyak menulis sajak-sajak sosial-religius.

Sementara,

cerpen-cerpennya

bergaya

karikatural dengan tema-tema kritik sosial. Ahmadun juga banyak menulis esei sastra. Beberapa buku karya Ahmadun yang telah terbit sejak dasawarsa 1980-an antara lain sebagai berikut. 1.

Ladang Hijau (Eska Publishing, 1980)

2.

Sang Matahari (kumpulan puisi, bersama Ragil Suwarna Pragolapati, 1984)

3.

Syair Istirah (bersama Emha Ainun Nadjib dan Suminto A. Sayuti, Masyarakat Poetika Indonesia, 1986)

4.

Sajak Penari (kumpulan puisi, Masyarakat Poetika Indonesia, 1990)

5.

Sebelum Tertawa Dilarang (kumpulan cerpen, Balai Pustaka, 1997)

6.

Fragmen-fragmen Kekalahan (kumpulan sajak, 1997)

7.

Sembahyang Rumputan (kumpulan puisi, Bentang Budaya, 1997)

8.

Ciuman Pertama untuk Tuhan (kumpulan puisi, bilingual, 2004)

9.

Sebutir Kepala dan Seekor Kucing (kumpulan cerpen, 2004)

10. Badai Laut Biru (kumpulan cerpen, Senayan Abadi Publishing, 2004) 11. The Warshipping Grass (kumpulan puisi bilingual, 2005) 12. Resonansi Indonesia (kumpulan sajak sosial, 2006), 13. Koridor yang Terbelah (kumpulan esei sastra, 2006).

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

50

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

c. Y.B. Mangunwijaya Yusuf Bilyarta Mangunwijaya lahir di Ambarawa, 6 Mei 1929 dan meninggal di Jakarta, 10 Februari 1999, dikenal sebagai rohaniwan, budayawan, arsitek, penulis, aktivis dan pembela rakyat kecil. Panggilan populernya, Romo Mangun. Romo Mangun dikenal melalui novelnya yang berjudul BurungBurung Manyar. Karya-karya lainnya sebagai berikut. 1.

Balada Becak, novel, 1985

2.

Balada dara-dara Mendut, novel, 1993

3.

Burung-Burung Rantau, novel, 1992

4.

Burung-Burung Manyar, novel, 1981

5.

Di Bawah Bayang-Bayang Adikuasa, 1987

6.

Durga Umayi, novel, 1985

7.

Esei-esei orang Republik, 1987

8.

Fisika Bangunan, buku Arsitektur, 1980

9.

Gereja Diaspora, 1999

10. Gerundelan Orang Republik, 1995 11. Ikan-Ikan Hiu, Ido, Homa, novel, 1983 12. Impian Dari Yogyakarta, 2003 13. Kita Lebih Bodoh dari Generasi Soekarno-Hatta, 2000 14. Manusia Pascamodern, Semesta, dan Tuhan: renungan filsafat hidup, manusia modern, 1999 15. Memuliakan Allah, Mengangkat Manusia, 1999 16. Menjadi generasi pasca-Indonesia: kegelisahan Y.B. Mangunwijaya, 1999 17. Menuju Indonesia Serba Baru, 1998 18. Menuju Republik Indonesia Serikat, 1998 19. Merintis RI Yang Manusiawi: Republik yang adil dan beradab, 1999 20. Pasca-Indonesia, Pasca-Einstein, 1999 21. Pemasyarakatan susastra dipandang dari sudut budaya, 1986 22. Pohon-Pohon Sesawi, novel, 1999 23. Politik Hati Nurani 24. Puntung-Puntung Roro Mendut, 1978

