Manajemen Kas Kelompok 5.docx

  • Uploaded by: Meidi Zens
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manajemen Kas Kelompok 5.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,816
  • Pages: 19
MANAJEMEN KAS

Makalah Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Syariah

Disusun Oleh : 1. Intan Mardiyah

1731047

2. Krisnawati

1731060

3. Muhammad Adi Saputra

1731076

Dosen Pengampu Feby Ayu Amalia, M.H

JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH BANGKA BELITUNG 2019

DAFTAR ISI BAB I ...................................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1 A.

Latar Belakang Masalah .......................................................................................................... 1

BAB II .................................................................................................................................................... 2 PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2 A.

Pengertian Manajemen Kas ..................................................................................................... 2

B.

Tujuan Manajemen Kas ........................................................................................................... 4

C.

Fungsi manajemen kas ............................................................................................................. 6

D.

Dasar Syariah Manajemen Kas ............................................................................................... 7

E.

Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kas ....................................................................... 8

F.

Motif Menyimpan Dalam Manajemen Kas ............................................................................ 9

G.

Proses Kas (Cash Cycle)...................................................................................................... 10

H.

Siklus Manajemen kas ........................................................................................................ 11

I.

Sumber Penerimaan Kas ........................................................................................................ 12

J.

Penggunaan kas ....................................................................................................................... 14

BAB III................................................................................................................................................. 16 PENUTUP............................................................................................................................................ 16 A.

Kesimpulan .............................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kas merupakan awal dari investasi dan operasi dari suatu perusahaan. Kas terdiri atas mata uang (currency), Giro dan rekening koran di bank (bank deposit). Perusahaan atau perseorangan menyimpan uang tunai (kas) untuk motif transaksi, motif pencegahan, dan motif spekulatif. Suatu perusahaan harus memiliki uang kas yang cukup dengan alasan untuk memperoleh potongan harga pada saat membeli bahan baku atau peralatan, ada juga untuk menjaga rasio cair (acid test ratio) agar tetap memperoleh kepercayaan dari kreditur. Suatu perusahaan harus memiliki anggaran kas untuk menjaga posisi likuiditas dan untuk mengetahui defisit atau surplus kas. Anggaran kas ialah estimasi posisi kas periode tertentu di masa mendatang tentang penerimaan kas serta tentang pengeluaran kas. Penerimaan kas ini pada umumnya dari modal pemilik, utang,

penjualan tunai,

penerimaan piutang, penjualan aktiva tetap serta lainya. Sedangkan pengeluaran kas ini pada umumnya untuk pembelian aktiva tetap, pembelian bahan baku, pembayaran upah tenaga kerja langsung, pembayaran biaya tidak langsung pabrik, pembayaran biaya pemasaran, pembayaran biaya umum dan administrasi, pembayaran bunga, pembayaran dividen, pembayaran jasa produksi, pembayaran premi asuransi, pembayaran pajak, dan pengeluaran lainnya. Makalah ini bermaksud untuk memberikan gambaran singkat tentang Manajemen Kas dalam keuangan syariah. Untuk mencapai sasaran tersebut, bagian ini akan diuraikan dahulu tentang Pengertian manajemen kas, tujuan dari manajemen kas, fungsi dari manajemen kas serta dasar syariah dari manajemen kas.

1

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Manajemen Kas Manajemen kas adalah pengelolaan atas sumber daya kas suatu organisasi. Manajemen kas memberikan kepada manajemen alat untuk berfungsinya suatu organisasi dengan menggunakan kas atau sumberdaya likuid yang dimilikinya dengan cara yang tepat. Mike Williams (2004) mendefinisikan manajemen kas pemerintah sebagai strategi dan proses-prosesnya untuk mengelola secara efektif dan efisien arus kas jangka pendek dan saldo-saldo kas yang ada dalam pemerintahan maupun antara pemerintah dengan sektor-sektor lain. Dari definisi ini ada beberapa hal yang ditekankan: 1.

