Makalah.docx

  • Uploaded by: Nur Fitriani Nasir
  • 0
  • 0
  • December 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,195
  • Pages: 20
MAKALAH BAHASA INDONESIA “ EJAAN ”

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 SITI CHAERANI FATIMAH APDIN (K011181513) FILADELFIA PIRADE (K011181514) SULFIANA (K011181515) DINDA AULIA MIFTAHUL JANNAH (K011181516) ARYAN Y MANGATAS HUTABARAT (K011181517) RIFDAH SAFIRAH. HS. (K011181518) NUR FITRIANI NASIR (K011181519)

PRODI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN TAHUN 2018

Kata Pengantar Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayahNya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah umum Bahasa Indonesia, dengan judul : “ EJAAN ” Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia sampai saat ini. Seperti ungkapan, “Tak ada gading yang tak retak”, begitu pula dengan penulisan makalah yang sangat jauh dari sempurna ini. Kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca untuk memperbaiki kualitas makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan. Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan kesehatan.

Makassar, 21 Februari 2019

Penulis

ii

DAFTAR ISI

Sampul …………………………………………………....……………..……………………..i Kata Pengantar.................................................................................ii Daftar Isi...........................................................................................iii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1 A. Latar Belakang .......................................................................1 B. Rumusan Masalah..................................................................2 C. Tujuan ....................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN........................................................................3 2.1 Ejaan.........................................................................................3 2.2 Pelafalan dan Penulisan Huruf................................................3 2.3 Penulisan Kata ..................................................................... 5 2.4 Angka dan Lambang Bilanga....................................................7 2.5 Unsur Serapan ..................................................................... 8 2.6 Tanda Baca .......................................................................... 9 BAB III PENUTUP..............................................................................16 A. Kesimpulan............................................................................16 DAFTAR PUSTAKA............................................................................17

iii

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang-orang yang boros pemakaian sebuah kata, namun tidak memiliki makna yang begitu berarti. Pemakaian kata tersebut terkadang baik tapi belum tentu benar dalam penggunaan tata bahasa Indonesia menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Oleh karan itu agar kita menggunakan kata yang baik dan benar, kita harus mengetahui dan mempelajari tata bahasa Indonesia menurut Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Manusia berkomunikasi lewat bahasa ,agar saling memahami antara pembicara dan pendengar maka pemilihan suatu kata yang tepat adalah satu faktor penentu dalam komunikasi.

1

B. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Apa definisi Ejaan secara umum maupun dari berbagai pakar ? Bagaimana Pelafalan dan Penulisan huruf ? Bagaimana Penulisan Kata? Bagaimana Penulisan Angka dan Lambang Bilangan? Bagaimana Penulisan Unsur Serapan? Bagaimana Penulisan Tanda Baca?

C. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Memahami definisi ejaan secara umum maupun dari berbagai pakar Memahami Pelafalan dan Penulisan Huruf Memahami Penulisan Kata Memahami Penulisan Angka dan Lambang Bilangan Memahami Penulisan Unsur Serapan Memahami Penulisan Tanda Baca

2

Bab II Pembahasan 2.1 Ejaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ejaan yaitu kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi (kata, kalimat, dan lain sebagainya) dalam bentuk tulisan (huruf-huruf) serta penggunaan tanda baca. 2.1.2 Definisi Ejaan Menurut beberapa Ahli Alek dan Achmad (2011 :259) ejaan adalah keseluruhan peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dalam pembangunan kata, penulisan kata, huruf dan tanda baca. Arifin (2008 :164) ejaan adalah ilmu yang mempelajari bagaimana ucapan atau apa yang dilisankan oleh seseorang ditulis dengan lambanglambang atau gambar-gambar bunyi. Suryaman dan Rahayu (1997 :15) ejaan adalah keseluruhan peraturan dalam melambangkan bunyi-bunyi ujaran, menempatkan tandatanda baca, memotong suku kata, dan menghubungkan kata-kata.

2.2 Pelafalan dan Penulisan Huruf Dalam Bahasa Indonesia ejaan memiliki berbagai macam kaidah, dan telah mengalami berbagai macam perubahan hingga pada EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). EYD terdiri dari beberapa aspek, yaitu diantaranya : 1. Pemakaian Huruf Dalam abjad yang kita gunakan terdiri dari 26 huruf, dan setiap huruf terdiri dari huruf kapital dan huruf kecil. Dari 26 huruf tersebut terdapat 5 huruf vokal yaitu a, i, u, e, o dan 21 huruf konsonan. Dalam EYD terdapat kata gabungan kata konsonan. Ada empat gabungan konsonan dalam EYD yaitu kh, ng, ny, dan sy. Selain itu dalam pemakaian huruf dalam EYD terdapat jenis huruf diftong yang terdiri dari ai, au, dan oi.

