BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Sejarah evidence dimulai pada tahun
1970 ketika archie Cochrane
menegaskan perlunya mengevaluasi pelayanan kesehatan berdasarkan bukti-bukti ilmiah (scientific evidence). Sejak itu berbagai istilah digunakan terkait dengan evidence based, diantaranya evidence based medicine, evidence based nursing, evidence based practice. Evidence based practice merupakan upaya untuk mengambil keputusan klinis berdasarkan sumber yang paling relevan dan valid. Oleh karena itu EBP merupakan jalan untuk mentransformasikan hasil penelitian ke dalam praktek keperawatan sehingga perawat dapat meningkatkan quality of care terhadap pasien. Selain itu implementasi EBP juga akan menurunkan biaya perawatan yang memberikan dampak positive tidak hanya bagi pasien, perawat tapi juga bagi institusi pelayanan kesehatan. Evidence based practice merupakan pendekatan yang dapat digunakan dalam praktik perawatan kesehatan, yang berdasarkan evidence atau fakta. Selama ini, khususnya dalam keperawatan seringkali ditemui praktik-praktik atau intervensi yang berdasarkan kebiasaan. Hal ini masih meragukan, karena kita tidak tahu apakah kebiasaan yang sering dilakukan tersebut sesuai dengan EBP atau tidak. Merubah sikap adalah suatu yang sangat sulit. Orang tidak bisa merubah adat orang lain, kecuali orang-orang tersebut yang merubah diri mereka sendiri. Tetapi meningkatkatkan kesadaran dan masalah kesehatan di masyarakat akan meningkatkan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Tentu pelayanan yang paling efektif dan efisien menjadi tuntutan sekaligus tantangan besar yang harus di cari problem solvingnya. Penggunaan evidence based dalam praktik akan menjadi dasar scientific dalam pengambilan keputusan klinis sehingga intervensi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun tujuan dari mempelajari EBP dalam
1
pendidikan keperawatan pada level undergraduate student adalah menyiapkan perawat profesional yang mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas berdasarkan evidence based serta membiasakan diri melakukan tindakan keperawatan sesuai EBP dari sejak awal, agar tidak menjadi kebiasaan yang salah, karena sebagai perawat kita harus mampu mempertanggung jawabkan tindakan kita, agar selamat bagi pasien dan bagi kita sendiri sebagai peemberi pelayanan kesehatan.
1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana konsep dari Evidence Based Practice ? 2. Bagaimana Langkah – Langkah dalam Proses Evidence Based Practice? 3. Bagaimana konsep Evidence Based nursing? 4. Bagaimana penerapan Evidence based practice dalam proses keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan 1. Untuk memahami konsep dari Evidence Based Practice 2. Untuk memahami Langkah – Langkah dalam Proses Evidence Based Practice 3. Untuk memahami konsep dari evidence based nursing 4. Untuk memahami penerapan Evidence based practice dalam proses keperawatan.
2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Usaha Kesehatan Sekolah 2.1.1
Konsep Usaha Kesehatan Usaha kesehatan sekolah (UKS) adalah bagian dari usaha kesehatan pokok yang menjadi beban tugas puskesmas yang ditujukan kepada sekolah-sekolah dengan anak beserta lingkungan hidupnya, dalam rangka mencapai keadaan kesehatan anak sebaik-baiknya dan sekaligus meningkatkan prestasi belajar anak sekolah setingi-tingginya (Azwar Nasrul,1998). Usaha kesehatan sekolah merupakan salah satu usaha kesehatan pokok yang dilaksanakan oleh puskesmas dan juga usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan disekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan sekolahnya sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan sekolah berfungsi sebagai lembaga penerangan agar anak tahu bagaimana cara menjaga kebersihan diri, menggosok gigi yang benar, mengobati luka, merawat kuku dan memperoleh pendidikan seks yang sehat (PrasastiEffendi,2009). Usaha kesehatan di sekolah juga merupakan wadah untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik sedini mungkin. Usaha kesehatan di sekolah merupakan perpaduan antara dua upaya dasar, yakni upaya pendidikan sekolah dan upaya kesehatan, yang diharapkan UKS dapat dijadikan sebagai usaha untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. Unit kesehatan sekolah juga memiliki definsi yaitu upaya membina dan mengembangkan kebiasaan hidup sehat yang dilakukan secara terpadu melalui program pendidikan dan pelayanan kesehatan disekolah, perguruan agama serta usaha-usaha yang dilakukan dalam rangka pembinaan dan pemeliharaan kesehatan di lingkungan
