Makalah_sosial_budaya.docx

  • Uploaded by: yuma
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah_sosial_budaya.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,429
  • Pages: 13
MAKALAH SOSIAL BUDAYA WAWASAN KEMARITIMAN

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN UNIVERSITAS HALUOLEO

DISUSUN OLEH : 1. YUMA ADHITYA PUTRA

R1D1 18 062

2. FENY AFRIANI

R1D1 18 063

3. MUH. RIJAL SIRAATH

R1D1 18 064

4. IDIN TABARA

R1D1 18 066

5. AWALIANTI SUDARMONO

R1D1 18 067

6. EKO RIVALDI SIDUPA

R1D1 18 068

KENDARI 2018

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu yang hidup bermasyarakat selama ia hidup pasti mengalami perubahan-perubahan, perubahan dalam arti yang tidak mencolok atau tidak menarik, perubahan yang bersifat terbatas maupun yang tidak menarik, perubahan yang bersifat terbatas maupun yang luas, serta ada pula perubahan yang lambat sekali, tetapi itu ada juga yang berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan pada masyarakat atau individu hanya akan dapat dilihat apabila seseorang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan

susunan

kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-perubahan pada masyarakat tentu dapat mengenali nilainilai sosial, norma-norma sosial, pola-pola prilaku organisasi, susunan lembaga kemasyarakatan, lapisan-lapisan dalam masyarakat, kekeuasaan dan wewenang, interaksi sosial dan lain sebagainya. Masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami masa pancaroba yang amat dahsyat sebagai akibat tuntutan reformasi secara menyeluruh. Sedang tuntutan reformasi itu berpangkal pada kegiatan pembangunan nasional yang menerapkan teknologi maju untuk mempercepat pelaksanaannya. Di lain pihak, tanpa disadari, penerapan teknologi maju itu menuntut acuan nilai-nilai budaya, masyarakat Indonesia yang majemuk dengan multi kulturalnya itu seolah-olah mengalami kelimbungan dalam menata kembali tatanan sosial, politik dan kebudayaan dewasa ini. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Keragaman Sosial Budaya? 2. Bagaimana Interaksi Sosial Budaya? 3. Bagaimana Pembangunan Sosial Budaya? 4. Bagaimana Perubahan Sosial Budaya? 5. Bagaimana Posisi wilayah ASEAN dalam politik, ekonomi, Sosial Budaya?

2

BAB II PEMBAHASAN A. Keragaman Sosial Budaya Keragaman sosial budaya merupakan aset yang sangat penting untuk pembangunan nasional karena itu pemerintah harus mampu mengelola kekayaan sosial budaya ini secara maksimal dengan melibatkan semua komponen

masyarakat

yang

bersentuhan

langsung

dengan

budaya

(culture) setempat untuk meningkatkan kesejahteraan umum. Agar pengelolaan ini dapat dilakukan dengan baik maka diperlukan sebuah kelembagaan yang mengatur dan mewadahi keragaman sosial budaya tersebut. Fungsi dan peran kelembagaan ini sudah mulai berjalan dengan baik. Di beberapa tempat di Indonesia, pemerintah daerah sering mementaskan beberapa atraksi budaya daerah, sebagai salah satu upaya mengembangkan budaya-budaya setempat. Di sisi lain atraksi budaya ini sekaligus merupakan promosi wisata untuk menarik orang berkunjung ke tempat tersebut. Orang-orang asing banyak datang ke seluruh daerah di Indonesia selain alasan keindahan panorama alam juga karena daya tarik dari kemajemukan sosial budaya ini. Masyarakat dan wisatawan asing sangat menyukai keragaman seni dan budaya bangsa Indonesia. Terkait dengan materi kita ini, kita kan melihat fungsi dan peran beberapa lembaga dalam mengelola keragaman sosial budaya untuk mewujudkan pembangunan nasional. Berikut beberapa fungsi dan peran beberapa lembaga yang dimaksud. B. Interaksi Sosial Budaya Sifat atau karakteristik sosial budaya masyarakat yang berbeda pada setiap daerah di Indonesia menyebabkan perbedaan bentuk interaksi atau hubungan sosialnya pula.

