MANAJEMEN NURANI PENDIDIKAN SEKOLAH BEBAS BEBAN BIAYA (Sekolah Triple B)
Oleh: Yoyon Ahmudiarto
YAYASAN BUSTANUL ‘ULUM BANDUNG 2008 1
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................................... 3 I. PENDAHULUAN .................................................................................................... 4 1.1 Dasar Pemikiran................................................................................................ 6 1.2 Tujuan Manajemen Nurani Pendidikan ............................................................ 7 1.3 Sistematika Pembahasan.................................................................................... 8 II MANAJEMEN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN ................................. 9 2.1 Tingkat Kebutuhan Manusia...................................................................... 10 2.2 Sifat Dasar Manusia................................................................................... 10 2.3 Problem Ekonomi ...................................................................................... 10 2.4 Aspek-aspek Perubahan ............................................................................. 11 2.5 Respons Atas Perubahan............................................................................ 11 III MANAJEMEN NURANI PENDIDIKAN DAN SEKOLAH TRIPLE-B 12 3.1 Keunggulan Manajemen Nurani ................................................................ 12 3.1.1 Ekspektasi Laba Manajemen Nurani ..................................................... 12 3.2 Struktur Organisasi .................................................................................... 16 3.3 Aplikasi Manajemen Strategi..................................................................... 18 3.3.1 Tahap Formulasi Strategi....................................................................... 20 3.3.2 Tahap Implementasi Strategi ................................................................. 22 3.3.3 Tahap Evaluasi Strategi ......................................................................... 24 V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................................. 35 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 36
2
MANAJEMEN NURANI PENDIDIKAN SEKOLAH BEBAS BEBAN BIAYA ABSTRAK Tulisan ini mengacu pada pengetahuan umum bahwa pendidikan adalah aset nasional dalam mempertahankan keberadaannya, alih-alih, pada masa globalisasi yang sarat dengan persaingan. Yang menjadi bahasan adalah jawaban pertanyaan, bagaimana mewujudkannya? Pada negara-negara yang mempunyai sumber penghasilan besar, menjalankan program penuntasan pendidikan tidak menjadi masalah dalam segi pendanaan tinggal masalah manejemen saja. Namun bagi negara kita yang digolongkan pada negara berkembang dengan kualitas sumber penghasilan yang terbatas menimbulkan tidak sedikit masalah. Manajemen nurani pendidikan merupakan suatu konsep yang diajukan untuk dapat memberikan solusi pada pencapaian cita-cita dimana pendidikan dapat diakses oleh seluruh kalangan dengan relatif mudah.
Konsep manajemen ini telah diaplikasikan selama 10 (sepuluh) tahun pada sekolah Triple ’B’ Bebas Beban Biaya Bustanul ’Ulum Bandung sejak tahun 1998. Prinsip pertama dari manajemen nurani pendidikan adalah ’tidak mengkomersialisasikan pendidikan’. Prinsip ini bukan berarti bahwa para pekerja yang melakukan proses pendidikan diabaikan kesejahteraannya. Namun penghargaan atas etos kerja dan pengabdian pada nilai-nilai luhur pendidikan berupa keikhlasan, kejujuran dan ‘reward’ atau pendapatan yang barokah yang meningkat menjadi salah satu pandangan yang positif. Konsep bahwa tidak ada suatu proses yang gratis merupakan prinsip ke-dua. Manajemen berperan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia. Manusia diberi kemampuan beradaptasi dengan perubahan. Tingkat kesulitan manusia dalam merespon perubahan berbeda-beda. Kemudian prinsip ke-tiga adalah ‘semua pihak senang’ atau win-win situation. Aplikasi manajemen strategi merupakan pengendali konsep manajemen secara keseluruhan mulai dari tingkat korporasi, bisnis dan fungsional. Para pihak secara bersama-sama menyukseskan tujuan organisasi sesuai dengan visi dan misi pemerintah. Keyword: Manajemen nurani pendidikan, Bebas beban biaya.
3
I. PENDAHULUAN Problematika kehidupan baik yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi, modernisasi, otomasi maupun sebaliknya yang disebabkan oleh keterbelangkangan, rendahnya tingkat penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi akan memberikan pencerahan kepada orang-orang yang mau berfikir. Pendekatan akan permasalahan yang sedang bangsa Indonesia alami dalam menghadapi persaingan-persaingan yang bersifat lokal, nasional dan internasional merasakan ketimpangan dalam hal kesiapan ketersediaan sumber daya manusia yang handal. Perubahan-perubahan yang mengarah pada perbaikan memang sudah dirasakan tetapi masih kurang memadai menyangkut pewaktuan maupun kulitas penyelesaiannya. Sehingga penulisan gagasan manajemen nurani pendidikan dan sekolah bebas beban biaya merupakan hasil integritas permasalahan tersebut di masyarakat, didukung dengan pengalaman dilapangan, dan keikutsertaan dalam berkontribusi dalam rangka saling mengingatkan untuk mentaati kebenaran dan menetapi kesabaran.
Pendidikan bebas beban biaya yang dikelola oleh Yayasan Bustanul ‘Ulum Bandung merupakan laboratorium alami yang memberikan banyak inspirasi melakukan kegiatan penulisan makalah ini. Berlangsungnya sekolah bebas beban biaya merupakan hasil partisipasi kolektif dari berbagai unsur masyarakat terutama para pengajar, administrator, pengurus yayasan, dermawan, simpatisan dari unsur swasta maupun pemerintah. Kontribusi dari berbagai pihak tersebut dalam rangka untuk membantu memberi solusi atas ketimpangan-ketimpangan dalam bidang pendidikan pada zaman ‘modern’ ini.
