Makalah_mikroorganisme_bakteri.docx

  • Uploaded by: lilis dwi
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah_mikroorganisme_bakteri.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 11,204
  • Pages: 60
MAKALAH Mikroorganisme Prokariot dan Eukariot Untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi

Disusun Oleh Jonferi sahilatua Sinaga

NIM 14534143

Sri Wulandari Mamonto

NIM 14534014

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MANADO

2016

Kata Pengantar Kami panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat, dan berkatnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Bakteri dengan tepat waktu. Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Mikroorganisme Porkariot dan Eukariot ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Tondano,

Oktober 2016

Penyusun

Daftar Isi Kata Pengantar .................................................................................................................... 1 Daftar Isi .............................................................................................................................. 3 BAB I .................................................................................................................................. 4 PENDAHULUAN .............................................................................................................. 4 A.

LATAR BELAKANG ............................................................................................ 4

B.

Rumusan Masalah ................................................................................................... 6

C.

Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 6

BAB II................................................................................................................................. 7 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 7 A.

Klasifikasi Bakteri .................................................................................................. 7

B.

Habitat Bakteri ...................................................................................................... 34

C.

Reproduksi bakteri ................................................................................................ 37

D.

Siklus hidup Bakteri .............................................................................................. 39

E.

Peranan Bakteri ..................................................................................................... 40

BAB III ............................................................................................................................. 57 PENUTUP ........................................................................................................................ 57 A.

Kesimpulan ........................................................................................................... 58

B.

Saran ..................................................................................................................... 59

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 59

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bakteri merupakan organisme mikroskopik. Hal ini menyebabkan organisme ini sangat sulit untuk dideteksi, terutama sebelum ditemukannya mikroskop. Barulah setelah abad ke-19 ilmu tentang mikroorganisme, terutama bakteri (bakteriologi), mulai berkembang. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, berbagai hal tentang bakteri telah berhasil ditelusuri. Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak terlepas dari peranan berbagai tokoh penting seperti Robert Hooke, Antony van Leeuwenhoek, Ferdinand Cohn, dan Robert Koch. Istilah bacterium diperkenalkan di kemudian hari oleh Ehrenberg pada tahun 1828, diambil dari kata Yunani βακτηριον (bakterion) yang memiliki arti "batang-batang kecil". Pengetahuan tentang bakteri berkembang setelah serangkaian percobaan yang dilakukan oleh Louis Pasteur, yang melahirkan cabang ilmu mikrobiologi. Bakteriologi adalah cabang mikrobiologi yang mempelajari biologi bakteri. Robert Hooke (1635-1703), seorang ahli matematika dan sejarahwan berkebangsaan Inggris, menulis sebuah buku yang berjudul Micrographia pada tahun 1665 yang berisi hasil pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop sederhana. Akan tetapi, Robert Hooke masih belum dapat menumukan struktur bakteri. Dalam bukunya tersebut, tergambar hasil penemuannya mengenai tubuh buah kapang. Walau demikian, buku inilah yang menjadi sumber deskripsi awal dari mikroorganisme. Antony van Leeuwenhoek (1632—1723) hidup di era yang sama dengan Robert Hooke di mana pengamatan dengan mikroskop masih sangat sederhana. Terinspirasi dari kerja Robert Hooke, ia membuat mikroskop rancangannya sendiri dengan sangat baik untuk mengamati makhluk mikroskopik ini pada berbagai media alami pada tahun 1684. Antoni van Leeuwenhoek berhasil menemukan bakteri untuk pertama kalinya di dunia pada tahun 1676. Hasil temuannya dikirimkan ke Royal Society of London yang kemudian dipublikasikan pada tahun 1684. Penemuan ini segera mendapat banyak konfirmasi dari ilmuwan lainnya.

Sejak saat itulah, tidak hanya ilmu tentang bakteri tetapi juga mikroorganisme pada umumnya pun mulai berkembang. Ferdinand Cohn (1828-1898) merupakan seorang botanis berkebangsaan Breslau (sekarang Polandia). Hasil penemuannya banyak berkisar tentang bakteri yang resisten terhadap panas. Ketertarikannya pada kelompok bakteri ini mengarahkannya pada penemuan kelompok bakteri penghasil endospora yang resisten terhadap suhu tinggi. Ferdinand Cohn juga berhasil menjelaskan siklus hidup bakteri Bacillus yang sekaligus menjelaskan mengapa bakteri ini bersifat tahan panas. Selanjutnya, ia juga membuat dasar klasifikasi bakteri sederhana dan mengembangkan beberapa metode untuk mencegah kontaminasi pada kultur bakteri, seperti penggunaan kapas sebagai penutup pada labu takar, erlenmeyer, dan tabung reaksi. Metode ini kemudian digunakan oleh ilmuwan lain, Robert Koch. Bakteri merupakan kelompok mahluk hidup bersel tunggal yang dimasukkan dalam golongan jasad renik atau mikrobia. Mengingat tubuhnya yang mikrokopis itu, sehingga studi tentang bakteri mulai. Tubuh bakteri yang terdiri atas sebuah sel saja ini, mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Ada yang berbentuk peluru atau bola, seperti bintang, bengkok seperti koma, atau sekrup serta ada yang seperti spiral. Bentuk tubuhnya merupakan salah satu sifat yang dijadikan dasar dalam pengklasifikasian bakteri. Dalam kondisi tertentu, yang mekanismenya belum dipahami benar, sel bakteri dengan salah satu bentuk seperti disebut sebelumnya, dapat mengalami suatu perubahan bentuk. Bentuk baru seperti variasi bentuknya yang normal, disebut bentuk involusi. Ukuran tubuhnya hanya mencapai beberapa mikron, paling besar sekitar 100 mikron, sehingga hampir terlihat dengan mata bugil. Berhubungan dengan tubuhnya yang amat kecil itu, maka dapat dipahami mengapa struktur bakteri tidak mudah untuk ditentukan. Tubuh bakteri yang berupa sel tunggal itu mempunyai dinding sel yang jelas. Dinding sel tidak mengandung selulosa, tetapi tersusun atas hemi selulosa dan senyawa semacam pektin yang mengandung N dan lebih mendekati dinding sel hewan dari pada dinding sel tumbuhan umumnya.

Bakteri umumnya bergerak secara pasif. Namun ada beberapa bakteri yang dalam keadaan tertentu dapat membentuk rambut-rambut plasma yang memungkinkan dapat bergerak aktif dalam medium cair. Rmbut-rambut itu lazimnya dinamakan bulu cambuk atau flag. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang kami temui yaitu: 1. Apa yang dimaksud Prokariot dan Eukariot? 2. Organisme apa sajakah yang termasuk dalam eukariot? 3. Organisme apa sajakah yang termasuk dalam prokariot?

C. Tujuan Penulisan Dalam makalah ini, adapun tujuan penulisan kami yaitu : 1. Mengetahui pengertian dari prokariot dan eukariot 2. Mengetahui organisme yang termasuk dalam prokariot dan eukariot

BAB II PEMBAHASAN A.

Bakteri Menyusun suatu sistem yang sistematik di dalam dunia mikroorganisme itu bukan pekerjaan yang mudah. Kesulitan pertama yang kita hadapi adalah menentukan apakah bakteri itu termasuk golongan hewan ataukah termasuk golongan tumbuhan. Lama benar setelah Leeuwenhoek menyelami dunia mikroorganisme, sarjana-sarjana zoology seperti Muller (Deenemarken, 1973) dan Ehrenberg (jerman, 1938) menggolongkan bakteri kepada protozoa. Baru di dalam tahun 1872 timbul pendapat lain. Cohn, seorang sarjana botani bangsa Jerman condong untuk menggolongkan bakteri kepada tumbuhan. Klasifikasi mengenai bakteri disusun olehnya sacara agak lengkap di dalam tahun 1875, dan sejak itu diadakan penyempurnaan, secara berangsur-angsur. Secara praktis istilah klasifikasi sama dengan sistematik, taksonomi. Orang dalam mengadakan klasifikasi dengan menggunakan perbedaanperbedaan atau criteria berdasarkan morfologi dan atau berdasarkan fisiologi. Pada tanaman tinggi dan pada hewan-hewan bertingkat tinggi, pengggolongan itu terutama didasarkan atas sifat-sifat morfologi. Hal itu sukar dilaksanakan terhadap bakteri, sehingga klasifikasi di dalam dunia bakteri itu didasarkan sebagian atas sifat-sifat morfologi dan sebagian atas sifat-sifat fisiologi, termasuk juga sifat-sifat imunologi. Banyak bakteri yang di bawah mikroskop menunjukkan bentuk morfologi yang sama, akan tetapi sifat-sifat fisiologi mereka dapat berlainan sama sekali. Ada beberapa golongan bakteri yang sama bentuknya, akan tetapi golongan yang satu dapat mencernakan suatu asam amino tertentu, sedang yang lain tidak. Ada pula suatu golongan yang dapat menyebabkan suatu penyakit, sedang golongan yang lain tidak. Maka jelaslah kesukaran kita untuk menetapkan spesies berdasarkan sifat-sifat morfologi saja. Berdasarkan bentuknnya yang tetap, dindingnya yang kuat, dan adanya kemampuan untuk hidup autotrof (termasuk mengadakan fotosintesis pada beberapa golongan bakteri), maka kita mufakat memasukkan bakteri di dalam golongan tumbuhan. Selanjutnya kongres-kongres internasional antara sarjana-

sarjana mikrobiologi membuat ketentuan bersama mengenai taksonomi bakteri dan tata namanya (nomenklatur). Baik di Eropa maupun di benua lainnya, dan terlebih di Amerika Serikat, sekarang ini banyak digunakan sistematik yang disusun oleh Bergey. Klasifikasinya sebagai berikut. Dunia tumbuhan dibagi atas 5 divisi (filum) yaitu sebagai berikut : 1. Filum Protophyta 2. Filum Thallophyta 3. Filum Bryophyta 4. Filum Pteridophyta 5. Filum Spermatophyta Filum Protophyta dibagi atas 3 kelas, yaitu 

Schizopycea (Ganggang biru)



Schizomycotes (Bakteri)



Microtatobiotes (rickettsia dan virus)

Selanjutnya kelas schyzomicotes dibagi atas 10 ordo, yaitu :  Ordo I – Pseudomonadales  Ordo II – Chlamydobacteriales  Ordo III – Hypomicrobiales  Ordo IV – Eubacteriales  Ordo V – Actinomycetales  Ordo VI – Caryophanales  Ordo VII – Beggiatoales  Ordo VIII – Myxobacteriales  Ordo IX – Spirochaetales  Ordo X – Mycoplasmatales Ordo-ordo tersebut dibagi-bagi lagi atas sub-ordo dan family sebagai berikut :  Ordo Pseudomonadales  Sub-ordo Rhodobacteriineae 

Famili I – Thiorhodaceae 13 genus 34 spesies



Family II – Athiorhodaceae 2 genus 8 spesies



Family III – Chlorobacteriaceae 6 genus 9 spesies

 Sub-ordo II. Pseudomonadineae 

Famili I – Nitrobacteriaceae 7 genus 13 spesies



Family II – Methanomonadaceae 3 genus 6 spesies



Family III – Thiobacteriaceae 5 genus 17 spesies



Family IV – Pseudomonadaceae 12 genus 258 spesies



Family V – Caulobacteraceae 4 genus 8 spesies



Family VI – Siderocapsaceae 10 genus 28 spesies



Family VII – Spirillaceae 10 genus 30 spesies

 Ordo Chlamydobacteriales  Family I – Chlamydobacteriaceae 3 genus 17 spesies  Family II – Peloplocaceae 2 genus 6 spesies  Family III – Crenotrichaceae 3 genus 3 spesies  Ordo Hyphomicrobiales  Family I – Hyphomicrobiaceae 2 genus 2 spesies  Family II – Pasteuriceae 2 genus 2 spesies  Ordo Eubacteriales  Family I – Azotobacteraceae 1 genus 3 spesies  Family II – Rhizobiaceae 3 genus 17 spesies  Famili III – Achromobacteriaceae 5 genus 65 spesies  Family IV – Enterobacteriaceae 10 genus 59 spesies  Family V – Brucellaceae 8 genus 42 spesies  Family VI – Bacteroidaceae 5 genus 56 spesies  Family VII – Micrococcaceae 6 genus 43 spesies  Family VIII – Neisseriaceae 2 genus 16 spesies  Family IX – Brevibacteriaceae 2 genus 26 spesies  Family X – Lactobacillaceae 10 genus 92 spesies  Family XI – Propionibacteriaceae 3 genus 13 spesies  Family XII – Corynebacteriaceae 2 genus 55 spesies

