Makalah%20pindu.docx

  • Uploaded by: Sudarmono
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah%20pindu.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,949
  • Pages: 9
BAB I PENDAHULUAN Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian lingkungan selain tentunya kuantitas produksi. Tidak heran bila pemerhati lingkungan dunia merasa perlu memperingatkan akan hutan tropis dunia sekarang ini menjadi berkurang disebabkan gencarnya perkebunan sawit dunia. Perkebunan sawit di Indonesia sejak tahun 2001-2010 selalu meningkat TBS yang dihasilkan, seiring dengan perluasan lahan penanama dari seluruh nusantara, Seiring dengan berkembang nya teknologi membuat bibit sawit unggulan semakin memudahkan masyarakat memilih jenis bibit sawit menurut selera. Sehingga juga diperlukan perawatan dan pemeliharaan sawit yang benar.

Tujuan dan manfaat Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mempelajari bagaimana cara merawat atau memelihara tanaman sawit dengan benar, sehingga memperoleh hasil produksi yang maksimal. Selain itu manfaat dari penulisan ini memperoleh pengetahuan tentang budidaya tanaman sawit.

BAB II ISI

A. MEMELIHARA KELAPA SAWIT Kelapa sawit yang sudah di tanam memerlukan perawatan sehingga akan menghasilkan produksi yang maksimal. Perawatan kelapa sawit memerlukan perhatian yang serius karena biasanya sawit jika tidak terawat maka produksi yang di hasilkan juga sedikit sehingga keuntungan akan berkurang ( tidak maksimal). Tetapi biasanya meskipun biaya yang di keluarkan besar tetapi hasil yang di dapat juga akan lebih besar. Tanaman kelapa sawit akan berproduksi optimal tentunya tidak terlepas dari adanya pemeliharaan tanaman yang baik dan benar pada tanaman sudah menghasilkan (TSM) maupun tanaman sebelum menghasilkan (TBM). Tanaman belum menghasilkjan adalah tanaman yang dipelihara sejak bulan pertama penanaman sampai dipanen pada umur 30 36 bulan. Pemeliharaan masa tanaman belum menghasilkan merupakan lanjutan dan penyempurnaan dari pekerjaan pembukaan lahan dan persiapan untuk mendapatkan tanaman yang berkualitas prima. Selama masa tanaman belum menghasilkan diperlukan beberapa jenis pekerjaan pemeliharaan yang secara teratur harus dilaksanakan, diantaranya adalah "Penunasan dan Kastrasi".

1.

Menunas (Tunas Pasir) Menunas (tunas pasir) adalah pekerjaan memotong daun-daun tua tanaman kelapa sawit yang tidak bermanfaat lagi bagi tanaman. Tanaman muda tidak boleh ditunas sampai umur 15 bulan karena jumlah daun masih < 48 daun. Sehubungan dengan itu, penunasan hanya dilakukan dengan memotong daun-daun tua saja yang tidak bermanfaat lagi bagi tanaman,yaitu daun-daun tua yang masih hijau menjelang kering dilihat dari fungsinya sebagai "asimillator" tidak berarti lagi. Selain itu pada daun menjelang kering terjadi transport/pengangkutan zat makanan dari daun tua ke pucuk tanaman, dimana zat-zat makanan itu dipergunakan untuk pertumbuhan bagian lain, terutama unsur yang digunkan mobil seperti Kalium (K) dan Mangan (Mn). Tujuan

menunas

pada

tanaman

belum

menghasilkan

turutama

untuk

sanitasi/kebersihan pohon. Peralatan yang diperlukan dalam menunas adalah "Chicel" berukuran 5 cm - 7,5 cm. Pekerjaan penunasan ada 3 jenis, yaitu :

a.

Penunasan Pendahuluan, dilakukan 6 bulan sebelum tanaman dimutasikan masuk menjadi tanaman menghasilkan.

b. Penunasan periodik, dilakukan pada tanaman menghasilkan dengan rotasi/pergiliran yang ditentukan c. Penunasan panen dilakukan sekaligus pada saat panen. Kadang-kadang 1 daun - 2 daun samping dari daun penyangga yang ditunas sebelum tandannya dipotong.

