Maklah Belum Jadi-11.docx

  • Uploaded by: syerly
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Maklah Belum Jadi-11.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,387
  • Pages: 13
BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal mungkin saja dialami oleh

manusia, dari pertumbuhan jaringan itu dapat mengakibatkan terciptannya suatu kanker dalam tubuh. Dan dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Layaknya kangker leher Rahim (serviks), berdasarkan penelitian yang dirilis WHO pada tahun 2014, lebih dari 92 ribu kasus kematian pada wanita di Indonesia disebabkan oleh penyakit kanker. Dari jumlah tersebut, 10% terjadi karena kanker serviks. Sedangkan menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya terjadi 15000 kasus kanker serviks setiap tahunnya di Indonesia. Sehingga kanker serviks adalah hal yang sangat perlu ditangani dengan seksama. Kanker sendiri dapat disembuhkan dengan metode radioterapi, dimana metode penyembuhannya menggunakan radiasi bahan radioaktif. Namun, ketika dilakukan penyinaran radiasi radioaktif, sel – sel tubuh terkena radiasi secara acak sehingga tidak efektif karena tidak hanya sel kanker yang terkena radiasi namun sel – sel yang sehat juga terkena. Karena itulah diperlukan metode dimana radiasi dari bahan radioaktif ini hanya akan difokuskan pada satu titik yakni pada sel kanker itu saja, sehingga tak perlu untuk takut akibat dari pengobatan mampu merusak sel-sel lainnya yang masih sehat. Metode ini dinamakan brakiterapi dengan system TPS(Treatment Planning System), metode ini dapat dirasa optimal bagi pasien karena merupakan metode internal yang dilakukan dengan memberikan pengobatan langsung kepada sumber kangker dalam jangka pendek. 1.2

1.3

Rumusan Masalah 

Apa yang dimaksud dengan Kanker dan Kanker Serviks?



Apa yang dimaksud dengan Radioterapi?



Apa yang dimaksud dengan Metode Brakiterapi?



RadioIsotop apa yang digunakan pada Brakiterapi?



Apa hubungan Ir-192 dengan metode Brakiterapi?



Apa yang dimaksud dengan sistem TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1?



Bagaimana Arsitektur TPS RCAL-1? Tujuan

1



Dapat mengetahui definisi kanker dan kanker serviks.



Dapat mengetahui definisi Radioterapi.



Dapat mengetahui metode Brakiterapi.



Dapat mengetahui jenis radioisotop yang digunakan dalam Brakiterapi.



Dapat mengetahui hubungan Ir-192 dengan metode Brakiterapi.



Dapat mengetahui sistem TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1.



Dapat mengetahui Arsitektur TPS RCAL-1.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Definisi kanker Kanker adalah istilah yang digunakan untuk penyakit di mana sel-sel abnormal

membelah tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan lain. Sel-sel kanker dapat menyebar ke bagian lain dari tubuh melalui darah dan sistem limfe. Sifat-sifat kanker seperti: 

umbuh tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal)



menyerang jaringan biologis di dekatnya.



bermigrasi ke jaringan tubuh yang lain melalui sirkulasi darah atau sistem limfatik, disebut metastasis.a Kanker bukan hanya satu penyakit tapi banyak penyakit. Ada lebih dari 100

berbagai jenis kanker. Sebagian besar kanker diberi nama untuk organ atau jenis sel di mana mereka mulai – misalnya, kanker yang dimulai di usus besar disebut kanker usus besar; kanker yang berawal di sel-sel basal kulit disebut karsinoma sel basal dan kanker yang timbul pada rahim disebut kanker rahim atau kanker serviks. Kanker serviks adalah kanker yang tumbuh pada sel-sel di leher rahim. Umumnya, kanker serviks tidak menunjukkan gejala pada tahap awal. Gejala baru muncul saat kanker sudah mulai menyebar. Dalam banyak kasus, kanker serviks terkait dengan infeksi menular seksual. Serviks adalah bagian bawah rahim yang terhubung ke vagina. Salah satu fungsi serviks adalah memproduksi lendir atau mukus. Lendir membantu menyalurkan sperma dari vagina ke rahim saat berhubungan seksual. Selain itu, serviks juga akan menutup saat kehamilan untuk menjaga janin tetap di rahim, dan akan melebar atau membuka saat proses persalinan berlangsung. Kanker serviks adalah salah satu jenis kanker yang paling mematikan pada wanita, selain kanker payudara. Berdasarkan penelitian yang dirilis WHO pada tahun 2014, lebih dari 92 ribu kasus kematian pada wanita di Indonesia disebabkan oleh penyakit kanker. Dari jumlah tersebut, 10% terjadi karena kanker serviks. Sedangkan menurut data Kementerian Kesehatan RI, setidaknya terjadi 15000 kasus kanker serviks setiap tahunnya di Indonesia.