sekolah
(Departemen
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Nasrul,1998). UKS juga merupakan wahana untuk meningkatkan
3
kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk perilaku yang sehat
sehingga
menghasilkan
derajat
kesehatan
yang
optimal
(Departemen Kesehatan dalam Nasrul, 1998) Dalam UU. No. 9 Tahun 1960 dijelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan,rohani (mental) dan sosial, dan b ukan hanya keadaan yang bebas dari berbagai macam penyakit cacat dan kelemahan. Sedangkan di UU. No. 23 Tahun 1992 dijelaskan secara sederhana bahwa kesehatan tersebut meliputi kesejahterahan badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis.Bila disimak secara seksama, maka dalam kata usaha kesehatan sekolah terdapat tiga suku kata yang memiliki makna tersendiri dan bersatu menjadi makna yang hakiki dalam rangka mengupayakan kesehatan bagi siswa di sekolah. Pengertian kesehatan di atas sangat berguna dalam memahami kesehatan serta keterkaitanya dengan suatu usaha yang dapat dilakukan di sekolah guna menanamkan konsep hidup sehat di kalangan siswa. Bila dikaitkan dengan suatu upaya secara utuh pengertian usaha kesehatan sekolah dikemukakan Hasan Walinono ( 1985 : 6 ) adalah usaha meningkatkan kesehatan dalam ruang lingkup mencegah penyakit, memperpanjang
hidup
manusia,
meningkatkan
hidup
sehat,
memberantas penyakit menular, membina kebersihan pribadi, pengobatan penyakit sedini mungkin yang dapat dilakukan melalui pelajaran olahraga kesehatan maupun ekstra kurikuler lainnya. suharto ( 1999 : 2 ) memberikan penjelasan UKS sebagai upaya meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik serta menciptakan lingkungan yang sehat untuk membentuk manusia seutuhnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa UKS merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional dan sistem kesehatan nasional Sedangkan departemen kesehatan republik indonesia ( dalam Mursyal, 1999 : 25 ) melihat usaha
4
kesehatan sekolah dalam konsep yang luas seperti tertera pada kutipan berikut : „‟ usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah-sekolah dengan anak didik beserta lingkungan hidupnya sebagai sasaran utama. Usaha kesehatan sekolah merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan selanjutnya membentuk prilaku hidup sehat, yang pada giliranya menghasilkan derajat kesehatan yang optimal’’ Usaha kesehatan sekolah disingkat UKS adalah suatu usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah yang sakit di kawasan lingkungan sekolah. UKS biasanya dilakukan di ruang kesehatan
suatu
sekolah.Pemerintah
telah
menyarankan
untuk
menjadikan UKS sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah. Maka dari itu patut diketahui bahwa keberadaan UKS sangatlah bermanfaat. Unit ini bisa menjadi sarana yang meningkatkan kualitas kesehatan manusia, khususnya dalam lingkup dunia pendidikan. Pendidikan kesehatan di jalur formal bisa di mulai sejak tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Siswa diberi pelajaran tentang cara menjaga kebersihan diri dan lingkungan, mencegah penyebaran penyakit, tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan, dan hal lain yang berkaitan dengan pengetahuan medis dasar. Kompetensi-kompetensi tersebut tentunya dapat dikuasai siswa dengan perantaraan UKS.Yang menarik dari ekstrakurikuler UKS adalah, adanya "staf" UKS yang disebut Dokter cilik (untuk siswa SD). Dokter cilik dipilih dan diseleksi, kemudian diajari cara pertolongan pertama oleh dokter yang sengaja dipanggil pihak sekolah untuk membimbing para "dokter" ini. Dengan adanya UKS diharapkan siswa dapat meningkatkan kesadaran akan kesehatan di lingkungan sekolah.
