MAKALAH EKONOMI MAKRO PEREKONOMIAN TERBUKA DAN TERTUTUP SEDERHANA
OLEH :
KELOMPOK 5
ANDREA DIVA ANANDA I DEWA AYU RAI ANGGRENI NI PUTU AYU DEVI YANTI KOMANG INDAH KUSUMA PUTRI NI WAYAN DINA SUMANTARI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA 2017/2018
i
(1707531019) (1707531027) (1707531028) (1707531096) (1707531099)
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan Paper Ekonomi Makro ini dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ketentuan penulisan yang telah ditetapkan. Paper ini merupakan tugas mata kuliah Ekonomi Makro yang berasal dari berbagai sumber yang sebelumnya telah diparafrasa oleh penulis. Namun penulis juga menyadari adanya kekurangan dalam paper ini. Untuk itu penulis menyampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dalam paper ini. Semoga Paper Ekonomi Makro ini dapat diterima dengan baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Denpasar, 8 Maret 2018
Penulis
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
DAFTAR ISI
Contents KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3 BAB I ...................................................................................................................................................... 4 PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 4 1.1.
Latar Belakang ........................................................................................................................ 4
1.2.
Rumusah Masalah ................................................................................................................... 4
1.3.
Tujuan ...................................................................................................................................... 5
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Dalam tinjauan analisis pendapatan nasional, terdapat beberapa sektor ekonomi yang menjadi ukurannya, yakni ekonomi dua sektor, tiga sektor,dan empat sektor. Jenis perekonomian tiga sektor yang terdiri dari sirkulasi antara rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. Analisis keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian tiga sektor bertujuan untuk menunjukkann penentuan, pendapatan nasional dalam perekonomian dimana terdapat peran pemerintah yang akan menimbulkan dua perubahan penting dalam proses penentuan pendapatan nasional tersebut. Perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini, karena kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang sama pentingnya dalam kegiatan setiap perekonomian.
1.2.
Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan perekonomian terbuka ? 2. Bagaimana aliran pendapatan dan syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka? 3. Apa yang dimaksud dengan perekonomian tertutup sederhana dan bagaimana hubungan antara konsumsi, tabungan dan pendapatan dalam perekonomian tertutup sederhana? 4. Bagaimana fungsi konsumsi, APC, dan MPC dalam perekonomian tertutup sederhana?
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
1.3.
Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan perekonomian terbuka 2. Untuk mengetahui aliran pendapatan dan syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka 3. Untuk mengetahui pengertian perekonomian tertutup sederhana dan hubungan antara konsumsi, tabungan dan pendapatan dalam perekonomian tertutup sederhana 4. Untuk mengetahui fungsi konsumsi, APC, dan MPC dalam perekonomian tertutup sederhana
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Aliran Pendapatan dan Syarat Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Perekonomian terbuka juga dapat diartikan sebagai perekonomian yang berinteraksi secara bebas dengan perekonomian negara lain. Dalam perekonomian terbuka sektorsektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan yaitu, rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri. Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam negeri ke negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran yang masuk ke sektor perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional. Impor menimbulkan efek dan pemasukan
yang sebaliknya. Secara fisik, impor merupakan pembelian
barang
dari
luar
negeri
ke
dalam
suatu
perekonomian.
