MAKALAH Konsep Dasar Persalinan
DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 : 1. Femri Mokodongan 2. Candra Wijaya Pobela 3. Astuti Molanu 4. Febrina Kadamong 5. Fitriani Mamonto 6. Ayuni Gobel
STIKES GRAHA MEDIKA KOTAMOBAGU T.A 2019/2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Swt, yang telah melimpahkan Rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan lancar. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas makalah yang membahas tentang konsep Dasar Persalinan. Kami menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini, kami banyak mendapat bimbingan, nasihat serta bantuan dari berbagai pihak, kami menyadari bahwa makalah ini tentu tidak lepas dari kekurangan untuk itu masukan dari para pembaca sangat kami harapkan. Akhir kalimat kami berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi perkembangan kesehatan Indonesia. Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Kotamobagu, 11 Maret 2019
Kelompok 1
DAFTAR ISI
Judul............................................................................................................................................ Kata Pengantar …………………………………………………………………...................... Daftar Isi…………………………………………………………………………..................... BAB I. Pendahuluan …………………………………………………………......................... A. Latar Belakang …………………………………………………………........................ B. Rumusan Masalah………………………………………………………….................... BAB II. Landasan Teori ………………………………………………………...................... A. Definisi kehamilan. B. Teori – teori mengenai proses terjadinya persalinan. C. Tanda dan gejala persalinan. D. Sebab mulainya persalinan. E. Faktor yang mempengaruhi persalinan. F. Asuhan persalinan kala I, II, III, IV. BAB III. Penutup A. Kesimpulan B. Saran Daftar Pustaka......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan yang bersih dan aman serta pencegahan kajian dan bukti ilmiah menunjukan bahwa asuhan persalinan bersih, aman dan tepat waktu merupakan salah satu upaya efektif untuk mencegah kesakitan dan kematian. Penatalaksanaan komplikasi yang terjadi sebelum, selama dan setelah persalinan. Dalam upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu perlu diantisipasi adanya keterbatasan kemampuan untuk menatalaksanakan komplikasi pada jenjang pelayanan tertentu. Kompetensi petugas, pengenalan jenis komplikasi dan ketersediaan sarana pertolongan menjadi penentu bagi keberhasilan penatalaksanaan komplikasi yang umumnya akan selalu berada menurut derajat keadaan dan tempat terjadinya. Asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV memegang kendali penting pada ibu selama persalinan karena dapat membantu ibu dalam mempermudah proses persalinan, membuat ibu lebih yakin untuk menjalani proses persalinan serta untuk mendeteksi komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan dan ketidaknormalan dalam proses persalinan. Untuk itu kami bermaksud membuat makalah ini dengan tujuan menyelesaikan tugas Asuhan Kebidanan 2 dan dapat membantu para ibu dalam mempersiapkan proses persalinan yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah 1. Untuk mengetahui teori mengenai proses terjadinya persalinan. 2. Untuk mengetahui definisi persalinan. 3. Untuk mengetahui tanda dan gejala persalinan. 4. Untuk mengetahui sebab – sebab mulainya persalinan. 5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi persalinan. 6. Untuk mengetahui asuhan persalinan kala I,II,III,IV.
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya kontrasi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. Kelahiran bayi merupakan pristiwa penting bagi kehidupan seorang pasien dan keluarganya. Sangat pentng untuk diingat bahwa persalinan adalah proses yang normal dan merupakan kejadian yang sehat. Namun demikian, potensi terjadinya komplikasi yang mengancam nyawa selalu ada sehingga bidan harus mengamati dengan ketat pasien dan bayi sepanjang proses melahirkan. Dukungan yang terus menerus an penatalaksanaan yang trampil ari bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenagkan dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan. (APN Revisi tahun 2010) B. Teori-Teori Mengenai Proses Terjadinya Persalinan a. Teori Penurunan Hormon Beberapa hari sebelum partus terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Sehingga otot rahim sensitif terhadap oksitosin. Penurunan kadar progestron pda tingkat tertentu menyebabkan otot rahim molai kontraksi. b. Teori Kerengangan Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu. Apabila batas tersebut telah terlewati, maka akan terjadi kontraksi, sehingga persalinan dapat dimulai. c. Teori Plasenta Menjadi Tua Plasenta yang semmakin tua sering dengan bertambahnya usia kehamilan akan mmenyebabkan turunya kadar estrogen dan progesteron, sehingga pembuluh darah mengalami kekejangan dan timbul kontraksi rahim. d. Teori Iritasi Mekanik Di belakan seviks terletak ganglion servikale/fleksus Fran Kenhauser. Bila ganglion ini digeser dan ditekan atau tertekan kepada janin, maka akan timbul kontraksi rahim. e. Teori Oksitosin Interna Menurutnya kosentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan mengakibatkan aktivitas oksitosin meningkat dan kontraksi braxton hicks sering terjadi, sehingga persalian dapat dimulai. f. Teori Prostaglanndin Prostaglanndinn yang dikeluarkan oleh decidua konssentrasinya meninggkat sejak usia kehamilan 15 minggu. Prostaglandin dianggap sebagai pemicu terjadinya persalinan, pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot hamil.
