NAMA
: SEPTIA NINGSIH
NIM
: 17. 13. 043
PRODI
: AGROTEKNOLOGI (B)
MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN
1. Sejarah Singkat Mentimun atau ketimun atau timun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan (Cucurbitaceae). Mentimun berasal dari benua Asia, beberapa sumber literatur menyebutkan daerah asal tanaman mentimun adalah Asia Utara, tetapi sebagian lagi menduga berasal dari Asia Selatan. Untuk perkembangan mentimun kebanyakan usahatani mentimun masih dianggap usaha sampingan sehingga rata-rata hasil mentimun secara nasional masih rendah yakni antara 3,5-4,8 ton/hektar. 2.
Teknik Produksi
A.
Syarat Tumbuh Sebelum melakukan budidaya pada tanaman mentimun, perlu diketahui syarat tumbuh yang sesuai dengan kebutuhan tanaman. Khususnya tanaman mentimun, dimaksudkan agar tanaman tersebut dapat tumbuh dan beradaptasi serta berkembang dengan baik sehingga produksi hasilnya meningkat. 1) Syarat Iklim · Daerah : Tropis - SubTropis · Ketinggian tempat : 100 m2 – 900 m2 · Sinar matahari : 90% · Kelembapan : 80% - 85% · Curah hujan : 200mm – 400mm/bulan · Suhu : 210C – 300C 2) Syarat Tanah Tanah yang digunakan adalah tanah subur dan remah, juga terbatas dari serangan hama dan penyakit serta memilki pH antara 6 – 7. Di tanam pada tanah bertekstur lempung yang baik draenasenya. B.
Teknik Budidaya Tanaman Mentimun
1) Penyiapan Lahan Lahan yang digunakan untuk usaha budidaya tanaman mentimun adalah seluas 20.000 m2 (2 Ha). Dengan tempat yang stategis dan akses air yang mudah. Tujuan penyiapan lahan adalah untuk memudahkan dalam pengolahan tanah. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan membersihkan terlebih dahulu lahan yang akan digunakan dari rumput-rumput liar dan sisa-sisa tanaman tidak berguna agar tidak menjadi sarang penyakit. 2) Pengolahan tanah dan Pembuaan Guludan Pengolahan tanah bertujuan untuk menggemburkan tanah dengan cara di cangkul sedalam 30 cm, dengan menggunakan Tenaga Kerja Manusia. Tanah yang diolah terlebih akan memudahkan akar masuk ke dalam permukaan tanah sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman dapat berlangsung dengan baik.
Bersamaan dengan waktu pengolahan tanah dilakukan pembuatan guludan dengan ukuran lebar 60 cm, panjang 30 m, tinggi 30 cm dan lebar parit adalah 80 cm. Setelah terbentuk guludan taburkan pupuk dasar Phonska 500 kg/Ha diatas guludan secara merata. Kemudian tutup pupuk tersebut dengan cara membalikan tanah sambil di gembur-gemburkan lalu guludan dirapihkan kembali. 3) Pembuatan jarak tanam dan Lubang tanam Setelah pengolahan lahan selesai dilakukan tahap selanjutnya yaitu pembuatan jarak tanam ukuran 30 cm x 140 cm (jarak dalam barisan x jarak antar guludan) dan lubang tanam dengan cara ditugal sedalam 3 – 5 cm. 4) Penyiapan benih Benih mentimun disiapkan sebelum penanaman. Benih mentimun (Cucumis sativus L) yang digunakan merupakan benih yang baik. Ciri – ciri benih yang baik : Benih murni atau tidak tercampur dengan benih varietas lain dan kotoran · Besar biji seragam dan bernas · Daya kecambah tinggi > 85% · Resisten terhadap suatu hama dan penyakit Benih yang dibutuhkan untuk lahan 20.000 m2 (2 Ha) ± 80 bungkus dengan isi per bungkusnya 800 biji. 5) Penanaman Penanaman mentimun dilakukan pada pagi hari dengan sistem Tabela (Tanam Benih Langsung) di lahan pertanaman. Setelah menentukan jarak tanam dan di buat lubang tanam, segera tanamkan benih mentimun ke dalam lubang tanam dengan jumlah 2 biji/lubang tanam, namun hanya 1 bibit tanaman yang dipelihara karena bibit yang satu digunakan sebagai cadangan untuk pemeliharaan tanaman (penyulaman). Kemudian tutup lubang tanam tersebut dengan pupuk kompos dengan dosis 500 kg/Ha hingga hampir memenuhi lubang tanam dan taburkan pupuk NPK Mutiara dengan dosis 25 kg/Ha. Lalu siram tanah dengan air hingga cukup basah. 6) Pemeliharaan tanaman a.
