Manajemen Nyeri.docx

  • Uploaded by: Anonymous qz2NQU
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manajemen Nyeri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 909
  • Pages: 6
BLUD RS KONAWE

MANAJEMEN NYERI

1. PENGERTIAN Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak nyaman dan antara orang yang satu dengan orang lain berbeda perasaan nyerinya, dan hanya orang itu yang dapat menjelaskan rasa nyeri yang dialaminya. Pengertian nyeri menurut para ahli adalah: a. Mc Coffery (1979) : suatu keadaan yg mempengaruhi seseorang, yg keberadaanya diketahui hanya jika orang itu pernah mengalaminya. b. Wolf W. Feurst (1974) : suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yg menimbulkan ketegangan. c. Arthur C. Curton (1983) : suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang rusak,dan menyebabkan individu tersebut bereaksi utk menghilangkan nyeri. d. Kozies dan Erb (1983) : sensasi ketidaknyamanan yang dialami sebagai penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman, dan fantasi luka. Adapun definisi dari kozier dan Erb, nyeri diperkenalkan sebagai suatu pengalaman emosional yang penatalaksanaannya tidak hanya pada pengelolaan fisik semata, namun penting juga untuk melakukan manipulasi psikologis untuk mengatasi nyeri. e. Asosiasi Internasional (1979) : Suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berhubungan dengan adanya kerusakan jaringan baik secara aktual maupun potensial. 2. JENIS-JENIS NYERI a. Nyeri akut → Nyeri yang timbul secara mendadak dan cepat menghilang, yang tidak melebihi 6 bulan dan ditandai adanya peningkatan tegangan otot. b. Nyeri Kronis → Nyeri yang timbul secara perlahan-lahan dan biasanya berlangsung dalam waktu lebih dari 6 bulan. c. Nyeri Somatis → Nyeri yang bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit pada otot dan tulang, tetapi nyeri ini tidak menjalar pada bagian tubuh lainnya. d. Nyeri Viseral → Nyeri yang bersumber dari kulit dan jaringan dibawah kulit pada otot dan tulang tetapi nyeri ini dapat menjalar pada bagian tubuh lainnya. e. Nyeri Menjalar → Nyeri yang terasa pada bagian tubuh yang lain, umumnya terjadi akibat kerusakan pada cedera organ viseral. f. Nyeri Psikogenik → Nyeri yang tidak diketahui secara fisik yang timbul akibat psikologis.

g. Nyeri Phantom → Nyeri yang disebabkan karena salah satu ekstremitas diamputasi. h. Nyeri Neurologis → Merupakan nyeri yang tajam karena adanya spasme disepanjang atau beberapa jalur saraf. 3. TAHAPAN FISIOLOGI NYERI Fisiologis nyeri dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu: a. Tahap Trasduksi 1) Stimulus akan memicu sel yang terkena nyeri untuk melepaskan mediator kimia (prostaglandin, bradikinin, histamin, dan substansi P) yang mensensitisasi nosiseptor. 2) Mediator kimia akan berkonversi menjadi impuls-impuls nyeri elektrik. b. Tahap Transmisi Terdiri atas 3 bagian: 1) Nyeri merambat dari serabut saraf perifer (serabut A-delta dan serabut C) ke medula spinalis. 2) Transmisi nyeri dari medula spinalis ke batang otak dan thalamus melalui jaras spinotalamikus (STT)  mengenal sifat dan lokasi nyeri. 3) Impuls nyeri diteruskan ke korteks sensorik motorik, tempat nyeri di persepsikan. c. Tahap Persepsi d. Tahap kesadaran individu akan adanya nyeri. e. Memunculkan berbagai strategi perilaku kognitif untuk mengurangi kompenen sensorik dan afektif nyeri. f. Tahap Modulasi 1) Disebut juga tahap desenden. 2) Fase ini neuron di batang otak mengirim sinyal-sinyal kembali ke medula spinalis. 3) Serabut desenden itu melepaskan substansi (opioid, serotonin, dan norepinefrin) yang akan menghambat impuls asenden yang membahayakan di bagian dorsal medula spinalis. 4. PENANGANAN NYERI a. Farmakologis 1) SAID (Steroid Anti-Inflamasion Drugs Dua jenis utama SAID murni: a) Agonis murni b) Kombinasi agonis-integonis 2) NSAID (Non Steroid Anti-Iflamasion Drugs) b. Non Farmakologis Penanganan fisik meliputi: 1) Message kulit 2) Stimulasi Kontralateral 3) Tens

