AKUNTANSI PADA SEKTOR PENDIDIKAN Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia (Dosen Pengampu Fitri Jamilah M.Pd)
Disusun Oleh: Hasbi Asshidiqie (1813310105)
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI TAHUN ANGKATAN 2018/2019
1
KATA PENGANTAR
Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena penulis dapat diberikan kesempatan untuk membuat makalah Akuntansi Sektor Pendidikan mengenai Pencatatan Akuntansi Sektor Pendidikan. Dan berterima kasih kepada Ibu Fitri Jamilah, M.Pd. yang telah mendidik dan memberikan tugas pada Bahasa Indonesia guna untuk dapat memahami dan mempelajari tentang Akuntansi Sektor Pendidikan Penulis berharap makalah ini dapat menjadi acuan dan pembelajaran bagi mahasiswa/i lain untuk terus memahami dan mengetahui tentang mata kuliah Akuntansi Sektor Pendidikan. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan ke depan. Amin Yaa Rabbal ‘Alamiin
Yogyakarta, 10 Januari 2019
Penulis
2
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR....................................................................................................................... 2 DAFTAR ISI.......................................................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................4 1.1. Latar Belakang Masalah............................................................................... 4 1.2. Rumusan Masalah......................................................................................... 4 1.3. Tujuan Penelitian........................................................................................... 4 BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ .................. 5 2.1.Peran dan Fungsi Akuntansi Dalam Dunia Pendidika……………………………...5 2.2 Siklus Akuntansi Pendidikan………………………………………………………….5 2.3 Laporan Keuangan Dalam Akuntansi Pendidikan…………………………………..6 2.4 Tujuan Sistem Akuntansi Biaya di Sektor Pendidikan………………………………7 2.5 Sistem Akuntansi Biaya Untuk Biaya Tenaga Kerja/Karyawan Sektor Pendidikan…………………………………………………………………………………………...8 2.6 Pembiayaan Pendidikan……………………………………………………………......8 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………....10 3.2 Saran……………………………………………………………………………….......10 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….…………………11
3
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Akuntansi karena publik biasanya dikenal dengan akuntansi pemerintahan Negara. pernyataan tersebut tibdak benar seutuhnya, karena perngertian dari akuntansi sektor publik lebih luas dari itu .Akuntansi sektor publik merukapan akuntan yang tidak di fokuskan dalam meraih keuntungan. Contoh dari beberapa sektor akuntan publik diantaranya akuntan yayasan, akuntan rumah sakit akuntan pendidik. akuntansi di sektor pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah pembangunan Negara. jika pengelolaan dilakukan secara tepat maka akan memberikan informasi yang akurat sehingga tidak salah dalam mengammbil keputusan berkaitan dengan biaya Hingga saat ini sekolah hanya memiliki sebuah laporan dan surat pertanggung jawaban sbagai bentuk transparansi. Diharapkan sekolah dapat melakukan transparansi dana seperti membuat neraca, laporan surplus defisit, laporan arus kas dan lain lain, yang nantinya akan mudah di bbaca oleh masyarakat sekitar tanpa harus ada rasa kecurigaan terhadap penggunaan dana tersebut. dan pemerintah dapat mengambil keputusan terkait dengan pembangunan sektor pendidikan. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa fungsi dari akuntansi pada sektor pendidikan ? 2. Apa tujuan dari Akuntansi Biaya di Sektor Pendidikan ? 3. Bagaimana bentuk laporan keuangan pada sektor pendidikan ? 1.3 Tujuan Penulisan 1. Mengetahui fungsi dari akuntansi pada sektor pendidikan 2. Mengetahui tujuan dari Akuntansi Biaya di Sektor Pendidikan 3. Mengetahui bentuk laporan keuangan pada sektor pendidikan
\
4
