MAKALAH "EKONOMI MONETER" Dosen Pembimbing : H. Muhyiddin Zainul Arifin, SH, SE, M.M.
Oleh: Semester 6 Prodi Sistem Informasi
UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH (UNWAHA) FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMATIKA (FTI) TAMBAKBERAS JOMBANG 2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami ucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah "EKONOMI MONETER" yang merupakan tugas kami semester genap Sistem Informasi, FTI ,UNWAHA di Tambakberas Jombang dengan dosen pembimbing Bapak H. Muhyiddin Zainul Arifin, SH, SE, M.M. Kami berharap dengan terselesainya makalah ini, pembaca dan khususnya kami sebagai penyusun dapat lebih memahami masalah tentang perekonomian di Indonesia serta dapat mengaplikasikannya baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam dunia kerja. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, maka dengan segala kerendahan hati kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang membaca makalah ini, sehingga penyusunan makalah selanjutnya akan menjadi lebih baik,amin.
Jombang, 3 Maret 2015
Penyusun
ii
DAFTAR ISI Halaman Judul ...................................................................................................... i Kata Pengantar...................................................................................................... ii Daftar Isi. .............................................................................................................. iii
A. Daftar Anggota Kelompok ....................................................................... 1 B. Kelompok 1 (BAB 1) ............................................................................... 3 Peranan dan Fungsi Uang ................................................................... 3 C. Kelompok 2 (BAB 2) ............................................................................... 13 Peranan Lembaga Keuangan .............................................................. 13 D. Kelompok 3 (BAB 3) ............................................................................... 25 Bank Umum dan Bank Sentral ........................................................... 25 E. Kelompok 4 (BAB 4) ............................................................................... 39 Teori Moneter Klasik.......................................................................... 39 F. Kelompok 5 (BAB 5) ............................................................................... 46 Teori Moneter Keynes ........................................................................ 46 G. Kelompok 6 (BABA 6) ............................................................................ 51 Asuransi dan Studi Kasus di Indonesia .............................................. 51 H. Kelompok 7 (BAB 7) ............................................................................... 63 Manajemen Resiko Perbankan ........................................................... 63 I. Kelompok 1 (BAB 8) .................................................................................. 73 Pasar Uang .......................................................................................... 73 J. Kelompok 2 (BAB 9) .................................................................................. 90 Efektifitas Kebijakan Moneter............................................................ 90 K. Kelompok 3 (BAB 10) ............................................................................. 108 Kebijakan Moneter dan Implementasinya .......................................... 108 L.Kelompok 4 (BAB 11) ................................................................................ 117 Kebijakan Moneter dalam Ketidakpastian ......................................... 117 M. Kelompok 5 (BAB 12) ............................................................................. 122 Jenis Inflasi Menurut Sifatnya ............................................................ 122 N. Kelompok 6 (BAB 13) ............................................................................. 128 Kebijakan Moneter vs Kebijakan Fiskal ............................................ 128 O. Kelomok 7 (BAB 14) ............................................................................... 139 Manajemen Resiko dalam Sector Industri dan Perdagangan ............. 139
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 147
iii
DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK Kelompok 1 : Judul : 1. Peranan & Fungsi Uang 2. Pasar Uang Nama : 1. Achmad Yusuf 2. Dhinar Saloka 3. Lutfi Andriansyah Zain 4. Zulkarnain
Kelompok 2 : Judul: 1. Peranan Lembaga Keuangan 2. Efektifitas Kebijakan Moneter Nama: 1. Arifatul Khumaidah 2. Lailatul Umroh 3. Nurvita Fatmayanti 4. Ika Maria Ulfah
Kelompok 3 : Judul : 1. Bank umum & Bank Sentral 2. Kebijakan Moneter Nama: 1. Afan Fauzi 2. Imam Arif 3. Randi Antono 4. Rianto
Kelompok 4 : Judul : 1. Teori Mooneter Klasik 2. Kebijakan Moneter dalam Ketidakpastian Nama: 1. Ayu Kurnia 2. Lilis Nur Indahsari 3. Nurul Azizaturrizqiyah 4. Julia Silviana
1
Kelompok 5 : Judul : 1. Teori Moneter Keynes 2. Jenis Inflasi Menurut Sifatnya Nama: 1. Chandra Adi Kurniawan 2. Kurniawan Junaidi 3. Siswoko 4. Fitrah Choiruddin
Kelompok 6 : Judul: 1. Asuransi & Studi Kasus di Indonesia 2. Kebijakan Moneter & Kebijakan Fiskal Nama: 1. Yeni Purwati 2. Nevi Novianita 3. Kelfi Dianita Nansi
Kelompok 7 : Judul: 1. Manajemen Resiko Perbankan 2. Manajemen Resiko dalam Sector Industri dan Perdagangan Nama: 1. Charias Jaka Anggara 2. Labib Muhajir 3. Teguh Santoso
2
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pembahasan mengenai uang juga terdapat dalam kitab “Muqaddimah” yang dituis oleh Ibnu khaldun. Beliau menjelaskan bahwa kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di negara tersebut, tetapi ditentukan oleh tingkat produksi negara tersebut dan neraca pembayaran yang positif. Apabila suatu negara mencetak
uang
sebanyak-banyaknya,
tetapi
bukan
merepleksi
pesatnya
pertumbuhan sektor produksi, maka uang yang melimpah tersebut tidak ada nilainya. Sektor produksi merupakan motor penggerak pembangunan suatu negara karena akan menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan pekerja, dan menimbulkan permintaan (pasar) terhadap produksi lainnya. Dalam kegiatan perekonomian ada banyak pihak dan hal yang terlibat. Dalam hal ini uang dan lembaga perbankan memegang peranan yang sangat penting. Karena uang merupakan alat pembayaran yang berlaku sekarang untuk semua transaksi jual-beli baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
B.
Rumusan Masalah
Apa pengertian dan fungsi uang?
Bagaimana peranan dan fungsi uang ?
C. Tujuan Penulisan
Agar kita mengetahui apa arti dari uang
Untuk mengetahui peranan uang, dan sangat pentingnya uang
Agar kita dapa mengetahui berbagai macam fungsi-fungsi uang
4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Uang Uang adalah suatu benda dengan satuan hitung tertentu yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran yang sah dalam berbagai teransaksi dan berlaku di dalam wilayah tertentu. Demikian pentingnya fungsi uang, sehingga keberadaan uang di suatu Negara diatur dengan undang - undang. Uang dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Sebelum uang diciptakan, masyarakatpada zaman dahulu melakukan perdagangan dengan cara barter. Barter merupakan pertukaran barang dengan barang. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barangbarang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Menurut Suprayitno, “Uang adalah alat untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sejak peradaban kuno, mata uang logam sudah menjadi alat pembayaran biasa walaupun belum sesempurna sekarang. Kebutuhan menghendaki adanya alat pembayaran yang memudahkan pertukaran barang agar pekerjaan lebih mudah”. Definisi uang yang paling universal adalah sesuatu (benda) yang diterima secara umum dalam pertukaran barang dan jasa. Sebagaimana Puspopranoto mengatakan bahwa “Uang didefinisikan sebagai barang atau benda yang diterima secara umum sebagai alat pembayaran untuk barang dan jasa”. Sadono dalam bukunya Makro Ekonomi mengatakan bahwa: “Uang adalah benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar menukar atau perdagangan”. Yang dimaksud dengan kata “disetujui” dalam definisi tersebut adalah terdapat kata sepakat diantara anggota-anggota masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara dalam kegiatan tukar menukar.
5
Dalam pandangan ilmu ekonomi, uang merupakan barang ekonomi (economic good). Karena uang merupakan barang langka (scare good). Sedangkan dalam pandangan ilmu hukum, uang adalah alat pembayaran yang sah. Di dalam perekonomian modern, pengunaan sesuatu benda sebagai uang dikuatkan berdasarkan keputusan hukum atau undang-undang. Uang adalah penganti materi terhadap segala aktivitas ekonomi yaitu media atau alat yang memberikan kepada pemiliknya daya beli untuk memenuhi kebutuhanya, juga dari segi peraturan perundangan menjadi alat bagi pemiliknya untuk memenuhi segala kewajibanya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dipahami bahwa uang adalah suatu benda yang dapat diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa. Dan untuk melaksanakan kegiatan ekonomi yang meliputi konsumsi, distribusi, dan produksi, diperlukan suatu benda (alat) yang berfungsi untuk mengukur, menukarkan dan sekaligus melakukan pembayaran dalam dalam pembelian barang dan jasa. Benda (alat) yang digunakan tersebut adalah uang. Selain itu, dari beberapa definisi di atas, kita bisa membedakan dalam tiga segi. Pertama, definisi uang dari segi fungsi-fungsi ekonomi sebagai standar ukuran nilai, media pertukaran, dan alat bayar. Kedua, definisi uang menurut karakteristiknya, yaitu segala sesuatu yang diterima secara luas oleh tiap-tiap individu. Ketiga, definisi uang dari segi peraturan perundangan sebagai segala sesuatu yang memiliki kekuatan hukum dalam menyelesaikan tanggungan kewajiban. Kemudian berkenaan dengan nilai uang, menurut nilainya, uang dibedakan menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang tanda (token money). Nilai uang dikatakan sebagai uang penuh apabila nilai yang tertera di atas uang tersebut sama nilainya dengan bahan yang digunakan. Dengan kata lain, nilai nominal yang tercantum sama dengan nilai intrinsik yang terkandung dalam uang tersebut. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya. Sedangkan yang dimaksud dengan uang tanda adalah apabila nilai yang tertera diatas uang lebih tinggi dari nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang atau dengan kata lain nilai nominal lebih besar dari nilai intrinsik
6
uang tersebut. Misalnya, untuk membuat
uang Rp1.000,00-, pemerintah
mengeluarkan biaya Rp750,00-,. Berkenaan dengan nilai uang, ada beberapa teori nilai uang yang membahas masalah-masalah keuangan yang berkaitan dengan nilai uang. Nilai uang menjadi perhatian para ekonom, karena tinggi atau rendahnya nilai uang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi. Hal ini terbukti dengan banyaknya teori uang yang disampaikan oleh beberapa ahli.
B. Peranan dan Fungsi Uang Sejak ratusan tahun yang lalu, masyarakat telah menyadari bahwa uang sangat penting peranannya dalam melancarkan kegiatan perdagangan. Tanpa uang kegiatan perdagangan menjadi sangat terbatas dan pengkhususan tidak dapat berkembang. Keadaan seperti ini akan membatasi perkembangan ekonomi yang dapat dicapai. Peranan uang yang sangat penting ini dapat dengan nyata dilihat dengan memperhatikan masalah-masalah yang dihadapi pada saat perdagangan dijalankan secara barter. Dari kesulitan-kesulitan yang timbul sebagai akibat dari barter maka uang diciptakan dalam perekonomian dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan tukar menukar dan perdagangan. Oleh karena itu uang selalu didefinisikan sebagai: benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan
untuk
mengadakan
tukar
menukar
atau
perdagangan.
Yang
dimaksudkan dengan kata "disetujui" dalam definisi ini adalah terdapat kata sepakat di antara anggota-anggota masyarakat. Pertukaran berarti penyerahan suatu komoditi sebagai alat penukar komoditi lain. Bisa juga berarti pertukaran dari satu komoditi dengan komoditi lainnya, atau satu komoditi ditukar dengan uang, ada juga perdagangan secara komersial yang mencakup penyerahan satu barang untuk memperoleh barang lain, yang disebut saling tukar menukar. Jadi terjadi tawar menawar dua barang dimana yang satu diberikan sebagai bahan penukar untuk barang lain. Peranan dan keterkaitan yang erat antara uang dengan kegiatan suatu perekonomian dapat dianggap sebagai suatu hal yang bersifat alami karena semua kegiatan perekonomian modern, misalnya produksi, investasi, dan konsumsi, selalu melibatkan uang. Bahkan dalam perkembangannya uang tidak hanya digunakan
7
untuk mempermudah transaksi perdagangan di pasar barang namun uang itu sendiri juga menjadi suatu komoditas yang dapat diperdagangkan di pasar uang. Dengan kondisi tersebut, sangatlah sulit dibayangkan apabila tidak ada benda yang namanya uang. Perkembangan kegiatan suatu perekonomian pada dasarnya dapat dilihat dari dua sektor yang saling berkaitan, yaitu sektor riil (barang dan jasa) dan sektor moneter (uang). Sektor riil dan sektor moneter tidak hanya berkaitan erat, kedua sektor tersebut seperti dua sisi mata uang yang sisi yang satu tidak dapat dipisahkan dengan sisi yang lain. Selain itu, peranan uang memungkinkan terlaksananya pembagian kerja yang lebih sempurna seperti yang kita temui sekarang ini. Dalam masyarakat maju, hampir tidak ada seseorang yang menghasilkan suatu barang sejak proses produksi yang pertama hingga menjadi barang jadi. Tiap tahap proses produksi dikerjakan oleh orang atau bagian khusus. Pembagian kerja seperti itu akan mempermudah pekerjaan dan melipat gandakan hasil produksi. Adanya uang, yang berfungsi sebagai alat perantaraan untuk tukar menukar mempermudah terselenggaranya pembagian kerja. Terbukti, uang sangat berperan dalam proses terciptanya spesialisasi pekerjaan. Jadi, peranan uang dalam perekonomian terutama dalam produksi dan pertukaran atau konsumsi masyarakat. Adapun mengenai fungsi uang, agar masyarakat menyetujui penggunaan sesuatu benda sebagai uang, haruslah benda itu memenuhi syarat. Dengan kata lain syarat-syarat suatu benda berfungsi sebagai uang yaitu: nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu, mudah dibawa-bawa, mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya, tahan lama, jumlahnya terbatas (tidak berlebihan), dan bendanya mempunyai mutu yang sama. Berdasarkan keterangan di atas, Muchdarsah Sinungan mengatakan bahwa Fungsi uang yaitu: “Sebagai alat tukar menukar (medium of exchange), sebagai satuan hitung (unit of account), sebagai penimbun kekayaan, dan sebagai standar pencicilan uang”. Hal yang sama dikemukakan oleh Winardi bahwa fungsi uang adalah Sebagai standar nilai: sebagai alat tukar, sebagai alat penghimpun kekayaan, dan sebagai alat pembayaran yang ditangguhkan. Pada awal pengunaanya, fungsi uang yang paling utama adalah sebagai alat tukar (medium of exchange). Tetapi
8
dengan seiring semakin berkembangnya kehidupan masyarakat, fungsi uang pun mengalami perkembangan. Dewasa ini fungsi uang tidak hanya sebagai alat tukar tetapi juga sebagai penyimpan nilai (store of value), standar nilai (unit of account atau standard of value), dan standar pembayaran dimasa mendatang (standard of differed payment). Secara umum, uang memiliki fungsi sebagai perantara untuk pertukaran barang dengan barang, juga untuk menghindarkan perdagangan dengan cara barter. Secara lebih rinci, fungsi uang dibedakan menjadi tiga yaitu fungsi primer, fungsi sekunder, dan fungsi dinamis. 1. Fungsi Asli atau Fungsi Primer Fungsi asli atau fungsi primer uang ada beberapa, yaitu:
Uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang.
Uang juga berfungsi sebagai satuan hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan untuk menunjukan nilai berbagai macam barang atau jasa yang diperjual belikan, menunjukkan besarnya kekayaan, dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang/jasa (alat penunjuk harga). Sebagai alat satuan hitung, uang berperan untuk memperlancar pertukaran.
Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan nilai (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
2. Fungsi Turunan atau Fungsi Sekunder Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai fungsi turunan atau fungsi sekunder. Fungsi turunan atau fungsi sekunder itu antara lain:
Uang sebagai alat pembayaran yang sah
9
Kebutuhan manusia akan barang dan jasa yang semakin bertambah dan beragam tidak dapat dipenuhi melalui cara tukar-menukar atau barter. Guna mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan, manusia memerlukan alat pembayaran yang dapat diterima semua orang, yaitu uang.
Uang sebagai alat pembayaran utang Uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran pada masa yang akan datang.
Uang sebagai alat penimbun kekayaan Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang dimilikinya untuk keperluan konsumsi. Ada sebagian uang yang disisihkan dan ditabung untuk keperluan di masa datang.
Uang sebagai alat pemindah kekayaan Seseorang yang hendak pindah dari suatu tempat ke tempat lain dapat memindahkan kekayaannya yang berupa tanah dan bangunan rumah ke dalam bentuk uang dengan cara menjualnya. Di tempat yang baru dia dapat membeli rumah yang baru dengan menggunakan uang hasil penjualan rumah yang lama.
Uang sebagai alat pendorong kegiatan ekonomi Apabila nilai uang stabil orang lebih bergairah dalam melakukan investasi. Dengan adanya kegiatan investasi, kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.
3. Fungsi dinamis Uang dapat menentukan kegiatan perekonomian terutama dalam kegiatan moneter dan fiskal dimana kebijakan yang dapat ditempuh oleh suatu negara maupun oleh seseorang kadang-kadang dipengaruhi oleh beredarnya uang di masyarakat,
sehingga
pada
gilirannya
akan
timbul
kecenderungan-
kecenderungan terhadap pengaruh naiknya barang-barang atau sebaliknya mungkin akan berakibat turunnya harga barang-barang tersebut, fungsi nilai uang antara lainnya yaitu
Nilai nominal
10
Nilai yang tercantum pada mata uang atau cap harga yang tertera pada mata uang. Misalnya, seribu rupiah (Rp1.000,00), atau lima ratus rupiah (Rp500,00).
Nilai intrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang, misalnya berapa nilai emas dan perak yang digunakan untuk mata uang
Nilai riil/nilai tukar uang Nilai uang yang diukur dengan daya beli atau kemampuan uang tersebut untuk membeli berbagai barang dan jasa sesuai dengan harga yang berlaku
Nilai internal Nilai uang untuk dapat ditukar dengan suatu barang. Misalnya uang Rp500,00 hanya dapat ditukarkan dengan sebuah permen, sedangkan uang Rp10.000,00 dapat ditukarkan dengan semangkuk bakso.
Nilai eksternal disebut juga kurs mata uang Nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Contohnya, kurs mata uang dolar Amerika Serikat terhadap rupiah adalah US$1 = Rp9.205,00
Nilai riil / Nilai tukar Nilai riil/nilai tukar uang adalah nilai uang yang diukur dengan daya beli atau kemampuan uang tersebut untuk membeli berbagai barang dan jasa sesuai dengan harga yang berlaku. Daya beli tergantung pada tingkat harga yang berlaku. Contoh: pada musim panen harga gabah Rp 250,00/kg. Bila kita mempunyai uang Rp 10.000,00; maka kita dapat membeli 40 kg gabah. Tetapi pada musim paceklik harga gabah Rp 400,00/kg, sehingga kita hanya mampu membeli 25 kg gabah. Jadi, nilai tukar Rp 10.000,00 sama dengan 40 kg gabah pada musim panen dan 25 kg gabah pada musim paceklik.
11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Uang menurut konvesional: segala suatu (benda) yang diterima oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar menukar atau perdagangan, Dan dalam ilmu ekonomi tradisional didefinisikan sebagai setiap alat tukar yang dapat diterima secara umum. Alat tukar itu dapat berupa benda apapun yang dapat diterima oleh setiap orang di masyarakat dalam proses pertukaran barang dan jasa. Dalam ilmu ekonomi modern, uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran bagi pembelian barangbarang dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainnya serta untuk pembayaran utang. Beberapa ahli juga menyebutkan fungsi uang sebagai alat penunda pembayaran. Para ahli dan pemikir ekonomi biasanya memberikan makna yang berbeda-beda mengenai uang. Meskipun demikian, pengertian umum uang adalah sama, yakni benda yang digunakan sebagai alat pembayaran yang sah. Fungsi uang yang sedemikian penting itu dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: fungsi primer, fungsi sekunder, dan fungsi dinamis.
B. Saran Dalam pembahasan di atas dijelaskan bahwa uang itu sangat penting dan sangat vital keberadaannya dan akibat yang ditimbulkan jika uang yang beredar itu jumlahnya atau sedikit, maka saran penyusun adalah apabila ingin mendapatkan uang
maka
bekerjalah
dengan
sungguh-sungguh
dan
hematlah
dalam
penggunaannya. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini baik dari segi isi, penulisan maupun tanda baca, penyusun sangat mengharapkan saran dan masukan dari pembaca yang konstruktif. Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan kita.
12
13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan melaksanakan tugas sebagai pihak yang ahli dalam analisis ekonomi dan kredit untuk kepentingan lembaga keuangan dan kepentingan pihak nasabah. Serta mempunyai kewajiban menyebarkan informasi dan kegiatan yang berguna untuk menguntungkan bagi nasabah. Lembaga Keuangan juga mencipakan dan memberikan likuiditas, yang memberikan keyakinan kepada masyarakat/ nasabah bahwa dana yang disimpan akan dikembalikan pada waktu yang dibutuhkan atau saat jatuh tempo. Dalam kenyataannya di masyarakat banyak individu merniliki penghasilan yang memadai dan menyadari bahwa di masa datang mereka akan pensiun sehingga pendapatannya jelas akan berkurang. Untuk rnenghadapi masa yang akan datang tersebut mereka menyisihkan atau merealokasikan pendapatannya untuk persiapan di masa akan datang. Untuk melakukan hal tersebut pada prinsipnya mereka dapat saja membeli atau menyimpan barang rnisalnya : tanah, rumah dan sebagainya, namun pemilikan sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan, misalnya program tabungan, deposito, program pensiun, polis asuransi atau saharn-saham adalah jauh lebih baik jika dihandingkan dengan alteniatif pertama.
1.2 Rumusan Masalah 1. Pengertian lembaga keuangan 2. Peranan lembaga keuangan 3. Fungsi lembaga keuangan 4. Jenis-jenis lembaga keuangan
1.3 Tujuan 1. Mengetahui pengertian lembaga keuangan 2. Mengetahui peranan lembaga keuangan 3. Mengetahui fungsi lembaga keuangan 4. Mengetahui jenis-jenis lembaga keuangan
14
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian lembaga keuangan Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (claims) dibandingkan aset nonfinancial atau aset riil. Lembaga keuangan memberikan kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya dalam surat-surat berharga. Di samping itu, lembaga keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan berbagai jenis skema tabungan, proteksi asuransi, program pension, penyediaan sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana. Lembaga keuangan merupakan bagian dari sistem keuangan dalam ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan bidang keuangan. Kegiatan usaha lembaga keuangan dapat berupa menghimpun dana dengan berbagai skema atau melakukan kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana sekaligus, dimana kegiatan usaha lembaga keuangan diperuntukkan investasi perusahaan, kegiatan konsumsi dan kegiatan distribusi barang dan jasa. Sesuai dengan sistem keuangan yang ada maka dalam operasionalnya lembaga keuangan dapat berbentuk lembaga keuangan konvensional dan lembaga keuangan syariah. Bank konvensional Pinjam-meminjam dengan menggunakan sistem bunga yang merupakan tambahan atas pinjaman, di mana tambahan ini atau bunga diharamkan dalam syariah Islam. Dalam hal ini, apapun yang terjadi dengan yang meminjam uang, baik untung maupun rugi, maka yang meminjam harus membayar bunga sesuai dengan yang ditetapkan oleh Bank. Bank syariah Tidak menerapkan sistem pinjam-meminjam, melainkan sistem kerjasama atau jual beli. Misalnya kerjasama antara pemilik modal dengan pengusaha (mudharobah), yang disepakati adalah jika untung, maka dilakukan
15
pembagian keuntungan dengan proporsi yang ditetapkan atau disepakati. Bisa juga jual beli (murabahah), di mana bank menjual suatu barang dengan mengambil marjin keuntungan, kemudian dicicil dengan cicilan tetap. Dan bentuk-bentuk transaksi lain yang disediakan oleh Bank. 2.2 Peranan lembaga keuangan Berkaitan dengan peranan lembaga keuangan dalam mekanisme pembayaran antara pelaku – pelaku ekonomi sebagai akibat transaksi yang mereka lakukan (transmission role). Misalnya :
Lembaga Keuangan (bank sentral) mencetak uang rupiah sebagai alat pembayaran yang sah, hal ini dilakukan untuk memudahkan transaksi di antara masyarakat dan dalam perekonomian Indonesia.
Lembaga Keuangan (bank umum) menerbitkan cek yang dimaksudkan untuk memudahkan transaksi yang dilakukan nasabahnya. Berkaitan dengan pemberian fasilitas mengenai aliran dana dari pihak yang kelebihan dana ke pihak yang membutuhkan dana (intermediation role). Misalnya :
Lembaga Keuangan dapat berperan sebagai broker, pialang, atau dealer dalam berbagai aktiva yang berperan untuk meningkatkan efisiensi di antara kedua pihak.
Lembaga Keuangan membantu menyalurkan dana dari pemilik dana ke peminjam yang tak terbatas dan tak dikenal oleh pemilik dana dengan biaya transaksi dan biaya informasi yang relative lebih rendah dibandingkan apabila peminjam harus mencari dan melakukan transaksi langsung.