 Ordo Actinomycetales  Family I – Mycobacteriaceae 2 genus 20 spesies  Family II – Actinomycetaceae 2 genus 48 spesies  Family III – Streptomycetaceae 3 genus 158 spesies  Family IV – Actinoplanaceae 2 genus 2 spesies  Ordo Caryophanales  Family I – Caryophanaceae 3 genus 7 spesies  Family II – Oscillosporaceae 1 genus 1 spesies  Family III – Arthromitaceae 2 genus 5 spesies  Ordo Beggiatoales  Family I – Beggiatoaceae 4 genus 18 spesies  Family II – Vitreoscillaceae 3 genus 13 spesies  Family III – Leucotrichaceae 1 genus 1 spesies  Family IV – Achromatiaceae 1 genus 1 spesies  Ordo Myxobacteriales  Family I – Cytophagaceae 1 genus 11 spesies  Family II – Archangiaceae 2 genus 6 spesies  Family III – Sorangiaceae 1 genus 8 spesies  Family IV – Polyangiaceae 4 genus 28 spesies  Family V – Myxococcaceae 4 genus 18 spesies  Ordo Spirochaetales  Family I – Spirochaetaceae 3 genus 11 spesies  Family II – Treponemataceae 3 genus 38 spesies  Ordo Mycoplasmatales  Family I – Plasmataceae 1 genus 15 spesies

Untuk mengenal ordo dari schyzomycotes ini, dibuat lah kunci determinasi sebagai berikut :  Ordo Pseudomonadales Sel serupa bola, batang lurus atau bengkok, atau spiral. Kadang-kadang bergandengan. Boleh berppigmen kemerahan atau hijau. Tidak dalam trikoma (bentuk benang). Biasanya bergerak dengan flagel yang terminal, kadang tidak bergerak.  Ordo Chlamydobacteriales Sel-sel dalam trikoma yang kerap kali berselubung. Kadang-kadang menghasilkan spora kembar atau spora diam. Selubung dapat berisi hidroksida besi, dan trikoma dapat melekat pada sustarct.  Ordo Hyphomicrobiales Sel berbiak dengan tunas. Dapat melekat pada substrat dengan tangkai. Satu genus mempunyai pigmen untuk fotosintesis ( Rhodomicrobium).  Ordo Eubacteriales Sel serupa bola atau batang. Tidak dalam trikoma, meskipun dapat bergandengan.  Ordo Actinomycetales Sel kaku dan mungkin tumbuh seperti miselium jamur dengan konidia di udara. Dua genera mempunyai spora yang yterbentuk di dalam spongarium, dan spora dari salah satu genus ini dapat bergerak. Sel-sel tunggal, atau bercabang sederhana, kerap kali tahan asam.  Ordo Caryophanales Sel dalam trikoma.  Ordo Beggiatoales Sel kaku, biasanya besar dan mungkin serupa bola atau trikoma. Mungkin ada butir-butir belerang di dalam atau permukaan sel. Bergerak dengan

menjulur, bergelombang atau berguling-guling, gerakan putus-putus seperti pada beberapa ganggang biru. Tidak ada flagel.  Ordo Myxobacteriales Sel lebih besar atau kecil, tetapi tidak kaku. Sel lemas, kerap kali runcing pada ujung pangkal, bergerak dengan menjalar. Tubuh-tubuh tumbuh pada koloni yang menyebar seperti plasmodium. Berlendir.  Ordo Spirochaetales Sel berbentuk spiral panjang atau pendek. Bergerak bebas dengan membelok- belokkan tubuh.  Ordo Mycoplasmatales Tak bergerak, sangat pleomorfik dan sangat halus. Ada kalanya dapat lewat saringan. Deskripsi Famili Dan Genus Yang Banyak Dikenal 1. Dari Ordo Pseudomonadales Diperkenalkan :  Famili Thioehodaceace Sel dapat berupa bola, serupa telur, serupa batang pendek atau panjang, lurus atau melengkung, atau seperti spiral. Berwarna agak ungu kemerahan sampai merah karena mempunyai bakterioklorofil dan karotinoida. Habitat tempat-tempat terang dan ada sulfida. Beberapa genus dari famili ini ialah: 

Thiocystis dengan 2 spesies, bentuk kokus tunggal atau dua-dua, menghasilkan belerang



Thiospirrillum dengan 5 spesies, bentuk serupa spiral, flagel pada ujung. Menghasilkan butir-butir belerang.

 Famili Athiorhodaceae Sel dapat berupa kokus, basil pendek atau panjang, vibrio, atau spiral. Gram negatif. Flagel pada ujung. Warna kemerahan, ada bakterioklorofil. Tidak menghasilkan belerang.

Spesies-spesies dari famili ini lebih suka hidup di tempat-tempat yang ada cahaya. Mereka kehilangan warna merah jika berada dalam tempat gelap, dan mereka bergerak menuju ke tempat yang cukup terang bagi mereka (fototropisme). Beberapa genus yang terkenal dari famili ini adalah: 

Rhodopseudomonas dengan 4 spesies, bentuk kokus atau basil



Rhodospirillum dengan 4 spesies, berbentuk spiral, diameter antara 0,5 sampai 1,5 µ, sedang panjangnya 20 sampai 50 µ. Ukuran mengenai besar kecilnya maupun banyak sedikitnya lengkungan bergantung kepada usia bakteri. Pigmen yang biasanya disebut bakteriopurpurin itu ternyata terdiri atas dua bagian, yang pertama berupa bakterioklorofil yang memegang peranan dalam fotosintesis, sedang bagian kedua berupa pigmen yang berwarna merah yang belum kita ketahui fungsinya. Telah terbukti, bahwa sinar merah dan infra merah lebih menguntungkan bagi kegiatan bakteri ini daripada sinar-sinar lain yang bergelombang lebih pendek.

 Famili Chlorabacteriaceae Sel berupa batang, berwarna hijau. Mengadakan fotosintesis jika ada hidrogen sulfida. Genus yang terkenal ialah Chlorobium dengan 2 spesies, basil, anaerob, dapat menghasilkan belerang, tetapi tidak untuk disimpan di dalam sel.  Famili Nitrobacteriaceae Kokus, basil atau spiral. Flagel tidak selalu ada. Gram negatif. Merupakan pembentuk nitrit atau nitrat. Tanpa endospora. Habitat tanah dan air tawar. Genus yang terkenal sebagai penyusun nitrit adalah: 

Nitrosomonas, sel-sel bulat panjang, hidup bebas.



Nitrosoccccus, bentuk serupa bola, penghuni tanah, hidup bebas.



Nitrosocystis, sel-sel berkelompok dan dipersatukan oleh suatu selaput.



Nitrosogloea, sel-sel berkelompok dalam lendir.



Nitrosospira, sel serupa spiral, hidup bebas.

Genus yang terkenal sebagai penyusun nitrat ialah: 

Nitrobacter, sel serupa batang-batang kecil, tidak berkelompok.



Nitrocystis, basil-basil kecil yang berkelompok.

 Famili Methanomonadaceae Sel serupa batang, ada yang berflagel. Gram negatif. Autotrof. Habitat tanah dan air rawa-rawa. Genus yang terkenal dari famili ini adalah: 

Methanomonas; genus ini dapat mengoksidasi metan.



Hydrogenomonas; genus ini dapat mengoksidasikan hidrogen.

 Famili Thiobacteriaceae Sel berupa kokus, basil atau vibrio. Mengokidasikan belerang. Tidak berwarna. Habitat tempat-tempat yang mengandung hidrogen sulfida. Genus yang terkenal ialah: 

Thiospira, berupa spiral yang panjangnya sampai 50µ.



Thiobacillus dengan 9 spesies, terkenal sebagai bakteri denitrifikan.



Thiobacillus thiooxidans, autotrof, dapat mengoksidasikan belerang dan sulfat belerang menjadi asam belerang. Dengan hidup dalam lingkungan yang pH-nya kurang daripada 1, sedang pH yang optimum ialah antara 2 sampai 3,5.

 Famili Psseudomonadaceae Sel berupa batang lurus, kadang-kadang serupa bola. Bergerak dengan flagel yang terdapat pada ujung. Jumlah flagel satu atau lebih. Beberapa spesies tidak bergerak. Gram positif. Habitat tanah atau air tawar dan air laut. Banyak spesies hidup sebagai parasit pada tanaman, tidak begitu banyak pada hewan. Genus yang banyak dikenal adalah: 

Pseudomonas dengan 149 spesies dan 11 spesies tambahan, berpigmen hijau muda atau hijau tua. Pigmen meresap ke dalam medium. Biasanya penghuni tanah atau air. Pseudomonas aeruginosa kadang-kadang kedapatan di dalam luka pada hewan atau manusia. Bakteri ini

menyebabkan timbulnya nanah yang kebiru-biruan. Beberapa spesies yang lain menyebabkan penyakit pada tanaman. 

Xanthomonas dengan 60 spesies dan 3 spesies tambahan. Banyak di antara spesies-speseies ini hidup sebagai parasit pada tanaman.



Acetobacter dengan 7 spesies, penghasil asam cuka.



Photobacterium dengan 4 spesies, saproba pada ikan, daging yang sudah busuk; menghasilkan cahaya.



Halobacterium, suka tumbuh di tempat-tempat yang kadar garam dapurnya tinggi.

 Famili Caulobacteraceae Sel berupa batang, lurus atau bengkok. Dalam fase mengembara, sel-sel mempunyai flagel. Dalam fase diam, sel-sel bertangkai. Tangkai melekat pada suatu substrat. Gram negatif. Pembiakan secara tranversal. Habitat air tawar dan air laut. Genus yang banyak dikenal ialah: 

Caulobacter, sel yang muda mengembara, flagel monotorik. Sel dewasa melekat pada suatu tanaman di dalam air dengan suatu tangkai.



Gallionella dengan 5 spesies, sel serupa gerinjal, tangkai berbelit-belit. Penimbun oksida besi. Gallionella ferruginea banyak kedapatan di perairan.

 Famili Siderocapsaceae Sel serupa bola, bulat-panjang, atau serupa batang. Berkelompok dalam lendir yang mengandung besi atau mangan. Banyak bakteri besi masuk dalam famili ini. Genus yang terkenal ialah: 

Siderocapsa, penghuni air tawar.



Siderococcus, sel berbentuk bola.



Siderobacter, bentuk sel serupa batang.

 Famili Spirillacea Sel bengkok, flagel kebanyakan monotrik. Habitat perairan atau sebagai parasit, patogen pada hewan dan manusia. Genus yang banyak dikenal ialah:



Vibrio dengan 37 spesies. Saproba, parasit atau patogen. Vibrio comma dengan flagel yang monotrik adalah penyebab penyakit cholera asiatica.



Desulfovibrio dengan 3 spesies. Pleomorfik, anaerob. Desulfovibrio desulfiricans terkenal sebagai bakteri denitrifikan.



Methanobacterium, anaerob, autotrof atau heterotrof, menghasilkan gas metan .



Cellvibrio dengan 4 spesies, pengurai selulosa.



Cellofalcicula dengan 3 spesies; sel bengkok dan meruncing pada kedua ujung. Penghuni tanah, pengurai selulosa.



Spirillum dengan 9 spesies, lofotrik, aerob, saproba atau patogen. Spirillum volutans adalah bakteri yang paling besar di antara spiril; mengandung butir-butir volutin dalam sitoplasma. Spirillum minus dapat menimbulkan penyakit yang disebut ‘demam akibat gigitan tikus’.