3 2. Pemakaian Huruf Kapital Penggunaan huruf kapital dapat digunakan dalam berbagai hal, yaitu : a. Sebagai huruf pertama pada kata di awal kalimat. b. Sebagai huruf pertama petikan langsung c. Sebagai huruf pertama dalam kata dan ungkapan yang berhubungan dengan agama, kitab, suci, Tuhan, serta termasuk dalam kata ganti untuk d. Digunakan sebagai huruf pertama pada enulisan nama gelar kehormatan, keturunan, keagamaan yang diikuti dengan nama orang e. Digunakan sebagai huruf pertama pada unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti dengan nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama instansi atau nama tempat. f. Digunakan sebagai huruf pertama pada penulisan nama orang g. Digunakan dalam penulisan pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa h. Digunakan dalam penulisan huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan peristiwa-peristiwa bersejarah i. Digunakan sebagai huruf pertama nama khas dalam geografi. j. Digunakan sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang terdapat pada nama benda, lambang kepemerintahan dan ketatanegaraan, serta pada dokumen resmi k. Digunakan sebagai huruf pertama pada semua kata di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali pada beberapa kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang tidak terletak pada bagian awal l. Digunakan sebagai huruf pertama pada singkatan nama gelar, pangkat dan sapaan. m. Digunakan sebagai huruf pertama dalam penunjuk hubungan kekerabatan seperti pada kata bapak, ibu, saudara, kakak, adik dan paman yang dipakai dalam penyapaan dan pengacuan n. Digunakan sebagai huruf pertama dalam kata ganti Anda 3. Huruf Miring 4

Penggunaan huruf miring memiliki beberapa ketentuan, yaitu : a. Digunakan dalam penulisan nama buku, majalah, dan surat kabar yang digunakan dalam pada kutipan dalam tulisan, b. Dalam cetakan huruf miring digunakan untuk menegskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata, c. Dalam cetakan huruf miring digunakan untuk penulisan kata pada nama ilmiah atau ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya, 4. Penulisan kata yang akan kami bahas pada bagian yang lain. 5. Penulisan tanda baca yang akan kami bahas pada bagian yang lain.

2.3

Penulisan Kata

a. Kata Dasar Kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan. Misalnya : Ibu percaya bahwa engkau tahu. Kantor pajak penuh sesak. Buku itu sangat tebal. b. Kata Turunan 1. Imbuhan (awal, sisipan, akhiran) dituis serangkai dengan kata dasarnya. Misalnya : bergeleter, dikelola, penetapan, menengok, dan mempermainkan. 2. Jika merupakan gabungan kata, maka awalan atau akhirannya ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. 3. Jika bentuk dasar yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur gabungan kata itu ditulis serangkai 4. Jika salahsatu unsur gabungan hanya digunakan dalam kombinasi, maka gabungan kata itu ditulis serangkai. c. Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung. Misalnya : huru-hara, sayur-mayur, mondar-madir, anakanak,ramah-tamah, dan masih banyak lagi. d. Gabungan Kata 1. gabunngan kata yang lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, dan unsur-unsurnya ditulis terpisah. Misalnya : orang tua, duta besar, kambing hitam, persegi panjang, rumah 5

e.

f.

g. h.

i.

sakit umum dan masih banyak lagi. 2. Gabungan kata ditulis serangkai. Misalnya : sebagaimana, segitiga, sekalipun,peribahasa, belasungkawa, beasiswa dan lain sebagainya. 3. Gabungan kata termasuk istilah khusus yang mungkun menimbulkan kesalahan pengertian, dapat ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian antara unsur-unsur yang berkaitan. Misalnya : ibu-bapak kami, anak-istri saya, mesinhitung tangan, orang-tua muda, dan lain sebagainya. Kata Ganti –ku, dan kau- ditulis serangkai dengan kata yang mengkutinya, sedangkan kata –ku, -mu, dan –nya ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. Kata depan di, ke dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali pada kata yang sudah dianggap lazim dianggap suatu kata. Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Partikel, terdiri dari beberapa bagian, yaitu : 1. Partikel –lah, -tah, dan –kah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya. 2. Partikel pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahuluinya. 3. Partikel per ditulis terpisah dari bagian kalimat yang mendahuluinya atau yang mengikutinya. Singkatan dan Akronim Singkatan yaitu bentuk kata yang dipendekkan yang hanya terdiri atas satu huruf atau lebih. 1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat yang diikuti dengan tanda titik. 2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah atau ketatanegaraan, badan dan atau organisasi, dan dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata yang ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. 3. Singkatan umum yang hanya terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. 4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran , takaran, timbangan dan mata uang yang diikuti tanda titik. 6

