BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia sebagai Negara berpenduduk terbesar ke-lima sesudah RRC, India, USSR dan USA, sangat merasakan betapa berat tekanan-tekanan akibat adanya masalah kependudukan yang sangat dirasakan adalah pertumbuhannya yang pesat dan penyebarannya ke seluruh wilayah yang tidak seimbang. Di samping itu, Indonesia sebagai Negara yang berkembang juga menghadapi masalah urbanisasi penduduk ke kota-kota yang umumnya tidak memiliki lapangan pekerjaan, sehingga pemanfaatan SDA semakin diperluas yang akhirnya menimbulkan berbagai masalah lingkungan hidup. Dari hasil sensus penduduk tahun 1990 jumlah penduduk Indonesia adalah 179,4 juta. Berarti Indonesia termasuk negara terbesar ke tiga di antara negaranegara yang sedang berkembang setelah Gina dan India.Dibanding dengan jumlah sensus tahun 1980 maka akan terlihat peningkatan penduduk Indonesia rata-rata1,98% pertahun. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, jumlah penduduk Indonesia pada tahun 1995 sebanyak 195,3 juta jiwa. Bila dilihat dari luas Wilayah pada peta penyebaran penduduknya terlihat tidak merata di 27 propinsi. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1990 sekitar 60% penduduk tinggal di pulau Jawa, padahal luas pulau Jawa hanya 7% dari luas wilayah Indonesia. Dilain pihak pulau Kalimantan yang luas wilayahnya hanya ditempati oleh 5% dari jumlah penduduknya. Kondisi tersebut menunjukan bahwa kepadatan penduduk Indonesia tidak seimbang. Kondisi tersebut memerlukan upaya pemerataan dan upaya tersebut telah dilaksanakan melalui program transmigrasi dan gerakan kembali ke Desa. Dilihat dari tingkat pertambahan Penduduknya Indonesia masih tergolong tinggi, hal ini bila tidak diupayakan pengendalianya akan menimbulkan banyak masalah. Masalah lingkungan hidup (environmental problems) akhir-akhir ini telah dijadikan isu global terutama dua dekade terakhir sehingga baik pemerintah maupun masyarakat di Negara-negara maju yang sedang berkembang telah memberikan perhatian yang serius pada masalah tersebut. Dunia semakin menyadari bahwa eksploitasi SDA (natural resources) yang hanya berorientasi ekonomi tidak hanya membawa efek positif tetapi juga membawa efek negatif.
B. Rumusan Masalah 1. Apa yang disebut kependudukan dan lingkungan hidup ?
2. Bagaimanakah keterkaitan kependudukan dan lingkungan hidup ? 3. Tindakan apa yang harus di tempuh dalam mengatasi kependudukan dan lingkungan hidup ? 4. Jurnal apa yang diambil terkait permasalahan kependudukan dan lingkungan hidup ? 5. Apa Solusi kreatif yang akan anda lakukan ?
C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian kependudukan dan lingkungan hidup. 2. Untuk mengetahui keterkaitan kependudukan dan lingkungan hidup. 3. Untuk Mengetahui tindakan yang harus di tempuh dalam mengatasi kependudukan dan lingkungan hidup. 4. Untuk Mengetahui Jurnal yang berkaitan antara permasalahan kependudukan dan lingkungan hidup. 5. Untuk mengetahui Solusi kreatif yang dilakukan.
