Makalh Ibu Hamil.docx

  • Uploaded by: lase
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalh Ibu Hamil.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 5,494
  • Pages: 24
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ibu hamil adalah suatu kondisi dimana seorang perempuan mengalami kehmailan. Kehamilan adalah peristiwa yang didahului bertemunya sel telur atau ovum dengan sel sperma dan akan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar, atau 9 bulan kalender, atau 40 minggu, atau 280 hari yang dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir last tmenstrual period (LMP). Kehamilan merupakan suatu kondisi yang terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). Kehamilan terbagi atas trimester I (1-14 minggu), trimester II (14-28 minggu), trimester III (28-42 minggu). Pertemuan atau penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut pembuahan atau fertilisasi. Dalam keadaan normal in vivo, pembuahaan terjadi didaerah tuba falofi, umum nya didaerah ampula atau infundibulum. Perkembangan teknologi kini memungkinkan penatalaksanaan kasus infertilitas (tidak dapat mempunyai anak) dengan cara mengambil oosit wanita dan dibuahi dengan sperma pria di luar tubuh. Setelah dibentuk embrio tersebut dimasukan kembali kedalam rahim untuk pertumbuhan selanjutnya. Teknik ini disebut pembuahan in vitro, dalam istilah awam bayi tabung. Ibu hamil akan banyak mengalami perubahan pada bagian tubuhnya selama masa kehamilan baik itu perubahan kulit, perubahan bentuk tubuh, perubahan kelenjar, perubahan abdomen, perubahan tungkai dan lain-lain. Hal ini akan mempengaruhi psikologi dari ibu hamil itu sendiri seperti rasa cemas, kurang percaya diri dengan bentuk tubuh selama hamil, takut, butuh perhatian lebih, emosional yang dimana apabila jika tidak dapat dibatasi akan mengakibatkan kehamilan beresiko. Oleh karena itu dimakalah ini kami akan membahas bagaimana kesiapan peningkatan perkembangan ibu hamil. 1.2. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah kesiapan peningkatan perkembangana ibu hamil adalah sebagai berikut : 1.

Untuk mengetahui defenisi ibu hamil, perubahan dan perkembangan ibu hamil

1

2.

Untuk mengetahui cara mencegah kehamilan beresiko tinggi

3.

Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan ibu hamil

2

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Defenisi Ibu Hamil Ibu hamil adalah suatu kondisi dimana seorang perempuan mengalami kehamilan. Kehamilan adalah peristiwa yang didahului bertemunya sel telur atau ovum dengan sel sperma dan akan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar, atau 9 bulan kalender, atau 40 minggu, atau 280 hari yang dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir last tmenstrual period (LMP). Saat kopulasi antara pria dan wanita (sanggama/coitus), dengan ejakulasi sperma dari saluran reproduksi pria didalam vagina wanita akan dilepaskan cairan mani berisi sel-sel sperma kedalam saluran reproduksi wanita. Jika sanggama terjadi sekitar massa ovulasi (disebut massa subur wanita), maka akan ada kemungkinan sel sperma akan bertemu dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan saat ovulasi. Pertemuan atau penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut pembuahan atau fertilisasi. Dalam keadaan normal in vivo, pembuahaan terjadi didaerah tuba falofi, umum nya didaerah ampula atau infundibulum. Perkembangan teknologi kini memungkinkan penatalaksanaan kasus infertilitas (tidak dapat mempunyai anak) dengan cara mengambil oosit wanita dan dibuahi dengan sperma pria di luar tubuh. Setelah dibentuk embrio tersebut dimasukan kembali kedalam rahim untuk pertumbuhan selanjutnya. Teknik ini disebut pembuahan in vitro, dalam istilah awam bayi tabung. Spermatozoa bergerak cepat dari vagina kedalam rahim, masuk kedalam tuba. Gerakan ini mungkin di pengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama. Kemudian spermatozoa mengalami peristiwa reaksi kapasitasi, yaitu selama beberapa jam, protein plasma dan glikoprotein yang berada dalam cairan mani diluruhkan. Reaksi akrosom yaitu setelah dekat dengan oosit, sel sperma yang telah menjalani kapasitasi akan terpengaruh oleh zat-zat dari corona radiata ovum, sehingga isi akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan corona radiata pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan corona radiata, trypsine like agent dan lysine zone yang dapat melarutkan dan membantu sperma melewati zona pellucida untuk mencapai ovum. Sekali sebuah spermatozoa menyetuh zona pellucida, terjadi perlekatan yang kuat dan penembusan yang sangat cepat. Sekali telah terjadi penembusan zona oleh satu sperma, terjadi reaksi khusus di zona pellucida (zone-reaction) 3

yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh sperma lainnya. Dengan demikian sangat jarang terjadi penembusan zona oleh lebih dari satu sperma. Setelah sel sperma mencapai oosit, terjadi: 1. Reaksi zona atau reaksi kortikal pada selaput zona pellucida 2. Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif yang kemudian menjadi pronukleus wanita. 3. Inti sel sperma membesar membentuk pronukleus pria. 4. Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi. 5. Pronukleus pria dan wanita, masing-masing haploid, bersatu dan membentuk zigot yang memilki jumlah DNA genap atau diploid. Kehamilan adalah suatu kondisi yang terjadi bila ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). Kehamilan terbagi atas trimester I (1-14 minggu), trimester II (14-28 minggu), trimester III (28-42 minggu). 2.2. Konsep Perubahan dan Perkembangan Fisik Ibu Hamil a.

