BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Virologi
merupakan
cabang
biologi
yang
mempelajari
makhluk
suborganisme, terutama virus. Istilah virologi diambil dari dua suku kata yaitu berasal dari kata virus dan logos (Ilmu), sehingga virologi merupakan studi tentang Ilmu yang mempelajari tentang virus seperti struktur, klasifikasi, evolusi, cara-cara menginfeksi dan memanfaatkan sel virus reproduksi, penyakit yang menimbulkan, teknik untuk mengisolasi dan budaya, dan penggunaannya dalam penelitian dan terapi. Virus merupakan antigen atau mahluk penyebab penyakit yang memiliki ukuran yang sangat kecil bahkan lebih kecil dari bakteri, karena ukuran virus yang sangat kecil sehingga masih terus dipelajari lebih lajut terutama pada pengobatan penyakit yang disebabkan oleh virus. Penyakit yang disebabkan oleh virus sangat sulit untuk disembuhkan karena kemampuan virus yang dapat menyesuaikan diri dengan sistem imun tubuh yang membuat virus tidak diserang oleh sistem imun karna dianggap bukan antigen, pada saat itulah virus memperbanyak diri dengan masuk dalam sel inang dan merusak sel inang tampa disadari. Pada saat penyakit sudah parah atau sudah menimbulkan gejala klinis barulah diketahui bahawa seseorang diserang virus. Ketika penyakit tersebut diobati dengan memberikan obat pada penderita, virus mampu mempelajari cara kerja obat tersebut dan bermutasi menjadi jenis virus yang baru dimana obat tersebut tidak mampu membunuh virus tersebut atau sudah resisten. Virus memiliki struktur tubuh yang relatif sederhana, dan memiliki cara reproduksi yang berbeda dangan mahluk lain. Virus disebut juga dengan partikel virion karna tidak bisa digolongkan sebagai mahluk hidup karna virus akan mengkristal atau tidak aktif diluar inangnya, dan tidak bisa digolongkan dalam benda mati karena, ketika partikel virion tersebut masuk kedalam inang makan partikel tersebut akan aktif kembali dan memperbanyak diri.
1
Maka dibuatlah makalah ini untuk mempelajari lebih banyak tentang virus terutama pada morfologi, klasifikasi, reproduksi, penyebaran, penularan dan diagnosa penyakit yang disebabkan oleh virus yang manggunakan alat rapid tes. 1.2
Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut : 1. Bagaimana morfologi, klasifikasi, reproduksi dan penularan virus? 2. Bagaimana cara penyebaran virus? 3. Bagaimana cara pemeriksaan rapid diagnosa virus?
1.3
Tujuan Makalah Adapun tujuan dalam penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bagaimana morfologi, klasifikasi, reproduksi dan penularan virus. 2. Untuk mengetahui bagaimana cara penyebaran virus. 3. Untuk mengetahiu cara diagnosa penyakit akibat virus menggunakan rapid test
1.4
Manfaat Makalah Adapun manfaat dalam penyusunan makalah ini ialah sebagai berikut : 1. Agarmahasiswa dapat mengetahui bagaimana morfologi, klasifikasi, reproduksi dan penularan virus. 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara penyebaran virus. 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui cara diagnosa penyakit akibat virus menggunakan rapid test.