C. Tanda-tanda Gejala Persalinan Tanda dan gejala permualaan persalinan menurut mochtar (1994). Sebelum terjdi persalinan yang sebenarnya, beberapa seminggu sebelum wanita memasuki hari perkiraan kelahiran yang di sebut kala pendahuluan (preparatori stage of labor) dengan tanda sbb. 1. Lightening atau settling atau dropping, yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul..pada primigravida terjadi menjelang minggu ke-36. Lightenig disebabkan oleh: ·Kontraksi braxton hicks; -
Ketegangan dinding perut;
-
Ketegangan ligamentum rotumdum;
-
Gaya berat janin.
2. Saat kepala masuk pintu atas panggul, ibu akan merasakan rasa sesat pada perut bagian atas berkurang dan pada bagian bawah terasa sesak. a. Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri turun. b. Sering miksi atau sulit berkemih. c. Sakit di pinggang dan di perut. d. Serviks mulai lembek dan mendatar. Pada multi para gambaran ini kurang jelas, karena kepala janin baru masuk pintu atas panggul menjelalan persalinan. e. Terjadinya his permulaan atau his palsu. Sifat dari his palsu adalah : -
Rasa nyeri ringan di bagian bawah;
-
Datanya tidak teratur;
-
Durasi pendek;
-
Tidak bertambah dengan beraktivitas tidak ada perubahan pada serviks.
Tanda-tanda persalinan inpartu adalah sebagai berrikut. 1. Terjadi his persalinan, dengan karakteristik: Pinggang terasa sakit yang menjalar kedepan ; Sifat sakitnya teratur, interval makin pendek, dan kekuatannya makin besar ; Berpengaruh terhadap perubahaan serviks ; Dengan beraktivitas kekuan makin bertambah. 2. Pengeluaran lendir bercampur darah. 3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya. 4. Hasil pemeriksaan dalam (PD) menunjukan terjadinya perlunakan, pendaratan, dan pembukaan serviks. Karakteristik kontraksi uterus atau his yang perlu diperhatikan adalah: kekuatan kontraksi/intensitas, frekuensi, dan durasi. Tiap kontraksi uterus tediri atas tiga fase sebagai berikut. -
Incement, yaitu ketikabintensitas atau kekuatan kontraksi terbentuk.
-
Aceme, yaitu puncak maksimum dari kontraksi.
-
Decrement, yaitu ketika otot uterus mulai kontraksi.