Perubahan Pada Kulit Terjadi hiperpigmentasi yaitu kelebihan pigmen di tempat tertentu. Pada wajah, pipi, dan hidung mengalami hiperpigmentasi sehingga menyerupai topeng (topeng kehamilan atau kloasma gravidarum). Pada areola mamae dan Puting susu, daerah yang berwarna hitam di sekitar puting susu akan menghitam. Sekitar areola yang biasanya tidak berwarna akan berwarna hitam. Hal ini disebut areola mamae sekunder. Puting susu menghitam dan membesar sehingga lebih menonjol. Pada areola suprapubis, terdapat garis hitam yang memanjang dari atas simfisis sampai pusat. Warnanya lebih hitam dibandingkan sebelumnya, muncul garis baru yang memanjang ditengah atas pusat (linea nigra). Pada perut, selain hiperpigmentasi terjadi stria gravidarum yang merupakan garis pada kulit. Terdapat 2 jenis stria gravidarum yaitu stria livida (garis berwarna biru) dan stria albikan (garis berwarna putih). Hal ini terjadi karena pengaruh melanophore stimulating hormone lobus hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar suprarenalis.

b.

Perubahan Kelenjar Kelenjar gondok membesar sehingga leher ibu berbentuk seperti leher pria. Perubahan ini tidak selalu terjadi pada wanita hamil.

4

c.

Perubahan Payudara Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk memproduksi makanan pokok untuk bayi setelah lahir. Perubahan yang terlihat pada payudara adalah: a) Payudara membesar, tegang dan sakit b) Vena di bawah kulit payudara membesar dan terlihat jelas c) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta muncul areola mamae sekunder d) Kelenjar Montgomery yang terletak di dalam areola mamae membesar dan kelihatan dari luar. Kelenjar Montgomery mengeluarkan lebih banyak cairan agar puting susu selalu lembab dan lemas sehingga tidak menjadi tempat berkembang biak bakteri. e) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila dipijat. Mulai kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu, warna cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang dikeluarkan lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung lemak. Cairan ini disebut kolostrum.

d.

Perubahan Perut Semakin mendekati masa persalinan, perut semakin besar. Biasanya hingga kehamilan 4 bulan, pembesaran perut belum kelihatan. Setelah kehamilan 5 bulan, perut mulai kelihatan membesar. Saat hamil tua, perut menjadi tegang dan pusat menonjol ke luar. Timbul stria gravidarum dan hiperpigmentasi pada linea alba serta linea nigra.

e.

Perubahan Alat Kelamin Luar Alat kelamin luar ini tampak hitam kebiruan karena adanya kongesti pada peredaran darah. Kongesti terjadi karena pembuluh darah membesar, darah yang menuju uterus sangat banyak, sesuai dengan kebutuhan uterus untuk membesarkan dan memberi makan janin. Gambaran mukosa vagina yang mengalami kongesti berwarna hitam kebiruan (tanda Chadwick).

5

f.

Perubahan Pada Tungkai Timbul varises pada sebelah atau kedua belah tungkai. Pada hamil tua, sering terjadi edema pada salah satu tungkai. Edema terjadi karena tekanan uterus yang membesar pada vena femoralis sebelah kanan atau kiri.

g.

Perubahan Sikap Tubuh Sikap tumbuh ibu menjadi lordosis karena perut yang membesar.

2.3. Perkembangan dan Perubahan Psikologis Ibu Hamil 1.

Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) : a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya. b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja. c. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya. d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama. e. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya. f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.

2.

Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik) : a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi. b. Ibu sudah dapaat menerima kehamilan. c. Merasakan gerakan anak. d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran. e. Libido meningkat. f. Menuntut perhatian untuk cinta. g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya. h. Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu. i. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru.

6

3.

Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh kewaspadaan) : a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik. b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu. c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya. d. Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya. e. Merasa sedih akan terpisah dari bayinya. f. Merasa kehilangan perhatian. g. Perasaan mudah terluka atau sensitif. h. Libido menurun.