3

Perbedaan ini dapat kita lihat pada aspek seni, budaya dan politik. Di mana perbedaan-perbedaan ini pula yang akan memperluas hubungan atau interaksi yang dilakukan, tidak hanya lokal saja tapi sudah merambah pada hubungan antar daerah. Pastinya dalam berinteraksi tersebut mempunyai efek atau pengaruh terhadap pembangunan nasional. Efek ini bisa bersifat mendukung pembangunan nasional dan bisa pula menghambat terjadinya pembangunan nasional. Hal ini mungkin saja terjadi, karena dalam interaksi yang dilakukan dalam masyarakat tidak hanya dapat berjalan dengan baik dan lancar saja, tetapi juga sering terjadi pertentangan dan perpecahan yang dapat menghambat lajunya perekonomian dan pembangunan. Sebagai makhluk sosial dan sekaligus sebagai makhluk ekonomi, manusia tidak mungkin lepas dari interaksi ini. Setiap orang memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda untuk mendukung kehidupannya. Untuk memenuhi semua ini, manusia tidak mungkin mampu memenuhinya sendiri karena itu dia butuh dengan orang lain. Karena inilah kemudian yang mendorong terjadinya interaksi tadi. Interaksi yang terjadi antar manusia, dibedakan menjadi tiga yaitu: 1. Interaksi yang dilakukan antara individu yang satu dengan individu yang lainnya. 2. Interaksi yang terjadi antara seorang indivu dengan kelompok. Contoh sederhana dari interaksi ini adalah hubungan antara seorang guru yang mengajar dihadapan sekelompok murid di dalam kelas. 3. Interaksi yang dilakukan antara kelompok dengan kelompok lainnya. Seperti pertandingan sepak bola antara tim kesebelasan Arema melawan tim kesebalasan Persebaya. Berinteraksi pada dasarnya dimaksudkan untuk mencapai tujuan bersama dengan cara saling memahami dan membantu antara orang-orang yang terlibat dalam interaksi tersebut.

4

Tapi seperti yang telah kita singgung di atas tidak semua interaksi itu berjalan dengan mulus yang di landasi dengan kebersamaan dan persatuan , sehingga sering terjadi gesekan-gesekan kepentingan yang mengarah pada permusuhan dan pertentangan, bahkan dalam skala yang lebih luas seperti hubungan antar negara dapat menyebabkan pecahnya perang. Interaksi yang mengarah kepada kebersamaan disebut dengan interaksi yang bersifat asosiatif, sedangkan yang menuju pertentangan dan permusuhan disebut dengan interaksi yang bersifat dissosiatif. C. Pembangunan Sosial Budaya Siagian (1994) memberikan pengertian tentang pembangunan sebagai “Suatu usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang berencana dan dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah, menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa (nation building)”. Menurut Enda (2010), sosial adalah cara tentang bagaimana para individu saling berhubungan. Sedangkan menurut Daryanto (1998), sosial merupakan sesuatu yang menyangkut aspek hidup masyarakat. Namun jika di lihat dari asal katanya, sosial berasal dari kata ”socius” yang berarti segala sesuatu yang lahir, tumbuh dan berkembang dalam kehidupan secara bersamasama. Budaya atau kebudayaan berasal

dari bahasa

Sanskerta

yaitu

buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari Indonesia. buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata LatinColere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia. Jadi budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi dan merupakan system pengetahuan yang meliputi system ide atau

5

gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia.Kebudayaan merupakan keseluruhan cara hidup masyarakat yang perwujudannya tampak pada tingkah laku para anggotanya. kebudayaan tercipta oleh banyak faktor organ biologis manusia, lingkungan alam, lingkungan sejarah, dan lingkungan psikologisnya. Masyarakat Budaya membentuk pola budaya sekitar satu atau beberapa fokus budaya. Fokus budaya dapat berupa nilai misalnya keagamaan, ekonomi, ideologi dan sebagainya. Jadi pembangunan sosial budaya sebagai suatu proses perubahan sosial budaya

terencana

yang

dirancang

untuk

meningkatkan

taraf

hidup masyarakat, dimana pembangunan dilakukan saling melengkapi proses pembangunan ekonomi. D. Perubahan Sosial Budaya Perubahan sosial budaya adalah perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, mencakup perubahan budaya yang di dalamnya terdapat perubahan nilai-nilai dan tata cara kehidupan dari tradisional menjadi modern. Max Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakats ebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku Sociological Writings). Sedangkan W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku Sociology in Changing World). Perubahan sosial budaya dapat bersumber pada pengalaman baru, pengetahuan baru, penemuan baru, persepsi dan konsepsi baru, serta teknologi baru, sehingga menuntut penyesuaian cara hidup serta kebiasaan masyarakat pada situasi yang baru. Di dalamnya terjadi juga perubahan sistem nilai budaya, sikap mental demi terciptanya keseimbangan, dan integrasi terhadap sistem nilai budaya. 1. Proses Perubahan Sosial Budaya Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat umumnya dilakukan melalui akulturasi, asimilasi, dan difusi.

