LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
A. Konsep Lanjut Usia 1. Definisi Lanjut Usia Lanjut usia atau lansia adalah seseorang yang telah mencapai tahap akhir dari tahap perkembangan hidup manusia (Keliat, 1999 dikutip Maryam R. , Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara, 2008). Lansia adalah seseorang yang mengalami perubahan kondisi fisik yang berkaitan dengan proses penuaan, tidak mampu menjalankan perannya secara normal, dan telah melewati peristiwa simbolik sosial yaitu adanya cucu dalam anggota keluarga (Stanley & Beare, 2006). WHO (World Health Organization) dalam (Mubarak, Chayatin, & Santoso, 2012) menjelaskan usia lanjut atau lanjut usia dibagi menjadi empat kriteria yaitu : a. Usia pertengahan (middle age) adalah kelompok yang berusia diantara 45 sampai 59 tahun. b. Usia lanjut (elderly) adalah kelompok yang berusia diantara 60 sampai 74 tahun. c. Usia tua (old) adalah kelompok yang berusia diantara 75 sampai 90 tahun. d. Usia sangat tua (very old) adalah kelompok yang berusia di atas 90 tahun. Lansia dapat diklasifikasikan menjadi 5 bagian yaitu (Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara, 2008): a. Pralansia (prasenillis) Pralansia adalah seseorang yang berusia diantara 45 sampai 59 tahun. b. Lansia Lansia adalah seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
c. Lansia resiko tinggi Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI, 2013) menjelaskan bahwa lansia resiko tinggi adalah seseorang yang telah berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan yang dialami. d. Lansia potensial Lansia potensial adalah lansia yang masih dapat melakukan kegiatan atau melakukan pekerjaan sehingga menghasilkan barang/jasa (Depkes RI, 2003). e. Lansia tidak potensial Lansia tidak potensial adalah lansia yang tidak mampu untuk melakukan pekerjaan sehingga memerlukan orang lain untuk menanggung hidupnya (Depkes RI, 2003). 2. Tugas Perkembangan Lansia Tugas perkembangan lansia adalah sebagai berikut (Maryam, Ekasari, Rosidawati, Jubaedi, & Batubara, 2008): a. Mempersiapkan diri untuk menghadapi kondisi yang menurun b. Mempersiapkan diri untuk menghadapi pensiun c. Menjalin hubungan dengan orang yang berusia sama d. Mempersiapkan diri untuk menjalani kehidupan baru e. Melakukan
penyesuaian
dalam
menjalani
kehidupan
sosial
atau
bersosialisasi dengan masyarakat Tugas perkembangan lansia adalah sebagai berukut (Mubarak, W, Chayatin, & Santoso, 2012): a. Menerima penurunan kemampuan dan keterbatasan
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
b. Menyesuaikan dengan masa pensiun c. Mengatur pola hidup secara terorganisir d. Menerima kehilangan dan kematian dengan tentram (Erikson’s tahap integrity versus despair) 3. Proses Penuaan dan Perubahan yang Terjadi Pada Lansia a. Proses Penuan Proses penuaan adalah suatu proses yang akan dialami oleh setiap manusia yang telah menjalani tahap kehidupan mulai dari masa kanakkanak sampai masa dewasa. Proses penuaan terdiri dari 2 proses yaitu penuanan secara primer dan penuaan secara sekunder. Proses penuaan secara primer terjadi apabila tingkat sel pada tubuh manusia sudah mengalami perubahan, sedangkan proses penuaan sekunder yang terjadi karena faktor-faktor yang berada di luar tubuh seperti lingkungan fisik dan sosial, stress serta adanya pengaruh dari gaya hidup (Mubarak, W, Chayatin, & Santoso, 2012). b. Teori-Teori Proses Penuan Teori-teori penuaan terdiri dari teori biologis dan teori psikososial (Mickey, 2006). 1) Teori biologis Teori biologi menjelaskan mengenai terjadinya proses fisik penuaan, meliputi perubahan struktur dan fungsi, perkembangan dan panjangnya usia seseorang serta kematian. Perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuh manusia merupakan perubahan molukuler dan seluler yang terjadi dalam organ, yang merupakan kemampuan tubuh manusia untuk
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