BAB II PEMBAHASAN A. Kependudukan Sampai kini belum ada orang yang tahu dengan tepat sejak kapan manusia pertama mendiami bumi ini, orang hanya mampu menaksir sejak kapan manusia mampu membuat alat-alat batu, yang dikenal sebagai zaman batu. Pada zaman itu sekitar 8.000-7.000 tahun sebelum Isa Al-Masih, diperkirakan jumlah penduduk bumi antara 5-10 juta orang
Dalam determinants and consequens of population growth (united nation, New York, 1953), disebutkan bahwa manusia telah mendiami ini sejak 100.000 tahun yang lalu. Pertumbuhan penduduk sangat lambat karena tingginya angka kematian bayi dimana pengadaan makanan merupakan faktor utama membatasi pertumbuhan penduduk pada zaman prasejarah karena pengolahan lahan pertanian yang sangat primitif (1988). Barulah antara 1.000-300 tahun sebelum Isa Al-Masih terjadi perbaikan yang berarti dalam bidang pertanian yang ditandai dengan penggunaan sungai Nil di Mesir di lembah sungai Tigris dan sungai Eufrhat pada kerajaan Babylonia (Iraq), lembah sungai Kuning (yang tse kiang) di Tiongkok, lembah sungai Indus di India. Di daerah-daerah tersebutlah muncul peradaban kuno dimana pertambahan penduduk berlangsung dengan cepat. Pada masa kehidupan nabi Isa a.s. penduduk dunia diperkirakan 200-300 juta jiwa dan pada zaman kerajaan Romawi. Kerajaan tersebut mempunyai penduduk 50-55 jiwa sedang sebagian besar Amerika, Eropa Utara, lautan pasifik, dan Asia bagian Utara masih jarang sekali penduduknya (1988). Data tersebut diatas masih merupakan perkiraan, belum pernah diadakan sensus. Baru pada tahun 1650 diadakan untuk pertama kalinya studi tentang penduduk, meskipun sangat sederhana dan tidak meneliti secara menyeluruh, perhitungannya masih terpusat di Eropa Saja. Pada tahun 1922, A.M. Carr-Sunders menerbitkan bukunya yang berjudul “The Population Problem: A study in Evolution”, telah membuat taksiran jumlah penduduk di seluruh dunia, di Eropa termasuk Uni Sovyet, Amerika Utara, pulau-pulau di lautan pasifik, di Asia, Amerika Latin, dan Afrika pada tahun 1650, 1750, 1850 dan pada tahun 1900. Kemudian PBB membuat taksiran sejak 1920 sampai sekarang di daerah-daerah seperti di sebutkan diatas. DR. RK. Sembiring (1985 : 3), menyebutkan, jika penduduk dunia terus bertambah dalam kira-kira tujuh abad lagi, maka hanya ada tempat untuk duduk di planet bumi ini.
B. Lingkungan Hidup Lingkungan hidup berasal dari kata “lingkungan dan hidup” dalam kamus besar bahasa Indonesia yang di susun oleh tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa terbitan Balai Pustaka, 1984, lingkungan diartikan sebagai daerah (kawasan dan sebagainya), sedang lingkungan alam diartikan sebagai keadaan (kondisi, kekuatan) sekitar, yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku organisme. Pengertian lingkungan hidup menurut pakar-pakar lingkungan yaitu :
1. Otto Soemarwoto, seorang pakar lingkungan terkemuka mendefinisikan lingkungan hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan (Soemarwoto, 1977:30). 2. ST. Munadjat Danusaputro, mengartikan lingkungan hidup sebagai semua benda dan kondisi termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya, yang terdapat dalam ruang tempat manusia berada dan mempengaruhi hidup dan kesejahteraan manusia dan jasad hidup lainnya (Danusaputro, 1980:67). 3. A.L.Slamet Ryadi, menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah suatu ilmu yang mampu menerapkan berbagai disiplin (fragmen berbagai ilmu dasar) melalui pendekatan ekologi terhadap masalah lingkungan hidup yang diakibatkan karena aktifitas manusia sendiri (Ryadi, 1981:11). 4. Kondrad Buchwald, dalam (Kaslan A. Thohir, 1991:3) mangatakan, istilah “lingkungan” selalu mengandung dua cirri yaitu : 1) Selalu dikaitkan dengan unsur-unsur atau kesatuan-kesatuan yang hidup. 2) Kekomplekan dari unsur-unsur yang berkaitan satu sama lain secara timbal balik atau searah, sehingga terjadi suatu jaringan hubungan atau relasi antara unsur-unsur baik yang mati maupun yang hidup yang terdapat dalam lingkungan manusia.