Apabila diasumsikan sekarang adalah zaman ’modern’, maka akan terlihat luar biasa atau aneh apabila terdapat upaya untuk membebaskan beban biaya pendidikan. Mengingat pada zaman ini hampir untuk setiap kegiatan akan diperhitungkan rugi dan laba berupa materi serta ada istilah lain ‘tidak ada kegiatan tanpa memerlukan biaya.’ Walaupun sesungguhnya pendidikan termaksud pada hakekatnya adalah untuk anakanak ‘kita’ sendiri. Seandainya, generasi muda penerus secara mayoritas terdidik apalagi ditambah mereka berprestasi baik maka kedepan mereka dengan berbekal kecakapan, karakter dan moral yang baik diharapkan akan mampu menjaga bumi
4
pertiwi. Sehingga akan memelihara bangsa Indonesia tetap menjadi bangsa yang merdeka dan bermartabat. Pertanyaannya, melalui proses apa dan bagaimana bangsa menjadi maju? Apakah cukup dengan beberapa universitas terkemuka dan beberapa sekolah unggulan, dengan segelintir anak-anak unggulan? Padahal untuk luas negara Indonesia yang sama dengan luas Eropa dan dengan jumlah penduduk ke-empat terbesar di bumi maka permasalahan menjadi semakin kompleks. Barangkali karena kompleksitas permasalahan yang dihadapi terlalu banyak sehingga pemerintah menghadapi kesulitan dalam menyelesaikannya dalam waktu singkat.
Pada kondisi yang belum terkendali, di masyarakat saat ini terdapat anggapan bahwa Kurikulum Nasional untuk sekolah menengah adalah dikendalikan secara tidak langsung oleh ‘perusahaan bimbingan belajar’. Masyarakat mulai merasa dirugikan oleh keberadaan ‘usaha bimbingan belajar’. Pertama, perlu dipertanyakan apakah perusahaan ini mempunyai pijakan visi dan misi jangka pajang yang menunjang pembangunan manusia seutuhnya atau terbatas pada kepentingan jangka pendek. Kerugian lain karena secara makro keberadaannya menambah beban biaya yang sangat tinggi pada proses pendidikan menengah yang tentunya memberatkan masyarakat menengah kebawah.
Kondisi pendidikan tinggi juga tidak lebih baik dari pendidikan menengah. Imbas pertama dari konsep sistem seleksi penerimaan mahasiswa baru adalah mendorong pendirian dan menyuburkan usaha bimbingan belajar tersebut diatas. Konsep BHMN yang belum berpihak pada masyarakat menengah kebawah. Kuantitas perguruan tinggi yang tidak fleksible sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga pendidikan tinggi masih tetap menjadi barang mahal sesuatu yang tetap exklusif. Pendidikan tinggi masih menjadi tujuan bukan menjadi alat pembangunan nasional.
Dilain pihak, kompetisi global telah berlangsung diantara bangsa-bangsa di dunia, indikator
ketersisihan
bangsa
Indonesia
tertera
langsung
dari
posisi
dan
keterpurukannya apabila dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain bahkan dari negaranegara tetangga sekalipun. Mengurai solusi dari keterpurukan tidak lagi cukup dengan hanya seminar, pencanangan atau kegiatan ceremonial lainnya, tetapi melalui proses yang lebih mendasar pada pembentukan pola global.
5
Dalam pattern globalisasi, terdapat relasi yang kuat antara kualitas kebijakan bidang pendidikan nasional dengan kemajuan bangsanya, lihat misalnya kemajuan yang dialami oleh Malayasia. Langkah-langkah strategis solusi atas keterpurukan, pertama adalah mendorong para pimpinan negara untuk memperbaiki kebijakan-kebijakan bidang pendidikan secara signifikan dan sistematik dari mulai perbaikan kuantitas yaitu pemerataan penyelenggaraan pendidikan sampai kemudian terciptannya kondisi pemerataan kualitas pendidikan nasional. Kedua, mengaplikasikan kebijakan-kebijakan tersebut untuk menghambat dan mengeliminasi kelompok-kelompok yang berusaha untuk memanfaatkan peluang atas kelemahan arah kebijakan bidang pendidikan nasional yang tidak selaras dengan Mukadimah Pembukaan dan pasal 31 UUD RI 1945. Termasuk membendung komersialisasi lembaga pendidikan yang ditengarai baik oleh oknum aparat pemerintah atau swasta. Ketiga, mendekatkan organisasi pendidikan dengan sistem budaya masyarakat sekitar sehingga dapat terciptannya sistem yang kokoh serta mampu hidup berkesinambungan.