melawan penyakit. Teori biologis juga menjelaskan penuanan terjadi dengan cara yang berbeda pada manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhi lamanya usia seseorang. a) Teori-teori genetika Penuaan adalah proses yang terjadi dari waktu ke waktu yang secara tidak sadar diwariskan, berfungsi untuk mengubah sel dan struktur jaringan, sehingga perubahannya terjadi dan lamanya usia seseorang sebelumnya telah ditetapkan. Penuaan manusia merupakan dampak lingkungan pada pembentukan kode genetika dan gen. b) Teori wear and tear Penimbunan sampah metabolik atau zat-zat nutrisi dalam tubuh dapat menghancurkan sintesis DNA, akibat molukuler tidak dapat berfungsi sehingga organ-organ dalam tubuhpun tidak dapat dihancurkan dalam tubuh melalui sistem enzim pelindung, namun beberapa radikal bebas yang berhasil lolos akan mengalami penimbunan yang berakibat terjadinya kerusakan pada organ tubuh. c) Riwayat lingkungan Proses penauan dapat terjadi karena faktor-faktor yang terdapat di lingkungan sekitar manusia, contohnya cahaya matahari, infeksi, trauma dan karsinogen yang dihasilkan oleh industri menyebabkan proses penuaan pada manusia dapat secara cepat terjadi. d) Teori imunitas Pada proses penuaan sistem imunitas di dalam tubuh mengalami kemunduran, pertahankan terhadap benda-benda asing yang masuk
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
kedalam tubuh semakin melemah sehingga tubuh dengan mudah dapat terserang penyakit. Perlunya tindakan promosi kesehatan, pemeliharaan
kesehatan,
dan
pencegahan
penyakit
untuk
mempertahankan kondisi optimal lanjut usia. e) Teori neuroendokrin Proses sehingga
penuaan lanjut
usia
menyebabkan memerlukan
area
neurologi
waktu
untuk
terganggu menerima,
memproses, dan bereaksi terhadap perintah, oleh karena itu tahap ini dikenal dengan perlambatan tingkah laku. 2)
Teori psikososial Proses penuaan menunjukkan adanya perubahan perilaku dan sikap yang terjadi pada seseorang. Perubahan non fisik di kombinasikan dengan perubahan psikologis yang terjadi pada manusia. a) Teori kepribadian Kepribadian manusia terdiri dari introvert dan ekstrovert, keseimbangan antara kepribadian tersebut sangat di perlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal. Penurunan kondisi fisik yang di alami lansia menyebabkan tanggung jawab kepada yang dialami lansia menyebabkan tanggung jawab kepada keluarga dan ikatan sosial lansia menjadi menurun sehingga membuat lansia cenderung menjadi ekstrovert (Jung, 1996; dikutip Stanley & Beare, 2006). b) Teori tugas perkembangan Tugas perkembangan adalah kegiatan dan tantangan yang harus diselsaikan oleh seseorang pada tahap tertentu yang bertujuan
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
untuk mencapai kehidupan pada masa tua yang sukses. Tugas perkembangan lansia adalah memandang secara utuh dan puas mengenai kehidupan yang dijalani (Erickson, 1986; dikutip Stanley & Beare, 2006). c) Teori disengagement (pemutusan hubungan) Lansia melakukan proses penarikan diri dari tanggung jawab dan perannnya di masyarakat. Proses penarikan diri ini merupakan suatu proses yang diprediksi, sistematis dan tidak dapat dihindari. Manfaat dari pengurangan kontak sosial pada lansia adalah memiliki waktu yang banyak untuk memfleksikan pencapaian hidup dan melengkapi harapan yang belum terpenuhi, bagi masyarakat adalah memberikan kesempatan pada generasi muda untuk berkarya (Coming & Henry 1960; dikutip Stanley & Beare, 2006) d) Teori aktivitas Teori aktivitas adalah teori yang berlawanan dengan teori disengagement. Akivitas sosial sangat diperlukan untuk mencapai penyesuain diri yang sehat bagi lansia. Adanya interaksi dengan penyesuaian diri yang sehat bagi lansia. Adanya interaksi dengan orang lain dapat menciptakan kesejahteraan fisik dan mental bagi seseorang. Aktivitas mental dan fisik yang dilakukan seseorang secara
berkesinambungan
dapat
mencegah
kehilangan
dan
memelihara kesehatan manusia (Birren & Bangston, 1998; dikutip Stanley & Beare, 2006).