5
2.1.2
Pengertian Usaha Kesehatan Sekolah UKS adalah pusat kegiatan kesehatan dalam upaya pelayanan kesehatan pada siswa sekolah yang dikelola dan diselenggarakan oleh institusi kesehatan, bekerja sama dengan institusi pendidikan melalui dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka pencapaian derajat kesehatan siswa (Depkes RI, 2002. Mengadopsi dari internet). Menurut John Biddulph dan John Stace (1999: 381-382), pentingnya UKS adalah sebagai berikut: 1. Jumlah anak-anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah merupakan seperempat populasi masyarakat. Anak sekolah merupakan suatu kelompok yang besar. 2. Sekolah merupakan tempat yang baik untuk mengajar kesehatan. Anak-anak berkumpul di satu tempat. Mereka berharap dapat belajar sesuatu yang baru di sekolah. Guru sudah dilatih untuk mengajar anak. Salah satu hal penting yang harus dipelajari anak sekolah adalah masalah kesehatan. 3. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat. Bermula dari sekolah hal-hal yang menyangkut kesehatan akan menyebar ke masyarakat. Anak akan membawa pulang apa yang sudah dipelajari di sekolah dan akan memberitahukannya kepada keluarga di rumah. 4. Perbaikan kesehatan anak semasa sekolah akan menolong sisa hidup mereka. Misalnya, anak dengan infeksi telinga dapat menjadi tuli jika tidak diobati dengan tepat. Ketulian ini akan menghalangi dia untuk belajar dengan baik di sekolah. Setelah ia selesai dan keluar dari sekolah, ketuliannya ini akan menghalangi ia mendapatkan pekerjaan. Jika infeksi telinga diobati dengan benar di sekolah semua masalah dapat dicegah. 5. Melalui pemeriksaan anak-anak sekolah ternyata didapatkan banyak anak sekolah yang memerlukan pengobatan.
6
6. Jika anak sehat, ia akan belajar dengan baik di sekolah. Jika sakit, ia tidak dapat belajar dengan baik di sekolah. Setelah anak lulus sekolah, ia akan sulit mendapat pekerjaan yang baik. 7. Di sekolah anak berhubungan dengan banyak orang. Ini berarti mempunyai banyak kemungkinan tertular penyakit infeksi. UKS dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyuluhan kesehatan. Menurut Azrul Azwar (1983: 14), yaitu kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga anggota masyarakat (anak sekolah) tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi dapat melakukan suatu anjuran yang berkaitan dengan kesehatan. Sementara itu menurut Departemen Kesehatan, tujuan pelayanan UKS adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi anak usia sekolah 2. Meningkatkan
kemampuan
siswa
untuk
belajar
dan
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan yang menunjang peningkatan kemampuan hidup sehat 3. Pendekatan dan pemeratan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan pada penduduk berdasarkan letak geografi.
Selain itu UKS
merupakan bagian dari
upaya
kesehatan,
sebagaimana dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007: 8), yaitu kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Peningkatan kesehatan terdiri dari kesehatan individu, kelompok dan masyarakat harus terus ditingkatkan. Menurut Abdul Latief dkk (1985: 59), UKS adalah keadaan anak di sekolah dan lingkungannya yang dapat memberikan kesempatan belajar dan tumbuh yang harmonis, efesien dan optimal.
7
2.1.3
Efektivitas pemberdayaan usaha kesehatan sekolah Penilaian
usaha
kesehatan
sekolah
harus
dilakukan
secara
komprehensif baik terhadap proses maupun hasil. Penilain proses merupakan uapaya untuk mengetahui efektivitas pemberdayaan yang dilakukan oleh tim pelaksanaan UKS. Artinya mengetahui secara operasional pelaksanaan usaha kesehatan sekolah yang dilakukan oleh tim pelaksana baik berkaitan dengan proses penyusunan program, pelaksanaan maupun pengawasan. Sedangkan penilaian terhadap hasil harus dilihat dari hasil kegiatan yang dilakukan seperti pemahaman siswa terhadap hidup sehat atau tingkat dan status kesehatan mereka meningkat. Sebenarnya kedudukan usaha kesehatan sekolah berada pada posisi kurikulum, tepatnya pada kegiatan ekstra kurikuler atau bertepatan pada kegiatan belajar mengajar bidang studi pendidikan jasmani dan olahraga artinya pemberdayaan usaha kesehatan sekolah dilaksanakan oleh tim pelaksana di sekolah, khususnya dilakukan oleh kepala sekolah,guru, atau pihak puskesmas lainnya dengan kerjasama bidang pekerjaan yang ditetepkan secara bersama. Sedangkan pemberdayaan usaha kesehatan sekolah dalam proses pembelajaran dapat dilaksanakan sejalan dengan kegiatan pengajaran pendidikan jasmani atau olahraga dalam paket materi pelajaran yang ditetapkan berdasarkan kurikulum, terutama berkaitan dengan pengajaran teoritis penyuluhan, pencegahan dan pengobatan 2.1.4