Akronim merupakan singkatan yang berupa huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret angka yang diperlukan, yaitu sebagai berikut : 1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal dari deret kata ditulis keseluruhan menggunaakan huruf kapital. 2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf kapital pada huruf awal. 3. Akronim yang bukan merupakan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata atau pun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata keseluruhan ditulis dengan huruf kecil.

2.4 Angka dan Lambang Bilangan a. Angka digunakan untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Dalam tulisan yang lazim digunakan dua jenis angka yaitu angka Arab dan angka Romawi. Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, ..... Angka Romawi : I, II, III, IV, V, .... b. Angka digunakan untuk menyatakan ukuran panjang berat luas dan isi, satuan waktu, nilai uang, dan kuantitas. Misalnya : 6 kilometer 23 liter 10 pukul 14.03 74 orang c. Angka biasanya digunakan untuk melambangkan nomor jalan, rumah apartemen atau kamar pada alamat. Misalnya : Jalan Mawar III No. 21 Hotel Puspita, kamar 359 d. Angka juga digunakan untuk menomiri bagin karangan dan pada ayat kitab suci. Misalnya : Bab IV, Pasal 8, halaman 235 Surah Al-Kahf: 10 e. Penulisan lambang bilangan dengan huruf dilakukan sebagai berikut. 7

f. g.

h.

i.

j. k. l.

1. Bilangan utuh. Misalnya: Dua belas 12 Dua puluh dua 22 Dua ratus dua puluh dua 222 2. Bilangan pecahan. Misalnya: Satu persen 1% Tiga dua pertiga Penulisan lambang bilangan tingkat depan dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut : Penulisan lambang bilangan yang berahiran –an. Misalnya: Uang 400-an Sepuluh uang 50000-an Suatu lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata dapat ditulis huruf, kecuali jika terdapat beberapa lambang bilangan yang digunakan secara berurutan, seperti pada perincian dan pemaparan. Pada awal kalimat lambang bilangan ditulis dengan huruf. Lebih baik lagi jika susuna kalit diubah sehingga bilangan yang tidak dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak terdapat pada awal kalimat. Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dapat dieja sebagian agar lebih mudah dibaca. Angka tidak perlu ditulis dengan angka atau huruf sekaligus dalam satu teks kecuali pada dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, maka penulisannya harus tepat.

2.5 Penulisan Unsur Serapan Akibat pergaulan antar bangsa yang semakin mengglobal yang mengakibatkan perkembangan cakrawala budaya, mengakibatkan terjadinya keragaman dalam berbahasa, kombinasi adat istiadat, dimana negara yang berkembang mendapatkan pengaruh budaya yang dibawa oleh negara maju, yang mana salahsatu produk utama yang bersentuhan yaitu bahasa.

8

Di dalam perkembangannya, Bahasa Indonesia menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik itu bahasa daerah mau pun bahasa asing seperti Sansekerta, Inggris, Arab, Portugis maupun Belanda. Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman Bahasa Indonesia dibagi atas dua golongan besar, yaitu: 1. Unsur serapan yang belum sepenuhnya terserao ke dalam Bahasa Indonesia, misalnya: reshuffle, shuttle cock, I’exploitation de I’homme par I’homme. Unsur-unsur ini digunakan dalam konteks bahasa Indonesia, namun pengucapannya masih mengikuti cara asing. 2. Unsur serapan yang pengucapannya dan dan penulisannya telah disesuikan dengan kaidah Bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan ejaannya hanya diubah seperlunya saja sehingga bentuk Indonesianya masih dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya. Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu sebagai berikut. aa (Belanda) menjadi a Paal

pal

Baal

bal

Octaaf

oktaf

2.6 Penulisan Tanda Baca 1. Tanda Titik (.) a. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan. Misalnya: Mereka duduk di sana. b. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan, ikhtisar, atau daftar. Misalnya: Kondisi Kebahasaan di Indonesia A. Bahasa Indonesia 1. Kedudukan 2. Fungsi

