Makalah_aik_vi[1].docx

  • Uploaded by: Asman Xmr Yt
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah_aik_vi[1].docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,079
  • Pages: 12
MAKALAH Al-Islam Kemuhammadiyahan VI “Tanggung Jawab Ilmuwan Muslim dalam Berbangsa dan Bernegara”

Disusun Oleh Kelompok 11 : 1. Nurul Ahmad

216 190 054

2. Asman

213 190 019

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE FAKULTAS TEKNIK 2019/2020

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya, dan tidak lupa kita mengirim salam dan salawat kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawakan kita suatu ajaran yang benar yaitu agama Islam. Dalam mata kuliah “Al-Islam Kemuhammadiyahan” ini, kami mendapatkan tugas untuk membuat makalah yang berjudul “Tanggung Jawab Ilmuwan Muslim dalam Berbangsa dan Bernegara”. Kami harap dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai tanggung jawab ilmuwan dalam berbangsa dan bernegara, khususnya bagi penulis. Makalah ini memang masih jauh dari sempurna, maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik. Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Parepare, 27 Maret 2019

Penulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT berfirman dalam QS. Al- Mudattsir ayat 38 yang artinya : “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya”. Dari kontek ayat ini, kita mengetahui bahwa Allah SWT menciptakan manusia dengan segala potensinya memiliki “tugas” untuk tunduk dan patuh terhadap hukum-hukum Allah SWT dan suatu saat nanti pada saat yang ditentukan oleh Allah semua manusia akan diminta pertanggung jawabannya sebagai bukti bahwa manusia sebagai pengemban amanah Allah SWT. Dalam melakukan misinya, manusia diberi petunjuk bahwa dalam hidup ada dua jalan yaitu, jalan baik dan jalan yang buruk. Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Balad ayat 10 yang artinya : “ Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan ( kebaikan dan keburukan)” Proses menerima petunjuk ini adalah bagaimana manusia mengembangkan kemampuan potensi akal ( ratio ) nya dalam memahami “alam” yang telah diciptakan dan disediakan oleh Allah SWT sebagai saran dan sumber belajar, kemudian ketika “ilmu” sudah dimiliki diharapkan manusia dapat berkarya (beramal) dengan ilmunya untuk terus membina hubungan vertical dan horizontal. Manusia

yang

mau

mengembangkan

potensi

akalnya

dapat

memanfaatkan

pengetahuannya tersebut untuk pencerahan dirinya dan memiliki tanggung jawab moral dan menyebarkan kepada sesama, mereka biasa disebut ilmuwan, cendikiawan atau intelektual.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan dari latar belakang di atas, penulis mengangkat masalah yaitu “Bagaimana tanggung jawab berupa kedudukan dan kewajiban ilmuwan muslim dalam berbangsa dan bernegara?”

C. Tujuan Penulisan Tujuan

penulisan

makalah

ini

yaitu

sebagai

tugas

mata

kuliah

Al-Islam

Kemuhammadiyahan VI untuk mendeskripsikan tanggung jawab berupa kedudukan dan kewajiban ilmuwan muslim dalam berbangsa dan bernegara. D. Manfaat Penulisan Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan pembaca mengenai tanggung jawab berupa kedudukan dan kewajiban ilmuwan muslim dalam berbangsa dan bernegara.

BAB II PEMBAHASAN A.

Pengertian Ilmuwan Menurut kamus besar Bahasa Indonesia hal. 325, Ilmuwan adalah :

 orang yang ahli,  orang yang banyak pengetahuan mengetahui suatu ilmu,  orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan  orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguhsungguh. Menurut Webster Dictionary, Ilmuwan ( Sciantist ) adalah seorang yang terlibat dalam kegiatan sistematis untuk memperoleh pengetahuan ( ilmu ) Ensiklopedia Islam mengartikan ilmuwan sebagai orang yang ahli dan banyak pengetahuannya dalam suatu atau beberapa bidang ilmu. Ilmuwan merupakan profesi, gelar atau capaian professional yang diberikan masyarakat kepada seorang yang mengabdikan dirinya. Pada kegiatan penelitian ilmiah dalam rangka mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang alam semesta, termasuk fenomena fisika, matematis dan kehidupan social. Istilah ilmuwan dipakai untuk menyebut aktifitas seseorang untuk menggali permasalahan ilmuwan secara menyeluruh dan mengeluarkan gagasan dalam bentuk ilmiah sebagai bukti hasil kerja mereka kepada dunia dan juga untuk berbagi hasil penyelidikan tersebut kepada masyarakat awam, karena mereka merasa bahwa tanggung jawab itu ada dipundaknya. Ilmuwan memiliki beberapa ciri yang ditunjukkan oleh cara berfikir yang dianut serta dalam perilaku seorang ilmuwan. Mereka memilih bidang keilmuan sebagai profesi. Untuk itu yang bersangkutan harus tunduk dibawah wibawa ilmu. Karena ilmu merupakan alat yang paling mampu dalam mencari dan mengetahui kebenaran. Seorang ilmuwan tampaknya tidak cukup hanya memiliki daya kritis tinggi atau pun pragmatis, kejujuran, jiwa terbuka dan tekad besar dalam mencari atau menunjukkan kebenaran pada akhirnya, netral, tetapi lebih dari semua itu ialah penghayatan terhadap etika serta moral ilmu dimana manusia dan kehidupan itu harus menjadi pilihan juga sekaligus junjungan utama.