Alat-alat yang digunakan untuk pekerjaan penunasan ini tergantung pada cara penunasan, bisa berupa dosos, kampak dan bisa juga egrek. Agar rotasi tunasan dapat terpenuhi, sebaiknya dibuat rencana penunasan setiap bulan. Penunasan dilakukan pada waktu panen rendah karena saat itu daun yang tidak menyangga tandan lebih banyak 2. Kastrasi (Ablasi) Kastrasi adalah pemotongan atau pengebiran bunga jantan dan bunga betina yang masih muda pada tahap pembungaan awal yaitu pada tanaman belum menghasilkan, yaitu pada umur 14 - 20 bulan. Pemotongan bunga berlangsung selama 10 bulan - 12 bulan dengan rotasi/pergiliran satu bulan sekali sebelum panen perdana/pertama. Hal ini dilakukan karena bunga muda umumnya masih kecil dan belum sempurna, sering gugur atau aborsi, bunga seperti ini tidak menguntungkan bila dipertahankan. Kastrasi dapat dimulai jika 25 % dari tanaman telah berbunga. Keuntungan yang diperoleh dengan adanya kastrasi adalah : a.

Merangsang pertumbuhan vegetatif dan menghemat penggunaan unsur hara dan air, terutama di daerah yang memiliki musim kering panjang.

b. Mendapatkan buah buah dengan berat/tandan yang relatif seragam c.

Memperoleh kondisi tanaman yang bersih sehingga akan mengurangi kemungkinan adanya serangan hama dan penyakit, antara lain ulat Tirathaba, tikus, tupai dan jamur Marasmius.

d. Kastrasi yang diikuti dengan penyerbukan bantuan pada panen pertama akan menghasilkan tandan yang lebih sempurna dan lebih berat, sekaligus meningkatkan kapasitas panen. Kastrasi dapat dilakukan dengan memotong bunga yang baru keluar dari ketiak pelepah daun sebelum membesar. Alat potongnya bisa menggunakan chisel,yaitu alat seperti linggis (dodos) yang pada ujungnya berkait. Bunga yang telah terpotong dengan linggis khusus ini kemudian ditarik lurus dengan kait.

Cara memotongnya, bunga dipotong tanpa melukai batang kelapa sawit dan pangkal pelepah daun. Rotasi (pergiliran) kastrasi dilakukan sekali sebulan sehingga bunga yang keluar belum banyak menyerap unsur hara dar tanaman tersebut. Dalam melaksanakan kastrasi harus dijaga agar pelepah daun tidak terluka atau terpotong. Tandan bunga yang dipotong dikumpulkan ke dalam karung goni dan dipendam dalam tanah (Muchdat Widodo)

Selain itu hal - hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kebun kelapa sawit adalah : a

Biaya Dalam perawatan sebaiknya di cari cara agar biaya yang dihasilkan kecil tetapi hasil perawatan maksimal.

b

Cara perawatan Pada daerah tertentu harus dilakukan perawatan yang berbeda seperti di daerah gambut dibutuhkan unsur hara mikro seperti cu dan fe dan juga harus dibuat drainase yang baik sedangkan di daerah mineral dan rata hal ini mungkin tidak di perlukan.

c

Adopsi tehnologi Peralatan pertanian selalau mengalami kemajuan dari manual ke mekanis dan biasanya mekanis akan meningkatkan produktifitas sehingga biaya akan lebih murah. Jadi selalu harus di cari jenis tehnologi terbaru yang sesuai karena beberapa tehnologi pertanian yang terbaru tidak cocok di pakai dalam perkebunan kelapa sawit.