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Peran dan Fungsi Akuntansi Dalam Dunia Pendidikan Dalam dunia pendidikan akuntansi memiliki peran dan fungsi penting seperti menyediakan informasi kuantitatif yang akan berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2.2 Siklus Akuntansi Pendidikan Bentuk dari sebuah proses akuntansi akan menjadi sebuah laporan keuangan, krestifitas dalam pengumpulan data data keuangan yang nantinya akan tersusun menjadi sebuah laporan keuangan atau ikhtisar keuangan berguna untuk membantu seseorang dalam mengambil sebuah keputusan. Menyusun sebuah laporan keuangan yang akan diterima oleh umu, prinsip akuntansi, prsedur dan metode serta teknik dalam lingkup akuntansi disebut siklus akuntansi. Selama satu periode tunggal, proses penyediaan pelaporan keuangan disebut siklus akuntansi. Siklus akuntansi dapat dibagi menjadi pekerjaan yang dilakukan selama periode berjalan, yaitu penjurnalan dan penjualan pembukuan ke dalam buku besar, dan penyusunan laporan keuangan pada akhir periode. Pekerjaan yang dilakukan pada akhir periode termasuk juga menyiapkan akun untuk mencatat transaksi di periode berikutnya. Jumlah langkah yang harus diambil pada akhir periode secara tidak langsung menunjukkan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan pada akhir periode. Namun, pendaftaran, dan pemindahbukuan selama periode saat ini membutuhkan lebih banyak waktu daripada bekerja di akhir periode. Alur proses akuntansi pendidikan dimulai dengan pencatatan transaksi pertama sampai dengan penyusunan laporan keuangan dan penutupan pembukuan secara keseluruhan, serta persiapan untuk pencatatan transaksi berikutnya. Siklus akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tahap, yaitu : Tahap pencatatan; kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran bukti transaksi serta bukti pencatatan. Kegiatan ini dilakukan dengan sarana buku harian atau jurnal untuk kemudian diposting berdasarkan kelompok ke dalam akun buku besar. Tahap pengikhtisaran; kegiatan dalam tahap ini adalah sebagai berikut; penyusunan neraca saldo berdasarkan akun-akun buku besar, pembuatan ayat jurnal penyesuaian, penyusunan kertas kerja, pembuatan ayat jurnal penutup, pembuatan neraca saldo setelah penutupan, dan membuat ayat jurnal pembalik.Tahap pelaporan; dalam tahap ini, dilakukan penyusunan Laporan Surplus Defisit, Laporan Arus Kas, Neraca, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
5
2.3 Laporan Keuangan Dalam Akuntansi Pendidikan Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang memberikan informasi yang berguna bagi pengambilan keputusan dari berbagai pihak yang berkepentingan. Program dan kegiatan, evaluasi pencapaian target, realisasi anggaran, dan realisasi pembelanjaan. Berikut merupakan komponen-komponen Laporan Keuangan: Neraca; ibarat sebuah foto, letakkan hanya menampilkan lembaga pendidikan pada saat tanggal penempatan saja. Jadi, bagikan sebuah gambaran posisi dari sebuah lembaga pada waktu tertentu. Pada umumnya, komponen yang diterbitkan Aset yang terbagi menjadi Aset Lancar dan Aset Tetap, Kewajiban yang terbagi atas Kewajiban Lancar dan Kewajiban Jangka Panjang, dan Modal. Laporan Surplus Defisit; merupakan laporan yang menggambarkan kinerja keuangan suatu entitas. Dalam konteks ini, kinerja adalah kemampuan suatu lembaga dalam menciptakan pendapatan. Laporan Arus Kas; laporan yang menggambarkan perubahan posisi kas dalam satu periode akuntansi. Di dalam laporan ini, perubahan posisi kas dilihat dari 3 (tiga) sisi, yakni dari kegiatan operasi, pembiayaan, dan investasi. Sesuai dengan namanya, laporan ini akan memberikan informasi tentang arus kas masuk maupun keluar dari institusi pendidikan yang berguna untuk memberikan gambaran mengenai alokasi kas ke dalam berbagai kegiatan institusi pendidikan. 2.4 Tujuan Sistem Akuntansi Biaya di Sektor Pendidikan Tujuan sistem akuntansi biaya di sektor pendidikan sekolah adalah sebagai berikut : ●
Mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan dana sekolah;
●
Mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di sekolah;
●
Memberikan informasi berupa laporan biaya yang akurat;
●
Memberikan jaminan akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana dan pelaporannya;