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

51

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

25. Putri duyung yang mendamba: renungan filsafat hidup manusia modern 26. Ragawidya, 1986 27. Romo Rahadi, novel, 1981 (terbit dengan nama samaran Y. Wastu Wijaya) 28. Rara Mendut, Genduk Duku, Lusi Lindri, novel Trilogi, dibukukan 2008 29. Rumah Bambu, kumpulan cerpen, 2000 30. Sastra dan Religiositas, kumpulan esai, 1982 31. Saya Ingin Membayar Utang Kepada Rakyat, 1999 32. Soeharto dalam Cerpen Indonesia, 2001 33. Spiritualitas Baru 34. Tentara dan Kaum Bersenjata, 1999 35. Tumbal: kumpulan tulisan tentang kebudayaan, perikemanusiaan dan kemasyarakatan, 1994 36. Wastu Citra, buku Arsitektur, 1988 d. Hilman Hariwijaya Hilman Hariwijaya lahir di Jakarta, tanggal 25 Agustus1964. Hilman menulis puluhan judul yang meliputi seri Lupus, Lupus ABG, Lupus Kecil, Lupus Milenia, Olga, Lulu, Keluarga Hantu, Vanya, Vladd, Dua Pelangi dan beberapa judul lepas. Kisah Lupus menggambarkan gaya hidup remaja. Sarat dengan humor orisinal, terutama unik dalam gaya bahasa dan pilihan kata yang seenaknya, tetapi justru dengan gaya bahasa seperti itulah, Lupus menjadi produk yang khas, disukai dan diakrabi para remaja. e. Afrizal Malna Afrizal Malna dilahirkan di Jakarta, 7 Juni 1957. Selain tersebar di berbagai media massa, karya-karyanya dikumpulkan dalam: Abad yang Berlari (1984; mendapat pujian Dewan Juri Hadiah Sastra Dewan Kesenian Jakarta 1984), Mitos-mitos Kecemasan (1985), Yang Berdiam dalam

Mikrofon

(1990),

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

Arsitektur

Hujan

(1996;

52

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

memperoleh penghargaan dari Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud RI), Kalung dari Teman (1999), Sesuatu Indonesia (2000). f. Seno Gumira Ajidarma Seno Gumira Ajidarma (lahir di Boston, Amerika Serikat, 19 Juni 1958) adalah penulis dari generasi baru di sastra Indonesia. Beberapa buku karyanya adalah Atas Nama Malam, Wisanggeni—Sang Buronan, Sepotong Senja untuk Pacarku, Biola tak berdawai, Kitab Omong Kosong, Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi, dan Negeri Senja. Dia juga terkenal karena dia menulis tentang situasi di Timor Timur tempo dulu. Tulisannya tentang Timor-Timur dituangkan dalam trilogi buku Saksi Mata (kumpulan cerpen), Jazz, Parfum, dan Insiden (roman), dan Ketika Jurnalisme Dibungkam, Sastra Harus Bicara (kumpulan esai). g. Agus R. Sarjono Agus R. Sarjono lahir di Bandung, Jawa Barat, 27 Juli 1962. Pada 1988, Ia lulus dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS),

IKIP

Bandung,

kemudian

menyelesaikan

program pasca sarjana di Jurusan Kajian Sastra, Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Indonesia pada 2002. Karya puisinya adalah Kenduri Airmata (1994, 1996), A Story from the Country of the Wind (edisi Bahasa Inggris, 1999, 2001), Suatu Cerita dari Negeri Angin (2001, 2003), Frische Knochen aus Banyuwangi (edisi Bahasa Jerman, diterjemahkan oleh Berthold Damshäuser dan Inge Dumpél, 2003), Diterbangkan Kata-kata (2006), dan antologi puisi Tangan Besi, Antologi Puisi Reformasi (1998). Selain menulis puisi, Agus R. Sarjono menulis esai Bahasa dan Bonafiditas Hantu (2001) dan Sastra dalam Empat Orba (2001), serta drama Atas Nama Cinta (2004).