2. Ordo Chlamydobacteriales Diperkenalkan:  Famili Chlamydobacteriaceae Sel-sel merupakan trikoma yang berselubung. Trikoma tanpa cabang atau dengan cabang semu. Selubung berisi besi atau mangan. Kebanyakan menetap pada suatu substrat tanpa tangkai. Habitat air tawar; beberapa spesies terdapat juga di laut. Genus yang banyak dikenal ialah: 

Sphaerotilus dengan 3 spesies, trikoma dengan percabangan semu. Selubung dapat mengandung besi. Penghuni air tawar. Berbiak dengan konidia. Konidia dihasilkan oleh ujung trikoma. Setelah lepas dari selubung, konidia mengembara dengan flagel sampai mendapatkan substrat baru.



Leptothrix dengan 12 species; trikoma silindris, selubung dapat mengandung besi atau mangan. Penghuni air tawar.

 Famili Crenotrichaceae Trikoma menempel pada substrat. Selubung tipis. Tidak bercabang atau dengan cabang semu. Selubung dapat mengandung besi atau mangan. Habitat air tawar dan air laut. Genus yang terkenal ialah:

 Crenothrix; ujung trikoma membesar. Sel-sel bulat panjang sampai silindris. Terdapat di persediaan-persediaan air.  Clonothrix; trikoma meruncing pada ujung. Ujung trikoma menghasilkan konidia. 3. Ordo Hyphomicrobiales (ordo baru, 1953) Terdiri Atas:  Famili Hyphomicrobiaceae Sel serupa benang-benang yang berhubung-hubungan. Ujung benang menghasilkan sel-sel baru yang mengembara. Gram negatif. Habitat air tawar, lumpur-lumpur kubangan. Genus yang terkenal ialah: 

Hyphomicrobium, heterotrof, terdapat sebagai penghuni tanah dan perairan.



Rhodomicrobium, tidak bergerak, koloni berwarna jingga.

 Famili Pasteuriaceae Sel serupa buah apokat atau jambu, bertangkai; pembiakan dengan tunas atau dengan pembelahan diri secara memanjang ; famili ini masih perlu penelitian lebih lanjut. Genus yang terkenal ialah Pasteuria, sel serupa batang, merupakan rumpun, tidak berwarna, parasit pada Crustacea. 4. Ordo Eubacteriales  Famili Azotobacteriaceae Sel serupa batang, bola atau telur. Tak mempunyai endospora. Gram negatif. Aerob. Dapat mengikat N2 bebas. Habitat tanah. Genus yang terkenal ialah Azotobacter dengan 3 spesies, penting dalam penyuburan tanah. Azotobacter chroococcum; aerob, hidup bebas dalam tanah, terkenal sebagai pengikat N2, terdapat di mana-mana.  Famili II. Rhizobiaceae Basil, tidak berspora. Flagel peritrik; beberapa spesies tidak bergerak. Gram negatif. Aerob,simbion atau pathogen. Genus yang terkenal ialah: 

Rhizobium dengan 6 spesies. Pengikat N2, bersimbiosis dengan akar kacang-kacangan, missal Rhizobium leguminosarum.



Agrobacterium dengan 7 spesies. Beberapa di antaranya Merupakan pathogen pada tanam-tanaman, missal Agrobacteriu tumefaciens menyebabkan kutil – kutil pada tumbuhan.



Chromobacterium dengan 4 spesies, penghuni tanah dan air, menghasilkan warna ungu.

 Famili Achromobacteria Basil, tidak pleomorfik. Bergerak atau diam. Gram negative. Zat warna tidak dilepas ke dalam medium. Genus yang terkenal ialah : 

Alcaligenes dengan 6 spesies. Berpigmen kuning, saprobe dalam usus vertebrata, air susu Alcaligenes viscolactis menyebabkan timbulnya benang-benang pada usus.



Flavobacterium dengan 26 spesies, pigmen kuning, jingga atau merah. terdapat didalam tanah dan air. Pigmen tidak meresap kedalam medium.



Agarbacterium dengan 12 spesies, terdapat dalam tanah, air tawar, dan pada ganggang laut yang telah membusuk.



Beneckea dengan 6 spesies, dapat mencernakan kitin.

 Famili IV. Enterobacteriaceae Basil, bergerak dengan flagel yang peritrik atau tidak bergerak. Gram negative. Menguraikan glukosa dengan menghasilkan gas. Genus yang terkenal ialah : 

Escherichia dengan 4 spesies, ada yang berwarna, ada yang tidak. Saprobe, Escherichia coli terkenal sebagai penghuni kolon (usul tebal).



Aerobacter dengan 2 spesies, saproba dalam usus vertebrata atau hidup bebas di alam. Aerobacter aerogenes terdapat sebagai saprobe dalam usus.



Klebsiella dengan 3 spesies, saproba atau pathogen pada hewan dan manusia. Klebsiella pneumonia kedapatan pada alat-alat pernapasan.



Erwinia dengan 17 spesies, saprobe atau pathogen pada tanam-tanaman. Erwinia amylovora terkenal sebagai penyebab penyakit “bonyok” pada buah-buahan.



Serratia dengan 5 spesies, ada pigmen merah, saprobe, ada juga yang tidak berwarna. Serratia marcescens terdapat di mana – mana.



Proteus dengan 5 spesies, saprobe atau patogen. Proteus vulgaris bisa kedapatan dalam makanan yang sudah basi.



Salmonella dengan 10 spesies, patogen. S. typhosa menyebabkan penyakit tipus perut (typhus abdominalis). Klasifikasi Salmonella lebih lanjut didasarkan atas sifat-sifat serologic, imunologik. S. pullorum pathogen dalam perut ayam.



Shigella dengan 8 spesies, banyak yang patogen. S. dysentriae, S. paradysentriae dan S. sonnei menyebabkan penyakit disentri.

 Famili Brucellaceae Kokus atau basil, kecil, tunggal atau bergandeng-gandeng. Bergerak atau diam. Patogen, terdapat dilapisan lender manusia dan hewan. Famili ini terkenal juga sebagai famili Parvobacteriaceae. Genus yang terkenal ialah : 

Pasteurella dengan 9 spesies, Gram negatif, banyak sebagai parasit, atau patogen pada manusia dan hewan. P. tularensis menyebabkan tularemia (semacam sampar) pada manusia dan hewan.



Brucella dengan 3 spesies, mempunyai kapsula. Parasit atau patogen pada hewan dan manusia. B. abortus menyebabkan penyakit brucellosis.



Haemophilus dengan 15 spesies, banyak yang patogen bagi manusia dan hewan . H. influenzae disangka turut menyebabkan penyakit influenza.



Bordetella pertussis adalah penyebab batuk rejan.



Actinobacillus dengan 5 spesies, patogen pada hewan dan manusia.



Noguchia dengan 3 spesies, sering kedapatan pada selaput mata manusia dan hewan.

 Famili VI. Bacteroidaceae Basil, umumnya kecil. Anaerob, kadang-kadang mikroaerofil. Gram negatif. Kebanyakan patogen dalam usus dan lapisan lender. Genus yang banyak dikenal ialah :



Bacteroides dengan 30 spesies, anaerob, patogen pada manusia dan hewan.



Streptobacillus, anaerob, parasit atau patogen pada mamalia dan rodentia.

 Famili VII. Micrococcaceae Sel yang tunggal berbentuk bola. Tidak berspora. Pembiakan menurut 2 atau 3 arah, ada juga yang menurut satu arah merupakan streptokokus, ada pula yang tidak berhubung-hubungan. Gram variabel, Genus yang terkenal ialah : 

Micrococcus dengan 16 spesies, saprobe, jarang-jarang patogen. Berkelompok tidak beraturan.



Staphylococcus dengan 2 spesies, Gram positif, kelompok serupa untaian, warna kuning. Saprobe atau patogen. Staphylococcus aureus kedapatan pada kulit, selaput lender, bisul – bisul dan luka-luka.



Gaffkya dengan 2 spesies, patogen pada hewan dan manusia.



Sarcina dengan 10 spesies, berkelompok serupa paket, ada yang berwarna. Saprobe atau semi-parasit. Sarcina lutea berpigmen kuning.

 Famili VIII. Neisseriaceae Kokus, dua-dua atau berkelompok tidak beraturan. Tidak bergerak. Gram – negative. Parasit atau patogen, Genus yang terkenal ialah : 

Neisseria dengan 10 spesies, diantaranya N. gonorrhoeae, penyebab penyakit kelamin, dan N. meningtidis penyakit radang selaput otak.



Veillonella dengan 6 spesies, parasit dan patogen.

 Famili IX. Brevibactericiae Basil, tidak berspora. Gram positif. Merah, kuning atau coklat. Habitat tanah , air tawar, air asin, sampah-sampah. Genus yang banyak dikenal ialah Brevibacterium dengan 23 spesies, saproba, aerob dan anaerob fakultatif.

 Famili Lactobacillaceae Basil atu kokus yang bergandeng-gandengan atau merupakan tetrad. Gram positif . umumnya saproba. Beberapa spesies patogen, genus yang terkenal ialah: 

Diplococcus pneomoniae, penyebab radang paru-paru peneumonia.



Sterptococus dengan 19 spesies, saprobe atau parasit. S. lactis dan S. Cremoris penting dalam pembuatan keju dan mentega.



Leuconostoc dengan 3 spesies, saprobe. L. dextranicum dan L. citrovorum berguna untuk memberikan aroma kepada mentega dan keju.



Lactobacillus dengan 11 spesies, di antaranya L. lactis, L acidophilus, keduanya menghasilkan sedikit asam dari fermentasi gula. L. casei digunakan dalam pembuatan keju.



Eubacterium dengan 20 spesies, saprobe atau patogen. Banyak kedapatan dalam usus. Genus yang lain seperti catenabacterium banyak hidup sebagai saproba dalam usus.

 Familia Propionibacteriaceae Basil tak bergerak, tidak berspora. Mungkin pleomorfik. Gram positif. Ada yang berpigmen coklat. Genus yang terkenal ialah Propionibacterium dengan 11 spesies, penghasil asam propionat.  Famili XII. Corynebacteriaceae Kebanyakan basil yang diam. Gram positif. Aerob, mikroaerofil sampai anaerob. Mengubah nitrat menjadi nitrit. Genus yang terkenal ialah Corynebacterium dengan 33 spesies, diantaranya ada yang parasit dan patogen pada tumbuhan dan manusia. Corynebacterium diphtheriae menyebabkan penyakit tenggorokan dipteri.

 Famili Bacillaceae Basil, kadang-kadang streptobasil, membentuk endospora. Flagel peritrik, atau tanpa flagel. Gram positif, variabel dan negatif. Parasit atau patogen terutama pada insekta. Genus yang terkenal ialah : 

Bacillus dengan 25 spesies, bergerak, flagel peritrik. Endospora di tengah atau di ujung sporangium. B. subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin dan subtilin. B. anthracis menyebabkan penyakit antraks. B. stearothermorphilus hidup subur dalam suhu 650 C. B. meganterium adalah saprobe yang terdapat dimana-mana. B. cereus hidup sebagai saprobe, kadang-kadang juga sebagai pathogen



Clostridium terdapat 93 spesies, anaerob, saprobe, parasit pathogen. Terdapat di tanah, usus manusia dan hewan. C. pasteurianum penghuni tanah yang dapat mengikat N2 bebas. C. botulinum, saprobe pada makanan basi, mengasilkan racun. C. tetani penyebab tetanus (kejangrahang), C. perfringerns menyebabkan busuknya luka.

5. Ordo Actinomycetales Ordo ini diduga merupakan pendahulu dari golongan jamur. Sel-sel panjang, ada kecenderungan untuk bercabang. Saproba atau pathogen. Habitat tanah. Ordo ini terdiri atas 4 famili, yaitu :  Famili Mycrobacteriaceae Sel berupa batang-batang halus, lurus atau sedikit bengkok, tahan asam, tidak bergerak, tidak mempunyai konidia. Aerob, saproba, parasit atau pathogen. Genus yang terkenal ialah: 

Mycrobacterium dengan 13 spesies, diantaranya ialah M. tuberculosis, M. leprae keduanya pathogen pada manusia; M. bovis, pathogen pada lembu, dan M. avium, pathogen pada unggas.



Mycococcus dengan 6 spesies. Sel-sel serupa kokus, Gram positif, aerob, penghuni tanah. M. citreus, M. flavus, M. luteus, masing-masing berpigmen.

