PENGERTIAN SISTEM REPRODUKSI
Sistem reproduksi adalah suatu rangkaian dan interaksi organ dan zat dalam organisme yang dipergunakan untuk berkembang biak. Sistem reproduksi pada suatu organisme berbeda antara jantan dan betina. Reproduksi adalah cara dasar mempertahankan diri yang dilakukan oleh semua bentuk kehidupan; setiap individu organisme ada sebagai hasil dari suatu proses reproduksi oleh pendahulunya. Cara reproduksi secara umum dibagi menjadi dua jenis: seksual dan aseksual. Dalam reproduksi aseksual, suatu individu dapat melakukan reproduksi tanpa keterlibatan individu lain dari spesies yang sama. Pembelahan sel bakteri menjadi dua sel anak adalah contoh dari reproduksi aseksual. Walaupun demikian, reproduksi aseksual tidak dibatasi kepada organisme bersel satu. Kebanyakan tumbuhan juga memiliki kemampuan untuk melakukan reproduksi aseksual. Reproduksi seksual membutuhkan keterlibatan dua individu, biasanya dari jenis kelamin yang berbeda. Reproduksi manusia normal adalah contoh umum reproduksi seksual. Secara umum, organisme yang lebih kompleks melakukan reproduksi secara seksual, sedangkan organisme yang lebih sederhana, biasanya satu sel, bereproduksi secara aseksual.
A. SISTEM REPRODUKSI PADA MANUSIA Pada manusia,reproduksi hanya berlangsung secara seksusal, sistem reproduksinya dibedakan menjadi organ reproduksi pria dan wanita.
1. Organ reproduksi pria
1
Sistem reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi yang berfungsi menghasilkan gamet jantan (spermatozoa). Berdasarkan letaknya, organ reproduksi pria di bedakan menjadi organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.
a. Organ reproduksi dalam
Organ reproduksi dalam pada pria terdiri atas testis, saluran reproduksi, dan klenjar klamin. 1) Testis Berjumlah sepasang, dan berbentuk bulat telur. Organ ini tersimpan dalam suatu kantung pelindung yang disebut skrotum (kantong buah zakar) dan terletak diluar rongga perut, berfungsi untuk menghasilkan selkelamin jantan (spermatozoa) dan juga hormon kelamin jantan yaitu testosteron. Testis banyak mengandung pembuluh halus disebut tubulus seminiferus. 2
2) Saluran reproduksi, terdiri atas: -
Epididimis, yaitu saluran panjang berkelok-kelok yang terdapat di dalam skrotum
yang keluar dari testis. Setiap testis mempunyai satu epididimis, sehingga jumlahnya sepasang, kanan dan kiri. Saluran ini panjang dan berbelok-belok di dalam skrotum. Di dalam epididimis ini sperma disimpan untuk sementara dan menjadi matang sehingga dapat bergerak. - Vas deferens, yaitu saluran yang merupakan lanjutan dari epididimis. Bagian ujung saluran ini terdapat di dalam kelenjar prostata. Fungsi vas deferens ialah sebagai jalan sperma dari epididimis ke kantung sperma (vesicula seminalis).
3) Kelenjar kelamin Di samping saluran kelamin, alat kelamin dilengkapi dengan kelenjar kelamin, yang bertugas menghasilkan sekrit (getah) yaitu: - Vesicula seminalis (kantung sperma): berjumlah sepasang, dan menjadi satu kantong. Dindingnya dapat menghasilkan cairan berwarna kekuningan yang banyak mengandung makanan untuk sperma. - Kelenjar prostat:
getah yang dihasilkan dialirkan ke saluran sperma.
- Kelenjar bulbo uretra: menghasilkan getah - Kelenjar Cowper: terdapat pada pangkal urethra. Getah yang diproduksi berupa lendir dan dialirkan ke urethra. Sperma bersama getah yang diproduksi oleh kelenjar kelamin tadi akan membentuk suatu komponen yang disebut semen. Semen ini akan dipancarkan keluar melalui uretra yang terdapat di dalam penis (alat kelamin luar pria). 4) Urethra Urethra ialah saluran yang terdapat di dalam penis yang mempunyai dua fungsi, yaitu: - sebagai saluran urine dari kandung kemih (vesica urinaria) keluar tubuh - sebagai saluran untuk jalannya semen dari kantong semen.
3
b. Organ reproduksi luar. Organ reproduksi luar pada pria terdiri daro skrotum dan penis. 1) Sekrotum Sekrotum adalah kantung yang di dalamnya terdapat organ reproduksi pria,yaitu testis. 2) Penis Merupakan organ yang berperan untuk kopulasi (persetubuhan). Kopulasi adalah hubungan kelamin (senggama) antara pria dan wanita yang bertujuan untuk memindahkan semen ke dalam rahim wanita. Dari dalam penis terdapat uretra berupa saluran yang dikelilingi oleh jaringan yang banyak mengandung rongga darah (korpus cavernosum). Apabila karena sesuatu hal korpus cavernosum itu penuh berisi darah, maka penis akan tegang dan mengembang disebut ereksi. Hanya dalam keadaan ereksilah penis dapat melakukan tugas sebagai alat kopulasi. Alat reproduksi pada pria mulai berfungsi semenjak masa puber (± 14 tahun) sampai tua selama manusia itu dalam keadaan sehat. Penis tersusun atas tiga jaringan erektil yang berasal dari vena dan kapiler darah, yaitu dua korpus kavernosum penis dan satu korpus kavernosum uretra. Di bagian tengah penis terdapat uretra. Penis ditutupi oleh kulit yang tebal. Gland penis (kepala penis) ditutupi oleh kulit yang disebut preputium. Preputium yang dibuang ketika seorang pria khitanan atau disunat.
