BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari tentunya semua manusia pasti mengalami masalah. Setiap masalah yang terjadi pada manusia selalu diharapakan untuk adanya sebuah solusi. Namun pada kenyataannya fakta yang di pikirkan manusia tidak sejalan dengan yang diharapakan, karena peristiwa dan kejadian dalam kehidupan tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, akibatnya timbulah keresahan, kekhawatiran, kesenjangan sosial yang mengusik ketenangan, kesejahteraan, dan kegembiraan hidup baik secara perorangan maupun masyarakat. Kemudian dari permasalahan yang terjadi maka manusia mulai melakukan penelitian. Tidak mungkin terdapat penelitian tanpa adanya suatu masalah yang akan diteliti. Oleh karenanya, kedudukan masalah dalam suatu kerja penelitian sangatlah penting. Namun demikian, kadang-kadang langkah penting ini sering disepelekan. Padahal, kalau dilihat dari konsep berpikir ilmiah langkah ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan, sehingga merupakan titik tolak untuk kegiatan selanjutnya. Oleh karena itu maka pada makalah ini akan dibahas mengenai pengertian masalah, dan beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam merumuskan suatu masalah.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apa yang dimaksud dengan masalah ? 2. Dari mana saja asal sumber suatu masalah ? 3. Apa saja yang termasuk dalam klasifikasi suatu masalah? 4. Apa saja yang menjadi kriteria dari suatu masalah ? 5. Bagaimana cara mengidentifikasi suatu masalah ?
C. Tujuan Tujuan dari makalah ini adalah : untuk mengetahui mengenai pengertian masalah, sumber masalah, klasifikasi masalah, kriteria masalah dan cara mengidentifikasi suatu masalah. 1
D. Manfaat Sebagai bahan informasi bagi pembaca dan penulis untuk mengetahui mengenai masalah, sumber masalah, klasifikasi masalah, kriteria masalah dan cara mengidentifikasi suatu masalah.
2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Masalah Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), masalah adalah sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Masalah pada hakekatnya adalah segala bentuk pertanyaan yang perlu dicari jawabannya, atau segala bentuk hambatan serta tantangan dan kesulitan yang perlu di singkirkan. Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan (Sugiyono, 2015:h.52). Masalah juga adalah pernyataan mengenai keterkaitan yang terdapat pada seperangkat peristiwa (variabel-variabel) dalam suatu bidang ilmu (Dantes, 2012: h.24). Masalah juga adalah kesenjangan (gap) apa yang seharusnya (das sollen) yang terjadi dengan apa yang menjadi kenyatan (das sein) di masyarakat (Masyhuri,dkk, 2011: h.70). Misalnya masalah pada siswa dalam pembelajaran fisika hanya ditekankan pada pemahaman matematis dan siswa kurang dilibatkan dalam pembelajaran. Masalah pada intinya merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan praktik, antara visi dan realitas, dan sebagainya kerap dirasakan dan dipersepsi oleh peneliti. Itulah sesungguhnya masalah dalam makna yang paling elementer (Darwis, 2003: h.86). Selain itu masalah juga merupakan bagian dari kehidupan manusia, dan berkat keberhasilannya mengatasi dan memecahkan masalahmasalah tersebut manusia berkembang lebih pesat, lebih tinggi (Sukmadinata, 2011: h.4). Jadi, masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan, dimana sesuatu yang diharapkan tidak selalu sesuai dengan kenyataan yang ada, sehingga menimbulkan suatu masalah. Masalah yang baik adalah masalah yang realistis, benarbenar ada di masyarakat dan perlu untuk diselesaikan.
B. Sumber Masalah Untuk mengetahui suatu masalah biasanya menggunakan sumber-sumber masalah. Sumber-sumber masalah yang digunakan antara lain (Sanjaya, 2013: h.181): 1.
Bahan Referensi Bahan referensi adalah suatu bahan yang digunakan untuk memperoleh suatu masalah. Bahan referensi yang biasa digunakan antara lain buku-buku teks, 3
majalah, koran, jurnal dan semacannya yang merupakan sumber utama dan pertama yang dapat melahirkan suatu masalah penelitian. Orang-orang yang sering membaca dan memanfaatkan bahan-bahan referensi semacam inilah yang akan mudah mendapatkan masalah, sebab dari bahan-bahan referen semacam itulah banayak mengandung informasi baik secara teoretis maupun hanya sekadar data dan fakta yang tersebar di lapangan.
2.