2.2

Definisi Radioterapi

3

Radioterapi atau disebut juga terapi radiasi adalah terapi menggunakan radiasi yang bersumber dari energi radioaktif. Cukup banyak dari penderita kanker yang berobat ke rumah sakit menerima terapi radiasi. Kadang radiasi yang diterima merupakan terapi tunggal, kadang dikombinasikan dengan kemoterapi dan/atau operasi pembedahan. Tidak jarang pula seorang penderita kanker menerima lebih dari satu jenis radiasi. Terapi radiasi yang juga disebut radioterapi, irradiasi, terapi sinar-x, atau istilah populernya "dibestral" ini bertujuan untuk menghancurkan jaringan kanker. Paling tidak untuk mengurangi ukurannya atau menghilangkan gejala dan gangguan yang menyertainya. Terkadang malah digunakan untuk pencegahan (profilaktik). Radiasi menghancurkan material genetik sel sehingga sel tidak dapat membelah dan tumbuh lagi. Tidak hanya sel kanker yang hancur oleh radiasi tapi juga sel normal. Karena itu dalam terapi radiasi dokter selalu berusaha menghancurkan sel kanker sebanyak mungkin, sambil sebisa mungkin menghindari sel sehat di sekitarnya. Tetapi sekalipun terkena, kebanyakan sel normal dan sehat mampu memulihkan diri dari efek radiasi. Radiasi bisa digunakan untuk mengobati hampir semua jenis tumor padat termasuk kanker otak, payudara, leher rahim, tenggorokan, paru-paru, pankreas, prostat, kulit, dan sebagainya, bahkan juga leukemia dan limfoma. Cara dan dosisnya tergantung banyak hal, antara lain jenis kanker, lokasinya, apakah jaringan di sekitarnya rawan rusak, kesehatan umum dan riwayat medis penderita, apakah penderita menjalani pengobatan lain, dan sebagainya. Terapi radiasi banyak jenisnya. Secara garis besar terbagi atas radiasi eksternal (menggunakan mesin di luar tubuh), radiasi internal (susuk/implant), serta radiasi sistemik yang mengikuti aliran darah ke seluruh tubuh. Yang paling banyak digunakan adalah radiasi eksternal. Sebagian merupakan perpaduan antara radiasi eksternal dan internal atau sistemik. Kedua jenis radiasi kadang diberikan bergantian, kadang bersamaan. 2.3

Metode dalam Radioterapi (Brakiterapi) Pengobatan dengan menggunakan sumber radionuklida tertutup pada jarak dekat,

dikenal dengan brakiterapi. Brakiterapi dapat dikelompokkan berdasarkan laju dosis radiasi yang diberikan pada kanker. LDR (Low Dose Rate ) berkisar (0,4 – 2) Gy/jam, MDR (Medium Dose Rate ) sekitar (2 – 12) Gy/jam dan HDR (High Dose Rate ) sekitar (12 – 150) Gy/jam (Deehan dan Donoghue, 1994). Pada awalnya brakiterapi menggunakan sumber radionuklida alami radium sehingga pada saat itu brakiterapi disebut sebagai radium terapi. Penggunaan radium telah dilarang karena energi yang terlalu tinggi dan menghasilkan gas radon yang berbahaya bagi kesehatan. Seiring