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

53

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

h. Remy Sylado Yapi Panda Abdiel Tambayong atau lebih dikenal dengan nama pena Remy Sylado lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juli 1945. Remy memiliki sejumlah nama samaran seperti "Dova Zila", "Alif Danya Munsyi", "Juliana C. Panda", dan "Jubal Anak Perang Imanuel". Hasil karyanya antara lain Orexas, Gali Lobang Gila Lobang, Siau Ling, Ca-Bau-Kan (Hanya Sebuah Dosa), Kerudung Merah Kirmizi (2002), Kembang Jepun (2003), Paris van Java (2003), Menunggu Matahari Melbourne (2004), Sam Po Kong (2004), Puisi Mbeling (2005), Rumahku di Atas Bukit, 9 dari 10 Kata Bahasa Indonesia adalah Asing, Drama Musikalisasi Tarragon "Born To Win", dan novel Pangeran Diponegoro. i. Yudhistira Ardi Nugroho Moelyana Massardi Yudhistira Ardi Nugroho Moelyana Massardi dilahirkan di Subang, Jawa Barat, 28 Februari 1954. Pada 1985 mengikuti International Writing Program di Iowa University, Amerika Serikat. Karya-karyanya antara lain: Arjuna Mencari Cinta (1997; novel yang mendapat hadiah Yayasan

Buku

Utama

Departemen

Pendidikan

dan

Kebudayaan), Wot atawa Jembatan (1997), Ke (1978), Mencoba Tidak Menyerah (1979; mendapat penghargaan Sayembara Mengarang Roman Dewan Kesenian Jakarta 1977), Sajak Sikat Gigi (1983; salah satu kumpulan puisi terbaik 1976-1977 versi Dewan Kesenian Jakarta), Wanita dalam Imajinasi (1994), Forum Bengkarung (1994). j. Ahmad Tohari Ahmad Tohari lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948. Ia menamatkan SMA di Purwokerto. Namun demikian, ia pernah mengenyam bangku kuliah, yakni Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman,

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

54

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman (1975-1976).

Karyanya antara lain Kubah (novel, 1980), Ronggeng Dukuh

Paruk (novel, 1982), Lintang Kemukus Dini Hari (novel, 1985), Jantera Bianglala (novel, 1986), Di Kaki Bukit Cibalak (novel, 1986), Senyum Karyamin (kumpulan cerpen, 1989), Bekisar Merah (novel, 1993), Lingkar Tanah Lingkar Air (novel, 1995), Nyanyian Malam (kumpulan cerpen, 2000), Belantik (novel, 2001), Orang Orang Proyek (novel, 2002), Rusmi Ingin Pulang (kumpulan cerpen, 2004), dan Ronggeng Dukuh Paruk Banyumasan (novel bahasa Jawa, 2006). k. Budi Darma Budi Darma lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 25 April 1937. Ia pernah mendapat pendidikan di Kudus, Salatiga, dan Semarang. Kemudian, ia mengikuti pengkajian sastra barat di Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gajah Mada serta menamatkan pengkajian pada tahun 1963. Ia mendapat beasiswa dari East West Centre di Universitas Hawai, Honolulu, Amerika Serikat (1970-1971). Pada tahun 1976, ia memperoleh gelaran Master of Arts in English Literature dari Universitas Indiana, Bloomington, Amerika Serikat dan menyambung pengkajian ke peringkat Ijazah Doktor Falsafah di universitas yang sama pada tahun 1980. Tulisan Budi Darma antara lain Kritikus Adinan (2002), Ny. Talis (1996), Harmonium (1995), Rafilus (1988), Olenka (1983), Kumpulan Esai Solilokui (1983), Orang-Orang Bloomington (1980), dan sejumlah esai sastra (1984). l. Arswendo Atmowiloto Arswendo Atmowiloto lahir di Surakarta, Jawa Tengah, 26 November 1948, mempunyai nama asli Sarwendo. Karyakarya Arswendo di antaranya Bayiku yang Pertama (Sandiwara Komedi dalam 3 Babak) (1974), Sang Pangeran (1975), Sang Pemahat (1976), The Circus (1977), Saat-saat Kau Berbaring di Dadaku (1980), Dua Ibu (1981), Serangan Fajar (diangkat dari film yang memenangkan 6 Piala Citra pada Festival Film Indonesia) (1982), Pacar Ketinggalan Kereta (skenario dari novel Kawinnya Juminten, 1985), Anak PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