Definisi ini mencakup persoalan kebijakan dan rancangan proses-proses yang lebih seragam.

2. Manajemen arus kas dan saldo kas memunculkan berbagai tantangan yang berbeda-beda yang harus dihadapi secara bersama-sama. 3. Definisi ini mencakup manajemen kas pada sektor pemerintahan dan interaksi antara pemerintah dengan sektor-sektor lain, terurama sektor keuangan. Sementara itu, Storkey (2001) mendefinisikan manajemen kas sebagai “memiliki uang yang cukup pada tempat yang tepat dan pada waktu yang tepat untuk membayar kewajiban-kewajiban pemerintah dalam cara yang efektif dan efisien.1 Ada pun pengertian tentang kas, baik dari sisi perundang undangan maupun dari sisi teori maupun konsep ekonomi. a. Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Keuangan Negara Konsep-konsep, unsur-unsur dan Current Issue Manajemen Kas Sektor Publik. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendaharawan Umum Negara untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara. Dengan demikian kas dalam pengertian undang-undang ini semua uang Negara yang bersumber dari 1

Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan, (Bandung: ALFABETA Cv, 2018), hlm.109.

2

seluruh penerimaan Negara dan digunakan untuk membayar seluruh pengeluaran Negara. b.

Menurut Standar Akuntansi Pemerintah Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. Kas daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh Bendaharawan umum daerah untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Kas Negara adalah tempat menyimpan uang Negara yang ditentukan Menteri Keuangan selaku Bendaharawan untuk menampung seluruh penerimaan dan pengeluaran pemerintah pusat.

c. Menurut Standar Akuntansi Keuangan Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Setara kas dimiliki untuk memenuhi komitmen kas jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Investasi dalam bentuk saham tidak termasuk setara kas, kecuali substansi investasi saham tersebut adalah setara kas. Sebagai contoh, saham preferen yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal penebusan (redemption date) telah ditentukan. Pinjaman bank pada umumnya termasuk aktivitas pendanaan. Namun demikian, cerukan (bank overdraft) merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengelolaan kas perusahaan. Dalam keadaan tersebut, cerukan termasuk komponen kas dan setara kas. Karakteristik dari pengaturan perbankan tersebut timbulnya fluktuasi saldo bank dari positif ke overdraft. Arus kas tidak mencukupi mutasi di antara pos-pos yang termasuk dalam kas atau setara kas, karena komponen tersebut lebih merupakan bagian dari pengelolaan 3

kas perusahaan dan bukan sebagai bagian dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa pengertian kas meliputi saldo kas (cash on hand), saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat digunakan serta instrumen investasi yang sangat likuid, berjangka pendek dan dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang signifikan.

B. Tujuan Manajemen Kas Tujuan utamanya adalah dengan manajemen kas yang baik, suatu pemerintahan dapat manajemen kas mendanai pengeluaran-pengeluarannya tepat pada waktunya dan memenuhi setiap kewajibannya ketika jatuh tempo. Tujuan-tujuan tambahannya adalah efektivitas biaya, pengurangan risiko dan efisiensi. Secara khusus, Williams (2004) menyatakan tujuan-tujuan dari manajemen kas pemerintah yang efisien adalah: a. Menyimpan seminimal mungkin saldo menganggur dalam sistem perbankan dan menekan seminimal mungkin biaya-biaya yang terkait dengan penyimpanan saldo tersebut pada sistem perbankan. b. Mengurangi risiko operasional, risiko kredit dan risiko pasar yang terkait dengan kegiatan pemerintah dan pendanaan kegiatan pemerintah. c. Menambah fleksibelitas dalam cara pemerintah menentukan kapan penerimaan kas pemerintah dibandingkan dengan pengeluaran kas pemerintah. d. Mendukung kebijakan-kebijakan keuangan lainnya. Berkaitan dengan pengelolaan keuangan negara di Indonesia, tujuan-tujuan manajeman kas dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian berikut: 1. Manajemen likuiditas Manajemen likuiditas penting untuk memastikan negara memiliki kas yang cukup untuk menyelesaikan semua kewajiban yang jatuh tempo. Untuk itu pemerintah perlu mengetahui berapa besar penerimaan dan pengeluaran yang akan dilakukan.

