Makalah_faal_kerja_fisiologi_kerja (autosaved).docx

  • Uploaded by: Yogi Lanker
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah_faal_kerja_fisiologi_kerja (autosaved).docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,872
  • Pages: 22
MAKALAH

FISIOLOGI KERJA

Penulisan makalah ini sebagai salah satu tugas semester 4 Mata Kuliah Perancangan, Sistem Kerja dan Ergonomi Yang diampuh oleh Wisda Mulyasari,ST MT

Di Susun Oleh: Faiz Rosidi Muhammad Prayogi Setiyawan Selly Nurdianti

(16611029) (16611030) (16611034)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK 2017-2018

KATA PENGANTAR Puja dan puji syukur Alhamdulillah, senantiasa penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Dzat yang menciptakan alam seisinya. Dzat yang memperjalankan siang dan malam dengan teratur. Dzat yang wajib disembah oleh hamba-hamba-Nya. Karena, dengan Nikmat, Rahmat, Taufiq, Hidayah, Inayah, serta Petunjuk-Nya, penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan baik dan benar. Dengan selesainya makalah yang memaparkan tentang Fisiologi Kerja ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Yaitu: 1. Ibu Wisda Mulyasari,ST MT, selaku Dosen Mata Kuliah Perancangan,Sistem kerja dan Ergonomi. 2. Teman-teman, serta semua pihak yang telah membantu, dalam penyelesaian makalah ini. Semoga atas jerih payah dan sumbangsih pemikirannya diterima oleh Allah SWT. Amin, dan penulis berharap, semoga makalah ini, bagi pembaca dapat dijadikan sebagai sumber bacaan yang berguna untuk menambah ilmu pengetahuan berbahasa Indonesia Penulis menyadari, bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan penulisan selanjutnya.

Penulis

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

ii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ....................................................................................... KATA PENGANTAR .................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... A. Latar Belakang Masalah .......................................................... B. Rumusan Masalah ................................................................... C. Tujuan Penulisan ..................................................................... D. Manfaat Penulisan ................................................................... BAB II : PEMBAHASAN ............................................................................. A. Pengertian Fisiologi Kerja ....................................................... B. Ciri Bahasa Indonesia Baku ..................................................... C. Metode- Metode Untuk Mengukur Beban Kerja Fisik ............ D. Kelelahan ( Fatique ) dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya .................................................................................................. E. Studi Kasus .............................................................................. BAB III : KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... A. Kesimpulan .............................................................................. B. Saran ........................................................................................ DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi berbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Berbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja, Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomi. Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Upayanya antara lain berupa menyesuaikan ukuran tempat kerja dengan dimensi tubuh agar tidak melelahkan, pengaturan suhu, cahaya dan kelembaban bertujuan agar sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia. Ruang lingkup ergonomik sangat luas aspeknya, antara lain meliputi fisiologi kerja atau faal kerja. Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang sebaikbaiknya dari indra (mata, telinga, peraba, perasa dan prnciuman), otak dan susunan saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ked an dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan. Fisiologi secara umum

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

1

mempelajari bagaimana fisik manusia dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Dalam ergonomi, rancangan suatu kerja harus sesuai dengan kemampuan fisiologis manusia dan harus dilakukan perekayasaan agar kerja lebih menjadi ringan dan mudah.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan beberapa masalah yaitu : 1.

Apakah yang dimaksud dengan fisiologi kerja ?

2.

Apa saja jenis- jenis kerja ?

3.

Bagaimana metode dalam mengukur beban kerja fisik ?

4.

Apakah yang dimaksud dengan kelelahan dan factor- factor yang mempengaruhi kelelahan ?

C. Tujuan Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu ? 1.

Untuk mengetahui pengertian dari fisiologi kerja

2.

Untuk mengetahui jenis- jenis kerja

3.

Untuk mengetahui metode dalam mengukur beban kerja fisik

4.

Untuk mengetahui kelelahan dan factor- factor yang mempengaruhi kelelahan

D. Manfaat Penulisan Penulis berharap, makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca tentang Fisiologi Kerja, Menghitung Jumlah Oksigen, dan Mengukur Denyut Jantung.