4

perkembangan ilmu Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 2, April 2015 ISSN 2302-8491 130 pengetahuan dan teknologi, saat ini banyak sumber radionuklida buatan yang digunakan dalam brakiterapi seperti Cs-137. Karakterisasi dosimetri sumber brakiterapi harus dilakukan secara berkala sebelum sumber tersebut digunakan pada pasien. Penentuan dosimetri sumber brakiterapi akan sangat menentukan dalam perencanaan pemberian dosis radiasi kepada pasien. Jika tidak dilakukan karakterisasi akan menyebabkan kesalahan penyinaran sehingga menyebabkan terjadi kerusakan yang berlebihan terhadap jaringan sehat disekitar kanker. Proses karakterisasi sumber dilakukan dengan mengukur dua parameter utama yaitu laju kerma dan kuat kerma. Pada penelitian ini pengukuran laju kerma dan kuat kerma dilakukan menggunakan detektor absolute extrapolation chamber dan detektor farmer. 2.4

Cs-137 Coba search Cs-137

Gambar 1. Contoh distribusi dosis iradiasi dengan variasi gerakan sumber isotope 2.6

Program Komputer TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1 Program komputer TPS RCAL-1, yaitu sebuah program komputer untuk TPS

brachyterapi dengan sumber Cs-137 yang sengaja disesuaikan dengan kondisi praktis berdasarkan pengalaman para dokter di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Pada dasarnya program ini dibuat untuk mempermudah pekerjaan para dokter dalam melakukan terapi,

2.7

ARSITEKTUR TPS RCAL-1 a.

Koordinasi kerja

5

Gambar 3. Koordinasi kerja untuk program TPS brachyterapi RCAL-1

Pada dasarnya ada tiga cabang disiplin ilmu yang terlibat dalam pembuatan TPS ini, yaitu ilmu fisika medis, ilmu kedokteran, dan ilmu komputer. Oleh karena itu koordinasi kerja harus dibentuk untuk memudahkan dalam perunutan penyelesaian masalah jika terjadi konflik. Gambar 3 adalah bentuk koordinasi kerja yang dibentuk untuk RCAL-1 ini. Pola ini ditempuh dalam rangka menuju pembuatan program komputer yang mengikuti suatu prosedur baku dalam program jaminan kwalitas yang dipersyaratkan. Hasil dari diskusi antara team system analis, team fisika medis dan team dokter rumah sakit menghasilkan dokumen Spesifikasi-disain dan Kriteriadisain. b.

Arsitektur Perangkat Lunak RCAL-1

Bentuk dasar perangkat lunak TPS brachyterapi RCAL-1 ini terdiri dari tiga kelompok pemrograman: masukan, proses, dan keluaran. Gambar 3 adalah bagan arsitektur perangkat lunak TPS RACL-1 tsb.

6

Gambar 4. Arsitektur Perangkat Lunak TPS RCAL-1 Ada empat kelompok masukan dalam disain arsitektur program TPS RCAL-1 ini yaitu : 

variabel pasien,



variabel terapi,



variabel sumber, dan



variabel display. Variabel pasien berupa masukan koordinat dari foto sinar-X, yaitu koordinat titik-

titik referensi dan koordinat aplikator, disamping data diri pasien. Variabel sumber berupa masukan jumlah sumber yang akan dipakai, besar aktifitas nya, dan koordinat aplikator. Sertifikat sumber menjadi acuan utama dalam variabel ini. Variabel terapi berasal dari dokter yang bertugas berkaitan dengan prosedur pengobatan yang diterapkan, seperti besarnya dosis yang akan diberikan serta proses interaktif berkenaan dengan laju dosis pada titik-titik tertentu. Variabel display berkaitan dengan ukuran atau jenis luaran (output) yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan hasil perhitungan program TPS. Ukuran layar kaca (display komputer) dan jenis printer yang akan digunakan merupakan masukan dalam dimensi ini. Data yang berasal dari foto sinar-X tidak bisa langsung diproses karena adanya faktor perbesaran film. Oleh karena itu diperlukan