2. Organ reproduksi wanita Organ reproduksi wanita terdiri atas organ reproduksi luar dan dalam. a. 1.
Organ reproduksi luar
Celah luar yang disebut vulva.
2. Di sebelah kiri dan kanan celah ini dibatasi oleh sepasang bibir, yaitu bibir besar (labium mayor) dan bibir kecil (labium minor).
4
3.
Di sebelah depan dari vulva terdapat tonjolan yang disebut kelentit (klitoris), yang sejarah terjadinya sama dengan perkembangan penis pada pria.
4.
Ke dalam vulva ini bermuara dua saluran, yaitu saluran urine (urethra) dan saluran kelamin (vagina).
b. 1.
Organ reproduksi dalam
Ovarium (indung telur)
Berjumlah sepasang, kecil, dan alat ini terdapat dalam rongga badan, didaerah pinggang, bentuknya seperti telur. Di dalam ovarium terdapat jaringan kelenjar buntu (kelenjar endokrin) dan jaringan yang membuat sel telur (ovum) yang disebut folikel. 2.
Saluran reproduksi
- Saluran telur (tuba fallopi), berjumlah sepasang, kanan dan kiri. Pada bagian pangkalnya berbentuk corong yang disebut infundibulum. Infundibulum dilengkapi dengan jumbai-jumbai yang berfungsi untuk menangkap sel telur yang telah masak dan lepas dari ovarium. 5
- Rahim (uterus), bertipe simpleks, artinya hanya memiliki satu ruangan. Berbentuk buah pir, dan bagian bawahnya mengecil disebut leher rahim (cervix). Dinding rahim terdiri atas beberapa lapisan otot dan jaringan epitel. Lapisan terdalam yang membatasi rongga rahim terdiri atas jaringan epitel yang disebut endometrium atau selaput rahim. Lapisan ini banyak menghasilkan lendir dan banyak mengandung pembuluh darah. Sebulan sekali, yaitu pada waktu menstruasi (haid), lapisan ini dilepaskan yang diikuti dengan pendarahan. Dinding rahim akan selalu mengalami perubahan ketebalan, dan peristiwanya dipengaruhi oleh hormon. - Vagina, merupakan akhir dari saluran kelamin dalam yang terdapat dalam vulva dan merupakan organ persetubuhan bagi wanita. Karena fungsinya yang penting yakni untuk melahirkan bayi, maka organ ini banyak mempunyai banyak lipatan. Hal ini mempermudah wanita pada waktu melahirkan bayinya, sehingga vagina tersebut tidak sobek. Dinding vagina mempunyai banyak selaput lendir yang berkelenjar, salah satu kelenjar yang penting ialah glandula Bartholini.
Mekanisme produksi ovum dan siklus menstruasi Ovarium seorang wanita mampu memproduksi sel telur setelah masa puber sampai dewasa subur, yaitu berkisar antara umur 12 sampai dengan 50 tahun. Setelah sel telur habis diovulasikan, maka seorang wanita tidak lagi mengalami menstruasi (haid), dan disebut masa menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena berkurangnya produksi hormon kelamin. Mekanisme produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan hipofisis. Mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi adalah sebagai berikut. -
Kelenjar
hipofisis
menghasilkan
hormon FSH
(Follicle
Stimulating
Hormone). Hormon ini berfungsi untuk memacu pembentukan folikel dalam ovarium. 6
-
Folikel yang sedang tumbuh tersebut memproduksi hormon estrogen. Fungsi
hormon estrogen ialah:
merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim
menghambat produksi FSH oleh pituitari
memacu
pituitari
untuk
memproduksi
hormon LH
(Luteinizing
Hormone). Keluarnya LH dari hipofisis menyebabkan telur masak, dan keluar dari dalam folikel, peristiwa inilah yang disebutovulasi. -
Setelah telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi
badan berwarna kuning yang disebut korpus luteum. Dan sekarang tidak mampu memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu memproduksi hormon progesteron. Hormon
progesteron
berfungsi
untuk
mempercepat
dan
mempertahankan
pertumbuhan endometrium. - Bila sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, akibatnya aktivitas hipofisis untuk memproduksi LH juga menurun. Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi progesteron. Tidak adanya progesteron dalam darah menyebabkan penebalan dinding rahim tidak dapat dipertahankan, selanjutnya akan luruh dan terjadilah pendarahan. Inilah yang disebut menstruasi. - Bila terjadi pembuahan sel telur oleh sperma, maka zigot yang terbentuk akan melakukan nidasi / transplantasi (penanaman diri) pada endometrium. Zigot akan berkembang menjadi embrio, terus menjadi janin. Selanjutnya placenta janin yang terbentuk akan menghasilkan HCG (Human Chorionic Gonadotropic)yang akan menggantikan peran progesteron. Janin ini mendapat makanan dari tubuh induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari / tembuni). Selaput pembungkus embrio terdiri dari amnion, korion, sakus vitelinus dan alantois.