4

a. Monitoring penerimaan dan pengeluaran kas negara Pemerintah perlu mengetahui berapa besar pengeluaran kas yang akan dilakukan. Beberapa pengeluaran pemerintah mungkin saja dapat ditunda atau dipercepat, pemerintah harus mampu melihat saat pengeluaran kas yang menguntungkan pemerintah. Penerimaan kas negara seluruhnya harus segera disetor (Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pasal 16). Penerimaan negara yang tidak sgera disetor akan menguntungkan penyetor atas biaya pemerintah. b. Antisipasi atas kemungkinan kekurangan/kelebihan kas Kekurangan/kelebihan kas akan membebani keuangan pemerintah karena adanya time value of money. 2. Minimalisasi kas yang menganggur (idle cash) a. Pemanfaatan kas secara maksimal untuk memperoleh keuntungan (yield) Sesuai dengan UU.No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada pasal 24 dinyatakan bahwa pemerintah berhak untuk mendapatkan bung/jasa giro atas dana yang disimpan pada bank umum maupun bank sentral, bunga/jasa giro yang diperoleh didasarkan pada tingkat suku bunga yang berlaku. Pemerintah juga dapat melakukan investasi jangka panjang untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial dan serta manfaat lainnya. Investasi tersebut dapat berupa saham, surat utang dan investasi langsung (pasal 41, UU No.1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara). Pembelian kembali (Buy back) Surat Utang Negara (SUN). Pembelian kembali SUN akan menberikan dampak positif terhadap pengurangan beban bunga yang harus dibayar oleh pemerintah. b. Mengurangi cost of financing Jika negara mempunyai manajemen kas yang baik negara dapat melakukan penundaan penerbitan SUN dengan membiayai pengeluaran-pengeluaran dari kas yang berasal dari pendapatan yang ada atau melakukan buy back SUN untuk mengurangi pembayaran beban bunga.

5

3. Mengurangi biaya transaksi keuangan pemerintah a. Mengurangi jumlah bank accounts pemerintah Banyaknya rekening pemerintah yang tersebar di berbagai bank menimbulkan biaya tinggi untuk memelihara rekening tersebut. Selain itu tersebarnya rekening mengakibatkan semakin banyaknya ‘idle cash’. b. Mengurangi

biaya

revenue

collection

dan

expenditure

processing

(administration of payment process) Manajemen

kas

akan

merestrukturisasi

cara-cara

pengumpulan

pendapatan pemerintah sebagai contoh banking arragement mengenai saat penyetoran oleh bank persepsi dan renumerasi yang diberikan atau yang harus dibayarkan oleh pemerintah kepada bank persepsi. Restrukturisasi tersebut perlu agar penerimaan negara dapat masuk kerekening kas umum negara sesegera mungkin dengan biaya seminimal mungkin. Demikian pula dengan pemrosesan pengeluaran. Pemrosesan pengeluaran perlu dilakukan dengan se-efisien dan secepat mungkin, misalnya dengan menggunakan fasilitas perbankan. Jika hal tersebut dapat berjalan dengan baikmaka manfaat lain yang didapatkan adalah minimalisasi terjadinya penyelewengan keuangan negara. Manajemen kas sektor publik meliputi empat elemen antara lain: perencanaan (forecasting), mobilisasi dan manajemen arus kas (mobilizing and managing the cash flow), pemeliharaan hubungan dengan perbankan (maintaining banking relations), dan investasi kelebihan kas (investing surplus cash). Setiap elemen harus dikelola secara aktif untuk mencapai efektifitasmanajemen kas.