2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Virus 2.1.1 Definisi Virus Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas
protein,
lipid,
glikoprotein,
atau
kombinasi
ketiganya.Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya (Riza, 2015). Virus merupakan Partikel yang bersifat parasit obligat pada sel/makhluk hidup Aseluler (bukan merupakan sel) Berukuran sangat renik Di dalam sel inang virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup.Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri. Dalam sel inang, virus merupakan parasit obligat dan di luar inangnya menjadi tak berdaya.Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri
atas
protein,
lipid,
glikoprotein,
atau
kombinasi
ketiganya.Genom virus menyandi baik protein yang digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.(Ghizardi, 2014). Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme multisel dan banyak jenis
3
organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofag atau fag digunakan untuk jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel) (Ghizardi, 2014). Virus sering diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara bebas. Karena karakteristik khasnya ini virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tanaman (misalnya -virus mosaik tembakau) (Ghizardi, 2014). 2.1.2 Morfologi Virus Jika dibandingkan dengan makhluk lainnya virus memiliki ciri-ciri atau karakteristik tersendiri. Ciri-ciri virus menurut Lubistoro (2012), adalah sebagai berikut : 1. Virus bersifat aseluler (tidak mempunyai sel) 2. Berukuran sangat kecil atau mikroskopik yaitu sekitar 20-300 milimikron 3. Hanya hidup di dalam sel hidup 4. Pada umumnya virus berupa hablur (kristal) 5. Virus hanya dapat mampu memiliki salah satu macam dari asam nukleat RNA atau DNA saja. 6. Tidak melakukan aktivitas metabolism 7. Bentuk bervariasi, mulai dari bentuk oval, silinder, polihedral, dan kompleks 8. Virus tidak bergerak, tidak membelah diri. 9. Virus dapat dikristalkan 10. Virus hanya dapat berkembang biak di sel hidup lainnya. Seperti sel hidup pada bakteri, hewan, tumbuhan dan sel hidup pada manusia. Virus disebut makhluk peralihan karena virus dapat beralih dari menjadi benda mati (tanpa tanda-tanda kehidupan) menjadi benda hidup jika menemukan tempat yang cocok.Virus tidak mempunyai sel dan dapat di kristalkan. Dalam bentuk kristal, virus dapat hidup
4
berjuta-juta tahun. Pasti anda pernah mendengar atau membaca kisah penggalian makam-makam mumi zaman purba yang mengandung vius-virus berbahaya.Selama itulah virus dapat bertahan hidup di luar sel sebagai benda mati. Berbeda dengan organisme parasit lain yang akan segera mati jika terlepas dari inangnya. Virus tidak begitu. Karena itu Virus sering kali di sebut sebagai mikroorganisme yang sangat berbahaya, karena untuk membunuh virus sangat susah. Dan jika sudah menginfeksi manusia, sebagian dari mereka akan di bawah samapi mati karena tidak bisa di obati. Contoh penyakit paling berbahaya dan belum ditemukan obatnya sampai saat ini adalah penyakit HIV/AIDS (Riza, 2015). Sebagai makhluk peralihan, virus memiliki ciri-ciri
yang
menunjukan dirinya adalah benda mati dan juga benda hidup, diantaranya adalah: a. Ciri-ciri virus sebagai benda mati
Tidak mempunyai sel (protoplasma)
Tidak dapat melakukan metabolisme
Dapat mengalami kristalisasi
b. Ciri-ciri virus sebagai makhluk hidup
Memiliki kode genetik yang tersimpan dalam inti sel yang berupa DNA atau RNA
Dapat ber-reproduksi atau memperbayak diri
Morfologi virus berkaitan erat dengan bagian-bagian tubuh virus itu sendiri, berikut ini adalah bagian-bagian utama dari tubuh virus : 1. Kepala Kepala virus berisi asam nukleat yang berfungsi sebagai pembawa materi genetik.Asam nukleat pada virus berupa satu jenis asam nukleat yaitu DNA atau RNA, materi genetik tersebut dapat berbentuk rantai tunggal atau rantai ganda yang berbentuk melingkar atau linear (Irianto, 2013). Virus DNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai ganda berpilin. Di dalam sel
5
inangnya, DNA pada virus akan mengalami replikasi menjadi beberapa DNA dan juga akan mengalami transkripsi menjadi mRNA. mRNA akan mengalami translasi untuk menghasilkan protein selubung virus. Masih di dalam sel inang, DNA dan protein virus mengkonstruksikan diri menjadi virus – virus baru.mRNA juga akan membentuk enzim penghancur (Lisozim) sehingga sel inang lisis (hancur) dan virus – virus keluar untuk menginfeksi sel inang lainnya. Virus RNA adalah virus yang materi genetiknya berupa asam nukleat yang berbentuk rantai tunggal atau ganda tidak berpilin. Di dalam sel inangnya, RNA pada virus akan mengalami transkripsi balik menjadi Hibrid RNA-DNA dan akhirnya membentuk DNA. Selanjutnya DNA virus akan masuk ke inti sel inangnya, menyisip ke dalam DNA inangnya. DNA virus akan merusak DNA inangnya dan membentuk mRNA. mRNA akan mengalami translasi untuk menghasilkan protein selubung virus untuk menbentuk virus – virus baru (Irianto, 2013). 2. Kapsid Kapsid merupakan selaput yang tersusun atas unit-unit protein yang disebut kapsomer. Kapsid berfungsi untuk melindungi inti asam nukleat, membantu menyisipkan virion (partikel virus), dan menentukan macam sel yang akan dilekati virion. Kapsid merupakan pemberi bentuk tubuh virus.Kapsid dapat berbentuk batang yang merupakan susunan heliks (ulir) dari kapsomer, berbentuk polyhedral (segi banyak), atau berbentuk kompleks (Irianto, 2013). 3. Asam Nukleat Asam nukleat berperan penting dalam siklus hidup virus, sama dengan organisme lainnya asam nukleat pada virus berfungsi sebagai penyimpan informasi genetik yang diperlukan untuk sintetis protein(Irianto, 2013).