7
Sakus vitelinus (kantong kuning telur) terletak di antara amnion dan plasenta, merupakan tempat pembentukan sel-sel darah dan pembuluh-pembuluh darah yang pertama. Selaput-selaput tersebut berfungsi untuk:
Melindungi embrio terhadap kekeringan dan goncangan-goncangan.
Membantu
proses
pernapasan,
ekskresi
dan
fungsi-fungsi
penting
lainnyaselama kehidupannya didalam rahim. Amnion Merupakan selaput yang membatasi ruangan amnion di mana terdapat embrio. Dinding amnion menghasilkan cairan berupa air ketuban yang berguna untuk menjaga agar embrio tetap basah dan tahan goncangan. Korion Merupakan selaput yang terdapat di sebelah luar amnion. Korion dan alantois akan tumbuh keluar membentuk jonjot dan berhubungan dengan dinding rahim. Jonjotjonjot korion menempel pada dinding rahim. Di dalamnya terdapat pembuluhpembuluh darah yang berhubungan dengan peredaran darah ibu dengan perantaraan plasenta. Alantois Terletak di dalam tali pusat. Jaringan epitelnya menghilang dan yang menetap adalah pembuluh-pembuluh darahnya yang berfungsi untuk menghubungkan sirkulasi embrio dengan plasenta. Plasenta dengan embrio dihubungkan oleh tali pusat. Di dalamnya terdapat 2 buah pembuluh nadi dan sebuah pembuluh balik yang berhubungan dengan pembuluh-pembuluh darah di dalam plasenta. Zat makanan dan oksigen dari pembuluh darah induknya melalui plasenta ke tali pusat dan selanjutnya ke pembuluh darah embrio. Sedang zat sisa metabolisma dan CO2 dari pembuluh darah embrio, ke tali pusat, terus ke plasenta, dan akhirnya dialirkan ke pembuluh darah ibu. Bila pertumbuhan dan perkembangan janin telah sempurna, janin akan keluar melalui vagina. Selubung janin akan pecah, diikuti keluarnya plasenta.
8
B. Mekanisme pembentukan gamet (Gametogenesisi) Gamet jantan dibentuk di dalam testis pada skrotum, sedangkan gamet betinadibentuk didalam ovarium. Pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis danpembentukan gamet betina disebut oogesis.
C. Mekanisme Spermatogenesis Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis. Padatubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau spermatogonium, selSertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa juga sel Leydig yang terdapat di antaratubulus seminiferus yang berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukanspermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormone.Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle StimulatingHormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH merangsang sel Leydiguntuk menghasilkan hormon
testosteron.
Pada
masa
memacutumbuhnya sifat kelamin sekunder. 9
pubertas,
androgen/testosteron
FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein)yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses spermatogenesis. Prosespemasakan
spermatosit menjadi
spermatozoa
disebut spermiogenesis.
Spermiogenesis terjadidi dalam epididimis dan membutuhkan waktu selama 2 hari.Proses
Spermatogenesis
:Spermatogonium
berkembang
menjadi
sel
spermatosit primer. Sel spermatosit primerbermiosis menghasilkan spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagimenghasilkan spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bilaspermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding ProteinTestosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis agar menghentikan sekresi FSH dan LH.Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan yang dihasilkanoleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjarkelenjar tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktuejakulasi, seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 - 400 juta sel spermatozoa.
Mekanisme OogenesisDi dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium. Oogonium akanberkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan oosit primer dalam fase profase padapembelahan meiosis. Oosit primer kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.Pada masa pubertas terjadilah oogenesis.Oosit primer membelah secara meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Selyang lebih kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2 badanpolar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan pembelahan meiosis kedua yangmenghasilkan ovum tunggal dan badan polar kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badanpolar kedua
Pengaruh Hormon dalam OogenesisKelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-selfolikel di sekeliling ovum. Ovum 10
yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebutFolikel Graaf, Folikel
Graaf
menghasilkan
hormon
estrogen.
Hormon
estrogen
merangsangkelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH merangsang terjadinyaovulasi.Selanjutnya
folikel
yang sudah
kosong
dirangsang oleh LH untuk menjadi badankuning atau korpus luteum. Korpus luteum
kemudian
menghasilkan
hormon
progresteronyang
berfungsi
menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil danhilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali. Catatan :Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan spermatozoadapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai umur sekitar 45 - 5Otahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selamahidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribusampai 1 juta oosit primer.Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu ovariumnya. Bila seltelur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasiterjadi secara perfodik satu bulan sekali. Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovumkarena sudah habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudianterhenti sama sekali. Masa ini disebut menopause. D. Siklus menstruasi Setiap wanita pasti mengalami menstruasi. Menstruasi biasanya dimulai pada masa pubertas (puber) dan biasanya terjadi di usia 11 tahun dan berakhir hingga masa monopouse. Menstruasi mengacu pada pengeluaran secara rutin darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dinding rahim. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan dan terjadi setiap bulannya secara rutin kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi terjadi secara terus-menerus setiap bulannya itu disebut siklus menstruasi. 11
Normalnya, Menstruasi berlangsung selama 3–7 hari. Menstruasi yang pertama kali (menarke) sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bias juga terjadi pada usia dibawah 11 thn atau bahkan lebih dari usia 11 tahun misalnya saja usia 16 th. Hari pertama terjadinya pendarahan dihitung sebagai awal menstruasi (hari ke 1). Siklus berakhir tepat sebelum siklus mens berikutnya. Hampir dari 90 % siklus menstruasi pada wanita berkisar antara 25–35 hari dan hanya 10–15 % wanita yang memiliki tidak teratur yaitu siklus 28 hari, hal ini merupakan indikasi bahwa adanya permasalahan pada kesuburan.
