Makalah_termoregulasi.docx

  • Uploaded by: Adi Ineng
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah_termoregulasi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,032
  • Pages: 7
BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Pengukuran yang paling sering dilakukan adalah pengukuran suhu, nadi,

tekanan darah, frekuensi pernafasan, dan saturasi oksigen. Sebagai indikator dari status kesehatan, ukuran-ukuran ini menandakan keefektifan sirkulasi, respirasi, fungsi neural dan endokrin tubuh. Karena sangat penting maka disebut tnda vital. Banyak faktor seperti suhu lingkungan, latihan fisik, dan efek sakit yang menyebabkan perubahan tanda vital, kadang-kadang di luar batas normal. Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di hipotalamus. Pada Hewan Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua golongan, yaitu Poikiloterm dan Homoiterm. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin. Yang termasuk dalam poikiloterm adalah bangsa Ikan, Reptil, dan Amfibi. Dan hewan homoiterm sering disebut hewan berdarah panas karena dapat menjaga suhu tubuhnya. Hewan yang termasuk dalam homoiterm adalah bangsa Aves dan Mamalia. Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Panas yang hilang dapat berlangsung secara radiasi, konveksi, konduksi dan evaporasi. Radiasi adalah transfer energi secara elektromagnetik, tidak memerlukan medium untuk merambat dengan kecepatan cahaya. Konduksi merupakan transfer panas secara langsung antara dua materi padat yang berhubungan lansung tanpa ada transfer panas molekul. Panas menjalar dari yang suhunya tinggi kebagian yang memiliki suhu yang lebih rendah.

Konveksi adalah suatu perambatan panas melalui aliran cairan atau gas. Besarnya konveksi tergantung pada luas kontak dan perbedaan suhu. Evaporasi merupakan konveksi dari zat cair menjadi uap air, besarnya laju konveksi kehilangan panas karena evaporasi. 1.2.

Rumusan Masalah a. Apa yang dimaksud dengan Termoregulasi? b. Bagaimana Sistem Termoregulasi Pada Hewan Mamalia?

BAB II PEMBAHASAN 2.1.

Pengertian Termoregulasi Termoregulasi

adalah

suatu

mekanisme

makhluk

hidup

untuk

mempertahankan suhu internal agar berada di dalam kisaran yang dapat ditolelir. Proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur suhu tubuhnya agar tetap konstan dinamis. Mekanisme Termoregulasi terjadi dengan mengatur keseimbangan antara perolehan panas dengan pelepasan panas. Suhu tubuh hewan dipengaruhi oleh suhu lingkungan luar. Pada suhu -2 oc s.d suhu 50oc hewan dapat bertahan hidup atau pada suhu yang lebih ekstrem namun untuk hidup secara normal hewan memilih kisaran suhu yang lebih sempit dari kisaran suhu tersebut yang ideal dan disukai agar proses fisiologis optimal. Usaha hewan untuk mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap konstan dan tidak terjadi perbedaan drastis dengan suhu lingkungannya disebut thermoregulasi. Di dalam tubuh hewan yang hidup selalu terjadi proses metabolisme. Dengan demikian selalu dihasilkan panas, karena tidak semua energi yang terbentuk dari metabolisme dimanfaatkan. Panas yang terbentuk dibawa oleh darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh menjadi panas dan disebut sebagai suhu tubuh. 2.2.

Sistem Termoregulasi Pada Hewan Mamalia Berdasarkan Pengaruh suhu pada lingkungan, hewan dibagi menjadi dua

golongan, yaitu: 1. Poikiloter. Poikiloterm suhu tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Hewan seperti ini juga disebut hewan berdarah dingin.

