1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang bermutu, holistik dan menyeluruh semakin berkembang sejalan dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan pendapatan masyarakat. Di pihak pemberi pelayanan kesehatan (health care provides) harus terus mengembangkan kepekaannya terhadap tuntutan masyarakat dengan mempebaiki mutu managemen agar masyarakat lebih mudah mengakes pelayanan kesehatan yang lebih bermutu. Tuntutan ini ditanggapi oleh pemerintah dengan melakukan reformasi sektor pelayanan kesehatan yang diawali tahun2011. Sebagai makhluk sosial, yang setiap hari bergaul dengan begitu banyak orang, kita mungkin sering mengalami konflik dengan orang lain. Kebanyakan konflik itu muncul akibat ketidakmampuan kita mengelola hubungan antar pribadi. Ketidak mampuan itu menimbulkan keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi diri dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain disebut sebagai empati. Untuk dapat memiliki kemampuan empati, seorang perawat harus mampu bersosialisasi. Kebanyakan perawat memiliki sifat extovert (terbuka), maka akan lebih mudah dalam menangani pasien, karena pasien merasa nyaman dengan keberadaannya. Kemampuan empati perawat hendaknya disertai juga keramahan kepada keluarga atau kerabat pengantar atau penunggu dari pasien lebih lagi kepada setiap pengunjung rumah sakit, karena sesungguhnya citra rumah sakit ditentukan oleh sikap yang diperlihatkan sumber daya tenaga kesehatan terutama perawat sebagai ujung tombak rumah sakit.
2
1.2 Tujuan Penulisan Untuk mengetahui pengertian managemen kesehatan. Untuk mengetahui pngertian sikap simpati, dan empati. Selain itu untuk mengetahui dalil aqli dan naqli sikap simpati dan empati. Dan juga untuk mengetahui cara menunjukkan sikap empati.
3
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Managemen Kesehatan Manajemen Kesehatan adalah proses untuk mengatur kegiatan-kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Sebagian besar orang mengatakan bahwa proses pengaturan kegiatan untuk mencapai tujuan ini disebut administrasi, maka proses pengaturan kegiatan atau pelayanan kesehatan masyarakat disebut administrasi kesehatan masyarakat. Di sini timbul kerancuan, karena proses kegiatan sama, namun istilah berbeda administrasi dan manajemen. Banyak
ahli
yang
telah
membuat
batasan
tentang Pengertian
Manajemen ini, antara lain : 1. Robert D. Terry Managemen adalah proses pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan menggunakan orang lain. 2. Evancevich, Manajemen ialah suatu proses yang dilakukan oleh satu orang atau lebih untuk mengkoordinasian kegiatan-kegiatan orang lain untuk mencapai hasil tujuan yang tidak dapat dicapai oleh hanya satu orang saja. Dalam Encyclopedia of social science, Pengertian Manajemen merupakan proses dimana pelaksanaan dari suatu tujuan diselenggarakan dan diawasi. Dari batasan-batasan tersebut dapat diambil suatu kesimpulan umum bahwa: Pengertian Manajemen ialah suatu kegiatan untuk mengatur orang lain guna mencapai tujuan atau menyelesaikan suatu pekerjaan. Apabila batasan ini diterapkan pada bidang kesehatan masyarakat dapat dikatakan sebagai berikut. Pengertian Manajemen Kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur para petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan guna meningkatkan kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. Dengan kata lain manajemen kesehatan masyarakat merupakan penerapan manajemen umum dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga yang menjadi suatu objek atau sasaran manajemen ialah sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Sistem ini adalah suatu kesatuan yang utuh dan teradu dimana terdiri
4
dari berbagai elemen (sub-sistem) yang saling berhubungan dalam suatu proses atau struktur dalam upaya menghasilkan sesuatu atau mencapai suatu tujuan tertentu. Oleh karena itu, berbicara tentang sistem pelayanan kesehatan adalah struktur atau gambaran dari sub-sistem dalam suatu unit atau dalam suatu proses untuk mengupayakan pelayanan kesehatan masyarakat baik yang bersifat preventif, kuratif, promotif dan juga rehabilitatif. Sehingga pada sistem pelayanan kesehatan ini dapat berbentuk Puskesmmas, Rumah sakit, Balkesmas dan unit-unit atau organisasi-organisasi lain yang mengupayakan peningkatan dalam hal kesehatan. Dengan demikian, maka manajemen kesehatan masyarakat merupakan proses manajemen di tiap-tiap sub-sistem pelayanan.