Siklus Mentruasi Terdiri Dari 3 Fase: 1. Fase Folikuler Diawali dari hari pertama saat menstruasi sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Disebut fase folikuler karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikuler di dalam ovarium. Pada pertengahan fase folikuler kadar FSH sedikit meningkat hingga menyebabkan merangsangnya pertumbuhan sekitar 3 – 30 folikel yang masing – masing mengandung 1 sel telur namun hanya 1 12
folikel yang terus tumbuh dan yang lainnya akan hancur dengan sendirinya. Pada suatu siklus sebagian endometrium dilepaskan sebagao respon terhada[ penurunan kadar hormone estrogen dan prosgesteron.endometrium terdiri dari 3 lapisan, lapisan paling atas dan tengah akan dilepaskan sedangkan lapisan yang paling dasar dipertahankan dan menghasikan sel – sel baru utk kembali membentuk sel – sel yang telah dilepaskan. Darah yang hilang saat menstruasi sebanyak 28 – 283 gram, darah menstruasi biasanya tidak
membeku
kecuali
jika
pendarahannya
sangat
hebat.
2. Fase Ovulatoir Diawali saat kadar LH meningkat dan pada fase ini dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam waktu 16 sampai dengan 32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH. Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan ovarium yang akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. 3.Fase Luteal fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung sekitar 14 hari setelah melepasnya telurnya folikel yang pecah kembali menutup dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah besar progesterone. Progesterone menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai. Setelah 14 hari korpus luteum akan hancur dan siklus yang barui akan dimulai kembali kecuali jika terjadi pembuahan.
. Kelainan dan Penyakit pada Organ Reproduksi Manusia
13
Gangguan Kelainan pada Alat Reproduksi Pria Wanita dapat mengalami gangguan, baik disebabkan oleh kelainan maupun penyakit. Penyakit pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan juga oleh virus ataupun bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan juga penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita. 1. Hipogonadisme Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.
2. Kriptorkidisme Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
3. Uretritis Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
4. Prostatitis Prostatitis adalah peradangan prostat yang sering disertai dengan peradangan pada uretra. Gejalanya berupa pembengkakan yang dapat menghambat uretra sehingga timbul rasa nyeri bila buang air kecil. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri. 14
5. Epididimitis Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
6. Orkitis Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
7. Anorkidisme Anorkidisme adalah penyakit dimana testis hanya bejumlah satu atau tidak ada sama sekali.
8. Hyperthropic prostat Hyperthropic prostat adalah pembesaran kelenjar prostat yang biasanya terjadi pada usia-usia lebih dari 50 tahun. Penyebabnya belum jelas diketahui.
9. Hernia inguinalis Hernia merupakan protusi/penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.
10. Kanker prostat Gejala kanker prostat mirip dengan hyperthropic prostat. Menimbulkan banyak kematian pada pria usia lanjut.
11. Kanker testis Kanker testis adalah pertumbuhan sel-sel ganas di dalam testis (buah zakar), yang bisa menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum (kantung zakar). 15
12. Impotensi Impotensi yaitu ketidakmampuan ereksi ataupun mempertahankan ereksi penis pada pada hubungan kelamin yang normal.
13. Infertilitas (kemandulan) Yaitu ketidakmampuan menghasilkan ketururan. Infertilitas dapat disebabkan faktor di pihak pria maupun pihak wanita. Pada pria infertilitas didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengfertilisasi ovum. Hal ini dapat disebabkan oleh: - Gangguan spermatogenesis, misalnya karena testis terkena sinar radio aktif, terkena racun, infeksi, atau gangguan hormon - Tersumbatnya saluran sperma - Jumlah sperma yang disalurkan terlalu sedikit
14. Gangguan menstruasi Gangguan menstruasi pada wanita dibedakan menjadi dua jenis, yaitu amenore primer dan amenore sekunder. Amenore primer adalah tidak terjadinya menstruasi sampai usia 17 tahun dengan atau tanpa perkembangan seksual. Amenore sekunder adalah tidak terjadinya menstruasi selama 3 – 6 bulan atau lebih pada orang yang tengah mengalami siklus menstruasi.
15. Kanker vagina Kanker vagina tidak diketahui penyebabnya tetapi kemungkinan terjadi karena iritasi yang diantaranya disebabkan oleh virus. Pengobatannya antara lain dengan kemoterapi dan bedah laser.
16. Kanker serviks
16
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel abnormal tumbuh di seluruh lapisan epitel serviks. Penanganannya dilakukan dengan mengangkat uterus, oviduk, ovarium, sepertiga bagian atas vagina dan kelenjar limfe panggul.