2.4. Masalah yang Sering Terjadi 1.

Respon Terhadap Perubahan Citra Tubuh Perubahan fisiologis kehamilan menimbulkan perubahan bentuk tubuh yang cepat dan nyata. Selama trimester I bentuk tubuh sedikit berubah, tetapi pada trimester II pembesaran abdomen yang nyata, penebalan pinggang dan pembesaran payudara memastikan status kehamilan. Wanita merasa seluruh tubuhnya bertambah besar dan menyita ruang yang lebih luas. Perasaan ini semakin kuat seiring bertambahnya usia kehamilan. Secara bertahap terjadi kehilangan batasan–batasan fisik secara pasti, yang berfungsi memisahkan diri sendiri dari orang lain dan memberi rasa aman. Sikap wanita terhadap tubuhnya di duga dipengaruhi oleh nilai – nilai yang diyakininya dan sifat pribadinya. Sikap ini sering berubah seiring kemajuan kehamilan. Sikap positif terhadap tubuh biasanya terlihat selama trimester I. Namun, seiring kemajuan kehamilan, perasaan tersebut menjadi lebih negatif. Pada kebanyakan wanita perasaan suka atau tidak suka terhadap tubuh mereka dalam keadaan hamil bersifat sementara dan tidak menyebabkan perubahan persepsi yang permanen tentang diri mereka.

2.

Ambivalensi Selama Masa Hamil Ambivalensi didefinisikan sebagai konflik perasaan yang simultan, seperti cinta dan benci terhadap seseorang, sesuatu, atau suatu keadaan. Ambivalensi

7

adalah respon normal yang dialami individu yang mempersiapkan diri untuk suatu peran baru. Kebanyakan wanita memiliki sedikit perasaan ambivalen selama hamil. Bahkan wanita yang bahagia dengan kehamilannya, dari waktu ke waktu dapat memiliki sikap bermusuhan terhadap kehamilan atau janin. Pernyataan pasangan tentang kecantikan seorang wanita yang tidak hamil atau peristiwa promosi seorang kolega ketika keputusan untuk memiliki seorang anak berarti melepaskan pekerjaan dapat meningkatkan rasa ambivalen. Sensasi tubuh, perasaan bergantung, dan kenyataan tanggung jawab dalam merawat anak dapat memicu perasaan tersebut. Perasaan ambivalen berat yang menetap sampai trimester III dapat mengindikasikan bahwa konflik peran sebagai ibu belum diatasi (Lederman, 1984). Setelah kelahiran seorang bayi yang sehat, kenangan akan perasaan ambivalen ini biasanya lenyap. Apabila bayi yang lahir cacat, seorang wanita kemungkinan akan mengingat kembali saat–saat ia tidak menginginkan anak tersebut dan merasa sangat bersalah. Tanpa penyuluhan dan dukungan yang memadai, ia dapat menjadi yakin bahwa perasaan ambivalennya telah menyebabkan anaknya cacat. 3.

Hubungan Seksual Ekspresi seksual selama masa hamil bersifat individual. Beberapa pasangan menyatakan puas dengan hubungan seksual mereka, sedangkan yang lain mengatakan sebaliknya. Perasaan yang berbeda–beda ini dipengaruhi oleh faktor – faktor fisik, emosi, dan interaksi, termasuk takhayul tentang seks selama masa hamil, masalah disfungsi seksual, dan perubahan fisik pada wanita. Dengan berlanjutnya kehamilan, perubahan bentuk tubuh, citra tubuh, dan rasa tidak nyaman mempengaruhi keinginan kedua belah pihak untuk menyatakan seksualitas mereka. Selama trimester I seringkali keinginan seksual wanita menurun, terutama jika ia merasa mual, letih, dan mengantuk. Saat memasuki trimester II kombinasi antara perasaan sejahteranya dan kongesti pelvis yang meningkat dapat sangat meningkatkan keinginannya untuk melampiaskan seksualitasnya. Pada trimester III peningkatan keluhan

8

somatik (tubuh) dan ukuran tubuh dapat menyebabkan kenikmatan dan rasa tertarik terhadap seks menurun (Rynerson, Lowdermilk, 1993) Pasangan tersebut perlu merasa bebas untuk membahas hubungan seksual mereka selama masa hamil. Kepekaan individu yang satu terhadap yang lain dan keinginan untuk berbagi masalah dapat menguatkan hubungan seksual mereka. Komunikasi antara pasangan merupakan hal yang penting. Pasangan yang tidak memahami perubahan fisiologis dan emosi, yang terjadi dengan cepat selama masa hamil, dapat menjadi bingung saat melihat perilaku pasangannya. Dengan membicarakan perubahan – perubahan yang mereka alami, pasangan dapat mendefinisikan masalah mereka dan menawarkan dukungan yang diperlukan. Perawat dapat memperlancar komunikasi antar pasangan dengan berbicara kepada pasangan tentang perubahan perasaan dan perilaku yang mungkin dialami wanita selama masa hamil (Rynerson, Lowdermilk, 1993). 4.

Kekhawatiran terhadap Janin Kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak berbeda–beda selama masa hamil (Gaffney, 1988). Kekhawatiran pertama timbul pada trimester I dan berkaitan dengan kemungkinan terjadinya keguguran. Banyak wanita yang sengaja tidak mau memberitahukan kehamilannya kepada orang lain sampai periode ini berlalu. Ketika janin menjadi semakin jelas, yang terlihat dengan adanya gerakan dan denyut jantung, Kecemasan orang tua yang terutama ialah kemungkinan cacat pada anaknya. Orang tua mungkin akan membicarakan rasa cemasnya ini secara terbuka dan berusaha untuk memperoleh kepastian bahwa anaknya dalam keadaan sempurna. Pada tahap lanjut kehamilan, rasa takut bahwa anaknya dapat meninggal semakin melemah. Kemungkinan kematian ini terbukti semakin tidak dipikirkan orang tua.