9

c. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu. Misalnya: pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik atau pukul 1, 35 menit, 20 detik) d. Tanda titik dipakai dalam daftar pustaka di antara nama penulis, tahun, judul tulisan (yang tidak berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru), dan tempat terbit. Misalnya: Moeliono, Anton M. 1989. Kembara Bahasa. Jakarta: Gramedia. e. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang menunjukkan jumlah. Misalnya: Indonesia memiliki lebih dari 13.000 pulau. 2. Tanda Koma (,) a. Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu pemerincian atau pembilangan. b. Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk (setara). c. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimatnya. d. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti oleh karena itu, jadi, dengan demikian, sehubungan dengan itu, dan meskipun demikian. e. Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti o, ya, wah, aduh, atau hai, dan kata yang dipakai sebagai sapaan, seperti Bu, Dik, atau Nak. Misalnya:O, begitu? Wah, bukan main! f. Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. Misalnya: Kata nenek saya, "Kita harus berbagi dalam hidup ini." g. Tanda koma dipakai di antara (a) nama dan alamat, (b) bagianbagian alamat, (c) tempat dan tanggal, serta (d) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan. 10

h.

i.

j.

k.

Misalnya: Sdr. Abdullah, Jalan Kayumanis III/18, Kelurahan Kayumanis, Kecamatan Matraman, Jakarta 13130 Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Jalan Salemba Raya 6, Jakarta Surabaya, 10 Mei 1960 Tokyo, Jepang Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya: Gunawan, Ilham. 1984. Kamus Politik Internasional. Jakarta: Restu Agung. Halim, Amran (Ed.) 1976. Politik Bahasa Nasional. Jilid 1. Jakarta: Pusat Bahasa. Tulalessy, D. dkk. 2005. Pengembangan Potensi Wisata Bahari di Wilayah Indonesia Timur. Ambon: Mutiara Beta. Tanda koma dipakai di antara bagian-bagian dalam catatan kaki atau catatan akhir. Misalnya: Sutan Takdir Alisjahbana, Tata Bahasa Baru Bahasa Indonesia, Jilid 2 (Jakarta: Pustaka Rakyat, 1950), hlm. 25. Hadikusuma Hilman, Ensiklopedi Hukum Adat dan Adat Budaya Indonesia (Bandung: Alumni, 1977), hlm. 12. W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karangmengarang (Jogjakarta: UP Indonesia, 1967), hlm. 4. Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya untuk membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga. Misalnya: B. Ratulangi, S.E. Ny. Khadijah, M.A. Bambang Irawan, M.Hum. Siti Aminah, S.H., M.H. Catatan: Bandingkan Siti Khadijah, M.A. dengan Siti Khadijah M.A. (Siti Khadijah Mas Agung). Tanda koma dipakai sebelum angka desimal atau di antara rupiah dan sen yang dinyatakan dengan angka. Misalnya: 12,5 m 27,3 kg 11

Rp500,50 Rp750,00 l. Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi. Misalnya: Di daerah kami, misalnya, masih banyak bahan tambang yang belum diolah. Semua siswa, baik laki-laki maupun perempuan, harus mengikuti latihan paduan suara. 3. Tanda Tanya (?) Tidak terlalu sulit memakai dan meletakkan tanda baca yang satu ini dalam kalimat. Berfungsi sebagai penunjuk kalimat tanya, tanda tanya kerap menggantikan posisi tanda titik (.) di akhir kalimat. Hanya saja, jika (.) lebih mengarah pada kalimat pernyataan, tanda tanya (?) cenderung mengarah pada kalimat yang bersifat pertanyaan. 4. Tanda Seru (!) Satu lagi tanda baca yang sering menggantikan posisi tanda titik (.) di akhir kalimat adalah tanda seru (!). Tanda baca yang satu ini membentuk sebuah kalimat menjadi bersifat perintah atau seruan. Akan tetapi, penggunaan tanda seru (1) juga biasa berfungsi untuk menegaskan, mengajak, atau memengaruhi seseorang. 5. Tanda Titik Dua (:) Meskipun jarang ditemui pada kalimat sehari-hari, kenyataannya tanda baca yang satu ini masih penting digunakan dalam beberapa tipe tulisan, seperti berikut ini. Dipakai untuk membatasi antara sebuah keterangan dengan rinciannya. Contoh: Menjelang tahun ajaran baru, ibu sibuk membelikan kamu perlengkapan sekolah: seragam, sepatu, peralatan tulis, juga tas. Dipakai dalam dialog pada naskah drama yang membatasi antara pengujar dan kalimat yang diucapkan.