17. Kanker ovarium Kanker ovarium memiliki gejala yang tidak jelas. Dapat berupa rasa berat pada panggul, perubahan fungsi saluran pencernaan atau mengalami pendarahan vagina abnormal. Penanganan dapat dilakukan dengan pembedahan dan kemoterapi.
18. Kanker rahim Kanker rahim (uterus) atau yang sebenarnya adalah kanker jaringan endometrium adalah kanker yang sering terjadi di endometrium, tempat dimana janin tumbuh, sering terjadi pada wanita usia 60-70 tahun.
19. Kanker payudara Yaitu tumor yang bersifat ganas. Kanker payudara banyak terdapat pada wanita yang telah menopause. Pengobatannya dengan operasi, sinar radio aktif, dan obatobatan.
20. Fibroadenoma Yaitu tumor yang bersifat jinak. Gejalanya berupa benjolan kenyal pada payudara. Pengobatannya dengan operasi.
21. Endometriosis Endometriosis adalah keadaan dimana jaringan endometrium terdapat di luar uterus, yaitu dapat tumbuh di sekitar ovarium, oviduk atau jauh di luar uterus, misalnya di paru-paru. Gejala endometriosis berupa nyeri perut, pinggang terasa sakit 17
dan nyeri pada masa menstruasi. Jika tidak ditangani, endometriosis dapat menyebabkan sulit terjadi kehamilan. Penanganannya dapat dilakukan dengan pemberian obat-obatan, laparoskopi atau bedah laser.
22. Infeksi vagina Gejala awal infeksi vagina berupa keputihan dan timbul gatal-gatal. Infeksi vagina menyerang wanita usia produktif. Penyebabnya antara lain akibat hubungan kelamin, terutama bila suami terkena infeksi, jamur atau bakteri.
23. Condyloma Yaitu tumbuhnya bejolan keras berbungkul seperti bunga kol atau jengger ayam atau dikenal sebagai kutil kelamin. Kutil kelamin atau condyloma merupakan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh human papilloma virus (HPV), atau virus yang menyebabkan keganasan pada jaringan. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung secara seksual dengan penderita HPV lainnya. Penyakit ini ditemukan di seputar alat kelamin bagian luar, di dalam liang vagina, di sekitar anus, hingga mulut rahim. Jika sampai menginfeksi leher rahim, dapat menyebabkan kanker mulut rahim atau kanker serviks. Kutil kelamin dapat diobati dengan obat oles, suntik, maupun tindakan operasi. Untuk tindakan operatif dapat dilakukan dengan menggunakan alat kotter (pemotong) oleh tenaga medis. Pengobatan bisa dilakukan dengan obat topikal (oles).
24. Bartolinitis Yaitu
infeksi
pada
kelenjar
bartolin.
Bartolinitis
dapat
menimbulkan
pembengkakan pada alat kelamin luar wanita. Biasanya, pembengkakan disertai dengan rasa nyeri hebat bahkan sampai tak bisa berjalan. Juga dapat disertai demam, seiring pembengkakan pada kelamin yang memerah. Bartolinitis disebabkan oleh infeksi kuman pada kelenjar bartolin yang terletak di bagian dalam vagina agak keluar. Penyakit ini disebabkan oleh Chlamydia, Gonorrhea, dsb. Bartolinitis dapat 18
menyumbat mulut kelenjar tempat diproduksinya cairan pelumas vagina. Akibat penyumbatan ini, lama kelamaan cairan memenuhi kantong kelenjar sehingga disebut sebagai kista (kantong berisi cairan). Untuk mengatasinya, pemberian antibiotik untuk mengurangi radang dan pembengkakan. Jika terus berlanjut, dokter akan melakukan tindakan operatif untuk mengangkat kelenjar yang membengkak. 25. Vulvovaginatis Merupakan suatu peradangan pada vulva dan vagina yang sering menimbulkan gejala keputihan (flour albus) yaitu keluarnya cairan putih/putih kehijauan dari vagina. Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme misalnya Gardnerella vagimalis, Trichomonas vaginalis, Candida albicans, virus herpes, Candyloma accuminata, dll.
26. Candidiasis / keputihan Yaitu munculnya gumpalan seperti endapan susu berwarna putih. Disebabkan karena infeksi jamur Candida albicans. Keputihan ini dapat muncul akibat ketidakseimbangan hormonal yang disebabkan oleh kegemukan, pasca menstruasi, kehamilan, pemakaian alat kontrasepsi hormonal, pengunaan obat-obatan steroid, kondisi organ intim yang terlalu lembap, dan lainnya. Juga bisa merupakan akibat dari gula darah yang tidak terkontrol. Penanganan untuk candidiasis cukup dengan menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim wanita. Peggunaan sabun khusus pembersih vagina dan menjaga agar di bagian intim tak terlalu lembap bisa dilakukan. Namun, jika memang tak tertahankan dan menimbulkan gatal yang amat sangat, dapat diberikan obat antijamur misalnya triazol atau imidazol.
27. Kista ovarium Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium. Cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium.