Penyiraman/Pengairan Penyiraman pada tanaman mentimun dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan cara di embrat dan di leb. Pengairan dengan cara di embrat dilakukan rutin 2 kali sehari (pagi dan sore) terutama pada fase awal pertumbuhan yaitu mulai saat setelah penanaman sampai berumur ± 10 hst, agar kebutuhan airnya mencukupi, dan agar tanamannya tumbuh segar dan bersih. Sedangkan pengairan berikutnya dilakukan dengan cara di leb yaitu dengan menggenangkan air ke parit-parit hingga cukup membasahi guludan dan rutin dilakukan 2 hari sekali sampai saat panen, agar kebutuhan air tanah tetap memadai. Karena jika pada fase pembungaan dan pembuahan kekurangan air akan menyebabkan buah-buahnya abnormal (bengkok). b. Penyulaman Penyulaman dilakukan pada umur 5 – 7 hst atau seawal mungkin, dengan cara mencabut bibit yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya abnormal dengan bibit yang sehat dan bagus. Tujuannya agar selang waktu pertumbuhan tanamaman sulaman dengan tanaman terdahulu tidak terlalu jauh sehingga tanaman tampak seragam, dan juga untuk mempertahankan populasi tanaman perluas lahan. c. Pembumbunan Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur ±9 hst, dengan cara menambahkan tanah lumpur pada lubang tanam hingga menutupi akar tanaman. Tujuan pembumbunan yaitu agar tanaman mentimun tidak mudah rebah saat terkena angin kencang, serta perakarannya kuat. d. Pemupukan susulan
Pemupukan susulan yaitu pemupukan yang di berikan pada saat pemeliharaan tanaman, dengan melihat pertumbuhan tanaman baik vegetatif maupun generatif. Pemupukan susulan mentimun dilakukan 4 kali secara bertahap.Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah campuran dari pupuk phonska 75 kg/ha, ZA 75 kg/ha, NPK Mutiara 25 kg/ha, dan pupuk cantik 25 kg/ha. Setelah tercampur larutkan dalam air dengan dosis 1 gayung pupuk (700 gr) per 1 ember air (20 liter air).Pemupukan susulan di lakukan pada umur 12 hst, 22 hst, serta pada umur 32 hst dan 42 hst yaitu pada fase pembungaan dan pembuahan, namun pada fase ini di beri tambahan pupuk supracal dengan dosis 20 kg/ha, nitro phonska 25 kg/ha dan kcl 25 kg/ha, karena untuk merangsang pembuahan serta buah yang di hasilkan bagus. e.