1.1 Dasar Pemikiran Sudah dimaklumi bersama bahwa kekuatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia adalah faktor utama dalam proses pembangunan nasional. Fakta sejarah menunjukkan bahwa kemunduran negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim merupakan akibat dari efek bola salju yang disebagiankan kebijakan penjajah yang menjauhkan masyarakat pribumi dari dunia pendidikan sehingga kebanyakan mereka tidak mampu menghayati ilmu pengetahuan dan teknologi apalagi mengamalkannya. Padahal bangsa Indonesia yang mempunyai potensi besar dan sudah lebih dari 60 tahun merdeka tapi kita belum dapat membuat road map pendidikan. Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apakah pola fakir kebijakan ‘oknum’ pemerintah dalam bidang pendidikan masih mengacu seperti kebijakan penjajah? Padahal sungguhnya tahap awal yang dilakukan oleh para tokoh pejuang kemerdekaan RI adalah mencanangkan pentingnya pembangunan bidang pendidikan yang secara eksplisit tertera pada Mukadimah dan pasal 31 UUD RI 1945. Karena kalau boleh dikatakan, saat ini statemen tersebut adalah hanya merupakan puing-puing kerangka acuan kebijakan bidang pendidikan yang merupakan saksi sejarah bagi generasi pasca-kemerdekaan. Pada saat ini pemerintah bermaksud memberikan budget bertahap mencapai 20% dari APBN dan dana tambahan dari kompensasi kenaikan BBM untuk bidang pendidikan nasional. Kehawatiran muncul dari berbagai golongan apakah pemanfaatan dana 20%
6
akan tepat sasaran ? Karena pada tataran konsep kita sudah sangat mumpuni bahkan pada beberapa waktu sebelumnya pernah muncul ‘istilah-istilah’ seperti sekolah tanpa pungutan biaya dan wajib belajar 9 tahun atau wajar dikdas 9 tahun, tetapi semua bunga-bunga kebijakan bidang pendidikan tersebut kandas tidak mampu menjadi buah seperti yang diharapkan. Dalam konteks yang lebih luas, kini banyak terekspos laporan-laporan media masa yang mengeluhkan tingginya dana ‘sumbangan’ pembangunan pendidikan (DSP) yang dipungut setiap awal tahun dan dilain pihak laporan-laporan yang menampilkan kerusakan atau robohnya bangunan fisik sekolah. Bagaimana mengatasi semua permasalahan
bidang
pendidikan
yang
sangat
kompleks
tersebut?
Melalui
pertimbangan teknis dan pengalaman pengelolaan bidang pendidikan selama hampir sepuluh tahun yaitu sejak 1998, maka disini akan dikedepankan salah satu alternatif solusi berupa manajemen yang diistilahkan dengan ‘manajemen nurani pendidikan’ dengan menerapkan ‘sekolah bebas beban biaya’ atau ‘sekolah triple B’.
1.2 Tujuan Manajemen Nurani Pendidikan
Seperti telah dikumukakan bahwa kunci kesuksesan yang utama adalah terletak pada kekuatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia dalam proses pembangunan nasional. Untuk itu, tujuan dari Manajemen Nurani Pendidikan adalah: 1. Menetapkan bahwa bidang pendidikan merupakan prioritas pertama dalam pembangunan nasional, 2. Meminimisasi komersialisasi pendidikan, 3. Memacu berbagai pihak agar memberi dorongan pada proses pembangunan pendidikan, 4. Memberikan dorongan agar system manajemen mempunyai kemampuan beradaptasi terhadap aspek-aspek perubahan. Memfasilitasi arah menajemen pendidikan nasional yang dinamis yang disesuaikan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang serta memihak masyarakat banyak, 5. Mendorong penyediaan fasilitas sekolah yang mudah diakses oleh semua kalangan mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, 6. membentuk model-model sistem manajemen pendidikan sekolah bebas beban biaya yang berkemampuan memadukan keuntungan non-materi dan materi
7
secara berkesinambungan yang mandiri mulai dari tingkat pendidikan dasar dan menengah, 7. melindungi hak-hak kaum yang berkemampuan rendah secara ekonomi, I.Q., sosial-budaya, politis dan aspek lainnya agar memperoleh kesempatan yang sama dalam pendidikan, 8. memotivasi lembaga-lembaga, institusi-institusi dan organisasi-organisasi yang ada di Tanah Air untuk secara bersama-sama mendorong atau mendirikan fasilitas pendidikan yang mudah diakses oleh semua kalangan.
1.3 Sistematika Pembahasan Bagian I Pendahuluan menyampaikan secara singkat permasalahan-permasalahan, latar belakang, tujuan dan sitematika pembahasan manajemen pendidikan yang terdapat dilapangan saat ini. Dalam Bagian II Manajemen Adaptasi terhadap perubahan, meninjau beberapa aspek yang perlu dikendalikan dan kesediaan dalam mengantisifasi terjadinya perubahan-perubahan. Sehingga arah manajemen disuaikan dengan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang serta memihak masyarakat banyak. Pola perubahan ini akan tetap didasari misalnya dengan tingkat kebutuhan manusia, sifat dasar manusia, problem ekonomi, aspek-aspek perubahan dan respons manusia atas perubahan. Kemudian Bagian III Manajemen Nurani Pendidikan Sekolah Bebas Beban Biaya mengupas aspek-aspek ekspektasi keluaran atau laba, diagram organisasi, jenis usaha, budaya organisasi, transparansi pengelolaan keuangan, aplikasi manajemen strategi, model manajemen strategi dengan mengurai masalah visi dan misi organisasi pendidikan, tahap formulasi strategi, tahap implementasi strategi dan pengendalian strategi. Terakhir Bagian IV Sekolah Bebas Beban Biaya Bustanul ’Ulum Inkubator Terpadu (BUKIT). Serta Kesimpulan dan saran dituangkan pada bagian V.