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
e) Teori kontinuitas Teori kontinuitas menjelaskan manfaat kepribadian pada kebutuhan agar hidup tetap aktif sehingga memenuhi kebutuhan dan mencapai kehidupan yang bahagia di usia tua. Teori kontinuitas menjelaskan kemampuan koping seseorang untuk menghadapi masalah yang terjadi dan kepribadian yang dimiliki oleh seseorang yang dijadikan panduan untuk memprediksi kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan perubahan yang terjadi akibat proses penuaan (Atchley, 1989 dalam Stanley & Beare, 2006). 4. Perubahan-Perubahan yang Terjadi Pada Lansia Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, perubahan mental dan perubahan psikososial (Nugroho, 2000 dikutip Effendi & Makhfudli, 2009). a
Perubahan fisik 1) Sel Pada sel mengalami penurunan jumlah dan bentuk sel mengalami perubahan menjadi lebih besar. Jumlah cairan intrasel dan cairan tubuh, preporsi protein di otak, ginjal, otot, hati, dan darah akan mengalami penurunan. Jumlah sel-sel yang ada di otak akan berkurang, mekanisme perbaikan sel yang rusak akan terganggu sehingga otak menjadi atrofi. 2) Sistem pendengaran
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
Pada lansia mengalami gangguan pendengaran, membran timpani mengecil, kreatinin mengalami peningkatan sehingga serumen mengalami pengumpalan dan pengerasan. 3) Sistem penglihatan Sfingter pupil mengalami sklerosis dan respon pada sinar berkurang, kornea berbentuk sferis yaitu seperti bola, lensa menjadi keruh, sehingga dapat menjadi katarak, daya berespon tehadap cahaya menjadi lambat dan sulit untuk melihat keadaan gelap karena peningkatan ambang pemataan menurun, pada skala pemeriksaan sulit untuk membedakan warna hijau dan biru. 4) Sistem kardiovaskuler Menurunnya elastisitas dinding aorta, penebalan dan kaku pada kutup jantung, setalah usia 20 tahun kemampuan jantung untuk memompa darah menurun 1% per tahun sehinga kontraksi dan volume terjadi penurua, peningkatan resistensi pembuluh darah perifer menyababkan peningkatan tekanan darah, serta elastisitas pembuluh darah menghilang. 5) Sistem pengaturan suhu tubuh Secara fisiologis suhu tubuh menjadi hipotermi (± 35 0C) yang disebabkan
karena
penurunan
metabolisme,
tidak
mampu
memproduksi panas lebih banyak dan refleks menggigil menjadi terbatas. 6) Sistem persarafan
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
Otot-otot pernafasan mengalami kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, aktivitas silia menurun, terjadinya peningkatan kapasitas residu karena
elastisitas
paru-paru
menghilang,
penurunan
kapasitas
pernafasan maksimum, dan menurunnya kedalaman untuk bernafas. Alveoli membesar, dan jumlahnya berkurang, oksigen pada arteri menurun 75 mmHg dan berkurangnya refleks batuk. 7) Sistem gastrointestinal Jumlah gigi berkurang, penurunan indra pengecap, esofagus melebar, rasa lapar mengalami penurunan, produksi dan waktu pengosongan asam lambung menurun, terjadinya konstipasi karena peristaltik melemah, kemampuan absorbsi menurun, ukuran hati mengecil, dan suplai aliran darah berkurang. 8) Sistem genitouriaria Ukuran ginjal menjadi kecil, atrofi pada nefron, penurunan aliran darah
sampai
50%
pada
ginjal,
kemampuan
ginjal
untuk
mengkonsentrasikan urine menurun karena berkurangnya fungsi tubulus, berat jenis urine menurun, proteinuria (+1), Blood Urea Nitrogen meningkat hingga 21%, nilai ambang ginjal pada glukosa meningkat, melemahnya otot-otot vesika urinaria, frekuensi BAK meningkat karena kapasitas menurun sampai 200 ml dan kandung kemih sulit untuk dikosongkan. Pada laki-laki yang berusia lebih dari 65 tahun akan mengalami pembesaran prostat hingga 75% dari besar normalnya. 9) Sistem endokrin
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
Produksi CATH, LH, TSH, FSH, aldosteron mengalami penurunan, menurunnnya aktivitas tiroid sehingga basal metabolisme menurun, sekresi hormone gonand seperti progesterone, aldesterone, dan estrogen menurun. 10) Sistem integument Jaringan lunak menghilang sehingga kulit menjadi keriput, kulit kasar
dan
bersisik
karena
menurunnnya
cairan,
menurunnya