55

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

Ratapan Insan (1985), Airlangga (1985), Senopati Pamungkas (1986/2003), Akar Asap Neraka (1986), Dukun Tanpa Kemenyan (1986), Indonesia from the Air (1986), Garem Koki (1986), Canting (sebuah roman keluarga) (1986), Pengkhianatan G30S/PKI (1986), Lukisan Setangkai Mawar (17 cerita pendek pengarang Aksara, 1986), Telaah tentang Televisi (1986), Tembang Tanah Air (1989), Menghitung Hari (1993), Sebutir Mangga di Halaman Gereja: Paduan Puisi (1994), Projo & Brojo (1994), Oskep (1994), Abal-abal (1994), Khotbah di Penjara (1994), Auk (1994), Berserah itu Indah (kesaksian pribadi) (1994), Sudesi: Sukses dengan Satu Istri (1994), Sukma Sejati (1994), Surkumur, Mudukur dan Plekenyun (1995), Kisah Para Ratib (1996), Senja yang Paling Tidak Menarik (2001), Pesta Jangkrik (2001), Keluarga Cemara 1, Keluarga Cemara 2 (2001), Keluarga Cemara 3 (2001), Kadir (2001), Keluarga Bahagia (2001), Darah Nelayan (2001), Dewa Mabuk (2001), Mencari Ayah Ibu (2002), Mengapa Bibi Tak ke Dokter? (2002), Dusun Tantangan (2002), Fotobiografi Djoenaedi Joesoef: Senyum, Sederhana, Sukses (2005), Kau Memanggilku Malaikat (2007), Imung, Kiki, dan Mengarang Itu Gampang. 8. Angkatan ‘90 a. Dorothea Rosa Herliany Dorothea Rosa Herliany dilahirkan di Magelang, Jawa Tengah, 20 Oktober 1963. Sejak 1985 ia menulis di berbagai media massa, antara lain: Horison, Kompas, Jawa Pos, Basis, dan Dewan Sastra (Malaysia). Karya-karyanya: Nyanyian Gaduh (1987), Matahari yang Mengalir (1990), Kepompong Sunyi (1993), Nyanyian Rebana (1993), Nikah Ilalang (1995), Blencong (kumpulan cerpen, 1995), Karikatur dan Sepotong Cinta (kumpulan cerpen, 1996), Mimpi Gugur Daun Zaitun (1999; terpilih sebagai pemenang kedua Sayembara Mengarang Puisi Dewan Kesenian Jakarta 2000), dan Kill the Radio (Sebuah Radio, Kumatikan; edisi dwibahasa, 2001). b. Oka Rusmini Oka Rusmini dilahirkan di Jakarta, 11 Juli 1967. Kumpulan puisinya, Monolog Pohon, terbit pada 1997, dan novelnya, Tarian Bumi, diluncurkan tiga