Aliran barang ini akan menimbulkan aliran keluar atau bocoran dari aliran pengeluaran dari sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar ini pada akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional yang dapat dicapai. Dengan demikian, sejauh mana ekspor dan impor mempengaruhi keseimbangan pendapatan nasional tergantung kepada ekspor neto, yaitu ekspor dikurangi impor. Penjualan Hyundai meningkatkan ekspor neto Korea Selatan, sedangkan penjualan Honda mengurangi ekspor neto Korea Selatan. Karena ekspor neto menunjukkan apakah suatu negara merupakan penjual atau pembeli di pasar barang dan jasa dunia, ekspor neto juga disebut sebagai neraca perdagangan. Jika ekspor neto bernilai
positif,
ekspor
lebih
besar
dibandingkan
dengan
impor
yang
mengindikasikan bahwa negara tersebut lebih banyak menjual barang dan jasa ke luar negeri dibandingkan dengan membeli barang dan jasa dari negara lain. Oleh karena itu, negara tersebut dikatakan memiliki surplus perdagangan (kelebihan ekspor daripada impor) sehingga pengeluaran agregat dalam ekonomi akan bertambah. Keadaan ini akan meningkatkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja. Jika ekspor neto bernilai Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
negatif, ekspor lebih kecil dibandingkan dengan impor yang mengindikasikan bahwa negara tersebut lebih sedikit menjual barang dan jasa ke luar negeri dibandingkan dengan membeli barang dan jasa dari negara lain, kasus ini dinamakan defisit perdagangan (kelebihan impor daripada ekspor). Jika ekspor neto bernilai nol, ekspor dan impor memiliki jumlah yang sama. Dengan demikian, negara tersebut dikatakan memiliki perdagangan seimbang. Melalui gambar dapat dilihat bagaimana ekspor dan impor akan mempengaruhi kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi aliran pendapatan yang berlaku.
1. Penggunaan faktor-faktor produksi oleh sektor perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sektor rumah tangga. Rumah tangga konsumen mengeluarkan uang untuk barang dan jasa yang mereka beli dari rumah tangga perusahaan, serta membayar pajak kepada pemerintah. 2. Pengeluaran tersebut merupakan pengeluaran total rumah tangga konsumen. Selisih antara penerimaan total dan pembayaran total rumah tangga konsumen itu adalah tabungan ataupun dissaving. Jika penerimaan lebih besar dari pembayaran terjadilah tabungan, jika sebaliknya terjadilah dissaving. Konsumen dapat membiayai dissaving baik dari tabungannya di masa yang lalu maupun dari berutang. Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
3. Rumah tangga perusahaan menjual barang dan jasa kepada konsumen maupun pemerintah. Hasil penjualan ini berupa penerimaan yang terlihat di dalam gambar sebagai aliran masuk ke rumah tangga perusahaan. Rumah tangga perusahaan membayar
upah,
bunga
dan
deviden kepada rumah
tangga
konsumen
serta membayar pajak kepada pemerintah. Semua pembayaran terlihat sebagai aliran ke luar dari sektor rumah tangga perusahaan. 4. Pemerintah menerima pembayaran pajak dari rumah tangga bisnis maupun konsumen. Disamping itu, pemerintah juga mengeluarkan uang untuk membeli barang dan jasa dari rumah tangga perusahaan, membayar upah kepada rumah tangga konsumen, serta membayar pembayaran transfer kepada mereka. Sama halnya seperti rumah tangga konsumen, pemerintah juga dapat melakukan tabungan maupun mengalami dissaving. 5. Terakhir,
rumah
tangga
konsumen,
perusahaan,
maupun
pemerintah
mengeluarkan sebagian dari pendapatan mereka untuk mengimpor barang dari luar negeri. Demikian pula pihak sektor luar negeri mengeluarkan uangnya untuk mengekspor barang.
2.1.1.
Faktor-Faktor yang Menentukan Ekspor Pada dasarnya kepentingan ekspor di suatu negara selalu berbeda dengan
negara lain. Di sebagian negara ekspor sangat penting, yaitu meliputi bagian yang cukup besar daripada pendapatan nasional. Akan tetapi di sebagian negara lain perannya relatif kecil. a) Suatu negara dapat mengekspor barang produksinya ke negara lain apabila barang tersebut
diperlukan
negara
lain
dan mereka tidak dapat
memproduksi
barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Contoh : Ekspor karet, kelapa sawit dan petroleum dari beberapa negara Asia Tenggara berlaku oleh karena barang-barang tersebut dibeli oleh negara-negara yang tidak dapat memproduksinya. Dan demikian pula sebaliknya. b) Faktor yang lebih penting untuk menentukan ekspor suatu negara adalah kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Artinya, mutu dan harga barang yang diekspor tersebut haruslah paling sedikit sama baiknya dengan yang diperjual Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
