Makalah Tbk Herry Puguh Prasetya.docx

  • Uploaded by: heri viva
  • 0
  • 0
  • July 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Tbk Herry Puguh Prasetya.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,475
  • Pages: 21
MAKALAH PEMANFAATAN BAHAN KONSTRUKSI Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Teknologi Bahan Konstruksi Dosen Pengampu : H. Mochammad Qomaruddin, S.T.,M.T.

Disusun Oleh : Herry Puguh Prasetya (181230000308) PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA 2018

BAB 1 PEMANFAATAN BAHAN BAJA 1.1 Sejarah Penggunaan Materia Baja Sekitar tahun 4000 SM baja sudah mulai digunakan, besi (komponen utama penyusun baja) digunakan untuk membuat peralatan-peralatan sederhana. Besi ini dibuat dalam bentuk besi tempa, yang diperoleh dengan memanaskan bijih-bijih besi dengan menggunakan arang. Sekitar awal abad 19 dan akhir abad 18, besi tuang dan besi tempa sudah mulai banyak digunakan untuk pembuatan struktur jembatan. Jembatan Lengkung Coalbrookdale yang melintang diatas Sungai Severn (Inggris) adalah jembatan pertama yang terbuat dari besi tuang. Jembatan yang memiliki bentang sepanjang sekitar 30 meter ini dibangun oleh Abraham Darby III. Pada abad ke 19, muncul material baru yang dinamakan baja yang merupakan logam paduan antara besi dan karbon. Material baja mengandung kadar karbon yang lebih sedikit daripada besi tuang, dan mulai digunakan dalam konstruksikonstruksi berat. Pembuatan baja dalam volume besar dilakukan pertama kali oleh Sir Henry Bessemer dari Inggris. Sir Henry menerima hak paten dari pemerintah Inggris pada tahun 1855 atas temuannya tersebut. (Setiawan,2008:16) 1.2 Material Baja Baja yang akan digunakan dalam struktur dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu : 1. Baja Karbon Baja karbon dibagi menjadi tiga kategori tergantung dari presentase kandungan karbonnya, yaitu: baja karbon rendah (C = 0,03-0,35%), naja karbon medium ( C = 0,35-0,50%), dan baja karbon tinggi (C = 0,551,70%). Baja yang sering digunakan dalam struktur adalah baja karbon medium, misalnya baja BJ 37. Kandungan karbon baja medium bervariasi dari 0,25-0,29% tergantung ketebalan. Selain karbon, unsure lain yang juga terdapat dalam baja karbion adalah mangan (0,25-1,50%), silicon (0,25-0,30%), fosfor (maksimal 0,04%) dan sulfur (0,05%). Baja karbon menunjukkan titik peralihan leleh yang jelas. Naiknya presentase karbon meningkatkan tegangan leleh namun menurunkan daktilitas, salah satu dampaknya adalah membuat pekerjaan las menjadi lebih sulit. Baja karbon umumnya memiliki tegangan leleh (fy) antara 210-250 MPa. (Setiawan,2008:17) 2. Baja Paduan Rendah Mutu Tinggi Yang termasuk dalam kategori baja paduan rendah mutu tinggi (higihstrenght low-alloy steel/HSLA) mempunyai tegangan leleh berkisar antara 1