●
Menghasilkan laporan biaya yang terkini sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan pengelola sekolah, terutama pada aspek keuangan. Landasan teori yang dipakai untuk memecahkan permasalahan perhitungan biaya di sekolah
dasar dan menengah adalah dengan pendekatan akuntansi biaya tradisional dan Activity Costing System (ACS). Proses dan sistematika pemecahannya adalah melalui rincian tahap sebagai berikut : 1. Pemahaman mengenai pengertian biaya; 2. Klasifikasi dan identifikasi biaya-biaya yang terjadi di sekolah ke dalam kategori tertentu dengan pendekatan ACS; 3. Pembuatan konsep penghitungan biaya baru yang akurat dan informative; 4. Simulasi aplikasi model perhitungan biaya. 2.4.1 Pemahaman mengenai pengertian biaya; 6
Sebagai langkah pertama, harus diketahui terlebih dahulu konsep biaya. Biaya adalah suatu bentuk pengorbanan ekonomis yang dilakukan untuk mencapai tujuan entitas. Di sekolah dasar dan menengah, sangat banyak macam dan jenis biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini, tujuan sekolah adalah meningkatkan kualitas pendidikan secara umum terutama mencetak lulusan sesuai dengan standar criteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah maupun entitas sekolah itu sendiri. Di sekolah dasar dan menengah negeri, standar pengelolaan administrasi dan keuangan serta pelaporan keuangan masih relatif sama dan terpusat. Hal ini membuat entitas pendidikan dasar dan menengah negeri harus mengembangkan penerapan standar sesuai dengan karakteristikdan kebutuhan yang dimiliki masing-masing sekolah, termasuk di dalamnya perhitungan dan pelaporan biaya. Informasi biaya memiliki nilai yang berarti bagi orang tua siswa, siswa, serta masyarakat pemerhati pendidikan maupun pendidikan maupun umum. Pelaporan biaya ini diharapkan menjadi dasar yang efektif bagi pertimbangan dan penilaian suatu entitas sekolah tertentu. 2.4.2 Klasifikasi Biaya Biaya diidentifikasikan dan diklasifikasi menurut sifatnya. Klasifikasi biaya-biaya di entitas sekolah menurut sifatnya akan digunakan untuk mempertegas batasan, mempermudah perhitungan, dan menambah keakuratan pelaporan. Menurut sifatnya, biaya dikelompokkan menjadi 2 (dua), yaitu : 1. Biaya langsung, merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membiayai proses pencapaian hasil dan tujuan seuatu organisasi. Di sekolah dasar dan menengah negeri, biaya langsung adalah biaya proses peningkatan kualitas siswa dan pencapaian tujuan utama sekolah yang tidak terpisahkan dari diri siswa serta berdampak terhadap siswa secara keseluruhan. Contoh biaya langsung adalah biaya praktikum, biaya ujian, biaya pemakaian laboratorium, dan sejenisnya. 2. Biaya tidak langsung, adalah komponen biaya penunjang atau pelengkap dari komponen biaya langsung. Dalam dunia pendidikan biaya tidak langsung merupakan komponen penunjang atau katalisator dalam proses belajar mengajar. Jadi, tujuan akhir sekolah dalam peningkatan kualitas lulusan dapat lebih sepat dicapai. Contoh biaya tidak langsung antara lain biaya kebersihan, bantuan dana kegiatan siswa, biaya kegiatan sosial, dan sejenisnya. Awalnya, komponen penyusun anggaran terdiri dari berbagai kegiatan yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Dari berbagai kegiatan ini, biaya pelaksanaan terdiri dari dua komponen, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Dalam bab ini, alat untuk melaporkan laporan biaya aktivitas, yaitu Activity Costing System (ACS), adalah salah satu alat akuntansi biaya dalam pendekatan ekonomi. Menurut pendekatan ekonomi, biaya adalah cerminan dari aktivitas entitas yang bersangkutan, sehingga rincian biaya adalah rincian aktivitas dan infrastruktur pendukung yang 7
dibutuhkan. Dengan secara simultan menerjemahkan biaya dan kegiatan, anggaran tahunan mungkin lebih akurat. Kelebihan dari metode ini adalah kemudahannya dalam merinci biaya yang perlu diperhitungkan. Metode-metode ini tidak memperhitungkan pengaruh tingkat teknologi, kondisi internal, dan tingkat efisiensi organisasi dalam mencapai tujuan organisasi.