Perana Lembaga Keuangan Lembaga keuangan sebagai badan yang melakukan kegiatan-kegiatan di bidang keuangan mempunyai peranan sehagai berikut: Pengalihan Aset (Asset Transfer) Lembaga keuangan memiliki aset dalam bentuk “janji—janji untuk membayar” atau dapat diartikan sebagai pinjaman kepada pihak lain dengan jangka waktu yang diatur sesuai dengan kebutuhan peminjam. Dana pembiayaan asset tersebut diperoleh dari tabungan masyarakat. Dengan demikian lembaga keuangan sebenarnya hanyalah mengalihkan atau memindahkan kewaiban
16
peminjam menjadi suatu aset dengan suatu jangka waktu jatuh tempo sesuai keinginan penabung. Proses pengalihan kewajiban menjadi suatu aset disebut transmutasi kekayaan atau asset transimutation. Likuiditas (liquidity) Likuiditas berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh uang tunai pada saat dibutuhkan. Beberapa sekuritas sekunder dibeli sektor usaha dan rumah tangga terutama dimaksudkan untuk tujuan likuiditas. Sekuritas sekunder seperti tabungan, deposito, sertifikat deposito yang diterbitkan bank umum memberikan tingkat keamanan dan likuiditas yang tinggi, di samping tambahan pendapatan. Realokasi Pendapatan (income reallocation) Dalam kenyataannya di masyarakat banyak individu memiliki penghasilan yang memadai dan menyadari bahwa di masa datang mereka akan pensiun sehingga pendapatannya jelas akan berkurang. Untuk menghadapi masa yang akan datang tersebut mereka menyisihkan atau merealokasikan pendapatannya untuk persiapan di masa yang akan datang. Untuk melakukan hal tersebut pada prinsipnya mereka dapat saja membeli atau menyimpan barang misalnya : tanah, rumah dan sebagainya, namun pemilikan sekuritas sekunder yang dikeluarkan lembaga keuangan, misalnya program tahungan, deposito, program pensiun, polis asuransi atau saham-saham adalah jauh lebih baik jika dibandingkan dengan alteniatif pertama. Transaksi (transaction) Sekuritas sekunder yang diterbitkan oleh lembaga intermediasi keuangan misalnya rekening giro, tabungan, deposito dan sebagainya, merupakan bagian dari sistem pembayaran. Produk-produk tabungan tersebut dibeli oleh rumah tangga dan unit usaha untuk mempermudah mereka melakukan penukaran barang dan jasa. Dalam hal tertentu, unit ekonomi membeli sekuritas sekunder (misalnya giro) untuk mempermudah penyelesaian transaksi keuangannya sehari-hari. Dengan demikian lembaga keuangan berperan sebagai lembaga perantara keuangan yang menyediakan jasa—jasa untuk mempermudah transaksi moneter.
17
2.3 Fungsi lembaga keuangan Melancarkan pertukaran produk (barang dan jasa) dengan menggunakan uang dan instrumen kredit. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan ke masyarakat dalam bentuk pinjaman. Atau dengan kata lain, Lembaga Keuangan menghimpun dana dari pihak yang
Memberikan pengetahuan dan informasi, yaitu : Lembaga Keuangan melaksanakan tugas sebagai pihak yang ahli dalam analisis ekonomi dan kredit untuk kepentingan pihak lain (nasabah). Lembaga Keuangan berkewajiban menyebarkan informasi dan kegiatan yang berguna dan menguntungkan bagi nasabahnya. Memberikan Jaminan Lembaga Keuangan mampu memberikan jaminan hukum dan moral mengenai keamanan dana masyarakat yang dipercayakan kepada lembaga keuangan tersebut. Menciptakan dan memberikan likuiditas Lembaga Keuangan mampu memberikan keyakinan kepada nasabahnya bahwa dana yang disimpan akan dikembalikan pada waktujatuh tempo.
2.4 Jenis-jenis lembaga keuangan Lembaga Keuangan Bank Bank adalah perusahaan yang bergerak dibidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak terlepas dari masalah keuangan. Disamping
itu perbankan juga melakukan kegiatan jasa-jasa pendukung
lainnya. Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan penghimpunan dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kreditmaupun tidak langsung. Jasa perbankan lainnya antara lain meliputi:
18
jasa pemindahan uang (Transfer) jasa penagihan (inkaso) jasa kliring (Clearing) jasa penjualan mata uang asing (Valas) jasa safe Deposit Box Travellers Cheque Bank Card Bank draft Letter of Credit (L/C) Bank Garansi dan Refrensi Bank Serta jasa bank lainnya. Maka semakin banyak ragam produk yanhg ditawarkan dilihat dari kemampuan bank dari segi pemodalan, manajemen, serta fasilitas yang dimilikinya. Lembaga Keuangan Bukan Bank Pasar Modal Dalam arti sempit pengertian pasar merupakan tempat para penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan transaksi. Artinya pembeli dan penjual langsung bertemu untuk melakukan transaksi dalam suatu lokasi tertentu. Lokasi atau tempat pertemuan tersebut adalah pasar . namun dalam arti luas pengertian pasar merupakan tempat melakukan transaksi antara pembeli dan penjual, dimana pembeli dan penjual tidak harus bertemu dalam suatu tempat atau bertemu langsung, akan tetapi dapat dilakukan melalui srana informasi yang ada seperti sarana elektronika. Pengertian pasar modal secara umum merupakan suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Penjual dalam pasar modal merupakan perusahaan yang membutuhkan modal (emiten), sehingga mereka berusaha untuk menjual efek-efek dipasar modal. Sedangkan pembeli (investor) adalah pihak yang ingin membeli modal di perusahaan yang menurut mereka menguntungkan. Pasar modal dikenal dengan nama bursa efek. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing
19
Pasar uang (money market) di indonesia masih relatif baru jika dibandingkan dengan negara-negara maju. Namun dalam perkembangan dunia sekarang ini maka pasar uang di indonesia juga ikut berkembang
walaupun tidak semarak
perkembangan pasar modal (capital market). Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa antara pasar uang dan pasar modal terdapat perbedaan yang cukup jelas seperti dari jangka waktunya intrumen yang diperjualbelikan, tempat penjualannya serta tujuan daripada para penjual dan pembeli dari kedua pasar tersbut. Pegadaian Secara umum pengertian usaha gadai kegiatan menjaminbarang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa usaha gadai memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan Nilai jumlah pijaman tergantung nilai barang yang digadaikan Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali Sewa Guna Usaha (Leasing) Perusahaan sewa guna usaha di indonesia lebih dikenal dengan nama laesing. Kegiatan utama perusahaan sewa guna adalah bergerak di bidang pembiayaan untuk keperluan barang-barang modal yang diinginkan oleh nasabah. Pembiayaan disini maksudnya jika seorang nasabah membutuhkan barang-barang modal pihak leassing dapat membiayai keinginan nasaba sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak. Keterbatasan leasing adalah tidak boleh melakukan kegiatan yang dilakkan oleh bank seperti memberi simpanan dan kredit dalam bentuk uang. Pengertian sewa guna usaha secara umum adalah perjanjian antara lessor (perusahaan leasing) dengan lessee (nasabah) dimana pihak lessor menyediakan barang dengan hak penggunaan oleh lessee dengan imbalan pembayaran sewa untuk jangka waktu tertentu. Koperasi Simpan Pinjam
20
Koperasi merupakan salah satu bentuk badan hukum yang sudah lama dikenal di indonesia. Pelopor pengembangan perkooperasian di indonesia adalah Bung Hatta, dan sampai saat ini beliau sangat dikenal sebagai bapak Koperasi Indonesia. Koperasi merupakam suatu kumpulan dari orang-orang yang mempunyai tujuan atau kepentingan bersama. Jadi keoperasi merupakan bentukan dari sekelompok orang yang memiliki tujuan bersama. Secara umum sumber dana kooperasiaan adalah iuran wajib, iuran pokok, dan iuran sukarela. Perusahaan Asuransi Di indonesia pengertian Asuaransi menurut undang-undang Nomor 1Tahun 1992 Tentang Usaha Asuransi adalah sebagai berikut : Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang ddiharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Anjak Piutang (Factoring) Perusahaan anjak piutang yang memang kegiatan utamanya adalah bergerak dibidang penagihan piutang. Perusahaan anjak piutang dapat mengambil alih pengelolaan piutang baik dengan cara dikelolah atau dengan cara dibeli serta dapat pula melakukan pengelolaan administrasi piutang suatu perusahaan. Pengertian perusahaan anjak piutang atau yangh lebih dikenal dengan nama factoring adalah perusahaan yang kegiatannya adalah melakukan penagihan dan pembelian, atau pengambilalihan atau pengelolaan hutang piutang suatu perusahaan dengan imbalan atau pembayaran tertentu milik perusahaan. Modal Ventura Perusahaan modal ventura yang berani melakukan investasi dimana investasi tersebut mengandung suatu resiko tinggi. Keputusan ini dibuat dengan berbagai pertimbangan tentunya dan hal ini sesuai pula dengan maksud dan tujuan didirikannya perusahaan modal ventura yaitu melakukan penanaman modal dalam suatu usaha yang mengandung resiko tinggi.
21
Meskipun resiko yang dihadapi tinggi, pihak modal ventura mengharapkan suatu keuntungan yang tinggi pula dari penyertaan modalnya berupa capital gain atau deviden. Perusahaan yang pembiayaan dari modal ventura disebut Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) atau investee company.
22
Dana Pensiun Pengertian perusahaan dana pensiun secara umum dapat dikatakan merupakan perusahaan yang memungut dana dari karyawan suatu perusahaan dan memberikan pendapatan kepada peserta pensiun sesuai dengan perjanjian. Sedangkan menurut Undang-Undang nomor 11 Tahun 1992 Dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelolah dan menjalankan program yang menjanjikan manfaat pensiun. Dengan demikian jelas bahwa yang mengelolah dana pensiun adalah perusahaan yang memiliki adan hukum seperti bank umum atau asuransi jiwa. Pengertian pensiun adalah hak seseorang untuk memperoleh penghasilan setelah bekerja sekian tahun dan sudah memasuki usia pensiun atau ada sebab-sebab lain sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan. Kartu Plastik (Kartu Kredit) Kartu plastik atau yang lebih dikenal dengan nama kartu kredit atau uang plastik yang mampu menggantikan fungsi uang sebagai alat pembayaran. Disamping itu kartu plastik ini dapat pula digunakan untuk berbagai keperluan sehingga kegunaannya menjadi multi fungsi. Kartu plastik merupakan kartu yang dikeluarkan oleh bank atau lembaga non bank. Kartu plastik ini diberikan kepada nasabah untuk dapat dipergunakan sebagai alat pembayaran diberbagai tempat yang memakai ATM (automated teller Machine) seperti dipusat perbelanjaaan, hiburan dan perkantoran. Penggunaan kartu plastik di indonesia masih relatif baru yaitu sekitar tahun delapan
puluhan.
Keluarnya
keputusan
Menteri
Keuangan
Nomor
1251/KMK.013/1988 Tanggal 20 Desembertelah mengubah peta penyebaran kartu plastik semakin luas. Berdasarkan surat keputusan tersebut bisnis kartu plastik digolongkan sebagai kelompok usaha jasa pembiayaan.
23
BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Lembaga Keuangan merupakan sarana yang tepat bagi sektor rumah tangga untuk mengamankan keuangannya. Dimasa modern di mana masyarakat harus lebih bijksana dalam membelanjakan hartanya guna keperuan dimasa mendatang lembaga keuangan merupakan sasaran yang bijaksana dalam mengamankan uang di mana dalam lembaga keuangan, uang yang kita simpan akan lebih mudah untuk kita dapatkan kembali, dan dipergunakan juga untuk berbagai keperluan investasi yang juga dapat mengntungkan kita yaitu berupa bunga simpanan. Selain itu juga di lembaga keuangan sektor pengusaha juga dapat melakukan pinjaman modal usahanya guna meningkatkan usahanya dengan kemudahan – kemudahan yang diberikan oleh lembaga keuangan. Namun dilain pihak biaya administrasi yang dirasakan masih cukup tinggi bagi nasabah untuk menyimpan uangnya dilembaga keuangan dalam hal ini bank serta tingkat suku bunga
pinjaman
yang
tinggi
bagi
bahan pertimbangan nasabah.
24
pengusaha
sering
juga
menjadi
25
BAB I PENDAHULUAN 1.
LATAR BELAKANG Bank (cara pengucapan: Bang) adalah sebuah lembaga intermediasi keuanganu mumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai bank note. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang. Sedangkan menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupaka kegiatan pokok bank sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menghimpun dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut. Dari pemaparan di atas kita bisa mengambil beberapa hal yang perlu dibahas seperti a.
sejarah bank
b.
Pengertian bank sentral
c.
tujuan perbankan
d.
pengertian bank umum
26
2.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas hal yang akan dibahas adalah sebagai berikut:
3.
a.
Sejarah Bank
b.
Pengertian Bank sentral
c.
Pengertian Bank Umum
d.
Penertian jasa perbankan
e.
Jenis jenis jasa perbankan
TUJUAN Penulisan makalah ini secara umum bertujuan untuk mengetahui apa pengertian bank sentral dan menguraikan bank umum. Secara khusus, makalah ini bertujuan untuk: a.
Memberikan ilmu bagi pembaca atas pengertian, sejarah dan cara – cara melakukan kegiatan perbankan.
4.
b.
Memberikan uraian atas pengertian bank dan perbankan.
c.
Mengetahui tujuan atas perbankan dalam kegiatan perekonomian.
MANFAAT Penyusunan makalah ini, bertujuan untuk memberikan manfaat bagi para pembaca tentang pengetahuan dunia perbankan khususnya bank umum tentang bagaimana pengaplikasian penggunaan perbankan.
27
BAB II PEMBAHASAN
1.
Sejarah Bank Bank pertama kali didirikan dalam bentuk seperti sebuah firma pada umumnya pada tahun 1690, pada saat kerajaan Inggris berkemauan merencanakan membangun kembali kekuatan armada lautnya untuk bersaing dengan kekuatan armada laut Perancis akan tetapi pemerintahan Inggris saat itu tidak mempunyai kemampuan pendanaan kemudian berdasarkan gagasan William Paterson yang kemudian oleh Charles Montagu direalisasikan dengan membentuk sebuah lembaga intermediasi keuangan yang akhirnya dapat memenuhi dana pembiayaan tersebut hanya dalam waktu dua belas hari. Kemudian sejarah perbankan di Indonesia tidak terlepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda.[Pada masa itu De javasche Bank, NV didirikan di Batavia pada tanggal 24 Januari 1828 kemudian menyusul Nederlandsche Indische Escompto Maatschappij, NV pada tahun 1918 sebagai pemegang monopoli pembelian hasil bumi dalam negeri dan penjualan ke luar negeri serta terdapat beberapa bank yang memegang peranan penting di Hindia Belanda. Bank-bank yang ada itu antara lain: 1.
De Javasce NV.
2.
De Post Poar Bank.
3.
Hulp en Spaar Bank.
4.
De Algemenevolks Crediet Bank.
5.
Nederland Handles Maatscappi (NHM).
6.
Nationale Handles Bank (NHB).
7.
De Escompto Bank NV.
8.
Nederlansche Indische Handelsbank. Melalui Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 1/M/61 tanggal 6 Januari
1961 yang melarang pengumuman dan penerbitan angka-angka statistik moneter/perbankan, maka antara tahun 1960-1965, Bank Indonesia tidak menerbitkan laporan tahunan, termasuk data statistik mengenai kliring dan perhitungan sentral.
28
Pada 5 Juli 1964, atas dasar pertimbangan politik untuk mempermudah komando di bidang perbankan untuk menunjang Pembangunan Semesta Berencana, selanjutnya pada tahun 1965 pemerintah menetapkan kebijakan untuk mengintegrasikan seluruh bank-bank pemerintah ke dalam satu bank dengan nama Bank Negara Indonesia, prakarsa pengintegrasian bank pemerintah ini berasal dari ide Jusuf Muda Dalam, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Bank Sentral/Gubernur Bank Indonesia - yang baru diangkat dari jabatan semula Presiden Direktur BNI - dan disetujui oleh Presiden Soekarno. Ide dasarnya adalah menjadikan perbankan sebagai alat revolusi dengan motto Bank Berdjoang di bawah pimpinan Pemimpin Besar Revolusi. Nama Bank Negara Indonesia (BNI) sebagai bank tunggal, diusulkan oleh Jusuf Muda Dalam sendiri. Hasilnya adalah lahirnya struktur baru Bank Berdjoang ini menjadikan; 1.
Bank Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit I;
2.
Bank Koperasi Tani dan Nelayan serta Bank Eksim Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit II;
3.
Bank Negara Indonesia menjadi Bank Negara Indonesia Unit III;
4.
Bank Umum Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit IV
5.
Bank Tabungan Negara menjadi Bank Negara Indonesia Unit V. Akan tetapi tidak semua bank pemerintah berhasil diintegrasikan ke
dalam Bank Berdjoang yakni Bank Dagang Negara (BDN) dan Bapindo. Luputnya BDN dari proses pengintegrasian ini terutama karena Presiden Direktur BDN J.D. Massie saat itu menjabat sebagai Menteri Penertiban Bankbank Swasta Nasional yang tentu mempunyai cukup punya pengaruh untuk berkeberatan atas penyatuan BDN dengan bank-bank lainnya. Massie beralasan bahwa kebijakan ini akan membingungkan koresponden bank di luar negeri untuk penyelesaian L/C ekspor maupun impor karena nama bank yang sama. Sementara, Bapindo tidak terintegrasi ke dalam Bank Berjuang karena bank ini dibawah Dewan Pembangunan yang diketuai Menteri Pertama Urusan Pembangunan dengan anggota-anggota Menteri Keuangan, yang juga Ketua Dewan Pengawas Bapindo, dan Gubernur Bank Indonesia sebagai anggota. Dengan demikian, melalui kedudukannya itu, pengaruh Bapindo cukup kuat untuk menghalangi terintegrasi ke dalam BNI
29
Dewasa ini, perkembangan industri perbankan mengalami kemajuan pesat dengan banyaknya muncul bank – bank baru yang menawarkan berbagai macam produk perbankan yang memberikan kemudahan bagi masyarakat.
2. Pengertian Bank Umum Kehidupan modern sekarang ini, bank merupakan mitra kerja masyarakat yang membantu di sektor keuangan. Menurut UU Perbankan No. 10 Tahun 1998, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UU No. 10 Tahun 1998, bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan/atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Definisi bank umum secara singkat adalah bank yang dapat memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank-bank umum terdiri dari bank-bank umum pemerintah, bank-bank umum swasta nasional devisa, bank-bank swasta nasional non - devisa dan bank-bank asing dan campuran. Kegiatan utama bankbank umum adalah menghimpun dana masyarakat antara lain dalam bentuk giro, deposito berjangka dan tabungan, serta menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit. (Pohan, 2008).
Bank juga mempunyai tugas sebagai pengaturan dan pengawasan, bank diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia, antara lain: (1) lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitannya sebagai lembaga penghimpun dan penyalur dana, (2) pelaksana kebijakan moneter, (3) lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta pemerataan; agar tercipta sistem perbankan yang sehat, baik sistem perbankan secara menyeluruh maupun individual, dan mampu memelihara kepentingan masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.
30
Fungsi dan peran bank umum dalam perekonomian sangat penting dan strategis. Bank umum sangat penting dalam hal menopang kekuatan dan kelancaran sistem pembayaran dan efektivitas kebijakan moneter. Fungsi-fungsi bank umum seperti yang diuraikan di bawah ini menunjukkan pentingnya keberadaan bank umum dalam perekonomian modern: (1) penciptaan uang, (2) mendukung kelancaran mekanisme pembayaran, (3) penghimpunan dana simpanan, (4) mendukung kelancaran transaksi internasional, (5) penyimpanan barang barang dan surat-surat berharga, (6) pemberian jasa-jasa lainnya (Manurung dan Rahardja, 2004).
3. Pengertian Bank Sentral Bank sentral adalah bank yang mendapat monopoli untuk menciptakan alat pembayaran dan fungsi sebagai bank sirkulasi serta induk dari bank- bank lain. Tugas pokok bank sentral sebagai berikut: a. Mengatur Peredaran Uang Bank sentral inilah yang mempunyai wewenag dan mengedarkan uang.Oleh karena itu disebut juga bank peredaran atau bank sirkulasi b. Menjaga Kesetabilan Mata Uang Dibank sentral disimpan sejumlah emas sbagai jaminan uang yang beredar.Emas yang disimpan di bank sentral di sebut jaminan emas c. Membri kredit kepada bank bank diseluruh Indonesia. Kemudian oleh bank bank diseluruh Indonesia dipinjamkan kepada orang-orang atau badan-badan usaha yang membutuhkankredit(pinjaman). d. Menetapkan bunga bagi para peminjam uang dan peminjamuang dan para penyimpan/penabung uang dibank e. Mengawasi bank-bank di Indonesia f. Bertindak sebagai pemegang kas Negara g. Mendorong dan mengerahkan dana masyarakat untuk pemangunan.dengan kata lain bank sentral mendorong masyarakat agar gemar menabung uangnya dibank agardpt digunakan untuk modal pembagunan.
31
4. Tujuan Jasa Perbankan Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan dengan cara barter yang memakan waktu. Kedua, dengan menerima tabungan dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana, berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan menngkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang, orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun karena mereka tidak memiliki dana pinjaman. Untuk mencapai tujuan tersebut pendekatan yang dilakukan dengan menerapkan kebijakan: (1) kebijakan memberikan keleluasaan berusaha (deregulasim), (2) kebijakan prinsip kehati-hatian bank (prudential banking), dan (3) pengawasan bank yang mendorong bank untuk melaksanakan secara konsisten ketentuan intern yang dibuat sendiri (self regulatory banking) dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya dengan tetap mengacu kepada prinsip kehati-hatian (Bank Indonesia, 2009). 5. Jenis – Jenis Jasa Pada Bank Umum Bank umum mempunyai beberapa jasa yang ditujukan kepada masyarakat agar mendapatkan kemudahan dalam melakukan transaksi. Berikut adalah nama – nama jasa perbankan yang bisa digunakan oleh masyarakat dalam melakukan kegiatan perbankan. a.
Transfer Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah
dan tertentu sesuai dengan perintah si pemberi amanat yang ditujukan untuk keuntungan seseorang yang ditunjuk sebagai penerima transfer. Baik transfer uang keluar atau masuk akan mengakibatkan adanya hubungan antar cabang
32
yang bersifat timbal balik, artinya bila satu cabang mendebet cabang lain mengkredit. TRANSFER KELUAR Salah satu jenis pengiriman uang yang dapat menyederhanakan lalu lintas pembayaran adalah dengan pengiriman uang keluar. Media untuk melakukan transfer ini adalah secara tertulis ataupun melalui kawat. Pembatalan Transfer keluar : Bila
terjadi
pembatalan
transfer,
haruslah
diperhatikan
bahwa
pembatalan tersebut hanya dapat dilakukan bila transfer keluar belum dibayarkan kepada si penerima uang dan untuk itu bank pemberi amanat harus memberi perintah berupa “stop payment” kepada cabang pembayaran. Pembayaran pembatalan ini baru dapat dilakukan oleh bank pemberi amanat kepada nasabah pemberi amanat hanya apabila telah diterima berita konfirmasi dari bank pembayar bahwa memang transfer dimaksud belum dibayarkan. TRANSFER MASUK Transfer masuk, dimana bank menerima amanat dari salah satu cabang untuk membayar sejumlah uang kepada seseorang beneficiary. Dalam hal ini bank pembayar akan membukukan hasil transfer kepada rekening nasabah beneficiary bila ia memiliki rekening di bank pembayar. Transfer masuk tidak dikenakan lagi komisi karena si nasabah pemberi amanat telah dibebankan sejumlah komisi pada saat memberikan amanat transfer. Pembatalan Transfer Masuk : Jika terjadi pembatalan, pertama – tama yang harus dilakukan adalah memeriksa. Apakah hasil transfer telah dibayarkan kepada beneficiary. Bila ternyata belum, akan diblokir dan dibatalkan untuk kemudian dikembalikan kepada cabang pemberi amanat melalui pemindahbukuan. b.
Inkaso Inkaso merupakan kegiatan jasa Bank untuk melakukan amanat dari
pihak ke tiga berupa penagihan sejumlah uang kepada seseorang atau badan tertentu di kota lain yang telah ditunjuk oleh si pemberi amanat.
33
WARKAT INKASO a.
Warkat inkaso tanpa lampiran Yaitu warkat – warkat inkaso yang tidak dilampirkan dengan dokumen – dokumen apapun seperti cek, bilyet giro, wesel dan surat berharga
b.
Warkat inkaso dengan lampiran Yaitu warkat – warkat inkaso yang dilampirkan dengan dokumen – dokumen lainnya seperti kwitansi, faktur, polis asuransi dan dokumen – dokumen penting
JENIS INKASO a. Inkaso Keluar Merupakan kegiatan untuk menagih suatu warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah bank lain. Di sini bank menerima amanat dari nasabahnya sendiri untuk b. Inkaso masuk Merupakan kegiatan yang masuk atas warkat yang telah diterbitkan oleh nasabah sendiri. Dalam kegiatan inkaso masuk, bank hanya memeriksa kecukupan dari nasabahnya yang telah menerbitkan warkat kepada pihak ke tiga.
c.
Letter Of Credit Letter of Credit atau dalam bahasa Indonesia disebut Surat Kredit Berdokumen merupakan salah satu jasa yang ditawarkan bank dalam rangka pembelian barang, berupa penangguhan pembayaran pembelian oleh pembeli sejak LC dibuka sampai dengan jangka waktu tertentu sesuai perjanjian. Berdasarkan pengertian tersebut, tipe perjanjian yang dapat difasilitasi LC terbatas hanya pada perjanjian jual – beli, sedangkan fasilitas yang diberikan adalah berupa penangguhan pembayaran. Jenis dan Manfaat Letter of Credit Isi dari perjanjian LC mencakup banyak hal seperti jangka waktu, pembatalan, cara pembayaran dan lain – lain. Berdasarkan isi perjanjian tersebut, LC dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
34
1. -
Ruang Lingkup Transaksi LC Impor:adalah LC yang digunakan untuk mengadakan transaksi jual beli barang/jasa melewati batas – batas Negara.
-
LC Dalam Negeri atau Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN):adalah LC yang digunakan untuk mengadakan transaksi di dalam wilayah suatu Negara.
2. -
Saat Penyelesaian Sight LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai dengan dokumen tiba.
-
Usance LC:adalah LC yang penangguhan pembayarannya sampai wesel yang diterbitkan jatuh tempo (tidak lebih lama dari 180 hari).
3. -
Pembatalan Revocable LC:adalah LC yang dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh issuing bank setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak yang berhak menerima pembayaran (beneficiary). LC jenis ini biasanya digunakan sebagai bekal awal sebelum negosiasi antara importir dan eksportir mencapai kesepakatan final.
-
Irrevocable LC:adalah LC yand tidak dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh issuing bank setiap saat tanpa persetujuan beneficiary. Apabila suatu LC tidak secara eksplisit menyatakan ‘revocable’ atau ‘irrevocable’, maka LC tersebut dianggap sebagai irrevocable LC.
