BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) adalah tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasarpasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair. Panen kangkung merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman kangkung tetapi merupakan pekerjaan awal dari kegiatan pascapanen, diantaranya persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran komoditi kangkung. Pada dasarnya tujuan perlakuan panen adalah untuk mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman pada taraf kematangan yang tepat dengan kerusakan yang minimal, dilakukan secepat mungkin dengan biaya operasional serendah mungkin dan efisien. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, perlu memperhatikan waktu panen yang tepat dan melakukan penanganan panen yang baik.
1.2. Rumusan Masalah 1. Kapan penetuan waktu panen pada kangkung? 2. Bagaimana cara memanen kangkung yang benar? 3. Bagaimana penanganan pasca panen pada kangkung?
1.3. Tujuan Adapun tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui penentuan waktu panen pada kangkung 2. Mengetahui cara memanen kangkung yang benar 3. Mengetahui cara penanganan pasca panen pada kangkung
1
1.4. Manfaat Makalah ini dibuat untuk memberikan manfaat bagi para pembacanya. Manfaat tersebut baik dari segi pengetahuan maupun pemahaman dari penanganan pasca panen pada kangkung.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) adalah tumbuhan yang termasuk jenis sayur-sayuran dan ditanam sebagai makanan. Kangkung banyak dijual di pasarpasar. Kangkung banyak terdapat di kawasan Asia dan merupakan tumbuhan yang dapat dijumpai hampir di mana-mana terutama di kawasan berair (Anonim, 2014). Dibandingkan dengan jenis sayuran yang lain, sayuran daun memiliki daya simpan yang relatif pendek. Pada suhu kamar, penyimpanan lebih dari 1 hari menjadikan sayuran daun tampak layu dan kuning. Berikut tips menyimpan sayuran daun dalam almari es agar lebih awet: Mencuci sebelum disimpan, Membuang bagian yang busuk dan berpenyakit, Memotong sayuran, Memasukan dalam wadah berlubang. Wadah yang digunakan bisa dari plastik yang berlubang atau wadah lain yang memungkinkan aerasi udara selama penyimpanan. Sayuran, walaupun sudah dipanen/ terlepas dari pohonnya, masih mengalami pernafasan selama penyimpanan. Dengan wadah berlubang memungkinkan sayuran masih bisa bernafas, dan CO2 bisa dikeluarkan lewat lubang yang ada. Penyimpanan sayuran dalam wadah tertutup rapat, akan menjadikan kondisi panas karena produksi CO2, sehingga sayuran cepat busuk. Sebaliknya penyimpanan tidak dalam wadah / plastik, atau dibiarkan terbuka menjadikan sayuran banyak kehilangan air sehingga cepat layu (Anonim 2013). Caisim adalah jenis sayuran daun yang gampang rusak, tanpa penanganan yang baik berupa pengemasan, proses pendinginan serta transportasi yang memadai maka sayuran ini akan cepat mengalami kemunduran mutu dan akhimya rusak. Modified Atmosfer Packaging merupakan prosedur tambahan yang diberikan pada produk untuk mengoptimalkan perlakuan suhu. Dalam pengendalian dan modifikasi gas dalam atmosfer yang memadi obyek perubahan adalah penurunan gas oksigen dan peningkatan gas karbondioksida dan kondisi normal. Kondisi ini bertujuan untuk menurunkan laju respirasi yang tentunya juga berpengaruh terhadap proses pemasakan dan pelayuan. Perlakuan Pengemasan (modified atmosfer packaging) berpengaruh nyata terhadap kadar air, susut bobot, tingkat
3