C. Fungsi manajemen kas Fungsi manajemen kas antara lain: a. Mengeliminasi kas menganggur. Setiap uang yang di simpan dan tidak di gunakan untuk meningkatkan pendapatan serta mengurangi biaya merupakan kerugian (lost opportunity). Dana-dana yang tidak dipakai untuk membayar transaksi-transaksi yang akan terjadi dapat digunakan untuk melunasi utang yang ada serta dapat diinvestasikan untuk menghasilkan arus kas masuk ke rekening pembedaharaan. b. Mendespositokan penerimaan tepat pada waktunya. Memiliki uang di tangan lebih baik daripada memiliki piutang (tagihan kepada pihak lain). Kas mudah dikonversi

6

dengan segera menjadi sesuatu yang berharga. Piutang, suatu pos yang akan dikonversi di masa yang akan datang, sering mengalami keterlambatan penyelesaian transaksi atau mengalami penurunan nilai. c. Membayar tepat pada waktunya. Beberapa pembayaran harus dilakukan pada tanggal tertentu, seperti gaji pegawai atau bantuan langsung secara tunai. Fungsi-fungsi tersebut dapat dicapai dengan menentukan jumlah dana alokasi dan untuk keprluan pelaksanaan kegiatan operasional penting, karena sumberdaya keuangan yang terbatas sehingga di butuhkan kegiatan perancanaan dan pengalokasian dana yang dimiliki. Kegiatan ini untuk memastikan semua kegiatan operasional dapat di biayai, jika kemudian setelah semua kegiatan telah dialokasikan dananya dan masih ada yang tersisa, maka sisa dana in tersebut dapat dipergunakan untuk kegiatan investasi.2

D. Dasar Syariah Manajemen Kas Kas adalah mata uang kertas atau logam, baik rupiah maupun valuta asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Kas terdiri dari Giro pada Bank Indonesia, dan Giro pada bank lain. Dengan kata lain, kas adalah harta tunai yang dimiliki oleh sseorang atau perusahaan. Harta tunai yang tersimpan mencapai nistakan dan halnya, maka ia wajib terkena zakat. Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahulah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih. “ (QS. At-Taubah:34)

2 Farah Margareta, Manajemen Keuangan bagi Industri Jasa, (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2007), hlm.73.

7

Sedangkan Haditsnya berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “Tak seorang pemilik emas dan perakpun yang tidak membayar haknya (zakatnya) kecuali pada hari kiamat dibentangkan untuk pedang-pedang dari api Neraka, maka emas dan perak tersebut dipanaskan dalam api Neraka. “ (HR. Muslim) Husein Syahta, menjelaskan macam-macam harta yang wajib dizakati, karena kedudukannya sebagai harta tunai, yakni: 1. Al-Nuqud al-Mutlaqah: emas, perak dan yang di hukum sama dengan keduanya. 2. Uang, baik uang logam maupun uang kertas serta yang sehukum dengan keduanya. 3. Piutang, amanah dan perjanjian keuangan. 4. Perhiasan dan mahar. 5. Surat-surat berharga, seperti: saham, obligasi dan cek. 6. Simpanan investasi pada bank. 3

E. Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kas a. Ramalan arus kas dan saldo kas yang akurat dan tepat pada waktunya untuk mengeliminasikan kebutuhan (atau untuk meminimalisasi biaya) akan pinjaman jangka pendek. b. Proses penagihan piutang yang efisien Dari titik penerimaan sampai ke tempat di mana dana yang diperoleh dapat digunakan serta diinvestasikan. c. Perencanaan pengeluaran yang akurat untuk memastikan bahwa semua kewajiban dibayar tepat waktu, tetapi bukan berarti sebelum jatuh tempo. d. Efisien dan responsivitas yang lebih tinggi dalam proses manajemen kas dan penyediaan kas menunjang layananan . e. Manajemen posisi-posisi risiko terkonsolidasi f. Integrasi manajemen kas dengan manajemen hutang. g. Adanya pengeluaran untuk investasi. Hal ini dilakukan bila perusahaan hendak melakukan penambahan kapasitas produksi seperti pembelian mesin-mesin baru, atau pembangunan gedung atau pabrik baru. Hal ini dapat juga terjadi bila perusahaan hendak melakukan ekspansike bidang usaha lainnya.