Tujuan usaha kesehatan sekolah Secara umum UKS bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat serta derajat kesehatan peserta didik. Selain itu juga menciptakan
lingkungan
yang
sehat,
sehingga
memungkinkan
pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas. Sedangkan secara khusus tujuan UKS adalah menciptakan lingkungan kehidupan sekolah
8
yang sehat,
meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap dan
membentuk perilaku masyarakat sekolah yang sehat dan mandiri. Di samping itu juga meningkatkan peran serta peserta didik dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah dan rumah tangga serta lingkungan masyarakat, meningkatkan keteramplan hidup sehat agar mampu melindungi diri dari pengaruh buruk lingkungan. Sasaran pembinaan dan pengembangan UKS meliputi peserta didik sebagai sasaran primer, guru pamong belajar/tutor orang tua, pengelola pendidikan dan pengelola kesehatan serta TP UKS di setiap jenjang sebagai sasaran sekunder. Sedangkan sasaran tertier adalah lembaga pendidikan mulai dari tingkat pra sekolah / TK / RA sampai SLTA/MA, termasuk satuan pendidikan luar sekolah dan perguruan tinggi agama serta pondok pesantren beserta lingkungannya.
Sasaran
pendidikan
dan
adalah
kesehata
lingkungan Untuk
lainnya
pelayanan
yang
belajar dengan
meliputi efektif
adalah kesehatan.
sarana
didik
prasarana
Sasaran tertier
lingkungan sekolah, peserta
dan
sebagai
lainnya keluaraga.
sasaran
UKS
memerlukan kesehatan yang baik. Kesehatan menunjukkan keadaan yang sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kesehatan bagi peserta didik merupakan sangat menentukan keberhasilan belajarnya di sekolah, karena dengan kesehatan itu peserta didik dapat mengikuti pembelajaran secara terus menerus. Kalau peserta didik tidak sehat bagaimana bisa belajar dengan baik. Oleh karena itu kita mencermati konsep yang dikemukakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), bahwa salah satu indikator kualitas sumber daya manusia itu adalah kesehatan, bukan hanya pendidikan. Ada tiga kualitas sumber daya manusia, yaitu pendidikan yang berkaitan dengan berapa lama mengikuti pendidikan, kesehatan yang berkaitan sumber daya 9
manusianya, dan ekonomi yang berkaitan dengan daya beli. Untuk tingkat ekonomi Indonesia masih berada pada urutan atau ranking yang sangat rendah yaitu 108 pada tahun 2008, dibandingkan dengan negara-negara tetangga. Kemajuan ekonomi suatu bangsa biasanya berkorelasi dengan tingkat kesehatan masyarakatnya. Semakin maju perekonomiannya, maka bangsa itu semakin baik pula tingkat kesehatannya. Oleh karena itu, jika tingkat ekonomi masih berada di urutan yang rendah, maka tingkat kesehatan masyarakat pada umumnya belum sesuai denganharapan. Ada tiga program pokok UKS yang sering disebut trias UKS, yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat. Pendidikan kesehatan dilakukan secara intra kurikuler dan ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah melaksanakan pendidikan pada saat jam pelajaran berlangsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pendidikan ini tidak hanya diberikan pada saat mata pelajaran Pendidikan Jasmani saja, namun bisa juga secara integratif pada saat mata pelajaran lainnya disampaikan kepada peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler adalah melaksanakan pendidikan di luar jam pelajaran yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah. Misalnya, melaksanakan penyuluhan tentang, gizi, narkoba, dan sebagainya terhadap peserta didik, guru dan orangtua. Melaksanakan pelatihan UKS bagi peserta didik, guru pembina UKS dan kader kesehatan. Melaksanakan pendidikan dan kebiasaan hidup bersih melalui program sekolah sehat. 2.1.5