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Fisiologi Kerja Menurut Wikipedia Indonesia, fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk hidup. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, mendefinisikan fisiologi sebagai cabang biologi yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan atau zat hidup (organ, jaringan, atau sel). Berdasarkan kedua definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa fisiologi adalah cabang dari ilmu biologi yang mempelajari tentang fungsi normal dari suatu organisme mulai dari tingkat sel, jaringan, organ, sistem organ hingga tingkat organisme itu sendiri. Definisi fisiologi adalah fungsi kerja yang meliputi fungsi mekanik, fisik, dan biokimia dari makhluk. Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang sebaikbaiknya dari indra (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-lain), otak dan susunan saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ke-dan dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan. Fisiologi kerja lebih terfokus pada faal tubuh dalam koordinasi antara saraf pusat dan perifer, panca indra, otot, rangka, pertukaran zat dan energi tubuh serta pengaruhnya terhadap system peredaran darah, paru- paru, alat pernafasan dan jaringan organ termasuk system gastro intestinal ( mulut, esophagus, usus, hati dan lainnya ) oleh karena aktifits bekerja. Ketika bekerja semua organ terkait beroperasi secara fisiologis dalam tubuh dan berada pada kondisi yang optimal. Fisiologi kerja mempelajari bagaimana tubuh bereaksi ketika melakukan berbagai tipe kerja dan aktivitas. Fisiologi kerja merupakan ilmu yang mempelajari informasi mengenai seberapa besar aktivitas system tubuh seperti sirkulasi darah, pernafasan, pencernaan dan aktivitas musculoskeletal dapat bertahan tanpa mengalami kerja yang berlebih dan mengalami kelelahan.

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

3

B. Jenis Kerja Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik (otot) dan kerja mental. Pada kerja mental pengeluaran energi relatif kecil dibandingkan dengan kerja fisik dimana pada kerja fisik ini manusia akan menghasilkan perubahan dalam konsumsi oksigen, temperatur tubuh dan perubahan senyawa kimia dalam tubuh. Kerja fisik ini dikelompokkan oleh Davis dan Miller menjadi tiga kelompok besar, sebagai beerikut : 1.

Kerja total seluruh tubuh, yang mempergunakan sebagian besar otot biasanya melibatkan dua pertiga atau tiga perempat otot tubuh.

2.

Kerja sebagian otot, yang membutuhkan lebih sedikit energy expenditure karena otot yang digunakan lebih sedikit.

3.

Kerja otot statis, otot yang digunakan untuk menghasilkan gaya konstrasi otot.

C. Metode- Metode Untuk Mengukur Beban Kerja Fisik 1.

Pengukuran Konsumsi Energi Kerja fisik mengakibatkan pengeluaran energi yang berhubungan erat dengan konsumsi energi. Konsumsi energi pada waktu kerja biasanya ditentukan dengan cara tidak langsung, yaitu dengan pengukuran tekanan darah, aliran darah, komposisi kimia dalam darah, temperatur tubuh, tingkat penguapan dan jumlah udara yang dikeluarkan oleh paru-paru. Dalam penentuan konsumsi energi biasa digunakan parameter indeks kenaikan bilangan kecepatan denyut jantung. Indeks ini merupakan perbedaan antara kecepatan denyut jantung pada waktu kerja tertentu dengan kecepatan denyut jantung pada saat istirahat. Untuk merumuskan hubungan antara energy expenditure dengan kecepatan heart rate (denyut jantung), dilakukan pendekatan kuantitatif hubungan antara energy expediture dengan kecepatan denyut jantung dengan menggunakan analisa regresi. Bentuk regresi hubungan energi dengan kecepatan denyut jantung secara umum adalah regresi kuadratis dengan persamaan sebagai berikut :

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

4

Y  1,80411  0,0229038 X  4,71733.10  4 X 2

Dimana: Y : Energi (kilokalori per menit) X : Kecepatan denyut jantung (denyut per menit)

Setelah besaran kecepatan denyut jantung disetarakan dalam bentuk energi, maka konsumsi energi untuk kegiatan kerja tertentu bisa dituliskan dalam bentuk matematis sebagai berikut : KE = Et – Ei

dimana : KE

: konsumsi energi untuk suatu kegiatan kerja tertentu

(kilokalori/menit) Et

: pengeluaran energi pada saat waktu kerja tertentu (kilokalori/menit)

Ei

: pengeluaran energi pada saat istirahat (kilokalori/menit)