33

Husain Syahata, Akutansi Zakat: Panduan Zakat Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Progressif, 2014),

hlm 400.

8

h. Adanya penerimaan dari pendapatan, artinya perusahaan memperoleh tambahan kas dari pendapatan, baik yang berkaitan langsung dengan kegiatan perusahaan maupun pendapatan yang tidak langsung. Jelas bahwa pendapatan ini akan mempengaruhi jumlah uang kas. Di samping faktor-faktir yang dapat mempengaruhi kas perusahaan terdapat pula faktor-faktor yang tidak mempengaruhi perubahan jumlah uang kas, yaitu: 1. Adanya penghapusan dan pengurangan nilai buku dari aktiva. 2. Penghentian penggunaan aktiva yang sudah habis umur ekonomisnya (disusut) dan tidak dapat dipakai lagi. 3. Adanya pembebanan terhadap aktiva tetap seperti depresiasi, omortisasidan deplesi (karena biaya ini tidak memerlukan pengeluaran kas). 4. Adanya pengakuan kerugian piutang dan penghapusan piutang karena sudah tidak dapat ditagih lagi. 5. Adanya pembayaran dividen dalam bentuk saham (stock dividen). 6. Adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba. 7. Adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva yang dimiliki. 8. Dan faktor lainnya. Terhadap semua transaksi yang tidak mempengaruhi kas, maka perlu dibuatkan jurnal penyesuaiannya.

F. Motif Menyimpan Dalam Manajemen Kas Terdapat tiga motif dasar 1 dalam menyimpan kas yaitu: a. Motif Bertransaksi (Transactions Motive) Motif ini melihat kas secara sempit yaitu sebagai media untuk pertukaran dalam rangka membiayai transaksi normal yang terjadi seperti pembayaran kepada pemasok dan pembayaran gaji. Besarnya tingkat saldo transaksi tergantung pada besar kecilnya organisasi dan periode waktu kas masuk dan kas keluar. Organisasi yang besar pada umumnya cenderung melakukan banyak transaksi. Jika arus kas masuk dan keluar dapat disinkronisasi maka saldo kas dapat diminimalisasi.

9

b. Motif Berjaga-jaga (Precautionary Motive) Motif ini fokus pada kemampuan kas untuk menunjang daya beli pada saat timbul kejadian yang tidak diharapkan atau peluang yang tidak diperkirakan sebelumnya. Saldo untuk pencegahan berfungsi sebagai cadangan pada saat ketidakpastian meningkat sebagai akibat perubahan industri, ekonomi, dan dunia. Saldo untuk keperluan darurat ini umumnya disesiakan dengan menggunakan portofolio dari pasar uang dan pasar modal. Kriteria kunci dari penggunaan metode ini adalah tingkat keamanan yang tinggi, likuiditas, dan kemudahan untuk mencairkan surat berharga menjadi kas. c.