Banyak yang mengartikan ilmuwan sama dengan intelektual, namun pada dasarnya berbeda. Intelektual adalah pemikir-pemikir yang memiliki kemampuan penganalisaan terhadap masalah tertentu.

B.

Tanggung Jawab Ilmuwan Tanggung jawab ilmuwan dalam pengembangan ilmu sekurang-kurangnya

berdimensi religious atau etis dan social. Pada intinya, dimensi religious atau etis seorang ilmuwan hendaknya tidak melanggar kepatutan yang dituntut darinya berdasarkan etika umum dan etika keilmuan yang ditekuninya. Sedangkan dimensi sosial

pengembangan

ilmu

mewajibkan

ilmuwan

berlaku

jujur,

mengakui

keterbatasannya bahkan kegagalannya, mengakui temuan orang lain, menjalani prosedur ilmiah tertentu yang sudah disepakati dalam dunia keilmuan atau mengkomunikasikan hal baru dengan para sejawatnya atau kajian pustaka yang sudah ada untuk mendapatkan konfirmasi, menjelaskan hasil-hasil temuannya secara terbuka dan sebenar-benarnya sehingga dapat dimengerti orang lain sebagaimana ia juga memperoleh bahan-bahan dari orang lain guna mendukung teori-teori yang dikembangkannya. Karena tanggung jawab ilmuwan merupakan ikhtiar mulia sehingga seorang ilmuwan tidak mudah tergoda, apalagi tergelincir untuk menyalahgunakan ilmu. “ Ilmu Pengetahuan tanpa Agama lumpuh Agama tanpa Ilmu Pengetahuan Buta “ DR. Yususf Al-Qaradawi menjelaskan ada tujuh sisi tanggung jawab seorang ilmuwan muslim, yaitu: 1. Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar ilmu tetap ada (tidak hilang),

2.

Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih hakekatnya, agar ilmu itu menjadi

meningkat,

3.

Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu berbuah,

4.

Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang mencarinya, agar ilmu itu

menjadi bersih (terbayar zakatnya),

5.

Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu

semakin luas,

6.

Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi dan memikulkan agar

mata rantai ilmu tidak terputus, lalu, terutama, bahkan pertama sekali

7.

Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT semata, agar ilmu itu

diterima oleh Allah SWT.

Kewajiban ilmuwan terhadap masyarakat Ilmu merupakan hasil karya seseorang yang dikomunikasikan dan dikaji secara luas oleh masyarakat. Jika hasil karyanya itu memenuhi syarat-syarat keilmuan, maka karya ilmiah itu, akan menjadi ilmu pengetahuan dan digunakan oleh masyarakat luas. Maka jelaslah jika ilmuwan memiliki tanggung jawab yang besar, bukan saja karena ia adalah warga masyarakat, tetapi karena ia juga memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat. Fungsinya selaku ilmuwan, tidak hanya sebatas penelitian bidang keilmuan, tetapi juga bertanggung jawab atas hasil penelitiannya agar dapat digunakan oleh masyarakat, serta bertanggung jawab dalam mengawal hasil penelitiannya agar tidak disalah gunakan. Selain itu pula, dalam masyarakat seringkali terdapat berbagai masalah yang belum diketahui pemecahannya. Maka ilmuwan sebagai seorang yang terpandang, dengan daya analisisnya diharapkan mampu mendapatkan pemecahan dari masalah tersebut. Seorang ilmuwan dengan kemampuan berpikirnya mampu mempengaruhi opini masyarakat terhadap suatu masalah. Ilmuwan mempunyai kewajiban sosial untuk menyampaikan kepada masyarakat dalam bahasa yang mudah dicerna. Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan adalah memberikan perspektif yang benar: untung dan rugi, baik dan buruknya, sehingga penyelesaian yang objektif dapat dimungkinkan.