19
28. Infertilitas (kemandulan) Pada wanita infertilitas disebabkan oleh: - Kerusakan pada ovarium karena infeksi, racun, atau sinar radio aktif sehingga pembentukan ovum terganggu - Penyumbatan pada tuba fallopi - Gangguan sistemik, misalnya gangguan hormon, diabetes mellitus, dsb Sexually Transmitted Disease Selain kelainan-kelainan di atas, ada juga beberapa penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin (Sexually Transmitted Disease), yaitu:
29. Syphilis Syphilis ialah penyakit menular yang disebabkan oleh suatu bakteri berbentuk spiral yaitu Treponema pallidum. Penyakit ini dapat menyerang berbagai organ dalam tubuh, dapat ditularkan melalui hubungan seksual atau badaniah yang intim (misalnya ciuman), melalui transfusi darah, serta melalui plasenta dari ibu ke bayinya.
30. Gonorrhoea Gonorrhoea ialah suatu penyakit akut yang menyerang selaput lendir dari uretra, serviks, rectum, kadang-kadang mata. Penyakit ini disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae.
31. Herpes Simplex Genitalis Merupakan gangguan pada bagian luar kelamin berupa gelembung-gelembung berisi cairan. Gelembung air diakibatkan karena infeksi virus Herpes (HSV2). Gejalanya dapat berupa demam dan menimbulkan sensasi perih bila tersentuh. Bila menginfeksi sampai bagian dalam organ intim wanita, virus ini bisa menyebabkan nyeri sendi hingga rasa pegal di area pinggang. Pengobatan penyakit ini dengan obat 20
antivirus. Pencegahannya dilakukan dengan menjaga daerah organ intim agar tidak terlalu lembap dan tetap bersih.
32. Penyempitan Saluran Telur/ Oviduck Kelainan ini merupakan faktor bawaan, tetapi adapula yang disebabkan karena infeksi kuman tertentu. Saluran oviduk yang sempit akan membuat sperma sulit untuk menjangkau bagian dalam saluran tersebut, sehingga menyebabkan pembuahan sulit terjadi.
33. Gonorhoe (Kencing Nanah) Merupakan
penyakit
kelamin
yang disebabkan
oleh
bakteri
Neisseria
gonorrhoeae. Penyakit kelamin ini bisa menular melalui seks bebas. Gejalanya adalah keluar cairan berwarna putih, rasa nyeri pada saat buang air kecil, pada pria mulut uretra bengkak dan agak merah.
34. HIV (AIDS) Merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga dalam waktu yang lama, penderita tidak memiliki sistem kekebalan tubuh. Akibatnya, penderita dapat terbunuh oleh infeksi penyakit ringan, seperti flu atau tifus.
E. PROSES PERKEMBANGAN EMBRIO Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.
21
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu : 1.Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage)
3 tahapan fase embrionik yaitu : a.Morula Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus. Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat. Morulasi yaitu proses terbentuknya morula
22
b.Blastula Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan. Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. c.Gastrula Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh. Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya. Triploblastik yaitu hewan yang mempunyai 3 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm, mesoderm dan endoderm. Hal ini dimiliki oleh hewan tingkat tinggi seperti Vermes, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata dan semua Vertebrata. Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio, berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula. Contohnya : a.Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera. b.Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren. c.Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo. 23
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya : a.Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam pembentukan kelopak mata. Pertumbuhan dan perkembangan manusia Setelah peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan. HCG membuat hormon keibuan untuk mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi berlanjut. Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari. Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu : 1.Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan. 2.Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat pembuluh darah. 3.Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2. 4.Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat munculnya pembuluh darah yang pertama.
24
Tahapan perkembangan pada masa embrio Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm. Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm. Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram. Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm. Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi). Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi) Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina. Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram. Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirka
25
F. Kelahiran Setelah tumbuh dalam rahaim selama sekitar 40 minggu atau 9bulan 10hari maka bayi siap dilahirkan. Pada proses kelahiran terdapat beberapa hormon yang akan mempermudah jalannya kelahiran, antara lain hormone relaksin, estrogen, prostaklandin, dan oksitosin. Hormone relaksi berpengaruh terhadap peregangan otot pada simpisis kubis. Peningkatan kadar estrogen dan prostaklandin akan menurunkan kadar hormon progesterone yang dapat menghambat kontraksi dinding rahim. Hormone oksitosin akan meningkat kontraksi dinding rahaim.
G. Pemberian Asi Asi merupakan singkatan darai air susu ibu. Asi banyak mengandung taurin,AA,dan DHA. Taurin adalah asam amino yang berfungsi sebagai neurotransmitter dan berperab penting untuk prosespematangan sel otak. Asam dokosaheksaeoat (DHA) dan asam arakidonat (AA) berupa asam lemak tak jenuh rantai panjang yang diperlukan untuk pembentukan optimal sel-sel otak. Jumlah DHA dan AAn dalam asi sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh kelenjar mammae ibu yang berguna sebagai makanan bayinya. Sedangkan ASI eksklusif adalah perilaku dimana hanya memberikan ASI saja sampai umur 6 bulan tanpa makanan minuman lain selain obat (jika sakit).
26
ASI eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan pertama), penambahan makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua tahun pertama (usia 6 bulan ke atas). Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesia berlandaskan keputusan Menteri Kesehatan RI No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004. Ini juga mengacu pada resolusi World Health Assembly (WHA.
2001).