5.

Komplikasi Emosional Masalah kesehatan jiwa dapat mengakibatkan komplikasi selama periode kehamilan, kelahiran bayi, dan periode pascapartum. Stres psikologis dan fisik yang terkait dengan kehamilan atau kewajiban baru sebagai ibu dapat

9

juga mengakibatkan krisis emosional. Gangguan emosional terutama mengakibatkan komplikasi kehamilan adalah gangguan mood. 2.5. Tugas Perkembangan Pada Ibu Hamil 1.

Menerima Kehamilan Langkah pertama dalam beradaptasi terhadap peran ibu ialah menerima ide kehamilan dan mengasimilasi status hamil ke dalam gaya hidup wanita tersebut. Tingkat penerimaan dicerminkan dalam kesiapan wanita dan respons emosionalnya dalam menerima kehamilan.

a.

Kesiapan menyambut kehamilan Ketersediaan keluarga berencana mengandung makna bahwa kehamilan bagi banyak wanita merupakan suatu komitmen tanggung jawab bersama pasangan. Namun, merencanakan suatu kehamilan tidak selalu berarti menerima kehamilan (Entwistle, Doering, 1981).Wanita lain memandang kehamilan sebagai suatu hasil alami hubungan perkawinan, baik diinginkan maupun tidak diinginkan, bergantung pada keadaan. Wanita yang siap menerima suatu kehamilan akan dipicu gejala - gejala awal untuk mencari validasi medis tentang kehamilannya. Beberapa wanita yang memiliki perasaan kuat, seperti “tidak sekarang,” bukan saya,” dan “ tidak yakin,” mungkin menunda mencari pengawasan dan perawatan. Namun , beberapa wanita menunda validasi medis karena akses keperawatan terbatas, merasa malu, atau alasan budaya. Untuk orang lain, kehamilan dipandang sebagai suatu peristiwa alami, sehingga tidak perlu mencari validasi medis dini. Setelah kehamilan dipastikan respon emosi wanita dapat bervariasi, dari perasaan sangat gembira sampai syok, tidak yakin, dan putus asa. Reaksi yang diperlihatkan banyak wanita ialah respon” suatu hari nanti, tetapi tidak sekarang.” Wanita lain dengan sederhana menerima kehamilan sebagai kehendak alam. Banyak wanita mula- mula terkejut ketika mendapatkan diri mereka hamil. Namun, seiring meningkatnya penerimaan terhadap kehadiran seorang anak, akhirnya mereka menerima kehamilan. Tidak menerima kehamilan tidak

10

dapat disamakan dengan menolak anak. Seorang wanita mungkin tidak menyukai kenyataan dirinya hamil, tetapi agar anak itu dilahirkan. b.

Respon Emosional Wanita yang bahagia dan senang dengan kehamilannya sering memandang hal tersebut sebagai pemenuhan biologis dan merupakan bagian dari rencana hidupnya. Mereka memiliki harga diri yang tinggi dan cenderung percaya diri akan hasil akhir untuk dirinya sendiri, untuk bayinya, dan untuk anggota keluarga yang lain. Meskipun secara umum keadaan mereka baik, namun kelabilan emosional yang terlihat pada perubahan mood yang cepat untuk dijumpai pada wanita hamil. Perubahan mood yang cepat dan peningkatan sensitifitas terhadap orang lain ini membingungkan calon ibu dan orang- orang di sekelilingnya. Peningkatan iritabilitas, uraian air mata dan kemarahan serta perasaan suka cita, serta kegembiraan yang luar biasa muncul silih berganti hanya karena suatu provokasi kecil atau tanpa provokasi sama sekali. Perubahan hormonal yang merupakan bagian dari respon ibu terhadap kehamilan, dapat menjadi penyebab perubahan mood, hampir sama seperti saat akan menstruasi atau selama menopause. Alasan lain, seperti masalah seksual atau rasa takut terhadap nyeri selama melahirkan, juga dijadikan penjelasan timbulnya perilaku yang tidak menentu ini. Seiring kemajuan kehamilan, wanita lebih menjadi terbuka tentang terhadap diri sendiri dan orang lain. Ia bersedia membicarakan hal- hal yang tidak pernah dibahas atau yang dibahas hanya dalam keluarga dan tampak yakin bahwa pikiran- pikirannya dan gejala - gejala yang dialaminya akan menarik untuk si pendengar yang dianggapnya protektif. Keterbukaan ini, disertai kesiapan untuk belajar, meningkatkan kesempatan untuk bekerja sama dengan wanita hamil dan meningkatkan kemungkinan diselenggarakannya perawatan yang efektif dan terapeutik untuk mendukung kehamilan. Apabila anak tersebut diingingkan, rasa tidak nyaman yang timbul akibat kehamilan cenderung dianggap sebagai suatu iritasi dan upaya dilakukan untuk meredakan rasa nyaman tersebut biasanya membawa keberhasilan. Rasa senang yang timbul karena memikirkan anak yang akan lahir dan

11

perasaan dekat dengan anak membantu menyesuaikan diri terhadap rasa tidak nyaman ini. Pada beberapa keadaan wanita yang biasanya mengeluhkan ketidak nyamanan fisik dapat mencari bantuan untuk mengatasi konflik peran ibu dan tanggung jawabnya. Pengkajian lebih lanjut tentang toleransi dan kemampuan koping perlu dilakukan (Lederman, 1984). c.