Pelayanan kesehatan sekolah Menurut John Biddulph dan John Stace (1999: 382 - 383), pelayanan kesehatan sekolah adalah berbagai upaya yang dilakukan oleh petugas UKS dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada para murid di sekolah. Setiap sekolah harus dikunjungi petugas kesehatan paling sedikit satu kali setahun. Petugas UKS harus mempunyai kerjasama yang baik dengan guru sekolah. Tidak ada program kesehatan sekolah
10
yang dapat berhasil jika tidak ada kerjasama yang baik. Petugas UKS harus selalu memberitahu guru mengenai apa yang didapatkan pada anak-anak didik dan memberitahu pengobatan apa yang diperlukan. Hal-hal yang dilakukan pada saat melakukan kunjungan kesehatan sekolah adalah sebagai berikut: 1. Membicarakan tentang higiene sekolah, penyediaan air bersih dan keamanan sekolah serta lapangan bermain dengan para guru. 2. Menanyakan tentang pelajaran kesehatan di sekolah. Pelajaran ini dapat diberikan melalui guru, radio atau Petugas UKS. 3. Melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap:anak-anak baru di sekolah (Kelas 1), anak-anak yang akan segera meninggalkan sekolah (Kelas 6), anak-anak yang kesehatannya dikuatirkan guru dan anak-anak yang ditemukan adanya kelainan pada pemeriksaan kesehatan sebelumnya. 4. Melanjutkan
perawatan
pada
anak-anak
yang
memerlukan
pengobatan jangka panjang 5. Memastikan para guru dan karyawan sekolah lainnya tidak menderita suatu penyakit infeksi yang dapat menular kepada anak-anak sekolah. 6. Melaksanakan pelayanan kesehatan gigi sekolah. Jika tersedia, pelayanan ini diberikan oleh perawat gigi. 7. Anak-anak sekolah harus mendapat imunisasi yang diperlukan seperti campak dan tetanus toksoid. 8. Guru-guru harus dapat mengenali dan mengobati berbagai penyakit ringan seperti pilek, sariawan dan demam pada anak-anak sekolah. Para guru harus dapat memberikan pertolongan pertama. Sekolah harus memiliki perlengkapan pertolongan pertama. Petugas dapat membantu dengan memberikan berbagai nasehat. 9. Guru harus memperhatikan adanya tanda-tanda emosional atau penyakit mental (kesalahan penyesuaian diri) pada anak-anak. Hal ini biasanya ditandai oleh adanya perubahan tingkah laku atau
11
penampilan anak. Mungkin anak kehilangan minat di sekolah. Atau menjadi kesepian, sedih dan tidak mempunyai teman. Atau anak menjadi tidak ramah dan berperangai buruk. Atau anak menunjukkan tingkah laku yang tidak biasa. Guru sebaiknya memberitahu Petugas UKS jika ada anak sekolah yang mengalami masalah fisik, mental atau emosional. 10. Guru sebaiknya memeriksa anak setiap tahun di dalam kelas mereka untuk meyakinkan mereka dapat melihat dan mendengar dengan baik. Menurut Abdul Latief dkk (1985: 60), UKS memiliki program yaitu lingkungan kehidupan sekolah yang sehat, pendidikan kesehatan dan usaha pemeliharaan kesehatan di sekolah. Menurut Notoatmodjo (2007: 8), Upaya untuk mewujudkan kesehatan dapat dilihat dari dua aspek yaitu pemeliharaan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan terdiri dari pengobatan penyakit dan pemulihan kesehanan. Peningkatan kesehatan terdiri dari pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan itu sendiri. Menurut Azrul Azwar (1983: 10), yaitu pendidikan
kesehatan
adalah
sejumlah
pengalaman
yang
berpengaruh secara menguntungkan terhadap kebiasaan-kebiasaan, sikap dan pengetahuan yang ada hubungannya dengan kesehatan perorangan dan masyarakat.
2.2 Model-model usaha kesehatan sekolah 1. Penyuluhan Kesehatan Penyelenggaraan penyuluhan kesehatan secara integrasi dengan semua pihak sesuai kebutuhan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan praktis dalam rangka pemutusan rantai penularan penyakit, upaya pemeliharaan kesehatan pribadi siswa / guru yang ditekankan pada upaya pembentukan perilaku hidup besih dan sehat, maupun lingkungan fisik sekolah untuk mendukung terciptanya suasana yang sehat dalam proses pembelajaran. Contoh kegiatan: Pemberantasan Sarang Nyamuk
12
(PSN), pemberantasan kecacingan, pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif)
2. Imunisasi Setiap tahun Imunisasi dilakukan pada bulan november yang dikenal sebagai bulan imunisasi asan sekolah (BIAS). Tujuan pemberian imunisasi adalah untuk memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit difteri dan tetanus dengan imunisasi Difteri Tetanus Toxoid (DT) dan Tetanus Toxoid (TT). Semua anak SD/MI kelas I menerima imunisasi DT, siswa kelas VI menerima imunisasi TT.