4. Pengalihan Hak -
Transferable LC:adalah LC yang diberikan hak kepada beneficiary untuk mengalihkan sebagian atau seluruh hak penerimaan pembayaran kepada pihak lain. Pengalihan hak ini hanya dapat dilakukan satu kali.
-
Untransferable LC:adalah LC yang tidak memberikan hak kepada beneficiary untuk mengalihkan sebagian atau seluruh hak penerimaan pembayaran kepada pihak lain.
5. Pihak advising bank -
General/Negotiating/Non-Restricted LC:adalah LC yang tidak menyebutkan dengan bank yang akan menjadi advising bank.
35
-
Restricted/Straight LC:adalah LC yang menyebutkan dengan tegas bank yang menjadi advising bank.
6. Cara Pembayaran kepada Beneficiary -
Standby LC:adalah surat pernyataan dari pihak bank yang menyatakan bahwa apabila pihak yang dijamin (nasabah bank tersebut) cidera janji maka pihak bank akan menerbitkan Sight LC untuk kepentingan yang menerima jaminan yaitu beneficiary.
-
Red-Clause LC:adalah LC yang memperkenankan penarikan sejumlah tertentu uang muka oleh beneficiary. LC ini diterbitkan biasanya hanya apabila issuing bank benar – benar percaya pada reputasi beneficiary.
-
Clean LC:adalah LC yang pembayarannya kepada beneficiary dapat dilakukan hanya atas dasar kwitansi/wesel/cek tanpa harus menyerahkan dokumen pengiriman barang.
d. KLIRING Kliring adalah pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antarpeserta kliring baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yangperhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu. MEKANISME KLIRING a. Peserta, terdiri dari: -
Peserta Langsung Aktif (PLA)
-
Peserta Langsung Pasif (PLP)
-
Peserta Tidak Langsung (PTL)
b. Fasilitas bagi Peserta, meliputi: -
Informasi hasil kliring
-
Laporan hasil proses kliring
-
Rekaman data warkat yang diterima
-
Salinan warkat dan permintaan ulang atas laporan hasil proses kliring
-
Investigasi selisih
-
Pengujian kualitas MICR code line
c. Proses: -
Siklus kliring nominal besar
36
-
Siklus kliring ritel
d. Settlement Dasar perhitungan dalam kliring elektronik di bawah Rp 100 juta adalah Data Keuangan Elektronik (DKE). Perhitungan hasil kliring akan tercemin dalam Bilyet saldo Kliring yang dapat bersaldo kredit (menang) atau debet (kalah). Hasil ini dibukukan langsung ke rekening giro tiap bank di Bank Indonesia tanpa melihat kecukupan dana (net settlement). e. Biaya Bank Indonesia mengenakan biaya kepada para peserta kliring.
37
BAB III PENUTUP Demikian yang bisa kami simpulkan pada makalah kali ini. Kami merasakan banyak sekali kekurangan baik dari segi isi, tampillan,cara penulisa dan lainnya. Maka kami sangat membuka diri untuk menerima berbagai tulisan, kritik dan saran yang membangun demi hasil tulisan yang lebih bagus.
38
39
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini ekonomi moneter menjadi suatu cabang yang penting dalam ilmu ekonomi, sebab uang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia seperti perdagangan internasional, harga uang antar negara dan kestabilan harga uang. Uang merupakan alat yang penting dalam kehidupan ekonomi. Dan teori umum yang khusus mempelajari uang atau teori moneter disebut ekonomi moneter. Seperti halnya dalam ilmu ekonomi, teori moneter juga menggunakan berbagai model, khususnya model persamaan matematis dan grafik, untuk menyederhanakan fenomena di lapangan dan memudahkan penjelasannya. Modelmodel tersebut misalnya : a. Model persamaan matematis MV = PT dimana : M : Jumlah uang V : Velocity, Tingkat perputaran uang, yakni berapa kali suatu mata uang berpindah tangan P : Harga barang T : Volumen/Jumlah barang yang menjadi objek transaksi b. Model Grafis apabila tingkat bunga keseimbangan (i0) dianggap rendah oleh sektor riil/pengusaha, maka mereka akan berlomba-lomba mengambil kredit untuk investasi, sehingga persaingan akan mendorong garis investasi naik atau bergeser ke kanan yang berakibat tingkat bunga naik menjadi ((i1). Namun karen tingkat bunga tinggi, masyarakat akan berlomba-lomba untuk menabung dan akan melebihi keinginan investasi pegusaha, sehingga akan mendorong suku bunga kembali turun ke posisi semula ((i0 ). Sifat, fungsi serta pengaruh uang terhadap kegiatan ekeonomi seperti tingkat employment (N), harga/inflasi (P), output (O) dan hubungan ekonomi internasional akan kita pelajari dalam ekonomi moneter. Beberapa hal yang meliputi tentang ekonomi moneter adalah sebagai berikut:
40
1. Peranan dan fungsi uang dalam perekonomian 2. Sistem moneter serta pengaruhnya terhadap uang dan kredit 3. Struktur fungsi Bank sentral 4. Pengaruh uang dan kredit terhadap kegiatan ekonomi 5. Moneter internasional
B. Rumusan Masalah a. Apa pengertian teori moneter klasik? b. Hal apa sajakah yang mencakup teori tersebut?
41
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori moneter merupakan unsur yang tak terpisahkan dari teori ekonomi. Juga mempunyai hubungan erat dengan bidang ilmu ekonomi, termasuk Teori Perilaku Konsumen, Teori Perilaku Produsen dan Teori Keseimbangan Umum. Adanya perkembangan dalam cabang Teori Ekonomi yang lain mempunyai dampak pada Teori Ekonomi Moneter dan sebaliknya. Teori Moneter mempunyai kekhususan yang dimilikinya yang berarti bahwa dalam sejarah perkembangannya, ekonomi moneter mengkhususkan pada pertanyaan tertentu dan beberapa konsep yang telah mempunyai pengaruh besar pada teori moneter dibandingkan cabang ekonomi lainnya. Teori moneter adalah berbagai pemikiran dan konsep tentang berbagai variabel moneter seperti uang, tingkat bunga, jumlah uang beredar dan sejenisnya. Secara singkat dapat diartikan sebagai sebuah teori yang membahas tentang bekerjanya pasar uang. Pelaku pasar uang terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok yang menawarkan kelebiahan/kelebihan dana (kreditur) dan kelompok yang mencari/kekurangan dana (debitur). Sedangkan berdasarkan peranannya dalam menciptakan uang beredar, pelaku pasar uang terdiri dari: Otorita Moneter (Bank Sentral dan Pemerintah), Lembaga Keuangan (Bank dan Bukan Bank) dan Masyarakat (Rumah Tangga dan Perusahaan). Peran Otorita Moneter adalah sebagai sumber awal dari terciptanya uang beredar dan merupakan sumber penawaran uang kartal (C) untuk memenuhi permintaan uang dari masyarakat dan sumber penawaran uang yang dibutuhkan oleh lembaga-lembaga keuanagan (Bank Serve/cadangan Bank). Uang kartal dan cadangan Bank (R) merupakan sumber bagi terciptanya uang beredar, C dan R disebut uang inti atau uang primer. Lembaga Keuangan (Bank dan Bukan Bank) berperan sebagai sumber penawaran uang giral (Demand Deposit/DD), deposito berjangka (Time Deposits/TD), Tabungan (Saving Deposit/SD) dan aktiva-aktiva keuangan lain yang diminta oleh masyarakat. Masyarakat (Rumah Tangga dan Perusahaan) merupakan konsumen akhir dari uang yang tercipta, yang mereka gunakan untuk memperlancar kegiatan-kegiatan produksi, konsumsi dan pertukaran mereka. Uang beredar (C,DD,TD,SD) tercipta melalui proses pasar yaitu melalui interaksi antara permintaan dan penawaran uang. Oleh karena itu uang beredar dapat bertambah atau berkurang
42
tergantung hasil tarik menarik antara permintaan dan penawaran uang yang tercermin pada perilaku para pelaku utama pasaruang tersebut.
B. Sejarah Uang Dahulu sebelum masyarakat mengenal tentang uang, mereka menggunakan cara yang merupakan awal mula terjadinya tukar menukar yang kita kenal dengan istilah Barter, artinya adalah tukar menukar barang yang dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan. Misal si A mempunyai jagung yang sedang dibutuhkan oleh si B, dan si B mempunyai ketela yang juga dibutuhkan oleh si A. maka keduanya saling menukar barang karena di dorong oleh adanya faktor kebutuhan. Lama kelamaan terjadi kendala dalam sistem ini sehingga mereka kesulitan untuk meneruskannya. Maka dari itu mereka berfikir keras untuk bisa menemukan suatu benda yang memenuhi syarat untuk dijadikan uang. Maka muncul benda yang dinamakan uang logam yang terbuat dari emas dan perak. Logam tersebut dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai tinggi sehingga digemari umum, tahan lama, dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai dan mudah dipindahpindahkan. Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money) yang memiliki arti sebagai uang yang memiliki nilai sesungguhnya atau nilai intrinsik (nilai bahan) dimana nilai bahan pembuat uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum). Pada saat itu setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual ataupun memakainya dan mempunyai yang tidak terbatas dalam menyimpan uang logam. Seiring perkembangan perekonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan tukar menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas sehingga nilainya kian lama kian tinggi. Hal ini sejalan dengan prinsip universal ekonomi dimana jika ada permintaan tinggi sementara barang langka, maka harganya tetap naik dan sebaliknya. Penggunaan uang emas dan perak juga tidak menjawab pertukaran barang yang kecil sehingga semakin lama timbul ide untuk membuat uang kertas. Awalnya uang kertas yang beredar merupakan bukti atas kepemilikan emas dan perak sebagai alat atau perantara untuk melakukan transaksi. Uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin sepenuhnya dengan emas atau perak yang disimpan di pandai emas atau perak dan kapan pun bisa ditukar penuh 43
dengan jaminannya. Perkembangan selanjutnya ketika lembaga atau institusi keuangan dalam bentuk yang sederhana sudah dibangun manusia, maka uang kertas yang memiliki nilai nominal tertentu dan nilainya lebih kecil dibandingkan nilai emas juga kian digemari orang karena dianggap lebih praktis.
C. Fungsi Uang Fungsi uang adalah sebagai alat pembayaran. Dalam ilmu ekonomi fungsinya dibagi ke dalam dua kelompok yaitu fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi aslinya adalah sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung dan sebagai penyimpan nilai. Sedangkan fungsi turunan adalah sebagai alat pembayaran, sebagai alat pembayaran utang, sebagai alat penimbun atau pemindah kekayaan dan alat untuk meningkatkan status sosial. Uang berfungsi sebagai alat tukar yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang lagi karena sudah terpenuhi dengan adanya uang sebagai alat tukar. Uang berfungsi sebagai alat satuan hitung karena uang dapat digunakan untuk menunjuk nilai berbagai macam barang maupun jasa yang diperjual belikan, menunjukan besarnya kekayaan dan menghitung besar kecilnya pinjaman. Uang juga dipakai untuk menentukan harga barang atau jasa, berfungsi sebagai alat penyimpan nilai karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang atau bersifat investasi. Dalam perjalanannya, uang yang tadinya berasal dari bahan yang bernilai secara intrinsik, dikemudian hari diubah dan dibuat dari bahan yang tidak memiliki nilai seperti kertas dan logam jenis besi atau campuran namun masih dijamin secara penuh 100% oleh persediaan emas dan perak. Tetapi dalam perkembangan selanjutnya, uang dijadikan sebagai alat penjajahan dan bukan lagi secara penuh oleh cadangan emas dan perak.
44
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Teori moneter merupakan unsur yang tak terpisahkan dari teori ekonomi. Juga mempunyai hubungan erat dengan bidang ilmu ekonomi, termasuk Teori Perilaku Konsumen, Teori Perilaku Produsen dan Teori Keseimbangan Umum. Adanya perkembangan dalam cabang Teori Ekonomi yang lain mempunyai dampak pada Teori Ekonomi Moneter dan sebaliknya. Teori Moneter mempunyai kekhususan yang dimilikinya yang berarti bahwa dalam sejarah perkembangannya, ekonomi moneter mengkhususkan pada pertanyaan tertentu dan beberapa konsep yang telah mempunyai pengaruh besar pada teori moneter dibandingkan cabang ekonomi lainnya.
B. Saran Pentingnya mengetahui tentang beberapa teori yang berhubungan dengan uang karena setiap hari secara tidak langsung kita telah terjun dan menjalankan teori tersebut.
45
46
BAB I PEMBAHASAN
Para tokoh utama Teori Moneter Klasik antara lain John Babtis Say, Irving Fisher dan A. Marshall. Say terkenal karena hukum yang dikemukakannya, bahwa penawaran akan selalu menciptakan permintaan (supply creates its own demand). Artinya, suatu perekonomian tidak akan mengalami underemployment atau underconsumption (Malthus). Pengeluaran total masyarakat akan selalu dapat mencukupi untuk menunjang produksi pada keadaan kesempatan kerja penuh (full employment). Potensi output yang dapat dihasilkan tergantung pda tingkat teknologi dan banyaknya faktor produksi tenaga kerja. Makin tinggi tingkat teknologi dan makin tinggi jumlah serta kualitas tenaga kerja tingkat output potensial yang dapat dihasilkan juga makin besar. Artinya, tingkat full employment output dapat menjadi lebih besar. Keadan yang selalu full employment ini dapat tercapai melalui bekerjanya mekanisme pasar, yang oleh Adam Smith disebut dengan invisible hand. Bila seseorang ingin bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan, dia tentu akan menurunkan upah yang dikehendakinya samapai ada pengusaha yang mau mempekerjakannya. Demikian pula apabila terdapat pengusaha yang tidak dapat menjual semua hasil produksinya, maka dia akan menurunkan harganya sampai terjual habis. Upah dan harga yang bebas berubah akan menjamin selalu terdapatnya keseimbanagn dalam pasar tenaga kerja dan pasar barang sebagai hasilsaling mempengaruhinya antara permintaan dan penawaran melalui prinsip laissez faire (bebas, tanpa ada campur tangan pemerintah) Tetapi Malthus menyangah argumentasi di atas dengan mengatakan bahwa meskipun produksi barang dan jasa tersebut menimbulkan pendapatan dalam jumlah yang sama dengan nilai total barang dan jasa, namun tidak dapat dipastikan bahwa pengeluaran untuk pembelian mesti sama dengan nilai barang dan jasa tersebut. Penawaran memang akan menciptakan tenaga beli, nmun belum menciptakan pengeluaran dengan jumlah yang sama.Misalnya jika masyarakat menabung terlalu banyak dari pendapatannya (lebih banyak dibandingkan dengan keinginan perusahaan untuk melakukan investasi), maka ada sebagian produksi yang tidak terjual. Akibatnya pengusaha akan memperkecil volume produksi, sehngga akan terjadi pengangguran. Pengusaha akan terus mengurangi produksinya sampai sisa yang tidak terjual itu habis semua, sehingga pendapatan akan menjadi lebih rendah daripada semula. Sedang menurut ekonomi klasik, adanya tabungan masyarakat tersebut tidak berarti dana hilang dari peredaran, tetapi dipinjam atau dipakai oleh pegusaha untuk membiayai 47
investasinya. Penabung mendapatkan bunga atas tabungannya, sedang pengusaha bersedia membayar bunga tersebut selama harapan keuntungan yang diperoleh dari investasi lebih besar dari bunga tersebut. Adanya kesamaan antara tabungan dengan investasi (tabungan meningkat=investasi meningkat), adalah sebagai akibat bekerjanya mekanisme tingkat bunga. Tingkat bunga akan berfluktusi sehingga keinginan investasi perusahaan samadengan keinginan menabung masyarakat. Teori Klasik tantang Tingkat Bunga Menurut Klasik, tabungan adalah fungsi dari tingkat bunga, makin tinggi tingkat bunga semakin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung. Pada tingkat yang lebih tinggi, masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan konsumsi untuk menambah tabungan. Demikian pula dengan investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga, akan tetapi memiliki hubungan yang negatif. Teori Kuantitas Uang Teori Irving Fisher Prinsip dasar teori ini adalah falsafah Say, bahwa ekoomi akan selalu berada dalam keadaan Full Employment. Secara sederhana Irving Fisher merumuskan teorinya dengan suatu persamaan. Dimana
M.V = P.T
M : Jumlah Uang
V : Tingkat Perputaran Uang (velocity) P
: Harga (price)
T : Volume barang yang menjadi obyek transaksi Persamaan di atas merupakan suatu identitas (identity), yang menggambarkan total pengeluaran (MV) samadengan barang yang dibeli (PT), dan belum menyentuh tentang kuantitas uang. Cambridge/Marshall Equation Marshal lebih menekankan pada perputaran uang (velocity) dalam suatu periode malainkan pada bagian dari pendapatan (GNP) yang diwujudkan dalam uang kas. Secara matematika sederhana, teori Marshall dapat ditulis sebagai berikut : Dimana
M = k.P.Y
k uang kas, k = 1/v P
: Harga (price)
Y : GNP riil
48
M : Jumlah Uang
: Bagian dari GNP yang diwujudkan
Marshall tidak menggunakan volume transaksi (T) sebagai alat pengukur jumlah output, tetapi diganti dengan Y. T lebih besar dari Y, karena Y tidak termasuk barang setengah jadi. Persamaan Marshall sudah menunjukkan adanya permintaan uang dimana masyarakat menghendaki bagian tertentu dari pendpatannya diwujudkan dalam bentuk uang kas, yang ditunjukan dengan nilai k. (teori kuantitas uang) Menurut teori kuantitas uang, perubahan JUB mengakibatkan perubahan harga secara proporsional. Kalau JUB naik 2 kali, harga juga akan naik 2 kali. Pandangan di atas didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut : Persamaan MV = PT, T dianggap tetap karena selalu dalam keadaan full employment (Say) V juga dianggap tetap, karena perubahan cara pembayaran akan terjadi dalam waktu yang lama, sehingga k = 1/v juga tetap. Kongklusi : JUB hanya mempengaruhi harga secara proporsional. Uang tidak mempengaruhi output riil (Y). Y hanya dipengaruhi oleh jumlah dan kualitas faktor produksi. TEORI MONETER KEYNES Pendahuluan Keynes dalam bukunya yang berjudul “The General Theory of Employment, Interest and Money”, 1936 melakukan kritik terhadap teori Klasik. Menurut keynes, mekanisme pasar tidak secara otomatis menciptakan Full Employment dalam perekonomian. Oleh karena itu membutuhkan camput tangan pemerintah (investasi yang besar) sebagaimana disampaikan dalam kumpulan kuliahnya di Oxford University yang diterbikan ahun 1926 dengan judul ”The End of Laissez Faire”, dalam bukunya dinyatakan ; “I believe that some coordinate act of intelligent judgement is required as to the scale on which it is desirable that the community as a whole should save, to scale on which these savings should go abroad in the form of foreign investments, and whether the present organization ot the investment market distributes savings along the most nationally productive channels. I do not think that these matter should be left entirely to the chances of private judgement and privat profits, as they are at present” A Tract on Monetary Reform merupakan buku Keynes yang menegaskan pentingnya kebijakan stabilitas harga. Instabilitas harga memiliki dampak yang berbeda terhadap tiga golongan masyarakat. 1. Investor, dirugikan pada sat terjadi inflasi (kenaikan harga) 2. Pengusaha, dirugikan saat terjadi deflasi 3. Penerima Upah, dirugikan saat terjadi deflasi 49
Oleh karena itu diperlukan kebijaksanaan tentang Stabilitas Harga oleh pemrintah, karena stabilisasi tidak dapat dilakukan dalam sistim moneter saat itu (standar emas). Keseimbangan Pendapatan Nasional Keynes membantah Klasik dimana S = I dalam keadan full employment. Menurut Keynes, dalam kenyataan S ≠ I, dan keseimbangan pendapatan dpat tercapai sebelum full employment. Contoh Kasus : Output Perusahaan (FE) Rp. 1.000,- juta (Y) dengan kasus sebagai berikut ; 1. Perusahaan
Menjual 800
Persediaan 200 Keinginan perusahaan tepat sama
2. Konsumen / RT Membeli 800
Tabungan 200
dengan keinginan Rumah Tangga
3. Konsumen / RT Membeli 700
Tabungan 300
Keinginan tidak sama, bagaimana ?
Terhadap kasus no 3 di atas Klasik dan Keynes memiliki pendapat dan penyelesaian yang berbeda ; KLASIK
KEYNES
Keinginan menabung > investasi ð
Keinginan menabung > investasi ð
Output tdk terjual ð harga turun sampai
Perusahaan mengurangi produksi ð
terjual habis ð Upah turun karena
Output akan turun selama S>I, dan
produksi berkurang dan buruh tidak
berhenti saat S=I ð Tercipta
beredia menganggur ð Bunga turun
keseimbangan baru dimana Yeq baru <
karena S > I ð Tabungan turun &
Yeq lama
konsumsi naik ð S = I dalam keadaan FE
50
51
BAB I PEMBAHASAN
1.1
PENGERTIAN ASURANSI Asuransi berasal dari kata insurance yang artinya pertanggungan. Asuransi merupakan suatu perjanjian antara tertanggung atau nasabah dengan penanggung atau perusahaan asuransi. Pihak penanggung bersedia menanggung sejumlah kerugian yang mungkin timbul dimasa yang akan datang setelah tertanggung menyepakati pembayaran uang yang disebut premi. Premi merupakan uang yang dikeluarkan oleh tertanggung sebagai imbalan kepada penanggung. Secara formal, dalam undang-undang, Asuransi didefinisikan sebagai suatu perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Seperti kita ketahui salah satu cara penanggulangan risiko adalah dengan mengasuransikan suatu risiko kepada perusahaan asuransi. Cara ini dianggap sebagai metode yang paling penting dalam upaya menanggulangi risiko. Karenanya banyak orang yang berpendapat bahwa manajemen risiko sama dengan asuransi. Padahal keadaaan yang sebenarnya tidaklah demikian. Asuransi artinya transaksi pertanggungan, yang melibatkan dua pihak, tertanggung dan penanggung. Dimana penanggung menjamin pihak tertanggung, bahwa ia akan mendapatkan penggantian terhadap suatu kerugian yang mungkin akan dideritanya, sebagai akibat dari suatu peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat ditentukan saat / kapan terjadinya. Sebagai kontraprestasinya si tertanggung di wajibkan membayar sejumlah uang kepada si penanggung, yang besarnya sekian presen dari nilai pertanggungan, yang biasa disebut "premi". Ditinjau dari beberapa sudut, maka asuransi mempunyai tujuan dan teknik pemecahan yang bermacam-macam, antara lain: 52
A. Dari segi Ekonomi, maka : Tujuannya : Mengurangi ketidak pastian dari hasil usaha yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan atau mencapai tujuan. Tekniknya : Dengan cara menghasilkan risiko pada pihak lain dan pihak lain mengkombinasikan sejumlah risiko yang cukup besar, sehingga dapat diperkirakan dengan lebih tepat besarnya kemungkinan terjadinya kerugian. B. Dari segi Hukum, maka : Tujuannya : Memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu obyek atau suatu kerugian bisnis kepada pihak lain. Tekniknya : Melalui pembayaran premi oleh tertanggung kepada penanggung dalam kontrak ganti rugi (polis asuransi), maka risiko beralih kepada penanggung. C. Dari segi Tata Niaga, maka : Tujuannya : Membagi risiko yang dihadapi kepada semua peserta program asuransi. Tekninya : Memindahkan risiko dari individu/perusahaan ke lembaga keuangan yang bergerak dalam pengelolaan risiko (perusahaan asuransi), yang akan membagi risiko kepada seluruh peserta asuransi yang ditangani. D. Dari segi Kemasyarakatan, maka : Tujuannya : Menanggung kerugian secara bersama-sama antar semua peserta program asuransi. Teknunya
:
Semua
anggotakelompok(kelompok
anggota)
program
asuransi
memberikan konstribusinya(berupa premi) untuk menyantuni kerugian yang diderita oleh seorang/beberapa orang anggotanya. E. Dari segi Matematis, maka : Tujuannya : Meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya risiko dan hasil ramalan itu dipakai dasar untuk membagi risiko kepada semua peserta (sekelompok peserta) program asuransi. Tekninya
: Menghitung besarnya kemungkinan berdasarkan teori kemungkinan (“Probability Theory”), yang dilakukan oleh aktuaris maupun oleh underwriter. 53
Sedangkan Asuransi dalam beberapa Undang-undang, antara lain: a) Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan. Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tertanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan. Contohnya: seorang pasangan membeli rumah seharga Rp100 juta. Mengetahui bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada kehancuran finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp1 juta per tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi. b) Asuransi dalam kitab Undang-Undang Hukum Dagang(KUHD) Definisi Asuransi menurut Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), tentang asuransi atau pertanggungan seumurnya, Bab 9, Pasal 246. "Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak tertentu”.
54
1.2
Prinsip dasar asuransi Dalam dunia asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi, yaitu: 1. Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan diakui secara hukum. 2. Utmost good faith Suatu tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang akan diasuransikan baik diminta maupun tidak. Artinya adalah: si penanggung harus dengan jujur menerangkan dengan jelas segala sesuatu tentang luasnya syarat/kondisi dari asuransi dan si tertanggung juga harus memberikan keterangan yang jelas dan benar atas objek atau kepentingan yang dipertanggungkan. 3. Proximate cause Suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen. 4. Indemnity Suatu mekanisme di mana penanggung menyediakan kompensasi finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian (KUHD pasal 252, 253 dan dipertegas dalam pasal 278). 5. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung setelah klaim dibayar. 6. Contribution Hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya yang samasama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.