mekanisme proteksi kulit, warna rambut menjadi kelabu, menebalnya rambut di dalam telinga dan hidung, melebatnya pertumbuhan kuku, kuku mudah rapuh dan keras, berkurangnnya kelenjer keringat. 11) Sistem muskuloskeletal Kepadatan tulang berkurang, mudah rapu, kifosis, sendi membesar dan menjadi kaku, tendon menjadi sklerosis dan mengecil, gerakan menjadi lambat karena serabut otot atrofi, otot-otot sering mengalami kram dan sering mengalami tremor. Manusia mengalami penuaan, jumlah massa otot tubuh mengalami penurunan. Kekuatan muskular mulai merosot sekita umur 40 tahun dan dipercepat setelah usia 60 tahun (Stanley & Beare, 2006). Penurunan penggunaan sistem neuromuskular dan gaya hidup penyebab utama untuk kehilangan kekuatan otot. Pada lansia terdapat kemunduran kartilago sendi, sebagian besar terjadi pada sendi-sendi yang menahan beban dan pembentukan tulang di permukaan sendi. Komponen-komponen kapsul sendi pecah dan kolagen yang terdapat pada jaringan penyambung meningkat secara progresif yang jika tidak
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
dipakai lagi, mungkin menyebabkan inflamasi, nyeri, penurunan mobilitas sendi dan deformitas (Hamerman, 1994; Stanley & Beare, 2006). b Perubahan mental Perubahan fisik, keadaan kesehatan, tingkat pendidikan, hereditas, lingkungan,
dan
kenangan
merupakan
faktor-faktor
yang
dapat
menyebabkan perubahan mental pada lansia. Masalah mental dan emosional pada lansia sering muncul perasaan tidak aman, pesimis dan cemas. c Perubahan psikososial Perubahan psikososial dan reaksi individu pada perubahan yang mereka alami tergantung pada kepribadian individu itu sendiri (Mubarak, Chayatin, & Santoso, 2012). Perubahan psikososial sering terjadi pada seseorang yang telah mengalami masa pensiun, dan hal-hal yang akan terjadi pada masa pensiun adalah : a. Hilangnya sumber finansial atau pendapatan menjadi berkurang b. Hilangnya status, yang sebelumnya mempunyai jabatan dan posisi yang cukup tinggi c. Hilangnya pekerjaan atau kegiatan d. Hilangnya teman dan relasi e. Merasakan adanya kematian 5. Tipe Lansia Nugroho (2000; dikutip Dewi, 2014), banyak ditemukan bermacammacam tipe lansia. Beberapa yang menonjol diantaranya:
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
a.
Tipe Arif Bijaksana Lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana, dermawan, memenuhi undangan dan menjadi panutan.
b. Tipe Mandiri Lansia kini sedang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi undangan. c.
Tipe Tidak Puas Lansia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang proses penuaan yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayang, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit dilayani dan pengkritik.
d. Tipe Pasrah Lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti kegiatan beribadat, ringan kaki, melakukan berbagai jenis pekerjaan. e.
Tipe Bingung Lansia yang sering kaget, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri, merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh.
Lansia dapat pula dikelompokkan dalam beberapa tipe yang bergantung pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, social dan ekonominya. Tipe ini antara lain:
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
1.
Tipe Optimis Lansia santai dan periang, penyesuaian cukup baik, memandang lansia dalam bentuk bebsa dari tanggung jawab dan sebagai kesempatan untuk memenuhi kebutuhan pasifnya.
2.
Tipe Konstruktif Mempunyai integritas baik, dapat menikmati hidup, mempunyai toleransi tinggi, humoris, fleksibel dan sadar diri. Biasanya sifat ini terlihat sejak muda.
3.
Tipe Ketergantungan Lansia ini masih diterima di tengah masyarakat, tetapi selalu pasif, tidak berambisi, masih sadar diri, tidak mempunyai inisiatif dan tidak praktis dalam bertindak.
4.
Tipe Defensif Sebelumnya mempunyai riwayat pekerjaan/jabatan yang tidak stabil, selalu menolak bantuan, emosi yang sering tidka terkontrol, memgang teguh kebiasaan, bersifat kompulsif aktif, takut mengahadi “menjadi tua” dan menyenangi masa pensiunan.
5.
Tipe Militan dan Senus Lansia yang tidak mudah menyerah, serius, senang berjuang dan bisa menjadi panutan.
6.
Tipe Pemarah Frustasi Lansia yang pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, selalu menyalahkan orang lain, menunjukkan penyesuaian yang buruk dan sering mengekspresikan kepahitan hidupnya.
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
7.
Tipe Bermusuhan Lansia yang selalu menganggap orang lain yang menyebabkan kegagalan, selalu mengeluh, bersifat agresif dan curiga. Umumnya memiliki pekerjaan yang tidak stabil di saat muda, menganggap menjadi tua sebagai hal yang tidak baik, takut mati, iri hati pada orang yang masih muda, senang mengadu untung pekerjaan, dan aktif menghindari masa yang buruk.