8
II MANAJEMEN ADAPTASI TERHADAP PERUBAHAN Manusia selalu hidup dalam lingkup organisasi baik formal maupun non-formal. Proses perubahan akan selalu terjadi pada organisasi. Misalnya, perusahaan melakukan merger, revolusi proses teknologi produksi, reformasi hukum, perubahan struktur keluarga. Contoh-contoh ini begitu banyak sampai tak terbatas jumlahnya. Untuk itu manusia baik sebagai individu maupun berkelompok harus mampu menghadapi dan beradaptasi dengan perubahan-perubahan tersebut. Sebaliknya, maka kegagalan akan menjadi akibatnya. Masalahnya, manusia tidak mudah terlepas dari jaring keterkaitan dengan sistem yang sudah terbentuk. Dalam mempersiapkan untuk menjaga kondisi terbaik mengantisipasi perubahan maka perlu dipertimbangkan beberapa aspek seperti tingkat kebutuhan manusia, sifat dasar manusia, problem ekonomi, aspek perubahan, dan respons atas perubahan.
Self actualisation needs
Esteem or Ego needs
belonging or affection needs
Security or Safety needs
Physiological or basic needs
Diagram Tingkat Kebutuhan Manusia
9
2.1
Tingkat Kebutuhan Manusia
Physiological or basic needs
: kebutuhan dasar manusia berkisar pada pemenuhan kebutuhan akan makanan, minuman dan istirahat. Untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut misalnya dapat merupakan imbalan berupa honor atau gaji.
Security or Safety needs
: Setelah terpenuhi kebutuhan dasar maka kebutuhan akan rasa aman seperti perumahan dan pertahanan diri.
Belonging or Affection needs
: seperti kebutuhan persahabatan anatara rekan-rekan satu organisasi
Esteem or Ego needs
:
misalnya memiliki kebebasan untuk rasa
memiliki, penghargaan, pengaruh dan kekuasaan Self actualization
: Kebutuhan meng-ekspresikan diri dalam creativitas atau menggunakan kemampuan secara optimum.
2.2
Sifat Dasar Manusia
Terdapat asumsi bahwa manusia mempunyai sifat perbesaran, yaitu berusaha untuk memaksimalnya keuntungan sebanyak-banyaknya baik berupa kekayaan maupun kesenangan. Sifat lain, bahwa manusia adalah kompetitif yaitu berlomba menjadi yang terbaik. Rasional adalah sifat memperhitungkan hasil yang terbesar dengan usaha yang sekecil-kecilnya. Pada dasarnya manusia tidak menyukai bekerja, karena untuk bekerja harus diberi imbalan. Walaupun dikatakan ada manusia menyukai bekerja, tetapi untuk imbalan yang sama mereka memilih waktu yang lebih pendek.
2.3
Problem Ekonomi
Problem ekonomi yang dimaksud disini adalah dalam memperbadingkan antara sumber daya dan keinginan. Seperti kita ketahui bahwa sumber daya jumlahnya terbatas, tetapi keinginan tak terbatas. Sebagai contoh untuk seseorang yang belum memiliki mobil pertamanya akan puas dengan mobil apa saja. Tetapi kemudian setelah memilikinya akan timbul keinginan lain seperti menginginkan mobil yang lebih bagus dan mobil yang lebih besar, dan seterusnya. 10
2.4
Aspek-aspek Perubahan
Terdapat batasan/kelemahan dan kekuatan/peluang dari perubahan. Pada penggunaan otomatisasi dalam industri terdapat keuntungan misalnya meningkatkan kuantitas dan kualitas produk tetapi timbul kelemahan misalnya terjadinya efek pengangguran. Sehingga perubahan tidak berarti tanpa penderitaan bagi sebagian minoritas. Harapan dari perubahan, karena manusia pada umumnya menghendaki kestabilan baik pada segi kehidupan pribadi maupun kehidupan profesi dan cenderung berusaha menghindar dari perubahan kecuali menghasilkan perbaikan status atau pendapatan. Beberapa hambatan dalam perubahan: a). Faktor ekonomi, misalnya kehawatiran perubahan akan menghasilkan pengurangan tenaga kerja, atau penurunan tingkat pendapatan atau penurunan jabatan. b). Faktor psikologi, sebagai contoh perubahan persyaratan keahlian pada tingkat jabatan yang sama, c). Faktor sosial, misalnya perubahan lingkungan karena perpindahan tempat bekerja, perubahan waktu shift, reorganisasi struktur perusahaan.
2.5
Respons Atas Perubahan
Manifestasi dari ketidaksenangan akan perubahan dapat berupa hambatan pasif seperti kehilangan interes kerja, masa bodoh, atau tidak masuk kerja hingga kepada hambatan aktif seperti perselisihan atau mogok kerja dan demonstrasi.
11
III
MANAJEMEN NURANI PENDIDIKAN DAN SEKOLAH TRIPLE-B
3.1
Keunggulan Manajemen Nurani
Secara umum, manajemen adalah pengaturan pengelolaan organisasi atau perusahaan untuk mencapai suatu tujuan sesuai dengan visi dan misinya. Dengan manajemen tersebut organisasi diharapkan akan memiliki beberapa kemampuan sebagai berikut: bertahan hidup (survival), ekspektasi laba (profitable), berkembang, berprestasi, dan bermanfaat bagi sistem yang lain. Terdapat beberapa keunggulan dari unsur-unsur manajemen nurani pendidikan yaitu dalam ekspektasi laba, struktur organisasi, jenis usaha, budaya organisasi dan transparansi pengelolaan keuangan.