Pengalaman Pribadi Suatu masalah dapat diperoleh dari suatu pengalaman pribadi. Seperti pengalaman yang diperoleh dari suatu tempat yang pernah dikunjungi dapat menjadi inspirasi untuk melakukan penelitian (Martono: 2011: h.28). Contohnya pada saat kita pergi ke tempat tamasya, seperti sungai. Di sungai ada air yang tenang dan ada air yang mengalir. Kalau diperhatikan diatas permukaan air yang tenang terdapat serangga salah satunya nyamuk sedangkan di air yang mengalir permukaannya tidak terdapat serangga. Dari situ terdapat suatu masalah yang dapat diteliti seperti bagaimana tegangan permukaan pada air yang tenang dan air yang mengalir.
3.
Kegiatan-kegiatan Ilmiah Dengan mengikuti berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar, simposium diskusi panel (pertemuan kelompok diskusi) dan lain sebagainya dapat memberikan inspirasi untuk menemukan masalah penelitian. Hal ini disebabkan kegiatan semacam itu adalah tempat berkumpulnya orang-orang yang sudah terbiasa dengan masalah dan berpikir ilmiah. Dari berbagai pembicaraan mereka, kita dapat menggali masalah yang dapat dikaji secara ilmiah.
4.
Mengobservasi Fenomena Sosial Mengobservasi berbagai fenomena sosial merupakan sumber masalah penelitian
yang
amat
berharga.
Disela-sela
kita
melaksanakan
tugas
keprofesionalan kita, alangkah baiknya kita berhenti sejenak, kemudian konsentrasikan pikiran kita untuk melihat gejala-gejala sosial yang terjadi disekeliling kita. Dengan cara inilah selanjutnya kita akan dapat menangkap masalah penelitian.
4
5.
Melakukan Diskusi atau Berdialog dengan orang yang Dianggap Ahli Melakukan diskusi atau meminta pendapat ahli tertentu, merupakan sumber masalah penelitian ilmiah terakhir yang dapat kita lakukan. Kita dapat berdialog dengan pakar mengenai tema penelitian tertentu. Berdialog bukan berarti meminta masalah yang siap untuk diteliti, akan tetapi lebih pada meminta pendapat tentang sesuatu yang menjadi keahliannya. Dari hasil dialog tersebut kita akan mendapatkan sesuatu yang berharga yang dapat diangkat menjadi masalah penelitian.
C. Klasifikasi Masalah Masalah penelitian dapat dibedakan menjadi tiga berdasarkan bentuk masalah, yaitu masalah penelitian deskriptif , komparatif dan asosiatif. Bentuk-bentuk masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi (Sugiyono, 2015:h.56). Dimana masalah eksplanasi penelitian ini menghubungkan satu fenomena dengan fenomena yang menghubungkan
pola-pola
yang
lain. Penelitian eksplanatif bertujuan untuk berbeda,
namun
memiliki
keterkaitan
serta
menghasilkan pola hubungan sebab akibat. Jadi, penelitian eksplanatif berupaya menjelaskan hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lain, sehingga dapat dicirikan bahwa tipe perumusan masalah yang sifatnya eksplanatif, didalamnya perlu menunjukkan beberapa variabel yang akan dihubungkan (Martono, 2011:h.38).
Berikut klasifikasi masalah berdasarkan bentuk masalah ada tiga antara lain sebagai berikut : 1.
Deskriptif Masalah deskriptif adalah masalah penelitian yang berkenaan dengan variabel mandiri yaitu tanpa membuat perbandingan dan menghubungkan (Sedarmayanti,dkk, 2002: h.41). Rumusan masalah deskriptif juga adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi, dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel lain. Contohnya seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari siswa siswi di SMPN A. Pada contoh diatas peneliti bermaksud untuk mengetahui minat baca dan lama belajar siswa siswi pada sekolah yang dimaksud. 5
2.
Komparatif Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contonya adakah perbedaan prestasi belajar antara siswa dari sekolah negeri dan swasta. Dari contoh diatas variabel penelitiannya itu adalah prestasi belajar sedangkan sampelnya itu sekolah negeri dan swasta.
3.
