1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang Alhamdulillah Makalah ini penulis bisa selesaikan walau dengan keterbatasan literatur namun berdasarkan keyakinan dan perjuangan yang Alhadulillah makalah ini bisa hadir di tengah-tengah sibuknya perkuliahan kita ini. Dan penulis tidak lupa berterima kasih kepada kedua orang Tua yang tidak perna lelah memberi dukungan kepada penulis dan teman-teman yang selalu member dukungan motifasi baik secara rohani (pemikiran) maupun secara jasmani (fisik). Maka jikalau di dalam makalah ini masi banyak kesalahan, maka penulis berharap saran dan kritikannya demi kesempurnaan makalah ini, demikian Wasalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
2
Daftar Isi
Kata Pengantar .......................................................................................................................1 Daftar Isi ................................................................................................................................2 BAB I A. Latar Belakang ...........................................................................................................3 B. Rumusan Masalah ......................................................................................................3 BAB II A. Pengertian Kepribadian ..............................................................................................4 B. Tahap-Tahap Kepribadian .........................................................................................5 Penutup Daftar Pustaka
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Seandainya dalam semua segi, setiap orang sama seperti kebanyakan atau bahkan semua orang lain, kita bisa tahu apa yang diperbuat seseorang dalam situasi tertentu berdasarkan pengalaman diri kita sendiri. Kenyataannya, dalam banyak segi, setiap orang adalah unik, khas. Akibatnya yang lebih sering terjadi adalah kita mengalami salah paham dengan teman di kampus, sejawat di kantor tetangga atau bahkan dengan suami/istri dan anak-anak dirumah. Kita terkejut oleh tindakan di luar batas yang dilakukan oleh seseorang yang biasa dikenal alim dan saleh, dan masih banyak lagi. Oleh karena itu, kita membutuhkan sejenis kerangka acuan untuk memahami dan menjelaskan tingkah laku diri sendiri dan orang lain.kita harus memahami defenisi dari kepribadian itu, bagaimana kepribadan itu terbentuk. Selain itu kita membutuhkan teoriteori tentang tingkah laku, teori tentang kepribadian agar tembentuk suatu kepribadian yang baik. Sehingga gangguan-gangguan yang biasa muncul pada kepribadian setiap individu dapat dihindari. B. Rumusan Masalah 1. Kepribadian secara psikologis 2. Kepribadian Secara Fisiologis dan 3. Kepribadian Secara Pedagogis
4
BAB II PEMBAHSAN TAHAP-TAHAP KEPRIBADIAN MANUSIA
A. Pengertian kepribadian Kata personality dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani -kuno prosopon atau persona yang artinya “topeng” yang biasa dipakai artis dalam teater. Jadi, konsep awal dari pengertian personality
(pada masyarakat awam) adalah tingkah laku yang
ditampakkan pada lingkungan sosial - kesan mengenai diri yang diinginkan agar dapat ditang kap oleh lingkungan sosial. Pengertian kepribadian banyak digunakan oleh para pakar dengan definisi berbeda berdasarkan paradigma dan teori yang digunakan. Beberapa definisi kepribadian: 1. Kepribadian adalah kehidupan seseo rang secara keseluruhan, indiv idual, unik, kemampuannya bertahan, membuka diri, serta memperoleh pengalaman. (Stern) 2. Kepribadian adalah pola khas dari pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang membedakan orang satu dengan yang lain serta
tidak berubah lintas waktu dan
situasi. (Phares). Berdasarkan uraian berbagai definisi di atas, ada lima persamaan yang menjadi ciri definisi kepribadian: 1. Kepribadian bersifat umum: Kepribadian menunjuk pada sifat umum seseorang– pikiran, kegiatan, dan per asaan – yang berpengaruh terhadap keseluruhan tingkah lakunya. 2. Kepribadian bersifat khas: kepribadian dipakai untuk menjelaskan sifat individu yang membedakan dia den gan orang lain.