6

a. Akulturasi Akulturasi adalah proses bertemunya dua budaya atau lebih di mana unsur-unsur budaya lama atau asli masih terlihat dan tidak hilang. Misalnya, proses percampuran budaya Jawa dengan budaya Islam yang saling memengaruhi. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa akulturasi adalah proses masuknya pengaruh budaya asing ke dalam suatu masyarakat di mana sebagian masyarakat menyerap secara selektif dan sebagian lain berusaha menolaknya. b. Asimilasi Proses bertemunya dua budaya atau lebih yang bercampur menjadi satu dalam bentuk budaya baru, sementara budaya aslinya tidak tampak disebut asimilasi. Proses asimilasi berlangsung secara intensif dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga unsur-unsur dan wujud tiap budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya yang lebih dinamis. Asimilasi berbeda dengan akulturasi. Dalam akulturasi, setiap budaya masih memiliki identitas konkret, sedangkan dalam asimilasi, identitas budaya dari setiap budaya asli yang mengalami kontak budaya lebur menjadi unsur dan wujud budaya baru yang jauh berbeda dengan budaya aslinya. c. Difusi Difusi adalah proses penyebaran atau perembesan suatu unsur budaya dari seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kelompok masyarakat ke kelompok masyarakat lainnya. Prinsip yang pertama dari difusi adalah unsur-unsur kebudayaan itu pertama-tama akan diambil alih masyarakat yang paling dekat hubungannya atau letaknya paling dekat dari sumbernya. Baru kemudian, kebudayaan baru tersebut diambil oleh masyarakat yang jauh hubungan atau letaknya jauh dari sumber unsur budaya baru.

7

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor pendorong maupun faktor penghambat. a. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya Beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya antara lain sebagai berikut. 1)

Kontak dengan kebudayaan lain.

2)

Sistem pendidikan yang maju.

3)

Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan kuat untuk maju.

4)

Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.

5)

Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka.

6)

Keadaan masyarakat yang majemuk.

7)

Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.

8)

Orientasi hidup ke masa depan.

9)

Senantiasa ada keinginan untuk memperbaiki tingkat kehidupan, artinya tidak mudah menyerah pada keadaan.

b. Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya Kamu sudah tahu faktor apa saja yang menjadi pendorong perubahan sosial budaya. Nah, tahukah kamu, faktor apa saja yang menjadi penghambat perubahan sosial budaya? Sekarang, kamu akan belajar beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat perubahan (rasistance to change) sosial budaya dalam masyarakat yaitu sebagai berikut. 1)

Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.

2)

Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.

3)

Sikap masyarakat yang sangat tradisional.

4)

Dalam masyarakat terdapat kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest).

8

5)

Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.

6)

Rasa takut akan terjadi keguncangan integrasi.

7)

Adanya hambatan yang bersifat ideologis.

8)

Hambatan yang bersifat adat dan kebiasaan.

9)

Adanya anggapan bahwa pada hakikatnya hidup ini buruk dan tidak mungkin diperbaiki. Semoga penjelasan di atas tentang Perubahan Sosial Budaya di

atas bisa menambah wawasan sobat sekalian dan tentunya bisa bermanfaat. Apabila ada kesalahan baik berupa penulisan maupun pembahasan, mohon kiranya kritik dan saran yang membangun untuk kemajuan bersama. E. Posisi Wilayah ASEAN dalam Politik, Ekonomi, Sosial Budaya 1. Ditinjau dari Aspek Politis Jika didasarkan pada kedudukannya, Asia Tenggara terletak di antara tiga benua besar diantaranya yakni Amerika, Asia, dan Australia. Posisi tersebut membuat Asia Tenggara menjadi kawasan serta akses terbuka bagi masuknya pengaruh berbagai macam politik kepentingan dari ketiga negara-negara yang besar yang mendominasi di ketiga benua tersebut. Sejarah membuktikan bahwa sampai pertengahan abad XX, kesemua negara di wilayah Asia Tenggara kecuali Thailand, merupakan kawasan yang selalu bergolak dan merupakan bekas jajahan Belanda, Spanyol, Portugis dan negara-negara lainnya. Belanda dengan VOC nya di abad XVI, memproklamirkan daerah jajahannya atas wilayah Netherlands Indie. Sejak tahun 1945, Netherlands Indie atau Hindia Belanda melalui berbagai perang kemerdekaan berganti menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di Myanmar dan Malaya pada abad XIX, Inggris menduduki kekuasaan pemerintahan di kedua negara tersebut. Di lain tempat Prancis menduduki pemerintahan Indo-Cina. Selanjutnya pada Perang Asia Timur Raya, wilayah Asia tenggara terkecuali negara Thailand, diduduki oleh tentara negara Jepang.