8.
Tipe Putus asa, Membenci dan Menyalahkan Diri Sendiri Bersifat kritis dan menyalahkan diri sendiri, tidak memiliki ambisi, mengalami penurunan sosio-ekonomi, tidak dapat menyesuaikan diri, lansia tidak hanya mengalami kemarahan tetapi juga depresi, menganggap usia lanjut sebagai masa yang tidak menarik dan berguna.
6. Permasalahan Umum Kesehatan Lansia 1. Mudah jatuh. Faktor instrinsik yang menyebabkan mudah jatuh antara lain gangguan jantung dan sirkulasi darah, gangguan sisitem anggota gerak, gangguan sistem saraf pusat, pendengaran,
gangguan
gangguan
penglihatan
dan
psikologis, vertigo dan penyakit-penyakit
sistemik. Sedangkan faktor ekstrinsik penyebab jatuh antara lain cahaya ruangan yang kurang terang, lantai licin, tersandung benda-benda, alas kaki kurang pas, tali sepatu, kursi roda dan turun tangga. 2. Kekacauan mental akut. Kekacauan mental pada lansia dapat disebabkan oleh keracunan, penyakit infeksi dengan demam tinggi, alkohol, penyakit metabolisme, dehidrasi, gangguan fungsi otak, dan gangguan fungsi hati. 3. Mudah lelah, disebabkan oleh faktor psikologis berupa perasaan bosan, keletihan, dan depresi. Faktor organik yang menyebabkan kelelahan antara
lain anemia,
kekurangan
vitamin,
osteomalasia,
metabolisme, gangguan pencernaan dan kardiovaskuler.
kelainan
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
4. Nyeri dada, dapat disebabkan oleh penyakit jantung koroner, aneurisme aorta, radang selaput jantung dan gangguan pada sistem pernafasan. 5. Sesak nafas, terutama saat melakukan aktifitas/kerja fisik, dapat disebabkan oleh kelemahan jantung, gangguan sistem saluran nafas, berat badan berlebihan dan anemia. 6. Palpitasi/jantung berdebar-debar, dapat disebabkan oleh gangguan irama jantung, keadaan umum badan yang lemah karena penyakit kronis, dan faktor psikologis. 7. Pembengkakan kaki bagian bawah, dapat disebabkan oleh kaki yang lama digantung, gagal jantung, bendungan vena, kekurangan vitamin B1, penyakit hati dan ginjal. 8. Nyeri pinggang atau punggung, dapat disebabkan oleh gangguan snedi atau susunan sendi pada tulang belakang, gangguan pankreas, kelainan ginjal, gangguan pada rahim, kelenjar prostat dan otot-otot badan. 9. Gangguan penglihatan dan pendengaran, dapat disebabkan oleh presbiop, kelainan lensa mata, glaukoma, dan peradangan saraf mata. Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh kelainan degeneratif, misalnya otosklerosis. 10.Sulit tidur, dapat disebabkan oleh faktor ekstrinsik seperti lingkungan yang kurang tenang, dan faktor intrinsik seperti gatal-gatal, nyeri, depresi, kecemasan dan iritabilitas. 11.Sukar menahan buang air besar, dapat terjadi karena penggunaan obatobatan pencahar, keadaan diare, kelainan usus besar dan saluran pencernaan. 12.Eneuresis, sukar menahan buang air kecil atau sering ngompol dapat disebabkan oleh penggunaan obat-obatan, radang kandung kemih, kelainan kontrol pada kandung kemih, kelainan persyarafan kandung kemih serta akibat faktor psikologis. 13.Berat badan menurun, dapat disebabkan oleh nafsu makan menurun, penyakit
kronis,
sosioekonomis.
gangguan
saluran
cerna,
dan
faktor-faktor
LAPORAN PENDAHULUAN Keperawatan Gerontik Program Profesi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
(Nugroho, 2000 dikutip Wahono, 2010).
DAFTAR PUSTAKA Dewi, S. R. (2014). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Deepublish. Effendi, F., & Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori dan Praktik Keperawatan . Jakarta: Salemba Medika Kemenkes RI. (2013). Gambaran Kesehata Lanjut Usia di Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Maryam, R., Ekasari, M., Rosidawati, Jubaedi, A., & Batubara, I. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya . Jakarta : Salemba Medika. Mickey, S. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik . Jakarta: EGC. Mubarak, W, I., Chayatin, & Santoso. (2012). Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC. Wahono, H. (2010). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan posyandu lansia di gantungan makanhaji [skripsi]. Jawa Tengah: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tidak dipublikasikan.