290-550 MPa dengan tegangan putus (fu) antara 415-700 MPa. Titik peralihan leleh dari baja ini Nampak dengan jelas. Penambahan sedikit bahan bahan paduan seperti chromium, columbium, mangan, molybden, nikel fosfor, vanadium atau zirconium dapat memperbaiki sifat-sifat mekaniknya. Jika baja karbon mendapatkan kekuatannya seiring dengan penambahan presentase karbon, maka bahan-bahan paduan ini mampu memperbaiki sifat mekanik baja dengan membentuk mikrostruktur dalam bahan baja yang lebih halus. (Setiawan,2008:17) 3. Baja Paduan Baja paduan rendah (low alloy) dapat ditempa dan dipanaskan untuk memperoleh tegangan leleh antara 550-760 MPa. Titik peralihan leleh tidak tempak dengan jelas. Tegangan leleh dari baja paduan biasanya ditentukan sebagai tegangan yang terjadi saat timbul regangan permanen sebesar 0,2%, atau dapat ditentukan pula sebagai tegangan padqa saat regangan mencapai 0,5%. 1.3 Sifat-Sifat Baja Baja mempunyai sejumlah sifat yang membuatnya menjadi baqhan bangunan yang sangat berharga. Beberapa sifat baja yang penting adalah: 1. Kekuatan Baja mempunyai daya tarik,lengkung, dan tekan yang sangat besar. Pada setiap partai baja, pabrikan baja menandai beberapa besar daya kekuatan baja itu. Pabrikan baja misalnya, memasukan satu partai baja batangan dan mencatumkan pada baja itu Fe 360. di sini Fe menunjukan bahwa partai itu menunjukkan daya kekuatan (minimum) tarikan atau daya tarik baja itu. Yang dimaksud dengan istilah tersebut adalah gaya tarik N yang dapat dilakukan baja bergaris tengah 1 mm2 sebelum baja itu menjadi patah. Dalam hal ini daya tarik itu adalah 360 N/mm2. dahulu kita mencantumkan daya tarik baja itu Fe 37, karena daya tariknya adalah 37 kgf/mm2. karna smengandung sedikit kadar karbon, maka semua jenis baja mempunyai daya tarik yang kuat. Oleh karna daya tarik baja yang kuat maka baja dapat menahan berbagai tegangan, seperti tegangan lentur. (https://bongez.wordpress.com/2010/05/19/sifat-baja/) 2. Kelenturan Baja bukan saja kuat tetapi juga lentur, lentur disini artinya si baja ini terkekang ketika kita gunakan untuk pembuatan sebuah konstruksi. Jadi baja ini bersibat lebih flexible dari pada beton. 3. Kealotan

2

Pada umumnya baja bersifat sangat alot,sehingga tidak cepat patah, namun jika dipaksa untuk patah baja pun bias patah. Tetapi ketika hanya ditekuk baja ada yang memiliki sifat alot yang sangat tinggi. 4. Kekerasan Baja itu sangat keras sekali sehingga sebagai bahan konstruksi, baja mungkin saja untuk digunakan berbagai tujuan. Apabila untuk produkproduk baja tertentu ada suatu keharusan,maka bisa saja baja itu, dengan cara dipanaskan,dibuat luar biasa kerasnya. 5. Ketahanan Terhadap Korosi Baja berbeda dengan besi, karena baja merupakan besi yang dicampur dengan unsur kimia lain, jadi baja memiliki ketahanan akan korosi, jadi si baja ini tidak mudah berkarat walaupun terkena air. 1.4 Pemanfaatan Baja Dalam dunia konstruksi saat ini, banyak sekali kontraktor yang memilih bahan baja sebagai struktur utama bangun dengan sifat-sifat baja yang ada diatas, pemanfaat baja dalam dunia konstruksi antara lain: 1. Pembangunan Gedung Salah satu kegunaan yang dimiliki oleh besi baja merupakan pembangunan gedung. Dalam pembangunan gedung ada banyak jenis gaya yang digunakan akan tetapi besi baja tidak bisa ditinggalkan. Hal ini lagi-lagi disebabkan karena durabilitasnya yang tinggi. Bukan hanya itu jenis besi baja juga banyak sehingga pemanfaatannya juga besar. Salah satu jenis besi baja yang banyak digunakan dalam bidang pembangunan gedung adalah besi baja ringan. Baja ringan adalah baja yang memiliki ketahanan yang tinggi tapi memiliki bobot yang ringan. Hal ini menyebabkannya banyak dimanfaatkan untuk pembangunan atap dari sebuah bangunan. 2. Pembangunan Sarana Transportasi Salah satu kegunaan besi baja yang bisa ditemukan dengan mudah adalah dalam pembangunan sarana transportasi. Salah satu fasilitas umum dalam dunia tansportasi yang dibangun dengan menggunakan besi baja adalah rel kereta api. Seperti yang kita tahu rel kereta api adalah rel yang akan terpapar panas dan juga hujan. Oleh karena itu pembangunannya membutuhkan bahan-bahan yang anti panas dan juga anti karat seperti besi baja. Selain untuk pembuatan fasilitas transportasi sepeti rel kereta api, besi baja juga bisa digunakan untuk membangun fasilitas transportasi yang lain seperti untuk jalan. (https://www.primabesi.com/kegunaan-besi-baja/) BAB II 3