 Famili Actynomicetaceae Berbentuk miselium yang semula tidak bersekat. Membentuk konidia pada hifa yang menegak. Saproba parasit, atau pathogen. Genus yang terkenal ialah: 

Nocardia dengan 45 spesies, aerob, pathogen. Genus ini dapat menggunakan lilin, fenol dan kresol sebagai sumber tenaga. N. madurae menyebabkan borok pada kaki.



Actinomyces, pathogen pada hewan dan manusia. A. bovis menyebabkan actinomycosis pada lembu (bengkak rahang). A. isrelii pathogen pada manusia.

 Famili Streptomycetaceae Konidia terbentuk pada sporofora. Umumnya saproba, sedikit sekali yang parasit. Genus yang terkenal ialah Streptomyces dengan 150 spesies. Genus ini terkenal karena menghasilkan antibiotik. Misal, S. griseus menghasilkan streptomisin, S. aureofaciens menghasilkan auremisin, S. venezuelae menghasilkan kloromisetin (kloramfenikol).  Famili Actinoplanaceae Berbentuk miselium, spora terbentuk didalam sporangium. Spora mengembara atau diam. Habitat tanah dan air. Genus yang terkenal ialah Actinoplanes dan Streptosporangium, keduanya saprobe dalam tanah. 6. Ordo Caryophanales Bentuk trikoma, tidak ada selubung. Saproba dalam air, sampah-sampah, atau parasit dalam usus vertebrata dan insekta. Ordo ini terdiri atas 3 famili, yaitu Caryophanaceae, Oscillosporaceae, dan arthromitaceae, berturut-turut dengan 3, 1, 2 spesies. 7. Ordo Beggiatoales Bentuk trikoma tunggal atau berkelompok tiga. Tak berflagel. Ada spesies yang bergerak dengan menjulur, berguling-guling. Kerap kali ada butir-butir

belerang. Habitat air tawar, air laut, pada ganggang. Keempat family yang masuk dalam ordo ini ialah :  Famili Beggiatoaceae Terdiri atas 4 genus dengan 18 spesies, mempunyai bentuk seperti benang yang ujungnya dapat bergerak. Tak ada konidia. Pembiakan dengan potongan-potongan benang. Dalam famili ini banyak spesies bakteribelerang. Genus yang terkenal ialah : 

Beggiatoa dengan 6 spesies, diantaranya Beggiatoa alba banyak terdapat dalam air kotor yang tergenang, menempel pada sampah-sampah atau tanaman air, merupakan lapisan yang berwarna keabu-abuan.



Thiothrix dengan 7 spesies, umumnya penghuni air tawar, air laut.

 Famili Vitreoscillaceae Trikoma tidak berwarna, penghuni perairan yang tenang, terdiri atas 3 genus dengan 13 spesies.  Famili Leucotrichaceae dengan 1 genus Leucothrix, penghuni air tawar, air laut, yang mengandung sisa-sisa zat organic yang berasal dari ganggang.  Famili Achromatiaceae, terdapat dalam air tawar dan air laut, belum banyak dikenal. Famili ini terdiri atas 1 genus Achromatium. 8. Ordo Myxobacteriales Ordo ini terdiri atas 5 famili dengan 12 genus yang mencakup 71 spesies, kebanyakan hidup sebagai saproba, dapat menghasilkan lendir sehingga masing-masing tetap berkelompok. Kelompok ini dapat bergerak perlahanlahan. Makin bertambah usia, makin banyak lendir yang dihasilkannya. Bakteri yang ada di dalam kelompok itu berbentuk batang lemas, tidak mempunyai flagel, namun dapat bergerak sediki-sedikit. Kelompok lendir yang berisikan ribuan bakteri ini menyerupai plasmodium (malaria), sehingga untuknya seringkali diberikan nama pseudoplasmodium (pseudo = semu). Di dalam bentuk kelompok ini, bakteri dikatakan di dalam fase mengembara. Fase ini diikuti dengan fase pembiakan; prosesnya sangat mengasyikan. Jika kelompok lendir itu sudah cukup usia, maka terjadilah pembagian kelompok atas kelompok-kelompok kecil. Kelompok-kelompok kecil ini menjulang ke atas

dengan suatu tangkai, dan tangkai itu tetap berdiri di atas induk-kelompok lendir. Kelompok kecil yang betangkai ± 1 mm ini berbentuk bola; ada juga yang bentuknya tidak beraturan. Tangkai tidak berisi bakteri, tetapi kelompok bola yang diatasnya itu penuh dengan bakteri. Bola-bola itu seakan-akan merupakan “buah” yang oleh beberapa sarjana disebut juga kista (cysta). Warna, bentuk, dan besar kecilnya buah tersebut berbeda-beda; hal ini bergantung kepada spesies. Banyak spesies yang berwarna kuning jingga atau merah. Jika buah atau kista itu matang, maka sel-sel yang ada di dalamnya menjadi pendek-pendek, bahkan pada beberapa spesies sel-sel itu sampai serupa bolabola kecil. Lendir menjadi kering juga. Maka setelah beberapa lama dalam keadaan demikian, sel-sel bertebaran karena angina tau air hujan. Di tempat baru sel-sel tersebut memulaikan kehidupan baru. Tempat yang mereka sukai ialah kayu-kayuan yang lapuk, jamur, atau kotoran hewan. Spesies yang hidup sebagai parasit juga ada, misalnya Polyangium parasiticum pada ganggang hijau Cladaphora. Contoh yang lain ialah Podangium lichenocolum; spesies ini hidup sebagai parasit pada Lichenes. Ada satu genus cytophaga yang dapat mencernakan

selulosa

dan

agar-agar.

Chytophaga

columnaris

dapat

menimbulkan penyakit pada ikan. 9. Ordo Spirochaetales Ordo ini terdiri atas 2 famili dengan 6 genus yang mencakup 49 spesies. Ada beberapa spesies yang patoggen pada hewan dan manusia. Bakteri dari ordo ini berupa batang yang melingkar-lingkar seperti spiral. Semula orang menyangka spiral ini tidak mempunyai falgel, akan tetapi penyelidikan dengan mikroskop electron menunjukkan adanya flagel yang amfitrik. Banyak spesies yang tidak dapat diwarnai dengan cara yang biasa; untuk mengamatinya diperlukan mikroskop yang berlatar –belakang gelap. Beberapa spesies layak juga dimasukkan dalam golongan protozoa, mengingat cara bergeraknya, akan tetapi mengingat sifat – sifatnya yang lain, diantaranya adalah pembelahan secara tranversal, menyebabkan Spirochaetales ini

digolongkan kepada tumbuhan. Kedua famili yang masuk dalam ordo ini adalah:  Famili Spirochaetaceae dengan genus baku Spirochaeta. Banyak spesies dari famili ini hidup sebagai saprobe di dalam air di selokan – selokan. Beberapa spesies yang lain hidup sebagai parasit di dalam usus Molluska yang berkatup dua.  Famili Treponemataceae: Banyak spesies dari family ini hidup sebagai parasit dan pathogen pada Vertebrata, di anataranhya ada yang menyebabkan penyakit kelamin pada manusia. Famili ada yang menyebabkan penyakit kelamin pada manusia. Famili ini terdiri dari 3 genus, yaitu : 

Borrelia dengan 28 spesies, diantaranya ialah B. novyi dan B. recurrentis yang menyebabkan penyakit demam berulang, sedang B. vincentii menyebabkan penyakit tenggorokan ( Vincent’s argina).



Treponema dengan 8 spesies, diantaranya ialah T. pallidum yang menyebabkan penyakit sfilis, T. pertenue yang menyebabkan penyakit patek atau puru (framboesia). Leptospira mempunyai lengkungan – lengkungan yang lebih halus

daripada Treponema, ujung – ujungnya serupa kail. L. icterohaemorrhagiae menyebabkan penyakit weil, suatu penyakit kuning. Penyakit ini banyak diderita oleh pekerja – pekerja tambang yang tempatnya selalu lembab. Urine tikus liar yang kejangkitan Leptospira mengandung bakteri ini. 10. Ordo Mycoplasmatales Sangat pleomorfik, mudah sekali rusak, tidak bergerak, tidak berspora. Gram negatif. Saproba ada juga yang pathogen. Ordo ini terdiri atas 1 famili dengan1 genus. Famili Mycoplasmataceae : merupakan koloni – koloni yang kecil jika ditumbuhkan dalam medium buatan. Sifat – sifat lebih terperinci masih perlu diselidiki. Genus yang sudah dikenal ialah Mycoplasma dengan 15 spesies,

diantaranya M. mycoides yang dapat menyebabkan pleuropneumonia pada hewan; M. hominis yang dapat mengganggu kesehatan manusia. KELOMPOK UTAMA BAKTERI BERDASARKAN BERGEY’S MANUAL EDISI KE-8 a) Kelompok 1 : Bakteri Fototrofik Ciri-ciri : 

Bentuk sel bulat, batang, vibrio, atau spiral.



Gram negatif .



Perkembangbiakan dengan pembelahan biner.



Bergerak dengan flagella atau nonmotil.



Fotosintetik.



Bakterioklorofil.



Berpigmen.



Habitat di lingkungan akuatik. Contoh : Thiospirillum sp., Chromatium sp.

b) Kelompok 2 : Bakteri Luncur Ciri-ciri : 

Bentuk sel batang, bola atau filamen.



Gram negatif.



Motil



Sel-sel dapat terbenam dalam lendir.



Beberapa membentuk tubuh buah.



Habitat di tanah, bahan tumbuhan membusuk, lingkungan akuatik.

Contoh : Cytophagales c) Kelompok 3 : Bakteri Berselongsong Ciri-ciri : 

Sel terbungkus dalam selongsong.



Bentuk sel batag, atau seperti filmen.



Motil.



Gram negatif.



Beberapa membentuk pelekap ( dasar penghisap) yang digunakan untuk menempelkan diri pada permukaan.



Habitat di lingkungan akuatik dan lumpur. Contoh : Sphaerotilus, Leptothrix, Cladothrix, Crenothrix

d) Kelompok 4 : Bakteri kuncup dan/atau bakteri berapendiks Ciri-ciri : 

Sel dengan prosteka atau pelekap.



Perbanyakan dengan berkuncup dan membelah.



Motil karena flagela kutub atau nonmotil.



Bentuk sel bola, oval, ginjal, batang dengan ujung meruncing, beberapa menunjukkan pertumbuhan seperti hifa ( filament).



Habitat di tanah, lingkungan akuatik. Contoh : Hyphomirobium.

e) Kelompok 5 : Bakteri Spiroket Ciri-ciri : 

Dinding sel lentur (tidak kaku).



Morfologi sel langsing terpilin (spiral).



Perbanyakan dengan pembelahan melintang.



Motil.



Banyak spesies gram negatif.



Habitat di tanah dan lingkungan akuatik.



Patogenesitas. Contoh : Treponema pallidum

f) Kelompok 6 : Bakteri Spiral dan Lengkung Ciri-ciri : 

Dinding sel kaku.



Bentuk sel batang terpilin-pilin.



Motil karena flagella.



Gram negatif.



Habitat di lingkungan akuatik, organ-organ reproduktif, saluran pencernan, dan rongga mulut hewan ( termasuk manusia).



Patogenesitas. Contoh : Campylobacter fetus.

g) Kelompok 7 : bakteri batang dan kokus aerobik gram negatif Ciri-ciri : 

Morfologi sel batang, lonjong, bola, dimensi khas untuk bakteri.



Motil karena flagella atau nonmotil.



Aerobik.



Gram negatif.



Beberapa dapat menambat nitrogen dari udara, dapat mengoksidasi senyawa berkarbon satu, dapat menghancurkan berbagai macam senyawa.



Habitat di tanah, lingkungan akuatik, dan air asin.



Patogenesitas. Contoh : Brucella dan Francisella tularensis.

h) Kelompok 8 : Batang anaerobik Fakultatif Gram negative Ciri-ciri : 

Morfologi sel batang pendek.



Motil, flagella secara merata tersebar diseluruh permukaan sel atau nonmotil.



Anaerobic fakultaif.



Habitat di lingkungan akuatik, tanah , makanan, air seni, tinja.