Tanggung jawab sosial lainnya dari seorang ilmuwan adalah dalam bidang etika. Dalam bidang etika ilmuwan harus memposisikan dirinya sebagai pemberi contoh. Seorang ilmuwan haruslah bersifat obyektif, terbuka, menerima kritik dan pendapat orang lain, kukuh dalam pendiriannya, dan berani mengakui kesalahannya. Semua sifat ini beserta sifat-sifat lainnya, merupakan implikasi etis dari berbagai proses penemuan ilmiah. Seorang ilmuwan pada hakikatnya adalah manusia yang biasa berpikir dengan teratur dan teliti. Seorang ilmuwan tidak menolak atau menerima sesuatu secara begitu saja tanpa pemikiran yang cermat. Disinilah kelebihan seorang ilmuwan dibandingkan dengan cara berpikir orang awam. Kelebihan seorang ilmuwan dalam berpikir secara teratur dan cermat inilah yang menyebabkan dia mempunyai tanggung jawab sosial. Dia mesti berbicara kepada masyarakat sekiranya ia mengetahui bahwa berpikir mereka keliru, dan apa yang membikin mereka keliru, dan yang lebih penting lagi harga apa yang harus dibayar untuk kekeliruan itu.Sudah seharusnya pula terdapat dalam diri seorang ilmuwan sebagai suri tauladan dalam masyarakat. Dengan

kemampuan

pengetahuannya

seorang

ilmuwan

harus

dapat

mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang seyogyanya mereka sadari. Dalam hal ini, berbeda dengan menghadapi masyarakat, ilmuwan yang elitis dan esoteric, dia harus berbicara dengan bahasa yang dapat dicerna oleh orang awam. Untuk itu ilmuwan bukan saja mengandalkan pengetahuannya dan daya analisisnya namun juga integritas kepribadiannya. Dibidang etika tanggungjawab sosial seseorang ilmuwan bukan lagi memberi informasi namun memberi contoh. Dia harus tampil didepan bagaimana caranya bersifat obyektif, terbuka, menerima kritikan, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggap benar dan berani mengakui kesalahan. Tugas seorang ilmuwan harus menjelaskan hasil penelitiannya sejernih mungkin atas dasar rasionalitas dan metodologis yang tepat. Kewajiban ilmuwan terhadap umat Sebagai seorang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sunggu, seorang ilmuwan memiliki tanggung jawab sebagai penyeru ke jalan Allah SWT dan petunjuk ke jalan yang benar (amar ma’ruf nahi mungkar).

Allah berfiraman dalam QS. Al-Ahzab : 46 yang artinya: “Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan untuk menjadi cahaya yang menerangi” Kewajiban ilmuwan terhadap bangsa Kewajiban ilmuwan terhadap bangsa yaitu sebagai khalifah Allah SWT di bumi. Karena sebagai hamba yang dipercayai oleh Allah SWT, maka seorang ilmuwan harus bertanggung jawab atas amanat yang dipikulnya. Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim mempunyai tanggung jawab, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban atas ilmu yang dimilikinya. Rasulullah SAW bersabda:

‫صلهى ه‬ ‫ « ََل ت َ ُزو ُل قَدَ َما َع ْب ٍد َي ْو َم ال ِق َيا َم ِة‬:‫سله َم‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ َقا َل‬،ِ‫ع ْن أ َ ِبي َب ْرزَ ة َ األ َ ْسلَ ِمي‬ ِ ‫سو ُل ه‬ َ ُ‫َّللا‬ َ َ ‫ع َل ْي ِه َو‬ َ ‫َّللا‬ ‫ع ْن‬ ُ ‫ع ْن‬ َ ‫ َو‬،ُ‫يم أ َ ْنفَقَه‬ َ ‫ َو‬،‫يم َف َع َل‬ َ ‫ َو‬،ُ‫ع ُم ِر ِه فِي َما أ َ ْفنَاه‬ َ ‫َحتهى يُسْأ َ َل‬ َ َ‫ع ْن َما ِل ِه ِم ْن أَيْنَ ا ْكت‬ َ ِ‫سبَهُ َوف‬ َ ِ‫ع ْن ِع ْل ِم ِه ف‬ ٌ ‫ َهذَا َحد‬: ‫ وقال‬،‫يم أَب ََْلهُ» (رواه الترمذي‬ )]2417[ ‫ص ِحي ٌح‬ َ ‫ِيث َح‬ َ ‫س ٌن‬ َ ‫ِجس ِْم ِه ِف‬ Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga ia ditanya tentang umurnya; dalam hal apa ia menghabiskannya, tentang ilmunya; dalam hal apa ia berbuat, tentang hartanya; dari mana ia mendapatkannya dan dalam hal apa ia membelanjakannya, dan tentang pisiknya; dalam hal apa ia mempergunakannya”. (HR At-Tirmidzi, dan ia berkata: “Ini hadits hasan shahih”, hadits no. 2417). Kontribusi bagi kemajuan bangsa Aspek-aspek yang membawa kemajuan bangsa sangatlah banyak diantaranya : a. Aspek Idiologi  Memelihara keyakinan dan kebudayaan bangsa  Berupaya membangun jaringan-jaringan yang kuat untuk memfilter budaya yang masuk akibat globalisasi  Memberikan pemahaman