2.5 Sistem Akuntansi Biaya Untuk Biaya Tenaga Kerja/Karyawan Sektor Pendidikan Tenaga kerja merupakan usaha fisik atau mental yang dikeluarkan karyawan untuk melakukan aktivitas yang terkait dengan institusi pendidikan, seperti mengajar. Biaya tenaga kerja di sektor pendidikan dapat dibagi ke dalam beberapa golongan berikut : a. Gaji Kepala Sekolah b. Tunjangan Kepala Sekolah c. Gaji Guru d. Tunjangan Guru e. Gaji Guru honorer Untuk besaran gaji dan tunjangan Kepala Sekolah maupun guru sudah ditentukan oleh pemerintah berdasarkan pangkat dan golongan mereka, sehingga akuntansi biaya lebih digunakan untuk menghitung gaji guru honorer atau karyawan lain yang lembur. Ada beberapa cara untuk menghitung gaji guru honorer maupun upah lembur karyawan. Salah satunya adalah dengan mengalikan tariff upah dengan jam kerja karyawan. Dengan demikian, untuk menentukan upah seorang karyawan perlu dikumpulkan data jumlah jam kerjanya selama periode tertentu. Jadi yang diperlukan untuk guru honorer dan karyawan yang lembur adalah apa yang dinamakan dengan Kartu Hadir. Kartu hadir adalah suatu catatan yang digunakan untuk mencatat jam kehadiran karyawan, yaitu jangka waktu antara jam hadir dan jam meninggalkan tempat kerja. 2.6 Pembiayaan Pendidikan Otonomi daerah ingkang dipun ginakaken wiwit taun 2001 ngasilaken owah-owahan utami manajemen pendidikan. Ing jaman otonomi daerah, Pamaréntah Daerah tanggung jawab kanggo ngelola sektor pendidikan ing kabeh tingkat ngluwihi pendidikan sing luwih dhuwur. Ing babagan inti, Pamaréntah Daerah tanggung jawab kanggo meh kabeh lapangan sing ana hubungane karo sektor pendidikan. Nanging, ana indikasi yèn delegasi panguwasa ing sektor pendidikan ora diterusake kanthi transfer sumber daya finansial sing cukup. Akibaté, masalah muncul ing antarane ora seimbang antara wewenang lan sumber daya sing dimiliki Pemerintah Daerah kanggo ngatur pendidikan. Ditinjau dari sudut human capital, pendidikan diperhitungkan sebagai faktor penentu keberhasilan seseorang, baik secara sosial maupun ekonomi. Nilai pendidikan merupakan asset moral, di mana pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dalam pendidikan dianggap sebagai investasi. 8
Pengertian pembiayaan pendidikan adalah upaya pengumpulan dana untuk membiayai operasional dan pengembangan sektor pendidikan. Pendidikan merupakan unsur utama pengembangan SDM. SDM dianggap lebih bernilai apabila sikap, perilaku, wawasan, kemampuan, keahlian, serta keterampilannya sesuai dengan kebutuhan berbagai bidang dan sektor. Pendidikan merupakan salah satu alat pengubah karakter manusia. Dengan pendidikan, manusia dapat mengetahui segala sesuatu yang tidak atau belum diketahui sebelumnya. Pendidikan merupakan hak seluruh umat manusia. Hak untuk memperoleh pendidikan harus diikuti oleh kesempatan dan kemampuan serta kemauannya. Dengan demikian, peranan pembiayaan pendidikan terlihat jelas dalam peningkatan kualitas SDM agar sejajar dengan manusia lain, baik secara regional, nasional, maupun inernasional. Dalam situasi bagaimana pun, Negara