Asosiatif Rumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan interaksi/resiprocal/timbal balik. a. Hubungan simetris Adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih kebetulan munculnya bersama. Contohnya adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan jumlah kejahatan terhadap siswa sekolah? (variabel pertama jumlah es yang terjual dan variabel kedua kejahatan terhadap siswa sekolah). Hal ini berarti yang menyebabkan jumlah kejahatan
bukan karena es yang terjual. Mungkin
logikanya adalah pada saat es banyak terjual itu pada musim liburan sekolah, pada saat itu siswa siswi banyak yang piknik ke tempat wisata. Karena banyak siswa yang piknik maka disitu banyak terjadi kejahatan. b. Hubungan kausal Adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel
yang mempengaruhi) dan variabel
dependen
(variabel
yang
dipengaruhi). Contohnya adakah pengaruh pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar anak? (variabel independen adalah orang tua dan variabel dependen adalah prestasi belajar). c. Hubungan timbal balik Adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen. Contohnya hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD dikecamatan A. Disini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi belajar tetapi prestasi belajar juga dapat mempengaruhi motivasi.
6
D. Kriteria Masalah Dalam merumuskan suatu masalah penelitian memiliki kriteria-kriteria tertentu, di antaranya (Sanjaya: 2013: h.185): 1.
Masalah penelitian harus original Orisinalitas
masalah
merupakan
kriteria
pertama
yang
harus
depertimbangkan. Kriteria ini berkaitan dengan plagiarisme dalam menentukan masalah penelitian. Artinya, masalah penelitian harus benar-benar asli, hasil proses berpikir, bukan hasil mencontoh yang sudah ada. Keaslian masalah ditunjukkan salah satunya oleh ditunjukkannya hasil kajian masalah terdahulu yang relevan. Artinya, peneliti harus menunjukkan bahwa masalah yang hampir sama pernah diteliti oleh orang lain serta dalam rangka apa masalah itu diteliti.
2.
Useful (Bermanfaat) Masalah yang diteliti harus memiliki nilai guna(useful). Dalam suatu penelitian, biasanya kita melupakan nilai guna atau manfaat dari suatu masalah yang akan diangkat atau diteliti. Oleh sebab itu, sebelum masalah itu diteliti terlebih dahulu harus dipahami nilai guna atau manfaatnya. Melalui pemahaman tersebut, peneliti akan merasa terdorong dan termotivasi untuk melaksanakannya. Persoalan manfaat penelitian ini menyangkut dua hal, yakni manfaat teoritis dan manfaat praktis.
3.
Sesuai dengan minat dan latar belakang akademik peneliti Persoalan minat adalah persoalan selera peneliti. Peneliti akan bekerja dengan sungguh-sungguh baik dalam proses menyusun studi pendahuluan, menyusun instrumen penelitian, pengumpulan data, pengolahan dan analisis data hasil penelitian, maupun melakukan pembahasan hasil penelitian manakala masalah yang diteliti sesuai dengan minat dan seleranya. Dengan demikian minat peneliti terhadap masalah yang dikaji, dapat mempengaruhi keseriusan proses penelitian yang dilakukannya.
4.
Kriteria yang berkaitan dengan ketersediaan data Penelitian adalah proses pemecah masalah secara empiris oleh karenanya kemungkinan terkumpulnya data merupakan kriteria yang tidak boleh dilupakan. Sering terjadi masalah dilihat dari substansinya, merupakan masalah menarik untuk 7
diteliti, namun manakala ketika peneliti dihadapkan pada keharusan megumpulkan data, baru disadari betapa sulitnya memperoleh data penelitian, tentu saja hal ini dapat mengurangi makna hasil penelitian itu sendiri. Sebab, akurat tidaknya hasil penelitian akan sangat tergantung pada lengkap tidaknya data yang dikumpulkan.
5.
Kriteria yang berkaitan dengan dana dan waktu yang tersedia Penelitian adalah kerja yang harus dilakukan secara serius dan tidak asalasalan. Oleh karenanya, pelaksanaannya harus disesuaikan dengan dana dan waktu yang tersedia. Sering terjadi karena alasan waktu yang mepet atau alasan dana yang terbatas, proses penelitian tidak dilakukan sebagaimana semestinya. Hal ini tentu saja bukan hanya dapat mempengaruhi kualitas hasil penelitian itu sendiri, akan tetapi dapat mengkerdilkan makna penelitian ilmiah itu sendiri. Itulah sebabnya suatu kerja penelitian harus direncanakan secara matang sesuai dengan limit waktu dan dana yang tersedia.
E. Cara Mengidentifikasi Masalah Sebenarnya banyak berbagai gejala yang perlu di permasalahkan, akan tetapi kita seringkali mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi suatu masalah yang sesuai. Menurut Bungin ada empat langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi suatu masalah yang layak untuk dikaji antara lain sebagai berikut (Prastowo,2012: h.117): 1.