b. Aspek politik Kompleksitas

masyarakat

dan

kepentingan-kepentingannya

menuntut

adanya

pemikiran-pemikiran untuk membina dan membangun masyarakat agar tidak terjadi instabilitasi politik sehingga dalam bernegara para ilmuwan dapat memberikan solusi terhadap problem-problem yang terjadi.

c. Aspek ekonomi Idealnya bagi bangsa yang maju adalah adanya pembelajaran di sektor ekonomi yang adil dan merata karena keberhasilan ekonomi akan meningkatkan taraf hidup bangsa. Maka para ilmuwan merencanakan pertumbuhan ekonomi dengan cermat dan dapat memberikan solusi agar pertumbuhan tersebut berkesinambungan serta tercipta kesetiakawanan agar terhindar dari kecemburuan.

C.

Tokoh Ilmuwan Muslim

NO NAMA

NAMA LATIN

KARYANYA DAN TERJEMAHAN

1

Abu Abas Alfarghani

Alfraganus

Pengantar

Kepada

Ilmu Bintang 2

Abu Ali Al Haitsam

Alchazen

Kamus Optika

3

Jabir Ibn Hayyan

Geber

Ilmu Kimia

4

Ali ibn Isa

Jeru Haly

Catatan Bagi Dokter Mata

5

Al Uqlidisi

6

Abbas Az-zahrawi

7

Dst.

Ahli Matematika Abulcasis

Ilmu Bedah

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang dilakukan, begitupun seorang ilmuwan.

Seorang ilmuwan memiliki komitmen yang tinggi untuk membina dan membangun masyarakat. Sebagian tanggung jawab moralnya terhadap keilmuan yang dimiliki serta tanggung jawab perannya sebagai bagian dari masyarakat. Sebagai seorang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan tekun dan sungguh-sunggu, seorang ilmuwan memiliki tanggung jawab sebagai penyeru ke jalan Allah SWT dan petunjuk ke jalan yang benar (amar ma’ruf nahi mungkar). Kewajiban ilmuwan terhadap bangsa yaitu sebagai khalifah Allah SWT di bumi. Karena sebagai hamba yang dipercayai oleh Allah SWT, maka seorang ilmuwan harus bertanggung jawab atas amanat yang dipikulnya.

B.

Saran Penulis berharap pembaca lebih mendalami lagi mengenai tanggung jawab ilmuwan

dalam berbangsa dan bernegara karena ilmuwan mempunyai peran yang penting dalam membentuk opini dan moral masyarakat, umat, serta proses pembangunan bangsa supaya maju dan bermartabat.

DAFTAR PUSTAKA Winarto, Joko. 2011. Tugas dan Tanggung Jawab Ilmuan. http://filsafat.kompasiana.com/2011/05/29/tugas-dan-tanggung-jawab-ilmuan368478.html diakses tgl 11 Maret 2015 Arif. 2011. Tanggung Jawab Ilmuwan Terhadap Alam. http://ariefsmartguy.blogspot.com/2011/01/tanggung-jawab-ilmuwan-terhadap-alam.html diakses tanggal 11 Maret 2015 Marsyah. 2015. Ideologi Tugas dan Tanggung Jawab. http://marsyahmuslimah.blogspot.com/2014/03/makalah-ideologi-tugas-dantanggung.html diakses tanggal 11 Maret 201

More Documents from "Asman Xmr Yt"