Motif Spekulasi (Speculative Motive) Motif ini timbul seiring dengan keinginan manajemen untuk memiliki sejumlah kas yang dapat digunakan untuk mengambil keuntungan dari kesempatan yang timbul secara tidak terduga. Manajemen harus mempunyai prediksi bahwa saldo kas tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi dari operasi normal organisasi. Pada umumnya, organisasi-organisasi tidak menyimpan kas untuk tujuan spekulasi.4

G. Proses Kas (Cash Cycle) Proses arus kas (cash cycle) adalah waktu yang dibutuhkan untuk proses daripengeluaran kas sampai dengan penerimaan kas. Proses ini merupakan bagian dari proses operasional (operating cycle). Proses operasional terdiri dari empat komponen, yaitu periode persediaan, periode utang , periode piutang dan siklus kas. Pada umumnya periode persediaan ditambah dengan periode utang akan sama dengan periode utang dan siklus kas. Akan tetapi, persamaan ini tidak berlaku untuk pendapatan pemerintah dan perpajakan karena pendapatan ini tidak terkait dengan layanan yang diberikan pemerintah.

4

Handono, Mardiyanto, Inti Sari Manajemen Keuangan, (Jakarta: PT Grasindo, 2009), hlm. 111.

10

H. Siklus Manajemen kas Perusahaan yang memiliki kelebihan kas dapat dibelikan surat-surat berharga (efek atau marketable securities atau temporary investment) yaitu obligasi, saham biasa, dan saham preferen. Pemberian efek dilakukan untuk tujuan menjaga likuiditas dan untuk tujuan investasi sementara untuk memperoleh keuntungan atas dasar perbedaan harga jual dan harga beli. Investasi pada efek yang jangka panjang yang semata-mata bertujuan untuk memperoleh keuntungan disebut “permanent investment “ atau “investment” yang dikelompokkan dalam harga tetap. Dalam usaha meluaskan pasar,

pada umumnya perusahaan menjual hasil

produksinya secara tangguh (mu'ajjal) atau kredit (taksit) yang menimbulkan piutang. Kemudian diadakan penagihan untuk kembali menjadi uang tunai.

Siklus kas

perusahaan yakni: Kas – persediaan – piutang – kas Pengeluaran kas untuk persediaan itu meliput persediaan bahan baku, persediaan barang dalam proses, dan persediaan barang jadi. Semakin tinggi nilai persediaan maka semakin besar kas yang tertanam. Besarnya investasi dalam piutang ditentukan oleh: a. Volume penjualan marabahah. b. Syarat pembayaran murabahah. c. Ketentuan tentang pembatasan murabahah. d. Kebijakan pengumpulan piutang. e. Kebiasaan dan karakter pelanggan. Pertimbangan pemberian pembiayaan didasarkan pada: 1) Character, yakini karakter para manajemen. 2) Capacity, yaitu kemampuan atau kesanggupan membayar. 3) Capital, yakni kondisi posisi keuangan. 4) Collateral, yaitu bersarnya harta pelanggan. 5) Condition, yaitu kondisi ekonomi, sosial, politik dan bisnis. Pemberian pembiayaan kepada babah ditentukan oleh hasil penelitian dan analisis kondisi likuiditas, rentabititas, dan soliditas nasabah (soliditas moral, komersial,

11

finansial). Ketiga unsur tersebut yang terpenting adalah unsur soliditas atau kepercayaan, untuk menjaga kepercayaan dari luar maupun dari dalam perusahaan, manajer keuangan harus membuat anggaran kas.5