7

konversi nilai ke ukuran yang sebenarnya. Besaran dengan ukuran sebenarnya ini dikategorikan menggunakan koordinat alam sehingga untuk dapat ditampilkan pada layar kaca dan printer diperlukan konversi kebentuk koordinat pengguna. Koordinat pengguna sangat tergantung pada jenis luaran yang akan menampung koordinat alam tersebut. Perhitungan isodosis menggunakan cara menyaring laju dosis yang sama dari distribusi laju dosis disekitar daerah sumber. Untuk itu harus diciptakan terlebih dahulu matrik bidang didaerah sumber. Tiap elemen dalam matrik tersebut mewakili laju dosis titik tertentu yang bersesuaian dengan lokasi di daerah sekitar sumber tersebut. Cara ini digunakan karena persamaan matematis untuk isodosis mempunyai bentuk yang tidak sederhana dan implementasinya jauh lebih mudah jika digunakan teknik penyaringan ini. Diakui bahwa teknik penyaringan ini akan memerlukan waktu pelaksanaan (computertime) jauh lebih besar, namun dengan menggunakan PC yang telah banyak beredar di pasaran maka hal ini tidak menjadi hambatan. Luaran dari TPS ini berupa informasi numerik dan grafis. Informasi numeric berupa lamanya waktu terapi, dosis pada titik-titik referensi A, B, UV dan rektum, serta titik tertentu sesuai dengan yang ditunjuk oleh pengguna. Informasi grafis berupa kurva isodosis dua dimensi serta pola distribusi laju dosis disekitar sumber. Program TPS ini dibuat untuk beroperasi menggunakan sebuah PC yang menggunakan processor (minimum) setara dengan Pentium II. Program computer dibuat menggunakan bahasa komputer Visual C++ versi 6.0. Tidak ada ke khususan dari komputer yang harus digunakan, selama komputer tersebut beroperasi normal menggunakan operating system Windows 98 keatas dan memiliki RAM diatas 32 KB maka program TPS ini dapat dioperasikan dengan baik. Program ini memerlukan memory pada hard-disk dibawah 300 KB. c.

ALGORITMA

8

Gambar 5. Peta alir utama TPS RCAL-1 brachyterapi Gambar 5 adalah peta-alir utama dari RCAL-1. Dosis terapi untuk titik-titik referensi dan waktu terapi merupakan kunci penyelesaian program TPS ini. Untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut dengan tepat, maka proses interaktive dilakukan dengan merubah nilai waktu terapi dan mengamati dosis titik referensi. d.

Kalibrasi Aktifitas

Untuk mengetahui aktifitas sumber Cs-137 pada saat terapi digunakan persamaan sebagai berikut.

Di mana: Ao = Aktifitas awal (berdasarkan sertifikat sumber) At = Aktifitas saat terapi (setelah waktu t) T1/2 = Waktu paruh (untuk Cs-137: 30 thn) t = tenggang waktu antara tanggal pada sertifikat sumber dengan tanggal terapi.

2.8

Alat yang digunakan

9

Brakiterapi merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pengobatan kanker terutama pada kanker serviks dan kanker anorektal. Metode ini menggabungkan anatara kegiatan penyinaran x-ray yang dikombinasikan dengan sistem komputer, sehingga pesawat x ray yang digunakan merupakan pesawat x ray biasa. Namun sinar x yang dipancarkan oleh pesawat tersebut hanya akan digunakan untuk memicu agar isotop yang ditembakkan pada sel kanker mampu bekerja lebih optimal dan digunakan sebagai pemantai pada bagian yang telah di lakukan x ray sebelumnya. Karena sistem kerja dari metode tersebut adalah dengan menembakkan isotop (Ir-192) langung kepada bagian jaringan kanker.