Patogenesitas. Contoh : escherichia coli, salmonella sp.

i) Kelompok 9 : Batang gram negatif anaerobik Ciri-ciri : 

Morfologi sel batang,lurus, atau lengkung, memperlihatkan banyak sekali pleomorfisme.



Motilitas, beberapa spesies nonmotil.



Anaerob obligat.



Habitat di rongga-rongga alamiah pada manusia dan hewan, juga saluran pencernaan serangga.



Patogenesitas. Contoh : Desulfovibrio, Succinivibrio, Butyrivibrio, Selenomonas

j) Kelompok 10 : Kokobasilus dan kokus gram negative Ciri-ciri : 

Morfologi sel : kokus, berpasangan (diplokokus),beberapa kokobasili (batang-batang pendek),terdapat tunggal dan berpasangan.



Nonmotil.



Gram negatif.



Aerobik.



Habitat di saluran lendir manusia dan hewan.



Patogenesitas. Contoh : Neisseria gonorrhoeae dan Neisseria meningitidis.

k) Kelompok 11 : Bakteri anaerobik gram negative Ciri-ciri : 

Morfologi sel sngat kecil sampai sel-sel bulat yang lebih besar.



Nonmotil.



Anaerobik.



Habitat di saluran pernafasan dan pencernaan manusia dan hewan.



Parasitik. Contoh veillonella

l) Kelompok 12 : bakteri kemolitotrofik gram negatif Ciri-ciri : 

Autotrofik.



Morfologi sel : bulat, batang, spiral, membran berlapis banyak pada beberapa spesies.



Motil karena flagella atau nonmotil.



Habitat di tanah, limbah, lingkungan akuatik, lingkungan alamiah yang banyak mengndung belerang, besi atau mangan. Contoh : Nitrococcus

m) Kelompok 13 : bakteri penghasil metan (metanogenik) Ciri-ciri : 

Autotrofik atau heterotrofik.



Morfologi sel : bola, batang, spiral.



Motil karena flagella kutub atau nonmotil.



Gram positif atau gram negatif.



Anaerobic.



Beberapa spesies termofilik.



Habitat di saluran gastrointestinal pada hewan, endapan pada lingkungan akuatik dan limbah. Contoh : Methanospirillum.

n) Kelompok 14 : kokus gram positif Ciri-ciri : 

Morfologi sel :kokus terdapat tunggal atau berpasangan, dalam rantai, paket, atau gerombol.



Nonmotil.



Gram positif.



Anaerobic fakultatif atau mikroaerofilik.



Heterotrofik.



Habitat di tanah, air tawar, kulit, dan selaput lendir pada binatang berdarah panas termasuk manusia.



Patogenesitas. Contoh : Sarcina

o) Kelompok 15 : batang dan kokus pembentuk endospora Ciri-ciri : 

Morfologi sel : batang.



Motil karena flagella atau nonmotil.



Reaksi gram : kebanyakan gram positif.



Aerobic, anaerobic fakultatif, anaerobic, atau mikroaerofilik.



Endospora.



Habitat di tanah, air, lingkungan akuatik, saluran pencernaan hewan dan manusia.



Patogenesitas. Contoh : Sporosarcina

p) Kelompok 16 : bakteri gram positif tak membentuk spora Ciri-ciri : 

Morfologi sel : Basilus terdapat tunggal atau dalam rantai.



Nonmotil.



Gram positif.



Anaerobic atau anaerobic fakultatif.



Habitat di produk persusuan, produk dari daging dan butiran, air, limbah, serta produk fermentasi, rongga mulut, vagina, serta saluran pencernaan makanan hewan termasuk manusia. Contoh : Lactobacillus.

q) Kelompok 17 : aktinomisetes dan organisme yang sekerabat Ciri-ciri : 

Morfologi sel sangat beragam dan pleomorfik, bentuk batang tak beraturan,filament, dan filamen bercabang, struktur miselium.



Nonmotil.



Gram positif.



Aerobic, anaerobic, atau anaerobic fakultatif.



Habitat di tanah, lingkungan akuatik, air, dan binatang serta manusia.



Patogenesitas. contoh : Mycobacterium tubercolosis.

r) Kelompok 18 : riktesia Ciri-ciri : 

Morfologi sel :batang pendek, atau lonjong.



Gram negatif.



Nonmotil.



Parasit obligat intraselular ( kultivasi laboratories dalam system kultur jaringan atau hewan).



Habitat di serangga pembawa, burung, dan mamalia terasuk manusia.



Patogenesitas. Contoh : Chlamydia. Rickettsia prowazekii, Chlamydia trachomatis, Coxiella burnetii.

s) Kelompok 19 : mikoplasma Ciri-ciri : 

Morfologi sel : tidak ada dinding sel sejati, kandungan sel terbungkus oleh membrn berlapis 3 yang tak kaku.



Nonmotil.



Gram negatif.



Anaerobic fakultatif.



Habitat di selaput lendir saluran pernafasan dan saluran alat kelamin bawah.



Patogenesitas. Contoh : koloni mycoplasma molare, Mycoplasma mycoides, M. homonia, M. orale, Acholeplasma, Spiroplasma

1. Habitat Bakteri Habitat bakteri merupakan daerah tempat tinggal dan hidup bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme ubikuotus, yang berarti melimpah dan banyak ditemukan di hampir semua tempat. Habitatnya sangat beragam; lingkungan perairan, tanah, udara, permukaan daun, dan bahkan dapat ditemukan di dalam organisme hidup. Diperkirakan total jumlah sel mikroorganisme yang mendiami muka bumi ini adalah 5x1030 Dalam tubuh manusia Bakteri dapat ditemukan di dalam tubuh manusia, terutama di dalam saluran pencernaan. Jumlah total sel bakteri yang barada di dalam tubuh manusia bahkan lebih dari jumlah total sel tubuh manusia itu sendiri, yaitu lebih banyak sekitar 10 kali lipat. Oleh karena itu, kolonisasi bakteri sangatlah mempengaruhi kondisi tubuh manusia. Terdapat beragam jenis bakteri yang mampu menghabitasi daerah saluran pencernaan manusia, terutama pada usus besar. Kelompok bakteri yang mendominasi usus besar manusia pada umumnya adalah bakteri asam laktat yang merupakan bakteri gram positif dan kelompok enterobacter yang merupakan bakteri gram negatif. Mikroorganisme ini hidup secara anaerobik dan mampu melekat pada permukaan saluran pencernaan manusia. Contoh bakteri yang biasa ditemukan adalah Lactobacillus acidophilus. Beberapa jenis bakteri yang hidup di dalam saluran pencernaan ini tidak hanya menyerap nutrisi, tetapi juga berperan dalam menjaga kesehatan saluran pencernaan dan meningkatkan imunitas tubuh. Terdapat sekelompok bakteri menguntungkan yang mampu menunjang kesehatan dan bahkan mampu mencegah terbentuknya kanker usus besar. Kelompok bakteri ini termasuk dalam kelompok bakteri probiotik.

Selain di dalam saluran pencernaan, bakteri juga dapat ditemukan di permukaan kulit, mata, mulut, dan kaki manusia. Pada permukaan kulit saja, diperkirakan terdapat 500 jenis bakteri yang hidup disana. Di dalam mulut dan kaki manusia terdapat kelompok bakteri yang dikenal dengan nama metilotrof. Kelompok bakteri ini mampu menggunakan senyawa berkarbon tunggal, seperti metanol dan metilamin, untuk menyokong pertumbuhannya. Di dalam rongga mulut, bakteri ini menggunakan senyawa dimetil sulfida yang berperan dalam menyebabkan bau pada mulut manusia. Contoh bakteri yang termasuk dalam golongan ini adalah Methylobacterium extorquens. 1. Lingkungan ekstrim Bakteri merupakan kelompok organisme yang sangat beragam, baik dari segi metabolisme maupun morfologi tubuh. Beberapa kelompok mikroorganisme ini mampu hidup di lingkungan yang tidak memungkinkan organisme lain untuk hidup. Kondisi lingkungan yang ekstrim ini menuntut adanya toleransi, mekanisme metabolisme, dan daya tahan sel yang unik. Selain bakteri, mikroorganisme yang termasuk dalam domain archaea juga cenderung memiliki

ketahanan

sel

terhadap

lingkungan

ekstrim.

Kemampuan

mikroorganisme untuk hidup pada kondisi ekstrim dapat membawa nilai dan aplikasi di berbagai bidang industri, seperti pangan, agrikultur, farmasi dan pengobatan, serta bioteknologi. Thermus aquatiqus, bakteri termofilik yang banyak diaplikasikan dalam bioteknologi. Sebagai contoh, Thermus aquatiqus merupakan salah satu jenis bakteri yang hidup pada sumber air panas dengan kisaran suhu 60-80 oC. Organisme yang mampu hidup di lingkungan dengan suhu tinggi ini termasuk dalam golongan termofilik. Kemampuan bakteri ini untuk bertahan pada suhu tinggi disebabkan oleh stabilitas enzim, membran sel, dan makromolekul sel yang telah teradaptasi. Enzim yang dimiliki oleh bakteri kelompok termofilik memiliki komposisi asam amino yang berbeda dengan bakteri pada umumnya. Di samping itu, protein yang terdapat sel memiliki ikatan hidrofobik dan ikatan ionik yang sangat kuat. Komposisi membran selnya didominasi oleh asam lemak jenuh sehingga bersifat lebih stabil dan fungsional pada suhu tinggi. Hal

ini disebabkan oleh kuatnya ikatan hidrofobik pada rantai asam lemak jenuh bila dibandingan dengan asam lemak tak jenuh. Terdapat beberapa jenis enzim yang banyak digunakan di industri yang diperoleh dari kelompok organisme termofilik, seperti amilase, pullulanase, selulase, xilanase, kitinase, proteinase, esterase, dan alkohol dehidrogenase.

Tidak hanya di lingkungan bersuhu tinggi, bakteri juga dapat ditemukan pada

lingkungan

dengan

suhu

yang

sangat

dingin.

Pseudomonas

extremaustralis ditemukan pada Antartika dengan suhu di bawah 0oC. Bakteri ini bersifat motil dan hidup membentuk struktur biofilm yang membantunya dalam menghadapi kondisi ekstrim. Contoh bakteri lainnya yang dapat hidup di suhu rendah adalah Carnobacterium. Kelompok bakteri yang mampu hidup di lingkungan bertemperatur rendah termasuk dalam golongan psikrofilik. Kemampuan bakteri ini untuk bertahan pada kondisi temperatur rendah cukup bertolak belakang dengan kelompok bakteri termofilik. Enzim yang disintesis memiliki struktur α-heliks yang lebih banyak bila dibandingkan dengan struktur β-sheet. Struktur α-heliks yang lebih fleksibel menyebabkan enzim tetap dapat bekerja walaupun pada suhu yang rendah. Di samping itu, enzim bakteri psikrofilik harus lebih bersifat polar dan hanya mengandung sedikit asam amino yang bersifat hidrofobik. Selain enzim dan protein yang teradaptasi, membran sitoplasma kelompok bakteri ini juga telah mengalami penyesuaian dengan mengandung lebih banyak asam amino tidak jenuh. Di samping pengaruh ekstrim temperatur, bakteri juga dapat hidup pada berbagai lingkungan lain yang hampir tidak memungkinkan adanya kehidupan (lingkungan steril). Halobacterium salinarum dan Halococcus sp. adalah contoh dari bakteri yang dapat hidup pada kondisi garam (NaCl) yang sangat tinggi (15-30%). Kelompok bakteri yang hidup optimal pada kisaran kadar garam tersebut termasuk dalam golongan ekstrim halofil. Tedapat pula beberapa jenis bakteri yang mampu hidup pada kadar gula tinggi (kelompok osmofil), kadar air rendah (kelompok xerofil), derajat keasaman pH sangat tinggi, dan rendah.

2. Reproduksi bakteri Reproduksi bakteri dilakukan melalui dua cara yaitu aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual dilakukan dengan pembelahan biner atau membelah diri. Adapun reproduksi seksual dengan paraseksual atau rekombinasi genetik. a. Reproduksi Aseksual Sebagian besar bakteri melakukan reproduksi aseksual melalui proses pembelahan sederhana yang disebut pembelahan biner Proses ini mampu mereproduksi salinan genetik dari sel induk secara tepat.