6
4. Serabut Ekor Ekor
virus
merupakan
alat
untuk
menempel
pada
inangnya.Ekor virus terdiri atas tubus bersumbat yang dilengkapi benang atau serabut.Virus yang menginfeksi sel eukariotik tidak mempunyai ekor (Irianto, 2013). 5. Leher dan Selubung Ekor Leher dan selubung ekor berfungsi sebagai penghubung antar kepala dengan ekor pada virus (Irianto, 2013). 6. Papan Dasar Papan Dasar merupakan alat injeksi virus pada inangnya (Irianto, 2013). 2.1.3 Klasifikasi Virus Contoh klasifikasi virus adalah klasifikasi Baltimore yang membagi virus berdasarkan kombinasi asam nukleatnya (DNA atau RNA), rantai asam nukleatnya (tunggal atau ganda), dan cara replikasinya. Asam nukleat adalah senyawa yang berfungsi sebagai pembawa sifat. Ada dua jenis asam nukleat, yaitu DNA dan RNA. DNA pada umumnya berupa rantai ganda berpilin (double helix) sedangkan RNA berupa rantai tunggal atau ganda tak bepilin (Riza, 2015). Virus juga memiliki bermacam-macam asam nukleat. Klasifikasi Baltimore yang mengelompokkan virus bedasarkan tipe asam nukleatnya adalah sebagai berikut: Kelompok I :virus DNA rantai ganda Kelompok II :virus DNA rantai tunggal Kelompok III :virus RNA rantai ganda Kelompok IV :virus RNA rantai tunggal positif Kelompok V :virus RNA rantai tunggal negative Kelompok VI :virus RNA transkripsi balik Kelompok VII : virus DNA transkripsi balik
7
Ada juga pengelompokkan virus berdasarkan asam nukleatnya, yaitu virus DNA dan virus RNA sebagai berikut: 1. Virus DNA Virus DNA adalah virus yang asam nukleatnya berupa DNA, baik untai ganda maupun untai tunggal.Golongan ini mencakup virus dari kelompok I dan II.Ketika virus menginfeksi sel inang, DNA mengalami replikasi (penggandaan) menjadi beberapa DNA.DNA juga mengalami transkripsi membentuk mRNA (RNA duta).
RNA
duta
(mRNA)
akan
mengalami
translasi
(penerjemahan) untuk menghasilkan protein selubung virus. Masih didalam sel inang, DNA dan protein virus mengkontruksi diri
menjadi
virus-virus
baru.mRNA
juga
mentranslasi
membentuk enzim penghancur yang akhirnya menghancurkan membran sel. Dengan demikian sel inang lisis (hancur) dan virusvirus keluar dan siap menginfeksi sel inang yang baru. Virus yang intinya berupa DNA misalnya virus herpes, bakteriofag, virus cacar (Riza, 2015). 2. Virus RNA Virus RNA memiliki asam nukleat berupa RNA, baik untai ganda maupun untai tunggal. Golongan ini mencakup virus dari kelompok III, IV, V. virus ini didalam sel inang akan mengalami replikasi membentuk RNA-RNA baru. RNA juga mengalami translasi membentuk protein untuk selubung virus.didalam sel inang, RNA dan protein virus mengkontruksi diri menjadi virusvirus baru. mRNA juga mentranslasi membentuk enzim lisis. Enzim lisis akan menghancurkan membran sel. Dengan demikian sel inang lisis (hancur) dan virus-virus keluar dan siap menginfeksi sel inang yang baru (Riza, 2015). 3. Virus Transkripsi Balik (reserve transcribing virus) Virus ini merupakan virus yang bereplikasi menggunakan transkripsi balik, yaitu pembentukan DNA dengan cetakan RNA. Golongan ini mencakup virus dari kelompok VI, dan VII. Contoh
8