Unsur-Unsur Lingkungan Hidup NTH.Siahaan, merumuskan sebagai berikut : 1. Semua benda berupa : manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, organisme, tanah, air, udara, rumah, sampah, mobil, angin, dan lain-lain yang keseluruhannya disebut materi sedangkan satuan-satuannya disebut komponen. 2. Daya yang disebut energi 3. Keadaan, disebut juga kondisi atau situasi 4. Prilaku / tabiat 5. Ruang, yaitu wadah berbagai komponen berada 6. Proses interaksi, disebut juga saling mempengaruhi atau biasa pula disebut jaringan kehidupan (Siahaan, 1987:3). Materi ialah segala sesuatu yang ada pada suatu tempat tertentu dan waktu tertentu pula. Menurut pendapat tradisional semua benda terdiri empat macam yaitu api, air, tanah dan udara (Husein, 1992:8). Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, 4 unsur tersebut tidak dapat bertahan untuk sebagai zat tunggal. Api bukan materi melainkan gejala panas, atau gejala cahaya. Tanah
merupakan campuran berbagai unsur dan zat persenyawa. Air terbentuk dari persenyawa zat hidrogen dan oksigen. Udara merupakan bermacam-macam gas, antara lain ialah gas hidrogen dan oksigen (H. Prawiro, 1988:12-13). Energi dan materi memiliki hubungan yang erat sekali. Untuk memperoleh materi, orang harus makan. Dengan makanan tersebut timbullah energi yang memungkinkan dilakukannya aktivitas. Energi atau daya ialah sesuatu yang memberikan kemampuan untuk menjalankan sesuatu (aktivitas). Dalam alam semesta ini sarat dengan energi yang mengejewantah dalam berbagai bentuk seperti cahaya dan radiasi lain, panas, daya gerak, daya potensial, daya kimia, dan lain-lain. Ruang adalah tempat atau wadah komponen-komponen lingkungan hidup. Oleh karena itu, dimana terdapat komponen lingkungan hidup, berarti disitu terdapat ruang atau wadah. Ruang atau wadah yang berada disekitar komponen lingkungan hidup itu mempunyai interaksi yang kuat yang merupakan satu kesatuan antara komponen dan ruang atau wadahnya tersebut. Dengan demikian ruang atau wadah adalah tempat berlangsungnya ekosistem antara komponen lingkungan dan ruang yang ditempatinya. Keadaan tersebut juga kondisi atau situasi. Keadaan memiliki ragam-ragam yang satu sama lain ada yang membantu kelancaran berlangsungnya proses kehidupan lingkungan, ada yang merangsang makhluk-makhluk untuk melakukan sesuatu, ada pula yang mengganggu berprosesnya interaksi lingkungan dengan baik.
Pembagian lingkungan hidup L.L. Bernard dalam bukunya Introduction to Social Phychology, membagi lingkungan atas 4 macam yaitu : 1. Lingkungan fisik atau organik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik dan fisiografis seperti tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak. 2. Lingkungan biologi atau organik yaitu segala sesuatu yang bersifat biotis berupa mikro organisme, parasit, hewan, tumbuh-tumbuhan, termasuk juga lingkungan pranata dan proses-proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan. 3. Lingkungan sosial, yang terdiri dari fisio-sosial yang meliputi: kebudayaan materiil, seperti peralatan, senjata mesin, gedung-gedung dan lain-lain; lingkungan bio-sosila manusia dan bukan manusia yaitu manusia dan interaksinya terhadap sesamanya dan tumbuhan beserta hewan domestic dam semua bahan yang digunakan manusia yang berasal dari sumber organik. Lingkungan psiko-sosial yaitu yang berhubung dengan tabiat
batin manusia seperti sikap, pandangan, keinginan. Hal ini terlihat melalui kebiasaan, agama, ideologi, bahasa, dan lain-lain. 4. Lingkungan komposit yaitu lingkungan yang diatur secara instansional, berupa lembagalembaga masyarakat baik yang terdapat didaerah perkotaan, maupun di daerah pedesaan.
C. KETERKAITAN ANTARA MASALAH-MASALAH KEPADATAN PENDUDUK DENGAN LINGKUNGAN HIDUP Pengertian lingkungan hidup bisa dikatakan sebagai segala sesuatu yang ada di sekitar manusia atau makhluk hidup yang memiliki hubungan timbal balik dan kompleks serta saling mempengaruhi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Pada suatu lingkungan terdapat dua komponen penting pembentukannya sehingga menciptakan suatu ekosistem yakni komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik pada lingkungan hidup mencakup seluruh makluk hidup di dalamnya, yakni hewan, manusia, tumbuhan, jamur dan benda hidup lainnya. Sedangkan, komponen abiotik adalah benda-benda mati yang bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di sebuah lingkungan yaitu mencakup tanah, air, api, batu, udara, dan lain sebagainya. Kerusakan pada lingkungan hidup terjadi karena dua faktor, baik faktor alami dari lingkungan itu sendiri ataupun akibat dari tingkah laku manusia. Pentingnya lingkungan hidup yang terawat terkadang dilupakan oleh manusia, dan hal ini bisa menjadikan ekosistem serta kehidupan yang tidak maksimal pada lingkungan tersebut. Masalah kependudukan yang sangat mempengaruhi lingkungan adalah kepadatan penduduk. Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang kepadatannya tinggi, usaha peningkatan kuallitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan lahan dan air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan lingkungan.
