Man and Sin: Introduction Mengapa perlu kita belajar mengenai manusia? 2. Kita masing-masing adalah manusia. Perlu mengenal diri kita sebagai manusia. “An unexamined life is not worth living.” Manusia cenderung ber-introspeksi. 3. Sepanjang zaman soal: siapakah manusia? Dipertanyakan di: filsafat, teologi, psikologi, biologi, seni, sastra, sosiologi. Dll.
Man and Sin Soal “siapakah manusia?” menjadi lebih hangat lagi sekarang: Beberapa faktor:
Perkembangan di bidang natural sciences (biology, medicine): inseminasi buatan, bayi tabung, rekayasa genetik, euthanasia, dll. Manusia menjadi pencipta manusia.
Di bidang psikologi: pengendalian perilaku, zat kimia untuk untuk merubah emosi dan temperaman, dll. Manusia menentukan hidup manusia.
Di bidang teknologi: internet dan electronik. Manusia semakin terasing dari komunitas.
Di bidang business: produksi massal. Manusia menjadi bagian dari peralatan.
Di bidang politik: rasisme, pembersihan suku (ethnic cleansing).
Dalam konteks perkembangan-2 sekarang ini, soal “Siapakah Manusia?” menjadi penting dan urgen. Dan manusia berusaha memberi jawaban tetapi manusia tetap dalam keadaan kegelisahan, kekosongan hati, dan tidak yakin bagaimana hidup.
Beberapa Jawaban bagi “Siapakah…”
Humanisme: abad ke-19, hasil dari zaman Pencerahan, manusia percaya diri khususnya pada rasio dan inteleknya. Manusia mejadi pusat kehidupan manusia dan dunia. Pada abad ke-20, semangat humanisme meredah. Kenapa?
Eksistensialisme: abad ke-20, filsafat hasil dari peristiwa-2 besar di dunia. Manusia mulai bergumul mengenai eksistensinya, bukan eksistensi fisik, ttp eksistensi jiwanya, pergumulan-2 dia hadapi, dan putuskan. Manusia yang bergumul.
Namun jawaban bagi pergumulan ini tidak jelas bagi manusia: Bob Dylan, Blowing in the Wind.
Blowing in the Wind by Bob Dylan
How many roads must a man walk down Before they call him a man How many seas must a white dove sail Before she sleeps in the sand How many times must the cannonballs fly Before they are forever banned The answer, my friend, is blowing in the wind The answer is blowing in the wind
Blowing in the Wind, 2
How many years must a mountain exist Before it is washed to the sea How many years can some people exist Before they're allowed to be free How many times can a man turn his head And pretend that he just doesn't see The answer, my friend, is blowing in the wind The answer is blowing in the wind
Blowing in the Wind, 3
How many times must a man look up Before he can see the sky How many ears must one man have Before he can hear people cry How many deaths will it take till he knows That too many people have died The answer, my friend, is blowing in the wind The answer is blowing in the wind
Post-modernisme, sikap manusia sekarang, suatu bentuk humanisme, ttp beda dari humanisme tua, postmodernisme membuang semua dasar, termasuk rasio. Yang menjadi dasar adalah apa saja yang menyenangkan manusia: Just Do It. Masing-2 orang akan membuat nilai-2 hidupnya dan tujuannya. Manusia menjadi penentu nilai-2 moral dan tujuan hidup.
Siapakah Manusia?
Agustinus: “Engkau (Allah) telah menjadikan kami bagi diriMu, dan hati kami akan terus gelisah sampai kami menemukan kelegaan di dalam Engkau.”
Yesus: “Marilah kepada-Ku semua yang letih lesu dan berbeban berat. Aku akan memberi kelegaan bagimu” (Mat 11: 28).
Manusia: Hoekema: Ciptaan yang Pribadi (Created Person). HBG: Ciptaan yang Pribadi dalam Komunitas (The Created Person in Community)
Siapakah Manusia? Basics Manusia: Pribadi yang Diciptakan menurut Gambar Allah dan yang Hidup dalam Komunitas. (Hubungan dgn Dosa) Man: Person Created in the Image of God and lives in Community (Relation to Sin) Empat Hal mengenai Manusia: 5. Diciptakan 6. Pribadi 7. Komunal 8. Menurut Gambar Allah
1.