I. Sumber Penerimaan Kas Dalam kegiatan sehari-hari sekalipun sudah direncanakan dengan baik, maka faktor kekuangan dan kelebihan uang kas sering kali terjadi. Hal ini terjadi karena disebabkan oleh berbagai faktor. Misalnya terjadi kekurangan kas, atau uang kas yang berlebihan. Kedua hal tersebut baik kekurangan maupun kelebihan perlu segera dicarikan solusinya. Khusus untuk kekurangan uang kas maka perlu dicarikan melalui penerimaan dari sumber-sumber kas yang tersedia. Penerimaan kas atau sumber yang diperoleh harus diseleksi terlebih dahulu, terutama kas yang diperoleh dari sumber pinjaman. Artinya, harus dipilih sumber mana yang lebih memberikan keuntungan bagi perusahaan. Berikut ini beberapa sumber penerimaan kas yang dapat dipenuhi di luar dari pinjaman yang disediakan kreditor, yaitu: 1. Penjualan barang secara tunai. Artinya perusahaan menjual produknya, baik berupa barang maupun jasa dengan pembayaran secara tunai, sehingga menghasilkan uang kas. 2. Pembayaran piutang oleh pelanggan. Dalam hal ini perusahaan harus berupaya untuk mengintensifkan pembayaran piutang dari pelanggan. Terurama piutang yang sudah jatuh tempo, jangan sampai pelanggan menunggak, sehingga menghambat penerimaan kas. 3. Hasil penjualan aktiva tetap. Kondisi seperti ini jarang terjadi kecuali perusahaan sedang benar-benar mengalami kesulitan. Kalaupun terjadi biasanya aktiva tetap yang dijual diprioritaskan aktiva tetap yang kurang atau sudah tidak produktif lagi. 4. Penjualan saham dalam bentuk kas. Artinya perusahaan mengeluarkan saham yang belum dijual kemudian dilepas ke pemegang saham dengan syarat pembayarannya dilakukan secara tunai.

5

Muhammad, Manajemen Keuangan Syariah, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2014), hlm.401.

12

5. Pengeluaran surat utang jangka pendek. Dalam hal ini perusahaan yang menerbitkan surat utang jangka pendek seperti wesel yang jangka waktunya tidak lebih dari 1 tahun. 6. Pengeluaran sutar utang jangka panjang. Artinya perusahaan menerbitkan surat utang yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun seperti obligasi. 7. Penerimaan dari sewa, sumber ini diperoleh perusahaan dari hasil sewa terhadap aktiva yang dimiliki kepada pihak lain dalam waktu tertentu. 8. Penerimaan dari sumbangan. Dalam praktiknya untuk perusahaan komersial penerimaan sumbangan jarang terjadi, namun untuk usaha sosial hal seperti ini sering terjadi. 9. Pengembalian kelebihan pajak. Artinya, adanya kelebihan pembayaran pajak pada masa lalu akibat salah perhitungan dan kemudian dikembalikan ke perusahaan. 10. Dan bentuk penerimaan lainnya. Semua penerimaan diatas jelas akan menambah jumlah uang kas perusahaan, sehingga perlu diintensifkan pencarian kas dari sumber-sumber diatas, dan kebutuhan uang kas segera dapat terpenuhi sesuai jadwal yang telah disusun. Disamping

sumber

penerimaan

kas,

pihak

manajemen

juga

harus

menginventarisasi penggunaan kas untuk keperluan yang akan datang. Keseimbangan penerimaan dan penggunaan harus benar-benar dikelola secara baik sesuai dengan rencana yang telah disusun. Seperti halnya dengan penerimaan kas, maka penggunaan kas juga terjadi akibat berbagai hal yang harus dikelola secara baik.6 Sebaiknya penggunaan kas juga harus menggunakan skala prioritas, sesuai dengan rencana yang telah disusun, sekalipun harus segera terpenuhi semuanya. Berikut ini hal-hal yang menyebabkan berkurangnya uang kas perusahaan, yaitu: 1. Pembelian barang secara tunai, artinya perusahaan membeli sejumlah barang baik barang dagangan untuk perusahaan dagang maupun bahan baku (bahan mentah) untuk industri dimana pembayarannya dilakukan secara tunai (cash). 2. Pembayaran biaya seperti gaji dan upah, merupakan pengeluaran untuk kegiatan rutin operasional perusahaan terhadap karyawannya, baik secara bulanan maupun secara mingguan.

6

Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm. 196.