3. Dokter Kecil Adalah peserta didik yang ikut melaksanakan sebagian usaha pelayanan kesehatan serta berperan aktif dalam kegiatan kesehatan yang diselenggarakan di sekolah. Peserta didik yang dapat menjadi dokter kecil telah menduduki kelas IV, V, berprestasi di kelas, berwatak pemimpin, bertanggungjawab, bersih, berperilaku sehat serta telah mendapat pelatihan dari petugas puskesmas / Tim Pembina UKS. Kegiatan yang dilakukan dokter kecil diantaranya: a. Mengamati kebersihan dan kesehatan pribadi b. b.Mengenali penyakit secara awal c. c.Pengobatan sederhana d. d.Menimbang dan mengukur tinggi badan e. e.Memeriksa ketajaman penglihatan f. f.Memeriksa kebersihan gigi g. g.Dll
4. P3K dan P3P Kegiatan yang dilakukan pada PP adalah melakukan pengobatan sederhana dan PP baik pada penyakit, kecelakaan dan penanganan diare.
13
5. Penjaringan Kesehatan Penjaringan kesehatan dilakukan bagi siswa kelas I yang baru masuk dan hasilnya akan dimanfaatkan untuk perencanaan, pemantauan dan evaluasi kegiatan UKS. Inti dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui secara dini masalah-masalah kesehatan anak sekolah, antara lain status gizi anak, kesehatan indra penglihatan dan pendengaran yang merupakan faktor penting bagi anak dalam proses pembelajaran. Penjaringan kesehatan dilakukan secara bertahap pada siswa sekolah yang baru masuk yaitu: a. Tahap awal penjaringan dilakukan di sekolah oleh guru di bantu dokter kecil : pengenalan gejala sederhana, baik melalui pengamatan maupun wawancara dengan siswa dan orangtua mereka. b. Tahap berikutnya dilakukan oleh tenaga paramedis dengan prosedur cara pengamatan. c. Tahap ketiga penjaringan kesehatan dilakukan oleh dokter dan akan jelas memisahkan kasus yang telah diseteksi pada tahap pertama dan kedua untuk menetapkan tindak lanjut penanganan kasus.
6. Pemeriksaan Berkala Pemeriksaan berkala dilakukan oleh petugs kesehatan, guru UKS, dokter kecil kepad seluruh siswa dan guru setiap 6 bulan, untuk memantau, memellihara serta meningkatkan status kesehatan mereka. Kegiatan yang dilakukan berupa penimbangan BB, pengukuran TB, pemeriksaan ketajaman penglihatan dan pendengaran oleh guru UKS dengan dokter kecil, pemeriksaan kesehatan oleh petugas kesehatan.
7. Pengawasan Warung Sekolah Untuk terselengggaranya warung sekolah/kantin yang sehat tentunya harus didukung oleh pengetahuan dan ketrampilan mengenai gizi, kebersihan dll, pembinaan ini dilakukan oleh tenaga kesehtan dan sekolah: guru UKS dan dokter kecil.
14
8. Dana Sehat Dana sehat / dana UKS adalah dana yang diperuntukkan untuk kegiatan yang berhubungan dengan pelaksanaan UKS. Komponen pokok dari dana UKS adalah hal yang berhubungan dengan dana tersebut dan pengelolaannya. a. Dana Yang dimaksud dana disini adalah uang atau barang yang diterima atau dikumpulkan oleh Tim Pelaksana UKS baik dari peserta didik, komite
sekolah,
pemerintah
maupun
dari
masyarakat
untuk
pelaksanaan program UKS di sekolah. b. Pengelola Pada organisasi Tim Pelaksana UKS harus ada bendahara yang bertugas melakukan pembukuan/pengelolaan dana UKS
yang
dicatat/dibukukan dalam buku khusus untuk pendanaan UKS c. Pengelolaan dana UKS Dana yang diperoleh dan digunakan oleh Tim Pelaksana UKS harus dikelola dengan baik. Untuk keperluan tersebut maka harus ditetapkan bendahara (guru atau anggota Komite sekolah) untuk menyiapkan pembukuan yang meliputi pencatatan alihan dana dan barang, bagaimana cara pertanggungjawabannya dan pelaporannya.