belikan dalam pasaran luar negeri. Cita rasa masyarakat di luar negeri terhadap barang yang diekspor keluar negara sangat penting peranannya dalam menentukan ekspor suatu negara. Kenaikan pendapatan nasional belum tentu menaikkan ekspor oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah dan penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri. Hal tersebut akan dijelaskan melalui kurva berikut ini :
Gambar menunjukkan fungsi ekspor. Fungsi ini menunjukkan ekspor adalah pengeluaran otonomi, yaitu tingkatnya tidak dipengaruhi oleh pendapatan nasional. Pada berbagai tingkat pendapatan nasional, seperti pada gambar ekspor tetap sebanyak X0. Pada mulanya fungsi ekspor adalah X0. Kenaikan ekspor memindahkan fungsi ekspor dari X0 menjadi X1. Perubahan ini berarti pada berbagai tingkat pendapatan nasional, ekspor telah bertambah dari X0 menjadi X1. Keadaan ini menggambarkan bahwa ekspor merupakan pengeluaran otonomi. Ada berbagai faktor yang dapat memindahkan fungsi X0 menjadi X1, seperti perubahan cita rasa menyebabkan negara lain lebih banyak mengimpor dari negara tersebut, perkembangan teknologi menaikkan mutu barang dan menambah permintaannya, dan kemajuan di negara-negara lain yaitu pertumbuhan ekonomi yang lebih pesat, menaikkan permintaan ke atas ekspor negara tersebut. Ekspor juga dapat mengalami kemerosotan, yaitu seperti digambarkan oleh perpindahan fungsi X0 menjadi X1. Perubahan cita rasa penduduk luar negeri, merosotnya keupayaan
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
bersaing di pasaran luar negeri dan kemerosotan ekonomi di luar negeri adalah beberapa faktor penting yang dapat menyebabkan keadaan tersebut.
2.1.2.
Faktor-Faktor Yang Menentukan Impor Dari gambar aliran pendapatan perekonomian terbuka ditunjukkan bahwa
hanya rumah tangga yang membeli barang-barang dari luar negeri. Dalam praktiknya barang buatan luar negeri juga dimpor oleh sektor lain yaitu oleh perusahaan dan pemerintah. Perusahaan mengimpor bahan mentah dan barang modal dari luar negeri. Walau bagaimanapun dalam analisis makro ekonomi diasumsikan bahwa impor terutama dilakukan oleh rumah tangga. Maka fungsi impor sangat berhubungan dengan pendapatan nasional yang dimaksudkan dengan fungsi impor adalah kurva yang menggambarkan hubungan di antara nilai impor yang dilakukan dengan tingkat pendapatan masyarakat dan pendapatan nasional yang dicapai. Oleh sebab itu fungsi impor (M) menanjak ke sebelah kanan.
Pergeseran dari M2 ke M1 mengggambarkan kecondongan mengimpor berkurang. Perubahan cita rasa masyarakat yang lebih menyukai barang-barang produksi domestik merupakan salah satu faktor penting yang dapat menyebabkan perubahan tersebut. Perubahan dari M1 menjadi M2 menggambarkan kecondongan masyarakat untuk mengimpor semakin meningkat.
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
2.1.3.
Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan dimana
penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat dan suntikan sama dengan bocoran. a. Penawaran Agregat Sama Dengan Pengeluaran Agregat Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual belikan di dalam negeri terdiri dari dua golongan barang, yaitu : 1. Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y) 2. Yang di impor dari luar negeri Dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri dari pendapatan nasional (Y) dan impor (M) Dengan demikian dapat dirumuskan :
AS = Y + M Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan bahwa pengeluaran agregat (AE) meliputi lima komponen berikut : 1. Pengeluaran rumah tangga ke atas barang produksi dalam negeri (Cdn) 2. Investasi swasta (I) 3. Pengeluaran pemerintah (G) 4. Ekspor (X) 5. Pengeluaran ke atas impor (M)
Dapat dirumuskan :
AE = Cdn + I +G +X + M Pengeluaran rumah tangga (C) terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri (Cdn) dan pengeluaran ke atas barang impor (M). Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan berikut :
C = Cdn + M
AE = C + I +G + X
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
Dengan demikian,
dalam perekonomian terbuka keseimbangan pendapatan
nasional akan tercapai apabila :
AE = AS
Y = C + I + G + (X-M)
b. Suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka Dalam pendekatan suntikan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :
I+G+X=S+T+M Untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka diperlukan pencapaian dalam kesamaan, yaitu :
Pendapatan nasional (Y) yang telah dikurangi oleh pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional yang mengalir ke sektor rumah tangga dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu. Sisa yang diperoleh merupakan pendapatan disposebel (Yd).