Pemasangan turus Pemasangan turus lanjaran dilakukan untuk proses perambatan tanaman yaitu pada saat tanaman berumur ±15 hst, dengan cara menancapkan turus di sebelah kanan dan kiri lubang tanam, lalu ujung atas diikat dengan rapi hingga posisi turus berbentuk segitiga. Kegunaan turus bagi tanaman yaitu sebagai media untuk merambatnya tanaman, memudahkan pemeliharaan dan sebagai tempat penopang buah yang letaknya bergelantungan. f. Pengikatan sulur tanaman Pengikatan sulur tanaman dilakukan dengan cara mengikatkan sulur tanaman pada turus menggunakan alang-alang. Kegiatan ini dimaksudkan agar perambatan sulur tanaman mntimun teratur mengikuti jalur turus sehingga memudahkan pemeliharaan selanjutnya. g. Pengendalian gulma (penyiangan) Setelah tanaman berumur ±18 hst dilakukan pengendalian gulma dengan cara rumput-rumput disabit lalu rumput sisa sabitan ditutup dengan tanah lumpur hingga menutupi tanah guludan. Tujuannya adalah untuk menekan pertumbuhan gulma sehingga mengurangi persaingan untuk mendapatkan unsur hara, serta agar tumbuh akar-akar baru pada tanaman mentimun. h. Pengendalian Hama dan Penyakit Hama a) Oteng-oteng (Aulocophora similer Oliver) Ciri-ciri : Berapa kumbang daun kecil yang panjangnya ±1 cm,bersayap warna kuning polos dan mengkilap. Gejala : Merusak dan memakan daging daun, sehingga daun bolong-bolong dan pada serangan berat daun akan tinggal tulang daunnya saja. Pengendalian : Dengan melakukan pergiliran tanaman. Waktu tanam yang serempak (bersama) dan disemprot dengan insektisida seperti Confidor 50 WP dosis 2 bungkus/hektar (1 bks = 100gr) dalam satu kali penyemprotan. b) Ulat grayak (Spodoptera litura) Ciri - ciri : Ulat muda hijau kehitam-hitaman dengan garis hitam melintang di bagian kepala, ulat dewasa berwarna lebih kehitaman dengan garis membujur berwarna kuning di sepanjang tubuh di bagian samping disertai bintik hitam. Gejala : serangan ringan mengakibatkan daun-daun berlubangbekas gigitan ulat, sedangkan serangan berat dapat mengakibatkan tanaman menjadi gundul. - Pengendalian :Sanitasi lahan, melakukan rotasi tanaman serta di semprot dengan menggunakan Atabron 50 EC dosis 1 botol/hektar (1 btl = 200 ml) dalam satu kali penyemprotan. c) Tikus (Rattus-rattus Sp) Ciri - ciri : panjang dari hidung sampai ujung ekor antara 270mm - 370mm. Memakan segala jenis tanaman baik yang lahan pertanaman
maupun yang di gudang, Aktif pada malam hari, Warna badan kelabu gelap, sedang bagian dada dan perutnya berwarna keputih-putihan. Gejala : terdapat bekas gigitan tikus pada buah yang diserang. Pencegahan : dengan memasang plastik hama disekeliling lahan pertanaman. Pengendalian : dengan cara sanitasi lahan,dan disemprot dengan Koping plus dengan dosis 3 bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan. Penyakit a) Penyakit tepung (Powdery mildew) Penyebab : Cendawan Erysiphe cichoracearum DC Gejala : Pada daun dan batang tanaman muda terdapat lapisan putih bertepung. Kemudian berubah menjadi warna kuning akhirnya kering dan mati. Pengendalian: Secara kultur teknis menanam benih yang resisten dan mencabut tanaman yang terserang cukup parah. Secara kimia disemprot dengan menggunakan Winggran dengan dosis 3 bungkus/hektar dalam satu kali penyemprotan. b) Penyakit bercak daun bersudut Penyebab : Bakteri Pseudomonas lachrymans carsner Gejala : Daun terdapat bercak-bercak kecil berwarna kuning dan bersudut-sudut karena dibatasi tulang-tulang daun dan pada buah akan menimbulkan busuk buah. - Pengendalian : Dengan melakukan pergiliran tanaman serta di Semprot dengan mengggunakan Bactocyn 150 AL dengan dosis 1 botol/hektar dalam satu kali penyemprotan. c) Penyakit busuk buah Penyebab : Cendawan Rhizopus Sp Gejala : Terdapat bercak kebasah-basahan, lunak pada kulit buah, kemudian membesar dan mengendap serta di tumbuhi jamur sehingga buah mudah pecah. Pengendalian : Pengendalian secara kultur teknis dengan menghindari luka mekanis pada buah sewaktu dikebun maupun saat panen. Selepas panen,penanganan hasil berikutnya dilakukan secara hati-hati agar buah mentimun tidak memar, rusak atau luka-luka dan simpan dalam wadah yang bersih. Pengendalian secara kimia disemprot dengan Bactocyn 150 AL. d) Penyakit busuk daun (Downy mildew) Penyebab : Cendawan Pseudoperonospora Gejala : Pada daun terdapat bercak-bercak kuning bersudut. Bila keadaan cuaca lembab, pada sisi bawah bercak terdapat jamur seperti bulu yang berwarna keungu-unguan. Warna daun yang diserang akan berubah menjadi coklat membusuk. Pengendalian : Memperbaiki draenase tanah, mengurangi kelembaban kebun dengan cara memperbaiki jarak tanam, dan secara kimia disemprot dengan Sinon 70 WP (1 bks = 1kg) dosis 0,5 kg/hektar dalam satu kali penyemprotan.