1.3
Penanggung menggunakan Ilmu Aktuaria Penanggung menggunakan ilmu aktuaria untuk menghitung risiko yang mereka perkirakan. Ilmu aktuaria menggunakan matematika, terutama statistika dan probabilitas, yang dapat digunakan untuk melindungi risiko untuk memperkirakan klaim di kemudian hari dengan ketepatan yang dapat diandalkan. Contohnya, banyak orang membeli kebijakan asuransi kepemilikan rumah dan kemudian mereka membayar premi kepada perusahaan asuransi. Bila kehilangan yang dilindungi terjadi, penanggung harus membayar klaim. Bagi beberapa tertanggung, keuntungan asuransi yang mereka terima jauh lebih besar dari uang yang mereka telah bayarkan kepada 55
penanggung. Lainnya mungkin tidak membuat klaim. Kalau dirata-ratakan dari seluruh kebijakan yang dijual, total klaim yang dibayar keluar lebih rendah dibanding total premi yang dibayar kepada tertanggung, dengan perbedaannya adalah biaya dan keuntungan. 1.4
DASAR DAN UNSUR ASURANSI Dasar dari suatu perjanjian asuransi adalah mengelakkan suatu resiko dengan menyerahkannya/membebankanya kepada orang lain. Unsur-unsur yuridis dari suatu asuransi adalah: 1. Adanya pihak tertanggung (pihak yang kepentingannya diasuransikan) 2. Adanya pihak penanggung (pihak perusahaan asuransi yang menjamin akan membayar ganti rugi) 3. Adanya perjanjian asuransi (antara penanggung dan tertanggung) 4. Adanya pembayaran premi (oleh tertanggung kepada penanggung) 5. Adanya kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan (yang diderita oleh tertanggung). 6. Adanya suatu peristiwa yang tidak pasti terjadinya
1.5
STUDI KASUS ASURANSI Pasal 247 KUHD merinci asuransi dalam 5 jenis yaitu:
Asuransi Kebakaran Asuransi kebakaran adalah segala macam barang dapat diasuransikan, yang penting adalah barang-barang didalam rumah Anda harus mencatat atau menyatakannya secara tertulis di dalam polis. Contoh kasus: Ketika seseorang membeli polis asuransi kebakaran untuk rumah tinggal dia akan membayar uang (premi) yang telah ditentukan oleh perusahaan asuransi, disaat yang sama perusahaan asuransi akan menanggung resiko finansial bila terjadi kebakaran atas rumah tinggal tersebut. Misalnya andi adalah karyawan swasta di sebuah perusahaan yang berlokasi di daerah segitiga emas di Jakarta. Andi sudah menikah dan sudah dikarunia dua orang anak lucu yang masih balita. Kejadian ini tidak diduga-duga datangnya. Kebakaran terjadi di suatu malam menjelang pagi, dimana keluarga Andi sedang 56
lelap tertidur. Karena antara rumah satu dengan yang lainnya saling berdempetan maka nyala api sangat cepat menjalar hampir ke semua rumah di sekitarnya. Dalam waktu yang singkat, lebih 20 rumah terbakar habis, termasuk rumah Andi dan keluarga. Karena ia telah membeli polis asuransi kebakaran maka perusahaan asuransi akan menanggung resiko financial kebakaran rumah andi. 1. KEBAKARAN yang disebabkan oleh kekurang hati-hatian atau kesalahan Tertanggung atau pihak lain, ataupun karena sebab kebakaran lain sepanjang tidak dikecualikan dalam Polis, yang diakibatkan oleh : Menjalarnya api atau panas yang timbul sendiri atau karena sifat barang itu sendiri; hubungan arus pendek; kebakaran yang terjadi karena kebakaran benda lain di sekitarnya dengan ketentuan kebakaran benda lain tersebut bukan akibat dari risiko yang dikecualikan Polis; termasuk juga kerugian atau kerusakan sebagai akibat dari air dan atau alat-alat lain yang dipergunakan untuk menahan atau memadamkan kebakaran dan atau dimusnahkannya seluruh atau sebagian harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan atas perintah yang berwenang dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran. 2. PETIR Kerusakan yang secara langsung disebabkan oleh petir. Khusus untuk mesin listrik, peralatan listrik atau elektronik dan instalasi listrik, kerugian atau kerusakan dijamin oleh Polis ini apabila petir tersebut menimbulkan kebakaran pada benda-benda dimaksud. 3. LEDAKAN yang berasal dari harta benda yang dipertanggungkan, pengertian ledakan dalam Polis ini adalah setiap pelepasan tenaga secara tiba-tiba yang disebabkan oleh mengembangnya gas atau uap. Dengan syarat apabila terhadap risiko ledakan ditutup juga pertanggungan dengan Polis jenis lain yang khusus untuk itu, Penanggung hanya menanggung sisa kerugiandari jumlah yang seharusnya dapat dibayarkan oleh polis jenis lain tersebut apabila polis ini dianggap seolah-olah tidak ada.
57
4. KEJATUHAN PESAWAT TERBANG Kejatuhan pesawat terbang yang dijamin dalam polis ini adalah benturan fisik antara pesawat terbang termasuk helikopter atau segala sesuatu yang jatuh dari padanya dengan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan atau dengan bangunan yang berisikan harta benda dan atau kepentingan yang dipertanggungkan. 5. ASAP yang berasal dari kebakaran harta benda yang dipertanggungkan pada Polis ini atau Polis lain yang berjalan serangkai dengan Polis ini untuk kepentingan Tertanggung yang sama.
58
Asuransi Asuransi
yang
mengancam
yang mengancam
hasil-hasil
hasil-hasil
pertanian
pertanian disawah adalah
disawah untuk
menggantikan kerugian petani mengenai hal-hal yang menyangkut pertanian atau untuk melindungi petani dari kegagalan panen. Contoh kasus: Jika petani membuat asuransi kegagalan panen maka jika tahun ini petani terancam terjadinya kegagalan panen karena terserang hama atau musim paceklik (musim kering) maka pihak asuransi akan mengganti kerugian yang dialami petani sesuai dengan perjanjian yang telah ditentukan, namun jika petani tahun ini tidak mengalami gagal panen maka petani tidak akan mendapatkan apa-apa dari perusahaan asuransi.
Asuransi Jiwa Asuransi jiwa memberikan jasa dalam penanggulan risiko yang dikaitkan dengan hidup atau meninggalnya seseorang yang dipertanggungkan dan sifatnya jangka panjang (long term). Contoh kasus: 1. ketika seseorang membeli asuransi kematian dengan jangka waktu 5 tahun dengan uang pertanggungan 100 juta rupiah maka ia harus membayar premi yang ditentukan oleh perusahaan asuransi (misalnya 500 ribu rupiah) pertahun, artinya bila pertanggung meninggal dunia dalam masa perjanjian diatas, maka ahli waris atau orang ditunjuk akan memperoleh uang dari perusahaan asuransi sebesar 100 juta namun, bila pertanggung hidup sampai akhir masa perjanjian maka dia tidak akan memperoleh apa-apa. 2. Ketika saya terdiagnosa terkena penyakit kritis, perusahaan asuransi akan membayarkan sejumlah uang untuk biaya pengobatan saya. Jenis penyakit kritis berbeda untuk setiap perusahaan asuransi, tapi yang umum itu seperti stroke, penyakit jantung dll.
Asuransi di lautan dan perbudakan Asuransi dilautan adalah Untuk menggantikan kerugian dalam pelaksanaan pelayaran melalui laut yang penuh ancaman bahaya di laut. Contoh kasus: Bahaya yang terjadi selama pengangkutan misalnya kebakaran dipelabuhan yang mengenai kapal dan barang muatan. 59
Bahaya yang mengancam benda yang asuransi yang bersumber dari alam (badai, gelombang besar, hujan angin, kabut tebal, dan juga bersumber dari manusia seperti perompakan bajak laut, pemberontakan awak kapal jika terjadi hal yang demikian maka pihak asuransi akan mengganti kerugian sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan bersama.
Asuransi perbudakan Adalah: Untuk melindungi calon tenaga kerja yang berkerja diluar negeri yang sering menjadi korban perdagangan orang diantara mereka ada yang dijual terutama perempuan atau meninggal pada saat bekerja di menjadi TKI. Contoh
Kasus:
Misalnya ada seorang tenaga kerja dari Indonesia (TKI) bekerja di Malaysia selama 3 tahun. Pada saat bekerja Menjadi TKI, orang tersebut mengalami kecelakaan pada saat bekerja sehingga meninggal dunia di Malaysia. Karena orang tersebut anggota asuransi perbudakan maka keluarga terdekat (suami atau istri serta anak atau ahli waris) berhak mendapatkan asuransi tersebut berupa uang yang telah ditentukan oleh pihak asuransi yang akan diberikan kepada ahli waris.
Asuransi pengangkutan darat dan sungai-sungai serta perairan pedalamam Yaitu untuk meminimaliskan kerusakan atau kerugian terhadap kargo yang diangkut didalamnya. Menjamin kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh suatu resiko dan sejak barang meninggalkan gudang sampai tiba digudang tujuan baik dari pengangkutan darat, perairan.
Contoh kasus: Misalnya angkutan darat mengalami kecelakaan di perjalanan sehingga barangbarang yang diangkut mengalami kerusakan parah maka pihak asuransi akan menggantikan kerugian yang dialami angkutan darat tersebut sesuai dengan perjanjia yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam perkembangannya banyak berbagai jenis asuransi yang tidak dijumpai dalam KUHD bisa kita jumpai dalam praktek perasuransian. Menurut H.Gunanto, asuransi digolongkan menjadi : 1. Asuransi
kerugian
Terdiri dari asuransi untuk harta benda (properti), kepentingan keuangan (Pecuniary), tanggung jawab hukum (liability) dan asuransi diri (kecelakaan atau kesehatan)
60
2. Asuransi
jiwa
Yang menyangkut masalah meninggalnya tertanggung dalam periode asuransi atau tetap hidup sampai akhir periode asuransi. Menyediakan uang pada waktu meninggalnya tertanggung untuk biaya penguburan dan untuk melanjutkan penghasilan bagi para ahli warisnya.
Menurut ditetapkan tidaknya terlebih dahulu jumlah uang yang harus dibayar asuransi dapat dibagi menjadi : 1. Asuransi kerugian ialah untuk mengganti kerugian yang terjadi, yang jumlahnya tidak ditetapkan sebelumnya. 2. Asuransi Sejumlah uang ialah untuk membayar suatu jumlah uang yang besarnya sudah ditentukan sejak awal. Ini berlaku untuk asuransi kecelakaan jiwa dan asuransi kecelakaan orang.
Menurut
jangka
waktunya
asuransi
dapat
digolongkan
menjadi:
-Asuransi jangka pendek -Asuransi jangka panjang Asuransi jiwa umumnya merupakan asuransi jangka panjang. Asuransi kerugian merupakan asuransi jangka pendek.
Menurut
objeknya,
asuransi
dapat
digolongkan
menjadi:
- Asuransi orang ialah untuk menggantikan kerugian yang terjadi yang bersangkutan dengn seseorang untuk menjamin kelangsungan hidupnya jika sewaktu-waktum
terjadi
kecelakaan
seperti
asuransi
jiwa.
- Asuransi barang untuk menggantikan kerugian yang bersangkutan yang terjadi dengan barang-barang berharga yang dimiliki misalnya asuransi pengangkutan barang.
Bentuk dan isi perjanjian asuransi Asuransi atau pertanggungan merupakan perjanjian timbal balik, dalam arti suatu perjanjian, dalam mana kedua belah pihak masing-masing mempunyai kewajiban yang senilai, dimana pihak bertanggung jawab mempunyai kewajiban untuk membayar premi, yang jumlah ditentukan oleh penanggung, sedangkan pihak penanggung memiliki kewajiban untuk mengganti kerugian yang diderita tertanggung.
61
Menurut ketentuan pasal 255 KUHD ditentukan bahwa semua asuransi atau pertanggungan harus dibentuk secara tertulis dengan suatu fakta yang dinamakan polis. Polis asuransi merupakan isi dari perjanjian asuransi. Dalam pasal 256 KUHD ditentukan bahwa isi polis untuk asuransi atau pertanggungan pada umumnya kecuali asuransi jiwa harus memuat: 1. Hari pembentukan asuransi 2. Nama pihal yang selaku tertanggung menyetujui terbentuknya asuransi, yaitu atas tanggungannya sendiri atau atas tanggungan orang lain. 3. Penyebutan yang cukup terang dari hal atau objek yang dijamin. 4. Jumlah uang, untuk mana diadakan jaminan (uang asuransi) 5. Bahaya-bahaya yang ditanggung oleh si penanggung. 6. Mulai dan akhir tenggang waktu dimana diadakan jaminan oleh penanggung. 7. Uang Premi yang harus dibayar oleh tertanggung Pada umumnya semua hal-hal yang perlu diketahui oleh pihak penanggung, serta semua janji-janji tertentu yang diadakan antara kedua belah pihak. Pasal 258 KUHD menyatakan untuk membuktikan hal ditutupnya perjanjian tersebut, diperlukan pembutiktian dengan tulisan, namun demikian bolehlah isia-isian alat pembuktian digunakan juga, bila sudah ada permulaan pembuktian dengan tulisan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa polis bukan merupakan hal yang mutlah dalam suatu asuransi, tetapi hanya merupakan alat pembuktian tersebut.
62
adanya asuransi
63
BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Analisis risiko dan manajemen risiko telah mendapat jauh lebih penting dalam ekonomi Indonesia selama periode liberalisasi ini. Perubahan tantangan yang dihadapi oleh sektor perbankan hari ini adalah tantangan untuk memahami dan mengelola risiko. Sifat perbankan bisnis mengalami ancaman resiko terserap dalam itu. Bank peran utamanya adalah intermediasi antara mereka yang memiliki sumber daya dan mereka yang membutuhkan sumber daya. Untuk pengelolaan risiko di tingkat perusahaan, berbagai risiko seperti risiko kredit, risiko pasar atau risiko operasional harus dikonversi menjadi salah satu ukuran komposit. Oleh karena itu, sangatlah penting bahwa pengukuran risiko operasional harus bersama-sama dengan pengukuran risiko kredit dan pasar lainnya sehingga perkiraan komposit syarat dapat bekerja. Jadi, mengenai International perbankan aturan (Basel Komite persetujuan) dan pedoman RBI penyelidikan analisis risiko dan manajemen risiko di sektor perbankan yang paling penting.
1.3 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan manajemen resiko? 2. Apa saja resiko yang dihadapi industry perbankan? 3. Bagaimana proses dan sistem manajemen resiko? 4. Teknik apa saja yang digunakan perbankan untuk menghadapi manajemen resiko?
1.4 Tujuan 1. Mengetahui Manajemen Resiko 2 Mengetahui Resiko yang dihadapi oleh industry perbankan. 3 Mengetahui proses dan sistem manajemen resiko 4 Mengetahui teknik yang digunakan perbankan untuk menghadapi menajemen resiko
64
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manajemen Resiko Manajemen resiko adalah penerapan strategi proaktif dalam mengelola ketidakpastian dalam rangka untuk merencanakan, memimpin, mengatur dan mengendalikan berbagai resiko yang mungkin terjadi baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang dalam organisasi dengan menggunakan pengelolaan sumberdaya untuk meraih sebuah keberhasilan. Strategi yang dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam atau kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum. Manajemen risiko keuangan, di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen keuangan. Sasaran dari pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang berbeda-beda yang berkaitan dengan bidang yang telah dipilih pada tingkat yang dapat diterima oleh masyarakat. Hal ini dapat berupa berbagai jenis ancaman yang disebabkan oleh lingkungan, teknologi, manusia, organisasi dan politik. Di sisi lain pelaksanaan manajemen risiko melibatkan segala cara yang tersedia bagi manusia, khususnya, bagi entitas manajemen risiko (manusia, staff, dan organisasi). 2.2 Resiko Dalam Dunia Perbankan a. Resiko Finansial Risiko keuangan yang timbul dari transaksi bisnis yang dilakukan oleh bank, yang terkena potensi kerugian. Risiko ini lebih lanjut dapat diklasifikasikan menjadi risiko kredit dan risiko pasar. b. Resiko Kredit Debitur akan menawarkan biaya / keuntungan dari suatu pinjaman berdasarkan dari risiko dan suku bunga yang dikenakan, namun suku bunga ini bukan hanya satu-satunya metode kompensasi untuk risiko yang dihadapi. Perlindungan tambahan dalam bentuk pembatasan sebagaimana diatur dalam perjanjian kredit memungkinkan dilakukannya pengawasan oleh pemberi pinjaman (kreditur) atas peminjam (debitur) yaitu misalnya dalam bentuk : 65
Pembatasan terhadap debitur atas tindakan-tindakan yang dapat memengaruhi keuangan debitur misalnya melakukan pembelian kembali saham, melakukan pembayaran deviden, atau melakukan peminjaman baru. Kewenangan untuk melakukan pengawasan atas utang dengan cara mensyaratkan adanya audit dan laporan keuangan bulanan. Hak kepada kreditur untuk meminta pelunasan seketika atas utang yang diberikannya apabila terjadi suatu peristiwa khusus ataupun apabila rasio keuangan seperti utang / ekuiti menurun. Saat ini terdapat inovasi untuk melindungi kreditur dan pemegang obligasi terhadap risiko gagal bayar yaitu dalam bentuk kredit derivatif yang dikenal dengan istilah credit default swap. Dengan kontrak keuangan ini maka perusahaan dimungkinkan untuk membeli suatu perlindungan (proteksi) terhadap risiko gagal bayar dari pihak ketiga selaku penjual perlindungan. Penjual perlindungan ini memperoleh imbal jasa secara periodik sebagai bentuk kompensasi atas risiko yang diambil alih olehnya yaitu dalam bentuk kesepakatan untuk membeli tagihan tersebut apabila terjadi gagal bayar c. Resiko Pasar adalah suatu risiko yang timbul karena menurunnya nilai suatu investasi karena pergerakan pada faktor-faktor pasar. Empat faktor standar risiko pasar adalah risiko modal, risiko suku bunga, risiko mata uang, dan risiko komoditas. a. risiko pasar Risiko pasar dapat didefinisikan sebagai kemungkinan kerugian ke bank yang disebabkan oleh perubahan dalam variabel pasar. Ini adalah resiko bahwa nilai posisi lembar on- / tidak seimbang akan merugikan terpengaruh oleh gerakan ekuitas dan pasar bunga, mata uang tukar dan harga-harga komoditas. Risiko pasar adalah risiko bank‟s penghasilan dan modal akibat perubahan dalam pasar tingkat suku bunga atau harga efek, Valuta Asing dan ekuitas, serta volatilities, harga. Berikut ini adalah jenis risiko pasar: Risiko likuiditas Deposito bank umumnya memiliki kedewasaan kontrak jauh lebih pendek daripada pinjaman dan likuiditas Manajemen perlu memberikan bantal untuk menutupi penarikan deposito diantisipasi. Likuiditas merupakan kemampuan untuk secara efisien mengakomodasi deposit sebagai pengurangan kewajiban dan untuk mendanai pinjaman pertumbuhan dan dana mungkin klaim dari neraca. Arus kas ditempatkan di ember waktu yang berbeda berdasarkan 66
perilaku kemungkinan masa depan aset, kewajiban dan off-neraca item. Risiko likuiditas terdiri dari pendanaan risiko, risiko risiko & panggilan waktu. b. risiko suku bunga Risiko suku bunga adalah potensi dampak negatif pada pendapatan bunga bersih dan merujuk kepada kerentanan institution‟s kondisi keuangan pergerakan suku bunga. Perubahan bunga mempengaruhi pendapatan, nilai aset, kewajiban dari neraca item dan arus kas. Penghasilan perspektif melibatkan menganalisis dampak perubahan suku bunga akrual atau melaporkan pendapatan dalam waktu dekat. Ini diukur dengan mengukur perubahan dalam bunga bersih Pendapatan (NII) setara dengan perbedaan antara jumlah pendapatan bunga dan jumlah pinjaman biaya. c. Forex resiko Devisa risiko adalah risiko bahwa bank mungkin menderita kerugian akibat nilai tukar yang merugikan gerakan selama periode yang memiliki posisi terbuka, tempat atau maju atau baik dalam mata uang asing sama. Bahkan dalam kasus dimana posisi titik atau maju dalam mata uang individu yang seimbang pola kedewasaan maju transaksi dapat menghasilkan mismatches. Ada juga risiko penyelesaian yang timbul dari default dari pihak counter party dan dari waktu lag dalam penyelesaian satu mata uang dalam satu pusat dan penyelesaian mata uang lain di zona waktu lain. Bank juga terkena risiko suku bunga, yang timbul dari ketidakcocokan jatuh tempo mata uang asing posisi. d. resiko negara Ini adalah risiko yang timbul karena transaksi lintas batas yang tumbuh secara dramatis di beberapa tahun terakhir karena ekonomi liberalisasi dan globalisasi. Ini adalah kemungkinan yang negara akan mampu layanan atau membayar hutang lender asing dalam waktu. Ini terdiri dari Mentransfer risiko yang timbul karena kemungkinan kerugian akibat pembatasan eksternal pengiriman uang; Berdaulat risiko yang terkait dengan pinjaman kepada pemerintah berdaulat bangsa atau mengambil pemerintah menjamin; Risiko politik ketika politik proses lingkungan atau legislatif negara mengarah ke pemerintah mengambil alih aset entitas keuangan (seperti nasionalisasi,dll) dan mencegah pelaksanaan kewajiban yang telah setuju untuk sebelumnya;
67
Cross perbatasan risiko yang timbul karena peminjam yang merupakan penduduk suatu negara lain selain negara di mana aset lintas batas yang dipesan; Risiko mata uang, kemungkinan bahwa perubahan kurs, akan mengubah jumlah yang pokok yang diharapkan dan kembali pada pinjaman atau investasi.
Risiko Non Finansial Non - risiko keuangan mengacu pada risiko yang dapat mempengaruhi pertumbuhan bisnis BTPN, pemasaran produk dan layanan, kemungkinan kegagalan strategi untuk pertumbuhan bisnis dll. Ini risiko yang mungkin timbul karena kegagalan manajemen, kompetisi, terbatasnya Produk/Jasa yang cocok, faktor-faktor eksternal dll. Ini risiko operasional dan strategis risiko yang besar perlu dipertimbangkan.
1. Risiko Operasional Bank selalu hidup dengan risiko yang timbul dari kesalahan manusia, penipuan keuangan dan bencana alam. Kejadian seperti tragedy WTC, Barings bencana dll telah menyoroti potensi kerugian karena risiko operasional. Pertumbuhan eksponensial dalam penggunaan teknologi dan peningkatan di global hubungan antar keuangan adalah dua perubahan utama yang berkontribusi terhadap resiko tersebut. Risiko operasional, meskipun didefinisikan sebagai risiko yang tidak dikategorikan sebagai risiko pasar atau kredit, risiko kerugian yang timbul dari tidak memadai atau gagal proses internal, orang dan sistem atau dari peristiwa eksternal. Untuk mengatasi hal ini, kontrol internal dan sistem internal audit yang digunakan sebagai sarana utama. Edukasi resiko mengakrabkan operasi kompleks di semua tingkat staf juga dapat mengurangi risiko operasional. Asuransi adalah salah satu mitigators penting dari risiko operasional. Risiko operasional peristiwa berhubungan dengan link lemah dalam prosedur pengendalian internal. Kunci untuk pengelolaan risiko operasional terletak pada kemampuan bank‟s untuk menilai proses untuk kerentanan dan menetapkan kontrol serta perlindungan sambil menyediakan tak terduga terburuk skenario. Risiko operasional melibatkan gangguan dalam pengendalian internal dan tata kelola perusahaan yang mengarah ke kesalahan, penipuan, kegagalan kinerja, kompromi pada kepentingan bank mengakibatkan kerugian keuangan.
68
Menempatkan dalam praktik tata kelola perusahaan yang tepat tempat dengan sendirinya akan berfungsi sebagai efektif alat manajemen risiko. Bank harus berusaha untuk mempromosikan pemahaman bersama tentang risiko operasional dalam organisasi, terutama karena risiko operasional sering terjalin dengan pasar atau risiko kredit dan sulit untuk mengisolasi.
