MAKALAH TEKNIK TEROWONGAN
DISUSUN OLEH ADVENTOS JENSYE DERK 201563003
PROGRAM STUDI S1 TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN UNUVERSITAS PAPUA SORONG 2019
I.
1.1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Pertambangan adalah suatu bentuk usaha dalam pengambilan endapan
bahan galian yang mempunyai nilai ekonomis dari bumi dan diangkut ke tempat pengolahan atau pemakai. Pada hakekatnya industri pertambangan merupakan industri dasar yang menyediakan bahan baku bagi keperluan industri lainnya. Mengingat industri pertambangan adalah industri yang tidak dapat diperbaharui lagi (unrenewable) dan karena terjadinya suatu endapan bahan galian memerlukan proses yang sangat lama, maka dalam pemanfaatannya diusahakan semaksimal mungkin. Kegiatan penambangan adalah suatu kegiatan mengambil bahan tambang dari bumi. Metode penambangan sendiri dibagi menjadi tiga yaitu : tambang terbuka,tambang bawah tanah dan tambang bawah air. Sistem penambangan adalah suatu cara atau teknik yang dilakukan untuk membebaskan atau mengambil endapan bahan galian yang mempunyai arti ekonomis dari batuan induknya untuk diolah lebih lanjut sehingga dapat memberikan keuntungan yang besar dengan memperhatikan keamanan dan keselamatan kerja yang terbaik serta meminimalisasi dampak lingkungan yang dapat ditimbulkannya. Tambang terbuka sampai saat ini adalah metode penambangan yang paling banyak digunakan, ini dikarenakan oleh letak dari deposit (cebakan) yang dekat dengan permukaan bumi. Sehingga membuat metode ini yang paling cocok untuk digunakan. Tetapi, dengan keterdapatan deposit yang di dekat permukaan bumi semakin menipis sehingga mengakibatkan penggunaan Metode Tambang Terbuka akan semakin digeser dan digantikan dengan Metode Tambang Bawah Tanah (Underground Mining). Tambang dalam atau tambang bawah tanah (underground mining) adalah metode penambangan yang segala kegiatan atau aktifitas penambangannya dilakukan di bawah permukaan bumi dan tempat kerjanya tidak langsung berhubungan dengan udara luar.
Tambang bawah tanah ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu Metode tanpa Penyanggaan (Non Supported / Open Stope Method), Metode dengan Penyanggaan (Supported Stope Method) dan Metode Ambrukan (Caving Method). Sistem penambangan bawah tanah sendiri memiliki resiko yang sangat besar, salah satunya adalah masalah kestabilan lubang bukaan, karena berhubungan dengan keselamatan kerja baik bagi pekerja maupun peralatan tambang demi kelanjutan produksi itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan sistem penyanggaan yang tepat dan efisien demi mendukung kelancaran produksi dan keselamatan kerja serta ekonomis.Sistem penyanggaan pada tambang bawah tanah secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu Penyangga Aktif dan Penyangga pasif. Saat ini penyangga beton dan rockbolt sangat banyak digunakan pada tambang bawah tanah. Shotcrete ( beton tembak ) dan Splitsets ( Friction Bolt ) merupakan contoh penyangga batuan primer (primary ground supporting) yang dominan digunakan pada tambang bawah tanah. Shotcrete merupakan penyangga pasif, sementara Splitsets merupakan contoh penyangga aktif. Namun, demi kepentingan faktor ekonomis maka diperlukan penyanggaan yang tepat,aman namun tetap menguntungkan secara ekonomis. 2.2
Rumusan masalah Adapun masalah yang terdapat dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai
berikut : 1.
Apa yang dimaksud dengan penyangga aktif dan pasif ?
2.
Sebutkan macam-macam penyangga aktif dan pasif ?
II. PEMBAHASAN
Berdasarkan sifat penyanggaan, jenis penyangga dapat dibagi menjadi penyangga aktif dan penyangga pasif. 2.1. Penyangga Aktif Penyangga Aktif bersifat memperkuat batuan tersebut secara langsung (reinforcement) A.
Hydraulic props Tiang penyangga yang pada dasarnya terdiri dari dua silinder, dimana
silinder yang satu bergerak didalam silinder yang lainnya dengan mekanismenya menggunakan siatem hidrolik. Umumnya digunakan untuk penyangga sementara pada lubang-lubang produksi, lubang bukaan untuk pelayanan dan penambangan.
Gambar 2.1 Hydraulic props
B.