Maka dengan rumus :
Yd = Y – Pajak Perusahaan – Pajak Individu ATAU
Yd = Y - T Pendapatan disposebel tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan : 1. Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor, dengan rumus :
C = Cdn + M
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
2. Untuk di tabung (S) Berdasarkan kepada Yd = C + S. Oleh karena Yd = Y – T, maka dalam ekonomi terbuka berlaku persamaan :
Y–T=C+S
Y=C+S+T
Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam negeri dan barang impor. Dengan demikian dalam perekonomian terbuka yang mencapai
Keseimbangan
Pendapatan Nasional berlaku kesamaan berikut :
C + I + G + (X-M) = C + S + I ATAU
I+G+X=S+T+M 2.2. Konsumsi, Tabungan, dan Pendapatan Dalam Perekonomian Tertutup Sederhana Perekonomian tertutup yaitu arus perekonomian yang tidak melibatkan luar negeri sehingga tidak mengenal ekspor dan impor. Sedangkan perekonomian sederhana yaitu tidak mengenal keterlibatan pemerintah dalam kegiatan perekonomian. Jadi, perekonomian tertutup sederhana yaitu sistem perekonomian yang hanya melibatkan dua pelaku, yaitu rumah tangga dan perusahaan. Pendapatan nasional atau yang disebut sebagai Yield merupakan sistem perekonomian tertutup sederhana yang termasuk sisi rumah tangga. Ada dua macam hal yang akan digunakan yaitu : 1. Pembelian barang dan jasa atau bisa juga disebut melakukan kegiatan konsumsi. Konsumsi dalam bahasa inggris Consumption sehingga dilambangkan dengan huruf (C) dimana konsumsi dalam artian ekonomi adalah semua penggunaan barang dan jasa yang dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
2. Menabung, Dalam bahasa inggris disebut sebagai Saving, sehingga dilambangkan dengan huruf (S) dimana Tabungan (saving) merupakan bagian pendapatan dari seseorang, sebuah perusahaan atau lembaga yang tidak dibelanjakan atau dikeluarkan untuk konsumsi sekarang. Tabungan biasanya disimpan dalam bentuk deposito pada bank, lembaga-lembaga keuangan, dan sebagainya, atau digunakan untuk mendapatkan aktiva-aktiva keuangan seperti saham, obligasi, dan lain-lain. Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh perusahaan dari hasil penjualan produk (barang atau jasa) dari pelanggan dan tidak berasal dari penanaman modal. Apabila dilambangkan kedalam bentuk rumus :
Y=C+S Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional yang berguna untuk masalah konsumsi, yaitu : a. Banyaknya pendapatan nasional yang didapatkan setelah dikurangi pajak dan potongan-potongan biaya lainnya. b. Komposisi anggota rumah tangga 7 jumlah dan umur anggota 8. c. Kondisi lingkungan, yaitu geografis dan social akan mempengaruhi kondisi lingkungan. d. Perkiraan masa depan, maksudnya perkiraan mengenai kenaikan atau penurunan barang-barang dan jasa di masa yang akan datang. Kemudian, adapun faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan nasional untuk dialokasikan sebagai tabungan, yaitu : a. Banyaknya pendapatan yang didapat oleh rumah tangga setelah dikurangi pengeluaran untuk dikonsumsi. b. Tingkat bunga, kenaikan tingkat bunga akan meningkatkan kecenderungan untuk menabung dan berinvestasi. c. Keinginan untuk berjaga-jaga terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak terduga di masa depan.
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
2.2.1.