2.2 Teknik Manajemen Risiko a. analisis JEDA Itu adalah alat manajemen risiko suku bunga didasarkan pada neraca yang berfokus pada potensi variabilitas pendapatan bunga bersih selama interval waktu tertentu. Dalam metode ini yang jatuh tempo /Jadwal ulang harga yang mendistribusikan bunga-sensitif aset, kewajiban, dan off-neraca posisi menjadi band waktu sesuai dengan jatuh tempo (jika fixed rate) atau waktu tersisa untuk mereka. Selanjutnya kembali harga (jika floating rate), disiapkan. Jadwal tersebut kemudian digunakan untuk menghasilkan indikator suku bunga sensitivitas pendapatan dan nilai ekonomis untuk mengubah suku bunga. Setelah memilih interval waktu, aset dan kewajiban ini dikelompokkan ke dalam ember waktu ini menurut kedewasaan (harga tetap) atau mungkin pertama kembali harga waktu (untuk s fleksibel tingkat). Aset dankewajiban yang dapat kembali harga disebut tingkat sensitif aset (RSAs) dan tingkat sensitif kewajiban (RSLs) masing-masing. Bunga sensitif kesenjangan (DGAP) mencerminkan perbedaan antara volume tingkat sensitif aset dan volume tingkat sensitif kewajiban dan diberikan oleh, KESENJANGAN = RSAs – RSLs Informasi pada kesenjangan memberikan manajemen ide tentang efek pada pendapatan bersih karena perubahan suku bunga. CELAH positif menunjukkan bahwa peningkatan tingkat bunga yang masa depan akan meningkatkan pendapatan bunga bersih seperti perubahan pendapatan bunga lebih besar daripada perubahan bunga pengeluaran dan sebaliknya. (Cumming dan Beverly, 2001) b. Analisis JEDA durasi Ini adalah ukuran lain dari risiko suku bunga dan mengelola pendapatan bunga bersih diperoleh memperhitungkan pertimbangan semua arus kas individu masuk dan arus keluar. Durasi adalah nilai dan waktu tertimbang ukuran kematangan semua uang mengalir dan mewakili rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk 69
memulihkan dana investasi. Durasi analisis dapat dilihat sebagai elastisitas nilai pasar instrumen terkait dengan bunga. Durasi kesenjangan (DGAP) mencerminkan perbedaan waktu aset dan kewajiban arus kas dan diberi, DGAP = DA - u DL. Mana DA adalah Durasi rata-rata dari aset, DL Durasi rata-rata kewajiban, dan Anda rasio kewajiban aset-aset. Ketika suku bunga meningkat dengan jumlah yang sebanding, nilai pasar penurunan aset lebih dari kewajiban yang mengakibatkan penurunan nilai pasar ekuitas dan diharapkan net-bunga pendapatan dan sebaliknya. (Cumming dan Beverly, 2001) c. Value at Risk (VaR) Ini adalah salah satu alat manajemen risiko baru. Value at Risk (VaR) menunjukkan berapa banyak perusahaan dapat kehilangan atau membuat dengan probabilitas tertentu di cakrawala waktu tertentu. VaR meringkas risiko keuangan yang melekat dalam portofolio menjadi sejumlah sederhana. Meskipun VaR digunakan untuk mengukur pasar risiko secara umum, ini menggabungkan banyak risiko lainnya seperti mata uang asing, komoditas, dan ekuitas.(Jorion, 2001) d. risiko disesuaikan tingkat pengembalian modal (RAROC) Ini memberikan dasar ekonomi untuk mengukur semua risiko yang relevan secara konsisten dan memberikan manajer alat untuk membuat keputusan yang efisien mengenai risiko kembali tradeoff aset yang berbeda. Sebagai ekonomi modal melindungi lembaga keuangan terhadap kerugian yang tidak terduga, sangat penting untuk mengalokasikan modal untuk berbagai risiko yang dihadapi oleh lembaga-lembaga ini. Disesuaikan dengan risiko tingkat pengembalian modal (RAROC) Analisis menunjukkan berapa banyak produk yang berbeda modal ekonomi dan bisnis perlu dan menentukan tingkat pengembalian total modal perusahaan. Meskipun risiko disesuaikan persentase profit dapat Jurnal internasional pemasaran, keuangan Layanan & Manajemen digunakan untuk memperkirakan persyaratan modal untuk pasar, kredit dan risiko operasional, hal ini digunakan sebagai alat manajemen risiko terpadu (Crouhy dan Robert, 2001) e. sekuritisasi Ini adalah prosedur yang belajar di bawah sistem keuangan terstruktur atau catatan kredit yang terkait. Sekuritisasi bank‟s aset dan pinjaman adalah perangkat untuk meningkatkan dana baru dan mengurangi bank‟s resiko-resiko. Tepi kolam sekelompok-pendapatan aset (seperti hipotik) dan menjual efek terhadap ini di pasar terbuka, sehingga mengubah aset likuid menjadi aset yang diperdagangkan sekuritas yang didukung. Saat kembali dari sekuritas ini 70
tergantung pada arus kas yang mendasari aset, beban pembayaran ditransfer dari pencetus aset tersebut terkumpul. f. sensitivitas analisis Hal ini sangat berguna ketika mencoba untuk menentukan dampak, hasil aktual tertentu variabel akan memiliki jika ini berbeda dari yang sebelumnya dianggap. Dengan menciptakan satu set tertentu skenario, analis dapat menentukan bagaimana perubahan dalam satu variabel akan berdampak target variabel. g. sistem internal Rating Sistem penilaian internal membantu lembaga keuangan mengelola dan mengendalikan risiko kredit yang mereka hadapi melalui pinjaman dan operasi lainnya oleh pengelompokan dan mengelola kelayakan kredit peminjam dan kualitas kredit transaksi.
71
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. tujuan manajemen risiko adalah tidak untuk melarang atau mencegah risiko
mengambil aktivitas, tetapi untuk memastikan bahwa risiko secara sadar diambil dengan penuh pengetahuan, tujuan jelas danpemahaman sehingga dapat diukur dan dikurangi. 2. Fungsi manajemen risiko harus benar-benar menjadi bank tertentu ditentukan oleh
ukuran dan kualitas neraca, kompleksitas fungsi, tenaga teknis / profesional dan status MIS di tempat di bank itu. 3. Komite Manajemen risiko, Komite kebijakan kredit, aset kewajiban Komite, dll
Komite yang menangani aspek manajemen risiko. 4. Bank dapat mengambil risiko lebih sadar, mengantisipasi perubahan yang merugikan
dan hedges sesuai keinginan Anda; ia menjadi sumber keunggulan kompetitif, karena dapat menawarkan produk-produknya di harga yang lebih baik dibandingkan pesaingnya. 5. Mengenai penggunaan teknik-teknik manajemen risiko, itu adalah menemukan bahwa
internal rating sistem dan risiko disesuaikan tingkat pengembalian modal penting. 6. efektivitas pengukuran risiko bank tergantung pada pengelolaan Sistem informasi,
komputerisasi yang efisien dan bersih bekerja kegiatan cabang.
3.2 Saran Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh pembaca dalam pengetahuan tentang Manajemen Risiko Perbankan. Demi penyempurnaan makalah ini, Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
72
73
BAB I PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN Berbicara tentang Pasar, apalagi Pasar Uang, Pasar Modal dan Reksadana pastinya tidak bisa dilepaskan dari transaksi atau yang lebih umumnya kita kenal dengan jual beli. Pada jaman dahulu, jual beli dilakukan dengan sistem barter. Barter adalah perdagangan yang dilakukan dengan cara tukar menukar barang, setelah barter orang mulai menggunakan alat pembayaran yang disepakati. Sebelum menggunakan uang, orang menggunakan barang yang tertentu sebagai alat pembayaran, misalnya kulit kerang, mutiara, batu permata, tembaga, emas, perak , manik-manik, dan gigi binatang. Pada zaman modern sekarang ini, uang digunakan sebagai alat pembayaran. Dengan menggunakan uang, manusia berusaha memenuhi kebutuhannya dan mayoritas penduduk di dunia pasti mengetahui uang karna sudah menjadi kebutuhan yang sangat fundamental. Selain mengetahui tentang jual beli memakai uang, tempat untuk bertransaksi atau pasar yang akan banyak kita bahas, pasar disini bukanlah pasar tradisional yang sudah tentu kita pahami, akan tetapi pasar uang, pasar modal dan reksa dana yang harus kita ketahui hukumnya, karena beriringan dengan perkembangan zaman maka pasarpun semakin berkembang dengan adanya pasar uang dan pasar modal Keberadaan Reksa Dana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai pada saat dia aktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu penerbitan Reksa Dana dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai Reksa Dana. Istilah Reksa Dana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku pasar modal untuk menerbitkan Reksa Dana melalui Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar Modal. Keberadaan Reksa Dana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai pada saat diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu penerbitan Reksa Dana dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai Reksa Dana. Istilah Reksa Dana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku pasar modal untuk menerbitkan Reksa Dana melalui Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang Pasar Modal.
74
Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri reksadana ini menjadi melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka Kongres Amerika mengeluarkan Undang-undang Surat Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan Undang-undang Bursa Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934). Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib didaftarkan pada Securities and Exchange Commission atau biasa disebut SEC yaitu sebuah komisi di Amerika yang menangani perdagangan surat berharga dan pasar modal. Selain itu pula, penerbit reksadana wajib untuk menyediakan prospektus yang memuat informasi guna keterbukaan informasi reksadana, juga termasuk surat berharga yang menjadi objek kelolaan, informasi mengenai manajer investasi yang menerbitkan reksadana Tahukah kalian apa yang dimaksud dengan pasar uang? Dan produk apa saja sih yang diperjualbelikan di pasar uang tersebut? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut kami berusaha menyajikan makalah ini sebagai bentuk pemenuhan bahan pembelajaran dan diskusi bagi pembaca.
B. TUJUAN 1. Supaya apa yang kami tulis dapat berguna untuk menambah pengetahuan mahasiswa atau pihak manapun yang ingin mengetahui tentang pasar uang, pasar modal, dan reksadana. 2. Pembaca diharapkan dapat mengenal lebih dalam mengenai berbagai hal tentang pasar uang, pasar modal dan reksadana. 3. Pembaca dapat mengambil manfaat berupa penambahan wawasan dan dapat mengembangkan ke dalam diskusi mengenai pasar uang, pasar modal, dan reksadana. 4. Untuk melengkapi tugas mata kuliah Managemen Keuangan.
75
BAB II PEMBAHASAN
1. PASAR UANG A.
Pengertian Pasar Uang Pasar uang (money market) adalah keseluruhan permintaan dan penawaran dana-dana atau surat-surat berharga yang mempunyai jangka waktu satu tahun atau kurang dari
satu
tahun
dan
dapat
disalurkan
melalui
lembaga-lembaga
perbankan.Pasar uang sering juga disebut pasar kredit jangka pendek. Pasar uang juga bisa diartikan sebagai suatu tempat pertemuan abstrak dimana para pemilik dana jangka pendek dapat menawarkan kepada calon pemakai yang membutuhkannya, baik secara langsung maupun melalui perantara. Sedangkan yang dimaksud dengan dana jangka pendek adalah dana-dana yang dihimpun dari perusahaan maupun perorangan dengan batasan waktu dari satu hari sampai satu tahun, yang dapat diperjual-belikan didalam pasar uang.
B.
Ciri-ciri Pasar Uang 1. Menekankan pada pemenuhan dana jangka pendek. 2. Mekanisme pasar uang ditekankan untuk mempertemukan pihak yang mempunyai kelebihan dana dan yang membutuhkan dana. 3. Tidak terikat pada tempat tertentu seperti halnya pasar modal.
C.
Fungsi Pasar Uang Pasar uang memiliki fungsi sebagai berikut: a. Mempermudah masyarakat memperoleh dana-dana jangka pendek untuk membiayai modal kerja atau keperluan jangka pendek lainnya; b. Memberikan kesempatan masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan dengan membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU). c. Menunjang program pemerataan pendapatan bagi masyarakat. d. Sebagai perantara dalam perdagangan surat-surat berharga berjangka pendek. e. Sebagai penghimpun danas berupa surat-surat berharga jangka pendek.
76
f. Sebagai sumber pembiayaan bagi perusahan untuk melakukan investasi.Sebagai perantara bagi investor luar negeri dalam menyalurkan kredit jangka pendek kepada perusahaan di indonesia. D.
Tujuan Pasar Uang
Dari pihak yang membutuhkan dana
Dari pihak yang menanamkan dana
1. Untuk memenuhi kebutuhan jangka 1.
untuk memperoleh penghasilan dengan
pendek 2.
tingkat suku bunga tertentu.
Untuk
memenuhi
kebutuhan
2. Membantu pihak-pihak yang mengalami
likuiditas. 3.
Untuk
kesulitan keuangan. memenuhi
kebutuhan 3. Spekulasi.
modal kerja. 4. Sedang mengalami kalah kliring.
E.
Peserta Pasar Uang 1. Bank-bank 2. Yayasan 3. Dana pension 4. Perusahaan auransi 5. Perusahaan-perusahaan besar 6. Lembaga pemerintah 7. Lembaga keuangan lain 8. Individu masyarakat
F.
Instrumen Pasar Uang Instrumen atau surat-surat berharga yang diperjualbelikan dalam pasar uang jenisnya cukup bervariasi termasuk surat-surat berharga yang diterbitkan oleh badanbadan usaha swasta dan negara serta lembaga-lembaga pemerintah. Instrumen pasar uang antara lain: 1. Sertfikat Bank Indonesia (SBI) Instrumen utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau bank sentral atas unjuk dengan jumlah tertentu yang akan dibayarkan kepada pemegang pada tanggal yang telah ditetapkan. Instrumen ini berjangka waktu jaruh tempo satu tahun atau kurang. 77
2. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) Surat - surat berharga berjangka pendek yang dapat diperjualbelikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau lembaga diskonto yang ditunjuk oleh BI. 3. Sertifikat Deposito Instrumen keuangan yang diterbitkan oleh suatu bank atas unjuk dan dinyatakan dalam suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat bunga tertentu. Sertifikat Deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakaimya dengan deposito berjangka terletak pada sifat yang dapat dipindahtangankan atau diperjualbelikan sebelum jangka waktu jatuli temponya melalui lembaga - lembaga keuangan lainnya. 4. Commercial Paper Promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana jangka pendek dan dijual kepada investor dalam pasar uang. 5. Call Money Kegiatan pinjam meminjam dana antara satu bank dengan bank lainnya untuk jangka waktu pendek. 6. Repurchase Agreement Transaksi jual beli surat-surat berharga disertai dengan perjanjian bahwa penjual akan membeli kcmbali surat-surat berharga yang dijual tersebut pada tanggal dan dengan harga yang telah ditetapkan lebih dahulu 7. Banker's Acceptence Suatu instrumen pasar uang yang digunakan untuk memberikan kredit pada eksportir atau importir untuk membayar sejumlah barang atau untuk membeli valuta asing. 8. Treasury Bills Treasury Bills adalah surat utang yang diterbitkan oleh negara dengan jangka waktu 90 hari - 1 tahun. 9. Promissory Notes Promissory Notes adalah surat sanggup bayar yang membuktikan adanya utang piutang jangka pendek antara kreditur dan debitur.
78
G. Indikator Pasar Uang Indikator pasar uaing sangat diperlukan untuk mengukur atau paling tidak mengamati perkembangan pasar uang, Indikator pasar uang meliputi: 1. Suku Bunga Antar Bank (Rp) Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam danadalam bentuk rupiah. 2. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (Rp) Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk rupiah. 3. Suku bunga Pasar Uang Antar Bank (US$) Tingkat bunga yang dikenakan oleh bank terhadap bank lain dalam hal pinjam meminjam danadalam bentuk US $. 4. Volume transaksi Pasar Uang Antar Bank (US$) Jumlah transaksi antar bank dalam hal pinjam meminjam dalam bentuk US $. 5. J1BOR (Jakarta Interbank Offered) Suku bunga yang ditawarkan untuk transaksi pinjam meminjam antar bank. 6. Suku bunga deposito Rupiah (%/Th) Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya dalam bentuk Rupiah. 7. Suku bunga deposito US$ (%/Th) Tingkat bunga yang diberikan para deposan yang mendepositokan uangnya dalam bentuk US$. 8. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) 9. Harga suatu mata uang terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap mata uang lainnya 10. Suku bunga kredit Tingkat bunga kredit yang dikenakan bank atau lembaga keuangan lainnya kepada para kreditor Inflasi Kenaikan tingkat harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus suatu waktu tertentu. 11. Indeks Harga Konsumen (IHK) Angka indeks yang menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen dalam suatu periode tertentu. 12. Sertifikat Bank Indonesi (SBI) Instrumen investasijangka pendek yang bebas resiko.
79
H. Jenis-jenis Pasar Keuangan Pasar keuangan dapat dibagi kedalam beberapa sub jenis seperti : 1. Pasar modal yang terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder yang terbagi lagi menjadi : 2. Pasar saham, yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan saham, dan merupakan sarana perdagangan saham. 3. Pasar obligasi, yang merupakan sarana pembiayaan melalui penerbitan obligasi dan merupakan sarana perdagangan obligasi. 4. Pasar komoditi, yang memfasilitasi perdagangan komoditi. 5. Pasar keuangan, yang merupakan sarana pembiayaan utang jangka pendek dan investasi. 6. Pasar derivatif, yang merupakan sarana yang menyediakan instrumen untuk mengelola risiko keuangan. 7. Pasar berjangka, yang merupakan sarana yang menyediakan stadarisasi kontrak berjangka bagi perdagangan suatu produk pada suatu tanggal dimasa mendatang. 8. Pasar asuransi, yang memfasilitasi redistribusi dari berbagai risiko. 9. pasar valuta asing, yang memfasilitasi perdagangan valuta asing. I.
Kelebihan dan Kelemahan Pasar Uang
Kelebihan Pasar Uang 1. Sarana untuk mencari pinjaman dana jangka pendek bagi perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas. 2. Sarana untuk menempatkan kelebihan dana yang dimiliki oleh badan usaha.
Kelemahan atau Resiko Pasar Uang Resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain: 1. Resiko pasar (Market Risk) Resiko yang berkaitan dengan kenaikan tingkat bunga, mengakibatkan investor mengalami capital loss. 2. Resiko Reinvestment, 3. Resiko yang berkaitan dengan turunnya harga sekuritas. 4. Resiko Gagal Bayar Resiko yang terjadi akibat tidak mampunya peminjam (debitur) memenuhi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan
80
5. Resiko Inflasi Pemberi pinjaman menghadapi kemungkinan naiknya hargaharga barang dan jasa yang menurunkan daya beli atas pendapatan yang diterimanya. 6. Resiko Valuta (Currency risk), Resiko yang terjadi karena perubahan yang tidak menguntungkan terhadap kurs mata uang asing. 7. Resiko Politik, Resiko yang berkaitan dengan perubahan undang-undang atau peraturan pemerintah.
2. PASAR MODAL A. Pengertian Pasar Modal Pasar modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang (obligasi) maupun modal sendiri (saham) yang diterbitkan pemerintah atau perusahaan swasta. Pada dasarnya fungsi pasar modal sebagai wahana demokratisasi pemilikan saham yang ditunjukkan dengan semakin banyaknya institusi dan individu yang memiliki saham perusahaan yang telah go public. (Suad Husnan,1994). Menurut UU No.8 Tahun 1995 tentang pasar modal, yang dimaksud dengan pasar modal adalah pasar yang mempunyai kegiatan melakukan penawaran umum dan perdangangan efek yang melibatkan perusahaan public serta lembaga yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah melalui perdagangan instrumen keuangan jangka panjang seperti Obligasi, Saham dan lainnya. B. Ruang Lingkup Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik surat utang (obligasi),ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrument lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jualbeli dan kegiatan terkait lainnya. Pada pasar modal pelakunya dapat berupa perseorangan 81
maupun organisasi / perusahaan. Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham,obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain. Pasar Modal di Indonesia terdiri atas lembaga-lembaga sebagai berikut:
Badan Pengawas Pasar Modal.
Bursa efek, saat ini ada dua:Bursa Efek JakartaBursa Efek Surabaya namun sejak akhir 2007 Bursa Efek Surabaya melebur ke Bursa Efek Jakarta sehingga menjadi Bursa Efek Indonesia.
Perusahaan efek.
Lembaga Kliring dan Penjaminan, saat ini dilakukan oleh PT. Kliring PenjaminanEfek Indonesia (PT. KPEI).
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, saat ini dilakukan oleh PT. KustodianSentral Efek Indonesia (PT. KSEI).
C. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Struktur pasar modal di Indonesia tertinggi berada pada Menteri Keuangan yang menunjuk Bapepam sebagai lembaga pemerintah yang melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan pasar modal. Sementara itu, bursa efek bertindak sebagai pihak
yang
menyelenggarakan
dan
menyediakan
sistem
atau
sarana
untukmempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak lain dengan tujuan untuk memperdagangkan efek di antara mereka. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan(disingkat BapepamLK) adalah sebuah lembaga di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang bertugas membina, mengatur, dan mengawasi sehari-hari kegiatan pasar modalserta merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang lembaga keuangan. Bapepam-LK merupakan penggabungan dari Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Direktorat Jenderal Lembaga Keuangan. Fungsi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dapat diuraikan sebagai berikut:
Penyusunan dan penegakan peraturan di bidang pasar modal primer dan sekunder.
Penegakan peraturan di bidang pasar modal.
82
Pembinaan dan pengawasan terhadap pihak yang memperoleh izin usaha, persetujuan, pendaftaran dari Badan dan pihak lain yang bergerak di pasar modal;
Penetapan
prinsip-prinsip
keterbukaan
perusahaan
bagi
Emiten
dan
Perusahaan Publik;
Penyelesaian keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh Bursa Efek, Kliring dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan
Penetapan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal;
Penyiapan perumusan kebijakan di bidang lembaga keuangan;
Pelaksanaan kebijakan di bidang lembaga keuangan, sesuai denganketentuan perundang-undangan yang berlaku;
Perumusan standar, norma, pedoman kriteria dan prosedur di bidang lembaga keuangan, dan Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang lembaga keuangan
D. Bursa Efek Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan efek atau saham perusahaan obligasi pemerintah. Bursa efek tersebut, bersama-sama dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah. Biasanya terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin sedikitdikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini adalahjaringan elektronik, yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan biaya transaksi.
E. Investasi dan Pelaku Pasar Modal Dewasa ini telah dikembangkan suatu model dalam pengambilan keputusan tentang usul investasi yang berada dalam suatu portofolio, dimana proyek baru yang diusulkan itu dikaitkan dengan proyek-proyek lainnya yang ada dalam suatu perusahaan.Proyek-proyek investasi itu mempunyai risiko yang tidak independent.
83
Harapan keuntungan suatu portofolio adalah rata-rata tertimbang dari harapan keuntungan surat berharga yang diperbandingkan dalam portofolio tersebut. Para pemain utama yang terlibat di pasar modal dan lembaga penunjang yang terlibat langsung dalam proses transaksi antara pemain utama sebagai berikut: 1. Emiten, Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten). 2. Investor, Pemodal yang akan membeli atau menanamkan modalnya diperusahaan yang melakukan emisi (disebut investor). Sebelum membeli surat berharga yang ditawarkan, investor biasanya melakukan penelitian dan analisistertentu. Penelitian ini mencakup bonafiditas perusahaan, prospek usaha emitendan analisis lainnya. 3. Lembaga Penunjang, Fungsi lembaga penunjang ini antara lain turut sertamendukung beroperasinya pasar modal, sehingga mempermudah baik emitenmaupun investor dalam melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pasarmodal.
F. Jenis dan Fungsi Pasar Modal Pasar modal dibedakan menjadi 2 yaitu pasar perdana dan pasar sekunder : 1. Pasar Perdana (Primary Market ) Pasar Perdana adalah penawaran saham pertama kali dari emiten kepada para pemodal selama waktu yang ditetapkan oleh pihak penerbit (issuer) sebelum saham tersebut belum diperdagangkan di pasar sekunder. Biasanya dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 6 hari kerja. Harga saham di pasar perdana ditetukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang go public berdasarkan analisis fundamental perusahaan yang bersangkutan. Dalam pasar perdana, perusahaan akan memperoleh dana yang diperlukan. Perusahaan dapat menggunakan dana hasil emisi untuk mengembangkan dan memperluas barang modal untuk memproduksi barang dan jasa. Selain itu dapat juga digunakan untuk melunasi hutang dan memperbaiki struktur pemodalan usaha. Harga saham pasar perdana tetap, pihak yang berwenang adalah penjamin emisi dan pialang, tidak dikenakan komisi dengan pemesanan yang dilakukan melalui agen penjualan.
84
2. Pasar Sekunder (Secondary Market ) Pasar sekunder adalah tempat terjadinya transaksi jual-beli saham diantara investor setelah melewati masa penawaran saham di pasar perdana, dalam waktu selambat-lambatnya 90 hari setelah ijin emisi diberikan maka efek tersebut harus dicatatkan di bursa. Dengan adanya pasar sekunder para investor dapat membeli dan menjual efek setiap saat. Sedangkan manfaat bagi perusahaan, pasar sekunder berguna sebagai tempat untuk menghimpun investor lembaga dan perseorangan. Harga saham pasar sekunder berfluktuasi sesuai dengan ekspetasi pasar, pihak yang berwenang adalah pialang, adanya beban komisi untuk penjualan dan pembelian, pemesanannya dilakukan melalui anggota bursa, jangka waktunya tidak terbatas. Tempat terjadinya pasar sekunder di dua tempat, yaitu: 1. Bursa regular Bursa reguler adalah bursa efek resmi seperti Bursa Efek Jakarta (BEJ), dan Bursa Efek Surabaya (BES). 2. Bursa parallel Bursa paralel atau over the counter adalah suatu sistem perdagangan efek yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dengan bentuk pasar sekunder yang diatur dan diselenggarakan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efekefek (PPUE), diawasi dan dibina oleh Bapepam. Over the counter karena pertemuan antara penjual dan pembeli tidak dilakukan di suatu tempat tertentu tetapi tersebar diantara kantor para broker atau dealer. G. Instrumen Pasar Modal di Indonesia Di dalam pasar modal terdapat surat berharga atau efek yang dapat diperjualbelikan. Adapun instrumen pasar modal diantaranya saham, obligasi, waran, dan sertifikat dana reksa. a. Saham, adalah tanda penyertaan modal pada PerseroanTerbatas (PT) sebagaimana diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Dagang (KUHD). Saham yang diperjualbelikan di bursa efek terdiri atas:
Saham biasa (common stock), yaitu saham yang tidak memperoleh hakistimewa. Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh dividen (bagian laba PT) sepanjang perseroan memperoleh keuntungan.
85
Saham preferen (preffered stock), yaitu saham yang memiliki hak istimewauntuk mendapatkan lebih dulu atas dividen dan atau bagian kekayaan padasaat pembubaran perseroan dari saham biasa. Di samping itu, mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan Direksi/Komisaris.
b. Obligasi, adalah surat tanda meminjamkan uang yang mempunyai jangka waktu tertentu, biasanya lebih dari 1 tahun. Jadi, pada hakikatnya obligasi adalah surat tagihan atas beban atau tanggungan pihak yang menerbitkan/mengeluarkan obligasi tersebut. c. Waran, adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu tertentu. d. Sertifikat, danareksa adalah surat berharga yang diterbitkanoleh PT Danareksa (Persero) untuk mewakili efek/surat berharga yang dibeli oleh PT Danareksa sebagai pendukung atau jaminannya. Sementara itu,sertifikat dana adalah jenis sertifikat atas tunjuk yang didukung oleh portepel berasal dari sebagian kekayaan dana reksa yang dipisahkan, yang terdiri atassaham, obligasi dan surat berharga pasar uang di mana pengelola portepelnya dilakukan oleh dana reksa selaku pengelola dana. H. Reksa dana Secara etimologi kata reksa dana berasal dari dua kata yaitu “reksa” yang berartikan jaga atau pelihara dan “dana” berarti uang. Secara sederhana dapat kita simpulkan bahwa reksa dana adalah kumpulan uang yang di jaga atau dipelihara. Sehingga dalam hal ini istilah reksa dana didefinisikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarkaat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Reksadana merupakan terjemahan dari mutual fund. Bagi masyarakat Indonesia, meskipun reksadana bukan hal baru, tetapi kurang populer, sehingga kurang menarik bagi investor. Konsep mutual fund sendiri lahir sekitar seratus tahun lalu di London, Inggris. Di Indonesia, lembaga reksadana dipelopori oleh PT Danareksa, sebuah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) di bawah kontrol Departemen Keuangan.