2.2 Pengertian Sikap Simpati, dan Empati A. Simpati Simpati adalah suatu proses kejiwaan di mana seorang individu merasa tertarik pada seseoang atau sekelompok orang karena sikap, penampilan, wibawa, atau perbuatannya yang sedemikian rupa. Di dalam proses ini perasaan seseorang memegang peranan yang sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Inilah perbedaan utamanya jika di bandingkan dengan identifikasi. Identifikasi lebih di dorong oleh suatu keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap kedudukannya lebih tinggi dan harus di hormati. Hal ini karena pihak lain mempunyai kelebihan atau kemampuan tertentu yang patut di jadikan contoh. Menurut Kamus Besar Bahasa Insonesia (KBBI) simpati dapat diatikan sebagai keikutsertaan seseorang dalam merasakan perasaan orang lain, seperti senang, sedih, susah, gembira, dan lain sebagainya.
Simpati sebagai suatu proses sosial dapat berlangsung dalam dua proses yaitu simpati searah dan simpati timbal balik.
5
1) Simpati searah merupakan simpati yang yang tidak dapat menghasilkan
hubungan kerja sama. Misalnya, Alex simpati sekali dengan David Beckham yang permainan bolanya baik sekali, namun Davis Beckham tidak mengetahui kalau Alex merupakan simpatisannya. 2) Simpati timbal balik yang dapat menghasilkan suatu hubungan kerja sama. Misalnya Don King bersimpati kepada Mike Tyson sebagai petinju Dunia sejati, demikian pula sebaliknya Mike Tyson bersimpati kepada Don King sebagai promotor tinju yang hebat. Hasil dari saling simpati tersebut akhirnya akan menciptakan kerja sama yang baik dan saling menguntungkan.
B. Empati Empati dapat diartikan sebagai suatu keadaan jiwa yang merasa iba melihat penderitaan orang lain dan terdorong dengan kemauan sendiri untuk menolongnya tanpa mempersoalkan perbedaan
latar belakang agama, budaya, bahasa,
kebangsaan, etnik, golongan dan sebagainya. (Abuddin Nata). Sebagai seorang manusia rasa empati sudah terkandung pada jiwanya. Lalu bagaimana seseorang itu mengaplikasikannya. Islam mengajarkan kepada kita unutuk bersikap empati, seperti harus memiliki rasa sifat pemurah, dermawan, saling membantu, tolong-menolong dan lainnya. Hal ini berkaitan dengan Firman Allah SWT: A. و ما يفعلوا من خير فلن يكفروه و هللا عليم بالمتقين Artinya: “Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, Maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menenerima pahala) nya; dan Allah Maha mengetahui orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran: 115)
B. وتعاونوا على البر و التقوى
6
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa” (QS. Al-Maidah: 2) Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi seseorang bersimpati dan berempati antara lain: a. faktor Simpati : • Kesamaan pandangan • Kesamaan kepentingan • Kesamaan faktor-faktor histois • Kesamaan rasial b. Faktor-faktor Empati : • Sosialisasi • Perkembangan Kognitif • Modal dan Feeling • Situasi dan Tempat • Komunikasi
2.3 dalil aqli dan naqli sikap impati dan empati Surah An-Nisa’ ayat 8 : "Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir beberapa kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu (sekedarnya) dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. (Q.S. An-Nisa’ [4] : 8) Rasulullah SAW bersabda: Artinya: "Seorang mukmin terhadap mukmin lainnya adalah laksana bangunan yang saling menguatkan bagian satu dengan bagian yang lainnya." (HR.Bukhari dan Muslim)
Nabi bersabda yang artinya:
7
"Perumpamaan kaum mukmin dalam kasih sayang dan belas kasih serta cinta adalah seperti satu tubuh. Jika satu bagian anggota tubuh sakit maka akan merasa sakit seluruh tubuh dengan tidak bisa tidur dan merasa demam." (HR. Bukhari dan Muslim) 2.4 Cara menunjukkan sikap empati 1. Belajarlah mendengarkan orang lain.