D. Sebab-sebab Mulainya Persalinan 1. Penurunan Kadar Progesteron Proses penurunan fungsi plasenta terjadi mulai usia kehamilan 28 minggu, dimana terjadinya penimbunan jaringan ikat sehingga pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron menurun sehingga otot rahim menjadi sensitif terhadap oksitosin. 2. Teori Oxytocin Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofise posterior. Perubahan hormon estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim sehingga terjadi his. 3. Keregangan Otot- Otot Otot rahim mempunyai kemampuan untuk merenggang dalam batas tertentu, setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. 4. Pengaruh Janin Kehamilan dengan Aensephalus sering terjadi keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus (Teori ini dikemukakan oleh Linggin 1973). Dari berbagai percobaan maka dapat disimpulkan ada hubungan antara hipotalamus-pituitari dengan mulainya persalinan. E. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan 1. Passage (Jalan Lahir) Tulang panggul terdiri dari : Tulang panggul dibentuk oleh gabungan illium, iskium, pubis, dan tulang- tulang sacrum. Terdapat empat sendi panggul, yaitu simfisis pubis, sendi sakroiliaka kiri dan kanan dan sakrokoksiges. Tulang panggul dipisahkan oleh pintu atas panggul menjadi dua bagian: panggul palsu dan panggul sejati. Panggul palsu adalah bagian diatas pintu atas panggul dan tidak berkaitan dengan persalinan. Panggul sejati di bagi menjadi tiga bidang: pintu atas atau permukaan atas, panggul tengah atau rongga panggul, dan pintu bawah panggul. Bagian anterior pintu atas panggul yakni batas atas panggul dibentuk oleh tepi atas tulang pubis; bagian lateralnya dibentuk oleh dibentuk oleh linea illiopektinea, yakni sepanjang jalan inominata dan bagian posteriornya dibentuk oleh bagian anterior tepi atas sakrum dan promontorium sakrum. Rongga panggul tengah merupakan saluran lengkung yang memiliki dinding anterior pendek dan dinding posterior yang jauh lebih cembung dan panjang. Rongga panggul melekat pada bagian posterior simfisis pubis, iscium sebagian illium sakrum, dan koksigum. Pintu bawah panggul adalah batas bawah panggul sejati, dilihat dari
bawah
berbentuk lonjong, dibagian anterior dibatasi lengkung pubis, dibagian lateral oleh tuberositas iskium,dan dibagian posterior oleh ujung koksigum, pada kehamilan tahap akhir, koksigem dapat bergerak (kecuali jika struktur itu patah, misalnya akibat jatuh dan telah menyatu dengan sakrum ketika sedang penyembuhan.
Pada ketinggian yang berbeda, bentuk dan saluran ukuran panggul juga berbeda, diameter bidang pintu atas, panggul tengah, pintu bawah dan sumbu jalan lahir menentukan mungkin tidaknya persalinan pervaginam berlangsung dan bagai mana janin dapat menuruni jalan lahir (pergerakan kardinal mekanisme persalinan).
Empat jenis panggul dasar dikelompokan sebagai berikut:: 1. ginekoid (tiple wanita klasik) 2. android (mirip panggul pria) 3. antropoid (mirip panggul kera) 4. platipeloid (panggul pipih)
Panggul ginekoid adalah bentuk yang paling yang paling sering ditemui, bentuk panggul ginekoid dimiliki oleh 50 % wanita. Bidang-Bidang Hodge : Hodge I
: Setinggi Promontorium ke Pinggir Atas Simfisis Pubis
Hodge II : Sejajar Hodge I setinggi Pinggir Bawah Simfisis Pubis Hodge III : Sejajar Hodge I dan II setinggi Spina Isisadika Hodge IV : Sejajar Hodge I, II dan III setinggi Ujung Os Cocygis
2. Ukuran Panggul a. Pintu atas panggul Dari ukuran- ukuran p a p conjungata vera adalah ukuran yang terpenting dan satu- satunya ukuran yang dapat di ukur dengan mengurangi conjungata diagonalis dengan 1,5 – 2 cm, tergantung dari lebar dan inklinasinya symphysis b. Bidang Tengah Panggul ukuran- ukuran bidang tengah panggul tak dapat diukur secara klinis dan memerlukan rontgenologis. c. Pintu Bawah Panggul Perhatikan bentuk arcus pubis hendaknya merupakan sudut yang tumpul.
3. Otot Dasar Panggul a. Permukaan belakang panggul dihubungkan oleh jaringan ikat antara os sakrum da illium disebut ligamentum sakro illiaca posterior dan bagian depan disebut ligamentum sacr illiaca anterior b. Ligamentum yang menghubungkan anatara os sacrum dan spina ischium disebut ligamentum sacro spinosum c. Ligementum antara os sacrum dan os tuber isciadicum dinamakan ligamentum sacr tuberosum d. Dasar panggul/ diafragma pelvis terdiri dari bagian otot disebut musculus levator ani
e. Bagian membran disebut diafragma urogenital f. Musculus levator ani menyelubungi rektum terdiri dari musculus pubo coccygeus, musculus illiococcygeus dan musculus ischio coccygeus. g. Direngah musculus pubococcygeus kanan dan kiri ada hiatus urogenitalis merupakan celah segitiga. h. Hiatus dibatasi sekat yang menyelubungi pintu bawah panggul sebelah depan. Pada wanita sekat ini merupakan tempat keluarnya uretra dari vagina. i. Fungsi diafragma pelvis adalah menjaga agar genetalia interna tetap pada tempatnya. Jika menurun fungsinya maka akan terjadi prolaps.