Adapun kegiatan pemeliharaan atau perawatan tanaman kelapa sawit adalah : 1. Pemangkasan Daun Terdapat tiga jenis pemangkasan yaitu: 1. Pemangkasan pasir. Membuang daun kering, buah pertama atau buah busuk waktu tanaman berumur 16-20 bulan. 2. Pemangkasan produksi. Memotong daun yang tumbuhnya saling menumpuk (songgo dua) untuk persiapan panen umur 20-28 bulan.

3.

Pemangkasan pemeliharaan. Membuang daun-daun songgo dua secara rutin sehingga pada pokok tanaman hanya terdapat sejumlah 28-54 helai.

2. Kastrasi Bunga Memotong bunga-bunga jantan dan betina yang tumbuh pada waktu tanaman berumur 12-20 bulan.

3. Penyerbukan Buatan Untuk mengoptimalkan jumlah tandan yang berbuah, dibantu penyerbukan buatan oleh manusia atau serangga. a. Penyerbukan oleh manusia. Dilakukan saat tanaman berumur 2-7 minggu pada bunga betina yang sedang represif (bunga betina siap untuk diserbuki oleh serbuk sari jantan). Ciri bunga represif adalah kepala putik terbuka, warna kepala putik kemerah-merahan dan berlendir. Cara penyerbukan: 1. Bak seludang bunga. 2. Campurkan serbuk sari dengan talk murni ( 1:2 ). Serbuk sari diambil dari pohon yang baik dan biasanya sudah dipersiapkan di laboratorium, semprotkan serbuk sari pada kepala putik dengan menggunakan baby duster/puffer.

b. Penyerbukan oleh Serangga Penyerbuk Kelapa Sawit. Serangga penyerbuk Elaeidobius camerunicus tertarik pada bau bunga jantan. Serangga dilepas saat bunga betina sedang represif. Keunggulan cara ini adalah tandan buah lebih besar, bentuk buah lebih sempurna, produksi minyak lebih besar 15% dan produksi inti (minyak inti) meningkat sampai 30%. 4. Pengendalian gulma Gulma yang harus di kendalikan dalam perkebunan kelapa sawit adalah gulma kelas A seperti lalang, bambu, pisang, anak kayu, senduduk dan lain - lain. 5. Hama dan Penyakit Ada banyak hama dan pekait kelapa sawit terutama adalah hama pemakan daun yang sangat memerlukan perhatian yang serius. a. Hama

1.

Hama Tungau Penyebab: tungau merah (Oligonychus). Bagian diserang adalah daun. Gejala: daun menjadi mengkilap dan berwarna bronz. Pengendalian: Semprot Pestona atau Natural BVR.

2. Ulat Setora Penyebab: Setora nitens. Bagian yang diserang adalah daun. Gejala: daun dimakan sehingga tersisa lidinya saja. Pengendalian: Penyemprotan dengan Pestona. b. Penyakit 1. Root Blast Penyebab: Rhizoctonia lamellifera dan Phythium Sp. Bagian diserang akar. Gejala: bibit di persemaian mati mendadak, tanaman dewasa layu dan mati, terjadi pembusukan akar. Pengendalian: pembuatan persemaian yang baik, pemberian air irigasi di musim kemarau, penggunaan bibit berumur lebih dari 11 bulan. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO. 2. Garis Kuning Penyebab: Fusarium oxysporum. Bagian diserang daun. Gejala: bulatan oval berwarna kuning pucat mengelilingi warna coklat pada daun, daun mengering. Pengendalian: inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Pencegahan dengan pengunaan Natural GLIO semenjak awal. 3. Dry Basal Rot Penyebab: Ceratocyctis paradoxa. Bagian diserang batang. Gejala: pelepah mudah patah, daun membusuk dan kering; daun muda mati dan kering. Pengendalian: adalah dengan menanam

bibit

yang

telah

diinokulasi

penyakit.

Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki. Penyemprotan herbisida (untuk gulma) agar lebih efektif dan efisien dapat di campur Perekat Perata AERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki . 6. Pemupukan Pupuk yang dibuthkan kelapa sawit adalah Urea/ZA, MOP/KCl, Dolomit/Kieserite, RP/TSP/SP-36 dan Borate serta Cuprum dan Ferrit. Anjuran pemupukan sebagai berikut : Pupuk Makro

1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36 Urea

2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst

225 kg/ha 1000 kg/ha

1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36 TSP

2. Bulan ke 48 & 60

115 750 kg/ha

kg/ha

1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36 MOP/KCl

2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst

200 kg/ha 1200 kg/ha

1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36 Kieserite

2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst

75 600 kg/ha

kg/ha

20 40 kg/ha

kg/ha

1. Bulan ke 6, 12, 18, 24, 30 dan 36 Borax

2. Bulan ke 42, 48, 54, 60 dst

NB. : Pemberian pupuk pertama sebaiknya pada awal musim hujan (September - Oktober) dan kedua di akhir musim hujan (Maret- April). POC NASA a. Dosis POC NASA mulai awal tanam : 0-36 bln

2-3 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 4 - 5 bulan sekali

>36 bln

3-4 tutup/ diencerkan secukupnya dan siramkan sekitar pangkal batang, setiap 3 – 4 bulan sekali

b. Dosis POC NASA pada tanaman yang sudah produksi tetapi tidak dari awal memakai POC NASA.

Tahap 1 : Aplikasikan 3 - 4 kali berturut-turut dengan interval 1-2 bln. Dosis 3-4 tutup/ pohon Tahap 2 : Aplikasikan setiap 3-4 bulan sekali. Dosis 3-4 tutup/ pohon Catatan: Akan Lebih baik pemberian diselingi/ditambah SUPERNASA 1-2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman.

7. Tunas Dalam penunasan hal yang harus di perhatikan adalah jumlah pelepah.

1.

Tanaman kelapa sawit berumur < 9 tahun tunasan harus songgo 3

2. Tanaman kelapa sawit berumur 9 - 15 tahun tunasan songgo 2 3. Tanaman kelapa sawit berumur > 15 tahun tunasan songgo 1

8. Cara Panen Panen yang salah menyebabkan tanaman menjadi stress sehingga kegiatan panen saya masukkan kedalam perawatan kelapa sawit. 

Umur Panen Mulai berbuah setelah 2,5 tahun dan masak 5,5 bulan setelah penyerbukan. Dapat dipanen jika tanaman telah berumur 31 bulan, sedikitnya 60% buah telah matang panen, dari 5 pohon terdapat 1 tandan buah matang panen. Ciri tandan matang panen adalah sedikitnya ada 5 buah yang lepas/jatuh dari tandan yang beratnya kurang dari 10 kg atau sedikitnya ada 10 buah yang lepas dari tandan yang beratnya 10 kg atau lebih.



Cara panen



Cara Panen Buah dari pohon yang masih rendah diambil dengan dodos sedangkan untuk pohon yang tinggi diambil dengan agrek (arit bergagang bambu panjang). Cara panen adalah:

a. Tandan matang harus dipanen semuanya dengan kriteria 25-75% buah luar memberondol atau kurang matang dengan 12,5-25% buah luar memberondol b. Potong pelepah daun yang menyangga buah c. Tandan

buah

dipotong

dengan

dodos/agrek

di

dekat

pangkalnya

Beri tanda di tempat bekas potongan yang berisi nama pemanen dan tanggal panen. d. Tumpuk pelepah daun yang dipotong secara teratur di gawangan (ruang kosong di antara barisan tanaman) dengan cara ditelungkupkan.

DAFTAR PUSTAKA Mukti Sardjoko dkk. Pedoman Teknis Pembangunan Kebun Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, jakarta 2006

Soepadiyo Mangoensoekarjo dan Haryono Semangun. Manajemen Agrobisnis Kelapa Sawit.Gadjah Mada University Press, 2008

Ir.Sunarko,M.Si. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.P.T Agro Media Pustaka, Jakarta 2007.

More Documents from "Sudarmono"

Makalah%20pindu.docx
November 2019 16
Pruning Kelapa Sawit.docx
November 2019 25
Budidaya Cabe Merah.docx
November 2019 19