3.
Penanganan Panen dan Pasca Panen
1) Panen Panen buah mentimun dilakukan pada saat tanaman berumur 35 hst. Selanjutnya dilakukan setiap hari secara berturut-turut sebayak 33 kali pemanenan. Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik langsung dan tangkainya secara manual menggunakan tangan. Ciri-ciri buah mentimun yang siap di panen adalah buah berwarna hijau muda cerah, bentuknya lurus dan tidak cacat dan berukuran sedang. 2) Pasca Panen
Buah mentimun hasil panen dikumpulkan dalam wadah atau karung lalu disimpan di tempat yang sejuk, agar buah mentimun tetap segar. Kegiatan pasca panen buah mentimun meliputi : a. Buah hasil panen dikumpulkan b. Penimbangan c. Buah siap di jual pada pembeli (pengumpul dan pengecer)
4.
Pemasaran Hasil
Setelah dilakukan pemanenan, buah mentimun di jual langsung ke pedagang pengumpul (tengkulak) tetapi pada akhir dilakukan pemanenan yaitu produksi berkurang dan buah yang di hasilkan kurang baik, petani menjualnya langsung ke pengecer yang dating ke kebun, kegiatan tersebut dimaksudkan untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kerugian. Jika digambarkan dalam rantai tata niaga adalah sebagai berikut :
NAMA
: NIRMALASARI
NIM
: 17. 13. 031
PRODI
: AGROTEKNOLOGI (B)
MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN SAWI
Pendahuluan Sawi merupakan sayuran daun, dikenal oleh petani sebagai sawi hijau atau sawi bakso. Jenis sayuran ini mempunyai bentuk mirip caisin, bedanya ialah tangkai daun panjang, daun tanaman lebar berwarna hijau tua, tidak berbulu dan rasanya agak getir. Keterbatasan lahan pertanian di Jakarta membuat budidaya sawi menjadi penting terutama didalam menyiasati lahan-lahan sempit secara efisien. Karena itu tanaman ini merupakan salah satu tanaman sayuran andalan DKI Jakarta dengan luas lahan mencapai 460 Ha. Mengingat usahatani sayuran sawi makin meningkat sesuai dengan perkembangan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat terhadap mutu gizi sayuran, mendorong peningkatan produksi. Untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dan permintaan pasar, diperlukan teknologi produksi yang tepat agar diperoleh kuantitas dan kualitas hasil.