Diciptakan: Manusia adalah ciptaan atau mahkluk. Kej. 1, 2.
Allah adalah Pencipta, sumber kehidupan semua ciptaan; penguasa dan penopang segala sesuatu. Tidak ada yang bisa hidup tanpa Dia.
Allah menciptakan manusia. Kehidupan manusia bergantung kpd Allah sekalipun dia menolak Allah. Karena manusia adalah makhluk segala sesuatu dalam kehidupannya sudah ditentukan oleh Allah: keselamatan, tujuan hidup, keluarga, dll.
'Hanya Engkau adalah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dengan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di atasnya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepada-Mu. Neh. 9:6.
Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, Ia, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah Ia kekurangan apa-apa, karena Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala sesuatu kepada semua orang. Kis 17: 24, 25.
2. Manusia sebagai Pribadi Namun manusia adalah pribadi. Apa artinya “pribadi”? Manusia adalah satu pribadi yang memiliki kepribadian. Kepribadian: kemandirian atau kebebasan relatif (bukan mutlak), kemampuan membuat keputusan, menetapkan tujuan lalu berusaha untuk mencapai tujuannya. Sebagai pribadi, manusia bertanggungjawab atas keputusan dan tindakannya.
This is a mystery about human being: as a creature of God he is completely dependent on Him, but as a person he is relatively free and independent and therefore responsible for all his acts. This is essentially what a human being is.
Manusia Hidup dalam Komunitas atau dalam hubungan baik dengan Tuhan maupun dengan orang lain.
Manusia diciptakan seb. Laki-laki dan perempuan. Kej. 1: 27. “Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka.”
Kej. 2:18: TUHAN Allah berfirman: ''Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.
3.
5.
7.
9.
Beberapa Implikasi buat Kehidupan Kita. Karena kehidupan manusia bergantung kpd Allah, maka… Karena manusia seorang pribadi, maka… Karena manusia hidup dalam komunitas, maka… Berdasarkan kebenaran ini bagaimanakah seharusnya kita berdoa?
Let us Take a Break
Let us sing a song:
Father we love you, we worship and adore You. Glorify your name in all the earth. Glorify your name, glorify your name, Glorify your name in all the earth. Jesus we love you… Spirit we love you…
Gambar Allah 4. Menurut Gambar Allah. Hal ke-4 mengenai manusia. Manusia: Adam Kej 1:26: Berfirmanlah Allah: ''Baiklah Kita menjadikan manusia (Adam) menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.''
Gambar Allah A. ADAM Istilah Ibr. yang dipakai untuk manusia adalah adam. אדָםDalam 3 arti: a) nama pribadi Adam (Kej 5:1). Tanpa kata sandang (article) b) Adam sebagai manusia dalam keperbedaanya dari mahkluk lain bukan dari perempuan. Manusia adalah laki-laki dan perempuan. (Kej. 1: 26, 27). Dengan kata sandang. c) Adam sebagai umat manusia (Kej 6:5).
Gambar Allah B. 1.
GAMBAR ALLAH (IMAGO DEI) Dua istilah yang dipakai: a) gambar (tselem ֵ ) צַלְמdan rupa (demuth ֵ) דְמות b) Dua istilah ini hampir sama artinya dan bisa dipertukarkan. c) Tselem dari kata akar: “mengukir”, manusia adalah representasi (“ukiran”) Allah; d) demuth berarti “menyerupai” ; manusia menyerupai Allah.
Gambar Allah 2. Imago Dei (Gambar Allah): Apa artinya? Bagaimana manusia menggambarkan dan menyerupai Allah? Bukan artinya manusia adalah Allah atau ilahi. Manusia tidak boleh disembah. Manusia bukan pengganti Allah. Tidak dinyatakan secara spesifik dan eksplisit. Namun bila kita melihat kisah penciptaan manusia, kita bisa mengambil beberapa implikasi dari “imago dei”.