Mengenal Peran Ibu Proses mengidentifikasi peran ibu dimulai pada awal setiap kehidupan seorang wanita, yakni melalui memori - memori ketika ia, sebagai seorang anak, diasuh oleh ibunya. Persepsi kelompok sosialnya mengenai peran feminim juga membuatnya condong memilih peran sebagai ibu atau wanita karir, menikah atau tidak menikah, dan mandiri dari pada interdependen. Peran - peran batu loncatan, seperti bermain dengan boneka, menjaga bayi, dan merawat adik - adik, dapat meningkatkan pemahaman tentang arti menjadi seorang ibu. Banyak wanita selalu menginginkan seorang bayi, menyukai anak-anak, dan menanti untuk menjadi seorang ibu. Mereka sangat dimotivasi untuk menjadi orang tua. Hal ini mempengaruhi penerimaan mereka terhadap kehamilan dan akhirnya terhadap adaptasi prenatal dan adaptasi menjadi orang tua. Wanita yang lain tidak mempertimbangkan dengan terinci arti menjadi seorang ibu bagi diri mereka sendiri. Konflik selama masa hamil, seperti tidak menginginkan kehamilan dan keputusan - keputusan yang berkaitan denga karir dan anak harus diselesaikan.

d.

Hubungan Ibu-Anak Ikatan emosional dengan anak mulai timbul pada periode prenatal, yakni ketika wanita mulai membayangkan dan melamunkan dirinya menjadi ibu. Mereka mulai berpikir seakan-akan dirinya adalah seorang ibu dan membayangkan kualitas ibu seperti apa yang mereka miliki. Orang tua yang sedang menantikan bayi berkeinginan untuk menjadi orang tua yang hangat, penuh cinta, dan dekat dengan anaknya. Mereka mencoba untuk mengantisipasi perubahan - perubahan yang mungkin terjadi pada kehidupannya akibat kehadiran sang anak dan membayangkan apakah mereka

12

bisa tahan terhadap kebisingan, kekacauan, kurangnya kebebasan, dan bentuk perawatan yang harus mereka berikan. Mereka mempertanyakan kemampuan mereka untuk membagi kasih mereka kepada anak yang belum dilahirkan ini. Beberapa ahli menemukan bahwa wanita “menerapkan“ dan menguji perannya sebagai ibu dengan mengambil contoh ibunya sendiri atau wanita lain pengganti ibu yang memberi pelayanan, dukungan, atau berperan sebagai sumber informasi dan pengalaman. Hubungan ibu-anak terus berlangsung sepanjang masa hamil sebagai suatu proses perkembangan. Banyak wanita khususnya Nulipara, secara aktif mempersiapkan diri untuk menghadapi persalinan. Mereka membaca buku, menghadiri kelas untuk orang tua, dan berkomunikasi dengan wanita lain (ibu, saudara perempuan, teman, orang yang tidak dikenal). Mereka akan mencari orang terbaik untuk memberi nasihat, arahan, dan perawatan. Rasa cemas dapat timbul akibat kekhawatiran akan proses kelahiran yang aman untuk dirinya dan anaknya. e.

Hubungan Dengan Pasangan Orang yang paling penting bagi seorang wanita hamil biasanya ialah ayah sang anak. Semakin banyak bukti menunjukkan bahwa wanita yang diperhatikan dan dikasihi oleh pasangan prianya selama hamil akan menunjukkan lebih sedikit gejala emosi dan fisik, lebih sedikit komplikasi persalinan, dan lebih mudah melakukan penyesuaian selama masa nifas. Ada 2 kebutuhan utama yang ditunjukkan wanita selama ia hamil. Kebutuhan pertama ialah menerima tanda – tanda bahwa ia dicintai dan dihargai. Kebutuhan kedua ialah merasa yakin akan penerimaan pasangannya terhadap sang anak dan mengasimilasi bayi tersebut ke dalam kelurga. Rubin (1975) menyatakan bahwa wanita hamil harus “memastikan tersedianya akomodasi sosial dan fisik dalam keluarga dan rumah tangga untuk anggota baru tersebut. Hubungan pernikahan tidak tetap, tetapi berubah dari waktu ke waktu. Bertambahnya seorang anak akan mengubah sifat ikatan pasangan untuk selama-lamanya. Lederman (1984) melaporkan bahwa hubungan istri dan suami bertambah dekat selama masa hamil. Dalam studinya, ia mengatakan

13

bahwa kehamilan berdampak mematangkan hubungan suami-istri akibat peran dan aspek-aspek baru yang ditemukan dalam diri masing-masing pasangan. f.