Tumbuhnya kawasan industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk didaerah perkotaan menyebabkan timbulnya berbagai masalah yang nyata. Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa aspek yang berkaitan dengan kehidupan-kehidupan penduduk berikut ini: a. Ketersediaan Udara Bersih Udara bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin banyak oksigen diperlukan. Namun kebersihan udara tidak semata-mata ditentukan oleh kadar oksigen saja. Gas-gas lain yang ada di udara seperti karbon dioksida, oksigen nitrogen dan oksigen belerang juga mempengaruhi kualitas udara. Apabila kandungan gasgas ini meningkat, maka dapat dikatakan bahwa udara telah tercemar. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan kawasan industry yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin, solar dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi. Berbagai kegiatan industry juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida nitrogen (NOx) dan oksida belerang (SOx) di udara. Tak heran jika udara pada lingkungan tersebut pasti tercemar. Oleh karena itu, marilah menanam pohon sebanyak-banyaknya. Selain sebagai penyejuk dan keindahan, pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran udara.
b. Ketersediaan Pangan Untuk bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak.
Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk dapat kekurangan gizi atau bahkan kekurangan pangan. Di kota-kota besar, lahan pertanian boleh dikatakan hampir tidak ada lagi. Sebagian besar lahan pertanian di kota digunakan untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor dan pusat perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan. Padahal pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan produksi pangan. c. Ketersediaan Lahan Kepadatan penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat tinggal, sarana penunjang kehidupan, industry, tempat pertanian, dsb. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering kali dilakukan pembukaan hutan. Meskipun hal ini dapat dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi, peluang terjadinya kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan penduduk. d. Ketersediaan Air Bersih Air bersih yang digunakan sehari-hari sebagian besar berasal dari air tanah, air permukaan, dan air atmosfer. Jumlah air di bumi ini tetap, sedangkan jumlah penduduk makin bertambah dari tahun ke tahun. Meskipun 2/3 dari luas bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan secara langsung. Oleh karena itu, persediaan air bersih yang terbatas dapat menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai macam industry, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan sebagainya. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah atau limbah yang dihasilkan. e.
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan dibedakan menjadi: 1. Pencemaran tanah Pencemaran tanah disebabkan berbagai hal, seperti sampah-sampah plastik, kaleng-kaleng, rongsokan kendaraan yang sudah tua. Plastik tidak dapat hancur oleh proses pelapukan dan besi-besi tua menimbulkan karat, sehingga tanah tidak bisa ditumbuhi tumbuhtumbuhan. Pemakaian pupuk yang terlalu banyak, tidak menurut aturan yang telah ditentukan, menyebabkan pula polusi tanah. Tanah pertanian menjadi kering dan keras, karena jumlah garam yang sangat besar akan menyerap air tanah. Guna mencegah atau
mengurangi polusi tanah, maka pemakaian pupuk di daerah pertanian hendaklah menurut aturan yang sudah ditentukan. Sampah-sampah harus dibuang di tempat sampah atau dibuang di tempat pembuangan, tempat sampah perlu diatur dan disediakan secukupnya. 2. Pencemaran udara Pencemaran udara disebabkan oleh asap yang keluar dari pabrik-pabrik dan kendaraan bermotor. Makin besar jumlah penduduk, makin berkembanglah ilmu pengetahuan, sehingga banyak didirikan pabrik-pabrik dan diproduksi mesin-mesin serta kendaraan bermotor untuk mencukupi kebutuhan hidup penduduk. Polusi udara mengganggu pernafasan dan dapat menimbulkan penyakit pada alat-alat pernafasan, asma, bronchitis, dan sebagainya. Hal itu disebabkan banyak gas-gas yang membahayakan kesehatan seperti gas karbin monoksida dan partikel-partikel halus dan timah hitam. Polusi udara juga sangat membahayakan lalu lintas baik di darat, laut maupun udara. Untuk menjaga terjadinya polusi udara, alangkah baiknya jika dapat diusahakan alat-alat untuk mencegah atau mengurangi keluarnya asap-asap dari pabrik atau kendaraan bermotor. 3.