Jenis sawi Pada dasarnya ada tiga jenis sawi, yaitu:1). Sawi putih, berbatang pendek, daunnya lebar berwarna hijau tua, halus tangkai panjang, dan bersayap merupakan jenis sawi yang paling banyak dikonsumsi sebagai sayuran segar, karena rasanya paling enak diantara jenis sawi lainnya. Sawi jenis ini dapat hidup dilahan kering.2). Sawi hijau, berbatang pendek, daun lebar tetapi tidak bersayap, berwarna hijau keputih-putihan, rasanya agak pahit. Sayuran ini banyak dibudidayakan dilahan kering dengan pengairan yang cukup.3). Sawi huma, berbatang tinggi kecil, daunnya panjang berwarna hijau keputihputihan, dan bersayap, rasanya juga enak. Jenis ini akan tumbuh baik jika ditanam ditempat yang agak kering atau ditegalan. Jenis sawi yang banyak digemari adalah sawi putih, sawi hijau. Kedua jenis sawitersebut cocok ditanam untuk daerah Jakarta. Teknologi Produksi 1. Pesemaian (a) Tempat persemaian perlu dipilih pada tempat yang bebas hama penyakit, dekat dengan air dan bukan bekas persemaian untuk menghindari adanya hama dan penyakit tanah yang berbahaya, (b) Tanah persemaian terdiri dari campuran tanah olah yang halus dicampur dengan pupuk kandang yang telah masak dengan perbandingan volume 1:1
(c) Bedengan persemaian lebarnya 100-120 cm, tinggi 20-25 cm, diberi atap menghadap timur untuk mendapatkan sinar matahari pagi, (d) Biji sawi disemaikan dengan jarak (5-10) cm x 10 cm, dalamnya tanam0,5-1 cm, kemedian ditutup tanah tipis-tipis, (e) Bibit dapat ditanam pada umur 3-4 minggu setelah semai, (f) Untuk 1 Ha lahan dibutuhkan 500 gram biji sawi. 2. Persiapan dan Penanaman (a) Tanah yang akan ditanami, diolah dengan cangkul sedalam 30 - 40 cm dan diberi pupuk kandang sebanyak 10 ton/Ha sebagai pupuk dasar, (b) Buat dendengan selebar 1 m dengan panjangnya disesuaikan lahan, dan jarak antar bedengan 30 cm yang berfungsi sebagain parit drainase, (c) Pindah bibit yang telah berumur 3 minggu atau lebih berdaun 4 heli disertai dengan sedikit tanah, (d) Lakukan penanaman pada sore hari dengan memasukkan akar tanaman sampai batas leher akar (5 cm) & ditanam dengan jarak tanam 10 x 15m atau 20 x 20cm, (e) Kebutuhan bibit untuk 1 Ha pertanaman adakah 1,0 - 2 Kg. 3. Pemeliharaan (a) Lakukan penyiraman sebanyak 2 kali sehari yakni pagi
dan sore hari, (b) Penyulaman perlu dilakukan bila ada tanaman yang mati, (c) Pendagiran dan penyiangan dilakukan 2 minggu sekali, (d) Pemupikan dilakukan dengan pupuk kandang sebanyak 10 ton/ha, SP-36 100 Kg/Ha, dan KCI 75 Kg/Ha sebagai pupuk dasar. Sedangkan Urea diberikan sebanyak 150 Kg/ha. 4. Pengendalian hama dan penyakit (a) Hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman sawi adalah ulat daun, kumbang daun dan penyakit busuk akar, (b) Pengendalian hama penyakit dapat dilakukan secara mekanik. Hindari pemakaian pestisida dan bila terpaksa usahakan pemakaiannya 2 minggu sebelum panen, (c) Gunakan insektisida nabati dari bahan culan + kenikir masing-masing 100 gr/liter, Azadirachtin (ekstrak biji nimba) 1,5 ml/liter dan Regant 50% 2 ml/ liter efektif mengendalikan organisme penggangu tanaman (OPT) pada tanaman sawi. 5. Panen dan Pasca (a) Tanaman sawi dapat dipanen 40-50 hari dari umur semai, (b) pada tanaman yang baik, dapat menghasilkan 1- 2 ton/ha, (c) Ada beberapa cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu mencabut seluruh tanaman, memotong pangkal batang, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu, (c) Segeralah hasil panen dibawa ketempat teduh agar tidak cepat layu karena terkena,
(d) sinar matahari, (e) Lakukan pembersihan dengan cara memotong bagian yang tidak penting atau membuang tanah yang ikut pada sawi tersebut, kemudian dicuci untuk memperpanjang kesegaran sawi, (f) Lakukan sortasi dengan cara membuang sawi yang kurang baik dan kotoran gulma lainnya, (g) Susunlah sawi yang telah disortir dengan posisi berdiri, dan jangan terlalu rapat, (h) Lakukan percikan air secukupnya untuk menghindari kelayuan dan siap untuk dipasarkan.