Mengurai berbagai pertanyaan tentang tema tertentu. Maksud langkah ini adalah agar kita dapat memperoleh gambaran secara utuh tentang suatu masalah. Cara yang bisa dilakukan misalnya dengan bertanya atau mengamati. Dua teknik ini akan sangat membantu kita untuk memeperoleh jawaban-jawaban sementara terhadap masalah-masalah yang dipertanyakan.
2.
Menampilkan indikasi terjadinya masalah. Langkah ini gunanya untuk membantu kita menemukan variabel-variabel dan indikator-indikator yang akan kita bahas dari suatu masalah.
3.
Mengiventarisasi berbagai masalah. Langkah ini dimaksudkan untuk membantu kita menemukan masalah-masalah penting yang akan ditentukan sebagai fokus masalah dalam penelitian yang akan kita laksanakan. Mengiventarisasi dapat dilakukan dengan mengategorisasi suatu masalah berdasarkan domain-domain, berdasarkan jenis kelamin, status sosial, sumber masalah, dan sebagainya. 8
4.
Menampilkan data statistik terjadi masalah. Langkah ini bila perlu silakan digunakan karena dengan menampilkan data statistik sangat membantu seseorang mengidentifikasi suatu masalah.
Menurut Sevilla (1993), ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk melatih keterampilan mengidentifikasi masalah yakni (Ardianto, 2010:h. 17): 1.
Membaca sebanyak-banyaknya literatur yang berhubungan dengan bidang kita dan bersikap kritis terhadap apa yang kita baca.
2.
Menghadiri kuliah atau ceramah-ceramah profesioanal.
3.
Mengamati dari dekat situasi atau kejadian-kejadian disekitar kita.
4.
Memikirkan kemungkinan penelitian dengan topik-topik atau pelajaran yang kita peroleh waktu kuliah.
5.
Menghadiri seminar seminar hasil penelitian.
6.
Mengadakan penelitian-penelitian kecil dan mencatat hasil atau penemuannya.
7.
Menyusun penelitian-penelitian dan penekanan pada isi dan metodologinya.
8.
Mengunjungi berbagai perpustakaan untuk memperoleh topik yang dapat diteliti.
9.
Berlangganan jurnal atau majalah yang berhubungan dengan bidang kita.
Adapun cara lain dalam mengidentifikasi suatu masalah antara (Sedarmayanti,dkk,2002:h.38) : 1.
Membaca literatur sebanyak-banyaknya.
2.
Menghadiri berbagai macam ceramah, seminar yang terkait.
3.
Mengadakan pengamatan dari dekat.
4.
Mengadakan penelitian kecil dan mencatat hasilnya.
9
lain
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan Masalah merupakan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Untuk mengetahui dan menemukan suatu masalah yang harus diperhatikan antara lain yaitu sumber masalah yang terdiri dari bahan referensi, pengalaman pribadi, kegiatan ilmiah, mengobservasi fenomena alam dan melakukan diskusi. Dalam suatu masalah terdapat klasifikasi masalah berdasarkan bentuk masalah antara lain deskriptif, komparatif dan asosiatif. Untuk menentukan suatu masalah terdapat kriteria masalah yang digunakan dan dalam mengidentifikasi suatu masalah terdapat beberapa cara yaitu membaca literatur sebanyak-banyaknya, menghadiri berbagai macam ceramah, seminar yang terkait dan mengadakan pengamatan dari dekat serta mengadakan penelitian kecil dan mencatat hasilnya. . B. Saran Dalam menemukan dan menentukan suatu masalah sebaiknya terlebih dahulu memahami mengenai masalah itu sendiri dan beberapa hal penting yang harus diperhatikan sehingga dapat menentukan fokus masalah yang dapat dikaji atau diteliti dimana masalah yang akan diteliti itu dapat berguna bagi diri sendiri dan masyarakat khususnya dalam bidang pendidikan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sanjaya, H. Wina. 2013. Penelitian Pendidikan:Jenis, Metode dan Prosedur.Jakarta:Kencana Prenada Media Group. Darwis,Sudarwan Danim.2003. Metode Penelitian Kebidanan: Prosedur, Kebijakan dan Etik.Jakarta: EGC. Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung: ALFABETA. Martono, Nanang. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Prastowo, Andi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: AR-RUZZMEDIA. Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yokyakarta: ANDI. Sedarmayanti & Hidayat, Syarifudin. 2002 Metode Penelitian. Bandung: Mandar Maju. Ardianto, Elvinaro. 2010. Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Masyhuri & Zainudin, M. 2011. Metodologi Penelitian Pendekatan, Praktis dan Aplikatif. Bandung: Refika Aditama. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.
11
Remaja