Pencemaran air Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa manusia amat membutuhkan air,
meskipun permukaan bumi ini penuh dengan air, namun sering menjadi masalah dalam memperoleh air bersih. Hal ini telah dirasakan setelah meledaknya jumlah penduduk yang mendiami bumi. Air bukan saja dibutuhkan oleh manusia, melainkan juga oleh semua makhluk hidup. Karena itu perlu kesadaran manusia untuk memelihara air jangan sampai kotor, lebih-lebih jika dapat mengganggu kesehatan. Polusi air dapat terjadi karena penggunaan zat-zat kimia yang berlebih-lebihan, seperti penggunaan DDT, endrin yang melebihi dosis yang telah ditentukan. Pencemaran air dapat juga disebabkan oleh air yang mengandung sampai kimia dari pabrik-pabrik, sebagai bahan pencuci yang dibuang ke sungai-sungai. Untuk mencegah polusi air, maka penggunaan obat-obatan dan bahan kimia hendaklah menurut aturan atau petunjukpetunjuk yang telah ditentukan. Juga pembuangan sampah dari pabrik-pabrik, kendaraan bermotor, kapal terbang dan sebagainya. Suara yang terlalu bising mengganggu ketenangan, dapat menimbulkan gangguan jasmaniah dan rohaniah, misalnya gangguan jantung, kelenjar-kelenjar pernapasan, gangguan syaraf, perasaan gelisah dan sebagainya.Untuk mencegah polusi suara, hendaknya kita menyadari bersama, agar dalam memakai kendaraan mengurangi suaranya.
Dalam hal ini juga Pemerintah telah mengatur bagi orang yang mendirikan industri agar meminta izin. Ini dimaksudkan supaya penetapan industri itu dapat diatur begitu rupa, sehingga tidak menimbulkan polusi suara pada penduduk sekitarnya.
C.
PENANGGULANGAN MASALAH-MASALAH KEPENDUDUKAN YANG BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN HIDUP Lingkungan berarti keadaan atau kondisi yang mengelilingi kita. Bumi, rumah kita, memberikan semua hal penting yang dibutuhkan untuk hidup kita. Untuk kelangsungan hidup kita di lingkungan, kita harus melestarikan biosfer yang sehat dengan semua sistem ekologi, semua tumbuhan dan hewan, tanah yang subur, air murni, dan udara bersih. Sekarang, keindahan alam bumi ini menghilang, sebagian orang di seluruh dunia menghancurkan keindahan oleh eksploitasi sumber daya alam secara maksimum/berlebihan. Tingkat kerusakan lingkungan hidup saat ini sudah sangat tinggi sehingga perlu adanya solusi dari masalah lingkungan ini. Berbagai masalah lingkungan sekarang mempengaruhi bumi kita. Sebagai akibat dari era globalisasi yang terus-menerus mengeksploitasi proses alami dari bumi mengubah masalah lokal menjadi isu-isu global, beberapa masalah yang sekarang mempengaruhi dunia adalah hujan asam, polusi udara, pemanasan global, limbah berbahaya, penipisan ozon, asap, polusi air, dan lain sebagainya serta overpopulasi Smog dan racun mengapung di udara, yang disebabkan oleh pemborosan asap kotor dari perusahaan industri dan juga dari pembakaran bahan bakar yang dikeluarkan oleh kendaraan. Penyalahgunaan sumber daya energi akibat masalah kependudukan ini sebagai salah satu masalah lingkungan yang terjadi dari banyaknya masalah yang lain. Dalam hal ini akan berdampak menjadi masalah serius jika orang-orang pada jaman sekarang tidak bisa menyadari akan pentingnya daur ulang energi dan konservasi lingkungan. 1. Untuk pertama yang mungkin dapat dilakukan adalah mendaur ulang produk-produk yang sudah tidak terpakai, baik organik maupun non-organik sehingga ketegangan lingkungan sebagai akibat dari kerusakan lingkungan dapat kita kurangi dengan hal ini. Contohnya seperti menggunakan barang-barang yang tidak terpakai lalu didaur ulang menjadi kompos limbah tanaman sehingga dapat meminimalkan limbah yang terbuang di lingkungan. Dari limbah tersebut kita juga dapat menciptakan pupuk organik yang sehat. 2. Deforestasi atau penggundulan hutan untuk kehidupan manusia akan dapat berkurang dengan kita memanfaatkan teknologi yang tersedia untuk mendaur ulang bahan yang
digunakan, sehingga tak hanya dampak pencemaran lingkungan saja yang akan berkurang namun pohon juga dapat kita selamatkan. 3. Dalam memenuhi kebutuhan saat ini, kita tidak harus berlebihan dalam penggunaan sumber daya alam yang ada, karena dengan begitu generasi manusia yang akan datang tidak harus mengorbankan kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan mereka merupakan keberlanjutan pelestarian lingkungan yang harus diwujudkan. 4. Bukan berarti pengelolaan dominasi dan eksploitasi atau dalam menggunakan sumber daya alam harus selalu berlebihan dan tanpa memperhatikan kapasitas bumi dalam memproduksi dan merehabilitasinya dari kekuasaan kita atas alam dan makhluk hidup lainnya sehingga dapat menghindarkan kita dari masalah-masalah kependudukan yang terus-menerus meningkat. Oleh karena itu, kita harus menjaga kepadatan penduduk untuk mengurangi masalah kependudukan dan memfasilitasi sumber daya terbarukan agar dapat lebih diperbaharui sebagai efek kelestarian lingkungan yang dapat menjaga daya dukung lingkungan.