86
Reksadana merupakan salah satu bentuk dari perusahaan investasi (investment company). Prinsip investasi pada reksadana adalah melakukan investasi yang menyebar pada sekian alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): “Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat Pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi”. Dari definisi di atas, dapat disimpulan bahwa terdapat tiga unsur penting dalam pengertian Reksadana yaitu: 1. Adanya
kumpulan
dana
masyarakat,
baik
individu
maupun
institusi
Dengan melakukan pengumpulan dana dari para pemodalnya memungkinkan pemodal-pemodal yang memiliki dana yang minim dapat ikut andil berinvestasi dalam bentuk efek. 2. investasi bersama dalam bentuk suatu portofolio efek yang telah terdiversifikasi Yang dimaksud dengan efek adalah surat berharga, seperti suratpengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek, dan setiap turunan dari Efek, baik Efek yang bersifat utang maupun yang bersifat ekuitas, seperti opsi dan waran. Portofolio efek yang dikelola oleh reksa danadapat berupa kumpulan dari beberapa jenis efek (tidak hanya sejenis). 3. Manager Investasi dipercaya sebagai pengelola dana milik masyarakat investor Manager investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio efek untuk para nasabah atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yangmelakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku Cara kerja reksadana adalah:
Mengumpulkan dana dari para investor dengan menerbitkan saham yang dijual kepada investor.
Setelah dana terkumpul, reksadana akan menginvestasikannya pada surat berharga yang dianggap paling menguntungkan.
Reksadana akan membagikan keuntungan yang didapatnya kepada para investor.
87
I. Jenis-jenis Reksadana Ada dua jenis reksadana, yaitu:
Reksadana Terbuka (open end mutual fund) Adalah reksadana yang mempunyai hak untuk membeli kembali surat berharga yang telah diterbitkannya. Bahkan, setiap kalireksadana jenis ini akan membeli kembali surat berharga yang telah diterbitkannya, dan menawarkan surat berharga yang baru.
Reksadana Tertutup (close end mutual fund) Surat berharga yang diterbitkan reksadana tertutup tidak akan dibeli kembali oleh penerbitnya. Jadi, setelah terjadi transaksi di pasar primer (dari penerbit kepada kepada investor), maka selanjutnya surat berharga reksadana itu akan diperjualbelikan di pasar primer (dari penerbit kepada investor), maka selanjutnya surat berharga reksadana itu akan diperjualbelikan di pasar sekunder.
J. Bagaimana Reksadana Dijual Reksadana biasanya dipasarkan ke publik baik secara langsung oleh penjamin emisi reksadana ataupun secara tidak langsung melalui pialang yang bertindak atas nama penjamin emisi. Reksadana yang dipasarkan secara langsung biasanya dilakukan melaui surat, berbagai kantor reksadana, telepon, bahkan juga Internet. Kurang dari separuh penjualan reksadana saat ini didistribusikan melalui tenaga penjual. Pialang atau penasehat keuangan menerima komisi atas penjualan unit penyertaan kepada investor. Dalam beberapa kasus, reksadana menggunakan tenaga penjual
“terikat”
yang
hanya
menjual
unit
penyertaan
reksadana
dari
kelompokreksadana yang diwakilinya saja. Akan tetapi, tren saat ini adalah “supermarket keuangan”, yang menjual unit penyertaan reksadana dari berbagai kompleks. Keunggulannya, percatatan yang terintegrasi untuk seluruh reksadana yang dibeli di supermarket, meskipun reksadana tersebut ditawarkan oleh kompleks-kompleks yang berbeda.
88
K. Manfaat Reksadana Reksadana memiliki beberapa manfaat yang menjadikannya sebagai salah satu alternatif investasi yang menarik antara lain: 1. Dikelola oleh manajemen profesional 2. Diversifikasi investasi 3. Transparansi informasi 4. Likuiditas yang tinggi 5. Biaya Rendah
89
90
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kebijakan Moneter adalah kelompok kebijakan di bidang pengendalian makro. Kebijaksanaan moneter merupakan alat utama bagi perencana ekonomi nasional untuk mengendalikan keseimbangan makro perekonomiannya. Pada Bab ini akan membahas tentang keefektifitasan kebijakan moneter diantaranya: 1. Pengertian kebijakan moneter 2. Tolak ukur stabilitas moneter 3. Strategi kegiatan moneter 4. Keterkaitan kebijakan moneter dengan kebijakan makro lainnya 5. Pengaruh faktor ekternal (Luar Negeri) Terhadap Kebijakan Moneter Indonesia
B. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah: 1. Sebagai tugas mata kuliah Ekonomi Moneter 2. Untuk mengetahui keefektifitasan kebijakan moneter
C. Manfaat Adapun manfaat dari penulisan ini adalah kita dapat mengetahui keefektifitasan kebijakan moneter.
91
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Moneter (Monetary Policy) Kebijakan Moneter adalah suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Usaha tersebut dilakukan agar terjadi kestabilan harga dan inflasi serta terjadinya peningkatan output keseimbangan. Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu : 1. Kebijakan
Moneter
Ekspansif
/
Monetary
Expansive
Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. 2. Kebijakan
Moneter
Kontraktif
/
Monetary
Contractive
Policy
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu) Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain : 1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang. 2. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
92
3. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio. 4. Himbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
B. Tolak Ukur Stabilitas Moneter Setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah harus memiliki target dan ukuran keberhasilan. Hal ini penting, untuk mengukur atau sebagai acuan, apakah kebijakan tersebut berhasil atau tidak. Dalam perekonomian beberapa indkator yang biasanya digunakan untuk menilai kebijakan moneter adalah : 1. Jumlah Uang Beredar (JUB) 2. Laju inflasi yang cukup rendah terkendali 3. Suku bunga pada tingkat yang wajar 4. Nilai tukar rupiah yang realistis, dan 5. Ekspektasi/harapan masyarakat terhadap moneter Dari kelima indikator tersebut, hanya JUB yang tidak dapat dimonitor dan dirasakan lansung oleh masyarakat, sementara itu indikator nomor 2 sampai dengan 5, relatif dapat dilihat dan dirasakan langsung oleh masyarakat. Dengan alasan ini, berikut ini akan dijelaskan secara ringkas dari keempat indikator tersebut. 1. Laju Inflasi Bagi dunia perbankan laju inflasi yang tinggi akan menimbukan kesulitan bagi Bank untuk mengerahkan dana masyarakat, karena dengan inflasi yang tinggi tersebut, tingkat bunga riil (bunga nominal-inflasi) akan menurun, sehingga mengurangi keinginan masyarakat untuk menyimpan kekayaannya dalam produkproduk perbankan.
93
Dampak selanjutnya adalah, bunga riil yang menurun bila dibandingkan tingkat bunga riil di luar negeri akan memicu larinya dana masyarakat ke luar negeri, karena dirasakan masyarakat lebih menguntungkan menyimpan dananya di luar negeri. Kedua dampak inflasi diatas akan menyebabkan perbankan kekurangan dana yang berasal dari masyarakat, dan ini berarti kemampuan Bank dalam menyediakan dana untuk investasi juga turut berkurang, akibatnya laju pertumbuhan produksi dan ekonomi juga akan melambat. Selain itu, inflasi yang tinggi juga akan memicu ketidakpastian dalam banyak aktivitas ekonomi masyarakat, khususnya dalam hal perencanaan dan operasional perusahaan, termasuk dalam perbankan. Selama periode 1990 s.d 2003, kinerja indikator inflasi ini adalah :
Perkembangan Inflasi di Indonesi 2. Suku Bunga Selain yang telah sering dijelaskan sebelumnya, bahwa dari sisi masyarakat tingginya suku bunga memang akan menambah keinginan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank, namun di sisi lain, tingginya suku bunga tersebut akan mengurangi niat dunia usaha untuk mengambil kredit bagi pengembangan usahanya. Akibatnya dana yang sudah terlajur masuk ke perbankan dengan adanya bunga tinggi tersebut, tidak dapat tersalurkan dan menimbulkan permasalahan baru bagi perbankan, yakni, Kemana dana masyarakat tersebut akan disalurkan ? Apabila masalah ini tidak segera mendapat jalar keluar, maka perbankan terancam akan menghadapi masalah likuiditas dan tentu saja masalah penghasilan dari bunga yang seharusnya diperoleh.
94
Dengan penjelasan yang sedikit berbeda, rendahnya tingkat bunga memang akan mendorong banyak pelaku dunia usaha untuk mengambil dana di perbankan, namun karena rendahnya tingkat bunga tersebut, apalagi bila dibandingkan dengan tingkat bunga di luar negeri; masyarakat akan lebih tertarik menyimpan dananya di perbankan luar negeri, sehingga perbankan dalam negeri akan kekurangan dana yang sedang dibutuhkan oleh dunia usaha. Dampak lebih jauh lagi adalah terhambatnya investasi yang terjadi di sektor industri karena kesulitan mendapatkan dana, sehingga produksi akan melambat. Selama periode 1990 s.d 2003, kinerja indikator suku bunga ini adalah :
Perkembangan Suku Bunga di Indonesia 3. Nilai tukar rupiah Nilai tukar yang stabil tentu akan lebih memberi iklim kepastian bagi semua pelaku usaha, termasuk sektor perbankan, dunia usaha dan masyarakat. Nilai tukar rupiah yang rendah saat ini dapat dijadikan saat yang baik dunia usaha yang beorientasi ekspor, dan ini dapat memicu peningkatan permintaan kredit dari dunia usaha untuk melanjutkan dan meningkatkan produk ekspornya. Dengan kejadian ini tentu akan menguntungkan dunia perbankan. Penyesuaian nilai tukar yang terlalu cepat akan sangat merugikan karena hal ini dapat mendorong bergeraknya aliran dana masyarakat ke luar negeri. Dengan demikian antara nilai tukar dan inikator kebijakan moneter lainnya memiliki hubungan yang sangat erat, khususnya bagi kebijakan pemerintah yang sedang ditempuh untuk menstabilkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
95
4. Ekspektasi/harapan Masyarakat Meskipun lebih sulit untuk diukur, namun ekspektasi masyarakat mulai mendapat perhatian besar dalam rangka pelaksanaan kebijakan moneter di Indonesia. Ekspektasi umumnya terjadi melalui ekspektasi masyarakat terhadap tingkat inflasi dan ekspektasi terhadap nilai tukar. Ekspektasi masyarakat yang berlebihan terhadap besaran inflasi akan mendorong semakin tingginya harga-harga, sehingga akan mengurangi tingkat konsumsi dan daya saing produk dalam negeri yang akan ekspor. Sementara itu, ekspektasi masyarakat yang negatif terhadap nilai tukar akan berdampak pada menurunnya kepercayaan masyarakat pada mata uang rupiah, sehingga dapat memicu mengalirnya dana masyarakat keluar negeri. Apabila hal ini terjadi, maka seperti telah dijelaskan di bagian awal bab ini, maka perbankan akan kesulitan dalam menghimpun dana masyarakat yang sangat diperlukan untuk keperluan investasi dunia usaha. Dengan penjelasan keempat indikator moneter tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, sangatlah dipengaruhi oleh keempat indikator tersebut, sehingga kebijakan moneter yang ditempuh pemerintah akan hal itu, harus memberikan hasil yang baik, dalam arti terkendali, wajar, dan realistis.
C. Strategi Kebijakan Moneter Untuk mendapatkan indikator moneter seperti disyaratkan di atas, pemerintah yang dalam hal ini otoritas moneter, memerlukan stratei yang tepat dan sesuai dengan kondisi di Indonesia Secara umum, strategi moneter yang dapat dipilih antara lain adalah : 96
1. Startegi Kebijakan moneter longgar (Easy Monetary Policy) atau Strategi kebijakan moneter ketat (Tight Monetary Policy) Kebijakan moneter longgar akan ditempuh untuk menggiatkan kembali perekonomian yang sedang lesu, dengan cara mempermudah dan menambah jumlah uang beredar, agar permintaan konsumsi naik dan produksipun juga naik. Namun demikian dalam perekonomian terbuka dan sistem devisa bebas, kebijakan moneter yang longgar dapat menimbulkan dampak seperti gambar berikut ini.
Dampak Kebijakan Moneter Longgar Sementara itu, kebijakan moneter ketat akan memberi dampak sebaliknya, terutama dalam rangka meredam kenaikan harga atau inflasi yang berlebihan, sehingga tekanan terhadap neraca pembayaran berkurang karena produk dalam negeri kembali dapat bersaing, meskipun dengan kebijakan ini akan berdampak pula pada menurunnya pertumbuhan ekonomi, karena jumlah uang yang beredar dikurangi, yang berarti permintaan juga berkurang dan produksi berkurang. Sebuah dilema memang akan terjadi, tatkala perekonomian Indonesia menghadapi dua kondisi yang bersamaan, yakni lesunya ekonomi dan tertekannya neraca pembayaran atau melemahnya daya saing produk lokal. Penerapan kebijakan moneter longgar memang akan menyelamatkan ekonomi yang lesu, namun akan memperparah kondisi neraca pembayaran Indonesia…sementara penerapan kebijakan moneter ketat akan menyelamatkan neraca pembayaran dan manikkan daya saing, 97
namun akan berdampak pada menurunnya/lesunya perekonomian. Kalu sudah demikian, kebijakan mana yang akan dipilih ? Dengan dilema tersebut, pemerintah kemudian memang dituntut untuk dapat meramu kebijakan yang paling pas dan menetapkan skala prioritas pemecahan masalah yang ada, sehingga lesunya perekonomian dapat diatasi dan daya saing produk ekspor Indonesia juga membaik, dan ini memang bukan pekerjaan yang mudah.
2. Countercyclical Monetary Policy atau Accomodative Monetary Policy a. Countercyclical Monetary Policy Untuk memperlunak konjungtur/naik turunnya perekonomian, pemerintah perlu secara aktif malakukan intervensi di pasar uang, yakni dengan melakukan ekspansi moneter disaat perekonomian mengahadapi masa resesi dan melakukan konstraksi moneter saat perekonomian mengalami boom/laju yang terlalu cepat. Penjelasan ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Dampak Kebijakan Countercyclical Lebih jelasnya, saat akan perekonomian cenderung mengalami resesi, maka pemerintah harus segera melaksanakan kebijakan moneter yang lebih ekspansif dengan tujuan meningkatkan jumlah uang beredar di masyarakat. Dengan demikian, hasrat masyarakat atau permintaan konsumsi masyarakat diharapkan akan meningkat, yang berarti akan memberi dorongan bagi dunia usaha untuk meningkatkan produksinya. Pada gilirannya, kondisi ini akan mendorong tumbuhnya ekonomi di Indonesia Sementara itu, di saat perekonomian mengalami boom, yang cenderung memicu naiknya harga-harga atau inflasi, pemerintah perlu segera menerapkan 98
kebijakan moneter yang ketat, dengan tujuan memperlambat dan mengurangi tingkat konsumsi dan permintaan masyarakat, sehingga laju perekonomian dapat diperlambat. b. Accomodatice Monetery Policy Pendapat kedua mengatakan, bahwa sebaiknya pemerintah menghindari intervensi untuk memperlunak konjungtur perekonomian yang terjadi, dan membiarkannya terjadi secara alami. Pendapat ini didasarkan pada pemikiran : 1) Ekspektasi masayarakat dapat mengalahkan dampak dari variabel-variabel moneter lainnya. Dengan kata lain, masyarakat telah menantisipasi setiap kebijakan yang akan diterapkan oleh masyarakat 2) Kebijakan pemerintah tidak dapat memberi dampak secara langsung dan segera. Sebagai contoh; kebijakan moneter longgar yang ekspansif yang diterapkan saat ekonomi lesu/resesi, tidak akan segera kelihatan dampaknya saat itu juga, namun butuh waktu dan itu dapat terjadi justru ketika perekonomian telah mencapai tahap boom. Begitu pula kebijakan moneter ketat/konstraksi yang diterapkan untuk mengatasi kondisi boom, baru akan terasa dampaknya justru saat ekonomi sedang resesi. Akibatnya adalah, bukan masalah resesi dan boom yang teratasi, tetapi justru kedua kondisi ekonomi itu akan bertambah parah, seperti terlihat pada gambar berikut ini.
Dampak Kebijakan Accomodative
99
D. Efektifitas Kebijakan Moneter Yang dimaksud dengan efektifitas kebijakan moneter adalah, sejauh mana kebijakan moneter yang ditempuh pemerintah (apapun bentuknya), memberi dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat, dalam arti : 1. Dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi 2. Dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat 3. Dapat meningkatkan kesempatan kerja 4. Dapat meningkatkan penerimaan devisa negara 5. Serta memberi pengaruh pada kebijakan makro lainnya Teori yang membicarakan mengenai efektifitas kebijakan moneter ini diantaranya adalah : 1. Teori Natural Rate Hypothesis, yang percaya bahwa kebijakan hanya akan efektif dan memberi dampak dalam jangka pendek saja, namun tidak akan efektif untuk jangka panjang. 2. Teori Rational Expectation Hypothesis, yang percaya bahwa baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, kebijakan moneter tidak akan efektif Untuk memberi pemahaman yang lebih baik mengenai kedua teori tersebut, perhatikan contoh kasus berikut ini: Seperti telah dijelaskan sebelumnya, untuk meningkatkan aktivitas ekonomi melalui peningkatan konsumsi masyarakat, pemerintah akan menempuh kebijakan ekspansif (kebijakan moneter longgar). Kenaikan konsumsi/permintaan masyarakat ini akan mendorong kenaikan harga-harga, yang bagi produsen kenaikan harga ini akan menaikkan keuntungannya, sehingga mendorong produsen untuk menaikkan produksinya dengan harapan keuntungan yang diperoleh akan semakin besar. Untuk meningkatkan produksinya tersebut, produsen akan berusaha menambah tenaga kerja dengan cara memberikan tingkat upah yang lebih tinggi dari sebelumnya, agar masyarakat bersedia menawarkan tenaga kerjanya lebih banyak lagi. Kenaikan upah nominal ini biasanya tidak akan lebih tinggi dari kenaikan harga yang dinikmati produsen, sehingga upah riil yang diterima pekerja sebenarnya menurun. Meskipun demikian, masyarakat tetap bersedia menambah tawaran tenaga kerjanya karena merasa bahwa upah yang diterimanya naik (money illusion). Dari kasus di atas, Menurut teori Natural Rate Hypothesis, kebijakan ekspansif pemerintah tersebut dalam jangka pendek terbukti telah mampu menggairahkan 100
perekonomian dengan meningkatkan konsumsi masyarakat yang berlanjut dengan meningkatnya produksi. Namun, dalam jangka panjang meningkatnya konsumsi dan kegiatan produksi yang meningkat tersebut secara berlahan akan kembali ke kondisi semula karena dalam jangka panjang kenaikan harga yang terjadi akan mulai memberatkan masyarakat sehingga cenderung akan mengurangi konsumsinya, terlebih lagi masyarakat/pekerja mulai menyadari bahwa upah riil mereka turun, dalam arti kenaikan upah riil yang mereka peroleh mulai tidak dapat mengimbangi kenaikan harga barang-barang yang mereka konsumsi. Kalaupun kemudian mereka menuntut kenaikan upah yang lebih tinggi lagi, namun produsen akan mulai merasa keuntungannya berkurang, sehingga mengurangi keinginannya untuk memperluas atau menambah produksi, sehingga dalam jangka panjang kegiatan produksi danperekonomian akan kembali melemah seperti semula. Sementara itu, menurut teori Rational Expectation Hypothesis, kesadaran masyarakat akan upah riil sudah muncul lebih awal, sehingga dalam jangka pendekpun kebijakan pemerintah yang ekspansif tersebut sudah tidak akan memberi dampak apa-apa. Teori ini percaya, bahwa masyarakat sejak awal sudah sadar bahwa upah riil mereka bahkan menurun meskipun secara nominal mengalami kenaikan, sehingga masyarakat/pekerja sejak awal sudah tidak bersedia menambah tawaran tenaga kerja mereka. Dengan demikian produsen juga tidak dapat menambah produksinya karena tidak berhasil membujuk masyarakat untuk bekerja lebih bayak lagi. Kalau toh masyarakat bersedia bekerja lebih banyak, mereka akan menuntut kenaikan upah yang lebih tinggi lagi, dan ini berarti keuntungan produsen akan semakin berkurang sehingga produsen juga tidak tertarik lagi untuk menaikkan produksinya. Bila hal ini terjadi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi tidak akan pernah terjadi. Khusus pendapat dari teori Rational Expectation Hypothesis ini, masih terus terjadi diskusi yang mendalam mengenai tidak adanya dampak dari kebijakan pemerintah tersebut. Pendapat yang pertama tidak percaya bahwa masyarakat akan begitu pandai dan telitinya akan perubahan dan perkembangan perekonomian akibat kebijakan pemerintah tersebut, sehingga sebelumnya telah mengantisipasi setiap kebijakan pemerintah yang ada. Pendapat lainnya sangat percaya bahwa masyarakat, melalui kemajuan teknologi, berbagai media yang ada, serta dengan semakin meratanya ilmu pengetahuan, akan dengan cepat dapat memahami apa yang akan terjadi dengan kebijakan pemerintah, 101
sehingga masyarakat akan melakukan antisipasi sejak awal terhadap dampak kebijakan pemerintah tersebut. Dengan demikian dampak yang diharapkan terjadi oleh pemrintah lebih sering gagal, karena masyarakat telah tahu dan mengantisipasi sebelumnya.
E. Keterkaitan kebijakan moneter dengan kebijakan makro lainnya Yang perlu diketahui, bahwa dalam perekonomian sebuah negara, kebijakan moneter merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dengan kebijakankebijakan makro pemerintah lainnya, seperti kebijakan fiskal, kebijakan ekonomi luar negeri, maupun kebijakan sektor riil lainnya. Dengan demikian apapun pilihan kebijakan moneter yang ditempuh haruslah memiliki keterkaitan dan mendukung sasaran dan tujuan dari kebijakan ekonomi makro lainnya, sehingga secara bersama dapat memberikan dampak yang positif bagi kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh, kebijakan moneter yang ekspansif memang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di satu sisi, namun di sisi lainnya, kebijakan ini akan menyebabkan kenaikan harga-harga (inflasi), sehingga akan memberatkan neraca pembayaran luar negeri karena produk dalam negeri akan kehilangan daya saingnya di pasar luar negeri, yang berakibat menurunnya penerimaan devisa negara. Oleh karena itu perlu diimbangi kebijakan sektor luar negeri kondusif yang dapat mengatasi hal tersebut, seperti misalnya dengan memberi kemudahan ekspor dan intensi ekspor lainnya. Begitu pula dengan kebijakan moneter ketat yang ditempuh untuk tujuan menurunkan tingkat inflasi, akan memberi dampak negatif pada sektor riil dalam meningkatkan produksinya. Dalam kasus ini, diperlukan dukungan kebijakan ekonomi makro lainnya agar produksi tetap dapat ditingkatkan. Kebijakan ekonomi makro lain yang perlu dilakukan diantaranya dengan memberikan insentif atau keringan pajak bagi produsen, atau dengan insentif-insentif lainnya seperti penetapan harga khusus untuk bahan bakar industri dan kebijakan kemudahan perijinan usaha misalnya. Dengan dukungan berbagai kebijakan makro lainnya tersebut, kebijakan moneter yang dijalankan pemerintah akan dapat mencapai sasaran dan dapat diminimalkan dampak negatifnya. Oleh karena itu diperlukan sebuah ramuan dari berbagai kebijakan moneter dan kebijakan makro lainnya, sedemikian rupa, agar berbagai kebijakan tersebut tidak saling bertentangan dan justru saling melengkapi dan mendukung keberhasilannya, dalam arti jangan sampai yang terjadi adalah : · Harga-harga semakin naik 102
· Daya saing produk dalam negeri semkain menurun · Devisa negara semakin berkurang · Nilai tukar rupiah semakin melemah · Daya beli masyarakat semakin lemah · Produksi nasional semkain berkurang · Pengangguran semakin meningkat · Perekonomian semakin lesu, dan · Kesejahteraan masyarakat semakin memburuk
F. Pengaruh faktor ekternal (Luar Negeri) Terhadap Kebijakan Moneter Indonesia Saat ini, tidak ada satupun negara yang dapat hidup dan bertahan tanpa berhubungan dengan negara yang lainnya. Alasan utamanya adalah bahwa suatu negara tidak dapat memenuhi semua kebutuhannya sendiri karena tidak setiap sumber daya yang dibutuhkan, ada dan dimiliki di negara tersebut. Sebagai contoh, tidak setiap negara memiliki tambang minya, sehingga membutuhkan minyak dari negara penghasil minyak untuk memenuhi kebutuhan minyak di negara tersebut. Begitu pula negara penghasil minyak (Negara-negara Arab dan Timur Tengah isalnya), tidak memiliki produk-produk pertanian sehingga perlu mengekspor dari negara agraris lainnya. Demikian seterusnya. Atas dasar itulah ketergantungan suatu negara terhadap negara lainnya selalu ada, meskipun dengan nilai intensitas yang tidak sama, tergantung dari seberapa maju aktivitas ekonomi negara tersebut. Sebagai contoh negara Amerika memang telah sangat maju dan besar transaksi ekonoinya sehingga dalam beberpa hal seperti nilai tukar dan tingkat bunga misalnya, secara umum menjadi acuan bagi negara-negara lainnya, termasuk oleh Indonesia.