13

3. Pembayaran sewa, hal ini dilakukan apabila perusahaan melakukan penyewaan baik terhadap tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin, atau perusahaan lainnya. 4. Pembayaran asurans, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah dana untuk perlindungan usahanya dalam bentuk premi asuransi. 5. Pembayaran pajak, yaitu banyak yang harus dibayar dan merupakan kewajiban perusahaan baik pajak badan maupun pajak-pajak lainnya yang berkaitan dengan usaha perusahaan. 6. Pembayaran iklan atau promosi lainnya, yaitu biaya ini dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mempromosikan produk perusahaan agar masyarakat tertarik membelinya.

J. Penggunaan kas Disamping sumber penerimaan kas, pihak manajemen kas juga harus menginvestigasi penggunaan kas untuk keperluan yang akan datang. Keseimbangan penerimaan dan penggunaan harus benar-benar dikelola secara baik sesuai dengan rencana yang telah disusun. Seperti halnya dengan penerimaan kas, maka penggunaan kas juga terjadi akibat berbagai hal harus di kelola secara baik. Sebaliknya penggunaan kas juga harus menggunakan skala prioritas, sesuai dengan rencana yang telah disusun, sekalipun harus segera terpenuhi semuanya. Berikut halhal yang menyebabkan berkurangnya uang kas perusahaan, yakni: 1. Pembelian barang secara tunai, artinya perusahaan membeli sejumlah barang baik barang dagangan untuk perusahaan dagang maupun bahan baku (bahan mentah) untuk industri dimana pembayarannya dilakukan secara tunai. (Cash) 2. Pembayaran biaya seperti gaji dan upah, merupakan pengeluaran untuk kegiatan rutin operasional perusahaan terhadap karyawan, baik secara bulanan maupun secara mingguan. 3. Penyewaan sewa, hal ini dilakukan apabila perusahaan melakukan penyewaan baik terhadap tanah, gedung, kendaraan, mesin-mesin, atau peralatan lainnya. 4. Pembayaran asuransi, artinya perusahaan mengeluarkan sejumlah dana untuk melindungi usahanya dalam bentuk premi asuransi.

14

5. Pembayaran pajak, yakni banyak yang harus dibayar dan merupakan kewajiban perusahaan baik pajak badan maupun pajak-pajak lainnya yang berkaitan dengan usaha perusahaan. 7

7

Ibid, hlm. 199

15

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari uraian tersebut, pemakalah menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Manajemen kas adalah pengelolaan atas sumber daya kas suatu organisasi. Manajemen kas memberikan kepada manajemen alat untuk berfungsinya suatu organisasi dengan menggunakan kas atau sumberdaya likuid yang dimilikinya dengan cara yang tepat. 2. Tujuan dari manajemen kas sendiri yakini, Menyimpan seminimal mungkin saldo menganggur, Mengurangi risiko operasional. 3. Dasar hukum yang menjelaskan tentang manajemen kas yaitu, QS. At-Taubah: 34, dan Hadits HR. Muslim. 4. Tiga motif mengapa perusahan perlu memegang kas adalah (1) motoif transaksi, (2) Motif berjaga-jaga, (3) Motif Sperkulasi. 5. Siklus Kas merupakan rentang waktu dari baranf dagangan diterima. Siklus kas juga merupakan penjumlahan umur rata-rata dari persediaan ditambah peroide pengumuplan rata-rata piutang dikurangiperiode pembayaran utang usaha.

16

DAFTAR PUSTAKA Fahmi, Irham.2018. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: ALFABETA CV Kasmir.2009. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Mardiyanto, Handono.2009. Inti Sari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT Grasindo Margareta, Farah.2007. Manajemen Keuangan Bagi Industri Jasa. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Muhammad.2014. Manajemen Keuangan Syariah. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Syahata, Husain. 2014. Akutansi Zakat: Panduan zakat Kontemporer. Jakarta: Pustaka Progresif.

17

Related Documents

Manajemen Kas
June 2020 31
Manajemen Kas
December 2019 38
Kas
October 2019 55
Kas
May 2020 38

More Documents from "Ena Melyana"