9

Semenjak usainya Perang Dunia II, banyak negara di Asia Tenggara memproklamirkan kemerdekaannya masing-masing. Satu per satu negara di Asia tenggara memperoleh kemerdekaan dengan jalannya masingmasing. Kebanyakan dari negara-negara Asia Tenggara mendapatkan kemerdekaannya melalui jalan diplomasi dan peperangan. 2. Ditinjau dari Aspek Ekonomi Asia Tenggara memiliki letak yang begitu strategis bagi akses lalu lintas perdagangan antar Benua, yakni benua Australia, Asia, dan Amerika. Hal tersebut berdampak pada meningkatnya keuntungan ekonomis pada kawasan ini. Ditambah lagi negara-negara di kawasan Asia Tenggara tengah menghadapi banyak persoalan ekonomi yang kompleks. Keuntungan strategis ini dapat menjadi sebuah solusi alternatif dalam upaya

masing-masing

negara

dalam

rangka

meningkatkan

taraf

perekonomiannya. Di kawasan Asia Tenggara, hanya sedikit dari sekian banyak negara yang telah mampu mengatasi permasalahan perekonomian negaranya, selebihnya masih membutuhkan bantuan dari PBB dan badan donasi dunia. Negara-negara Asia Tenggara telah berupaya menghadapi persoalan ini dengan membentuk sebuah organisasi internasional lingkup asia Tenggara yakni ASEAN (Association of South East Asia Nations). 3. Ditinjau dari Aspek Sosial Budaya Kawasan Asia tenggara berdasarkan letaknya, pernah menjadi wadah percampuran dari pengaruh-pengaruh kebudayaan pokok dalam fakta sejarah. Termasuk juga pengaruh dari para penyebar agama yang mengemban misi untuk menyebarkan paham-paham agama masingmasing. Tentu saja yang menjadi objek sasarannya secara umum ialah warga masyarakat. Selama berabad-abad kebudayaan bangsa India dan Cina telah memberi pengaruh kebudayaan pada kawasan ini. Sedikit banyak kebudayaan adat serta kebiasaan bangsa-bangsa Asia Tenggara dipengaruhi oleh kebudayaan serta adat istiadat Arab, Timur Tengah, dan juga Eropa. Pengaruh kebudayaan Jepang juga turut memengaruhi wilayah kawasan ini dikarenakan sebagian besar wilayah kawasan Asia Tenggara

10

pernah diduduki oleh pemerintahan militer negara Jepang dalam jangka waktu beberapa tahun. Keseluruhan dari pengaruh-pengaruh kebudayaan asing ini mengakibatkan adanya sebuah integrasi kebudayaan antar berbagai adat dan kebiasaan. Walau demikian adanya, yang terlihat mendominasi dalam kehidupan warga masyarakat Asia tenggara saat ini ialah kebudayaan serta adat istiadat asli dari daerah mereka masingmasing.

11

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Indonesia memiliki kekayaan berupa keragaman budaya dan suku. Keragaman budaya merupakan aset bangsa yang dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai aktivitas ekonomi, sosial, budaya. Sebagai penduduk Indonesia, kamu harus bangga dengan kekayaan bangsa kita dengan menghargai situs-situs peninggalan budaya bangsa. Pembangunan bidang sosial budaya merupakan hal yang tidak mudah, karena terkait dengan persoalan filsafat hidup bangsa, pandangan hidup masyarakat, persepsi, cara berfikir, sistem nilai dan orientasi pada masyarakat. Sasaran dari pembangunan bidang sosial budaya adalah membangun negara bangsa sehingga menjadi negara modern tanpa kehilangan jati dirinya. Pembangunan aspek tersebut karena berorientasi pada masyarakat maka harus dikategorisasikan dalam tiga kelompok Golongan masyarakat yaitu golongan tradisional, golongan modernis dan golongan ambivalen. Golongan masyarakat yang tradisional cenderung menolak modernisasi karena menganggap bahwa modernisasi lebih dekat pada proses “westernisasi”, berorientasi masa lalu dan tingkat pendidikan yang masih rendah. Golongan modernis adalah golongan yang telah mendapatkan pendidikan , terutama pendidikan tinggi, memiliki wawasan luas, dan berorientasi masa depan. Sedangkan Golongan ambivalen berorientasi masa sekarang, dan tidak mau bertanggung jawab dan mengambil resiko dari modernisasi. B. Saran Saran yang dapat kami sampaikan kepada pembaca adalah, seringlah menjaga hubungan dengan makhluk sosial lainnya agar tercipta lingkungan yang harmonis dan mencintai budaya sendiri karena, kalau bukan kita yang mencintai budaya sendiri siapa lagi, melestarikan budaya awalnya yaitu dengan menyukai budaya itu sendiri.

12

DAFTAR PUSTAKA Dewi, Nurmala, 2009, Geografi Untuk SMA dan MA kelas XII, Jakarta, CV Epsilon Grup. Buku Pegangan Siswa IPS Kelas VIII Semester 2 Kurikulum 2013. Cetakan 2014. Depdiknas. Sudarmi, Sri dan Waluyo, 2008. Galeri Pengetahuan Sosial Terpadu 2: Untuk SMP/MTS Kelas VIII. Maryanto (ed.). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

13

More Documents from "yuma"