NAMA
: SEPTIA NINGSIH
NIM
: 17. 13. 043
PRODI
: AGROTEKNOLOGI (B)
PERANAN TUMBUHAN TERHADAP KEHIDUPAN MANUSIA 1.
Sebagai paru-paru dunia, tanaman sebagai elemen hijau, pada tumbuhan
menghasilkan zat asam(O2) yang sangat diperlukan bagi mahkluk hidup untuk pernafasan. 2.
sebagai pengatue lingkungan, vegetasi akan menimbulkan hawa lingkungan
menjadi sejuk, nyaman dan segar. 3.
Pencipta lingkungan hidup (ekologis)
4.
Penyeimbangan alam, merupakan pembentuk tempat-tempat hidup alam bagi
satwa yang hidup disekitarnya. 5.
Perlindungan terhadap kondisi fisik alami sekitarnya (angin kencang, terik
matahri, gas dan debu-debu, kebisingan suara dan kendaran bermotor) 6.
Keindahan (estetika)
7.
Kesehatan
8.
Rekreasi dan Pendidikan (edukatif)
9.
Sosial politik ekonomi
10.
Pencegahan banjir
2.
Tumbuhan juga merupakan penyusun utama ekosistem terutama di hutan
3.
Peran dibidang pangan antara lain anggota plante sebagai bahan pangan
atau bahan makanan. Bagian tumbuhan yang dapat dimanfaatkan untuk bahan makanan antara lain batang, daun, bunga, buah, dan biji. Contoh tumbuhan yang dimanfaatkan batangya adalah : sagu, tebu, dan enau (aren). Contoh tumbuhan yang dimanfaatkan daunnya : bayam, kangkung, melinjo, selada. Contoh tumbuhan yang dimanfaatkan bunganya : kol, kubis, turi. Contoh tumbuhan yang dimanfaatkan buahnya : jeruk, jambu, apel. Contoh tumbuhan yang dimanfaatkan bijinya : kacang, kedelai, jagung.antara lain semanggi, jangung, ketela pohon dan kentang 4.
Peran dibidang sandang contoh anggota plantae yang digunakan adalah
kapas dan rami.
5.
Peran dibidang papan antara lain adalh plantae yang digunakan untuk bahan
bangunan seperti pohon jati. Rotan pun banyak digunakan untuk perlengkapan rumah tangga 6.
Peran dibidang obat-obatan contohnya marchantia polymorpha digunakan
untuk mengobati sakit hepatitis atau radang hati, paku rane dapat digunakan untuk mengobati luka, ektrak ginkgo biloba dapat mengobati pusing, daun jambu dapat mengobati diare, dan lain sebagainya. Bahan obat-obatan. Tumbuhan yang dimanfaatkan untuk bahan obat-obatan antara lain : Daun sirih untuk obat gatal-gatar, Akar alang-alang untuk mengobati panas dalam. Kulit batang kina untuk mengobati penyakit malaria. Buah mentimun untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Bunga melati untuk menggobati demam. Daun kumis kucing untuk mengobati batu ginjal. Daun dadap untuk menurunkan panas. Daun kelor mengobati panas dan demam. Daun landep untuk mengobati rematik. Daun jinten untuk mengobati batuk, mules, dan sariawan. 7.
Peran dibidang industri seperti berbagai jenis tumbuhan berbiji merupkan
bahan baku industri misalnya biji kopi, coklat, daun teh, kelapa sawit, tebu dan kedelai. Bahan baku industri. Contoh bahan baku industri yang berasal dari tumbuhan antara lain : Getah karet untuk membuat ban, getah pinus untuk membuat terpentin dalam industri cat. kelapa sawit digunakan untuk membuat minyak goreng. 8.
Peran di bidang tanaman hias banya spesies dibidang kingdom plante dpat
dijadikan sebagai tanaman hias misalnya paku sarang burung, bunga kamboja, bunga pku tanduk rusa, buka anggrek dan lain sebagainya.