Kesiapan Untuk Melahirkan Menjelang akhir trimester III, wanita akan mengalami kesulitan napas dan gerakan janin menjadi cukup kuat sehingga mengganggu tidur ibu. Nyeri pinggang, sering berkemih, keinginan untuk berkemih, konstipasi, dan timbulnya varises dapat sangat mengganggu. Ukuran tubuh yang besar dan rasa canggung mengganggu kemampuannya melakukan pekerjaan rumah tangga rutin, dan mengambil posisi yang nyaman untuk tidur dan istirahat. Pada saat ini kebanyakan wanita akan tidak sabar untuk menjalani persalinan, apakah disertai rasa suka cita, rasa takut, atau campuran keduanya. Keinginan yang kuat untuk melihat hasil akhir kehamilannya dan untuk segera menyelesaikannya membuat wanita siap masuk ke tahap persalinan.

2.6. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kondisi Psikis Pada Masa Hamil 1.

Sudah punya banyak anak, dengan banyak anak sebagian orang merasakan sebagai beban finansial yang harus di tanggung, belum lagi di tambah kerepotan - kerepotan lainnya, apalagi jika dalam keluarga sudah ada anak dengan jumlah lebih dari cukup.

2.

Khawatir berubah penampilan, sebagian perempuan penampilan merupakan nilai jual, perubahan bentuk wajah dan tubuh akibat kehamilan dan persalinan dianggap akan mengurangikeindahan penampilan.

3.

Kemampuan finansial dirasa tidak memadai. Jika si kecil lahir di saat kondisi keuangan keluarga tengah morat marit memang merepotkan, kondisi ini merupakan hal yang sangat menganggu kondisi psikologis seorang ibu hamil.

4.

Keluhan sulit tidur di malam hari dapat membuat kondisi ibu hamil menurun, konsentrasi berkurang, mudah lelah, badan terasa pegal, tidak mood bekerja dan cenderung emosional. Keluhan tidur umumnya muncul saat usia kandungan memasuki trimester ketiga dimana janin sudah tumbuh sedemikian besar sehingga terasa menyesakkan.

14

2.7. Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Kehamilan Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil. Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya. Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung : 1.

Mencari Informasi Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.

2.

Komunikasi Dengan Suami Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.

3.

Rajin Chek Up Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter, perawat, dan bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi chek up.

4.

Makan Sehat Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan

janin.

Hindarilah

mengonsumsi

bahan

yang

dapat

membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil.

15

Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan olahraga. 5.

Jaga Penampilan Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.

6.

Kurangi Kegiatan Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.

7.

Dengarkan Musik Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.

8.

Senam Hamil Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otototot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.

9.

Latihan Pernafasan Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.

2.8. Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil 1.

Pengkajian Proses pengkajian dilakukan selama periode prenatal yang meliputi wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium. Data yang

16

perlu dikumpulkan pada saat pengkajian adalah interpretasi subyektif pasien tentang status kesehatan dan kehamilannya dan observasi afek pasien, postur, bahasa tubuh, warna kulit, tanda fisik dan keadaan emosional (Klien, 2000). Saat wawancara tanyakan riwayat kesehatan komprehensif yang menekankan pada : a. Kehamilan saat ini: alasan mencari perawatan, keluhan utama atau keluhan yang dirasakan selama hamil, hamil keberapa, usia kehamilan sekarang, tanggal perkiraan melahirkan, kebutuhan selama kehamilan, persiapan persalinan dan persiapan awal menjadi ibu, harapan yang diinginkan tentang cara kelahiran, jenis kelamin bayi, status nutrisi, pola berkemih. b. Kehamilan sebelumnya: jumlah anak saat ini, riwayat kehamilan dan pengalaman persalinan sebelumnya, riwayat kehilangan (abortus) janin, dan riwayat medis yang meliputi: riwayat pembedahan, penggunaan obat, penyakit yang menyertai, riwayat menstruasi. c. Riwayat psikososial dan budaya: pekerjaan wanita dan pasangan, pendidikan, status pekawinan, latar belakang budaya dan etnik, status sosial ekonomi, persepsi tentang kehamilan saat ini (apakah kehamilan ini diinginkan, direncanakan, apakah wanita dan pasangan senang, apakah wanita menerima kehamilan), masalah yang timbul akibat kehamilan (finansial, karier/pekerjaan, tempat tinggal), perubahan pola seksual. d. Keadaan keluarga: kaji sistem dukungan keluarga, hubungan ibu hamil dengan suami, keluarga ayah, ibu, dan saudara, hubungan dengan keluarga suami, riwayat cacat dan kelainan genetik Riwayat keluarga memberi informasi tentang keluarga pasien, orang tua, saudara kandung, anak, Hal ini membantu mengidentifikasi gangguan genetik, familial dan kondisi yang dapat mempengaruhi status kesehatan wanita atau janin. e. Pengkajian fisik: pemeriksaan fisik difokuskan pada pemeriksaan ginekologi, payudara, abdomen, pemeriksaan panggul, inspeksi luar, pemeriksaan dalam, palpasi luar, dan pemeriksaan yang menyangkut keluhan utama dan riwayat kesehatan atau penyakit yang pernah diderita pasien.