tidak boleh melepaskan tanggung jawabnya terhadap pembiayaan pendidikan. Pada sisi lain, Negara melalui pemerintah harus terus menyosialisasikan pembiayaan pendidkan dengan mengacu pada standar baku, terutama tentang komponen pendidikan, proses belajar-mengajar, kurikulum, dan target kompetensi lulusan. Konvensi Nasional Pendidikan merupakan konvensi empat tahunan bagi komunitas pendidikan. Inti dari konvensi ini adalah pembiayaan pendidikan harus ditata penggunaannya, karena selain dari dana APBN/APBD, dana pendidikan juga bisa dipungut dari masyarakat melalui lembagalembaga pendidikan. Dana yang bersumber dariAPBN dan masyarakat harus diatur tentang pemungutannya, bagaimana menggunakannya, kemudian bagaimana mempertanggung jawabkannya. Pengaturan tentang pengelolaan pembiayaan pendidikan agar memiliki dasar hokum yang kuat perlu diatur setingkat Peraturan Pemerintah (PP). Berdasarkan UUD 1945 dan Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan mendapat alokasi minimal 20% dari total APBN/APBD. Pembiayaan pendidikan sebesar 20% itu memang seharusnya dipenuhi dari anggaran belanja dan bukan dari anggaran pendapatan. Selanjutnya, hal yang perlu dilakukan adalah menjabarkan anggaran pendidikan 20% tersebut pada jalurnya
9
BAB III PENUTUP 3.1.
KESIMPULAN
Kualitas pendidikan di Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan dengan kualitas pendidikan di negara lain. Penyebab utamanya adalah efektivitas, efisiensi, dan standardisasi pendidikan yang masih kurang optimal. Masalah lain yang menyebabkannya adalah: a. b. c.
efektifitas, efisiensi dan standardisasi pengajaran
Selama ini sekolah hanya memiliki laporan dan surat pertanggungjawaban sebagai bentuk transparansi dalam pengelolaan keuangan sekolah. Saat ini, sekolah diharapkan memiliki laporan pertanggungjawaban, termasuk laporan keuangan sekolah yang terdiri dari neraca, laporan defisit surplus, laporan arus kas, dan perhitungan biaya yang dikeluarkan oleh setiap siswa. Jadi, pemerintah dan masyarakat dapat dengan mudah mengetahui berapa yang dibutuhkan setiap siswa setiap bulan, semester, atau tahun. Sehingga pemerintah dapat mengambil kebijakan dan tindakan terkait pengembangan sektor pendidikan. 3.2.
SARAN
Perkembangan dunia di era globalisasi ini memang menuntut perubahan sistem pendidikan nasional yang lebih baik dan mampu bersaing secara sehat di semua bidang. Salah satu cara di mana orang Indonesia tidak boleh ditinggalkan dengan negara lain adalah untuk meningkatkan kualitaspendidikan mereka terlebih dahulu. Dengan meningkatnya kualitas pendidikan berarti manusia yang dilahirkan kembali akan memiliki kualitas yang lebih baik dan akan mampu membawa bangsa ini untuk bersaing secara sehat di semua area di dunia internasional.
10
DAFTAR PUSTAKA Saung. Akuntansi sektor pendidikan (online).http://saung-elmu.blogspot.com. diakses pada tanggal 28 Desember 2018 Sumarta,dewa. Akuntansi pendidikan (online). http://www.pdfcoke.com. diakses pada tanggal 28 Desember 2018 Sbastian, indra. (2007) “akuntansi pendidikan”, yogyarkata,erlangga.
11