4. Pasesenger (Janin Dan Plasenta) I.
Janin Janin bergerak disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor: yakni : ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. a. Ukuran Kepala Janin Ukuran Diameter -
Diameter Sub Occipito Bregmatika 9,5 cm
-
Diameter Occipitofrontalis Frontalis ± 12
-
Diameter Mento Occipito ± 13,5 cm
-
Diameter Submento Bregmatika ± 9,5 cm
-
Diameter Biparietal ± 9,5 cm
-
Diameter Bitemporalis ± 8 cm
-
Ukuran Cirkumferensia
-
Cirkumferensia Fronto Occipitalis ± 34 cm
-
Cirkumferensia Mento Occipitalis ± 35 cm
-
Cirkumferensia Sub Occipitalis Bregmatika ± 32 cm
b. Ukuran Badan Janin -
Bahu Jarak antara kedua akromion ± 12 cm Lingkaran Bahu ± 34 cm
-
Bokong Lebar bokong (diameter intertrokanterika) ± 12 cm Lingkaran Bokong ± 27 cm
II.
Presentasi Janin Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm. Tiga presentasi janin yang utama ialah : kepala (96 %); Sungsang (3%); Bahu (1%). Bagian Presentasi ialah bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan pemeriksaan dalam. Faktor- faktor yang mempengaruhi bagian presentasi ialah letak janin, sikap janin, dan ekstensi atau fleksi kepala janin.
III.
Letak Janin Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu panjang (punggung) ibu. Ada dua macam letak : -
Memanjang atau vertikal, dimana sumbu panjang janin paralel dengan sumbu panjang ibu
-
Melintang atau horisontal, dimana sumbu panjang janin membentuk sudut terhadap sumbu panjang ibu.
Letak memanjang dapat berupa presentasi kepalan atau presentasi sacrum. IV.
Sikap Janin Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang lain. Hal ini akibat penyesuaian janin terhadap bentuk rongga rahim. Pada kondisi normal punggung janin sangat fleksi ke arah dada, dan paha fleksi kearah sendi lutut disebut fleksi umum. Tangan disilang di depan toraks dan tali pusat terletak diantara lengan dan tungkai. Penyimpangan sikap normal dapat menimbulkan kesulitan saat kelahiran. Diameter biparietal ialah diameter lintang terbesar kepala janin. Kepala dalam sikap pleksi sempurna memungkinkan diameter sukoksipitobregmatika (diameter terkecil) memasuki panggul sejati dengan mudah
V.
Posisi Janin Posisi ialah hubungan antara bagian presentasi (oksiput, sakrum, mentum(dagu) sinsiput, (puncak kepala yang defleksi/ menengadah) terhadap 4 kuadran panggul ibu. Posisi dinyatakan dengan singkatan yang terdiri dari hurup pertama masingmasing kata kunci; OAKa = posisi Oksipitoanterior kanan. Engagement menunjukan bahwa diameter tranversa terbesar bagian presentasi telah memasuki pintu atas panggul. Pada presentasi kepala fleksi dengan benar diameter bivarietal (9,25 cm) merupakam diameter terlebar. Engagement dapat diketahui melalui pemeriksaan abdoment atau pemeriksaan dalam. Stasiun adalah hubungan antara bagian presentasi janin dengan garis imajiner (bayangan) yang ditarik dari spina iskiadika ibu, statiun dinyatakan dalam centimeter, yakni diatas atau dibawah spina.
VI.
Plasenta Karena plasenta juga harus melalui jalan lahir, ia juga dianggap sebagai penumpang yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada persalinan normal.
VII.