Proses pembelahan biner pada bakteri Pada kondisi yang ideal, bakteri dapat membelah satu kali setiap 20 menit atau sekitar 1 × 1021 anakan baru setiap harinya. Reproduksi yang cepat ini memungkinkan bakteri dapat berkembang biak menjadi sangat banyak dalam lingkungan yang menguntungkan.

Replikasi DNA menjadi dua salinan DNA

Pembagian Sitoplasma

Terbentuk Dinding

Pemisah diantara kedua sel anak

Terbentuk dua sel bakteri

b. Reproduksi Seksual Reproduksi seksual bakteri tidak melibatkan gamet dan peleburan sel, tetapi berupa pertukaran materi genetik (DNA). Proses perpindahan materi genetik semacam ini disebut juga paraseksual atau rekombinasi genetik. Rekombinasi genetik menghasilkan dua sel bakteri yang mempunyai materi genetik kombinasi dari keduanya. Proses rekombinasi genetik dapat terjadi melalui tiga metode berikut. 

Transformasi adalah proses perpindahan materi genetik berupa DNA ke dalam sel bakteri.



Transduksi adalah perpindahan materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lain melalui perantara bakteriofage (virus bakteri).



Konjugasi adalah perpindahan DNA secara kontak langsung antara sel bakteri yang berdekatan.

3. Siklus hidup Bakteri Siklus hidup bakteri terdiri dari 4 fase, yaitu fase lag, fase eksponensial atau log, fase stasioner dan fase kematian.

Lag

Eksponensial (log)

Stasioner

kematian

1. Fase Lag (Lag Phase) Pada fase ini, bakteri tidak mengalami pertumbuhan. Namun, mereka melakukan adaptasi dengan lingkungan baru mereka dan bermetabolisme, dengan cara, menghasilkan vitamin dan asam amino yang dibutuhkan untuk pembelahan. Selanjutnya, bakteri ,e,ulai proses penyalinan DNA mereka, dan jika lingkungan baru mereka memiliki pasokan nutrisi yang sesuai dan banyak, fase lag dapat terjadi dengan singkat. Kemudian bakteri akan melanjutkan ke fase berikutnya dalam siklus hidup mereka.

2. Fase Eksponensial atau log (Logr or Exponential Phase) Selama fase log atau eksponensial, bakteri berkembang biak dengan sangat cepat, bahkan secara eksponensial. Waktu yang dibutuhkan kultur untuk menggandakan diri disebut “Generation Time”, dan apabila berada pada kondisi terbaik, bakteri dapat menggandakan dirinya dalam waktu sekitar 15 menit. Ada juga bakteri lain yang membutuhkan waktu berhari-hari. Dalam bakteri, salinan DNA melayang ke sisi berlawanan dari membran. Ujung dari bakteri kemudian tertarik untuk berpisah, yang menciptakan dua “sel

anak”, yang identik dan siap memulai kehidupan baru. Proses ini disebut pembelahan biner (binarry Fusion) 3. Fase Stasioner (Stationary Phase) Selama fase stasioner, pertumbuhan bakteri sedikit datar. Karena banyaknya zat sisa dan semakin menyempitnya ruang hidup. Bakteri tidak dapat mempertahankan wilayah yang terbentuk pada fase sebelumnya. Jika bakteri mampu bergerak menuju kultur yang lain, maka pertumbuhannya dapat dilanjutkan. 4. Fase Kematian (Death Phase) Pada fase ini, bakteri akan kehilangan semua kemampuan untuk mereproduksi, yang seolah-olah menjadi “lonceng kematian” mereka. Seperti pada fase log atau eksponensial, kematian bakteri dapat terjadi secepat pertumbuhan mereka. 5. Peranan Bakteri Dalam kehidupan manusia maupun makluk hidup lain dibumi ini, tidak lepas dari peran negatif maupun positif dari bakteri, dalam hidupnya bakteri bisa sangat menguntungkan makhluk hidup lainnya bahkan juga bisa merugikan inangnya. Bakteri dan manusia memiliki banyak hubungan yang penting. Bakteri membuat hidup kita lebih mudah dalam beberapa cara. Pada kenyataannya, kita tidak bisa bertahan hidup tanpa mereka. Di sisi lain, bakteri juga bisa membuat kita sakit. Bakteri menyediakan layanan ekosistem yang penting. Mereka adalah pengurai penting. Mereka juga diperlukan untuk siklus karbon dan nitrogen. Ada miliaran bakteri di dalam usus manusia. Mereka membantu mencerna makanan, membuat vitamin, dan memainkan peran penting lainnya. Manusia juga menggunakan bakteri dalam banyak cara lainnya, termasuk : 

Fermentasi makanan



Menciptakan produk, seperti etanol dan enzim.



Membuat obat, seperti antibiotik dan vaksin.



Membuat biogas, seperti metana.



Membersihkan tumpahan minyak dan limbah beracun.



Membunuh hama tanaman.



Mentransfer gen normal sel-sel manusia dalam terapi gen.

Berikut ini tabel bakteri yang berperan dalam berbagai bidang Tabel 1. Bakteri dalam bidang Fermentasi No

Nama Produk atau

Bahan Baku

makanan

Bakteri yang berperan

1

Mentega

Susu

2

Yoghurt

Susu

3

Terasi

Ikan

Lactobacillus sp.

Buah-buahan

Lactobacillus sp. Pediococcus cerevisiae

4

Asinan buah – buahan

Streptococcus lactis Lactobacillus burgaricus dan streptococcus thermophillus

5

Sosis

Daging

6

Kefir

Susu

7

Yakult

Susu

Lactobacillus casei

8

Nata de coco

Sari air kelapa

Acetobacter xylinum

9

Asam cuka

Alkohol

Acetobacter

10

Asam butirat

-

Clostridium bitricum

11

Asam propinat

-

Propioni bactericum

12

Sauerkraut

Irisan kubis

Lactobacillus plantarum

13

Acar

Ketimun

Leuconostoc mesenteroides

14

Buah zaitun hijau

Daging sapi dan babi

Lactobacillus burgaricus dan streptococcus lactis

Leuconostoc mesenteroides

Tabel 2. Peranan bakteri pada bidang pertanian No 1

Nama bakteri

Peran

Bakteri Pasteuria Penetrans

Pengembalian nematoda padan ladang

2

Bakteri Rhizobium Leguminosarum

Mencukupi kebutuhan nitrogen

3

Bacillus thurigiensis

Menyerang hama

4

Bauveria bassiana

Membunuh hama

5

Trichoderma sp.

Mengendalikan penyakit tanaman

6

Metharizum anisopliae

Menyerang hama

7

Azospirillum sp. Dan azotobacter sp.

Penambat N simbiotik

8

Endomikoriza

Melarutkan fosfat

Tabel 3. Peranan bakteri sebagai pengurai No

Bakteri

Peran

1

Escherichia coli

Membantu pembusukan makanan

2

Methanobacterium omelianski

Menguraikan asam cuka menjadi metana

3

Clostridium sporangeus

Menguraikan asam amino menjadi amonia

4

Desulfovibrio desulfuricans

Menguraikan bangkai

5

Thiobacillus denitrificans

Menguraikan nitrit dan menghasilkan N denitrifikasi

6

Nitrosomonas dan nitrosococcus

Amonia menjadi nitrit

7

Nitrobacter

Nitrit menjadi nitrat

Tabel 4. Peranan bakteri pada bidang industri No 1

2

Bakteri

Produk Aseton – Butanol

Clostridium

Kegunaan Pelarut : pembuatan bahan

asetobutylicum

kimia

Bacillus

Pelembab

polymyxa Buthanedhiol

enterobacter

intermediet

kimia

aerogenes 3

Gluconobacter

Dihidroksiaseton

Bahan kimia halus

suboxydans 4

Pseudomonas sp.

Asam ketoglukunat

5

6

Gluconobacter

Asam

suboxydans

ketoglukonat

Lactobacillus

Asam laktat

delbrueckii

-2 Intermediet untuk asam Daraboaskorbat 5- Intermediet asam tartat

Produk pangan tekstil, dan pembuatan bahan kimia, menghilangkan kapur dari kulit binatang

7

Bacillus subtillis

Amilase bakteri

Memodifikasi merekatkan

pati, kertas,

melepaskan perekat pada tekstil 9

Leuconostoc

dekstran

mesenteroides

Stabilisator dalam produk pangan, pengganti plasma darah

10

Gluconobacter

Sarbose

Pembuatan asam askorbat

suboxydans 11

Streptomycesalivaceus Kobalamin

Pengobatan

Propionibacterium

pernisiosa,

freudenreichii

makanan, dan makanan ternak

anemia pelengkap

Tabel 5. Peranan bakteri dibidang kesehatan No

Nama bakteri

Hasil antibiotik

1

Streptomyces griseus

Streptomicin

2

Streptomyces rimosus

Teramisin

3

Streptomyces venezuelae

chloracimphenicol/kloromisitin

4

Streptomyces aureofaciens

Aureomisin

5

Bacillus subtilis

Polimiksin

6

Bacillus subtilis

Basitrasin

7

Bacillus brevis terotrisin

Terotrisin

8

Penicillium

Penisilin

9

Bacillus Polymyxa

Antibiotik Polymixin

10

Acetobacter Aceti

Asam cuka

B. Pengertian Ganggang ( Alga) Alga adalah tumbuhan nonvascular yang memilika benruk thalli yang beragam, uniseluler atau multiseluler, dan berpigmen fotosintetik. Alga bentik (makroalga) dapat hiduup di perairan tawar dan laut (bold & wynne 1978:1; dawea 1981:59). Makroalga adalah tumbuhan tidak berpembuluh yang tumbuh melekat pada subtract didasaran laut. Tumbuhan tersebut tidak memiliki akar, batang daun, bunga, buah, dan biji ssejati (sumich 1979:99; mnConnaughey &zottoli 1983: 114 lerman 1986:39). Makroalga terbesar didaerah litoral dan sublitoral. Daerah tersebut masih dapat memperoleh cahaya matahari yang cukup sehingga proses fotosintesis dapat berlangsung (dawes 1981:13). Makraoalga menyerap nutrisi berupa fosfor dan nitrogen dari lingkungan sekitar perairan (leviton 2001: 270). Menurut atmaja & sulistijo ( 1988: 5), makroalga dapat diklasifikasikan menjadi tiga divisi berdasarkan kandungan pigmen fotosintetik dan pigmen asesoris, yaitu: cholorophyta, phaeophyta, dan rhodophyta. Dalam dunia tumbuhan alga (ganggang) termasuk kedalam dunia tallopyta (tumbuhan talus), karena belum mempunyai akar, batang dan daun secara jelas. Tumbuhan ganggang ada yang bersel tunggal dan juga ada yang bersel banyak dengan bentuk serupa benang atau lembaran.

Tumbuhan ganggang merupakan tumbuhan yang hidup di air,baik air tawar atau air laut,setidak-tidaknya selalu menempati habitat yang lembab dan basah.Ada yang bergerak aktif dan ada yang tidak.jenis ganggang yang bergerak aktif mempunyai alat untuk bergerak yang berupa bulu-bulu cambuk atau flagel.Yang berjumlsh satu atau lebih.jenis yang tubuhnya bersel tunggal dan

adapat

bergerak

aktiv

merupakan

penyusun

plankton,tepatnya

fikoplankton.Yang melekat pada sesuatu yang ada didalam air seperti batu atau kayu,disebut

bentos.