D. ANALISIS JURNAL PENGARUH PERTUMBUHAN PENDUDUK TERHADAP LINGKUNGAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG
ISI JURNAL : Hasil Penelitian Kecamatan Pauh terletak pada 00 58’ Lintang Selatan dan 1000 21” 11’ Bujur Timur. Batas Daerah : - Utara : Kecamatan Koto Tangah - Selatan: Kecamatan Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung - Timur : Kabupaten Solok - Barat : Kecamatan Kuranji. Luas Daerah Kecamatan Pauh 146,29 km2 .Temperatur Kecamatan Pauh 22,0oC31,7oC, Curah hujan Kecamatan Pauh 384.88 mm/bulan, Tinggi daerah Kecamatan Pauh 10- 1.600 m dpl (Sumber : kantor Camat Pauh Kota Padang,2014 ) sesuai kondisi alamnya, kecamatan pauh kota Padang pada umumnya masyarakat memiliki mata pencaharian sebagai petani, pedagang, karyawan swasta, buruh dan keadaan ekonominya menegah kebawah, masyarakat yang ada di Kecamatan Pauh Kota Padang pada umumnya beragama islam, Pada umumnya masyarakat Kecamatan Pauh Kota Padang memiliki suku minang.
Pembahasan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
seberapa
besar
pengaruh
pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang. Selanjutnya secara berurutan akan diuraikan melalui pembahasan sebagai berikut : variabel pertumbuhan penduduk termasuk rendah (dibawah kelompok ratarata adalah 25,26%). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang, karena t hitung > t tabel (2,629 > 2,364) hubungan pertumbuhan penduduk dengan lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang termasuk kecil (r = 0,258) dan kontribusi yang diberikan sebesar 0,067% terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang karena f hitung > f tabel, diketahui f hitung sebesar 6,911 dan f tabel sebesar 3,94. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk mempunyai hubungan yang erat dengan lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang. Menurut notoadmodjo (2011) permukiman terdiri dari (1) isi, yaitu manusia sendiri maupun masyarakat dan (2) wadah, yaitu fisik hunian yang terdiri dari alam dan elemen-elemen buatan manusia. Dua elemen permukiman tersebut, selanjutnya dapat dibagi kedalam (4) elemen yaitu: (1) alam yang meliputi topografi, geologi tanah, air, tumbuhan-tumbuhan, hewan, dan iklim (2) manusia yang meliputi kebutuhan biologi (ruang, udara, temperatur, dsb), perasaan dan persepsi, kebutuhan emosional, dan nilai moral (3) masyarakat yang meliputi kepadatan dan komposisi penduduk, kelompok sosial, kebudayaan, pengembangan ekonomi, pendidikan, hukum dan administrasi (4) fisik bangunan yang meliputi rumah, pelayanan masyarakat (sekolah, rumah sakit, dsb), fasilitas rekreasi, pusat perbelanjaan, dan pemerintahan, industri, dan kesehatan. Menurut Efendi (2012) yang berjudul “dinamika kepadatan penduduk di kecamatan pauh kota padang”. Hasil penelitiannya dinamika kepadatan penduduk di kecamatan pauh cenderung mengalami peningkatan kepadatan penduduk pisang, binuang, kampuang dalam, piai tangah, cupak tangah, koto luar, limau manis selatan dapat dikatakan dengan wilayah yang padat penduduk karena memiliki kepadatan penduduk lebih dari 200 jiwa/km2 , sedangkan batas ideal setiap per km2 ditempati ratarata 200 jiwa).