Disitu
dikatakan,
untuk
mencapai
pertumbuhan,
perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi mulai diberi makanan pendamping ASI yang cukup dan aman, dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun. ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif. ASI merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Permasalahan dalam pemberian ASI eksklusif adalah masih rendahnya pemahaman ibu, keluarga dan masyarakat tentang ASI. Kebiasaan memberi makanan atau minuman secara dini pada sebagian masyarakat juga memberi pemicu dari kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif. 27
Di Indonesia, pemberian ASI masih belum optimal, hanya 4% bayi baru lahir yang disusui pada jam pertama kelahiran (26% pada hari yang sama), hanya 39,5% yang menyusui secara eksklusif 0-6 bulan. Rekomendasi WHO menyusui eksklusif pada 6 bulan pertama belum optimal dilaksanakan. Manfaat ASI eksklusif pada 6 bulan pertama Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan tubuh bayi, pertumbuhan dan perkembangannya. ASI emmberi semua energi dan zat gizi (nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit ynag umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran. Beberapa istilah dalam kegiatan pemberian ASI Pemberian ASI eksklusif adalah memberikan asupan kepada bayi sepenuhnya dengan ASI (kecuali vitamin, mineral dan obat tertentu, ASI yang diperah/pompa juga diperbolehkan) Pemberian ASI predominan adalah memberikan asupan ASI tetapi juga memberi sedikit air atau teh dalam jumlah kecil Pemberian ASI penuh adalah kegiatan pemberian ASI secara rutin, baik dengan pemberian ASI secara eksklusif maupun secara predominan.
28
H. Pengaturan kelahiran Sejalan dengan perkembangan zaman,pertumbuhan penduduk pun mengalamiperkembangan pesat. Dengan lahan hidupyang tetap maka pertumbuhan penduduk yangtinggi dapat menimbulkan masalah sandang,pangan, papan dan kesehatan. Untukmengatasi masalah ini maka dilakukan upayapengaturan kelahiran yang di Indonesiadisebut program Keluarga Berencana (KB). Program
KB
dapat
dilakukan
denganmenggunakan alat-
alat buatan maupun sistemkalende (tidak melakukan hubungan seksual disaat subur). Selain itu pula ada metode KB yangsifatnya permanen yaitu vasektomi dantubektomi.Vasektomi adalah pemotongan vasadiferensia dan kemudian tiap ujung potongandiikat. Tubektomi adalah pemotongan ovidukdan kemudian tiap ujung potongan diikat I. Reproduksi pada Invertebrata 1.
Perkembangbiakan aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi dengan cara:
Membelah
diri
(pembelahan
biner),
yaitu
pembelahan
diri
dari
satu selmenjadi dua sel baru. Misalnya, terjadi pada Protozoa.
Fragmentasi, yaitu pemisahan sebagian sel dari suatu koloni dan selanjutnya membentuk koloni sel baru. Misalnya, terjadi pada Volvox.
Sporulasi atau pembentukan spora, misalnya Plasmodium (penyebab malaria) pada fase oosit. Oosit akan membelah dan selanjutnya akan menghasilkan sporozoit.
Pembentuhan tunas, misalnya pada hewan Hydra dan Porifera
29
Dengan regenerasi, yaitu sebagian tubuh terpisah dan selanjutnya bagian tadi dapat tumbuh menjadi individu baru yang lengkap. Misalnya pada Planaria dan Bintang Laut
2.
Perkembangbiakan seksual
Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan. 2. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami. o
Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya Paramecium.
o
Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya, misalnya peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma dengan ovum di dalam rahim.
Pembiakan seksual lainnya dapat kita temukan pada: a.
Hydra
30
Selain berkembang biak secara aseksual (bertunas) Hydra juga dapat berkembang biak
secara
seksual.
Perkembangbiakan
secara
seksual
dilakukan
dengan
pembentukan testis dan ovarium, yang terdapat pada satu tubuh (hermafrodit). Alat tersebut masing-masing menghasilkan spermatozoid dun ovum. Hasil pembuahannya adalah zigot yang selanjutnya akan berkembang menjadi hewan baru.
b.
Cacing pita
Tubuh cacing pita terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid. Pada setiap proglotid terdapat ovarium yang menghasilkan ovum dan testis yang menghasilkan sel sperma. Bila sel telur dan sel sperma sudah masak, maka terjadilah pembuahan didalam proglotid yang menghasilkan zigot.
31
c.
Cacing tanah
Dalam tubuh cacing tanah terdapat beberapa segmen yang kulitnya menebal disebut klitelum. Dalam segmen tersebut terdapat testis yang membentuk spermatozoid, dan ovarium yang membentuk ovum. Walaupun ovum dan spermatozoid terdapat dalam satu tubuh, cacing tanah tidak pernah mengadakan pembuahan sendiri, tetapi melakukan perkawinan dengan mempertukarkan spermatozoid (perkawinan silang).
d.
Serangga
Pada beberapa jenis serangga, misalnya lebah madu (Apis indica), terdapat koloni yang terdiri atas ratu yang fertil, pejantan fertil dan mati setelah kawin, dan pekerja yang mandul (steril). Pada waktu kawin, sperma dari jantan disimpan dalam kantung sperma di induk betina. Sperma ini merupakan cadangan sperma selama ratu hidup. Bila telur yang telah matang dibuahi oleh sperma, telur tersebut akan berkembang menjadi calon ratu, calon pekerja atau prajurit, sedangkan yang tidak dibuahi (partenogenesis) akan berkembang menjadi pejantan. Lebah pekerja dan prajurit menjadi mandul (streril) karena pengaruh lingkungan, yaitu kurang makan.