5
3. Kepribadian berjangka lama: kepribadian dipakai untuk menggambarkan sifat yang individu yang awet, tidak mudah berubah sepanjang hayat. Kalau terjadi perubahan biasanya bersifat bertahap dan sementara atau akibat merespon suatu kejadian yan g luar biasa. 4. Kepribadian bersifat kesatuan: kepribadian di p akai untuk memandang diri sebagai unit tunggal yang membentuk kesatuan dan konsisten. 5. Kepribadian bisa berfungsi baik atau buruk: kepribadian adalah cara bagaimana orang berada di dunia dengan penampilan baik atau buruk. Dalam kajian Islam, kata “kepribadian” berpadanan kata dengan kata shakhṣ iyyah. Jadi, dalam Psikologi Islam, kepribadian Islam atau shakhṣ iyyah Islāmiyyah memiliki arti serangkaian perilaku normatif manusia, baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial yang normanya diturunkan dari ajaran Islam yang bersumber dari Alquran dan Sunnah. B. Tahap-Tahap Kepribadian 1. Secara Psikologi Psikologi Secara etimologi adalah menurut asal katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "ψυχή" (Psychē yang berarti jiwa) dan "-λογία" (-logia yang artinya ilmu, sehingga
secara etimologis, psikologi dapat
diartikan
dengan ilmu yang
mempelajari
tentang jiwa Kepribadian adalah bagian dari jiwa yang membangun keberadaan manusia menjadi satu kesatuan, tidak terpecah belah dalam fungsi -fungsi. Memahami kepribadian berarti memahami aku, diri, self
atau memahami manusia seutuhnya. Pemahaman kepribadian
sangat dipengaruhi oleh paradigma yang menjadi acuan dalam pengembangan teori psikologi kepribadian. Para ahli kepribadian memiliki paradigma masing-masing yang
6
dapat mempengaruhi pola pikirnya tentang kepribadian manusia secara sistemik. Teoriteori kepribadian dapat dikelompokkan pada empat paradigma yang menjadi acuan dasar. Adapun paradigma yang paling banyak berkembang di masyarakat adalah paradigma psikoanalisis dengan teori psikoanalisis klasik yang dicetuskan oleh Sigmund Freud. Dalam ilmu
psikologi
kepribadian, terdapat
istilah struktur kepribadian yang
dimaknai sebagai aspek atau elemen dalam diri manusia yang membentuk kepribadian. Dalam teori Sigmund Freud, elemen pendukung struktur kepribadian manusia adalah : a. The Id (aspek biologis) Id
adalah sistem kepribadian yang asli dan dibawa sejak lahir. Dari
Id
ini
kemudian akan munc ul ego dan superego. Saat dilahirkan, Id berisi semua aspek psikologik yang diturunkan seperti insting, impuls dan drives. Id berada dalam daerah unconscious
dan beroperasi berdasarkan prinsip kenikmatan (pleasure
principle), yaitu berusaha memperoleh kenikmatan dan menghindari rasa sakit . Id tidak mampu menilai atau membedakan benar -salah dan tidak tahu moral. b. The Ego (aspek psik ologis)
Ego
berkembang
dari Id agar
orang
mampu
menangani realita sehingga ego beroperasi berdasarkan prinsip realita ( reality principle ). Ego sebagai eksekutif kepribadian berusaha memenuhi kebutuhan Id sekaligus
juga memenuhi
kebutuhan
moral
dan
kebutuhan
mencapai
kesempurnaan dari Superego. c. The Superego (aspek sosiologis) The Superego atau Das Ueber Ich aspek sosiologis dalam kepribadian
adalah
yang merupakan wakil dari nilai- nilai
tradisional dan cita-cita masyarakat yang diajarkan dalam bentuk perintah atau larangan. The Superego lebih merupakan kesempurnaan daripada kesenangan, karena
itu
kepribadian.