103
104
Beberapa gambar di atas menunjukkan bahwa besarnya nilai ekspor negara Amerika ke berbagai negara dapat menjadi alasan mengapa kebijakan moneter dan kebijakan makro lainnya di Amerika akan berdampak pada kebijakan moneter dan kebijakan lain di negara-negara lainnya, termasuk Indonesia. Gambar di atas juga menunjukkan bahwa berbedaan tingkat bunga di berbagai negara tersebut akan mempengaruhi lalu lintas dana diantara negara-negara tersebut. Tingkat bunga yang tinggi (asalkan tidak diikuti dengan tingkat inflasi yang tinggi), akan mengundang dana asing untuk masuk, sehingga dapat menggairahkan aktivitas ekonomi di negara tersebut. Jadi jelaslah, bahwa kebijakan moneter yang ditempuh oleh pemerintah Indonesia juga akan dipengaruhi oleh kebijakan moneter negara lain, khususnya Amerika. Tingkar bunga yang ditetapkan Bank Indonesia, pada umumnya selalu mengacu pada suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Sentral Amerika. Begitu pula kebijakan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah selalu dikaitkan dengan nilai dollar Amerika. Apakah hal ini salah ? Tentu saja tidak, selama pengaruh luar negeri tersebut dapat dikelola dengan baik dan justru dapat dimanfaatkan untuk kepentingan perekonomian negara Indoneisia. Senagai contoh melemahnya rupiah dapat dijadikan momen yang baik untuk meningkatkan nilai ekspor dan meningkatkan devisa negara.
105
Pengaruh eksternal juga dapat datang dari aktivitas ekonomi negara-negara lainnya. Sebagai contoh, ekonomi Cina yang tumbuh luar biasa telah mempengaruhi aktivitas ekonomi di Indonesia melalui banyaknya produk-produk dari negara Cina yang masuk ke Indonesia, sehingga bila tidak dapat diantisipasi dengan berbagai kebijakan moneter dan kebijakan lain yang berpihak pada produsen dan produk lokal, maka akan banyak produsen dan produk lokal mengalami kesulitan dengan masuknya produk-produk dari Cina yang terkenal kreatif dan berharga murah tersebut.
106
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan diatas diketahui bahwa efektifitas kebijakan moneter sangatlah berpengaruh penting dalam pengendalian ekonomi makro, Karena dengan adanya kebijakan makro usaha pengendalian ekonomi makro akan dapat menstabilkan harga dan inflasi serta peningkatan output keseimbangan.
107
108
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijakan pemerintah yang dilaksanakan khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakam laju pertumbuhan yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Kuznets dan Sirojuzilam
mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai
“Kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu Negara untuk menyediakan semakin banyak barang kepada penduduknya, kemampuan ini bertambah sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan”. Untuk dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetapi stabil tidaklah pekerjaan yang mudah untuk dilaksanakan, ini ibaratnya mata uang 2 sisi, kadang dicapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak stabil. Untuk mencapai inilah diperlukan kebijakan moneter. Kebijakan moneter bertujuan mengarahkan perekonomian makro ke kondisi yang lebih baik dan atau diinginkan. Kondisi-kondisi tersebut diukur dengan menggunakan indicator-indikator makro utama seperti terpeliharanya pertumbuhan ekonomi yang baik, stabilitas harga umum yang terkendali, dan menurunnya tingkat pengangguran. Sesuai dengan kondisi perekonomian masyarakat Indonesia yang kegiatannya bertumpu pada aset keuangan kredit perbankan, maka pemerintah perlu melaksanakan kebijakan moneter melalui pengelolaan atau pengaturan system perkreditan secara dinamis, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi struktur potensi ekonomi masyarakat daerah (resource base) yang akan digerakkan. Kebijakan moneter tujuannya adalah untuk mencapai stabilisasi ekonomi. Berhasil tidaknya tujuan dari kebijakan moneter tersebut dipengaruhi oleh dua faktor, pertama: kuat tidaknya hubungan kebijakan moneter dengan kegiatan ekonomi tersebut, kedua: jangka waktu perubahan kebijakan moneter terhadap kegiatan ekonomi.
109
B.
Rumusan Masalah Berdasarkan paparan pada latar belakang, maka terlihat pentingnya pemahaman mengenai Apa yang dimaksud kebijakan moneter, apa tujuan dari kebijakan moneter dan apakah kebijakan moneter memiliki dampak terhadap perekonomian Pemahaman tentang analisis kebijakan moneter akan menjadi lebih penting bagi Indonesia.
C.
Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian dan tujuan dari kebijakan moneter 2. Mengetahui jenis – jenis kebijakan moneter 3. Mengetahui hal – hal yang perlu di perhatikan dalam kebijakan moneter
110
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Kebijakan Moneter Kebijakan Moneter yaitu suatu usaha dalam mengendalikan keadaan ekonomi makro agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan melalui pengaturan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian atau langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan tingkat bunga. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
B.
Tujuan Kebijakan Moneter Tujuan dari kebijakan moneter adalah sebagai berikut ini:
Menjaga kestabilan ekonomi artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.
Menjaga kestabilan harga yaitu harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia dipasar.
Meningkatkan kesempatan kerja yaitu pada saat perekonomian stabil pengusaha akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan kerja mayarakat.
Memperbaiki
neraca
perdagangan
kerja
masyarakat
yaitu
dengan
jlan
meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk kedalam negeri atau sebaliknya.
111
C.
Jenis-jenis kebijakan moneter Dalam prakteknya, untuk menerapkan semua jenis kebijakan moneter alat utama yang digunakan adalah memodifikasi jumlah uang primer yang beredar. Otoritas moneter melakukan hal ini dengan membeli atau menjual aset keuangan (biasanya kewajiban pemerintah). Ini operasi pasar terbuka berubah baik jumlah uang atau likuiditas (jika bentuk cair kurang dari uang yang dibeli atau dijual). The multiplier effect perbankan cadangan fraksional memperkuat dampak dari tindakan. transaksi pasar Konstan oleh otoritas moneter memodifikasi pasokan mata uang dan ini dampak variabel pasar lain seperti suku bunga jangka pendek dan nilai tukar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu :
Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy yaitu suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar disuatu Negara, apabila tidak ada kebijakan ini maka jumlah uang di suatu negara akan menipis sehingga transaksi atau jual beli disuatu negara akan terganggu.
Kebijakan Moneter Kontraktif/ Monetary Contractive Policy yaitu suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policu).
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah duit yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum terkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank 112
sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
Himbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
D.
Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam kebijakan moneter
Inflasi penargetan Berdasarkan pendekatan kebijakan target adalah untuk menjaga inflasi , di bawah sebuah definisi tertentu seperti Indeks Harga Konsumen , dalam kisaran yang diinginkan. Target inflasi ini dicapai melalui penyesuaian berkala kepada Bank Sentral suku bunga target. Tingkat bunga yang digunakan adalah umumnya tingkat antar bank di mana bank meminjamkan kepada satu sama lain semalam untuk keperluan arus kas. Tergantung pada negara ini tingkat bunga tertentu yang bisa disebut uang bunga atau sesuatu yang serupa. Target
suku
bunga
dipertahankan
untuk
jangka
waktu
tertentu
menggunakan operasi pasar terbuka. Biasanya durasi bahwa target suku bunga dipertahankan konstan akan bervariasi antara bulan dan tahun. Target suku bunga biasanya ditinjau secara bulanan atau kuartalan oleh komite kebijakan. Perubahan target suku bunga dibuat sebagai tanggapan terhadap berbagai indikator pasar dalam upaya untuk memperkirakan tren ekonomi dan dengan demikian pasar tetap pada jalur untuk mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan. Sebagai contoh, satu metode sederhana inflation targeting disebut aturan Taylor 113
menyesuaikan tingkat suku bunga sebagai respon terhadap perubahan dalam tingkat inflasi dan kesenjangan output . Aturan diusulkan oleh John B. Taylor dari Universitas Stanford . Penargetan inflasi pendekatan untuk pendekatan kebijakan moneter ini dipelopori di Selandia Baru. Hal ini saat ini digunakan di Australia , Brazil , Kanada , Chile , Kolombia , yang Republik Ceko , Selandia Baru , Norwegia , Islandia , Filipina , Polandia , Swedia , Afrika Selatan , Turki , dan Inggris .
Harga Penargetan Tingkat Harga penargetan tingkat mirip dengan inflation targeting kecuali bahwa pertumbuhan CPI dalam satu tahun atas atau di bawah target tingkat harga jangka panjang adalah offset pada tahun-tahun berikutnya sehingga tingkat harga yang ditargetkan tercapai dari waktu ke waktu, misalnya lima tahun, memberikan kepastian lebih lanjut tentang masa depan kenaikan harga kepada konsumen. Dalam inflation targeting apa yang terjadi pada tahun-tahun terakhir segera tidak diperhitungkan atau disesuaikan dalam tahun berjalan dan masa depan.
Agregat Moneter Pada 1980-an, beberapa negara menggunakan pendekatan yang didasarkan pada pertumbuhan konstan dalam jumlah uang beredar. Pendekatan ini disaring untuk memasukkan kelas yang berbeda dari uang dan kredit (M0, M1 dll). Di Amerika Serikat ini pendekatan kebijakan moneter dihentikan dengan pemilihan Alan Greenspan sebagai Ketua Fed. Pendekatan ini juga kadang-kadang disebut monetarisme . Sementara kebijakan yang paling moneter berfokus pada sinyal harga satu bentuk atau lain, pendekatan ini difokuskan pada jumlah moneter.
Nilai Tukar Tetap Kebijakan ini didasarkan pada mempertahankan nilai tukar tetap dengan mata uang asing. Ada berbagai tingkat nilai tukar tetap, yang dapat peringkat dalam kaitannya dengan cara kaku kurs tetap adalah dengan bangsa jangkar. Di bawah sistem nilai fiat tetap, pemerintah daerah atau otoritas moneter menyatakan nilai tukar tetap tetapi tidak aktif membeli atau menjual mata uang untuk
mempertahankan
tingkat.
Sebaliknya,
tingkat
dipaksakan
oleh-
konvertibilitas tindakan-tindakan non (misalnya kontrol modal , impor / lisensi ekspor, dll). Dalam hal ini ada tingkat pasar gelap tukar dimana perdagangan mata uang pada pasar / nilai tidak resmi.
114
Di bawah sistem fixed-konvertibilitas, mata uang dibeli dan dijual oleh bank sentral atau otoritas moneter setiap hari untuk mencapai nilai tukar target. Tingkat mungkin target tingkat tetap atau sebuah band tetap di mana nilai tukar dapat berfluktuasi sampai otoritas moneter campur tangan untuk membeli atau menjual yang diperlukan untuk mempertahankan nilai tukar dalam band. (Dalam kasus ini, nilai tukar tetap dengan tingkat tetap dapat dilihat sebagai kasus khusus dari kurs tetap dengan band-band di mana band-band yang diatur ke nol.) Di bawah sistem nilai tukar tetap dikelola oleh suatu dewan mata uang setiap unit mata uang lokal harus didukung oleh unit mata uang asing (mengoreksi nilai tukar). Hal ini memastikan bahwa basis moneter lokal tidak akan mengembang tanpa didukung oleh mata uang keras dan menghilangkan segala kekhawatiran tentang berjalan di mata uang lokal dengan mereka yang ingin mengkonversi mata uang lokal ke mata uang (jangkar) keras.
115
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan Ekonomi Moneter merupakan suatu cabang ilmu ekonomi yang membahas tentang peranan uang dalam mempengaruhi tingkat harga-harga dan tingkat kegiatan ekonomi dalam suatu negara. Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
116
117
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Selama ini manajemen moneter di Indonesia diarahkan untuk mencapai sasaran akhir kestabilan ekonomi makro, yaitu laju inflasi yang cukup rendah, laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan kemantapan neraca pembayaran. Kebijakan moneter lebih difokuskan pada pengendalian permintaan aggregat yaitu untuk mengendalikan tekanan-tekanan permintaan (aggregate demand pressures) yang disebabkan oleh tingginya kesenjangan antara permintaan aggregat dengan output potensial(output gap). Hal ini mengingat besarnya output gap tersebut menentukan tingkat laju inflasi dan laju pertumbuhan dalam ekonomi. Semakin tinggi output gap, laju pertumbuhan ekonomi dapat lebih tinggi akan tetapi akan dibarengi dengan laju inflasi yang lebih tinggi pula. Bank Sentral harus menentukan seberapa jauh output gap tersebut akan diperkecil untuk menentukan imbangan antara sasaran laju inflasi dan laju pertumbuhan ekonomi yang dianggap paling “optimal”. Bank Sentral lebih memfokuskan pada pencapaian satu sasaran yang diprioritaskan yaitu laju inflasi. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu kebijakan moneter? 2. Bagaimana kebijakan moneter dalam ketidakpastian? C. Tujuan Penulisan 1. Menjelaskan pengertian kebijakan moneter. 2. Menjelaskan kebijakan moneter dalam ketidakpastian.
118
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Moneter Kebijaksanaan moneter merupakan salah satu faktor yang dapat memepengaruhi kegiatan ekonomi. Banyak faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi namun faktor-faktor ini di luar kontrol pemerintah. Tetapi, kebijaksanaan moneter merupakan faktor yang dapat di kontrol oleh pemerintah sehingga dengan demikian dapat di pakai untuk mencapai sasaran pembangunan ekonomi. Pengaruh kebijaksanaan moneter ini pertama terasa pada sektor moneter perbankan, yang kemudian di transfer ke sektor riil. Telah banyak bukti bahwa perubahan dalam indikator moneter (tingkat bunga, inflasi, kredit dan sebagainya) akan mempengaruhi sektor riil (misalnya konsumsi dan investasi). Dengan demikian kegiatan ekonomi akan terpengaruh. Bagaimana mekanisme transmisi kebijaksanaan moneter ini mempengaruhi kegiatan ekonomi secara terperinci akan di uaraikan pada sub-bab berikut. B. Mekanisme Transmisi Kebijkan Moneter a.
jalur biaya modal (the cost of capital channel) Dalam ekonomi keynes, tingkat bunga merupakan penghubung utama antara sektor moneter dengan sektor riil. Perubahan jumlah uanag misalnya, akan mempengaruhi tingkat bunga.
b. jalur kekayaan (wealth channel) Pengaruh perubahan jumlah uang terhadap pendapatan nasional dapat juga melalui jalur kekayaan. Pengertian kekayaan biasanya meliputi: - Kekayaan yang berupa barang phisik (rumah,tanah dan sebagainya) - Surat berharga - Uang tunai c.
jalur harga relatip (teori portofolio) Teori portofolio merupakan dasar yang rasional mengapa seseorang memegang sesuatu (beberapa) kekayaan tertentu, termasuk dalam bentuk uang.
d. jalur langsung (teori monetaris) Menurut teori ini pengaruh kebijakan moneter terhadap GNP secara langsung. Jalur mekanisme langsung, ini sifatnya sederhana.
119
C. Kebijakan Moneter dalam Ketidakpastian Para pengambil keputusan biasanya tidak mempunyai pengetahuan yang sempurna tentang keadaan ekonomi serta kesululitan dalam melakukan peramalan secara teliti di karenakan beberapa faktor
yang sukar di duga sebelumnya, seperti :
pemogokan,perang atau krisis moneter. Karena ketidak pastian ini selalu di hadapi oleh penguasa moneter, maka harus dpat di rumuskan suatu strategi kebijaksanaan moneter yang sesuai dengan sumber atau jenis ketidakpastian tersebut. Strategi penguasa moneter adalah memilih instrumen kebijaksanaan moneter (menentukan tingkat bunga atau jumlah uang beredar) yang memberikan “policy error” (penyimpangan dari taget) paling kecil. Kalau semuanya serba pasti, kedua instrumen itu tidak ada bedanya, sama-sama bisa mencapai target yang di inginkan. 1. Dalam Keadaan Adanya Kepastian Seperti telah di sebutkan di atas, apabila penguasa moneter itu tahu persis posisi ISLM (jadi ada kepastian), maka instrumen kebijaksanaan moneter apapun akan dpat mencapai sasaran. 2. Dalam Keadaan Adanya Ketidakpastian ketidak pastian ini dapat berasal dari sektor riil, moneter atau kedua-duanya. Terlebih dulu akan ketidakpastian dalam sektor riil.
120
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Teori moneter merupakan unsur yang tak terpisahkan dari teori ekonomi. Juga mempunyai hubungan erat dengan bidang ilmu ekonomi, termasuk Teori Perilaku Konsumen, Teori Perilaku Produsen dan Teori Keseimbangan Umum. Adanya perkembangan dalam cabang Teori Ekonomi yang lain mempunyai dampak pada Teori Ekonomi Moneter dan sebaliknya. Teori Moneter mempunyai kekhususan yang dimilikinya yang berarti bahwa dalam sejarah perkembangannya, ekonomi moneter mengkhususkan pada pertanyaan tertentu dan beberapa konsep yang telah mempunyai pengaruh besar pada teori moneter dibandingkan cabang ekonomi lainnya. B. Saran Pentingnya mengetahui tentang beberapa teori yang berhubungan dengan uang karena setiap hari secara tidak langsung kita telah terjun dan menjalankan teori tersebut.
121
122
BAB I PEMBAHASAN
A. Pengertian Inflasi Inflasi merupakan proses kenaikan harga-harga umum secara terus menerus. Inflasi akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, karena secara riil tingkat pendapatannya juga menurun. Misalnya, besarnya inflasi pada tahun yang bersangkutan naik sebesar 7%, sementara pendapatan tetap, hal itu berarti secara riil pendapatan mengalami penurunan sebesar 7% yang akibatnya relatif akan menurunkan daya beli sebesar 5%.
B. Jenis-Jenis Inflasi Inflasi yang terjadi dapat dikelompokkan berdasarkan sifat, sebab terjadinya, dan berdasarkan asalnya. a. Inflasi Berdasarkan Sifatnya Berdasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu inflasi rendah, inflasi menengah, inflasi berat, dan inflasi sangat tinggi. 1) Inflasi Rendah (Creeping Inflation) Inflasi rendah (creeping inflation) yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10% per tahun. Inflasi ini dibutuhkan dalam ekonomi karena akan mendorong produsen untuk memproduksi lebih banyak barang dan jasa. 2) Inflasi Menengah (Galloping Inflation) Inflasi menengah (galloping inflation) yaitu inflasi yang besarnya antara 10–30% per tahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi 2 digit, misalnya 15%, 20%, dan 30%. 3) Inflasi Berat (High Inflation) Inflasi berat (high inflation) yaitu inflasi yang besarnya antara 30–100% per tahun, misalnya inflasi yang terjadi pada pertengahan dekade 1960an yang mencapai 600%. 4) Inflasi Sangat Tinggi (Hyperinflation) Inflasi sangat tinggi (hyperinflation) yaitu inflasi yang ditandai oleh naiknya harga secara drastis hingga mencapai 4 digit (di atas 100%). Pada kondisi ini,
123
masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya turun sangat tajam sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.
b. Inflasi Berdasarkan Sebabnya Berdasarkan sebabnya, inflasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1) Demand Pull Inflation Inflasi ini terjadi sebagai akibat pengaruh permintaan yang tidak diimbangi oleh peningkatan jumlah penawaran produksi. Akibatnya, sesuai dengan hukum permintaan, jika permintaan banyak sementara penawaran tetap, harga akan naik. Jika hal ini berlangsung secara terus-menerus, akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru. 2) Cost Push Inflation Inflasi ini disebabkan karena kenaikan biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan biaya input atau biaya faktor produksi. Akibat naiknya biaya faktor produksi, dua hal yang dapat dilakukan oleh produsen, yaitu langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama atau harga produknya naik karena penurunan jumlah produksi. 3) Bottle Neck Inflation Inflasi ini dipicu oleh faktor penawaran (supply) atau faktor permintaan (demand). Jika dikarenakan faktor penawaran maka persoalannya adalah sekalipun kapasitas yang ada sudah terpakai
tetapi permintaannya
masih
banyak sehingga
menimbulkan inflasi. Adapun inflasi karena faktor permintaan disebabkan adanya likuiditas yang lebih banyak, baik itu berasal dari sisi keuangan (monetary) atau akibat tingginya ekspektasi terhadap permintaan baru. c. Inflasi Berdasarkan Asalnya Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut. 1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) Inflasi ini timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara. Untuk mengatasinya, biasanya pemerintah melakukan kebijakan mencetak uang baru. 2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation) Inflasi ini timbul karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi. Kenaikan harga-harga di luar negeri atau di negara124
negara mitra dagang utama (antara lain disebabkan melemahnya nilai tukar) yang secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan kenaikan biaya produksi di dalam negeri. Kenaikan biaya produksi biasanya akan disertai dengan kenaikan harga-harga barang.
125
C. Teori Inflasi Terdapat tiga teori utama yang menerangkan mengenai inflasi, di antaranya sebagai berikut. a. Teori Kuantitas Teori ini mengacu pada persamaan pertukaran dari Irving Fisher, yaitu MV=PT. Menurut teori ini, terdapat tiga penyebab naiknya harga barang secara umum yang cenderung akan mengarah pada inflasi, yaitu sebagai berikut. 1. Jika dalam perekonomian, jumlah uang beredar (M) dan transaksi barang produksi (T) relatif tetap, harga (P) akan naik jika sirkulasi uang atau kecepatan perpindahan uang (V) dari satu tangan ke tangan yang lain berlangsung cepat (masyarakat terlalu konsumtif ). 2. Jika dalam perekonomian, kecepatan perpindahan uang (V) dan transaksi barang produksi (T) tetap, kenaikan harga disebabkan oleh terlalu banyaknya uang yang dicetak dan diedarkan ke masyarakat. 3. Jika dalam perekonomian, kecepatan perpindahan uang (V) dan jumlah uang beredar (M) tetap, kenaikan harga disebabkan oleh turunnya transaksi barang produksi (T) secara nasional. Dengan demikian, persentase kenaikan harga hanya akan sebanding dengan kenaikan jumlah uang beredar atau sirkulasi uang, tetapi tidak terhadap jumlah produksi nasional. b. Teori Keynes Menurut teori ini, inflasi terjadi karena masyarakat hidup di luar batas kemampuan ekonominya. Teori ini memfokuskan bagaimana persaingan dalam mendapatkan penghasilan antargolongan masyarakat dapat menimbulkan permintaan agregat yang lebih besar daripada jumlah barang yang tersedia. c. Teori Strukturalis Teori ini disebut juga teori inflasi jangka panjang. Teori ini menyoroti sebabsebab inflasi
yang
berasal
dari
kekakuan
struktur
ekonomi.
Dengan
demikian, pertambahan barang-barang produksi ini terlalu lambat dibanding dengan pertumbuhan kebutuhannya sehingga menaikkan harga bahan makanan dan kelangkaan devisa. Hal ini berakibat pada kenaikan hargaharga barang lain sehingga terjadi inflasi yang relatif berkepanjangan jika pembangunan sektor penghasil bahan pangan dan industri barang ekspor tidak ditambah.
126
D. Dampak Inflasi Inflasi
umumnya
memberikan
dampak
yang
kurang
menguntungkan
dalam perekonomian. Adapun dampak inflasi di antaranya sebagai berikut. 1. Jika harga barang secara umum naik terus-menerus, masyarakat akan panik sehingga perekonomian tidak berjalan normal, karena di satu sisi masyarakat yang berlebihan uang akan memborong barang, sementara yang kekurangan uang tidak bisa membeli barang, akibatnya negara rentan terhadap segala macam kekacauan yang ditimbulkannya. 2. Sebagai akibat dari kepanikan tersebut, masyarakat cenderung untuk menarik tabungan secara besar-besaran (rush) untuk membeli dan menumpuk barang, akibatnya bank kekurangan dana yang berdampak pada tutup atau bangkrut,serta rendahnya dana investasi yang tersedia. 3. Produsen cenderung memanfaatkan kesempatan kenai kan harga untuk memperbesar keuntungan dengan cara mempermainkan harga di pasar sehingga harga akan terus naik. 4. Distribusi barang relatif tidak adil karena adanya penumpukkan dan konsentrasi produk pada daerah yang masyarakatnya dekat dengan sumber produksi serta masyarakatnya memiliki banyak uang. 5. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha. 6. Jika inflasi berkepanjangan, produsen banyak yang bangkrut karena produknya relatif akan semakin mahal sehingga tidak ada yang mampu membeli. 7. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengonsumsi, produksi akan diusahakan seefisien mungkin dan konsumtifisme dapat ditekan.
127
128
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis global dapat membuat keadaan perekonomian di berbagai Negara sangat menghawatirkan
dan
membuat
tingkat
perekonomian
menerun
tajam,
yang
mengakibatkan suasana ketidakpastiannya sangat tinggi terhadap masa depan suatu Negara yang mengalaminya. Akibatnya, gambaran ekonomi dunia terlihat makin suram dari hari ke hari walaupun semua bank sentral sudah menurunkan suku bunga sampai tingkat yang terendah. Untuk menangani agar tidak terjadinya krisis global tersebut berbagai elemenelemen dari suatu Negara mencoba mencari, dan berusaha menemukan jalan keluar dari masalah krisis global tersebut. Selama ini kita mengenal tiga sistem perekonomian yang berlaku di dunia yaitu sistem kapitalis, sistem sosialis dan sistem campuran. Salah satu dari tiga sistem tersebut diterapkan di Indonesia yaitu sistem campuran, dimana sistem campuran adalah sebuah sistem perekonomian dengan adanya peran pemerintah yang ikut serta menentukan caracara mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat. Tetapi campur tangan ini tidak sampai menghapuskan sama sekali kegiatan-kegiatan ekonomi yang dilakukan pihak swasta yang diatur menurut prinsip-prinsip cara penentuan kegiatan ekonomi yang terdapat dalam perekonomian pasar. Untuk mengatasi dan mencegah terjadinya krisis global Negara Indonesia melakukan kebijakan-kebijakan yang bertujuan agar kondisi perekonomian Indonesia pulih kembali.
129
B. Rumusan Masalah 1. Apakah kebijkan fiskal dan moneter itu? 2. Apa sajakah yang termasuk dalam kebijakan fiskal dan kebijakan moneter ? 3. Tujuan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter ? 4. Hubungan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui mengenai kebijakan fiskal dan moneter. 2. Untuk mengetahui apa sajakah yang termasuk kebijakan fiskal danmoneter. 3. Untuk mengetahui tujuan di keluarkan kebijakan fiskal danmoneter. 4. Untuk mengetahui hubungan antara kebijaka fiskal dan kebijakan moneter.
130
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebijakan Moneter Kebijakan moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standarbunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil. Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.