Powered Roof Support (PRS) Penyangga yang diterapkan pada tambang batubara bawah tanah
metode “long wall” fully mechanized. Penyangga ini tidak hanya berfungsi menyangga atap, tetapi juga untuk mendorong conveyor bergerak maju dengan tenaga hydraulic.
Gambar 2.2 Powered Roof Support C.
Baut batuan /Rock Bolt Fungsi penahan : Penjangkaran baut batuan harus pada massa batuan yang 5elative keras dan stabil yang berada diatas lapisan berpotensial runtuh. Fungsi penguat (reinforcement) : Baut batuan tidak dapat mencegah terjadinya pecah batuan tetapi dapat memperbaiki kekuatan dan integritas.
Gambar 2.3 Rock Bolt Keuntungan Baut Batuan : 1. Lebih fleksibel, dapat digunakan pada bentuk geometri yang bervariasi. 2. Memberikan reaksi penyanggaan yang cepat setelah pemasangan 3. Pemasangan dapat sepenuhnya dengan mekanisasi, sehingga relatif lebih cepat, sehingga produktifitas kerja lebih meningkat. 4. Tahan terhadap korosi dan relatif lebih murah 5. Kerapatan(jumlah baut batuan per satuan luas) dengan mudah disesuikan dengan kondisi batuan lokal.
6. Dapat dikombinasikan dengan penyangga seperti wire mesh dan penyangga pasif.
2.2
Penyangga pasif Bersifat mendukung batuan yang akan runtuh dan membatasi pergerakan
batuan tersebut (rigid) yaitu dengan bahan material seperti, A.
Penyangga kayu Penyangga kayu terdiri atas 4 macam yaitu : 1.
Cribbing (pack) Dengan bentuk penampang yang lebar umumnya digunakan di daerah yang memerlukan pemerkuatan tinggi, seperti di lubang produksi dan perempatan (junction). Pada pemasangan di lubang produksi, susunan cribbing tersebut dikombinasikan dengan batang besi yang dilepas yang disebut chock release.
Gambar 2.4 Cribbing (pack) 2. Three piece set Untuk penyangga three piece set digunakan pada lubang bukaan yang berbentuk persegi panjang dan terdiri dari tiga bagian utama, yaitu bagian atas (cap), dan bagian samping / tiang (post). Untuk five piece set sama seperti three piece set, hanya saja terdiri dari 5 bagian utama.
Gambar 2.5 Three piece set 3.
Square set Penyangga ini umumnya digunakan pada lubang vertikal (raise /
winze).
Gambar 2.6 Square set
B.
Penyangga besi baja 1.
Two piece arch dan three piece arch Penyangga ini bentuknya seperti busur dan umumnya digunakan didaerah lubang-lubang utama.
2.
Rolled steel joist (I - beam) Penyangga ini biasanya dipasang untuk lubang yang bentuknya empat persegi panjang dan umumnya digunakan pada lubang-lubang produksi.
C.
Penyangga Beton Campuran antara semen, pasir dan air yang kadang-kadang ditambah CaCl2
(calcium clorida) yang berfungsi mempercepat waktu pengerasan (curing time Beton tambak (shotcrete). Beton tambak (shotcrete) ada dua tipe dasar yaitu:
1.
Shotcrete campuran kering, dimana campuran semennya kering dan air ditambahkan pada saat penyemprotan (di nozzle)
2.
Shotcrete campuran basah, pada dasarnya memiliki komponen yang sama pada campuran kering, tetapi kedalam "Mixer".
airnya sudah dicampurkan
III.
3.1
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa : 1.
Penyangga Aktif bersifat menahan batuan secara langsung sedangkan penyangga pasif bersifat menahan batuan secara tidak langsung.
2.
Penyangga aktif dibagi menjadi 3 yaitu Hydraulic props, Powered Roof Support (PRS) dan Baut batuan /Rock Bolt dan penyagga pasif dibagi juga menjadi 3 yaitu Penyangga Kayu, Penyangga Besi Baja dan Penyangga beton.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym. 2013. Penyanggaan Tambang Bawah Tanah - Penyangga Pasif (1). https://my-viria.blogspot.com/2013/06/penyangga-pasif.html#.
Diakses
tanggal 24 Maret 2019. Cakild. 2016.Sistem Penyanggaan. http://jailcakild.blogspot.com/2016/04/sistempenyanggaan.html. Diakses tanggal 24 maret 2019 Iqbal. 2017. Penyanggaan Tambang Bawah Tanah. https://www.academia.edu/ 12072170/PENYANGGAAN_TAMBANG_BAWAH_TANAH. tanggal 24 Maret 2019
Diakses