Air Ketuban Waktu persalinan air ketuban membuka servik dengan mendorong selaput janin kedalam ostium uteri, bagian selaput anak yang diatas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban. Ketuban inilah yang membuka serviks.
VIII.
Power (Kekuatan) Kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan vlasenta dari uterus. Kontraksi involunter disebut kekuatan primer, menandai dimulainya persalinan. Apabila servik berdilatasi usaha volunter dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan sekunder, yang memperbesar kekuatan kontraksi involunter a. His/ Kekuatan Primer His atau kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu terdapat pada penrbalan lapisan otot disegmen uterus bagian atas, dari titik pemicu, kontraksi dihantar keuterus bagian bawah dalam bentuk gelombang, diselingi periode istirahat singkat. Digunakan untuk menggambar kontraksi involunter ini frekuensi (waktu antar kontraksi yaitu waktu antara awal suatu kontraksi dan awal kontraksi berikutnya); durasi (lama kontraksiL); dan intensitas (kekuatan kontraksi). Kekuatan primer membuat serviks menipis (effacement) dan berdilatasi dan janin turun.penifisan serviks adalah pemendekan dan penipisan serviks selama tahap pertama persalinan pada kehamilan aterem pertama, effacement biasanya terjadi lebih dahulu dari pada dilatasi, pada kehamilan berikutnya, effacement dan dilatasi cenderung terjadi bersamaan dilatasi serviks adalah pembesaran muara dan saluran serviks, yang terjadi pada awal persalinan. Diameter meningkat dari 1cm sampai dilatasi lengkap (10cm) supaya janin aterm dapat dilahirkan.apabila dilatasi serviks lengkap , servik tidak dapat lagi diraba menandakan akhir tahap pertama persalinan. Dilatasi serviks terjadi karena komponen muskulofibrosa tertarik dari serviks ke arah atas, akibat kontraksi uterus yang kuat,tekanan yang ditimbulkan cairan amnion selama ketuban utuh atau kekuatan yang timbul akibat tekanan bagian presentasi juga membuat serviks berdilatasi, jaringan serviks akibat infeksi atau pembedahan dapat menghambat dilatasi serviks. b. Tenaga Mengejan (Kekuatan Sekinder) Segera setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul, sifat kontraksi berubah, yakni bersifat mendorong keluar. Ibu ingin mengedan , Usaha mendorong kebawah (kekuatan sekunder) dibantu dengan usaha volunter yang sama dengan yang dilakukan saat buang air besar (mengedan). Digunakan otot- otot diafragma dan abdomen ibu berkontraksi dan mendorong keluar isi jalan lahir. Hal ini menghasilkan menigkatkan tekanan intraabdomen. Tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi serviks, tetapi setelah lengkap, kekuatan ini cukup penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan
vagina.
Apabila
dalam
persalinan
ibu
melakukan
usaha
volunter(mengedan) terlalu dini, dilatasi serviks alkan terhambat. Mengedan akan melelahkan ibu dan menimbulkan trauma serviks.
F. Asuhan Persalinan Kala I, II, III, dan IV 1. Kala I (kala Pembukaan) Permulaan persalinan ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah karena serviks mulai mendatar dan membuka. Kala pembuka dibagi menjadi du fase (mochtar, 1994). a.
Fase laten: pembukaan serviks berlangsung lambbat, sampai pembukaan 3 cm yang berlangsung dalam tujuh sampai delapan jam.
b.
Fase aktif: berlangsung selanma enam jam yang dibagi atas tiga subvase, antara lain. -
periode akselerasi, pembukaan menjadi 4 cm yang berllangsung selam dua jam.
-
periode dilatasi maksimal, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan menjadi 9 cm.
-
periode deselerasi, yaitu pembukaan berlansung llambat kembali dalam waktu dua jam pembukaan dari 9 cm mencapai lengkap 10 cm. Lamanya kala I untuk primigravida berlangsung selama 12 jam sedangkan multigravida sekitar 8 jam. Bardasarkan kurva Friedman diperhitungkan pembukaan primigravida adalah 1 cm tiap jam dan untuk multigravida 2 cm tiap jam. Dengan perhitungan tersebut, maka waktu pembuaan lengkkap dapat diperkirakan.