2. Homoiterm. Homoiterm sering disebut hewan berdarah panas. Pada hewan homoiterm suhunya lebih stabil, hal ini dikarenakan adanya reseptor dalam otaknya sehingga dapat mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm dapat melakukan aktifitas pada suhu lingkungan yang berbeda akibat dari kemampuan mengatur suhu tubuh. Hewan homoiterm mempunyai variasi temperatur normal yang dipengaruhi oleh faktor umur, faktor kelamin, faktor lingkungan, faktor panjang waktu siang dan malam, faktor makanan yang dikonsumsi dan faktor jenuh pencernaan air. Hewan berdarah panas adalah hewan yang dapat menjaga suhu tubuhnya, pada suhu-suhu tertentu yang konstan biasanya lebih tinggi dibandingkan lingkungan sekitarnya. Sebagian panas hilang melalui proses radiasi, berkeringat yang menyejukkan badan. Melalui evaporasi berfungsi menjaga suhu tubuh agar tetap konstan. Contoh hewan berdarah panas adalah bangsa burung dan mamalia. Hewan yang berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya. Suhu tubuh tergantung pada neraca keseimbangan antara panas yang diproduksi atau diabsorbsi dengan panas yang hilang. Hewan homoiterm disebut juga Hewan Endoterm yaitu hewan yang panas tubuhnya berasal dari dalam tubuh sebagai hasil dari proses metabolisme sel tubuh. Suhu tubuh dipertahankan agar tetap konstan, walaupun suhu lingkungannya selalu berubah (contoh: burung dan mamalia) dengan cara menyeimbangkan perolehan dan pelepasan panas. Bila suhu tubuh terlalu tinggi dilepaskan dengan cara: a. Vasodilatasi daerah perifer tubuh b. Berkeringat dan terengah-engah c. Menurunkan laju metabolisme (misal: menekan sekresi tiroksin) d. Respons perilaku (misal: berendam di air) Sebaliknya bila suhu tubuh terlalu rendah:

a. Vasokonstriksi b. Menegakkan rambut (merinding) c. Menggigil (shivering) d. Meningkatkan laju metabolisme (dengan meningkatkan sekresi tiroksin) e. Respons perilaku (menghangatkan diri)

2.3.

Mekanisme Produksi Panas pada Hewan Endoterm Pertama, meningkatkan produksi panas metabolik dalam otot rangka

(kontraksi otot): Terjadi secara sadar dengan cara menggerakkan anggota tubuh, Tanpa sadar dengan cara menggigil (gerakan yang tidak teratur dan tidak mempunyai tujuan pergerakan tertentu, misalnya saat dingin). Kedua, 1). Memetabolisme jaringan lemak cokelat: jaringan lemak coklet berbeda dengan jaringan lemak putih, jaringan lemak coklet dibungkus oleh selaput yang dipersarafi dengan baik oleh sistem saraf simpatis, jika dirangsang, lemak akan dimetabolisme dalam mitokondria sel lemak, dan panas akan dihasilkan, membutuhkan banyak oksigen sehingga hewan harus meningkatkan pasokan oksigen. 2). Meningkatkan sekresi hormon tiroid (T3 dan T4), hormon yang dapat meningkatkan aktivitas metabolisme dalam sel, 3). Menyerap radiasi panas matahari 4). Menegakkan rambut/bulu sehingga pelepasan panas secara konveksi dapat diperkecil, 5). Mengurangi aliran darah ke organ perifer dengan vasokonstriksi (menyempitkan pembuluh darah), dan 6). Memberikan berbagai tanggapan perilaku

BAB III PENUTUP 3.1.

Kesimpulan Termoregulasi merupakan proses yang terjadi pada hewan untuk mengatur

suhu tubuhnya supaya tetap konstan, paling tidak supaya suhu tubuhnya tidak mengalami perubahan yang terlalu besar. Hewan Endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari dalam tubuh sebagai hasil dari proses metabolisme sel tubuh. Suhu tubuh dipertahankan agar tetap konstan, walaupun suhu lingkungannya selalu berubah (contoh: burung dan mamalia) dengan cara menyeimbangkan perolehan dan pelepasan panas. 3.2.

Saran Penulis mengetahui bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak

kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran, kritik, maupun petunjuk dari segala pihak untuk menyempurnakan laporan yang penulis sajikan ini.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2019. Keseimbangan Panas pada Hewan. http://www. blogspot.com,diakses pada tanggal 09/12/2018. Anonim. 2019. Termoregulasi. http://wordpress.com, diakses pada tanggal 09/12/2018. Anonim. 2019. Pengaturan Suhu Tubuh. http://bima.ipb.ac.id. diakses pada tanggal 09/12/2018.

More Documents from "Adi Ineng"