Makalah_evaluasi_proyek_menganalisis_kel.docx

  • Uploaded by: Rudy Even Naibaho
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah_evaluasi_proyek_menganalisis_kel.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,046
  • Pages: 16
MAKALAH EVALUASI PROYEK “MENGANALISIS KELAYAKAN PROYEK BERDASARKAN RUMUS KRITERIA INVESTASI”

Disusun Oleh : Kelompok 4: 1. Muhammad Khairul Anwar

(201410210311028)

2. Ika Nike Setiawati

(201410210311029)

3. Dwi Sugeng Prayitno

(201410210311016)

AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2015/2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... i KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1 1.1.

Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2.

Rumusan Masalah .................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2 2.1

Pengertian Investasi .................................................................................. 2

2.2

Kriteria Investasi ...................................................................................... 2

2.3

Macam-Macam Kriteria Investasi ............................................................ 3

2.2.1.

Net Present Value (NPV) .................................................................. 3

2.2.2.

Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C) .................................................. 5

2.2.3.

Gross Benefit – Cost Ratio (Gross B/C) ........................................... 5

2.2.4.

Profitability Ratio .............................................................................. 6

2.2.5.

IRR .................................................................................................... 7

2.2.6.

Payback Period (PP) .......................................................................... 8

2.2.7.

Analisis Sensitivitas .......................................................................... 8

2.4

Cash Flow Proyek .................................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 11 3.1

Kesimpulan ............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

i

KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Allah. Dialah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa, pengatur segala urusan dan takdir. Oleh karena itu, sangat beralasan jika puncak segala pujian tercurah kepada Engkau atas segala nikmat yang diberikan. Dengan kucuran nikmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan. Dengan Maha Pengasih dan Penyayang-Nya Allah Azza Wa Jalla yang memberikan kami ilmu-Nya lewat perantara ciptaan-Nya ibu Livia Windiana, S.P, M.Agr sekaligus dosen mata kuliah Evaluasi Proyek sehingga kami bisa dengan mudah mengerjakan makalah ini, juga terima kasih kepada kedua orang tua yang sudah membantu lewat do’anya. Dalam makalah ini, kami menjelaskan sedikit tentang Analisis Kelayakan Investasi, mulai dari Cashflow proyek, Net Present Value, Gross B/C Ratio, dan Net B/C Ratio secara umum dan ringkas. Kami menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan, yang disebabkan keterbatasan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca umumnya.

Malang, 20 Jumadil Ula 1437 Malang, 29 Februari 2016

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pada dasarnya investasi adalah membeli suatu aset yang diharapkan di masa datang dapat dijual kembali dengan nilai yang lebih tinggi. Investasi juga dapat dikatakan sebagai suatu penundaan konsumsi saat ini untuk konsumsi masa depan. Harapan pada keuntungan di masa datang merupakan kompensasi atas waktu dan risiko yang terkait dengan suatu investasi yang dilakukan. Seseorang tentunya harus memikirkan masa depan dimana pada saat kebutuhan hidup terus meningkat, kebutuhan yang dimaksud dapat berupa pendidikan, sarana transportasi, kesehatan, tempat tinggal, kebutuhan untuk rekreasi, ibadah, hingga kebutuhan untuk masa tidak produktif. Dengan berlatar belakang hal tersebut maka seseorang menyisihkan sebagian dari pendapatannya di masa produktif dan meng-investasikannya untuk masa dimana sudah kurang produktif. Ada banyak pilihan dalam berinvestasi, diantaranya yaitu membuka deposito, menabung, membeli tanah dan bangunan, obligasi, membeli emas, saham, dan lain-lain. Sebelum melakukan investasi kita perlu melakukan uji kelayakan atau yang biasa disebut analisis finansial. Maka dari itu kami ingin memaparkan apa itu analisis finansial dalam investasi. 1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Apa definisi Investasi ? 1.2.2 Apa pengertian kriteria investasi ? 1.2.3 Apa saja macam-macam kriteria investasi ?