Terdapat tiga tingkat energi fisiologi yang umum : Istirahat, limit kerja aerobik, dan kerja anaerobik. Pada tahap istirahat pengeluaran energi diperlukan untuk mempertahankan kehidupan tubuh yang disebut tingkat metabolisis basah. Hal tersebut mengukur perbandingan oksigen yang masuk dalam paru-paru dengan karbondioksida yang keluar. Berat tubuh dan luas permukaan adalah faktor penentu yang dinyatakan dalam kilokalori/area permukaan/jam. Rata-rata manusia mempuanyai berat 65 kg dan mempunyai area permukaan 1,77 meter persegi memerlukan energi sebesar 1 kilokalori/menit. Kerja disebut aerobik bila suply oksigen pada otot sempurna, sistem akan kekurangan oksigen dan kerja menjadi anaerobik. Hal ini dipengaruhi oleh aktivitas fisiologi yang dapat ditingkatkan melalui latihan.

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

5

Tabel 1. Klasifikasi Beban Kerja Dan Reaksi Fisiologis Tingkat

Energy Expenditure

Detak Jantung

Pekerjaan

Konsumsi Energi

Kkal / menit

Kkal / 8jam

Detak / menit

Liter / menit

>12.5

>6000

>175

>2.5

Very Heavy

10.0 – 12.5

4800 – 6000

150 – 175

2.0 – 2.5

Heavy

7.5 – 10.0

3600 – 4800

125 – 150

1.5 –2.0

Moderate

5.0 – 7.5

2400 – 3600

100 – 125

1.0 – 1.5

Light

2.5 – 5.0

1200 – 2400

60 – 100

0.5 – 1.0

< 2.5

< 1200

< 60

< 0.5

Undully Heavy

Very Light

a.

Konsumsi energi berdasarkan denyut jantung (heart rate) Jika denyut nadi dipantau selama istirahat, kerja dan pemulihan, maka recovery (waktu pemulihan) untuk beristirahat meningkat sejalan dengan beban kerja. Dalam keadaan yang ekstrim, pekerja tidak mempunyai waktu istirahat yang cukup sehingga mengalami kelelahan yang kronis. Murrel membuat metode untuk menentukan waktu istirahat sebagai kompensasi dari pekerjaan fisik :

R

T W  S  W  1,5

Dimana : R

=

Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recoveery)

T

=

Total waktu kerja dalam menit

W

=

Konsumsi energi rata-rata untuk bekerja dalam

kkal/menit S

=

Pengeluaran energi rata-rata yang direkomendasikan

dalam kkal/menit (biasanya 4 atau 5 Kkal/menit) b.

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

6

Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan mendapatkan 4,8 kcal energi.

R

T B  S  B  0,3

Dimana : R

: Istirahat yang dibutuhkan dalam menit (Recoveery)

T

: Total waktu kerja dalam menit

B

: Kapasitas oksigen pada saat kerja (liter/menit)

S

: Kapasitas oksigen pada saat diam (liter/menit) Bedasarkan energi yang dikeluarkan untuk suatu pekerjaan dapat

diukur dengan memperhitungkan denyut jantung dan faktor demografi .kamalakannan

(2007)

menyatakan

model

persamaan

untuk

menghitung beban kerja seperti berikut. 𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -1867 + 8.58HR + 25.1HT + 4.5A – 7.4RHR + 67.8G dengan, 𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 : beban kerja (Watt) HR

: denyut jantung saat bekerja (bpm)

HT

: tinggi badan (inci)

A

: umur (tahun)

RHR : denyut jantung saat beristirahat G

: jenis kelamin (m = 0, f = 1) 1 Watt setara dengan 0,0143 kkal/menit Sementara, Keytel (2005) mengukur beban kerja dalam

persamaan berikut. 𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -55,0959 + (HR x 0,6309) + (W x 0,1988) + (A x 0,2017) dengan, 𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 : beban kerja (kJ/menit) W

: bobot badan (kg) 1 kJ/menit setara dengan 0,239 kkal/menit

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

7

c.

Perhitungan denyut jantung Perhitungan denyut jantung apabila mengingat semakin berat kerja fisik seseorang, semakin beratpula kerja jantung, yang diindikasikan oleh kenaikan denyut jantung. Berat ringannya suatu pekerjaan dapat pula dievaluasi dengan menggunakan tabel berikut.