2. Kala II (kala Pengeluaran) Menurut mochtar (1994), pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, interval 2-3 menit dengan durasi 50 sampai 100 detik. Pada akhir kala I ketuban akan pecah disertai pengeluaran cairan mendada, kepala janin turun masuk ruang panggul, sehingga terjadi tekanan pada otot dasar panggul yang akan menimbulkan keinginan untuk mengejan. Oleh karena tertekannya fleksus Franken Hauser, ibu merasa seperti ingin buang air besar karena adanya tekanan pada rektum. Tanda-tanda kala II (Farrer, 2001) antara lain: a. pemeriksaan vaginal serviks sudah dilatasi penuh. b. Selaput amnion biasanya sudah pecah. c. His atau kontraksi uterus yang berlangsung panjang kuat, dan tidak begitu sering bukan 2-3 menit lagi, melainkan sekitar 3-5 menit sekali. d. Mungkin terdapat tetesan darah dari vagina. e. Ibu mengalami desakan kuat untuk mengejan. f. Sfingter ani terlihat berlilatasi. g. Perineum tampak menonjol.
3. Kala III (Pelepasan Uri) Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit. Lepasnya plasenta secara Schultze yang biasanya tidak ada perarahan sebelum plasenta lahir dan banyak mengeluarkan darah setelah plasenta lahir. Sedangkan pengeluaran
plasenta cara Duncan yaitu plasenta lepas dari pinggir, biasanya darah mengalir keluar antara selaput ketuan (Mochtar 1994). Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memerhatikan tanda-tanda: a. uterus menjadi bundar; b. fundus uterus mengalami kontraksi kuat; c. uterus terdorong ke atas karena plasenta lepass ke segmen bawah rahim; d. tali pusat bertambah panjang; e. terjadi perdarah 4. Kala IV (Observasi) Kala IV dimaksudkan untuk observasi pendarahan postpartun. Paling sering terjadi pendarhan pad dua jam pertama, yang perlu diobservasi adalah: a. Tingkat kesadaran; b. Tanda tanda vital; c. Kontrasi uterus; d. Terjadinya pendarahan pendarahan dikatakan normal jika jumlahnya tidak lebih dari 500 ml.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan uraian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka kami dapat menyimpulkan tentang materi yang dibahas, sebagai berikut : 1. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Proses ini di mulai dengan adanya kontrasi persalinan sejati, yang ditandai dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri dengan kelahiran plasenta. 2. Dalam melakukan pencegahan banyaknya angka kematian ibu ataupun anak saat proses persalinan, perlu dilakukan asuhan persalinan kala I, II, III, dan IV sebagai berikut : a.
Kala I, tahap pembukaanin partu (partus mulai) ditandai dengan lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan mendatar.
b.
Kala II , pada kala pengeluaran janin, rasa mulas terkordinir, kuat, cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali.
c.
Kala III, pada kala ini terjadi pengeluaran plasenta setelah pengeluaran janin.
d.
Kala IV, tahap ini digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap bahaya perdarahan. Pengawasan ini dilakukan selam kurang lebih dua jam.
B. Saran Selain menarik kesimpulan di atas, kami juga memeberikan saran sebagai berikut: 1.
Adanya makalah ini diharapkan pembaca agar mempelajari isi dari makalah tersebut.
2.
Agar lebih meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai asuhan persalinan yang terbagi atas empat kala.
3.
Sebaiknya pembaca mencari buku ataupun mencari di internet mengenai asuhan persalinan agar lebih memehami asuhan persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Aa-aamas. 2011. Online. http://aa-aamas.blogspot.com/2011/03/makalah-asuhan-
persalinan.html. Akses 12
11 2012 Anakamak. 2010. Online. http://anakamak07.blogspot.com/2010/07/bab-i-pendahuluan-i.html. Akses 21 11 2012. Bencoolen, Rafless. 2011. Online. http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/04/asuhan-persalinan-kala-iv.html. Akses 21 11 2012 Midwifery, Lheys. 2011. Online. http://lheyzuthary.blogspot.com/2011/04/asuhan-persalinan-kala-iii.html. Akses 12 11 2012. Reza Muhamad Pahlevi. 2012. Online. http://muhamadrezapahlevi.blogspot.com/2012/05/konsep-dasar-persalinan.html. Akses 21 11 2012.