12

Dipakai sebagai batas antara penerbit dengan kota penerbit dalam daftar pustaka. Dipakai sebagai pembatas keterangan dalam tulisan yang bersifat laporan. Contoh: Nama Tempat Tangga lahir Alamat

: : :

6. Tanda Titik Koma (;) Pada dasarnya, tanda baca yang satu ini bersifat hampir sama dengan tanda koma (,) di dalam kalimat. Namun, titik koma (;) baru digunakan jika ada dua penempatan tanda koma (,) yang salah satunya bersifat lebih tinggi daripada yang lain. Contohnya pada kalimat majemuk yang memiliki rincian di dalamnya. Contoh: Sebelum pergi berlibur; aku sudah menyiapkan berbagai perlengkapan yang dibutuhkan, mulai dari pakaian, tiket hotel, kamera, sampai peralatan mandi. 7. Tanda Hubung (-) Tanda baca yang satu ini juga termasuk yang sering dijumpai penggunaannya dalam kalimat sehari-hari. Berikut ini adalah kondisi-kondisi yang membaut tanda hubung harus dicantumkan dalam sebuah kalimat. Dipakai sebagai penghubung antara kata-kata yang mengalami pengulangan. Contoh: Anak-anak bermain di taman hingga menjelang senja. Dipakai sebagai penghubung antara imbuhan Indonesia dengan kata asing. 13

Contoh: Riasan wajahnya begitu rapi karena di-make up langsung oleh perias profesional. 8. Tanda Pisah (—) Sepintas tanda baca yang satu ini mirip dengan tanda hubung (-), hanya saja bentuknya lebih panjang. Namun, tentu penggunaannya berbeda. Berikut ini adalah pemakaian dan penulisan tanda pisah (—) yang tepat dalam bahasa Indonesia. Seperti fungsi tanda koma (,); tanda baca yang satu ini juga dipakai sebagai pengapit keterangan tambahan dalam sebuah kalimat. Menjadi pengganti kata sampai atau hingga dalam keterangan waktu. Contoh: Acara perpisahan pada malam itu berlangsung pukul 20.00—23.00. 9. Tanda Petik (‘…’) Ada dua pemakaian tanda petik yang penting dalam kalimat di bahasa Indonesia, seperti berikut ini. Punya PR yang gak ngerti? Mau latihan soal? Cek di Forum StudioBelajar.com Dipakai mengapit istilah yang maknanya bersifat konotatif atau tidak sebenarnya. Dipakai untuk mengapit makna kata yang memang dicantumkan dalam kalimat. 10.Tanda Kutip (“…”) Tanda baca yang satu ini sebenarnya adalah penggunaan ganda dari tanda petik. Hanya saja, fungsinya jauh berbeda dari tanda petik. Beberapa pemakaian tanda kutip (“…”) yang tepat kalimat di bahasa Indonesia adalah sebagai berikut. Dipakai untuk mengapit judul rubrik, judul makalah, bab buku, atau judul karangan lain yang berlum diterbitkan. 14

Contoh: Skripsinya berjudul “Analisis Perbandingan Dongengdongeng Nusantara dengan Cerita Rakyat dari Negara Lain”. Dipakai sebagai pengapit kalimat langsung. Contoh: Pak RT menyampaikan, “Mulai bulan depan, besar iuran kebersihan akan ditingkatkan menjadi dua kali lipat daripada semulai.” 11.Tanda Garis Miring (/) Sering dianggap sebagai tanda baca yang kurang formal, sebenarnya garis miring (/) punya peran penting dalam persuratan, yaitu menjadi pembatas dalam nomor surat. Selain itu, pada dasarnya fungsi tanda baca ini adalah menggantikan kata tiap.

15

Bab III Penutup A. Kesimpulan Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya. EYD (Ejaan yang Disempurnakan) merupakan tata bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital dan huruf miring, serta penulisan unsur serapan.

16

DAFTAR PUSTAKA

https://puebi.readthedocs.io/en/latest/tanda-baca/ https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=http://luk.tsipil.ugm .ac.id/ta/Suwardjono/EYD.pdf&ved=2ahUKEwiZosj5ucvgAhUZfX0KHeG9AS EQFjACegQIBRAB&usg=AOvVaw3r1a62tWVfJAuagtWqyfkd Pedoman Umum EYD PDFluk.tsipil.ugm.ac.id › Suwardjono › EYD https://www.kata.co.id/Pengertian/Ejaan/2536 https://www.studiobelajar.com/tanda-baca/

17

More Documents from "Nur Fitriani Nasir"

Wsbm_3.pptx
December 2019 17
Makalah.docx
December 2019 17
Presentation1.pptx
December 2019 19
Inspeksi Kotak P3k.docx
December 2019 32