Das
Ueber Ich dapat pula dianggap sebagai aspek moral dalam
7
Fungsi pokoknya adalah menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah, pantas atau tidak, susila atau tidak, sehingga dengan demikian pribadi dapat bertindak sesuai moral masyarakat. 2. Secara Fisiologi Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari fungsi-fungsi berbagai organ yang ada dalam tubuh manusia (seperti: fungsi perut dan hati, limpa dan empedu), dan berbagai system peredaran seperti peredaran makanan, peredaran dara, pengeluaran sisa-sisa pembakaran, dan sebagainya). Juga mempelajari bagaimana organ-organ dan sistemsistem peredaran itu berinteraksi satu sama lain. Fisiologi kepribadian yang merupakan ekspresi yang keluar dari pengetahuan yang dialami secara subjektif oleh seseorang, kepribadian terbentuk karena proses belajar, dimana proses belajar terbentuk akibat adanya reward and punishment serta memory. Kepribadian ini merupakan perilaku khas dari seseorang yang menyebabkan orang tersebut dikenal dan dibedakan dengan orang lain karena pola perilakunya. Setiap orang memiliki gaya kepribadian sendiri-sendiri. Gaya kepribadian menunjukan pada keseluruhan pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang mempengaruhi seseorang dalam usaha adap tasi yang terus menerus dalam hidupnya, hasil interaksi antara genotip dan fenotip. Gaya kepribadian lebih konsisten dari perilaku. Kita dapat memilih gaya kepribadian kita, sehingga kita tidak bertanggung jawab atasnya. Kita menyalahkan seseorang bukan karena gaya kepribadiannya, tetapi karena perilakunya. Berbeda dengan kepribadian. Perilaku dapat berubah-ubah , sesuai dengan situasi dan lingkungan .
8
3. Secara Pedagogig Pedagogik berasal dari kata Yunani “paedos”, yang berarti anak laki-laki, dan “agogos” artinya mengantar, membimbing. Jadi pedagogik secara harfiah berari pembantu anak laki-laki pada jaman Yunani kuno, yang pekerjaannya mengantarkan anak majikannya ke sekolah. Menurut Prof. Dr. J. Hoogveld (Belanda) pedagogik adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak kearah tujuan tertentu, yaitu supaya ia kelak mampu secara mandiri menyelesaikan tugas hidupnya. Jadi pedagogik adalah ilmu pendidikan anak. Pedagogik merupakan ilmu yang membahas pendidikan, yaitu ilmu pendidikan anak. Pedagogik sebagai ilmu sangat di butuhkan oleh guru khususnya guru taman kanak-kanak dan guru sekolah dasar karena mereka akan berhadapan dengan anak yang belum dewasa. Tugas guru bukan hanya mengajar untuk menyampaikan, atau mentransformasikan pengetahuan kepada para anak di sekolah, melainkan guru mengemban tugas untuk mengembangkan kepribadian anak didiknya secara terpadu. Guru mengembangkan sikap mental anak, mengembangkan hati nurani atau kata hati anak, sehingga ia (anak) akan sensitif terhadap masalah-masalah kemanusiaan, harkat derajat manusia, dan menghargai ssesama manusia. Begitu juga guru harus mengembangkan keterampilan anak, keterampilan hidup di masyarakat sehingga ia mampu untuk menghadapi segala permasalahan hidupnya. Guru adalah pendidik profesional yang bertugas untuk mengembangkan kepribadian siswa atau sekarang lebih dikenal dengan karakter siswa. Penguasaan kompetensi kepribadian yang memadai dari seorang guru akan sangat membantu upaya pengembangan karakter siswa. Dengan menampilkan sebagai sosok yang bisa di-gugu (dipercaya) dan ditiru, secara psikologis anak cenderung akan merasa yakin dengan apa yang sedang dibelajarkan gurunya. Misalkan, ketika guru hendak membelajarkan tentang
9
kasih sayang kepada siswanya, tetapi di sisi lain secara disadari atau biasanya tanpa disadari, gurunya sendiri malah cenderung bersikap tidak senonoh, mudah marah dan sering bertindak kasar, maka yang akan melekat pada siswanya bukanlah sikap kasih sayang, melainkan sikap tidak senonoh itulah yang lebih berkesan dan tertanam dalam sistem pikiran dan keyakinan siswanya. 1. Di masyarakat, kepribadian guru masih dianggap hal sensitif dibandingkan dengan kompetensi pedagogik atau profesional. Apabila ada seorang guru melakukan tindakan tercela, atau pelanggaran norma-norma yang berlaku di masyarakat, pada umumnya masyarakat cenderung akan cepat mereaksi. Hal ini tentu dapat berakibat terhadap merosotnya wibawa guru yang bersangkutan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi sekolah, tempat dia bekerja. 