Mendengar adalah cara yang baik untuk menunjukkan empati kepada orang lain. Anda harus punya tujuan tertentu agar bisa mendengarkan seseorang secara aktif.[1] Jangan meremehkan orang lain dengan sibuk mengutak-atik ponsel atau memikirkan ingin makan apa malam ini, tetapi berusahalah mendengarkan dengan sepenuh hati apa yang sedang ia ceritakan kepada Anda. 2. Bersikap membuka diri.
Anda akan sulit terhubung dengan orang lain hanya dengan mendengar. Membuka diri secara emosional adalah hal yang sangat sulit dilakukan dan membutuhkan keberanian, tetapi inilah cara terbaik agar Anda berdua menjadi lebih dekat satu sama lain. 3. Berikan afeksi secara fisik.
Jangan gunakan cara ini untuk setiap orang. Selain itu, Anda juga harus bertanya dahulu jika ingin memberikan afeksi fisik untuk memastikan bahwa perlakuan Anda bisa diterima (walaupun Anda sudah mengenal orang ini). Menunjukkan afeksi fisik bisa meningkatkan kadar hormon oksitosin dan memperbaiki perasaan Anda berdua. 4. Fokuskan perhatian pada kondisi di sekitar Anda.
Perhatikan keadaan yang sedang terjadi termasuk perasaan, ekspresi, dan tindakan orang-orang di sekeliling Anda. Pikirkan juga apa yang mungkin dirasakan oleh orang-orang yang Anda ajak berinteraksi.
5. Jangan menilai.
8
Sikap ini sangat diperlukan jika Anda ingin berempati dan memperhatikan dengan penuh kesadaran. Menahan diri agar tidak menilai bukanlah hal yang mudah, apalagi di saat Anda baru pertama kali bertemu atau berinteraksi dengan seseorang. Meski demikian, Anda harus bisa bersikap seperti ini agar mampu berempati. 6. Berikan bantuan.
Menawarkan bantuan adalah salah satu
cara
terbaik untuk
menunjukkan bahwa Anda mengerti apa yang orang lain alami dan bersedia membantunya. Alasan lainnya adalah karena Anda mau menyediakan waktu untuk melakukan sesuatu bagi orang lain tanpa pamrih.
BAB III PENUTUP
9
3.1 KESIMPULAN Dengan kemampuan empati maka perawat memiliki kemampuan untuk menghayati perasaan pasien. Kemampuan empati seorang perawat dipengaruhi oleh kondisi perawat itu sendiri. Perawat perlu menjaga kondisi kesehatan fisik dan psikis, karena keduanya saling mempengaruhi satu sama lain. Untuk dapat memiliki kemampuan empati, seorang perawat harus mampu bersosialisasi. Kebanyakan perawat memiliki sifat extovert (terbuka), maka akan lebih mudah dalam menangani pasien, karena pasien merasa nyaman dengan keberadaannya. Kemampuan empati perawat hendaknya disertai juga keramahan kepada keluarga atau kerabat pengantar atau penunggu dari pasien lebih lagi kepada setiap pengunjung rumah sakit, karena sesungguhnya citra rumah sakit ditentukan oleh sikap yang diperlihatkan sumber daya tenaga kesehatan terutama perawat sebagai ujung tombak rumah sakit. 3.2 SARAN Semoga dengan meningkatnya kualitas tenaga kesehatan terutama perawat di Indonesia ini maka diharapkan akan meningkatkan pula kesehatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Budiningsih,Asri.2004 . Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta.
10
PT Refika Aditama wirawan sarwono,Sarlito.1999.Osikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka. http://www.kumpulan istilah.com/2011/02/pengertian-empati.html http://yulhanrinto.blogspot.com/2012/01/empati.html
Muninjaya,Gde.2014.managemen mutu pelayanan kesehatan.Jakarta:EGC