3.1.1 Ekspektasi Laba Manajemen Nurani Pada umumnya setiap organisasi mempunyai objektif yaitu berupa laba materi yang secara kualitatatif dan kuantitatif mudah untuk diukur besarannya. Dilain pihak manajemen nurani sedikit berbeda yaitu akan dikedepankan juga keuntungan nonmateri. Lebih lanjut, laba tersebut dibedakan baik yang halal, maupun yang haram selain keuntungan materi lainnya. Secara umum, kita memandang semua keuntungan tersebut adalah membantu mencapai tujuan organisasi. Berbeda dengan pandangan tersebut, hanya laba halal baik berasal dari laba materi maupun laba non-materi yang akan bermanfaat untuk perkembangan organisasi tersebut.
Sebagai contoh pada organisasi pendidikan, apabila tersedia dana yang cukup besar, dengan alokasi yang tepat dan pengendalian yang ketat sehingga memungkinkan para pegawai dalam bidang pendidikan tersebut memperoleh penghasilan yang cukup baik dan halal. Maka secara potensi, para pegawai tersebut akan mampu mengembangkan kehidupan diri, keluarganya dan organisasinya secara optimum dalam urusan dunia dan akhirat karena dengan nilai kehalalan, kecukupan dan keikhlasan akam mendapat barokah dan do’a dari masyarakat yang merasa diuntungkan. Penghasilan yang sebenarnya yang diperoleh oleh para pegawai tersebut bukan hanya berupa materi tetapi juga laba non-materi. Sehingga secara alamiah baik secara individu maupun organisasi dalam perjalanan waktu akan berkembang secara positif. 12
Sebaliknya, penghasilan para pegawai adalah cukup berlimpah walaupun tidak tersedia dana yang cukup untuk gaji pegawai. Namun honor-honor resmi ditambah dengan penghasilan-penghasilan lain yang disamarkan berakumulasi dengan sumbangan dana pembangunan fiktif yang ditarik dari siswa baru setiap awal tahun, proyek pembangunan fisik yang fiktif lainnya, SPP yang tidak wajar, menjual buku-buku pelajaran secara tidak seportif, dan lain-lain. Kalau ini benar terjadi, maka sistem manajemen telah menjerumuskan secara perlahan para pegawai tersebut kedalam kesengsaraan dunia dan akhirat.
Model pertumbuhan dan laba yang merupakan analogi manajemen nurani pendidikan adalah bahwa laba merupakan gradien dari pertumbuhan sistem yang merupakan fungsi waktu seperti digambarkan secara matematis sebagai berikut:
13
p = f (t ) = pertumbuhanK fungsi K(t ) p = f (t ) = pertumbuhan → fungsi (t )
laba = gradienK p(t ) =
dp dt p1
dp = laba dt
p1(t)
dp1 = + grafik naik dt
halal : +
Laba materi
p2
t
p2(t)
haram : -
dp2 = − grafik turun dt
Organisasi atu Individu pegawai
t
p3 halal : +
p3(t) dp3 = + grafik naik dt
Laba non-materi
p4 haram : -
t
p4(t) dp4 =− dt
grafik turun
t 14
Secara total pertumbuhan P adalah perjumlahan dari semua faktor yang terlibat dalam organisasi tersebut, yang ditulis dalam persamaan sebagai berikut: P = ∑ pn(t ) = p1(t ) + p 2(t ) + K + pn(t )
P
P = ∑ pn (t )
t
15
3.2
Struktur Organisasi
(a)
Organisasi Sekolah Konvensional
Organisasi konvensional penyelenggaraan pendidikan yang saat ini ada dapat kelompokan menjadi dua, yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Pada umumnya sekolah swasta melengkapi sarana dan prasarananya milik sendiri seperti tempat, bangunan, dan peralatan-peralatan. Demikian pula biaya-biaya opersional adalah dari dana yang diperoleh dari siswa atau sumber lainnya. Berbeda dengan swasta, sekolah sekolah negeri dilengkapi hampir seluruhnya dari dana APBN atau APBD dan iuran siswa. Gambar dibawah ini perbandingan aple to aple antara sekolah negeri dan sekolah swasta. SWASTA, SISWA, PEMERINTAH PEMERINTAH, SISWA
Laba materi
Laba non-materi
Laba non-materi
MASYARAKAT
MASYARAKAT
SEKOLAH
SEKOLAH
DIKNAS
INVESTOR BENTUK INV. BIAYA OPER.
: Pemerintah : Tempat, bangunan, peralatan dan sumber daya manusia : Pemerintah dan Siswa
(a)
Laba materi
SWASTA
INVESTOR BENTUK INV. BIAYA OPER.