Kesimpulan dan Saran Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang, karena t hitung > t tabel (2,629 > 2,364) hubungan pertumbuhan penduduk dengan lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang termasuk kecil (r = 0,258), dan kontribusi yang diberikan sebesar 0,067% terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang, dan f hitung > f tabel, diketahui f hitung sebesar 6,911 dan f tabel sebesar 3,94 r = 0,258. Saran 1. Pemerintah diharapkan menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak di wilayah Kecamatan Pauh Kota Padang sebagai usaha mendukung terwujudnya kebersihan lingkungan pemukiman. 2. Pendidikan berkarakter perlu ditingkatkan untuk membentuk sikap mental tertib dan disiplin dalam rangka menjaga kebersihan lingkungan pemukiman harus diterapkan di lingkungan keluarga, pendidikan formal dan pendidikan non formal di masyarakat. 3. Pendidikan di lingkungan keluarga sangat diperlukan untuk membentuk fundamental individu yang tertib dan disiplin menjaga kebersihan lingkungan pemukiman, karena tingkat sosial ekonomi keluarga yang tinggi tidak menjamin terwujudnya lingkungan pemukiman yang bersih. ANALISIS JURNAL : 1. Pada pembahasan diawal disebutkan hubungan pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan permukiman di kecamatan Pauh Padang yang kurang berurutan sehingga terlihat kurang konsisten, yang awal nya disebutkan bahwa “variabel pertumbuhan penduduk termasuk rendah (dibawah kelompok rata-rata adalah 25,26%)”. Lalu disebutkan bahwa, “Hasil pengujian hipotesis menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang, karena t hitung > t tabel (2,629 > 2,364) hubungan pertumbuhan penduduk dengan lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang termasuk kecil (r = 0,258) dan kontribusi yang diberikan sebesar 0,067% terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang”. Dan disimpulkan bahwa pertumbuhan penduduk mempunyai hubungan yang erat dengan lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang.
Seharusnya : “variabel pertumbuhan penduduk termasuk rendah (dibawah kelompok rata-rata adalah 25,26%), hubungan pertumbuhan penduduk dengan lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang termasuk kecil (r = 0,258) dan kontribusi yang diberikan sebesar 0,067% terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang. Sehingga membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang (karena t hitung > t tabel (2,629 > 2,364). Bahwa pertumbuhan penduduknya rendah sehingga kontribusi terhadap lingkungan permukiman juga rendah”. Rendahnya kontribusi yang dimaksud seperti : kurangnya merawat lingkungan masyarakat dan fisik hunian (elemen-elemem buatan manusia), tetapi tidak dijelaskan secara spesifik hanya diuraikan pengertian dari permukiman. 2. Jika memang pertumbuhan penduduk mempunyai hubungan yang erat dengan lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang, seharusnya dijelaskan berpengaruhnya seperti apa. Misalnya pertumbuhan penduduk di Kecamatan Pauh Kota Padang menyebabkan lingkungan permukiman sekitar kumuh, kurang terawat dan hubungan sosialnya baik dan erat. Kriteria permukiman kumuh berdasarkan teori terdapat dalam Laporan Akhir Penyusunan Rencana Strategis Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kumuh 2002-2010, Direktorat Jenderal Perumahandan Permukiman, Depkimpraswil (2002). Metode klasifikasi tingkat kumuh wilayah dapat ditentukan berdasarkan 4 indikator untuk mempertajam klasifikasi kekumuhanya itu kondisi rumah, kondisi sarana prasarana lingkungan, kerentanan status penduduk, dan factor pendukung. Penentuan indicator kawasan kumuh sebagai berikut: • Kondisi Rumah - Persentase rumah permanen - Kepadatan permukiman - Proporsi rumah tangga berpotensi kumuh - Sampah, saluran dan pembuangan limbah • Kondisi sarana dan prasarana lingkungan - Air bersih - Sanitasi (tempat buang air besar) - Energi yang aman