Tubuh ganggang terdapat zat warna (pigmen), yaitu 

Fikosianin : warna biru



Klorofil : warna hijau



Fikosantin : warna perang/ coklat



Fikoeritrin : warna merah karoten : warna keemasan



Xantofil : warna kuning

1. Morfologi Ganggang (Alga ) Banyak spesies alga terdapat sebagai sel tunggal yang dapat berbentuk bola, batang, gada atau kumparan. Dapat bergerak atau tidak. Algae hijau uniseluler yang khas. Algae mengandung nucleus yang dibatasi membrane. Setiap sel mengandung satu atau lebih kloroplas, yang dapat berbentuk pita atau seperti cakram-cakram diskrit (satuan-satuan tersendiri) sebagaimana yang terdapat pada tumbuhan hijau. Di dalam matriks kloroplas terdapat membrane tilakoid yang berisikan klorofil dan pigmenpigmenpelengkap yang merupakan situs reaksi cahaya pada fotosintesis. Algae berkembang biak secara seksual atau aseksual. Reproduksi aseksual berupa pembelahan biner sederhana. Reproduksi seksual dijumpai di antara algae. Dalam proses ini terdapat konyugasi gamet (sel seks) sehingga menghasilkan zigot.

2. Fisiologi Ganggang ( Alga )

Algae adalah mikroorganisme aerobic fotosintetik, dijumpai di mana saja yang tersedia cukup cahaya, kelembapan, dan nutrient sederhana yang memperpanjang hidupnya. Pertumbuhan algae berlangsung cepat di air yang diam dengan bantuan sinar matahari. Phosphat dan Nitrat dalam air dapat mendukung pertumbuhan Algae.Beberapa spesies algae hidup pada salju dan es di daerah-daerah kutub dan puncak-puncak gunung. Beberapa ganggang hidup dalam sumber air panas dan suhu setinggi 70 0C. beberapa algae beradaptasi pada tanah lembab, pepagan pohon, dan bahkan permukaan batuan. Alga (ganggang) mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid, dan fikobilin (ketiganya terdapat dalam kloroplas). Sebagai hasil fotosintetiknya, algae menyimpan berbagai produk makanan cadangan sebagai granul atau globul dalam sel-selnya. Ganggang hijau menyimpan pati seperti yang terdapat pada tumbuhan. Algae lain dapat menyimpan macam-macam karbohidrat, beberapa algae menyimpan minyak atau lemak.

3. Jenis Ganggang ( Berdasarkan Cara Fotosintesis ) 

Ganggang Prokariotik Ganggang hijau-biru atau Cyanobacteria masuk ke dalam kelompok bakteri. Cyanobacteria memiliki struktur sel prokariotik seperti halnya bakteri dan bisa melakukan fotosintesis langsung karena memiliki klorofil. Sebelumnya ganggang ini dikenal dengan struktur Cyanophyta dan bersama bekteri masuk ke dalam kingdom monera. Akan tetepi, dalam perkembangan selanjutnya diketahui bahwa ganggang ini memiliki karakteristik bakteri, sehingga dimasukkan ke dalam kelompok bakteri ( Eubacteria ).



Ganggang Eukariotik Ganggang lainnya memiliki struktur sel eukariotik dan mampu berfotosintesis melalu kloroplas. Gangga eukariotik meliputi : a. Rhodopyhcophyta b. Chlorophycophyta

c. Glaucophyta d. Euglenophyta e. Chlorarachniophyta f. Heterokont g. Haptophyta h. Cryptomonadophyta i. Dinoflagellata

4. Jenis Ganggang ( Berdasarkan Perbedaan Pigmen ) 1. Ganggang Hijau ( Chlophyceae ) Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten dan xantofil. Ganggang ini juga dapat melakukan fotosintesis. 90% hidup di air tawar dan 10% hidup di laut. Yang hidup di air umumnya sebagai plankton atau bentos, juga menempel pada batu dan tanah. Ganggang hijau merupakan kelompok ganggang yang paling banyak jumlahnya diantara gangganga lain. Cara reproduksi dengan fragmentasi dan konjugasi. Adapun contoh-contohnya yaitu: a. Chlorella : bersel satu, bentuk bulat, kloroplas menyerupai mangkuk atau lonceng, hidup di air tawar/ laut/ payau/ darat, pembiakan vegetatif dengan pembelahan sel dan tiap sel membentuk 4 sel anakan. Beberapa ahli beranggapan ganggang ini dapat dimanfaatkan kelak untuk memproduksi bahan makanan baru bagi manusia, yakni protein, lemak dan karbohidrat. b. Ulva : terdapat di dasar pantai berbatu, berupa lembaran yang disebut selada air dan dapat dimakan. c. Spiroggyra: berbentuk benang (filamen) silindris, hidup di kolam, sawah atau perairan yang airnya tidak deras, reproduksi vegetatif dengan fragmentasi, generatif dengan konyugasi yaitu dua Spirogyra yang bertonjolan berdekatan, kemudian dua tonjolan bergabung membentuk pembuluh, protoplasma isi sel yang berlaku sebagai gamet, gamet sel yang satu pindah ke

gamet sel yang lain dan terjadilah plasmogami dan diikuti kariogami, hasil persatuan ini berupa zigospora diploid, zigospora mengadakan meiosis dan tumbuh menjadi benang baru yang haploid, dan hanya satu sel yang menjadi individu baru. d. Chlamidomonas: berbentuk bulat telur dengan dua flagelum, satu vakuola dan satu nukleus. Ditemukan butir stigma dan pirenoidyang berfungsi sebagai pusat pembentukan tepung (amilum). Reproduksi dilakukan membelah diri dan konyugasi. e. Euglena: juga dikelompokan ke dalam protozoa (hewan), karena selain mempunyai klorofil juga dapat berpindah tempat. f. Hydrodictyon: ditemukan di air tawar dan koloninya berbentuk jala. Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi (pemisahan) sel koloni menghasilkan zoospora, sedang generatif dengan konyugasi sel gamet yang dilepas dari induknya menghasilkan zigospora. g. Oedogonium: biasanya melekat pada tanaman air, rumaha siput dan lain-lain. h. Chara : bentuknya seperti tumbuhan tingkat tinggi, terdapat di air tawar. Batang beruas-ruas dan tiap ruas bercabang kecil. 

Peranan ganggang hijau dalam kehidupan : a) Menguntungkan : 1. Sebagai plankton dan merupakan komponen penting dalam rantai makanan air tawar. 2. Dapat dipakai sebagai makanan, misal Ulva dan Chlorella. 3. Penghasil O2 dari proses fotosintesis yang diperlukan oleh hewan-hewan air. b) Merugikan : 1. Ganggang hijau dapat mengganggu bila perairan terlalu subur, sehingga air akan berubah warna dan berbau.



Perkembangbiakan ganggang hijau. a. Vegetatif (aseksual), yaitu:

pembelahan sel fragmentasi

pemisahan koloni pembentukan spora b. Generatif (seksual), yaitu: isogami anisogami oogami

2.

Ganggang Keemasan ( Chrysophyta ) Bersel tunggal atau banyak, mempunyai pigmen klorofil a, klorofil

c, karoten, xantofil dan fikosantin.Hidup di tempat yang basah, laut, air tawar, dan merupakan fitoplankton. Contoh : - Vaucheria : hidup di air atau tempat yang basah, berbentuk benang sering bercabang. - Ochromonas : sel berbentuk bola, berstigma, flagel dua sama panjang, kloroplas berupa lembaran melengkung warna kekuningan. -Diatome (Navicula atau ganggang kersik): hidup di air tawar, laut sebagai epifit dan mayoritas sebagai plankton. Contoh yang terkenal dari Diatome adalah Pinnularia sp. Cangkok Diatome dibuat dari bahan gelas yaitu silica. a. Manfaat ganggang keemasan : Diatome (ganggang kersik) dapat dipakai sebagai penyerap nitrogliserin pada bahan peledak, sebagai campuran semen dan sebagai bahan penggosok. b. Peranan ganggang dalam kehidupan : 1) Bidang industri - Asam alginat yang dihasilkan ganggang perang berperan untuk pembuatan plastik, kosmetik dan tekstil. - Navicula sp, yang mati membentuk tanah diatome dipakai sebagai bahan penyekat dinamit, penggosok dan saringan. - Eucheuma spinosum (ganggang merah), merupakan penghasil agar-agar. -Chlorella merupakan sumber karbohidrat dan protein.

-Fukus dan Laminaria, abunya menghasilkan yodium. 2) Bidang perikanan Ganggang yang berupa fitoplankton merupakan makanan ikan di laut. 3) Dalam ekosistem Pada ekosistem air ganggang berfungsi sebagai komponen produsen yang paling utama. Perkembangbiakan ganggang keemasan Perkembangbiakan

vegetatif

(aseksual)

dengan

pembelahan

sel,

fragmentasi, pemisahan koloni, dan pembentukan spora (aplanospora atau zoospora). Perkembangbiakan generatif (seksual) dengan konjugasi, isogami, anisogami, dan oogami. Contoh ganggang keemasan Ganggang keemasan bersel tunggal Ochromonas Sel tubuhnya berbentuk bola yang dilengkapi dengan 2 flagel sebagai alat gerak. Kedua flagel tersebut tidak sama panjang. Di dalam sitoplasmanya terdapat beberapa organel penting, seperti kloroplas yang berbentuk lembaran melengkung, vakuola, stigma, dan nukleus. Ochromonas berkembangbiak dengan membelah diri. Navicula sp Ganggang ini dikenal sebagai diatomae atau ganggang kersik karena dinding sel tubuhnya mengandung zat kersik. Kersik merupakan komponen penting dalam plankton. Navicula sp hidup di air tawar dan di laut. Tubuh Navicula sp terdiri atas dua bagian yaitu kotak (hipoteka) dan tutup (epiteka). Di antara kotak dan tutup terdapat celah yang disebut rafe. Perkembangbiakan Navicula sp: Perkembangbiakan vegetatif Navicula dengan membelah diri. Setiap inti diatomae membelah menjadi dua, diikuti pembagian sitoplasma menjadi dua bagian. Selanjutnya, dinding sel Navicula memisah menjadi kotak dan tutup. Pada sel anakan, baik kotak maupun tutup akan berfungsi

menjadi tutup, dan masing-masing akan membentuk kotak baru. Dengan demikian setiap sel anakan yang berasal dari kotak akan mempunyai ukuran lebih kecil daripada sel asalnya. Peristiwa ini berlangsung berulang kali. Perkembangbiakan

generatif

Navicula

berlangsung

dengan

konjugasi. Bila ukuran tubuh Navicula tidak memungkinkan untuk mengadakan pembelahan lagi, inti selnya akan mengalami meiosis dan menghasilkan gamet. Gamet itu kemudian akan meninggalkan sel dan setelah terjadi pembuahan di dalam air akan menghasilkan zigot. Zigot selanjutnya tumbuh menjadi sel Navicula baru dan membentuk tutup dan kotak baru. Bila Navicula mati, dinding selnya akan mengendap membentuk tanah diatom yang kaya zat kersik. Tanah ini merupakan bahan dinamit, isolator, dan bahan gosok penghalus. Ganggang keemasan berbentuk filamen Vaucheria Tubuhnya berupa benang bercabang-cabang dan tidak bersekat, memiliki inti sel banyak, dan menyebar. Vaucheria tumbuh melekat pada substrat dengan menggunakan alat yang berbentuk akar. Habitatnya di air tawar

maupuan

di

air

payau.

Perkembangbiakan Vaucheria: Perkembangbiakan

vegetatif

Vaucheria

berlangsung dengan

pembentukan zoospora yang berkumpul dalam sporangium pada ujung filamen. Selanjutnya, inti di dalam sporangium membelah secara meiosis dan menghasilkan zoospora. Zoospora tersebut berinti banyak dan mempunyai flagel yang tumbuh di seluruh permukaannya. Setelah sporangium masak, zoospora akan keluar dan tumbuh menjadi Vaucheria baru.

3. Ganggang Coklat ( Phaophyta ) Phaeophyceae atau Ganggang coklat adalah salah satu kelas dari dari ganggang berdasarkan zat warna atau pigmentasinya. Pigmen yang lebih dominan adalah pigmen xantofil yang menyebabkan ganggang

berwarna coklat. Pigmen lain yang terdapat dalam Phaeophyceae adalah klorofil A dan C serta karoten. Sebagian besar Phaeophyceae terdapat dilaut, hanya ada tiga jenis saja yang hidup di air tawar dan jenis-jenis ini merupakan jenis yang langka. Phaeophyceae banyak terdapat didaerah yang beriklim dingin. Alga ini banyak mendominasi bagian lateral daerah artik dan antartik. Walaupun demikian, ada jenis-jenis lainnya yang hidup didaerah tropic dan subtropik. Sebagian besar dari phaeophyceae hidup melekat pada subtract karang dan lainnya. Beberapa diantaranya hidup sebagai epifit. Paeophyta atau ganggang coklat dibagi menjadi tiga golongan, berdasarkan tipe pergantian keturunan. Ganggang coklat ini hidup pada air laut, hanya beberapa jenis saja yang di temukan di air laut,hanya bebepa saja yang hidup di air tawar, di laut samudra, di daerah iklim sedang

dan

dingin.