Berfirmanlah Allah: ''Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burungburung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.'' Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakanNya mereka. Kej 1: 26, 27.
Gambar Allah
Manusia, sebagai gambar dan rupa Allah, menggambarkan atau menyerupai Dia. Berarti supaya kita bisa mengerti apa artinya “gambar dan rupa Allah” kita pertama-tama harus melihat siapakah Allah itu yang manusia serupai atau gambarkan.
Apa yang kita bisa ketahui tentang Allah? Lalu bagaimanakah manusia menyerupaiNya dalam Kej 1: 26, 27?
Gambar Allah
1. Allah adalah… Maka manusia sebagai gambar Allah meyerupaiNya dalam hal…
2. Allah adalah… Maka manusia sebagai gambar Allah menyerupaiNya dalam hal…
3. Allah adalah… Maka manusia sebagai gambar Allah meyerupaiNya dalam hal…
Gambar Allah Manusia sebagai GA menyerupai Allah dalam hal: 1. Kekuasaan atas ciptaan lain. Allah memiliki kuasa yang tertinggi dan berkuasa atas seluruh ciptaan. Dalam menjalankan kekuasaan (memelihra dan mengelola) atas ciptaan, manusia menyerupai Allah. 2. Manusia menyerupai Allah dalam hal persekutuan. Allah menciptakan manusia laki-laki dan perempuan, perbedaan gender bukan keserupaan dengan Allah karena Allah tidak bergender. Namun gender laki-laki dan perempuan mengindikasikan bahwa manusia adalah mahkluk sosyal, dan relasinya dng manusia lain menyerupai Allah. Allah adalah persekutuan keTrintunggalan (“Marilah kita”).
Gambar Allah Manusia seb. GA menyerupai dalam hal: 3.Bahwa manusia adalah pribadi yang bertanggungjawab, membuat keputusan dan bertindak, dan bisa berkomunikasi dgn Allah dan bertanggunjawab kpdNya. Allah adalah pribadi yang membuat keputusan dan bertindak.
Gambar Allah 4. Catatan mengenai “cultural mandate” (mandat budaya) dari Kej. 1: 26-28. Allah memberkati manusia supaya mereka bisa bertambah banyak, berkuasa atas ciptaan lainnya (dalam arti memelihara, mengembankan). Berkat itu mengandung mandat atau perintah yag perlu dilaksanakan oleh manusia. Ini namanya cultural mandate: manusia menciptakan atau melakukan sesuatu yang kreatif. Dalam hal ini manusia menyerupai Allah sebagai pencipta yang kreatif.
Gambar Allah 5. Gambar Allah: Ringkasan (Hoekema, bab 5)
GA membuat manusia unik, beda dari mahkluk lain.
Bukan integritas moral dan spiritual manusia tetapi keseluruhan keberadaannya mencitrakan dan mencerminkan Allah.
Gambar Allah Manusia seb. GA Mencerminkan Allah (bukan harus). Seluruh ciptaan menyatakan kemuliaan dan kuasaNya (Maz 19:1), namun manusia menyatakan Allah dgn cara yang unik dalam hal berkuasa, persekutuan, berkarya, kepribadian. Mewakili Allah. Karena dia juga mitra, pengelola, pelayan, duta, orang kepercayaan Allah. Sebagai wakil dia mewakili dan memperjuangkan kepentingan dan kehendak Allah bagi dunia.
Gambar Allah 6. Manusia tetap dalam Gambar Allah sekalipun berdosa. A) Kej 5: 1 berbicara mengenai manusia dalam gambar Allah, dan ini setelah Kej 3, kisah mengenai kisah jatuhnya manusia. B) Kej 9: 6: berbicara mengenai dasar larangan untuk jangan membunuh, karena manusia diciptakan dalam gambar Allah dan tetap dalam gambar Allah.
Manusia: Dalam Relasi Rangkap Tiga 1. 2. 3.
1.