: Swasta : Tempat, bangunan, peralatan dan sumber daya manusia : Swasta dan Siswa, Pemerintah
(b)
16
(b) Organisasi Sekolah Bebas Beban Biaya Organisasi sekolah bebas beban biaya atau sekolah tripel B adalah organisasi non-konvensional. Unit organisasi dapat merupakan sekolah negeri ataupun sekolah swasta. Gambar dibawah ini menggambarkan kedua diagram organisasi tersebut. Berbeda dengan organisasi sekolah konvensional, sekolah triple B mempunyai pembagian pemisahan unit manajemen yang berbeda karena keduanya mempunyai fungsi yang berbeda. Unit manajemen sekolah difungsikan terutama untuk memperoleh laba non-materi. Sedangkan unit manajemen usaha komersial dibuat dengan fungsi utama untuk mendapatkan keuntungan materi yang dapat membiayai kedua organisasi tersebut. SWASTA, PEMERINTAH
PEMERINTAH Laba nonmateri
Laba nonmateri
Laba materi
Laba materi
MASYARAKAT
MASYARAKAT
USAHA KOMERSIAL
SEKOLAH
USAHA KOMERSIAL
SEKOLAH
SWASTA
DIKNAS
INVESTOR BENTUK INV. BIAYA OPER.
: Pemerintah, masyarakat : Tempat, bangunan, peralatan dan sumber daya manusia : Pemerintah, masyarakat dan hasil usaha
(a)
INVESTOR BENTUK INV. BIAYA OPER.
: Swasta, masyarakat, pemerintah : Tempat, bangunan, peralatan dan sumber daya manusia : Swasta, Pemerintah dan masyarakat dan hasil usaha
(b)
17
Organisasi pengelolaan pendidikan adalah lebih sederhana dalam tantangan pasar yaitu karena pasar yang captive. Namun apabila organisasi ini menginginkan untuk tetap dapat menglasungkan kegiatannya yang mempunyai dampak positif terhadap pembentukan kualitas sumber daya manusia dan mampu berkembang, maka diperlukan perencanaan strategi yang dapat digunakan untuk mengantisipasi terjadinya perubahan lingkungan. Pengaruh perubahan internal maupun eksternal akan terus berlangsung. Apabila organisasi kurang mampu dalam mengelola pengaruh lingkungan maka akan terancam kegagalan, yang pada akhirnya mengarah menuju pada kebangkrutan. Untuk itu dengan bantuan asumsi-asumsi dasar akan kekuatan dan kelemahan organisasi serta dipadukan dengan prediksi peluang dan ancaman yang disebabkan oleh perubahan lingkungan diharapkan dapat mengurangi resiko kegagalan. Manajemen strategi merupakan keberlanjutan dari langkah-langkah kebijakan organisasi yang lebih menekankan pada kekuatan dan kelemahan yang terdapat pada lingkungan internal organisasi atau antar fungsi yang terdapat didalamnya dalam perumusan strategi mendatang. Sedangkan manajemen strategik merupakan perluasan dari ‘kebijakan organisasi’, yaitu lebih menekankan pada proses monitoring dan evaluasi dari peluang dan ancaman dari lingkungan eksternal organisasi. Sehingga manajemen menghasilkan keputusan-keputusan manajerial dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada penetapan kinerja jangka panjang organisasi yang meliputi analisis lingkungan baik internal maupun eksternal, merumuskan strategi, yaitu rencana strategi jangka panjang, implementasi strategi dan evaluasi strategi, Hunger and William, 2000. Model Higgin and Vincze 1993, menyatakan bahwa manajemen strategi merupakan proses pencapaian misi organisasi melalui pengelolaan hubungan organisasi dengan lingkungan.
3.3
Aplikasi Manajemen Strategi
Dari model tersebut maka ada beberapa tahapan penting dalam proses manajemen strategi sebagai berikut: 1) Formulasi strategi tingkat korporasi, bisnis dan fungsional termasuk penentuan Visi, misi dan tujuan organisasi 2) Implementasi strategi 3) Evaluasi strategi
18
Visi Misi dan Tujuan Organisasi Analisa peluang dan ancaman lingkungan eksternal
Analisa peluang dan ancaman lingkungan internal FORMULASI STRATEGI
Strategi Tingkat Korporasi Strategi Tingkat Bisnis Strategi Tingkat Fungsional
IMPLEMENTASI
STRATEGI
Struktur Organisasi Kepemimpinan dan Budaya Organisasi
EVALUASI
STRATEGI
Pengendalian strategio, Pengendalian Operasional, Pengendalian Mutu Terpadu
19
3.3.1 Tahap Formulasi Strategi
Tahap formulasi strategi dimulai dengan penetapan visi, misi dan tujuan organisasi. Untuk sekolah triple B, pendekatan yang dilakukan pada tahap ini adalah ‘penyederhanaan masalah’. Bahkan mungkin dapat mengesampingkan pernyataan umum yang mengatakan bahwa tidak ada rumusan tunggal atau model sederhana yang mampu menjawab segala macam tantangan pembangunan bidang pendidikan yang sangat kompleks. Untuk menghindarkan perdebatan yang akan menghabiskan waktu panjang dan biaya yang besar, maka untuk sekolah triple B sebagai alternatif pernyataan visinya adalah diadopsi dari pernyataan yang relevan dari Preambule UUD RI 1945 sebagai berikut.
Visi
‘Mencapai kehidupan bangsa yang cerdas’ atau
‘Terwujud kehidupan bangsa Indonesia yang cerdas’
Setidaknya ada delapan (8) aspek penting dalam pertimbangan penyusunan sebuah visi, diantaranya: komitmen pada karyawan, komitmen terhadap citra masyarakat, konsep organisasi, komitmen terhadap pertumbuhan dan keuntungan, teknologi, pasar, pelanggan, dan produk atau jasa.