Hubungan Antara Konsumsi, Tabungan dan Pendapatan Terdapat beberapa faktor yang menentukan tingkat pengeluaran rumah tangga
baik secara unit kecil atau dalam keseluruhan ekonomi. Tabel yang menggambarkan hubungan diantara konsumsi rumah tangga dan pendapatan dinamakan daftar (skedul) konsumsi. Daftar konsumsi pada dasarnya menggambarkan besarnya konsumsi rumah tangga pada tingkat pendapatan yang berubah-ubah. Tabungan
Misalnya: Seperti pada tabel,
Disposebel (Yd) Konsumsi (C)
(S)
pada
0
125
-125
seseorang adalah Rp 500 ribu,
100
200
-100
konsumsinya adalah Rp 500
200
275
-75
ribu. Pada waktu pendapatannya
300
350
-50
Rp
400
425
-25
adalah Rp 800 ribu. Tabel secara
500
500
0
terperinci
600
575
25
hubungan
700
650
50
800
725
75
900
800
100
1000
875
125
Pendapatan
Pengeluaran
waktu
900
pendapatan
ribu,
konsumsinya
menunjukkan di
antara
tingkat
pendapatan disposebel dengan pengeluaran
konsumsi
dan
tabungan rumah tangga. Dalam kolom (1) ditunjukkan berbagai
tingkat
pendapatan
disposebel yang mungkin diterima oleh suatu rumah tangga, sedangkan dalam kolom (2) ditunjukkan berbagai jumlah pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah tangga tersebut. Jumlah tabungan (kelebihan pendapatan sesudah melakukan pengeluaran konsumsi yang akan dilakukan oleh rumah tangga pada berbagai tingkat pendapatan yang mungkin diterimanya) ditunjukkan dalam kolom (3). Ciri-ciri yang digambarkan dalam tabel adalah :
Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan. Pada waktu rumah tangga tidak memperoleh pendapatan, yaitu pendapatan disposebel adalah nol (Yd = 0), pengeluaran konsumsi adalah Rp 125 ribu. Ini berarti rumah tangga harus menggunakan harta atau tabungan masa lalu untuk membiayai pengeluaran konsumsinya. Tabungan negatif atau menggorek tabungan
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
(dissaving) akan selalu dilakukan oleh rumah tangga apabila pendapatannya masih dibawah Rp 500 ribu.
Kenaikan pendapatan dapat menaikkan pengeluaran konsumsi Biasanya pertambahan pendapatan adalah lebih tinggi daripada pertambahan konsumsi. Contoh: dalam tabel menunjukkan, apabila pendapatan bertambah sebanyak Rp 100 ribu, konsumsi bertambah sebanyak Rp 75 ribu. Sisa pertambahan pendapatan itu Rp 25 ribu ditabungan.
Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung Disebabkan pertambahan pendapatan selalu lebih besar dari pertambahan konsumsi maka pada akhirnya rumah tangga tidak “menggorek tabungan” lagi. Ia akan mampu menabung sebagian dari pendapatannya. Dalam tabel ditunjukkan, apabila pendapatan rumah tangga lebih daripada Rp 500 ribu, konsumsinya lebih rendah dari pendapatannya. Contoh : pada pendapatan Rp 900 ribu, konsumsi adalah Rp 800 ribu dan ini menunjukkan rumah tangga sudah menabung sebanyak Rp 100 ribu.
2.2.2.
Fungsi Konsumsi, APC dan MPC Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi
(C) dengan pendapatan (Y). Pada umumnya, fungsi konsumsi diasumsikan mempunyai persamaan linear sebagai berikut :
C = a + bY
Syarat mutlak fungsi konsumsi, yaitu Nilai a = harus positif Nilai b = harus positif
Untuk mengetahui nilai a, dapat dihitung dengan rumus :
a = (APC-MPC) Y Average Propencity to Consume (APC) artinya hasrat untuk berkonsumsi ratarata. APC adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
pendapatan nasional (C) dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri (Y). Bila ditulis dengan rumus :
𝑪 APC =
MPC = b =
𝒀
𝚫𝑪 𝚫𝒀
Keterangan : C = Tingkat konsumsi nasional a = besarnya pengeluaran konsumsi pada saat pendapatan nol b = MPC yaitu, tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan pengeluaran
Dalam fungsi konsumsi, kita juga harus mengenal tingkat pendapatan Break Even Point (BEP) atau Break Even Income (BEI). Adapun maksud tingkat pendapatan (BEP) adalah tingkat pendapatan, di mana besarnya pendapatan sama dengan besarnya pengeluaran untuk konsumsi, yang dapat dirumuskan :
Y=C
ATAU
S=0