17

f. Tes kesehatan atau laboratorium yang pernah dilakukan selama hamil: pemeriksaan darah (kadar Hb, Ht, sel darah putih, glukosa,), tekanan darah, tinggi badan, berat badan, urin (protein, sel darah putih, pH), USG, VDRL, hepatitis, EKG, titer rubela, toxo, pap smear. g. Pengkajian semua faktor resiko yang mungkin ada: Hipertensi, jantung, diabetes, cacat bawaan. Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga perlu dilakukan pengkajian yang berkaitan dengan tugas perawatan kesehatan keluarga, yaitu: 1) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan. Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan adalah : a) Pengetahuan pasien dan keluarga tentang fakta dari masalah yang meliputi pengertian, tanda kehamilan, gejala kehamilan normal dan penyimpangan dari normal. b) Persepsi keluarga terhadap kehamilan 2) Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat adalah : a) Apakah kehamilan yang dialami dianggap suatu masalah b) Apakah keluarga takut dengan akibat perubahan yang terjadi akibat kehamilan c) Apakah keluarga mempunyai sikap negatif terhadap anggota keluarga yang sedang hamil dan kehamilannya d) Apakah keluarga dapat menjangkau fasilitas kesehatan e) Apakah keluarga percaya terhadap petugas kesehatan 3) Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit. Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit adalah : a) Sejauh

mana

keluarga

mengetahui

perubahan dan perawatan

18

kehamilannya:

kebutuhan,

b) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan dan perkembangan perawatan yang diperlukan c) Sejauh mana keluarga mengetahui sumber sumber yang ada dalam keluarga (penanggung jawab, sumber keuangan, fasilitas fusik, psikososial, dukungan keluarga) d) Bagaimana sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sedang hamil 4) Untuk

mengetahui

sejauhmana

kemampuan

keluarga

memelihara

lingkungan rumah yang sehat. Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat adalah : a) Sejauhmana keluarga mengetahui sumber sumber yang dimiliki b) Sejauhmana

keluarga

melihat

keuntungan/manfaat

pemeliharaan

lingkungan c) Sejauhmana keluarga mengetahui pentingnya higiene sanitasi d) Sejauhmana keluarga mengetahui upaya pencegahan e) Sejauhmana kekompakan antar anggota keluarga 5) Untuk mengetahui sejauhmana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat. Hal yang perlu dikaji Untuk mengetahui

sejauhmana

kemampuan

keluarga

menggunakan

fasilitas/pelayanan kesehatan di masyarakat adalah : a) Sejauh mana keluarga tahu keberadaan fasilitas kesehatan yang dapat digunakan untuk perawatan wanita hamil b) Sejauhmana keluarga mengetahui keuntungan yang dapat diperoleh dari fasilitas kesehatan c) Sejauhmana keluarga mempercayai petugas dan fasilitas kesehatan d) Apakah keluarga mempunyai pengalaman yang kurang baik dengan petugas kesehatan e) Apakah fasilitas kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga 2.

Diagnosa Keperawatan Diagnosa ditegakkan berdasarkan data yang didapat selama pengkajian. Diagnosa yang mungkin muncul adalah :

19

a. Ansietas yang berhubungan dengan kekhawatiran terhadap diri sendiri dan janin, krisis situasional/maturasional, perubahan fisik selama hamil, rasa tidak nyaman selama kehamilan, ancaman terhadap konsep diri, stres, perubahan status peran, status kesehatan, pola peran, keadaan ekonomi b. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan respon keluarga terhadap diagnosa kehamilan c. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pemahaman terhadap penatalaksanaan kesehatan dan kehamilan d. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan Morning sicknes atau Emesis gravidarum. e. Perubahan pola seksual yang berhubungan dengan Rasa kurang nyaman pada kehamilan, Rasa takut bahwa senggama akan mencederai janin. f. Konflik peran orang tua berhubungan dengan Ketidaktahuan peran yang harus dijalankan, Perubahan status peran, perkawinan g. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan Persepsi negatif terhadap kehamilan, Psikososial, Perubahan fisik selama kehamilan. 3.

Rencana Intervensi Tujuan utama intervensi yang akan dilakukan pada asuhan keperawatan yang diberikan pada masa kehamilan adalah : a. Wanita akan menunjukan pengetahuan yang benar tentang adaptasi yang dialami tubuh seorang ibu hamil terhadap perkembangan janin sebagai dasar untuk memahami rasional dan pentingnya perawatan, koping yang digunakan dan menjalankan perannya. b. Wanita akan menggunakan pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi, kebutuhan seksual, aktivitas sehari hari, rasa tidak nyaman akibat kehamilan, dan perawatan diri. c. Wanita

akan

mengenali

gejala

gejala

yang

menunjukan

deviasi/penyimpangan dari kehamilan normal dan melaporkan hal hal tersebutuntuk dapat segera diatasi. d. Wanita

dan

keluarganya

akan

perawatannya selama kehamilan.