1

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Investasi Menurut Fathoni, Ahmad. (2014) : Investasi adalah pengeluaran penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan produksi yang akan menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana yang ada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua yaitu: 1. Investasi pada financial assets, dilakukan di pasar uang, misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya. Atau dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lainnya. 2. Investasi pada real assets, diwujudkan dalam bentuk pembelian assets produktif, pendirian pabrik, pembukaan tambang, dan pembukaan perkebunan. 2.2 Kriteria Investasi Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek. Untuk mengetahui kriteria tersebut, digunakan analisis finansial. Analisis finansial adalah suatu analisis yang membandingkan antara biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu proyek akan menguntungkan selama umur proyek (Husnan & Muhammad 2005). Studi kelayakan merupakan kajian untuk menilai kelayakan dari kegiatan yang terdapat dalam rencana yang dapat dilaksanakan dalam jangka menengah. Studi kelayakan ditindak lanjuti dengan penyusunan progam-progam. Progam disusun dan ditetapkan oleh instansi terkait sesuai dengan lingkup tugas dan fungsi masing-masing dengan berpedoman pada rencana dan ketentuan peraturan dan perundang-undangan. Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang menggambarkan tentang posisis keuangan di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai alat kontrol dalam pengendalian biaya untuk 2

memudahkan dalam mencapai tujuan usaha/proyek. Di pihak lain, dengan adanya hasil perhitungan kriteria investasi, penanaman modal dapat menggunakannya sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan (Anonim, 2015). 2.3 Macam-Macam Kriteria Investasi Kriteria investasi yang digunakan meliputi: Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Ratio (PR), Payback Period (PP), dan Analisis sensitivitas. 2.2.1. Net Present Value (NPV) Net Present Value (NPV) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur apakah suatu proyek feasible atau tidak. Perhitungan Net Present Value (NPV) merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor. Net Present Value (NPV) menunjukkan kelebihan benefit (manfaat) dibandingkan dengan Cost (biaya). Pada suatu investasi akan dikatakan layak untuk dilanjutkan jika nilai NPV lebih dari nol, jika nilai NPV kurangdari nol maka investasi tersebut tidak layak untuk dilanjutkan. Rumus Net Present Value (NPV) yaitu:

Keterangan: Bt = Economic Benefit (penerimaan untuk unit penampungan susu) pada tahun ke t Ct = Cost (pengeluaran untuk unit penampungan susu) pada tahun ke t t = Tahun Investasi unit penampungan susu (Jangka Waktu) n = Umur Investasi unit penampungan susu (1,2,3,…,n) i = Social Discount Rate (Tingkat Suku Bunga) Contoh : rate = 15 % Th (0) 0 1 2 3 4-10 n-20 Total NPv

Capital (1)

Cost (2)

Definit (3)

100 -

0 10 15 20 25 30

0 0 0 20 75 100

Net Benefit (4) (3) – (2) – (1) -100 -10 -15 0 50 70

DF (5)

PV (6)

1 0,8696 0,7561 0,6575 2,7356* 1,2405*

-100 -8,696 -11,342 0 136,78 86,835 103,577

3

DF dapat dicari dari tabel atau dengan menggunakan rumus: Rumus: DFn 

1 ; (1  i) n

contoh: DF2 

1  0,7561 (1  0,15)2

Dengan tabel dapat dicari dengan mudah menyesuaikan lajur (periode) dan kolom (rate:%) dan fisik perpotongan keduanya dapat diketahui sebagai DF yang dimaksud. Present value anuitas (tanda esteris : *) juga dapat diperoleh dari tabel atau dengan rumus, Rumus i - (P/A) i3 Present value annuitas 4 – 10  (P/A) 10



annuity faktor periode 4-10 

(1  i) 10  1 (1  i) 10 . i



(1  i) 3  1 (1  i) 3 . i

(1  0,15)10  1 (1  0,15)10 . 0,15



(1  0,15) 3  1 (1  0,15) 3 . 0,15

= 5,0188 – 2,2832 Present value annuitas 4 – 10 = 2,7356 Bila kita menggunakan tabel maka akan lebih mudah. NPv selain dicari dengan rumus Net Benefit X DF, dapat pula dicari dengan Present value benefit dikurangi present value of cost. Contoh rate = 15 % Th (0)