Gambar 9, contoh alat x-ray Sebenarnya metode brakiterapi tidak hanya bida dilakukan pada seseorang yang menderita kanke serviks ataupun kanker anorektal saja. Seperti contoh yang dapat di ambil dari jurnal “Radioterapi dan Onkologi Indonesia” yang ditulis oleh Rima Novirianthy, M.Djakaria dengan judul Brakiterapi Implan pada Oral Tongue Carcinoma, dan yang ditulis oleh Yoke Surpri Marlina dan Sri Mutia Sekarutami dengan judul Brakiterapi Intraoperative pada Soft Tissue Sarcoma, menunjukkan bahwa metode ini bisa digunakan pada jaringan kecil dan lidah atau sekitar jaringan mulut. Karena metode ini prinsipnya adalah memasukkan bahan radioisotop sebagai sumber radiasi bagi kanker, maka metode ini disesuaikan dengan jenis penyakit yang dialami oleh pasien. Cara penggunaan alat menggunakan metode ini sama halnya seperti menggunkan alat x ray biasa, yang membedakan hanya saat sebelum x ray ditembakkan aplikator terlebih dahulu menembakkan bahan radioisotop pada jaringan, karena memang radiasi yang digunakan untuk pengobatan hanya radiasi dari bahan radioisotop tersebut bukanlah radiasi dari pancaran pesawat sinar x. radiasi dari pesawat sinar x hanya digunakan untuk melihan dan memantau kondisi dari jarigan yang telah ditembakkan bahan radioisotope

10

sebelumnya. Dan karenanya metode ini pun tetap bisa digunakan meski tidak dilakukan penyinaran sinar x lagi secara eksternal.

11

BAB III PENUTUP

3.1

Kesimpulan

Brakiterapi adalah metode terapi untuk kanker yang menggunakan bahan radioaktif seperti radioisotope yang ditembakkan langsung ke jaringan kanker. Radioisotop inilah yang digunakan sebagai sumber radiasi terapi bagi pasien, dan pancaran sinar x secara eksternal hanya digunakan untuk memantau bagaimana keadaan pada jaringan setelah dilakukannya terapi ini. Terapi ini menyesuaikan tergantung dengan penyakit yang dialami pasien, baik dosis dan ukuran aplikator untuk menembakkan bahan radioaktif ini mempunyai ketentuan yang dapat diperhitungkan terlebih dahulu menggunakan rumus yang telah ditetapkan sebelum dilakukannya pengobatan. 3.2

Saran

Penulis selaku makhluk tuhan yang tidak sempurna tentu mungkin melakukan kesalahan dalam melakukan pebulusan makalah ini, oleh karena itu diharapkan agar pembaca dapat memberi kritikan dan seran yang nantikan pati akan berguna bagi penulis untuk membuat makalah selanjutnya, atau mungkin bila masih ada materi yang kurang atau malah tidak tersampaikan dengan baik, pembaca dapat membuat dan menambahkan atau membenarkan hal yang pebulis tidak lakukan.

12

DAFTAR PUSTAKA

http://yayasankankerindonesia.org/apa-itu-kanker https://www.alodokter.com/kanker-serviks https://id.wikipedia.org/wiki/kanker Tri Harjanto, Indarzah M, Ari Satmoko. 2014. Uji Fungsi Prototip Perangkat Mekanik Brakiterapi MDR-Ir192-IB10. Junal Forum Nuklir (JFN). 8(1): 60. Achmad Suntoro. Program Komputer TPS-Brachyterapi RCAL-1. Diakses tanggal 23 Maret 2019. Mahmudi Rio Putra, Dian Milvita, Heru Prasetio. 2015. KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT. Jurnal Fisika Unand. 4(2): 130. DINALLO, A M, et.al., Dosimetry in Radiography Vol.1., Proceedings of an International Symposium on Dosimetry in Radioterapy., IAEA., Vienna., (1988). Diakses tanggal 24 Maret 2019. SUNTORO A., Petunjuk Operasi Program Komputer RCAL-1 TPS Brachyterapi., Pusat Manajemen dan Bina Industri BATAN., Divisi TPS / Program., Revisi 0., (2000). Diakses tanggal 24 Maret 2019. SUNTORO A., Spesifikasi Disain. Pusat Manajemen dan Bina Industri BATAN., Divisi TPS / Program., Revisi 0., (2000). Diakses tanggal 24 Maret 2019.

13

Related Documents

Maklah 1
October 2019 18
Maklah Bisnis.docx
May 2020 9
Maklah Ew
April 2020 5
Belum Lengkap.docx
November 2019 22
Belum Rampung.docx
April 2020 19

More Documents from "ressy krisbella"