kekeringan, tekstur, dan mutu visual keseluruhan, tetapi tidak berpehgaruh terhadap warna caisim selama penyimpanan. Perlakuan pengemasan dengan plastik polyethilene tanpa lubang dapat mempertahankan mutu fisik (warna, tingkat kekeringan, tekstur, dan mutu visual keseluruhan) caisim lebih dari 4 hari (Nocianitri et.al 2008). Genus Brassica yang mencakup beberapa tanaman dan spesies besar kepentingan ekonomi di seluruh dunia seperti Brassica oleracea L., Brassica napus L. dan Brassica rapa L. spesies yang sama dapat dimanfaatkan untuk beberapa penggunaan sesuai dengan bentuk yang berbeda atau jenis. Brassicaceae sayuran merupakan bagian penting dari diet manusia di seluruh dunia, yang dikonsumsi oleh orang di seluruh dunia dan dianggap tanaman pangan penting dalam China, Jepang, India, dan negara-negara Eropa. Spesies sayuran utama adalah B. oleracea, yang termasuk bentuk sayuran dan makanan ternak, seperti kangkung, kubis, brokoli, kubis Brussel, kembang kol dan lain; B. rapa termasuk bentuk sayuran, seperti lobak, sawi dan pak choi, bersama dengan hijauan dan biji minyak jenis, B. napus tanaman terutama digunakan seperti biji minyak (rapeseed) (Cartea et.al 2011). Beberapa syarat yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan kemasan yaitu: 1. Tidak toksik, tidak ada bahan yang mengandung zat berbahaya untuk tubuh manusia. 2. Cocok dengan jenis sayur yang akan dikemas, 3. Menjamin sanitasi. Kemasan harus bersih, mengalami pembersihan dan penyucian misalnya. 4. Dapat mencegah pemalsuan 5. Desain menarik 6. Biaya rendah 7. Pengawetan dilakukan pada sayur. Setiap sayur berbeda, seperti dengan pengalengan, pengeringan yang akhirnya akan direhidrasi, pendinginan, dan pemberian garam (Tim Penulis PS, 2000).
4
Sawi dan Kangkung selepas panen dilakukan pembersihan pada daun, batang dan akar, setelah itu dilakukan sortasi untuk membedakan antara sawi dan Kangkung bermutu baik dan bermutu kurang baik. Sortasi dilakukan berdasarkan ukuran dan karakteristik fisik sayur. Pengemasan dilakukan dengan hati-hati, dapat dilakukan dengan pengemasan dengan plastik, atau dengan keranjang sayur serta seperti pada pemasaran sayur di supermarket yang hanya diikat dengan tali atau plastik. Akan tetapi hal itu dapat memperbesar gesekan hingga membuat sayuran mudah rusak (Haryanto et.al 2007).
5
BAB III PEMBAHASAN
Panen kangkung merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman kangkung tetapi merupakan pekerjaan awal dari kegiatan pascapanen, diantaranya persiapan untuk penyimpanan dan pemasaran komoditi kangkung. Pada dasarnya tujuan perlakuan panen adalah untuk mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman pada taraf kematangan yang tepat dengan kerusakan yang minimal, dilakukan secepat mungkin dengan biaya operasional serendah mungkin dan efisien. Untuk mendapatkan hasil panen yang baik, perlu memperhatikan waktu panen yang tepat dan melakukan penanganan panen yang baik.
Penentuan Waktu Panen Penentuan waktu panen pada tanaman kangkung ditandai dengan beberapa ciri, antara lain: (a). Tanaman kangkung sudah berumur 1 (satu) bulan sejak benih ditebarkan, untuk beberapa varietas ditandai dengan umur panen yang berbeda seperti pada varietas kangkung darat biasanya pada umur 12 hari sudah mulai dipangkas. Beberapa varietas ideal dipanen pada 27 - 30 hari setelah panen. Panen kangkung darat dilakukan pada umur 27 hari. (b). Ukuran panjang batang tanaman kangkung rata-rata sudah mencapai 20-25 cm tergantung varietasnya.
Cara Panen Cara pemanenan kangkung air hampir sama dengan kangkung darat. Cara memanen, pangkas batangnya dengan menyisakan sekitar 2-5 cm di atas permukaan tanah atau meninggalkan 2-3 buku tua. Panen dilakukan pada sore hari. Panenan dilakukan dengan cara memotong kangkung yang siap panen dengan ciri batang besar dan berdaun lebar. Dengan menggunakan alat pemotong. Pemungutan hasil kangkung darat dapat pula dilakukan dengan cara mencabutnya
6
sampai akar, kemudian dicuci dalam air. Selama dilakukan proses panen, lahan penanaman harus tetap basah tapi tidak berair, atau dalam keadaan lembab.