B. Jenis-jenis Kebijakan Moneter Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
131
Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy) Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
Kebijakan
ini
dilakukan
untuk
mengatasi
pengangguran
dan
meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy).
Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy) Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy).
C. Instrumen Kebijakan Moneter Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :
Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadangkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang. 132
Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.
Imbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian.
D. Tujuan Kebijakan Moneter Bank Indonesia memiliki tujuan untuk mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Tujuan ini sebagaimana tercantum dalam UU No. 3 tahun 2004 pasal 7 tentang Bank Indonesia. Hal yang dimaksud dengan kestabilan nilai rupiah antara lain adalah kestabilan terhadap harga-harga barang dan jasa yang tercermin pada inflasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, sejak tahun 2005 Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Oleh karenanya, Bank Indonesia juga menjalankan kebijakan nilai tukar untuk mengurangi volatilitas nilai tukar yang berlebihan, bukan untuk mengarahkan nilai tukar pada level tertentu. Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan 133
cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
E. Pengertian Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah. Kebijakan fiskal berbeda dengan kebijakan moneter, yang bertujuan men-stabilkan perekonomian dengan cara mengontrol tingkat bunga dan jumlah uang yang beredar. Instrumen utama kebijakan fiskal adalah pengeluaran dan pajak. Perubahan tingkat dan komposisi pajak dan pengeluaran pemerintah dapat memengaruhi variabel-variabel berikut:
Permintaan agregat dan tingkat aktivitas ekonomi
Pola persebaran sumber daya
Distribusi pendapatan Pemerintah menjalankan kebijakan fiskal adalah dengan maksud untuk
mempengaruhi jalannya perekonomian atau dengan perkataan lain, dengan kebijakan fiskal pemerintah berusaha mengarahkan jalannya perekonomian menuju keadaan yang diinginkannya. Dengan melalui kebijakan fiskal, antara lain pemerintah dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional, dapat mempengaruhi kesempatan kerja, dapat mempengaruhi tinggi rendahnya investasi nasional, dan dapat mempengaruhi distribusi penghasilan nasional.
F. Macam-Macam Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal biasa disebut dengan politik fiskal, Dalam pengertian kebijakan fiskal (fiskal policy) adalah implementasi dari bentuk operasional kebijakan anggaran yang dilakukan pemerintah dalam mengatur keuangan negara. Arah kebijakan ditekankan pengalokasian pengeluaran negara dan penerimaan negara terkhusus pada perpajakan, contohnya saja tinggi rendahnya pajak, atau bahkan pembebasan pajak dalam pengendalian perekonomian untuk mencapai tujuan nasional. Dalam menjalankan kebijakan sangat efektif apalagi dibarengi dengan kebijakan moneter. Adapun tujuan
dilakukannya
kebijakan fiskal adalah sebagai berikut : 134
kebijakan
fiskal
dan
macam-macam
1. Macam-macam Kebijakan Fiskal Berdasarkan Sigi Teorinya Macam-macam kebijakan fiskal terbagi atas 2 bagian yakni macammacam kebijakan fiskal berdasarkan segi teori dan macam-macam kebijakan fiskal berdasarkan jumlah penerimaan dan dan pengeluran, antara lain berikut ini.
Pembiayaan Fungsional (Functional Finance) : Pembiayaan fungsional adalah kebijakan yang mengatur dan mempertimbangkan pengeluaran pemerintah dari berbagai akibat tak langsung pada pendapatan nasional dan bertujuan dalam peningkatan kesempatan kerja.
Pengelolaan Anggaran (The Managed Budget Approach) : Pengelolaan anggaran adalah mengatur pengeluaran pemerintah, hutang dan perpajakan dalam mencapai ekonomi yang stabil.
Stabilisasi Anggaran Otomatis (The Stabilizing budget) : Stabilisasi anggaran adalah kebijakan yang mengatur segala pengeluaran pemerintah dengan pertimbangan manfaat dan besarnya biaya dari berbagai pengeluaran dan program-program pemerintah. tujuannya adalah penghematan anggaran pemerintah.
2. Macam-macam Kebijakan Fiskal Bedasarkan Jumlah Penerimaan dan Pengeluaran
Kebijakan Anggaran Seimbang : kebijakan anggaran seimbang adalah kebijakan yang menyusun jumlah penerimaan dan pengeluaran sama besar, jadi penerimaan yang diterima pemerintah harus sama dengan pengelurannya dan begitupun sebaliknya. Keuntungan kebijakan ini adalah tidak perlu adanya lagi pinjaman baik dari dalam negeri dan luar negeri, sedangkan kerugiannya adalah jika perekonomian negara dalam keadaan kurang baik akan mengakibatkan ekonomi semakin memburuk.
Kebijakan Anggaran Surplus : kebijakan anggaran surplus adalah kebijakan yang disusun dengan pendapatan/penerimaan harus lebih besar dari pada pengeluaran atau pengeluaran dengan sedikit tetapi pendapatan/penerimaan banyak. ini digunakan untuk mencegah inflasi.
135
Kebijakan Anggaran Defisit : kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan yang
disusun
dengan
cara
pengeluaran
lebih
besar
dari
pada
penerimaan/pendapatan. Ini berupakan kebalikan dari kebijakan anggaran surplus. Kebijakan anggaran defisit dilakukan untuk mengurangi depresi dan kelesungan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi menyebabkan kekurangan anggaran.
Kebijakan Anggaran Dinamis : kebijakan anggaran dinamis adalah kebijakan yang disusun dengan cara jumlah pengeluaran dan penerimaan sama besar dan lama-kelamaan jumlahnya makin bertambah. kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi kebutuhan yang terus bertambah sehingga dibutuhkan jumlah yang besar.
G. Tujuan Kebijakan Fiskal Adapun tujuan-tujuan dari terjadinya dan berlangsungnya kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut..
Mencapai stabilitas perekonomian
Memacu dan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi
Memperluas dan menciptakan lapangan kerja
Menciptakan terwujudnya keadilan sosial bagi masyarakat
Mewujudkan pendistribusian dan pemerataan pendapatan.
Mencegah pengangguran dan menstabilkan harga Permasalahan umum dalam kegiatan ekonomi adalah inflasi. Inflasi adalah
jumlah uang beredar dimasyarakat yang besar dibandingkan jumlah barang dan jasa akan menyebabkan kenaikan harga-harga barang. Cara-cara dalam menghadapi inflasi melalui kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut..
136
Cara Alternatif Dalam menganggulangi Inflasi melalui Kebijakan Fiskal
Bank Indonesia sebagai bank sentral yang memiliki otoritas keuangan akan berusaha mengurangi jumlah uang yang beredar di masyarakat sampai terciptanya keseimbangan dengan jumlah barang dan jasa yang tersedia.
Mengupayakan peningkatan produksi sehingga nantinya jumlah barang atau jasa di masyarakat bertambah yang selanjutnya akan tercapai keseimbangan antara jumlah barang/jasa dengan jumlah uang yang beredar
Keputusan Mengatasi Inflasi melalui Kebijakan Fiskal
Mengurangi anggaran pengeluaran pemerintah dengan mengoptimalkan pos-pos vital.
Meningkatkan perolehan pajak melalui upaya peningkatan kesadaran pajak masyarakat serta pengenaan tarif pajak yang tinggi untuk beberapa komponen pajak yang dianggap perlu.
Melakukan pinjaman pemerintah guna menutup kekurangan yang ada. Tetapi sifat dari pinjaman yang dilakukan pemerintah hanyalah sebagai pelengkap dalam proses pembangunan.
H. Hubungan Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Sebagaiman kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada giliranya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa. Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.
137
KESIMPULAN Kebijakan fiskal dan moneter adalah kebijakan yang di lakukan dengan tujuan untuk mengelola isi permintaan barang dan jasa, untuk mempertahankan produksi Yang mendekati full employment dan untuk mempertahankan tingkat harga barang dan jasa agar inflasi dan deflasi tidak terjadi. Bagi negara sedang berkembang sebenarnya sulit untuk menyesuaikan antara pendapatan negara yang sedang berkembang rendah sedangkan kebutuhan untuk menyediakan barang dan jasa serta membelanjai pengeluaran yang lainya lebih besar. Sedangkan kebijakan campuran adalah merupakan campuran daari dua kebijakan bdiatas yang di lakukan dengan cara mengubah pengeluaran, pengenaan pajak ataupun jumlah uang yang beredar secara bersama-sama. Sebagaiman kita ketahui bahwa kebijakan moneter akan mempengaruhi pasar uang dan pasar surat berharga, dan pasar uang dan surat berhargta itu akan menentukan tinggi rendahnya tingkat bunga, dan tingkat bunga akan memperngaruhi tingkat agregat. Kebijakan fiskal akan mempunyai pengaruh terhadap permintaan dan penawaran agregat, yang pada giliranya permintaan dan penawaran agregat itu akan menentukan keadaan di pasar barang dan jasa. Kondisi di pasar barang dan jasa ini akan menentukan tingkat harga dan kesempatan kerja akan menentukan tingkat pendapatan dan tingkat upah yang di harapkan. Keduanya akan memiliki umpan balik yaitu pendapatan akan memberikan umpan balik terhadap permintaan agregat dan upah harapan mempunyai umpan balik terhadap penawaran agregat dan pasar uang serta pasar surat berharga.
138
139
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perdagangan valuta asing (valas) merupakan kegiatan yang penting bagi sebuah negara. Suatu negara atau perusahaan yang sudah melibatkan diri dalam perdagangan internasional (ekspor/impor) wajib melakukan transaksi valas guna memenuhi kebutuhan pembayarannya. Menurut survei BIS (Bank International for Settlement, bank sentral dunia), yang dilakukan pada akhir tahun 2004, nilai transaksi pasar valuta asing mencapai lebih dari USD $1,4 triliun per harinya. Mengingat tingkat likuiditas dan percepatan pergerakan harga yang tinggi tersebut, valuta asing juga telah menjadi alternatif yang paling populer karena ROI (return on investment) serta laba yang akan didapat bisa melebihi rata-rata perdagangan pada umumnya. Akibat pergerakan yang cepat tersebut, maka pasar valuta asing juga memiliki risiko yang tinggi. Di Indonesia, perdagangan valuta asing juga mencapai nilai yang tinggi. Hal ini dikarenakan banyak perusahaan yang telah melibatkan diri dalam bisnis internasional yang mewajibkan pembayaran menggunakan valuta asing. Jika suatu bisnis masuk ke dalam perdagangan internasional, maka tentunya mereka terekspos terhadap risiko valuta asing yang tentunya cukup tinggi. Namun permasalahan yang sering dihadapi masih banyak pengusaha khususnya yang masih belum dapat mengatasi risiko valas ini dengan baik. Transaksi perdagangan hanya melihat kurs valas saja tanpa mempertimbangkan faktor lain maupun peramalan masa depan akan keuntungan maupun kerugian yang ditanggung. Oleh karena itu, pada kesempatan ini sedikit akan dibahas mengenai valuta asing serta manajemen risiko perdagangan valuta asing yang dapat meminimalisir kerugian dan memperoleh keuntungan yang diharapkan. Semoga bermanfaat. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan perdagangan uang/valas? 2. Apa saja exposure valuta asing 3. Bagaimana manajemn resiko trading 1.3 Tujuan 1. Mengetahui perdagangan uang/valas. 2. Mengetahui jenis-jenis exposure valuta asing. 3. Mengetahui manajemen perdagangan. 140
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Bursa Valuta Asing Bursa valuta asing atau disingkat valas merupakan suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang/pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia bursa selama 24 jam secara berkesinambungan. Dalam kegiatan valas, transaksi yang dilakukan untuk kepentingan nasabah, bukan untuk kepentingan bank disebut dengan transaksi komersial/derivatif. Sedangkan transaksi yang dilakukan untuk mendapatkan keuntungan bagi bank yang bersangkutan dari fluktuasi nilai tukar mata uang disebut dengan transaksi spekulatif. a. Tujuan Perdagangan Valas Valas dapat diperjualbelikan perseorangan, perusahaan, maupun bank dalam membiayai impor atau menukar valas hasil ekspor. Tujuan bank bertransaksi valas: 1. Service kepada nasabah 2. Kepentingan bank (melakukan pembayaran dalam bentuk mata uang asing, ekspor/impor, GWM valas) 3. Memperoleh keuntungan (spekulasi)
b. Fungsi Perdagangan Valas Beberapa fungsi pokok pasar valuta asing dalam membantu lalu-lintas pembayaran internasional yaitu: 1. Mempermudah pertukaran valuta asing serta pemindahan dana dari satu negara ke negara lain. Proses penukaran atau pemindahan dana ini dapat dilakukan dengan sistem clearing seperti halnya yang dilakukan oleh bank-bank serta pedagang. 2. Karena sering terdapat transaksi internasional yang tidak perlu segera diselesaikan pembayaran atau penyerahan barangnya, maka pasar valuta asing memberikan kemudahan untuk dilaksanakannya perjanjian atau kontrak jual beli dengan kredit. 3. Memungkinkan dilakukannya hedging. Seorang pedagang melakukan hedging apabila pada saat yang sama melakukan transaksi jual beli valuta asing yang berbeda, untuk menghilangkan / mengurangi risiko kerugian akibat perubahan kurs.
141
c. Instrumen Valas 1. Transaksi Spot: transaksi pembelian atau penjualan valuta asing lawan valuta (asing) lainnya pada hari ini dengan penyerahan dua hari kerja setelah tanggal transaksi. 2. Transaksi Forward: transaksi valas secara berjangka di mana penyerahan valutanya dilakukan pada suatu tanggal tertentu di kemudian hari. 3. Transaksi Swap: suatu transaksi / kontrak untuk membeli atau menjual valuta asing lawan valuta (asing) lainnya pada tanggal valuta tertentu sekaligus dengan perjanjian untuk menjual atau membeli kembali pada tanggal valuta berbeda di masa yang akan datang dengan harga yang ditentukan pada tanggal kontrak. d. Risiko Umum Kegiatan Valas 1. Risiko mata uang : bila bank dalam posisi long / overbought dlm suatu mata uang dan nilai tukarnya turun (depresiasi), maka bank akan menanggung kerugian. 2. Risiko liquiditas : pada saat kewajiban dalam mata uang jatuh tempo lebih cepat dari aktivanya. 3. Interest rate risk : ada perubahan suku bunga. 4. Credit risk : bila nasabah gagal memenuhi kewajiban pada saat kredit jatuh tempo. Setelah sedikit mengerti akan valas, maka diperlukan pemahaman akan manajemen risiko trading valas yang berguna untuk mengurangi risiko kerugian akibat pergerakan valas serta dapat memperoleh keuntungan yang diharapkan. Manajemen valuta asing merupakan salah satu fungsi dari ALMA (Assets and Liabilities Management) yang tentunya mengelola valuta asing pada sebuah perusahaan. Pengelolaan ini lebih terfokus sebagai pengelolaan dalam mengatasi risiko kerugian akibat fluktuasi kurs valas, perubahan suku bunga, dan risiko lainnya yang dapat terjadi dalam aktivitas perdagangan valuta asing. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan.
2.2 Exposure Valuta Asing Jika suatu bisnis masuk ke dalam perdagangan internasional, maka tentunya mereka terekspos terhadap risiko valuta asing. Risiko ini terdiri dari beberapa macam, dan masing-masing punya strategi tersendiri untuk mengelolanya. Pada umumnya, Terdapat tiga jenis exposure valuta asing, diantaranya: 1) transaction exposure; 2) operating exposure; dan 3) translation exposure. Karena keterbatasan, pada bahasan kali ini hanya akan dibahas sedikit mengenai exposure yang pertama, yaitu Transaction Exposure.
142
Transaction Exposure Yaitu risiko yang dihadapi oleh perusahaan ketika melakukan transaksi dengan pihak lain dan terkait dengan valas sehingga perusahaan yang terlibat transaksi ini terekspos terhadap risiko perubahan nilai valas di masa depan. Beberapa aktivitas yang dapat mengakibatkan suatu transaction exposure diantaranya adalah: 1. Membeli / menjual dalam kredit dengan harga dalam valas, 2. meminjam / memberi pinjaman, dengan sistem pelunasan menggunakan valas, 3. masuk ke dalam kontrak forward valas, 4. memperoleh asset atau liabilities dalam valas. Ketika sebuah perusahaan menghadapi transaction exposure ia mempunyai dua opsi, yakni hedging atau tidak. Hedging adalah suatu aktivitas lindung nilai dalam rangka mengantisipasi pergerakan mata uang asing. Hedging tidak selalu menjadi pilihan utama. Seandainya perusahaan tidak mau melakukan hedging, maka opsi yang dimilikinya untuk meminimalisir risiko valas adalah: 1. Mentransfer risiko tersebut terhadap pihak lain. Misalnya, perusahaan Indonesia mengenakan harga jual produk ekspornya ke AS dalam Rupiah, bukannya Dollar. Sehingga, pihak lawan (importir AS) yang terekspos terhadap pergerakan mata uang Rupiah. 2. Meminta pelunasan cepat. Risiko mata uang asing dapat diminimalisir jika perusahaan meminta pelunasan secepatnya, sehingga bisa menggunakan nilai mata uang spot. 3. Melakukan netting. Ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang punya banyak cabang dan melakukan banyak transaksi valas. Yang dilakukan adalah mengkonsolidasikan seluruh posisi mata uang asing dalam satu negara, dan dihitung net-nya dari transaksi-transaksi yang terjadi dengan pihak lain.
2.3 Manajemen Risiko Trading Ada 5 macam manajemen risiko trading yang bisa digunakan, bisa kita menggunakan salah satu atau semuanya tergantung dari keinginan dan kemampuan akan resiko yang akan ditanggung oleh trader. 1. Stop Loss / Stop Order Loss Teknik ini merupakan teknik yang paling mudah dimana risiko yang kita ambil hanya sebatas berapa poin yang telah kita tentukan (misalnya 50 atau 70 poin dari harga yang kita ambil). Untuk menggunakan teknik stop loss kita 143
memberikan stop order dibawah harga bila kita beli (buy order) atau diatas harga bila kita jual (sell order). Contoh: Jika kita buy USD/Yen 100.00 kita taruh stop loss / stop order sell di 99.40 Jadi bila harga turun ke 99.40 kita hanya rugi 60 poin. 2. Limit Order Teknik ini merupakan teknik memesan order posisi di harga yang kita tentukan sendiri. Harga yang kita tentukan untuk masuk posisi buy atau sell, sehingga jika harga tersebut tidak tercapai maka kita tidak akan mengalami kerugian dan beban biaya. Limit order berlaku sampai dengan waktu penutupan New York Market (Good Till New York), penutupan market jumat (Good Till Friday), atau sampai limit tersebut dibatalkan (Good Till Cancel). Contoh : Kita memasang limit order buy USD/Yen di 120.00 Kemudian harga hanya turun ke 119.50 lalu kembali naik ke 120.00, sehingga limit order tesebut tidak kena yang kemudian order tersebut dapat kita batalkan. 3. Hedging / Locking Teknik ini merupakan teknik yang banyak digunakan trader, tetapi teknik ini harus digunakan dengan perhitungan yang matang. Teknik ini mengandung resiko dikarenakan kita harus menganalisa kapan kita membuka hedging / locking posisi tersebut. Kita juga akan dibebankan dengan biaya komisi dan interest swap 2 kali, sehingga dana kita harus cukup untuk membayar biaya tersebut. Teknik ini digunakan trader yang tidak ingin rugi sama sekali. Contoh: Jika kita Buy USD/Yen 115.00 dan Sell USD/Yen di 114.70 kita membuka posisi buy 115.00 jika harga naik diatas 115.30 dan membuka posisi sell 114.70 jika harga turun di bawah 114.50. 4. Switching / Turn Over Teknik merupakan teknik merubah posisi, dimana bila posisi yang kita buat salah kita membuang / melikuidasi posisi yang kita miliki dan mengganti dengan posisi baru yang berlawanan arah. Contoh : Jika kita Buy USD/Yen 110.00 kemudian harga turun ke 109.60 kita melikuidasi posisi buy tersebut, kemudian mengambil posisi sell baru di 109.60.
144
5. Average Teknik ini merupakan teknik koleksi posisi, dimana kita menambah posisi sama di harga yang berbeda. Teknik ini merupakan teknik yang membutuhkan modal besar, tetapi potensi keuntungan juga besar. Contoh : Jika kita Buy USD/Yen 125.00 kemudian harga turun di 124.50 kita kemudian buy lagi diharga 124.50, dan jika harga turun lagi ke 124.00 kita buy lagi diharga tersebut, kemudian melepas posisi itu semua di jika harga naik ke 125.50.
145
BAB III PENUTUP
3.3 Kesimpulan Risiko yang ditimbulkan dari perdagangan valas ini cukup tinggi, sehingga diperlukan adanya manajemen risiko yang baik dalam mengelolanya. Hal pertama yang dilakukan ialah mengetahui dan menganalisa secara pasti risiko yang akan dihadapi dalam berdagang valuta asing. Sama halnya pada saham, risiko valas pada umumnya ialah karena ketidakpastian masa depan. Hal ini dapat diatasi dengan beberapa teknik, di antaranya stop loss, limit order, hedging, switching, average, yang dapat digunakan oleh para trader handal berpengalaman karena enuh dengan perhitungan yang cukup matang. Selain teknik tersebut juga dapat dilakukan dengan transfer risiko, pelunasan cepat, netting, yang mungkin dapat dilakukan oleh para trader pemula. Ini bukan berarti bahwa trader pemula tidak dapat menggunakan teknik yang dilakukan trader handal. Tetapi jika perhitungannya kurang matang hanya akan mengandung unsur spekulasi tinggi. Hal-hal tersebut di atas dilakukan untuk meminimalisir kerugian akibat pergerakan valas yang biasa dilakukan oleh para investor risk averse yang tidak mau menanggung risiko tinggi. Lain halnya dengan para investor risk taker yang akan memilih menanggung risiko yang cukup tinggi tetapi menjanjikan keuntungan yang cukup tinggi pula. Hal tersebut biasa dilakukan oleh para investor risk averse dimana dia tidak mau menanggung risiko yang cukup tinggi. Ini bukan berarti bahwa manajemen risiko trading valas tidak penting bagi investor risk taker. Semua kemungkinan risiko yang dihadapi harus dapat diminimalisir sesuai keuntungan yang diharapkan. Untuk meminimalisir kerugian akibat risiko valas, hal yang sering dilakukan ialah teknik hedging, karena teknik ini mudah dilakukan dan risiko yang dihadapi cukup kecil. Walalupun pasti mendatangkan keuntungan, tetapi ada biaya yang harus dikeluarkan, sehingga menjadi pertimbangan investor untuk melakukan teknik ini karena keuntungan yang diperoleh tidak akan maksimal. 3.4 Saran Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh pembaca dalam pengetahuan tentang Perdagangan Valuta Asing. Demi penyempurnaan makalah ini, Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
146
DAFTAR PUSTAKA Bernanke, Ben (2006). “Agregat Moneter dan Kebijakan Moneter di Federal Reserve: Sebuah Perspektif Sejarah” . Federal . BM Friedman ,(2001) “Kebijakan Moneter,” Abstrak. . ” Ensiklopedi Internasional & Perilaku Ilmu Sosial. hal 9976-9984. Mahendra, A. 2008. Analisis Kebijakan Moneter dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Universitas Sumatra Utara: Medan. 1961-2006″ :. Federal Reserve Bank of St Louis Review (89 171 Rogoff, Kenneth , 1985. “Komitmen optimal ke Target Moneter Intermediate”, Quarterly Journal of Economics 100, hal 1169-1189 Pinayani, Ani. Ekonomi Moneter dan Internasional. (http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/1962061 21988031ANI_PINAYANI/Buku_Modul_Makalah/EK_MONETER_DAN_INTERNASIONA L.pdf diakses 15 Februari 2015) http://nizaryudharta.blogspot.com/2014/01/kebijaksanaan-moneter.html http://makalah-artikel-online.blogspot.com/2009/01/kebijakan-moneter-inflation targeting.html Pinayani, Ani. Ekonomi Moneter dan Internasional. (http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/1962061 21988031ANI_PINAYANI/Buku_Modul_Makalah/EK_MONETER_DAN_INTERNASIONA L.pdf diakses 15 Februari 2015) http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/06/kebijakan-moneter-derfinisi-dan.html http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskalinstrumen-serta-penjelasannya http://organisasi.org/definisi-pengertian-kebijakan-moneter-dan-kebijakan-fiskalinstrumen-serta-penjelasannya http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Tujuan+Kebijakan+Moneter/ http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_fiskal http://itshenis.blogspot.com/2012/04/kebijaksanaan-fiskal.html http://pisoftskill.blogspot.com/2011/05/kebijakan-fiskal-dan-moneter-dalam.html
147
Das, A. 2002. Risk and Productivity change of Public Sector Banks, EPW, February, pp.437-447. Dr. Krishn A.Goyal, Risk Management in Indian Banks –Some emerging issues. Int. Eco.J. Res., 2010 1(1) 102-109 Pyle, H. David (1997); Bank Risk Management Theory, Working paper RPF-272, Haas School of Business, University of California, Berkeley.Page-2. Santomero, Anthony M. (1997), “Commercial Bank Risk Management: An Analysis of the Process”, Journal of Financial Services Research , 12, 83-115. Konishi, M., Yasuda, Y., 2004. Factors Affecting Bank Risk Taking: Evidence from Japan. Journal of Banking and Finance 28: 215-232. Kwan, S and Eisenbeis, R, 1997. Bank Risk, Capitalization and Operating Efficiency. Journal of Financial Services Research 12, 117-131. Matthews, K. and J. Thompson, 2008. The Economics of Banking. Chichester: Wiley, 2008; Chapter 3, pp.99-143. McNamee, D., 1997. Risk Management Today and Tomorrow. Wellington, New Zealand: State Services Commission. Neely, Michelle Clark, and David Wheelock, 1997. “Why Does Bank Performance Vary Across States?” Federal Reserve Bank of St. Louis Review, March/April, 2740. www.google.com http://en.wikipedia.org/ http://mylifekefinandri.blogspot.com/2012/01/valuta-asing-dan-manajemenrisiko.html?m=1 28 Februari 2015 14:25 wib
148