Tabel 2. Evaluasi beban kerja fisiologis menggunakan data denyut jantung Klasifikasi Pekerjaan

Denyut Jantung (denyut/menit)

Ringan

90

Moderate

100

Berat

120

Sangat Berat

140

Ekstream

160

Pendekatan Denyut Jantung HRR (𝐻𝑅𝑀𝑎𝑘𝑠 ) dengan formula Max HR = 220 – Umur = 260 – (0,62 x umur), atau = 190 – 0,62 x (umur – 25) Formula pendekatan ini tidak didasari dengan latar belakang ilmiah yang kuat, mempunyai error hingga 10 bpm, dan tidak bisa diaplikasikan pada anak anak. Setelah 𝐻𝑅𝑀𝑎𝑘𝑠 kita ketahui, beban fisiologis dapat dihitung dengan menggunakan indikator heart rate range (HRR) dengan formula sebagai berikut. HRR(%) =

100 (𝐻𝑅𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 − 𝐻𝑅𝑟𝑒𝑠𝑡 ) 𝐻𝑅𝑀𝑎𝑘𝑠 −𝐻𝑅𝑟𝑒𝑠𝑡

Dengan, HRR

= heart rate range

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

8

𝐻𝑅𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 = denyut jantung diukur saat bekerja 𝐻𝑅𝑅𝑒𝑠𝑡 = denyut jantung diukur saat istirahat (diukur setelah istirahat pada posisi berbaring selama 20 menit) 𝐻𝑅𝑀𝑎𝑘𝑠

= denyut jantung maksimal

Untuk pekerja yang melakukan aktivitas selama 8 jam berturutturut, nilai HRR rata-rata yang disarankan ialah tidak melebihi 33% (Chengalur et al., 2004). Idealnya, evaluasi beban kerja dengan menggunakan HRR maupun konsumsi oksigen akan memberikan hasil yang sama. Namun denyut jantung dapat dengan mudah dipengaruhi olleh aspek-aspek yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan , misalkan beban mental atau panas lingkungan. 2.

Menentukan Konsumsi Oksigen dan Waktu Standar Dengan Metode Fisiologis Pengukuran energi yang dibutuhkan saat seseorang bekerja umumnya dilakukan secara tidak langsung (indirect calorimetry) melalui pengukuran jumlah oksigen yang dikonsumsi per satuan waktu (liter/menit). Hal ini dimungkinkan, namun dengan asumsi bahwa rata-rata sekitar 4,8 - 5 kkal energi dapat dihasilkan dari setiap liter oksigen yang digunakan dalam proses metabolisme zat gizi (Kroemer et al., 2001). Dengan demikian, energi saat bekerja dapat dihitung dengan cara mengukur oksigen yang dikonsumsi oleh seorang individu saat melakukan pekerjaan yang bersangkutan. Perbandingan peningkatan konsumsi oksigen pada saat kerja relatif terhadap konsumsi oksigen saat istirahat merupakan indeks beban fisiologis yang dialami seseorang akibat pekerjaan yang dilakukannya. Pengukuran fisiologi dapat dipergunakan untuk membandingkan cost energy pada suatu pekerjaan yang memenuhi waktu standar, dengan pekerjaan serupa yang tidak standard, tetapi perbandingan harus dibuat untuk orang yang sama. hasilnya mungkin beberapa orang yang memiliki performansi 150% hingga 160% menggunakan energi expenditure sama dengan orang yang performansinya hanya 110% sampai 115%.

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

9

Tabel 2. Jenis Pekerjaan Dengan Konsumsi Oksigen WORK LOAD

OXYGEN

ENERGY

HEART RATE

CONSUMPTION

EXPENDITURE

DURING WORK

(Liter/Minute)

(Calories/minute)

(Beats per minute)