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

56

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

tahun kemudian. Selain itu, karya-karyanya dimuat dalam sejumlah antologi, antara lain: Rindu Anak Mendulang Kasih (1987), Antologi Puisi Wanita Penyair Indonesia dan Dunia Ibu: Antologi Cerpen Wanita Cerpenis Indonesia (keduanya dieditori Korrie Layun Rampan), Negeri Bayang-bayang (1996) dan Mimbar Penyair Abad 21. Cerpennya, “Putu Menolong Tuhan”, memenangkan Sayembara Mengarang Cerita Pendek Majalah Femina 1994. c. Joni Ariadinata Joni Ariadinata dilahirkan di Majalengka, Jawa Barat, 23 Juni 1966. Karya-karyanya tersebar di berbagai media massa, seperti Kompas, Republika, Horison, Matra. Cerita pendeknya, “Lampor”, terpilih sebagai cerita pendek terbaik Kompas 1994 dan diterbitkan dalam kumpulan cerpen terbaik Kompas berjudul sama di tahun yang sama. Karya-karyanya: Air Kaldera (1998), Kali Mati (1999), dan Kastil Angin Menderu (2000). d. Joko Pinurbo Joko Pinurbo dilahirkan di Sukabumi, Jawa Barat, 11 Mei 1962. Gemar mengarang puisi sejak di Sekolah Menengah Atas. Buku kumpulan puisi pertamanya, Celana (1999), memperoleh Hadiah Sastra Lontar 2001; buku puisi ini kemudian terbit dalam bahasa Inggris dengan judul Trouser Doll (2002). Buku puisinya Di Bawah Kibaran Sarung (2001) mendapat Penghargaan Sastra Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional 2002. Sebelumnya ia dinyatakan sebagai Tokoh Sastra Pilihan Tempo 2001. Tahun 2005 ia menerima Khatulistiwa Literary Award untuk

antologi

puisi

Kekasihku

(2004).

Buku

puisinya

yang

lain: Pacar Kecilku (2002), Telepon Genggam (2003), Pacar Senja: Seratus Puisi Pilihan (2005), Kepada Cium (2007), dan Celana Pacar Kecilku di Bawah Kibaran Sarung: Tiga Kumpulan Puisi (2007).

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

57

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

e. Abdul Wachid B. S. Abdul Wachid B.S. lahir di dusun terpencil Bluluk, Lamongan, Jawa Timur, 7 Oktober 1966. Abdul Wachid, B.S. Memulai pendidikan di SDN Bluluk I, Setelah lulus melanjutkan di SMP Negeri I Babat yang merupakan kota terdekat dari kampungnya. Setelah lulus ia melanjutkan studi di SMA Negeri Argomulyo Yogyakarta. Ia pernah kuliah rangkap

di

Fak.

Hukum

Universitas

Cokroaminoto

Yogyakarta (1985-1987), dan pada jurusan Sastra Indonesia Fak. Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada (lulus). Di UGM pula dia menyelesaikan S-2 Program Studi Sastra Indonesia. Sejak muda, ia senang menulis, terbukti dari banyaknya sajak yang telah dia tulis. Sajak-sajaknya terkumpul dalam buku kumpulan puisi seperti Sembilu (1991), Ambang (1992), Oase (Titian Ilahi Press, 1994), Serayu (Harta Prima Press, 1995), Tabur Kembang (Seperempat Abad Khaul Bung Karno, 1995), Negeri Poci-3 (Tiara Jakarta, 1996), Mimbar Penyair Abad 21 (Balai Pustaka, 1996), Gerbong (Cempaka, 1998), Ijinkan Aku Mencintaimu (2002), Tunjammu Kekasih (2003), Beribu Rindu Kekasihku (2004), dan kumpulan puisi Rumah Cahaya (2005). Eseinya terdokumentasi dalam buku Kiat Menembus Media Massa (Titian Ilahi Press, 1994), Begini Begini Begitu (Dewan Kesenian Yogya, 1997).

f. Ayu Utami Justina Ayu Utami dilahirkan di Bogor, Jawa Barat, 21 November 1968. Ia besar di Jakarta dan menamatkan kuliah di Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Ia pernah menjadi wartawan di majalah Humor, Matra, Forum Keadilan, dan D&R. Tak lama setelah penutupan Tempo, Editor dan Detik di masa Orde Baru, ia ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen yang memprotes pembredelan. Kini ia bekerja di jurnal kebudayaan Kalam dan di Teater Utan Kayu. Ayu dikenal sebagai novelis sejak novelnya Saman memenangi sayembara penulisan roman Dewan Kesenian Jakarta 1998. Akhir 2001, ia meluncurkan novel Larung, disusul Kumpulan Esai Si Parasit Lajang (GagasMedia, Jakarta, 2003) dan novel Bilangan Fu (KPG, Jakarta, 2008).