2. Bukti-bukti ilmiah menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru berpengaruh terhadap perkembangan belajar dan kepribadian siswa. Studi kuantitatif yang dilakukan Pangky Irawan (2010) membuktikan bahwa kompetensi kepribadian guru memiliki hubungan erat dan signifikan dengan motivasi berprestasi siswa. Sementara studi kualitatif yang dilakukan Sri Rahayu (2008) menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian guru memiliki kontribusi terhadap kondisi moral siswa. Hasil studi lain membuktikan tampilan kepribadian guru akan lebih banyak mempengaruhi minat dan antusiasme anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran (Iis Holidah, 2010) Dari uraian singkat di atas, tampak terang bahwa begitu pentingnya penguasaan kompetensi kepribadian bagi seorang guru. Kendati demikian dalam tataran realita upaya pengembangan profesi guru yang berkaitan dengan penguatan kompetensi kepribadian tampaknya masih relatif terbatas dan cenderung lebih mengedepankan pengembangan kompetensi pedagogik dan akademik (profesional). Lihat saja, dalam berbagai pelatihan guru, materi yang banyak dikupas cenderung lebih bersifat penguatan kompetensi pedagogik dan
10
akademik. Begitu juga, kebijakan pemerintah dalam Uji Kompetensi Guru dan Penilaian Kinerja Guru
yang lebih menekankan pada penguasaan kompetensi pedagogik dan
akademik. Sedangkan untuk pengembangan dan penguatan kompetensi kepribadian seolah-olah dikembalikan lagi kepada pribadi masing-masing dan menjadi urusan pribadi masing-masing. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama mengambil tanggung jawab ini dengan berusaha belajar memperbaiki diri-pribadi kita untuk senantiasa berusaha menguatkan kompetensi kepribadian kita. Meski dalam berbagai teori kepribadian disebutkan bahwa kepribadian orang dewasa cenderung bersifat permanen, tetapi penulis ingin mengutip apa yang disampaikan oleh
DR. Uhar Suharsaputra, M.Pd. dalam bukunya “Menjadi Guru
Berkarakter”, disebutkan bahwa: “Jika yakin bisa berubah, maka berubahlah… Jika Anda ingin menjadi guru yang baik dan lebih baik, katakanlah terus pada diri sendiri bahwa saya adalah guru yang baik dan lebih baik, dan bayangkan bahwa Anda adalah guru yang baik dan lebih baik dengan kepribadian yang baik dan lebih baik.” Berkenaan dengan upaya peningkatan kepribadian, Essential Life Skill memberikan tips 10 cara untuk meningkatkan kepribadian, yang isinya dapat disarikan sebagai berikut: 1) Jadilah pendengar yang baik, jadikan teman bicara Anda merasa penting dan dihargai. 2) Perbanyaklah membaca dan perluas interes Anda. 3) Jadilah ahli pembicara yang baik. 4) Milikilah gagasan yang berbeda dan unik sehingga dapat memperluas perspektif setiap orang tentang Anda. 5) Temui orang-orang baru, terutama yang berbeda dengan Anda, sehingga wawasan Anda menjadi semakin luas.
11
6) Jadilah diri Anda sendiri, dengan menunjukkan keotentikan dan keunikan yang Anda miliki. 7) Milikilah sikap dan pandangan positif 8) Jadilah orang yang menyenangkan dan memiliki rasa humor 9) Bersikap suportif kepada orang lain yang membutuhkan Anda, dan 10) Miliki integitas dan perlakukan setiap orang dengan penuh hormat.
12
PENUTUP
Kepribadian setiap individu berbeda satu sama lain. Untuk mengetahui kepribadian seseorang kita perlu mempelajari struktur kepribadiannya. Ada beberapa hal yang mempengaruhi pembentukan kepribadian yaitu pengetahuan umum dan pengetahuan khusus. Sehingga terbentuklah beberapa jenis kepribadian unik dari setiap individu. Penggolongan ini ada yang berdasarkan faktor eksternal dan internal. Individu yang tidak dapat menghadapi masalah pribadi dan sosial yang timbul saat ia masih kanak-kanak sampai dewasa dapat menimbulkan gangguan kepribadian. Oleh kerena itu sejak dini kepribadian harus dibentuk dengan baik sehingga tidak mengalami gangguan kepribadian pada masing-masing individu.
13
DAFTAR PUSTAKA
Drs. M. Ngalim Purwanto, Mp. Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Remaja Rosdakarya, 1990). W sarwono, sarlito. pengantar psikologi umum. (Jakarta: Rajawali Pers 2012). http://www.slideshare.net/uyie_13/psikologi-kepribadian12350779838533261?related=1