Pasca Panen Panen kangkung dilakukan 2-3 minggu sekali dan setiap kali habis panen, biasanya akan terbentuk cabang-cabang baru. Setelah 5 kali panen atau 10-11 kali panen maka produksi kangkung akan menurun baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Jika sudah terlihat berbunga, sisakan ± 2 m2 untuk dikembangkan terus menjadi biji yang kira-kira memakan waktu kurang lebih 40 hari sampai dapat dikeringkan. Pasca panen kangkung dilakukan mulai dari pengumpulan potongan kangkung setelah dipanen, penyortiran dan grading, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan. Kegiatan pasca panen kangkung secara lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut: 1). Pengumpulan, seluruh batang kangkung yang sudah dipotong atau dicabut lalu dikumpulkan pada tempat teduh yang ada naungannya dan diberi alas. Tempat khusus dan strategis seperti gudang penyimpanan hasil, dipinggir kebun/ lahan yang teduh dapat juga dipergunakan. 2). Pembersihan, bersihkan tiap batang dari kotoran yang melekat pada daun, tangkai dan batang serta akar dari tanah yang menempel, sisakan tangkai daun sesuai kebutuhan. 3). Pencucian, lakukan pencucian batang kangkung terpilih dengan air bersih yang mengalir, atau cara lain dengan memasukkan batang kangkung tersebut kedalam bak pencuci kemudian disemprot dengan air bersih baru. Pencucian dimaksudkan juga untuk mengurangi residu pestisida yang masih terbawa pada tanaman kangkung. 4). Penirisan, kangkung yang sudah dicuci lalu ditiriskan agar air yang tersisa dapat turun dengan baik, dapat menggunakan rak- rak penirisan. 5). Penyortiran dan grading, kumpulan kangkung terpilih tersebut dipisahkan antara batang dengan daun yang sehat, daun utuh dan warna hijau dari daun serta
7
batang yang rusak, busuk, dan cacat secara tersendiri. Kangkung hasil grading dikumpulkan dan kemudian disatukan sebanyak 15-20 batang kangkung dalam satu ikatan. Kemudian kangkung terpilih dan baik diklasifikasikan atau di grading berdasarkan ukuran dan bentuknya yang seragam atau sesuai SNI kangkung. SNI kangkung No. 7387-2009 menyatakan batas maksimum cemaran logam berat yang diperbolehkan dalam sayuran adalah 0,5 μg/g untuk timbal dan 0,2 μg/g untuk kadmium. 6). Penyimpanan, kangkung dimasukkan kedalam wadah dan disimpan dalam ruangan dengan suhu dingin dan berventilasi atau cukup sirkulasi udaranya. Dalam penyimpanan (sebelum dipasarkan), agar tidak cepat layu, kangkung yang telah diikat celupkan dalam air tawar bersih dan tiriskan dengan menggunakan anjang-anjang. 7). Pengemasan dan pengangkutan, kangkung diikat menjadi ikatan-ikatan dengan berat tertentu, sehingga mudah dan praktis untuk diangkut dan disimpan. Ikatan kangkung siap diangkut menuju pasar dengan menggunakan alat angkut yang tersedia di pelaku usaha. Kemasan kangkung untuk tujuan pasar swalayan dan Supermarket bahkan Hypermarket di kota -kota besar, biasanya kangkung dikemas menggunakan kantong plastik dengan berbagai ukuran berat sesuai pesanan, misalnya 100 gram, 200 gram. Pertanaman kangkung secara komersial menghasilkan sekitar 15 ton/ha sepanjang beberapa panenan berturut-turut atau sekitar 160 kg/tahun/10 m2. Hal yang perlu mendapatkan perhatian adalah kegiatan pemenuhan terhadap tindakan grading yang mempunyai tujuan untuk memberikan nilai lebih atau harga lebih tinggi untuk kualitas yang lebih baik. Standar yang digunakan untuk pemilahan/ kriteria dari masing-masing kualitas tergantung dari permintaan pasar. Standardisasi merupakan ketentuan mengenai kualitas atau kondisi komoditas berikut kemasannya yang dibuat untuk kelancaran pemasaran. Oleh karena itu dapat dimulai dengan membiasakan bekerja dengan menetapkan kriteria mutu yang akan diacu guna memenuhi kebutuhan pasarnya.
8
BAB IV PENUTUP
4.1. Kesimpulan Dari makalah ini dapat di simpulkan sebagai berikut : 1. Kangkung adalah jenis sayuran berdaun yang memiliki daya simpan yang relatif pendek 2. Pasca panen kangkung dilakukan mulai dari pengumpulan potongan kangkung setelah dipanen, penyortiran dan grading, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan.
9