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

58

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

g. Fira Basuki Fira Basuki lahir 7 Juni 1972, dikenal sebagai novelis Indonesia. Karya-karya Fira Basuki di antaranya novel trilogi Jendela-jendela (2001), Pintu (2002), dan Atap (2002); Biru; Mr. B (2004); serta Rojak (2004). Trilogi novel Jendela-jendela, Pintu dan Atap menceritakan kehidupan dan problemanya di berbagai tempat seperti di Indonesia, Amerika Serikat, dan Singapura. Tokoh utama, June dan Bowo, memiliki latar budaya Jawa yang kental, tapi uniknya juga terpengaruh beberapa budaya asing. Novel lainnya adalah Brownies dan Astral Astria (2007).

9. Angkatan 2000 a. Dewi Lestari Dewi Lestari Simangunsong, yang akrab dipanggil Dee, dilahirkan di Bandung, 20 Januari 1976. Dewi Lestari seorang penulis dan penyanyi asal Indonesia. Lulusan jurusan Hubungan Internasional Universitas Parahyangan ini awalnya dikenal sebagai anggota trio vokal Rida Sita Dewi. Tulisan Dee pernah dimuat di beberapa media. Salah satu cerpennya berjudul Sikat Gigi pernah dimuat di buletin seni terbitan Bandung. Tahun 1993, ia mengirim tulisan berjudul Ekspresi ke majalah Gadis yang saat itu sedang mengadakan lomba menulis dimana ia berhasil mendapat hadiah juara pertama. Tiga tahun berikutnya, ia menulis cerita bersambung berjudul Rico the Coro yang dimuat di majalah Mode. Beberapa novelnya yaitu Supernova Satu : Ksatria, Puteri dan Bintang Jatuh (2001), Supernova Dua berjudul Akar (2002), Supernova Tiga berjudul Petir, Rectoverso (2008), dan Perahu Kertas (2009).

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

59

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

b. Abidah El Khalieqy Abidah El Khalieqy, lahir di Jombang, 1 Maret 1965. Bukunya yang sudah terbit, Hasil Karya Seni: Antologi Tunggal: Ibuku Laut Berkobar (1987), Perempuan Berkalung Sorban (2000), Menari Di Atas Gunting (2001), Atas Singgasana (2002) dan Geni Jora (2004). Antologi Bersama: Sangkakala (Majalah Arena, 1988), Kafilah Angin (IAIN, 1990), Sembilu (Pustaka Pelajar, 1991), Ambang (Bentang, 1992), Pagelaran (Bentang, 1993), Guru Tarno (Bigraf Publising, 1993), Oase (Titian Illahi Press, 1994), Aseano: An Anthology of Poems From Southeast Asia (Asean Coci, 1995), Negeri Bayang-Bayang (Festival Seni Surabaya, 1996), Wanita Penyair Indonesia (Korrie Layun Rampan, 1997), Begini Begini Begitu (Pustaka Pelajar, 1997), Gerbong Antologi Puisi dan Cerita Pendek Indonesia Modern (Yayasan Cempaka Kencana, 1998). c. Habiburrahman El Shirazy Habiburrahman El Shirazy lahir di Semarang, 30 September 1976. Sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Di antara karyakaryanya yang telah beredar adalah Ayat-Ayat Cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di Atas Sajadah Cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika Cinta Berbuah Surga (2005), Pudarnya Pesona Cleopatra (2005), Ketika Cinta Bertasbih 1 (2007), Ketika Cinta Bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam Mihrab Cinta (2007). d. Andrea Hirata Andrea Hirata Seman Said Harun (lahir 24 Oktober) adalah seorang penulis Indonesia yang berasal dari Pulau Belitong, Provinsi Bangka Belitung. Novel pertamanya adalah novel Laskar Pelangi yang merupakan buku pertama dari tetralogi novelnya, yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

