Manajemen Bencana (tirsalaha).docx

  • Uploaded by: Saskia Velia Paraso
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Manajemen Bencana (tirsalaha).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 853
  • Pages: 4
Nama : Tirsa Meilani Laha NIM

: 15111101298

BM

: KESLING Sem-7

BENCANA TANAH LONGSOR Tanah longsor merupakan peristiwa geologi yang terjadi karena pergerakan massa batuan atau tanah. Tanah longsor dapat pula diartikan dengan peristiwa perpindahan material dari tempat yang tinggi ketempat yang lebih rendah. Material ini merupakan material penbentuk lereng seperti batuan dan tanah. Peristiwa tanah longsor ini terjadi dengan berbagai tipe dan jenisnya, minsalnya jatuhnya gumpalan tanah.Upaya masyarakat untuk mengurangi bahaya bencana tanah longsor Upaya Mitigasi Bencana Tanah Longsor Rekayasa Biotik 1.

Menghindari atau mengurangi penebangan pohon yang tidak terkendali dan tidak terencana (over cutting, penebangan cuci mangkuk, dan penjarahan).

2.

Melakukan penanaman vegetasi tanaman keras yang ringan dengan perakaran intensif dan didala m kawasan yang curam yang memiliki potensi terjadi tanah longsor.

3.

Mengembangkan usaha tani ramah longsor lahan seperti penanaman hijauan makanan ternak (H MT) melalui sistem panen pangkas.

4.

Mengurangi beban mekanik pohon-pohon yang besar-besar yang berakar dangkal dari kawasan y ang curam dan menumpang di atas lapisan impermeabel.

Sifat Peran Vegetasi Dalam Pengendalian Daun Air 1.

Memiliki sifat pertumbuhan dinamik yang bergantung kepada waktu dan musim

2.

Memiliki nilai peran yang ditentukan oleh struktur hutan, luasnya, komposisi jenisnya serta keada an pertumbuhannya.

3.

Nilai perannya untuk suatu keadaan ekosistem hutan tertentu juga dibatasi oleh iklim, keadaan ge ologi, geomorfologi dan watak tanahnya.

Rekayasa Fisik

1.

Membuat serta memperbaiki saluran drainase di bawah permukaan untukmengurangi kandungan air dalam tanah

2.

Melakukan upaya penutupan pada tanah yang retak

3.

Membangun talut, tembok penahan, dan atau tiang pancang yang harus dipancangkan hingga men embus batuan/tanah yang stabil, serta bronjong pada tebing sungai.

4.



Membuat bangunanpenahanmaterial longsor untuk menahan longsor kategori kecil

Upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk menurunkan kerentanan bencana tanah longsor Kerentanan adalah karakteristik dan situasi sebuah masyarakat, sistem, atau aset yang membuat mereka mudah terkena dampak merugikan dari sebuah bahaya atau dampak perubahan iklim (Diadaptasi dari UNISDR Terminology of Disaster Risk Reduction, 2009 dalam Oxfam, 2012). Menurut Peraturan Kepala BNPB No. 2 tahun 2012, kerentanan adalah suatu kondisi dari suatu komunitas atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Kerentanan dinilai dari sekumpulan kondisi dan atau suatu akibat keadaan (faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan yang dijelaskan pada gambar 1) yang berpengaruh buruk terhadap upaya-upaya pencegahan dan penanggulangan bencana. Kerentanan Fisik Secara fisik, bentuk kerentanan yang dimiliki masyarakat berupa daya tahan menghadapi bahaya terte ntu. Misalnya adalah kekuatan bangunan rumah bagi masyarakat yang berada di daerah rawan gempa, adanya tanggul pengaman banjir bagi masyarakat yang tinggal di bantaran sungai dan sebagainya. Kerentanan Ekonomi Kemampuan ekonomi suatu individu atau masyarakat sangat menentukan tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya. Pada umumnya masyarakat atau daerah yang miskin atau kurang mampu lebih renta n terhadap bahaya, karena tidak mempunyai kemampuan finansial yang memadai untuk melakukan u paya pencegahan atau mitigasi bencana. Kerentanan Sosial Kondisi sosial masyarakat juga mempengaruhi tingkat kerentanan terhadap ancaman bahaya. Dari seg i pendidikan, kekurangan pengetahuan tentang risiko bahaya dan bencana akan mempertinggi tingkat kerentanan, demikian pula tingkat kesehatan masyarakat yang rendah juga mengakibatkan rentan men ghadapi bahaya. Kerentanan Lingkungan

Lingkungan hidup suatu masyarakat sangat mempengaruhi kerentanan. Masyarakat yang tinggal di da erah yang kering dan sulit air akan selalu terancam bahaya kekeringan. Penduduk yang tinggal di lere ng bukit atau pegunungan rentan terhadap ancaman bencana tanah longsor dan sebagainya.



Upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk meningkatkan kapasitas bencana tanah longsor Mambangun Kapasitas 1.

Memastikan bahwa pengurangan risiko bencana menjadi sebuah prioritas nasional dan lokaldenga n dasar kelembagaan yang kuat untuk pelaksanaannya, dengan indikator pencapaian :

2.

Kerangka hukum dan kebijakan nasional/lokal untuk pengurangan risiko bencana telah ada denga n tanggung jawab eksplisit ditetapkan untuk semua jenjang pemerintahan

3.

Tersedianya sumberdaya yang dialokasikan khusus untuk kegiatan pengurangan risiko bencana di semua tingkat pemerintahan

4.

Terjalinnya partisipasi dan desentralisasi komunitas melalui pembagian kewenangan dan sumber daya pada tingkat lokal

5.

Berfungsinya forum/jaringan daerah khusus untuk pengurangan risiko bencana.

6.

Tersedianya Kajian Risiko Bencana Daerah berdasarkan data bahaya dan kerentanan untuk melip uti risiko untuk sektor-sektor utama daerah; dengan indikator :

7.

Tersedianya Kajian Risiko Bencana Daerah berdasarkan data bahaya dan kerentanan untuk melip uti risiko untuk sektor-sektor utama daerah

8.

Tersedianya sistem-sistem yang siap untuk memantau, mengarsip dan menyebarluaskan data pote nsi bencana dan kerentanan-kerentanan utama

9.

Tersedianya sistem peringatan dini yang siap beroperasi untuk skala besar dengan jangkauan yan g luas ke seluruh lapisan masyarakat.

10. Kajian Risiko Daerah Mempertimbangkan Risiko-Risiko Lintas Batas Guna Menggalang Kerjasa

ma Antar Daerah Untuk Pengurangan Risiko. 11. Terwujudnya penggunaan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk membangunketahanan dan

budaya aman dari bencana di semua tingkat; dengan indikator : 12. Tersedianya informasi yang relevan mengenai bencana dan dapat diakses di semua tingkat oleh se

luruh pemangku kepentingan (melalui jejaring, pengembangan system untuk berbagi informasi, d st) 13. Kurikulum sekolah, materi pendidikan dan pelatihan yang relevan mencakup konsep-konsep dan

praktik-praktik mengenai pengurangan risiko bencana dan pemulihan

14. Tersedianya metode riset untuk kajian risiko multi bencana serta analisis manfaat-biaya (cost ben

efit analysist) yang selalu dikembangkan berdasarkan kualitas hasilriset 15. Diterapkannya strategi untuk membangun kesadaran seluruh komunitas dalammelaksanakan prak

tik budaya tahan bencana yang mampu menjangkau masyarakatsecara luas baik di perkotaan mau pun pedesaan.

Related Documents


More Documents from "Surianti Mursalim"