Light

0.5 – 1.0

2.5 – 5.0

60 – 100

Moderate

1.0 – 1.5

5.0 – 7.5

100 – 125

Heavy

1.5 – 2.0

7.5 – 10.0

125 – 150

Very Heavy

2.0 – 2.5

10.0 – 12.5

150– 175

Besarnya beban fisiologi seorang pekerja dapat pula dievaluasi dengan cara mengukur oksigen saat pekerja yang bersangkutan tengah melakukan pekerjaannya, kemudian dibandingkan dengan 𝑉𝑂2maks pekerja tersebut dengan formula : 𝑉𝑂2 = 1,168 + 0,20HR – 0,035A + 0,013W (liter/menit), untuk pria dengan 𝑉𝑂2 = -1,199 + 0,13HR – 0,023W (liter/menit), untuk wanita Dimana: 𝑉𝑂2 = Konsumsi Oksigen (liter/menit) HR = Denyut jantung (denyut/ menit) A = Usia (tahun) W = Bobot Badan (Kg) Tabel 2. Hasil Klasifikasi pekerjaan untuk pekerja pria Klasifikasi

Denyut

Konsumsi

Pekerjaan

Jantung

Oksigen

(denyut/menit)

(1/menit)

Energi Ekxpenditur

(kj/menit)

(kkal/menit)

Ringan

90

0,706

3,3888

1219,968

Moderate

100

0,906

4,3488

1565,568

Berat

120

1,306

6,2688

2256,768

Sangat Berat

140

1,706

8,1888

2947,968

Ekstream

160

2,106

10,1088

3639,168

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

10

Tabel 2. Hasil Klasifikasi pekerjaan untuk pekerja wanita Klasifikasi

Denyut

Konsumsi

Pekerjaan

Jantung

Oksigen

(denyut/menit)

(1/menit)

Energi Ekxpenditur

(kj/menit)

(kkal/menit)

Ringan

90

0,379

1,8192

654,912

Moderate

100

0,509

2,4432

879,552

Berat

120

0,769

3,6912

1328,832

Sangat Berat

140

1,029

4,9392

1778,112

Ekstream

160

1,289

6,1872

2227,392

3. Penilaian Subjektif Penilaian atas beban kerja dapat pula dilakukan dengan memanfaatkan persepsi seseorang atas beban yang dirasakan oleh tubuh pada saat melakukan pekerjaan. Manusia pada dasarnya memiliki kemampuan untuk menilai besarnya usaha yang dilakukan sebagai fungsi dari intensitas kerja akan diukur dengan Skala RPE dan Skala CR-10. Tabel 2. Skala RPE (Kroemer, 2001, p:111) Skala 6 7,5

Deskripsi Tidak ada usaha sama sekali Amat sangat ringan

9

Sangat ringan

11

Ringan

13

Agak berat

15

Berat

17

Sangat berat

19

Amat sangat berat

20

Usaha maksimal

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

11

Tabel 2. Skala CR-10 (kroemer,2001, p:111) Skala 0 0,5

Deskripsi Tidak ada usaha sama sekali Amat sangat ringan

1

Sangat lemah

2

Lemah

3

Moderat

4

Agak kuat

5

Kuat

7

Sangat kuat

10

Amat sangat kuat

D. Kelelahan ( Fatique ) dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya Definisi umum dari kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi pada syaraf dan otot manusia, sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi dari performasi optimis seorang operator. Kelelahan mempunyai empat cakupan yaitu penurunan dalam performasi kerja, maksudnya adalah pengurangan dalam kecepatan dan kualitas output yang terjadi bila melewati suatu periode tertentu (fatique industry). Cakupan kelelahan yang kedua adalah pengurangan dalam kapasitas kerja, maksudnya adalah perusakkan otot atau ketidakseimbangan susunan syaraf untuk memberikan stimulus (fatique fisiologi). Cakupan kelelahan yang ketiga adalah laporan-laporan subyektif dari pekerja, berhubungan dengan perasaan gelisah dan bosan (fatique fisiologi). Cakupan yang terakhir adalah perubahan-perubahan dalam aktivitas dan kapasitas kerja, maksudnya adalah perubahan fungsi fisologi atau perubahan dalam kemampuan dalam melakukan aktivitas fisiologi (fatique fungsional).

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

12

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu tingkat kelelahan pada pekerja disaat menjalankan operasi atau melakukan pekerjaannya, adalah sebagai berikut: 1.

Penentuan dan lamanya waktu kerja.

2.

Penentuan dan lamanya waktu istirahat.

3.

Sikap mental pekerja.

4.

Besarnya beban tetap.

5.

Kemonotonan pekerjaan dalam lingkungan kerja yang tetap.

6.

Kondisi tubuh operator pada waktu melaksanakan pekerjaan.

7.

Lingkungan fisik kerja.