Kemudian serupa untuk penentuan misi, sekolah triple B sebagai alternatif adalah pernyataan relevan dari pasal 31 UUD RI 1945 sebagai berikut:
Misi
1. Tiap-tiap warga negara mendapat pengajaran. 2. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran Nasional yang diatur dengan Undang-undang. 3. Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya. 4. Pemerintah mengusahakan dan menyelengarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta ahlaq mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
20
5. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurangnya 20% dari APBN
serta
dari
APBD
untuk
memenuhi
keterbatasan
penyelenggaraan pendidikan nasional. 6. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia.
Dalam menyusun misi merupakan langkah yang telah didasarkan pada pertimbangan kemampuan dan kelemahan lingkungan internal yang ada, sehingga isi dari misi bukan menjadi suatu angan-angan atau janji-janji atau sekedar angin surga. Kemudian penetapan tujuan organisasi yang juga penjabaran lebih lanjut dari misi dalam area pencapaian hasil realita atau non-realita organisasi. Tujuan strategik membantu tingkatan bisnis seperti manajer memahami apa seharusnya yang akan dicapai oleh organisasi tanpa kendala waktu. Sehingga tujuan dapat menyatakan target kinerja secara spesifik yang diaspirasikan oleh organisasi pada masing-masing area yang terdapat pada pernyataan misi. Derivasi strategi dapat menentukan spesifikasi pemimpin organisasi, orang seperti apa? Misalnya bisa memimpin pangsa pasar, inovasi dalam produk, laba paling tinggi, memiliki produk yang paling berkualitas. Alternatif tujuan sekolah triple B adalah sebagai berikut:
a. Laba Mencapai laba non-materi dari manajemen pendidikan. Memperoleh laba materi dari usaha komersial untuk mendanai pertumbuhan organisasi, memberikan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan korporasi lain. b. Konsumen Memberikan jasa dan produk dengan kualitas tinggi dengan kualitas yang tertinggi dengan nilai yang paling besar kepada konsumen, melalui perolehan dan pemeliharaan penghargaan dan loyalitas mereka. c. Pertumbuhan Pertumbuhan hanya dibatasi pada keuntungan dan kemampuan untuk mengembangkan dan memproduksi produk yang inovatif.
21
d. Karyawan
Mendorong keikutsertaan karyawan dalam kesuksesan organisasi, yang memungkinkan
memberikan
keamanan,
kenyamanan,
menyenangkan,
memperkenalkan pencapaian kinerja mereka
Termasuk
kemudian
menjabarkan
perencanaan
strategik
organisasi
dengan
mempertimbangkan analisa lingkungan internal dan eksternal organisasi. Dimana dalam menganalisa lingkungan eksternal akan meliputi peninjauan seluruh kondisi dan tekanan yang mempengaruhi pilihan strategi dan mengidentifikasi peluang serta ancaman dari perubahan lingkungan eksternal. Analisis lingkungan internal organisasi mencakup
kegiatan
identifikasi
kekuatan-kekuatan
dan
kelemahan-kelemahan
orgasisasi secara kualitatif maupun kuantitatif atas unsur-unsur organisasi seperti keuangan dan sumber daya manusia.
3.3.2 Tahap Implementasi Strategi
Implementasi merupakan langkah kritis dalam pencapaian kesuksesan organisasi. Karena tahapan ini adalah suatu proses penerjemahan strategi kedalam tindakantindakan operasional yang menentukan hasil realita. Terdapat empat bagian utama terlibat dalam implementasi strategi yaitu: struktur organisasi, sistem implementasi pegawai yang tepat, adopsi gaya kepemimpinan yang tepat dan pengelolaan budaya organisasi.
A. Struktur Organisasi Struktur organisasi akan memberikan kerangka pada komponen-komponen seperti kepemimpinan, kewenangan, dan budaya organisasi. Bentuk struktur organisasi yang tepat kemudian akan membantu tercapainya tujuan organisasi.
22
B. Kepemimpinan Perubahan lingkungan internal dan eksternal menjadikan organisasi berhadapan dengan situasi yang kompleks, sehingga kebutuhan akan kepemimpinan yang mempunyai kompetensi sangat penting. Kemudian lingkungan bisnis yang penuh ketidakpastian membuat organisasi sulit untuk melakukan perencanaan dan keputasan secara efektif dan rasional. Dalam masa seperti ini diperlukan pimpinan yang mempunyai kemampuan mengantisipasi keadaan, sehingga dapat mengendalikan perusahaan sekaligus mencapai tujuan ditengah-tengah ketidakpastian lingkungan. Terdapat beberapa karakter penting tentang kepemimpinan yang dikemukakan oleh Kirkpatrick and Loche, 1991: 1) Penggerak, meliputi motivasi dan potensi, 2) Keinginan kuat dan motivasi untuk memimpin, 3) Kejujuran, kelurusan hati dan integritas, 4) Kepercayaan diri, 5) Kecerdasan, 6) Pengetahuan dan wawasan yang luas atas bisnis.