Biaya kotor (1)

Present value biaya (3) = (1) x (2)

0 1 2 3 4-10 15-20

100 10 15 20 25 30

100 8.696 11,342 13,15 68,39 37,215 238,793

DF (2)

Benefit kotor (4)

1 0,8696 0,7561 0,6575 2,7356 1,2405

0 0 0 20 75 100

PV (5) Benefit

NPv (5) – (3)

0 0 0 13,15 205,17 124,05 342,37

-100 -8,696 -11,342 0 136,78 86,835 103,577

4

2.2.2. Net Benefit – Cost Ratio (Net B/C) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif dengan net benefit yang telah di discount negatif. Untuk menhitung Net Benefit – Cost Ratio kita dapat menggunakan Rumus: n

NPv bertanda () Net B/C  NPv bertanda (-)

B

t

 C t /DFt

 Bt - Ct > 0

C

 B t /DFt

 Bt - Ct < 0

t

t 1 n

t 1

ketika NPv = 0 ; maka Bet B/C = 1 Bukti 

NPv () 1 NPv ()

= NPv (+) = NPv (-)



n

 t 1

maka 

n Bt  C t C  Bt  t DFt DFt t 1

n n Bt C t  Bt Ct atau  NPv proyek = 0      DFt t 1 DFt t 1 t 1 DFt

n

Kriteria B/C : Net B/C  1 merupakan rekomendasi untuk melaksanakan proyek Net B/C = 1 maka NPv = 0 Net B/C < 1 merupakan indikasi proyek merugikan Catatan: Bila Bt – Ct kesemuanya (+) maka nilai IRR = n (tak hingga) 2.2.3. Gross Benefit – Cost Ratio (Gross B/C) Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) adalah perbandingan antara benefit kotor yang telah di discount dengan cost secara keseluruhan yang telah di discount. Dirumuskan: n



Gross B/C 

Bt

 (1  i)

B  C  C  (1  i) -

t 1 n

t

t

t 1

t

Jadi bila suatu proyek, makin meningkatnya biaya operasional dan maintenent menyebabkan

makin

rendahnya

gross

B/C.

seandainya

dengan

meningkatnya biaya operasional dan pemeliharaan tidak mempengaruhi

makin Net

5

Benefit (benefit kotor juga ), maka NPv, IRR maupun Net B/C tetap. Sebaliknya Gross B/C makin mendekati 1 dengan makin meningkatnya biaya operasional dan pemeliharaan. Jika a/b > 1 ; maka: a>b

a (c + b) > b (c + a)

a.c>b.c

a/b > (c + a) / (c + b)

a . c + ab > b . c + ab Jika C mendekati tak terhingga, pecahan tersebut mendekati 1. Tetapi NPv tidak terpengaruh karena  (at + Ct) -  (bt + ct) sama dengan  (at – bt). jadi Net B/C ratio tidak berubah. Dan halnya sama untuk discaunt rate yang menjadikan arus benefit bersih sama dengan nol atau Net B/C = 1, yaitu IRR. Jadi hanya Gross B/C yang besarnya peka terhadap dikurangkan atau tidaknya biaya rutin dari benefit dan biaya kotor. Yang

ingin kita ketahui dalam analisa benefit cost ialah besarnya

keuntungan yang kita peroleh sebagai akibat inovasi, asal investasi didefinisikan sebagai sisa biaya, entah apa jenisnya, yang tidak bisa ditutupi dalam jangka waktu satu tahun (artinya : setiap nilai rumus Bt – Ct yang negatif) 2.2.4. Profitability Ratio Profitability Ratio (PR) adalah suatu rasio perbandingan antara selisih benefit dengan biaya operasi dan pemeliharaan dibanding dengan jumlah investasi. Nilai dari masing-masing variable dalam bentuk present value atau nilai yang telah di discount dengan discount factor dari Social Opportunity Cost of Capital yang berlaku dalam masyarakat. Digunakan rumus: n