dari virus ini adalah retrovirus, misalnya HIV penyebab penyakit AIDS (Riza, 2015). Berbeda dengan virus DNA dan RNA, retrovirus masuk ke dalam sel dengan cara endositosis. Endositisis adalah masuknya molekul dengan cara sebagai berikut. Sel membentuk tonjolan kemudian molekul dicaplok dan ditelan masuk kedalam sel. Jadi dengan cara endositosis, baik inti maupun kapsid retrovirus ikut masuk kedalam sel inang (Riza, 2015). 2.1.4 Reproduksi Virus 1. Virus bereproduksi dengan cara proliferasi atau replikasi 2. Pada Bakteriofage reproduksinya dibedakan menjadi dua macam, yaitu daur litik dan daur lisogenik. 3. Pada daur litik, virus akan menghancurkan sel induk setelah berhasil melakukan reproduksi. 4. Pada daur lisogenik, virus tidak menghancurkan sel bakteri tetapi virus berintegrasi/menempel dengan DNA sel bakteri dan jika bakteri membelah atau berkembangbiak virus pun ikut membelah Menurut Lasinrang, dkk (2014), reproduksi virus secera general terbagi menjadi 2 yaitu :
Daur Reproduksi Virus
9
1. Daur Litik (litic cycle) a. Fase Adsorbsi (Fase penempelan) Ditandai
dengan
bakteri.Setelah
melekatnya
menempel
virus
ekor
virus
pada
mengeluarkan
sel
enzim
lisoenzim (enzim penghancur) sehingga terbentuk lubang pada dinding bakteri untuk memasukkan asam inti virus. b. Fase Injeksi (Memasukan asam inti) Setelah terbentuk lubang pada sel bakteri maka virus akan memasukkan asam inti (DNA) ke dalam tubuh sel bakteri. Jadi kapsid virus tetap berada di luar sel bakteri dan berfungsi lagi c. Fase Sintesis (Pembentukan) DNA virus akan mempengaruhi DNA bakteri untuk mereplikasi
bagian-bagian
virus,
sehingga
terbentuklah
bagian-bagian virus. Di dalam sel bakteri yang tidak berdaya itu disintesis virus dan protein yang dijadikan sebagai kapsid virus, dalam kendali DNA virus d. Fase Asemblin (Perakitan) Bagian-bagian virus yang telah terbentuk, oleh bakteri akan dirakit menjadi virus sempurna. Jumlah virus yang terbentuk sekitar 100-200 buah dalam satu daur litik e. Fase Litik (Pemecahan sel inang) Ketika perakitan selesai, maka virus akan menghancurkan dinding sel bakteri dengan enzim lisoenzim, akhirnya virus akan mencari inang baru. 2. Daur Lisogenik (lisogenic cycle) a. Fase Penggabungan Dalam menyisip ke DNA bakteri DNA virus harus memutus DNA bakteri, kemudian DNA virus menyisip di antara benang DNA bakteri yang terputus tersebut. Dengan kata lain, di dalam DNA bakteri terkandung materi genetik virus b. Fase Pembelahan
10
Setelah
menyisip
DNA
virus
tidak
aktif
disebut
profag.Kemudian DNA bakteri mereplikasi untuk melakukan pembelahan. c. Fase Sintesis DNA virus melakukan sintesis untuk membentuk bagianbagian virus. d. Fase Perakitan Setelah virus membentuk bagian-bagian virus, dan kemudian DNA masuk ke dalam akan membentuk virus baru. e. Fase Litik Setelah perakitan selesai terjadilah lisis sel bakteri. Virus yang terlepas dari inang akan mencari inang baru. 2.2
Penyebaran Virus dan Penularannya Cara penyebaran atau penularan penyakit pada manusia yang disebabkan oleh virus menurut Lubistoro (2012) ;
No
Nama Penyakit
Cara Penularan Ada 3 cara penuluran: (1) Penularan langsung: bila orang terinfeksi bersin dan terdapat lender yang masuk secara langsung pada mata,hidung dan mulut dari orang lain. (2) Melalui udara: saat
1
Influenza
seseorang menghirup aerosol yang dihasilkan dari orang yang terinfeksi batuk, bersin/ludah. (3) Melalui tangan-ke-tangan, tangan-kehidung/tangan-ke-mulut baik dari permukaan yang terkontaminasi/dari kontak langsung seperti bersalaman -
Cacar Air
Virus Varicella Zoster menular lewat cairan tubuh 2
Cacar air & herpes
orang yang sakit cacar air. Cairan tubuh yang
zoster
sering menularkan cacar air antara lain, lewat bersin, batuk, cairan ingus, cairan gelembung cacar air yang pecah, bekas cairan cacar air di pakaian,
11
dll. -
Herpes Zoster
Umumnya, penyakit herpes zoster dapat menular melalui kontak langsung. Proses penularan bisa melalui bersin, batuk, pakaian, dan sentuhan di gelembung yang pecah.