Relasi antara manusia dan Allah. Relasi antara manusia dan sesamanya. Relasi antara manusia dan alam. Relasi antara manusia dan Allah. Diciptakannya, diberkatinnya, dan diperintahkannya manusia oleh Allah mengindikasikan suatu relasi yang mendasar antara Allah dan manusia. Bagaimanakah manusia memperlihatkan relasi ini?
Manusia: Dalam Relasi Rangkap Tiga 2. Relasi antara manusia dan sesamanya. Diciptkannya manusia laki-laki dan perempuan oleh Allah mengindikasikan relasi manusia dengan sesamanya. Lebih dari sekedar perbedaan seksual atau kebutuhan seksual tetapi juga esensi sosyal manusia (hidup dalam komunitas). Bdk. Kej 2: 18. Apa implikasinya ini?
Manusia: Dalam Relasi Rangkap Tiga 1.
Relasi antara manusia dan alam. Ini diindikasikan dengan apa dari kisah penciptaan? Ada tiga hal. (Hoekema hanya menyebut satu).
Gambar Allah (lanjutan) Satu hal lagi mengenai GA: Manusia menyerupai Allah dalam berhenti bekerja pada hari Sabbath. Apakah Allah menghayati hari Sabbath? Kej 2: 2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuatnNya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang tleah dibuatNya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuatnNya itu. Bdg Kel 20:8-11.
Apa implikasinya ?
Kita menyerupai Allah dalam berkarya dengan kekuasaan yang diberikan kepd manusia atas ciptaan (untuk mengembangkan, mengelola). Pada hari Sabbath (Minggu) kita berhenti dan dari segala pekerjaan yg telah kita lakukan selama 6 hari sebelumnya.
Berhenti berarti bersyukur kpd Tuhan atas segala kebaikanNya. Secara pribadi dan dalam kebaktian bersama-sama umatNya.
Berhenti berati beristirahat, melakukan kegiatan-2 refreshing, dll.
Menyerupai Allah dalam persekutuan dgn sesama. Pd hari Sabbath kita menguatkan relasi kita dgn keluarga, teman, dll.
Self-Image (bab 6) Dua istilah yang ditolak Hoekema:
Self-love (mencitai diri sendiir), perasaan atau sikap alamiah; oleh karena itu tidak diperintahkan.
Self-esteem (harga diri)= suatu keyakinan dan kepuasan thdp diri-sendiri. Tanpa anugerah Allah, baik self-love maupun selfesteem, bisa menuju ke kesombongan atau rasa mindir (inferiority complex). Manusia yang belum mengalami anugerah Tuhan ada dalam keadaan sombong atau inferior.
Self-Image= Citra diri, lebih netral, gambaran seseorang akan dirinya sendiri. Self-image bisa positif, bisa negatif.
Sebelum jatuhnya kedalam dosa Adam dan Hawa mrk. memiliki citra diri yg sangat positif; tidak ada rasah bersalah dan sombong; tidak ada rasa malu.
Namun setelah kejatuhan Adam dan Hawa, citra diri mrk mengalami penyimpangan ganda (perversion) Penyimpangan ganda: 2 geraknya diri (movements) yg berlebihan: 1. Citra diri ke arah naik (upward movement), sikap meninggikan citra diri yg berlebihan. Mereka mau menjadi Allah (istilah modern: humanisme, manusia yg menjadi pusat dan menentukan kehidupan)
2. Citra diri ke arah bawah (downward movement); manusia menjadi merasa malu akan diri mereka sendiri; merasa bersalah; tidak mau bertanggungjawab lagi. Penyimpangan ganda ini ditemukan dikalangan manusia.
3. Citra Diri yang Baru: Manusia Baru Ciptaan Baru Tidak berdasarkan perasaan yabg baik dan prestasi yabg baik. Berdasarkan karya anugerah Tuhan, pengampunanNya. Ini akan mencegah keangkuhan (arah ke atas) mengingat bahwa ini adalah kerya Allah Roh Kudus. Mencegah penyimpangan ke arah bawah mengingat bhw kita diampuni dan menjadi anakNya lagi.