4) Pijat refleksi 5) Plasebo 6) Stimulisasi elektrik 7) Akupuntur 8) Distraksi 9) Relaksasi 10) Komunikasi terapeutik 11) Hipnosis 12) Biofeedback c. Penanganan Kognitif d. Regional Analgesia Perjalanan nyeri impuls melalui saraf dengan cara memberikan obat pada batang saraf. Obat ini dilakukan dengan cara disuntikkan pada situs dimana saraf terlindungi tulang. Terdiri atas 2 analgesia yaitu: 1) Analgesia Lokal 2) Analgesia Infiltrasi 5. MACAM SKALA NYERI a. Skala Numeris b. Skala Deskriptif c. Skala Analog Visual d. Skala Wajah e. Skala Oucher SKALA NUMERIS

SKALA DESKRIPTIF

SKALA ANALOG VISUAL

SKALA WAJAH

SKALA OUCHER

6. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI: a. Lokasi Untuk menentukan lokasi nyeri yang spesifik minta klien untuk menunjukkan area nyerinya, bisa dengan bantuan gambar. Klien bisa menandai bagian tubuh yang mengalami nyeri.

b. Intensitas nyeri Penggunaan skala intensitas nyeri adalah metode yang mudah dan terpercaya untuk menetukan intensitas nyeri pasien. c. Kualitas nyeri Terkadang nyeri bisa terasa seperti dipukul-pukul atau ditusuk-tusuk. Perawat perlu mencatat kata-kata yang digunakan klien untuk menggambarkan nyerinya. Sebab informasi berpengaruh besar pada diagnosis dan etiologi nyeri. d. Pola Pola nyeri meliputi waktu awitan, durasi, dan kekambuhan atau interval nyeri. Karenanya, perawat perlu mengkaji kapan nyeri dimulai, berapa lama nyeri berlangsung, apakah nyeri berulang, dan kapan nyeri terakhir muncul. e. Faktor presipitasi Terkadang, aktivitas tertentu dapat memicu munculnya nyeri sebagai contoh, aktivitas fisik yang berat dapat menimbulkan nyeri dada. Selain itu, faktor lingkungan ( lingkungan yang sangat dingin atau sangat panas), stressor fisik dan emosional juga dapat memicu munculnya nyeri. 7. METODE PENGKAJIAN NYERI Metode Pengkajian Nyeri Menggunakan PQRST a. P (provokes) : Apa yang menimbulkan nyeri (aktivitas, spontan, stress, setelah makan dll)? b. Q (Quality) : Apakah tumpul, tajam, tertekan, dalam, permukaan dll? Apakah pernah merasakan nyeri seperti itu sebelumnya? c. R (radiation atau Relief) : Apakah menyebar (rahang, punggung, tangan dll)? Apa yang membuat lebih baik (posisi)? Apa yang mempertambah buruk (inspirasi, pergerakan)? d. S (Severity atau tanda dan gejala) : Jelaskan skala nyeri dan frekuensi. Apakah disertai dengan gejala seperti (mual, muntah, pusing, diaphoresis, pucat, nafas pendek, sesak, tanda vital yang abnormal dll)? e. T (time; mulai dan lama) : Kapan mulai nyeri? Apakah konstan atau kadang–kadang? Bagaimana lama? Tiba–tiba atau bertahap? Apakah mulai setelah anda makan? Frekuensi?

Related Documents

Manajemen
June 2020 37
Manajemen
May 2020 39
Manajemen
May 2020 44
Manajemen
June 2020 41
Manajemen
December 2019 62
Manajemen
June 2020 41

More Documents from "Susi "