9. Memantau Kesegaran Jasmani Kesegaran jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya berfungsi dalam pekerjaan secara optimal dan efisisen. Untuk mengetahui dan menilai tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat dilakukan dengan melasanakan pengukuran dengan tes kesegaran jasmani. Dengan memakai instrumen Tes Kesegaran Jasmani Indonesia.
15
10. UKGS Usaha Kesehatan Gigi Sekolah adalah pelayanan kesehatan gigi yang dikerjakan oleh petugas kesehatan yang terdiri dari tiga macam pelayanan : a. UKGS Tahap I: pendidikan dan penyuluhan kesehatan gigi dan mengadakan kegiatan menggosok gigi masal minimal untuk kelas I,II,III dibimbing guru dengan memakai pasta gigi mengandugn fluoride minimal sekali sebulan. b. UKGS Tahap II: UKGS tahap I ditambah penjaringan kesehatan gigi dan mulut untuk kelas I diikuti pencabutan gigi sulung yang sudah waktunya tanggal. Pengobatan darurat untuk menghilangkan rasa sakit oleh guru, pelayanan medik dasar atas permintaan dan rujukan bagi yang memerlukan c. UKGS Tahap III : UKGS tahap II ditambah pelayanan medik dasar pada kelas terpilih sesuai kebutuhan untuk kelas I,III,V dan VI
2.3 Kebijakan Usaha Kesehatan Sekolah Kebijakan UKS dari pemerintah pusat berdasarkan pedoman pembinaan dan pegembangan UKS terdiri dari dua kebijakan, yaitu kebijakan umum dan kebijakan khusus. 1. Kebijakan Umum Kebijakan umum yang dimaksud adalah keijakan pelaksanaan dalam rangka memberikan landasan dan pedoman pembinaan dan pengembangan UKS untuk dilaksanakan secara terpadu, merata, menyeluruh, berhasil guna, dan berdayaguna. Kebijakan umum adalah sebagai berikut: a. Kesinambungan program UKS dari Pendidikan Anak Usia Dini sampai tingkat SMA. Dengan sasaran cakupan anak umur 5-9 tahun baik anak yang normal maupun berlainan yang berada di sekolah dan luar sekolah, meliputi kegiatan: 1. TK/RA 2. SD/MI/Paket A setara SD SLTP/MTs/Paket B setara SMP
16
3. SMA/SMK/MA/Paket C setara SMA, 4) Sanggar Kegiatan Belajar/PKBM b. Segala upaya peningkatan dan pengembangan kesehatan warga sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah agar diupayakan melalui jalur Tim Pembina UKS Pusat dan Tim Pembina UKS di daerah secara berjenjang (one gate policy) c. Pembinaan dan pengembangan UKS dilaksanakan secara Lintas Program dan Lintas Sektor melalui kegiatan yang terpadu dan berkesinambungan d. Upaya pendidikan kesehatan diselenggarakan melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler e. Upaya pelayanan kesehatan dilakukan secara menyeluruh baik yang meliputi
upaya
promotif
(peningkatan
kesehatan),
preventif
(pencegahan), dan kuratif (pengobatan) maupun (pemulihan), namun lebih diutamakan pada upaya promotif dan preventif yang dilakukan secara terpadu dibawah koordinasi dan bimbingan teknis langsung dari Puskesmas f. Upaya peningkatan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat diarahkan untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan dan pelayanan kesehatan serta UKS
secara keseluruhan, dengan
memberdayakan sumber daya yang ada dan meningkatkan peran serta masyarakat g. Tugas dan fungsi TP UKS pusat dan daerah disesuaikan pula dengan peraturan perundangan yang berlaku h. Optimalisasi program UKS pada setiap jenis dan jenjang pendidikan i. Penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan UKS dilakukan dengan peran aktif pemerintah (pusat dan daerah), komite sekolah dan masyarakat.