PR 

-

B

t

- Ct

t 1

n

-

Kt t 1

Ukuran yang digunakan dalam hasil perhitungan Profitability Ratio sama dengan rasio sebelumnya, apabila PR > 1 berarti layak (feasible), PR < 1 berarti tidak layak dan PR = 1 berarti berada dalam keadaan BEP.

6

2.2.5. IRR IRR adalah niai discount rate – i yang mempunyai NPv dari pada proyek sama dengan nol. Yaitu: n

 t 1

Bt  C t  0 (1  IRR) t

IRR dapat juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek. Penurunan IRR: IRR juga menunjukkan tingkat perputaran dari model NPv = F (I) A

NPv 0 NPv

B

A

E

C

B D

C

E D

Kita mempunyai  sebagun yaitu  ACD dan  ABE Maka

AB AC …. AB = NPv1 ; AC = AB + BC, CD = I2 - It  BE CD AB AC  BE CD

Maka :

NPv1 NPv1  NPv 2   BE i 2 - i1 BE 

NPv1  (i 2  i1 )  NPv1  NPv 2 

Untuk menjaga keakuratannya maka jarak antara i2 dan i2 maksimal 5 %

Jadi IRR = i1 + BE IRR = I1 + BE 

NPv1  (i 2  i1 ) NPv1  NPv 2 

Biasanya rumus IRR tadi tidak dapat dipisahkan (dicari nilai I – nya) secara langsung. Namun secara coba-coba pemecahan ini dapat didekati dengan waktu singkat. Jika ternyata IRR dari pada suatu proyek sama dengan nilai I yang berlaku sebagai Social Discount Rate, maka NPv dari proyek itu adalah sebesar nol. Jika,

7

IRR < Social Discount Rate, berarti NPv < 0. IRR  Social Discount Rate maka proyek “go” Jadi ketika IRR = i, NPv = 0 ; B/C ratio (Net) = 1 ; Gross B/C = 1 ; PR = 1 maka proyek masih “go” karena 1. Masih ada benefit yang diterima untuk menutupi tepat investasi dan biaya rutinnya. 2. Jika i yang digunakan terlalu tinggi menyebabkan semakin turunnya nilai NPv sehingga, walaupun nilai NPv limit 0 namun masih bisa dikatakan bahwa proyek tersebut masih menguntungkan. 2.2.6. Payback Period (PP) Payback Period (PP) adalah teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu usaha dengann cara mengukur seberapa cepat suatu investasi kembali. Terdapat dua macam model perhitungan yang dapat digunakan untuk menghitung masa pengembalian investasi, yaitu : 1. Jika aliran kas per tahun jumlahnya sama

2. Jika aliran kas tidak sama maka harus dicari satu per satu yakni dengan cara mengurangkan total investasi dengan cash flow sampai diperoleh hasil total investasi sama dengan cash flow pada tahun tertentu.

Keterangan : n = tahun terakhir dimana jumlah cash flow masih belom bisa menutup origin investment a = jumlah origin investment b = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n c = jumlah kumulatif cash flow pada tahun ke n+1 2.2.7. Analisis Sensitivitas Analisis ini berdasarkan pada kemungkinan yang paling optimis sampai pada kemungkinan yang paling pesimis. Range (jarak) antara kategori optimis dan pesimis yang lebih kecil merupakan investasi yang beresiko rendah. Analisis ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya perubahan seperti :

8



Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya kontruksi, biaya baku, dan produksi.