8.

Kecapaian kerja.

9.

Jenis dan kebiasaan olahraga atau latihan.

10. Jenis kelamin. 11. Umur. 12. Sikap kerja. Pengukuran kelelahan dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut ini adalah cara untuk mengukur tingkat kelelahan: 1.

Mengukur kecepatan denyut jantung.

2.

Mengukur kecepatan pernafasan.

3.

Mengukur tekanan darah.

4.

Jumlah oksigen yang terpakai dalam tubuh.

5.

Perubahan temperatur tubuh.

6.

Perubahan komposisi kimia dalam darah dan urin.

7.

Menggunakan alat uji kelelahan, yaitu Riken Fatique Indicator. Kelelahan otot adalah kelelahan yang terjadi karena kerja otot, dengan adanya aktivitas kontraksi dan relaksasi. Tipe aktivitas otot oleh Ryan dalam Work & Effort adalah:

1.

Pengeluaran sejumlah energi secara cepat.

2.

Pekerjaan yang dilakukan secara terus-menerus.

3.

Pekerjaan setempat atau lokal yang terus-menerus berulang dengan pengeluaran energi setempat yang besar.

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

13

4.

Sikap yang dibatasi (kerja statis). Saran-saran untuk mengurangi kelelahan otot (Brouha Physiology in Industry) dalam keadaan kerja sehari-hari adalah sebagai berikut:

1.

Mengurangi beban kerja dengan melakukan perancangan kerja.

2.

Mengatur perioda istirahat yang cukup didasarkan atas pertimbangan fisiologi.

3.

Mengatur regu-regu kerja dengan baik dan menyeimbangkan tekanan fisiologi diantara anggota pekerja.

4.

Menyediakan air dan garam yang cukup bagi pekerja yang bekerja dalam lingkungan kerja yang panas. Beberapa klasifikasi tingkat pekerjaan antara lain:

1.

Tingkat pekerjaan ringan : Pekerjaan tersebut bila dilaksanakan memerlukan oksigen 0,5 liter/menit atau 2,5 kkal/menit yang setara dengan 10,5 kJ/menit.

2.

Tingkat pekerjaan berat: Pekerjaan tersebut bila dilaksanakan memerlukan oksigen 1,5-2 liter/menit atau 7,5-10 kkal/menit yang setara dengan 31,4-41,9 kJ/menit.

3.

Istilah pekerjaan ringan dan berat dikaitkan dengan kebutuhan oksigen dan tidak ada kaitannya dengan beban/strain pada pekerja sebagai individu juga tidak dikaitkan dengan kebutuhan selama 8 jam melainkan kebutuhan oksigen per menit terutama pada beban maksimal.

4.

Pekerja penebang kayu dengan beban berat merata sepanjang hari sedangkan di Industri lama kerja berat mungkin hanya 20% dari waktu kerja umum.

E. Studi Kasus Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dalam riset yang

menggunakan

metode

ini,

dilakukan

pemeriksaan

longitudinal yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai kasus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengamatan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai hasilnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu terjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunakan untuk menghasilkan dan menguji hipotesis.

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

14

1. Objek yang diamati

: Kuli bangunan

2. Lokasi

: Jl Tanjung Harapan 3 GKB

3. Foto Profil:

4. Biodata kuli bangunan A. Nama Lengkap

: Ahmad Afandi Prasetyo

B. Jenis Kelamin

: Laki-Laki

C. Tempat/ Tgl Lahir

: Gresik/18 Juni 1997

D. Agama

: Islam

E. Umur

: 20 Thn

F. Tinggi Badan

: 165 cm

G. Berat Badan

: 54 kg

Kasus : mengamati fisiologi kerja pada kuli bangunan dengan cara mengukur denyut jantung pada kuli bangunan saat bekerja maupun saat beristirahat. 1. Denyut jantung pada saat bekerja

: 127 denyut/menit

2. Denyut jantung pada saat beristirahat: 97 denyut/menit Mengumpulkan data(sample) selesai, maka mencari apa yang diinginkan dalam studi kasus fisiologi kerja. Maka dapat disimpulkan : 1. Denyut jantung pada saat bekerja

: 127 denyut/menit

Beban kerja golongan Berat (120 denyut jantung) 2. Denyut jantung pada saat beristirahat: 97 denyut/menit