- Sirkulasi (jalan akses) - Fasilitas umum - Sarana ekonomi - Ruang terbuka • Kerentanan Status Penduduk - Keluarga Pra-Sejahtera dan Sejahtera I - Kesehatan dan lingkungan - Masalah social dan keamanan • Faktor Pendukung - Kepadatan penduduk - Kepadatan bangunan
3. Jika akan membandingkan dengan jurnal orang lain, sebaiknya jurnal yang dijadikan pembanding adalah yang memiliki topik yang sama dengan topik jurnal yang dibahas. Karena pada topik jurnal yang dibahas adalah “Pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan permukiman di kecamatan Pauh kota Padang” dibandingkan dengan jurnal yang berjudul “Dinamika kepadatan penduduk di kecamatan pauh kota padang” ini belum sinkron. 4. Pada jurnal tersebut tidak diketahui jumlah penduduk di kecamatan Pauh, Padang. Sebaiknya, jumlah penduduk di kecamatan Pauh kota Padang harus dicantumkan terkait dengan pengaruh dinamika penduduk terhadap lingkungan. Solusi : 1. “Variabel pertumbuhan penduduk termasuk rendah(dibawah kelompok ratarata
adalah
25,26%)”serta
hubungan
pertumbuhan
penduduk
dengan
lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang termasuk kecil (r = 0,258)”.Dari pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa ada pengaruh yang signifikan dan positif antara pertumbuhan penduduk terhadap lingkungan permukiman di Kecamatan Pauh Kota Padang. Hal tersebut bisa dikarenakan sarana dan prasarana yang kurang dari pemerintah, pendidikan karakter masyarakat kurang, serta kesadaran lingkungan yang bersih masih kurang. Pemerintah dapat memberikan penyuluhan mengenai arti kebersihan lingkungan, serta dapat memajukan kecamatan Pauh, Kota
Padang tersebut dengan sarana dan prasarana yang mendukung. Serta, pemerintah harus memajukan perekonomian masyarakat kecamatan Pauh kota Padang yang memiliki mata pencaharian sebagai petani, pedagang, karyawan swasta, buruh. 2. Sebagai mahasiswa yang menjadi agent of change bisa memberikan penyuluhan tentang bagaimana merawat lingkungan yang bisa diadakan setiap hari minggu (hari libur). Dimana diselipi dengan kegiatan kerja bakti, yang diharapkan mampu mengeratkan hubungan masyarakat satu sama lain sekaligus membersihkan dan membenahi lingkungan disekitar rumah. Hal ini harus dilakukan secara berkelanjutan supaya menjadi agenda rutinitas masyarakat kecamatan Pauh kota Padang dihari libur.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan Infomasi sejarah menunjukan bahwa pertambahan penduduk di NegaraNegara berkembang jauh lebih cepat dari pada Negara-negara maju. Resiko yang ditanggung oleh bumi yang diliputi keterbatasan penyediaan kebutuhan manusia yang kian meningkat secara tajam, dan timbulnya akibat degradasi alam sekitar walaupun lingkungan hidup, di lain pihak, tuntutan manusia akan pangan, sandang, papan dan pendidikan telah memberikan derita dan beban kepada bumi yang makin berat. Sedang tuntutan manusia akan lingkungannya yang baik, justru lingkungan memberikan tuntutan balik kepada manusia akan lingkungan dan pencapaian tuntutan pada suatu lingkungan kehidupan yang nyaman.
DAFTAR PUSTAKA
Danusaputro, 1980. Hukum Lingkungan Buk Sektoral V . Bandung: Banicipta DR. RK. Sembiring. 1985. Demografi. Jakarta: Fakultas Pascasarjana IKIP Direktorat Pengembangan Permukiman. 2006. Konsep Pedoman, Identifikasi Permukiman Kumuh Penyangga Kota Metropolitan. Jakarta : Direktorat Jendral Cipta Karya H. Prawiro, 1988. Ekologi Lingkungan Pencemaran. Satyawacana. Semarang. Husein, 1992.Lingkungan Hidup Masalah Pengelolaan dan Penegakan Hukumnya. Jakarta: Bumi Aksara Kaslan A. Thohir, 1991. Butir – butir Tata lingkungan. Jakarta : Penerbit Rineka Citra Ryadi, Slamet, 1981. Pembangunan Dasar-Dasar dan Pengertiannya. Surabaya: Usaha Nasional Siahaan, 1987.Ekologi Pembangunan dan Hukum Tata Lingkungan. Jakarta:. Erlangga Soemarwoto, 1977. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Djambatan. Jakarta: Erlangga