17
2. Sedangkan kebijakan pelaksanaannya adalah sebagai berikut: a. Pemberdayaan kabupaten/kota dalam perencanaan terpadu (lintas program/lintas sektor), terkait operasional, serta tindak lanjut b. Meninjau kembali program lama dan menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini termasuk mempertimbangkan adanya peraturan perundang-undangan yang baru. c. Mengupayakan program UKS yang integrated (lintas program/lintas sektor). d. Pemberdayaan masyarakat, dunia usaha dan LSM di dalam pengembangan program UKS e. Meningkatkan dan memantapkan program UKS melalui:
Workshop/Rapat Kerja/Rapat Koordinasi.
Pengembangan dan Akselerasi Program UKS.
Kemitraan.
f. Melengkapi sarana dan prasarana UKS yang memadai g. Meningkatkan peran Sekretariat TP UKS lebih berdaya guna dan berhasil guna h. Memfungsikan secara optimal peranan lembaga-lembaga pendidikan baik pada pendidikan formal maupun non formal i. Meningkatkan dan mensosialisasikan program UKS ke instansi terkait di pusat, provinsi, kabupaten/kota dan legislatif.(Kemendikbud Direktorat Jenderal Pendidikan, 2012) fl 2.4 Penerapan Evidence based dalam proses keperawatan 2.5 Jurnal
18
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Penggunaan evidence based dalam praktik akan menjadi dasar scientific dalam pengambilan keputusan klinis sehingga intervensi yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun tujuan dari mempelajari EBP dalam pendidikan keperawatan pada level undergraduate student adalah menyiapkan perawat profesional yang mempunyai kemampuan dalam memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas berdasarkan evidence based serta membiasakan diri melakukan tindakan keperawatan sesuai EBP dari sejak awal, agar tidak menjadi kebiasaan yang salah, karena sebagai perawat kita harus mampu mempertanggung jawabkan tindakan kita, agar selamat bagi pasien dan bagi kita sendiri sebagai peemberi pelayanan kesehatan.
3.2 Saran Diharapkan bagi pembaca setelah membaca makalah ini khususnya perawat mampu memahami dan mengerti serta dapat mengaplikasikan tindakan keperawatan yang sesuai dengan evidence based practice pada keperawatan serta mampu berfikir kritis dalam melaksanakan proses keperawatan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Melnyk, B. M., Gallagher-Ford, L., Long, L. E., & Fineout- Overholt, E. (2014). The establishment of evidence-based practice competencies for practicing registered nurses and advanced practice nurses in real-world clinical settings: proficiencies to improve healthcare quality, reliability, patient outcomes, and costs. Worldviews on Evidence-Based Nursing, 11(1), 5–15.
Tilson, J. K., Kaplan, S. L., Harris, J. L., Hutchinson, A., Ilic, D., Niederman, R., … Zwolsman, S. E. (2011). Sicily statement on classification and development of evidencebased practice learning assessment tools.
Newhouse, R. P., Sigma Theta Tau International, Johns Hopkins Hospital, & Johns Hopkins University (Eds.). (2007). Johns Hopkins nursing evidence-based practice model and guidelines. Indianapolis: Sigma Theta Tau International Honor Society of Nursing.
Bostwick, L. (2013.). Evidence-Based Practice Clinical Evaluation Criteria for Bachelor of Science in Nursing Curricula A Dissertation submitted (PhD Thesis). College of Saint Mary.
Grove, S. K., Burns, N., & Gray, J. (2012). The practice of nursing research: Appraisal, synthesis, and generation of evidence. Elsevier Health Sciences
LoBiondo-Wood, G., & Haber, J. (2006). Nursing research: Methods and critical appraisal for evidence-based practice
20
Melnyk, B. M., & Fineout-Overholt, E. (2011). Evidence-based practice in nursing & healthcare: a guide to best practice (2nd ed). Philadelphia: Wolters Kluwer/Lippincott Williams & Wilkins.
Schneider, Z., & Whitehead, D. (2013). Nursing and midwifery research: methods and appraisal for evidence-based practice. Elsevier Australia.
Polit, D. F., & Beck, C. T. (2013). Essentials of nursing research: Appraising evidence for nursing practice. Lippincott Williams & Wilkins
Hande, K., Williams, C. T., Robbins, H. M., Kennedy, B. B., & Christenbery, T. (2017). Leveling Evidence-based Practice Across the Nursing Curriculum. The Journal for Nurse Practitioners, 13(1), e17–e22.
IKHWANI,DINAALFIANA.2018.http://repository.umy.ac.id/handle/123456789/ 21314 diakses pada 16/03/19 pukul 01.00 WIB
21