Melalui kontak antar manusia. Virus masuk kedalam tubuh melalui mulut ketika seseorang memakan makanan/minuman yang terkontraminasi tinja penderita penyakit polio/dari air liur penderita 3
Polio
penyakit polio. Lalu, virus menginfeksi bagian usus yang kemudian memasuki aliran darah dan mengalir ke system saraf pusat sehingga bisa menyebabkan melemahnya otot serta terkadang meyebabkan kelumpuhan Hepatitis A&E ditularkan melalui fases (kotoran) & makanan serta minuman yang terkontaminasi. Kedua jenis hepatitis ini umumnya dapat sembuh sehingga relative tidak berbahaya. Sedangkan,
4
Hepatitis A,B,C,D,E
hepatitis B,C,D umumnya ditularkan lewat darah&cairan tubuh lainnya seperti cairan pembawa sperma (semen). Dan, tipe ini sangat berbahaya, karena dapat menyebabkan penyakit hatu menahun termasuk siros ( pengersaan hati), gagal hati, kanker hati & kematian -
Hubungan seksual dari penderita AIDS ke pasangaannya
5
AIDS
-
Tranfusi darah
-
Penggunaan jarum bersama-sama
-
Dari ibu penderita AIDS kepada anaknya yang masih didalam kandungan
12
Penularan penyakit ini dapat melalui transfuse darah, dan hasil sekresi dari orang yang telah terinfeksi. Virus ini juga dapat menular melalui penggunaan jarum suntik yang telah terkontaminsi 6
Demam Ebola
virus Ebola. Penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit juga dapat terjadi jika pasien atau petugas medis tidak memakai masker dan sarung tangan.
Melalui saluran hidung. Virus campak yang berasal 7
Campak
dari cairan hidung&tenggorokan yang keluar dari penderita pada saat bersin,batuk dan bernapas Umumnya penyakit Herpes dapat menular melalui kontak langsung. -
Herpes Genetalis: Penularan penyakit Herpes genitalis terjadi melalui perilaku seks.
-
Herpes Zoster: Proses penularan Herpes Zoster bisa melalui bersin, batuk, pakaian, dan
8
Herpes
sentuhan di gelembung cairan yang pecah. -
Herpes Simpleks: Penularan penyakit Herpes Simpleks biasanya melalui luka kecil. Pada bayi, virus ditularkan pada saat dilahirkan. Penyakit Herpes Simpleks ini juga dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Cara penularan penyakit Flu Burung : 1. Bersentuhan langsung dengan unggas yang sakit atau menggunakan produk dari unggas 9
Flu Burung
yang terinfeksi. 2. Tinggal disekitar ternak unggas atau memiliki unggas peliharaan yang tiba-tiba mati. Udara di sekitar kandang mengandung berbagai material
13
dari kotoran unggas. Jika unggas terjangkit virus H5N1, dapat dipastikan udara yang ada di sekitar ternak tersebut mengandung virus Flu Burung. Udara dan peralatan yang tercemar merupakan media utama penularan virus Flu Burung. 3. Berada di dekat pasien yang terinfeksi virus H5N1. 4. Mengkonsumsi daging dan telur dari unggas yang terinfeksi Flu Burung. 5. Kontak dengan ludah, lendir, darah dan tinja hewan yang terkontaminasi penyakit tersebut. Demam berdarah (DBD) disebabkan oleh virus
10
Demam Berdarah (DBD)
dengue. Penyakit DBD hanya dapat ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypty betina yang air liurnya mengandung virus tersebut, dengan cara menggigit/menghisap darah orang. Melalui udara seperti bersin&batuk dari penderita
11
SARS
SARS ( Severe Acute Respiratory Syndrome ) ke orang yang ada didekatnya Penyebaran virus paramyxovirus dapat melalui
12
Gondong
kontak langsung dengan penderita Gondongan, yaitu dengan melalui ludah, urin, dan muntahan penderita Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan
13
Kanker servix
berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi, baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
14
2.3 Pemeriksaan Rapid Diagnosis Rapid
Diagnosis
atau
Rapid
Test
merupakan
uji
kromatografi
immunoassay dengan menggunakan metode “Direct Sandwich”. Prinsip dasar rapid test adalah pengikatan antibody monoclonal yang spesifik. Salah satu jenis rapid test yang banyak digunakan adalah alat diagnostic berupa stik uji untuk mendetaksi keberadaan antigen ataupun antibody dalam sampel berupa darah, plasma, atau serum. Stik uji ini menggunakan metode imunokromatografi. (Utari dkk, 2016). Jika pada pemeriksaan HBsAg, prinsip dari metode ini adalah jika terdapat HBsAg pada serum sampel, maka antigen tersebut akan membentuk kompleks dengan koloid emas anti-HBs terkonjugasi pada strip. Cairan tersebut akan berpindah melewati membran nitroselulose dan berikatan dengan antibodi anti-HBs kedua yang immobilisasi pada membran, sehingga membentuk garis merah yang dapat dilihat. Apabila hasil test reaktif maka alat akan menunjukkan dua garis berwarna, yaitu pada area tes (P = positif) dan area kontrol (C = kontrol). Apabila hanya satu warna yang tergambar pada area kontrol, maka interpretasinya yaitu nonreaktif. Sedangkan jika tidak ada warna yang terbentuk, maka pemeriksaan tersebut tidak valid (Wijayanti, 2016).
15
BAB III PENUTUP 3.1
Kesimpulan Virus merupakan partikel yang bersifat parasit obligat pada sel atau makhluk hidup aseluler (bukan merupakan sel), berukuran sangat renik di dalam sel inang. Virus menunjukkan ciri makhluk hidup, sedangkan di luar sel menunjukkan ciri bukan makhluk hidup serta memiliki bentuk yang berbeda-beda yaitu bulat, batang, polihidis dan seperti huruf T. Penyebaran atau penularan virus ialah bervariasi untuk setiap jenis virus diantaranya virus dapat menyebar (menular) melalui udara (influenza, SARS, Flu burung), melalui sentuhan (Cacar, dan herpes), melalui makanan/minuman (Polio dan Hepatitis), melalui kontak cairan tubuh (HIV) dan melalui gigitan hewan (DBD dan Rabies). Diagnosa virus dapat dilakukan dengan uji cepat (rapid test) menggunakan metode imunokromatografi yaitu uji (pemeriksaan) secara kualitatif terhadap antigen yang terdapat dalam sampel dengan hasil pemeriksaan terjadi perubahan warna pada membran nitroselulosa (Control Line dan Test Line) yang menunjukkan adanya ikatan kompleks antara antigen dan antibody yang telah dilabeli.
3.2
Saran Saran yang dapat disampaikan ialah dengan adanya makalah ini dapat digunakan sebagai referensi untuk menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca mengenai virus, cara penyebarannya dan cara diagnosanya.
16
DAFTAR PUSTAKA Ghizardi, Fikrianda. 2014. “Virus”.Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Padjajaran Irianto, Koes. 2013. Mikrobiologi Medis (Medical Microbiology).Bandung : Alfabeta Lasinrang, dkk. 2014. “Karakteristik dan Reproduksi Virus”. Fakultas Sains dan Tekhnologi.Universitas Islam Negeri Alaudin Makassar. Lubistoro. 2012. Biologi virus. Yudistira: Jakarta. Riza, Maulita. 2015. “Klasifikasi Virus”. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Syiah Kuala Utari, D., Mudiharso., T. Nurindah. 2016. Praktikum Imunoserologi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Wijayanti, I. B. 2016. Efektivitas HBsAg – Rapid Screening Test untuk Deteksi Dini Hepatitis B. Jurnal Kesehatan Kusuma Husada : 29-34.
17