20

berpartisipasi

secara

aktifdalam

Dari beberapa masalah keperawatan yang muncul, perawat dapat melakukan intervensi yang berkaitan dengan kebutuhan selama kehamilan diantaranya adalah : a. Ciptakan hubungan perawat-pasien-keluarga yang saling percaya. Hal ini penting untuk menentukan intensitas, kualitas hubungan dan keberhasilan intervensi yang direncanakan bersama b. Kaji keluhan selama hamil: mual, muntah, pusing, perubahan pola seksual, sering kencing dan pengalaman kehamilan dan persalinan sebelumnya. c. Berikan informasi adequat tentang kehamilan: perubahan fisik, perubahan emosi, psikologis dan perubahan peran serta tanda tanda dari masalah kehamilan yang tidak normal. d. Beri kesempatan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak untuk mengutarakan perasaan terhadap kehamilan yang dijalani, harapan dan masalah yang mungkin ada terkait kehamilan anggota keluarganya. e. Libatkan pasien, pasangan, anggota keluarga, atau anak dalam kelompok yang sama untuk berbagi pengalaman, pendapat dan perasaan f. Diskusikan bersama pasien, pasangan atau anggota keluarga yang lain tentang kebutuhan selama hamil, harapan terhadap kehamilan sekarang, dan rencana persalinan. g. Ajarkan teknik persiapan yang diperlukan untuk proses persalinan dan persiapan menjadi ibu: latihan nafas, senam hamil, teknik mengejan yang benar, cara perawatan payudara, cara menyusui. h. Berikan alternatif /pilihan penyelesain terhadap masalah yang dirasakan i. Berikan dukungan secara adequat dan anjurkan pada keluarga untuk melakukan hal yang sama terhadap perubahan yang tejadi selama kehamilan j. Jelaskan cara senggama yang aman untuk wanita hamil, perawatan diri yang diperlukan terkait perubahan selama kehamilan (payudara, personal higiene,kulit) k. Anjurkan keluarga ikut berperan pada perawatan ibu

21

l. Beri informasi pada pasien dan anggota keluarga untuk mengakses sumber informasi terkait kehamilan: buku, internet, konsultasi dengan dokter kandungan. m. Motivasi pasien untuk melakukan pemeriksaan kehamilan secara teratur termasuk pemeriksaan darah, dan ginekologi. n. Diskusikan dengan ibu dan atau anggota keluarga yang lain tentang jadwal kunjungan dan pemeriksaan kehamilan.

22

BAB 3 PENUTUP 3.1. Kesimpulan Ibu hamil adalah suatu kondisi dimana seorang mengangalami kehamilan. Kehamilan adalah peristiwa yang didahului bertemunya sel telur atau ovum dengan sel sperma dan akan berlangsung selama kira-kira 10 bulan lunar, atau 9 bulan kalender, atau 40 minggu, atau 280 hari yang dihitung dari hari pertama periode menstruasi terakhir last tmenstrual period (LMP). Pada masa kehamlan ibu hamil akan mengalami berbagai perubahan seperti perubahan kulit, perubahan abdomen, perubahan postur tubuh, dan perubahan hormone atau kelenjar. Ibu hamil juga akan mengalami perubahan psikologi yang terbagi atas tiga trimester. Hal ini jika tidak dibatasi dengan baik akan mempengaruhi janin dildalamnnya. Untuk mencegah terjadinya kehamilan beresiko tinggi maka ibu hamil harus 1) Mencari informasi 2) Komunikasi Dengan Suami 3) Rajin Chek Up 4) Makan Sehat 5) Jaga Penampilan 6) Kurangi Kegiatan 7) Dengarkan Musik 8) Senam Hamil

9) Latihan Pernafasan Adapun diagnosa yang sering muncul pada ibu hamil adalah Ansietas yang berhubungan dengan kekhawatiran terhadap diri sendiri, defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang pemahaman, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan morning sicknes atau emesis gravidarum dan lain- lain. 3.2. Saran Semoga makalah ini dapat digunakan sebaik-baiknya dan bermanfaat untuk pembaca, terimakasih.

23

DAFTAR PUSTAKA 1.

Wagiyo, dkk. 2016, Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal Dan Bayi Baru Lahir Fisiologis dan Patologis - Edisi I, CV. Andi Offset : Yogyakarta.

2.

Hidayati ratna. 2009, Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis, Salemba Medika : Jakarta.

3.

Astuti sri, dkk. 2017, Asuhan Ibu Dalam Masa Kehamilan, Erlangga: Jakarta.

4.

Susanti Ni N. 2008, Psikologi Kehamilan – Edisi II , EGC : Jakarta

24

Related Documents

Makalh Ibu Hamil.docx
June 2020 22
Makalh Kesling.docx
November 2019 22
Makalh Tia.docx
October 2019 45
Makalh Agama.docx
December 2019 26
Makalh Hidro.docx
June 2020 21
Ibu
October 2019 56

More Documents from ""