Ganggang coklat ini masuk dalam satu kelompok yang sangat besar, Heterokontopyta,suatu eukaryotic kelompok organisma yang di bedakan secara mencolok, ganggang ini lebih banyak di temukan irtidal, terutama pada daerah belahan utara.Anggota phaeophyta di temukan sekitar 500 genus dengan 5600 spesies. Pada daerah tropis, beberapa spesies ini dapat membentuk biomasa penting. Hidup di pantai, warna coklat karena adanya pigmen fikosantin (coklat), klorofil a, klorofil b dan xantofil. Tubuh berbentuk seperti benang atau lembaran yang dapat mencapai puluhan meter.Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi,c sedangkan generatif dengan isogami dan oogami. Contoh-contoh ganggang cokelat : - Laminaria - Fucus - Turbinaria - Sargasum

a.

Peranan ganggang coklat :

- Penghasil asam alginat, sebagai bahan campuran es krim, cat, obat-obatan, lateks sintetis - Sumber I2 (iodium) dan K (kalium) - Sebagai makanan ternak b.

Habitat: Ganggang coklat umumnya hidup di air laut, khusunya laut yang agak dingin dan sedang.

c.

Cara hidup Bersifat autotrof fotosintesis, terjadi dihelaian yang mempunyai daum. Gula yang dihasilkan ditransportasikan ketangkai yang menyerupai batang.

d.

Peranan ganggang coklat dalam kehidupan Dimanfaatkan sebagai industry makanan atau farmasi, algin atau asam alginate dari ganggang coklat digunakan dalam pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep, pembersih gigi, lotion dank rim, selain itu dapat dimanfaatkan untuk kandungan nitrogen dan kaliumnya cukup tinggi, sedangkan kandungan folfornya rendah.

e.

Reproduksi Terjadi

secara

aseksual

dengan

pembentukan

zoospore berflagella dan fragmentasi, sedangkan reproduksi seksual

terjadi

secara

ogami

dan

isogami.

Contoh ganggang coklat; - Focus serratus - Makro cystis pyrefera - Sargassum vulgare - Turbinsaris decurrens

4. Ganggang Merah ( Rhodophyta ) Umumnya hidup di laut dan beberapa jenis di air tawar, mengandung pigmen kklorofi a, klorofil d, karoten, fikoeritrin, fikosianin.Tubuh bersel

banyak menyerupai benang atau lembaran. Reproduksi vegetatif dengan spora. Contoh Batrachospermum, Gelidium, Eucheuma, Gracililaria, Chondrus, Porphyra. Polysiphonia, Nemalion a)

Habitat ganggang merah Sebagian besar ganggang merah hidup di laut, banyak terdapat di laut tropika. Sebagian kecil hidup di air tawar yang dingin dengan aliran deras dan banyak oksigen. Selain itu ada pula yang hidup di air payau. Ganggang merah yang banyak ditemukan di laut dalam adalah Gelidium dan Gracilaria, sedang Euchema spinosum ditemukan di laut dangkal.

b)

Perkembangbiakan ganggang merah Ganggang merah berkembangbiak secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif Ganggang merah berlangsung dengan pembentukan spora haploid yang dihasilkan oleh sporangium atau talus ganggang yang diploid. Spora ini selanjutnya tumbuh menjadi ganggang jantan atau betina yang sel-selnya haploid. Perkembangbiakan generatif Ganggang merah dengan oogami, pembuahan sel kelamin betina (ovum) oleh sel kelamin jantan (spermatium). Alat perkembangbiakan jantan disebut spermatogonium yang menghasilkan spermatium yang tak berflagel. Sedangkan alat kelamin betina disebut karpogonium, yang menghasilkan ovum. Hasil pembuahan sel ovum oleh spermatium adalah zigot yang diploid. Selanjutnya, zigot itu akan tumbuh menjadi ganggang baru yang menghasilkan aplanospora dengan pembelahan meiosis. Spora haploid akan tumbuh menjadi ganggang penghasil gamet. Jadi pada ganggang merah terjadi pergiliran keturunan antara sporofit dan gametofit.

Peranan ganggang merah Ganggang merah dapat menyediakan makanan dalam jumlah banyak bagi ikan dan hewan lain yang hidup di laut. Jenis ini juga menjadi bahan makanan bagi manusia misalnya Chondrus crispus (lumut Irlandia) dan beberapa genus Porphyra. Chondrus crispus dan Gigortina mamilosa menghasilkan karagen yang dimanfaatkan untuk penyamak kulit, bahan pembuat krem, dan obat pencuci rambut. Ganggang merah lain seperti Gracilaria lichenoides, Euchema

spinosum,

Gelidium

dan

Agardhiella

menghasilkan bahan bergelatin yang dikenal sebagai agaragar. Gelatin ini digunakan oleh para peneliti sebagai medium bakteri, untuk pengental dalam banyak makanan, perekat tekstil dan sebagai obat pencahar (laksatif), atau makanan lainnya. Euchema spinosum banyak dibudidayakan masyarakat karena merupakan bahan pembuat agar-agar.

5. Ganggang Biru ( Chyanophyta ) Ganggang hijau biru termasuk kedalam monera, karena struktur selnya sama dengan struktur sel bakteri, yaitu bersifat prokariotik. Ganggang hijau biru berukuran mikroskopis. Ganggang hijau biru tersebar luas, banyak ditemukan di perairan tanah yang lembab, permukaan dinding tembok, pot, batu karang yang lembab. Bahkan ditemukan pula di tempat yang kurang menguntungkan lingkungannya. Beberapa jenis dijumpai pada sumber air panas seperti mata air panas Yellow Stone Park di Amerika. Ciri-ciri dan sifat ganggang hijau biru: Tumbuhan bersel satu, benang (filamen) dan hidup berkoloni Memiliki klorofil, karotenoid serta pigmen fikobilin yang terdiri dari fikosianin dan fikoeritin (sering disebut ganggang hijau biru) Dinding sel mengandung peptida, hemiselulosa dan selulosa, kadang -kadang berlendir Inti sel tidak memiliki membran

(prokarion) Contoh: a. Bentuk unisel (satu sel): Chroococcus, Gloeocapsa b. Bentuk koloni: Polycystis c. Bentuk filamen: Oscilatoria, Nostoc, Anabaena, Rivularia. Cara perkembangbiakan ganggang hijau biru, dilakukan dengan tiga cara:

a. Pembelahan sel Melalui cara ini sel dapat langsung terpisah atau tetap bergabung membentuk koloni. Misal: Gloeocapsa. b. Fragmentasi Fragmentasi adalah cara memutuskan bagian tubuh tumbuhan yang kemudian membentuk individu baru. Fragmentasi terutama pada ganggang Oscillatoria. Pada filamen yang panjang, bila salah satu selnya mati, maka sel mati itu membagi filamen menjadi dua bagian atau lebih. Masing-masing bagian disebut Hormogonium. c. Spora Pada keadaan yang kurang menguntungkan akan terbentuk spora yang sebenarnya merupakan sel vegetatif. Spora membesar dan tebal karena penimbunan zat makanan. Contoh: Chamaesiphon comfervicolus. Manfaat Ganggang Biru Jenis ganggang hijau biru bersel satu merupakan vegetasi perintis, hal ini karena ganggang tersebut mampu/dapat mengawali kehidupan sebelum organisme lainnya dapat hidup di suatu tempat. Sejumlah ganggang hijau biru berfilamen (bentuk benang) dapat mengikat nitrogen (N2) bebas dari atmosfer dan diubah menjadi amoniak (NH3). Hal ini dilakukan juga di dalam heterokista, sehingga dapat berperan dalam proses menyuburkan tanah. Jenis ganggang hijau biru yang bermanfaat di antaranya:

- Nostoc Perendaman sawah selama musim hujan mengakibatkan Nostoc tumbuh subur dan memfiksasi N2 dan udara sehingga dapat membantu penyediaan nitrogen yang digunakan untuk pertumbuhan padi. - Anabaena azollae Hidup bersimbiosis dengan Azolla pinata (paku air). Paku air mendapat keuntungan berupa amonia hasil fiksasi nitrogen oleh Anabaena azollae. - Spirullina Ganggang ini mengandung kadar protein yang tinggi, sehingga dijadikan sumber makanan.

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Bakteri merupakan kelompok mahluk hidup bersel tunggal yang dimasukkan dalam golongan jasad renik atau mikrobia. Mengingat tubuhnya yang mikrokopis itu, sehingga studi tentang bakteri mulai. Tubuh bakteri yang terdiri atas sebuah sel saja ini, mempunyai bentuk yang beraneka ragam. Ada yang berbentuk peluru atau bola, seperti bintang, bengkok seperti koma, atau sekrup serta ada yang seperti spiral. Bentuk tubuhnya merupakan salah satu sifat yang dijadikan dasar dalam pengklasifikasian bakteri. Dalam kondisi tertentu, yang mekanismenya belum dipahami benar, sel bakteri dengan salah satu bentuk seperti disebut sebelumnya, dapat mengalami suatu perubahan bentuk. Bentuk baru seperti variasi bentuknya yang normal, disebut bentuk involusi. Ukuran tubuhnya hanya mencapai beberapa mikron, paling besar sekitar 100 mikron, sehingga hampir terlihat dengan mata bugil. Berhubungan dengan tubuhnya yang amat kecil itu, maka dapat dipahami mengapa struktur bakteri tidak mudah untuk ditentukan. Tubuh bakteri yang berupa sel tunggal itu mempunyai dinding sel yang jelas. Dinding sel tidak mengandung selulosa, tetapi tersusun atas hemi selulosa dan senyawa semacam pektin yang mengandung N dan lebih mendekati dinding sel hewan dari pada dinding sel tumbuhan umumnya. Schyzomicotes dibagi atas 10 ordo, yaitu :  Ordo I – Pseudomonadales  Ordo II – Chlamydobacteriales  Ordo III – Hypomicrobiales  Ordo IV – Eubacteriales  Ordo V – Actinomycetales  Ordo VI – Caryophanales  Ordo VII – Beggiatoales  Ordo VIII – Myxobacteriales  Ordo IX – Spirochaetales  Ordo X – Mycoplasmatales

Bakteri dalam hidupnya mampu tinggal di dalam tubuh manusia maupun hewan dan juga mempunyai habitat di lingkungan, baik itu lingkungan ekstrim sekalipun ada bakteri yang mampu hidup. B. Saran Dalam sistem klasifikasi pada bakteri masih cenderung rumit, karena didasarkan pada berbagai macam hal, dan juga dalam mengklasifikasikan kadang masih menemui kesulitan membandingkan bakteri yang termasuk pada tumbuhan atau hewan. Maka perlu diadakan penelitian yang lebih mendalam lagi pada sistem klasifikasinya

DAFTAR PUSTAKA

 Sridianti. 2016. Jenis Reproduksi Bakteri. www.sridianti.com/jenis-reproduksi-

bakteri.html. Diakses 13 agustus 2016  Anonymous.2016. habitat bakteri. https://id.wikipedia.org/wiki/Habitat_bakteri

diakses 13 agustus 2016  Nastiti dan Sembiring Langkah. 1995. Mikrobiologi. Fakultas Biologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta  Nuri

Intan

Syintia.

2012.

Peranan

Bakteri

di

berbagai

bidang.

http://shintianuri18.blogspot.co.id/ diakses 13 agustus 2016  Anonymous. 2016. Pseudomonas. https://id.wikipedia.org/wiki/pseudomonas diakses 13 Agustus 16  Yulisman

Hendra.2011.

Siklus

hidup

www.jakbelajar.com diakses 13 Agustus 2016

bakteri

(bacterie

life

cycle).

More Documents from "lilis dwi"