32
J. Reproduksi pada Vertebrata Vertebrata hanya dapat berkembang biak secara kawin (seksual), yaitu melalui peleburan antara ovum dan spermatozoid. Pembuahan pada vertebrata dapat terjadi di luar tubuh maupun di dalam tubuh. Bila terjadi di luar tubuh disebut fertilisasi eksterna, misalnya pada ikan dan katak. Bila pembuahannya terjadi di dalam tubuh disebut fertilisasi interna. Misalnya pada reptilia, burung, dan hewan menyusui.
Perkembangbiakan pada vertebrata dapat dibedakan atas: 1. Ovipar (bertelur), ialah hewan yang meletakkan telur di luar tubuhnya. Embrio berkembang di dalam telur dan memperoleh sumber makanan dari cadangan makanan dalam telur. Misalnya ikan, burung, amfibia, dan sebagian reptilia.
33
2. Ovovivipar (bertelur-beranak), ialah hewan yang menghasilkan telur, dan embrio berkembang dalam telur. Pembeda dengan ovipar adalah kelompok hewan ovovivipar tidak mengeluarkan telurnya dari dalam tubuh. Jadi embrio tetap tumbuh di dalam telur tetapi tetap berada di dalam tubuh induk. Saat menetas dan keluar dari tubuh induknya tampak seperti melahirkan. Misalnya, ikan Hiu, kadal, dan beberapa jenis ular. 3. Vivipar (beranak),
ialah
hewan
yang
melahirkan
anaknya.
Embrio
berkembang di dalam tubuh induknya dan mendapatkan makanan dari induknya dengan perantaraan plasenta (ari-ari). Misalnya, manusia dan hewan menyusui lainnya. a.
Pisces Ikan termasuk hewan yang bersifat ovipar. Ikan tidak mempunyai organ perkawinan. Pembuahan terjadi diluar tubuh, yaitu di dalam air. Sekali bertelur ikan mampu menghasilkan ribuan telur yang tidak dilindungi oleh cangkang. Telur yang telah dibuahi selanjutnya ada yang dibiarkan terapung-apung dalam air, ada yang ditempatkan dalam sarang dan dijaga oleh induknya, ada yang ditempelkan pada tanaman dalam air, serta ada pula yang disimpan di dalam rongga mulut induk betinanya seperti pada mujaer.
b.
Amfibi
Seperti pada ikan, katak juga bertelur dengan fertilisasi eksternal. Telur yang telah dibuahi akan bergerombol dipermukaan air. Setelah enam hari telur akan menetas menghasilkan berudu atau kecebong. Berudu hidup di dalam air dan bernafas dengan insang. Setelah mengalami metamorfosis selama 1- 3 bulan, ia akan berubah bentuk menjadi katak. Pada umur satu tahun katak telah menjadi dewasa.
34
c.
Reptilia
Ada yang meletakkan telur (ovipar) dan ada pula yang bersifat ovovivipar. Pembuahan terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Telur dilindungi oleh cangkang. Telur yang dikeluarkan ada yang disembunyikan didalam pasir, di dalam lumpur, ada yang dierami. Pada kadal telurnya menetas di dalam tubuh (ovovivipar). d.
Aves
Fertilisasi internal dengan kloaka. Semua jenis burung bereproduksi dengan cara bertelur (ovipar). Ada burung yang mengerami telurnya, ada yang menyimpannya dalam lubang-lubang yang ditutupi daun, ada pula yang menyimpan telurnya didalam pasir. Seekor burung sekali musim hanya mampu bertelur beberapa butir saja. Pada burung merpati, sekali musim bertelur mengeluarkan 2 butir telur yang akan menetas menghasilkan burung jantan dan betina. Embrio yang berkembang dalam cangkang mendapat makanan dari cadangan makanan yang tersimpan dalam telur tersebut.
e.
Mamalia
Fertilisasi intemal, karena telah memiliki organ reproduksi sempurna. Kecuali golongan hewan berparuh bebek (Platypus), semua hewan menyusui selalu melahirkan (vivipar). Telur mamalia kecil dan mengandung sedikit cadangan makanan. Embrio mendapat makan dari rahim induknya melalui plasenta.
35
penutup
Kesimpulan
Dari pembahasan yang kita bahas di atas dapat disimpulkan bahwa: Reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan yang baru. Tujuannya adalah untuk mempertahankan jenisnya dan melestarikan jenis agar tidak punah. Pada manusia untuk mengahasilkan keturunan yang baru diawali dengan peristiwa fertilisasi. Sehingga dengan demikian reproduksi pada manusia dilakukan dengan cara generative atau seksual.
36
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, et all. 2003. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Diktat Kuliah. 1981. Sistem Reproduksi. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta : Kanisius. http://opensains.wordpress.com/2009/07/27/penyebab-penyakit-endokrin/, 24 Januari 2011. http://www.indonesiaindonesia.com/f/11222-sistem-reproduksi/, Januari 2011.
37
diakses
22
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/sistem-reproduksi/, Januari2011.
38
diakses
22