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

15

Beban Kerja golongan ringan(90 denyut jantung) Mengukur 𝐻𝑅𝑀𝑎𝑘𝑠 pada kuli bangunan : Max HR = 220 – Umur Max HR = 220 – 20 thn Max HR = 200/menit Mengukur HRR(%) pada kuli bangunan : HRR(%) = HRR(%) = HRR(%) =

100 (𝐻𝑅𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎 − 𝐻𝑅𝑟𝑒𝑠𝑡 ) 𝐻𝑅𝑀𝑎𝑘𝑠 −𝐻𝑅𝑟𝑒𝑠𝑡 100 (127 − 97) 200 − 97 3000 103

= 29,12%

Jadi hasil dari pengukuran HRR(%) yaitu 29,12%, dan Melakukan aktivitas tidak melebihi 33% dinyatakan aman. Menghitung beban kerja pada kuli bangunan

dengan persamanaan

Kamalakkanan (2007) : 𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -1867 + 8.58HR + 25.1HT + 4.5A – 7.4RHR + 67.8G 𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -1867 + 8.58(127) + 25.1(165) + 4.5(20) – 7.4(97) + 67.8(0) 𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = 2.655,36 Watt Menghitung beban kerja pada kuli bangunan

dengan persamanaan

Keytel (2005) : 𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -55,0959 + (HR x 0,6309) + (W x 0,1988) + (A x 0,2017) 𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = -55,0959 + (127 x 0,6309) + (54 x 0,1988) + (20 x 0,2017) 𝐸𝑐𝑜𝑠𝑡 = 39,7976 (kJ/menit)

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

16

Lampiran Gambar Saat berada dilokasi :

Saat berada dilokasi

Saat wawancara

Saat bekerja (1)

Saat beristirahat

Saat bekerja (2)

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan Kesimpulan dari pembuatan makalah ini yaitu : 1.

Fisiologi kerja lebih terfokus pada faal tubuh dalam koordinasi antara saraf pusat dan perifer, panca indra, otot, rangka, pertukaran zat dan energi tubuh serta pengaruhnya terhadap system peredaran darah, paru- paru, alat pernafasan dan jaringan organ termasuk system gastro intestinal ( mulut, esophagus, usus, hati dan lainnya ) oleh karena aktifits bekerja.

2.

Kerja dibedakan menjadi kerja fisik dan kerja mental, dimana kerja mental lebih sedikit membutuhkan energy.

3.

Metode dalam mengukur tingkat beban fisik yaitu dengan mengukur konsumsi energy dan menentukan waktu standar dengan metode fisiologis.

4.

Kelelahan kerja adalah suatu kondisi dimana terjadi pada syaraf dan otot manusia, sehingga tidak dapat berfungsi lagi sebagaimana mestinya. Kelelahan dipandang dari sudut industri adalah pengaruh dari kerja pada pikiran dan tubuh manusia yang cenderung untuk mengurangi kecepatan kerja mereka atau menurunkan kualitas produksi dari performasi optimis seorang operator.

B. Saran Saran dari penulis yaitu kita harus memperhatikan fisiologi kerja dari setiap pekerja terhadap pekerjaannya karena agar tidak terjadi kelelahan kerja.dan juga kita harus mengetahui apa aja yang diperlukan dalam mengatasi maupun mencari cara dalam memahami fisiologi kerja.

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Ergonomi dan Faal Kerja. http://laboratoriumlingkungan. blogspot.com/2011/04/ergonomic-dan-faal-kerja.html. Diakses tahun 2013. Bent Flyvbjerg, "Five Misunderstandings About Case Study Research." Qualitative Inquiry, vol. 12, no. 2, April 2006, h. 219-245. Dewi. 2012. Makalah Faal Kerja. http://dewisarah.blogspot.com/2012/faalkerjadalamergonomi.html. Diakses tahun 2013. Sarah Pratiwi. 2012. Fisiologi Kerja. http://sarahpratiwi.wordpress.com/2012/02/fisiologikerja.html. Diakses tahun 2013. Sri Wahyu Ningsih. 2012. Faal Kerja. http:/sriningsih.blogspot.com/2012/faalkerja.html. Diakses tahun 2013.

Fisiologi Kerja Kelompok 2, Universitas Muhammadiyah Gresik

19

More Documents from "Yogi Lanker"