Penurunan produktivitas



Mundurnya jadwal pelaksanan proyek

Analisis tersebut dapat diketahui seberapa jauh dampaknya terhadap kelayakan proyek. Analisis sensitivitas ini dilakukan dengan menghitung IRR, NPV, B/C ratio, dan payback period. 2.4 Cash Flow Proyek Bachtiar, Ramadhan. (2014), menyebutkan bahwa Cash flow merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode. Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu : 1. Likuiditas, yaitu dana yang tersedia untuk tujuan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dapat dicairkan dalam waktu singkat relatif tanpa ada pengurangan investasi awal. 2. Anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat. 3. Capital

growth,

dana

yang

diperuntukkan

untuk

penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang. Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu: a. Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow).

9

b. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar (cash out flow). c. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek. Dalam membuat laporan arus kas, kita mengenal dua metode penyusunannya, yaitu : 1. Metode Lansung (Direct Method) Metode lansung mentranslasikan setiap item dari laporan laba rugi akrual basis menjadi pendapatan atau beban kas basis (basic cash). 2. Metode Tidak Lansung (Indirect Method) Wawasan Internasional Laporan arus kas tidak di wajibkan semua negara. Sejumlah Negara mewajibkan laporan yang melaporkan sumber-sumber dan aplikasi “dana” (yang sering didefinisikan sebagai modal kerja) Negara-negara lain bahkan tidak mewajibkan laporan arus kas maupun laporan arus dana sama sekali.

10

BAB III PENUTUP 3.1

Kesimpulan  Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana yang ada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.  Kriteria investasi digunakan untuk mengukur manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan dari suatu proyek. Untuk mengetahui kriteria tersebut, digunakan analisis finansial.  Kriteria investasi yang digunakan meliputi: Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C), Internal Rate of Return (IRR), Profitability Ratio (PR), Payback Period (PP), dan Analisis sensitivitas.  Net Present Value (NPV) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan dalam mengukur apakah suatu proyek feasible atau tidak. Perhitungan Net Present Value (NPV) merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social opportunity cost of capital (SOCC) sebagai discount factor.  Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara net benefit yang telah di discount positif dengan net benefit yang telah di discount negatif.  Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) adalah perbandingan antara benefit kotor yang etlah di discount dengan cost secara keseluruhan yang telah di discount.  Profitability Ratio (PR) adalah suatu rasio perbandingan antara selisih benefit dengan biaya operasi dan pemeliharaan dibanding dengan jumlah investasi.  IRR adalah niai discount rate – i yang mempunyai NPv dari pada proyek sama dengan nol.

11

 Payback Period (PP) adalah teknik penilaian terhadap jangka waktu (periode) pengembalian investasi suatu usaha dengann cara mengukur seberapa cepat suatu investasi kembali.  Analisis ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya perubahan seperti : 

Adanya cost overrun, yaitu kenaikan biaya-biaya kontruksi, biaya baku, dan produksi.



Penurunan produktivitas



Mundurnya jadwal pelaksanan proyek

 Cash flow merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.

12

DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2015, 6). Teori Studi Kelayakan. Diakses 28, 2016, dari Tipe Pedia: http://www.tipepedia.com/2015/07/teori-studi-kelayakan-beserta.html Bachtiar, Ramadhan. (204). Cash Flow Penyusunannya. Diakses 28, 2016, dari Ramadhan Bachtiar: http://ramadhanbachtiar.blogspot.co.id/2014/10/ cash-flow-penyusunanya.html Fatoni, Ahmad. (2011). Kriteria Investasi. Diakses 28, 2016, dari Kokalissidimpuan: http://kokalissidimpuan.blogspot.co.id/2011/02/kriteria-investasi.html http://www.zonasiswa.com/2014/08/pengertian-investasi-lengkap.html

13

More Documents from "Rudy Even Naibaho"