2.3 Studi Kasus Indonesia pada tahun 2014 merupakan negara produsen beras 5 (lima) besar di dunia, dan berada di bawah negara Republik Rakyat China (RRC) dan India. Data volume produksi beras yang dihasilkan oleh Indonesia pada tahun 2014 tersebut, berdasar data FAO yang dikutipnya, adalah sebesar 70.600.000 ton. Sedangkan negara RRC dan India masing-masing volume produksinya adalah sebesar 208.100.000 ton dan 155.500.000 ton. Walaupun Indonesia merupakan negara produsen beras terbesar ketiga di dunia, namun Indonesia masih saja memerlukan impor beras dari negara lain. Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
Hal ini katanya disebabkan oleh beberapa faktor. Di antaranya adalah menurunnya volume produksi beras, meningkatnya konsumsi beras per kapita per tahun, dan peralihan lahan-lahan sawah di daerah produktif. Volume produksi beras Indonesia pada tahun 2016 memang mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2014, yaitu sebesar 79.200.000 ton. Namun demikian, jumlah konsumsi beras masyarakat Indonesia pada tahun 2017 justru meningkat menjadi 150 kg beras per orang per tahun, sementara produksi dalam negeri tak mampu memenuhinya. Oleh karena itu Indonesia mengimpor beras dari negara lain. Pasokan beras yang mulai masuk ke Indonesia akhir Januari 2018 berasal dari Thailand dan Vietnam. Kenapa akhir Januari 2018? Karena, menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita , di masa tersebut ada potensi kelangkaan pasokan beras yang bisa memicu lonjakan harga di tingkat konsumen. Ia mengumumkan rencana impor beras untuk mengamankan pasokan dan mengendalikan harga beras di tingkat konsumen. Produk beras yang diimpor adalah jenis khusus, yaitu tidak ditanam di Indonesia dan biasanya untuk konsumsi hotel, restoran, dan katering.
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini. Perekonomian terbuka juga dapat diartikan sebagai perekonomian yang berinteraksi secara bebas dengan perekonomian negara lain. Dalam perekonomian terbuka sektorsektor ekonominya dibedakan kepada empat golongan yaitu, rumah tangga, perusahaan, pemerintah dan luar negeri. Faktor yang menentukan ekspor adalah (1) barang tersebut diperlukan negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri, (2) kemampuan dari negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri. Faktor yang menentukan Impor adalah perubahan cita rasa masyarakat yang lebih menyukai barangbarang produksi domestik merupakan salah satu faktor penting yang dapat menyebabkan perubahan tersebut. Keseimbangan pendapatan nasional akan dicapai pada keadaan dimana penawaran agregat sama dengan pengeluaran agregat dan suntikan sama dengan bocoran. Perekonomian tertutup sederhana yaitu sistem perekonomian yang hanya melibatkan dua pelaku, yaitu rumah tangga dan perusahaan. Pendapatan nasional atau yang disebut sebagai Yield merupakan sistem perekonomian tertutup sederhana yang termasuk sisi rumah tangga. Hubungan Antara Konsumsi, Tabungan dan Pendapatan yaitu (1) Pada pendapatan yang rendah rumah tangga mengorek tabungan, (2) Kenaikan pendapatan dapat menaikkan pengeluaran konsumsi, (3) Pada pendapatan yang tinggi rumah tangga menabung. Fungsi konsumsi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan antara konsumsi (C) dengan pendapatan (Y). Average Propencity to Consume (APC) artinya hasrat untuk berkonsumsi rata-rata. APC adalah perbandingan antara besarnya konsumsi pada suatu tingkat pendapatan nasional (C) dengan besarnya tingkat pendapatan nasional itu sendiri (Y). MPC yaitu, tambahan pendapatan yang digunakan untuk tambahan pengeluaran. Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii
DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, N. Gregory, 2012, Pengantar Ekonomi Makro, Jakarta: Salemba Empat. https://www.academia.edu/23106128/Aliran_Pendapatan_dan_Syarat_Keseimbangan_dalam _Perekonomian_Terbuka http://dewamakalah.blogspot.co.id/2013/04/keseimbangan-perekonomian-terbuka.html
Perekonomian Terbuka dan Tertutup Sederhana Ii