60

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

e. Ahmad Fuadi Ahmad Fuadi (lahir di Maninjau, Sumatra Barat, 30 Desember 1972) adalah novelis, pekerja sosial dan mantan wartawan dari Indonesia. Novel pertamanya adalah novel Negeri 5 Menara yang merupakan buku pertama dari trilogi novelnya. Novel keduanya yang merupakan trilogi dari Negeri 5 Menara, Ranah 3 Warna telah diterbitkan sejak 23 Januari 2011. Fuadi mendirikan Komunitas Menara, sebuah yayasan sosial untuk membantu pendidikan masyarakat yang kurang mampu, khususnya untuk usia prasekolah. Saat ini Komunitas Menara punya sebuah sekolah anak usia dini yang gratis di kawasan Bintaro, Tangerang Selatan. f. Djenar Maesa Ayu Djenar Maesa Ayu lahir di Jakarta, 14 Januari 1973. Cerpen-cerpennya telah tersebar di berbagai media massa Indonesia seperti Kompas, The Jakarta Post, Republika, Koran Tempo, majalah Cosmopolitan, dan Lampung Post. Karya-karya Jenar antara lain buku pertamanya, Mereka Bilang, Saya Monyet!, cerpen Waktu Nayla, cerpen Asmoro, cerpen Menyusu Ayah dan buku keduanya, Jangan Main-main (dengan Kelaminmu). g. Raudal Tanjung Banua Raudal Tanjung Banua lahir di Desa Lansano, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, 19 Januari 1975. Pernah menjadi koresponden Harian Semangat dan Haluan, Padang, untuk akhirnya merantau ke Denpasar, Bali, bergabung dengan Sanggar Minum Kopi dan intens belajar pada penyair Umbu Landu Paranggi. Sejak tahun 1997 pindah ke Yogyakarta, menyelesaikan studinya di Jurusan Teater Yogyakarta. Karyanya yang berupa puisi, cerpen dan esei dipublikasikan di pelbagai media massa yang terbit di sejumlah di Indonesia, di

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

61

Bahan Ajar Bahasa Indonesia SD1

samping terdapat dalam sejumlah antologi bersama maupun pemenang lomba. Bukunya yang sudah terbit Pulau Cinta di Peta Buta (kc, Jendela, 2003), Ziarah bagi yang Hidup (kc, Mahatari, 2004), Parang Tak Berulu (kc, Gramedia Pustaka Utama) dan Gugusan Mata Ibu (Bentang Pustaka). Salah satu puisinya berjudul Pulang Aku Ke Pantun Lama.

C. Perubahan Fungsi Sastra dari Zaman ke Zaman Herodotus menyatakan bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini kecuali perubahan. Demikian juga adanya dengan fungsi sastra. Fungsi sastra berubah sesuai perkembangan peradaban/zaman, perkembangan jiwa manusia, dan perkembangan pola pikir manusia. Misalnya saja sastra yang ditulis sekitar tahun 1945, saat itu berfungsi sebagai alat untuk mendobrak semangat bangsa Indonesia. Syair lagu-lagu perjuangan juga digunakan untuk membangkitkan rasa persatuan. Sekarang fungsi itu telah berubah, puisi dan syair lagu tersebut bukan lagi sebagai pendobrak semangat melainkan sebagai media untuk mengenang masa lalu dan mengajak generasi sekarang untuk melihat apa yang terjadi dulu serta ikut merasakan seolah-olah berada pada keadaan itu. Fungsi sastra sebagai media komunikasi pun akan berubah ketika zaman ini beralih, karena adanya kemungkinan pembaca tidak memahami apa yang disampaikan penulis. Namun begitu, sastra tidak terbatas pada penulis dan pembaca yang sezaman dan setempat.

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UPY

62

Related Documents


More Documents from "cnck"