C. Budaya Organisasi Nilai-nilai abstrak yang digunakan sebagai pedoman bagi setiap anggota organisasi selama mereka berada dalam lingkungan organisasi tersebut, dan dapat dianggap sebagai ciri khas yang membedakan sebuah organisasi dengan organisasi lain. Budaya organisasi sesungguhnya tumbuh karena diciptakan dan dikembangkan oleh individuindividu yang bekerja dalam organisasi dan diterima sebagai nilai-nilai yang harus dipertahankan dan diturunkan kepada setiap anggota baru. Kendati demikian, budaya organisasi mempunyai pengaruh yang berarti pada prilaku anggota organisasi sebagai individu, dalam kelompok, maupun sebagai suatu kesatuan organisasi secara keseluruhan. Budaya organisasi akan menumbuhkan identitas dalam setiap anggotanya, dan keterkaitan terhadap organisasi tersebut karena kesamaan nilai yang tertanam akan memudahkan setiap anggota organisasi memahami dan menghayati setiap peristiwa dan kegiatan yang dilakukan organisasi. Pemahaman mengenai budaya organisasi akan memudahkan pemecahan masalah internal seperti imbalan, etos kerja, atau pengembangan karier, juga akan membantu organisasi dalam menghadapi masalah-masalah yang berkaitan dengan penyesuaian
23
terhadap lingkungan eksternalnya, sehingga organisasi dapat terus bertahan dalam segala kondisi.
3.3.3 Tahap Evaluasi Strategi
Aktivitas pengendalian strategi akan mengawasi, memberikan indikator terhadap keberhasilan atau kegagalan organisasi dibandingkan dengan standar yang ditetapkan organisasi sebelumnya. Pada dasarnya terdapat tiga bagian pengendalian dalam organisasi yaitu: pengendalian strategi, pengendalian operasional dan pengendalian mutu.
24
IV. SEKOLAH TRIPLE-B BUSTANUL ‘ULUM KAWASAN INKUBATOR TERPADU (BUKIT)
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
V. KESIMPULAN DAN SARAN Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kerjasama team dari sumber daya manusia yang secara kuantitas besar dan berkualitas. ’Manajemen nurani pendidikan’ merupakan suatu konsep manajemen yang dimaksudkan untuk diterapkan pada sistem pendidikan. Tujuan utama dari penerapan manajemen ini adalah agar dapat meminimisasi komersialisasi pendidikan, menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dalam jumlah yang besar, memberikan fasilitas memadai kepada guru agar dapat berkonsentrasi dan tetap meningkatkan kualitas sistem pendidikan, memberikan imbalan yang halal sehingga dapat menjaga eksistensinya.
Seperti telah dikumukakan bahwa kunci kesuksesan yang utama adalah terletak pada pola kebijakan dan implementasi dari pemerintah dalam bidang pembangunan sumber daya manusia sesuai dengan Undang-undang Dasar 1945. Untuk itu, peran pemerintah dalam mendorong tercapainya tujuan dari Manajemen Nurani Pendidikan adalah: ¾ Menetapkan bahwa bidang pendidikan merupakan prioritas pertama dalam
pembangunan nasional, ¾ Meminimisasi komersialisasi pendidikan, ¾ Memacu berbagai pihak agar memberi dorongan pada proses pembangunan
pendidikan, ¾ Memberikan dorongan agar system manajemen mempunyai kemampuan
beradaptasi terhadap aspek-aspek perubahan. Memfasilitasi arah menajemen pendidikan nasional yang dinamis yang disesuaikan kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang serta memihak masyarakat banyak, ¾ Mendorong penyediaan fasilitas sekolah yang mudah diakses oleh semua
kalangan mulai dari tingkat pendidikan dasar, menengah, dan tinggi, ¾ membentuk model-model sistem manajemen pendidikan sekolah bebas beban
biaya yang berkemampuan memadukan keuntungan non-materi dan materi
35
secara berkesinambungan yang mandiri mulai dari tingkat pendidikan dasar dan menengah, ¾ melindungi hak-hak kaum yang berkemampuan rendah secara ekonomi, I.Q.,
sosial-budaya, politis dan aspek lainnya agar memperoleh kesempatan yang sama dalam pendidikan, ¾ memotivasi lembaga-lembaga, institusi-institusi dan organisasi-organisasi yang
ada di Tanah Air untuk secara bersama-sama mendorong atau mendirikan fasilitas pendidikan yang mudah diakses oleh semua kalangan.
Perubahan adalah suatu gejala alamiah yang pasti akan terjadi. Budaya organisasi pada system pendidikan nasional harus selalu dinamis terhadap kebutuhan produk yang dikehendaki oleh kondisi baik internal maupun eksternal.
Aplikasi manajemen strategi pada tingkat korporasi akan sangat menentukan dalam memberi peluang kepada keberhasilan system secara keseluruhan. Penentuan visi dan misi organisasi dilakukan dengan pendekatan ‘penyederhanaan masalah’. Bahkan mungkin dapat mengesampingkan pernyataan umum yang mengatakan bahwa tidak ada rumusan tunggal atau model sederhana yang mampu menjawab segala macam tantangan
pembangunan
bidang
pendidikan
yang
sangat
kompleks.
Untuk
menghindarkan perdebatan yang akan menghabiskan waktu panjang dan biaya yang besar, maka untuk sekolah triple B sebagai alternatif pernyataan visinya adalah diadopsi dari pernyataan yang relevan dari Preambule UUD RI 1945.
DAFTAR PUSTAKA
36
37
38