Definisi Luka bakar adalah cedera pada kulit atau jaringan organik lainya yang terutama di sebabkan oleh panas atau karena radiasi, radioaktivitas, listrik, gesekan atau kontak dengan bahan kimia. Cedera kulit akibat radiasi ultraviolet, radioaktivitas, listrik atau bahan kimia, serta kerusakan pernapasan akibat menghirup asap, juga dianggap sebagai luka bakar (WHO 2019). Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi. (Moenajar 2001 dalam Musliha,2010). Luka bakar merupakan kerusakan pada kulit yang disebabkan oleh berbagai sumber non-mekanik seperti zat kimia, listrik, panas, sinar matahari atau radiasi nuklir (Murray & Hospenthal, 2008). Luka bakar adalah rusak atau hilangnya jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti kobaran api di tubuh (flame), jilatan api ketubuh (flash), terkena air panas (scald), tersentuh benda panas (kontak panas), akibat sengatan listrik, akibat bahanbahan kimia, serta sengatan matahari (sunburn) (Moenajat, 2001). Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang dapat disebabkan oleh panas (api, cairan/lemak panas, uap panas), radiasi, listrik, kimia. Luka bakar merupakan jenis trauma yang merusak dan merubah berbagai sistem tubuh. Luka bakar adalah luka yang terjadi akibat sentuhan permukaan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas baik secara langsung maupun tidak langsung. Etiologi Luka bakar banyak disebabkan karena suatu hal, diantaranya adalah a. Luka bakar suhu tinggi (Thermal Burn): gas, cairan, bahan padat Luka bakar thermal burn biasanya disebabkan oleh air panas (scald), jilatan api ketubuh (flash), kobaran api di tubuh (flam), dan akibat terpapar atau kontak dengan objek-objek panas lainnya(logam panas, dan lain-lain) (Moenadjat, 2005). b. Luka bakar bahan kimia (Chemical Burn)
Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau alkali yang biasa digunakan dalam bidang industri militer ataupu bahan pembersih yang sering digunakan untuk keperluan rumah tangga (Moenadjat, 2005). c. Luka bakar sengatan listrik (Electrical Burn) Listrik menyebabkan kerusakan yang dibedakan karena arus, api, dan ledakan. Aliran listrik menjalar disepanjang bagian tubuh yang memiliki resistensi paling rendah. Kerusakan terutama pada pembuluh darah, khusunya tunika intima, sehingga menyebabkan gangguan sirkulasi ke distal. Sering kali kerusakan berada jauh dari lokasi kontak, baik kontak dengan sumber arus maupun grown (Moenadjat, 2001). d. Luka bakar radiasi (Radiasi Injury) Luka bakar radiasi disebabkan karena terpapar dengan sumber radio aktif. Tipe injury ini sering disebabkan oleh penggunaan radio aktif untuk keperluan terapeutik dalam dunia kedokteran dan industri. Akibat terpapar sinar matahari yang terlalu lama juga dapat menyebabkan luka bakar radiasi (Moenadjat, 2001). Manifestasi Klinis 1. Berdasarkan kedalaman luka bakar a. Luka bakar derajat I a) Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis. b) Kulit terang, hiperemi berupa eritema. c) Tidak dijumpai bulae. d) Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi. e) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari. b. Luka bakar derajat II a) Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi disertai proses eksudasi. b) Dijumpai bulae. c) Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi. d) Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal.
Luka bakar derajat II ini dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu : Derajat II dangkal (superfacial) a) Kerusakan mengenai bagian superfisial dari dermis. b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. c) Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari. Derajat II dalam (deep) a) Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian dermis. b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh. c) Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi lebih dari sebulan. c. Luka bakar derajat III a) Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam. b) Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan. c) Tidak dijumpai bulae. d) Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucar. Karena kering letaknya lebih rendah dibanding kulit sekitar. e) Terjadi koagulasi protein pada epidermis dan dermis yang dikenal sebagai eskar. f) Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujungujung saraf sensorik mengalami kerusakan/kematian. g) Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari dasar luka. 2. Berdasarkan tingkat keseriusan luka American Burn Association menggolongkan luka bakar menjadi tiga kategori: a. Luka bakar mayor a) Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada orang dewasa dan lebih dari 20% pada anak-anak.
b) Luka bakar fullthickness lebih dari 20%. c) Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. d) Terdapat
trauma
inhalasi
dan
multiple
injuri
tanpa
memperhitungkan derajat dan luasnya luka. e) Terdapat luka bakar listrik bertegangan tinggi. b. Luka bakar moderat a) Luka bakar dengan luas 15-25% pada orang dewasa dan 10-20% pada anak-anak. b) Luka bakar fullthickness lebih dari 10%. c) Terdapat luka bakar pada tangan, muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. c. Luka bakar minor Luka bakar minor seperti yang didefinisikan oleh Trofino (1991) dan Griglak (1992) adalah: a) Luka bakar dengan luas kurang dari 15% pada orang dewasa dan kurang dari10% pada anak-anak. b) Luka bakar fullthickness kurang dari 2%. c) Tidak terdapat luka bakar di daerah wajah, tangan, dan kaki. d) Luka tidak sirkumfer. e) Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik, fraktur.
Hhtp://digilib.unila.ac.id/2418/10/BAB%2011.PDF