PEMANFAATAN BAHAN ASPAL/BITUMEN 2.1 Pengertian Aspal Aspal ialah bahan hidro karbon yang bersifat melekat (adhesive), berwarna hitam kecoklatan, tahan terhadap air, dan visoelastis. Aspal sering juga disebut bitumen merupakan bahan pengikat pada campuran beraspal yang dimanfaatkan sebagai lapis permukaan lapis perkerasan lentur. Aspal berasal dari alam atau dari pengolahan minyak bumi. (https://id.wikipedia.org/wiki/Aspal) 2.2 Jenis-Jenis Aspal 1. Aspal Alam Sesuai dengan namanya, jenis aspal yang satu ini adalah aspal yang terbentuk dari proses alam dan bias didapat dari gunung aspal atau danau. Di Indonesia sendiri, aspal alam terbesar berasal dari Pulau Buton dengan gunung-gunung aspalnya sehingga disebut dengan asbuton. Sedangkan untuk aspal danau banyak ditemui pada danau di Trinidad dan Venezuela dengan campuran mineral, bitumen, dan bahan organic lain di dalamnya. 2. Aspal Buatan Jenis aspal yang kedua adalah aspal buatan atau aspal destilasi, karena aspal ini dibuat dari proses pengolahan dan penyulingan minyak bumi yang disebut destilasi. Destilasi sendiri merupakan proses penyulingan yang memisahkan minyak bumi dengan fraksi didalamnya dengan menaikkan temperature minyak bumi tersebut. Secara garis besar aspal buatan ini terbagi menjadi tiga, yaitu aspal keras, aspal cair, dan aspal emulsi. Aspal keras merupakan residu dari hasil penyulingan minyak bumi dan fraksi didalamnya, dimana aspal ini juga sering digunakan sebagai bahan pembuatan AC. Aspal keras dapat dilarutkan dengan bahan pelarut yang berbasis minyak untuk menghasilkan aspal cair, jenis aspal buatan yang kedua. Sedangkan aspal emulsi dibuat dari pemisahan partikel aspal keras melalui proses emulsi hingga menghasilkan partikel yang sangat kecil namun memiliki kemampuan mengikat dengan cepat. 3. Aspal Modifikasi Jenis aspal yang terakhir adalah aspal modifikasi, yaitu aspal yang terbentuk dari campuran aspal buatan khususnya aspal keras dengan bahan tambahan tertentu. Biasanya bahan yang digunakan sebagai campuran adalah jenis bahan polymer, antara lain polymer elastomer dan polymer plastomer. Bahan polymer elastomer berfungsi untuk

4

meningkatkan elastisitas aspal, sedangkan polymer plastomer berfungsi meningkatkan sifat fisik pada aspal tersebut. (https://indonusaconblock.com/jenis-aspal-dan-kegunaannya/) 2.3 Cara Membangun Jalan Aspal yang Baik 1. Memadatkan Pondasi Jalan Jalan aspal yang baik dan kuat dipengaruhi pengerjaan jalan mulai dari awal. Jika di awal pengerjaannya tidak tepat, maka kualitas jalan yang dihasilkan pun tidak optimal. Usia jalan aspal tidak mampu mencapai standar usia yang diperkirakan. Akibat pengerjaan yang kurang tepat, jalan aspal dengan segera akan rusak, berkurangnya kelenturan aspal dan permukaan aspal tidak rata. Tahap pemadatan awal dalam pembuatan jalan aspal adalah tahapan pemadatan pondasi jalan. Tahapan ini dilakukan setelah badan jalan terbentuk. Tanah perlu dipadatkan agar mampu menahan beban diatasnya. Tahap pemadatan ini dilakukan dengan alat vibrator roller dan buldozer sehingga diperoleh kepadatan yang optimal. Jika tanah sudah benar-benar padat, barulah bisa dilanjutkan dengan menambahkan material pondasi berupa batu kali. Material pondasi ini pun harus dipastikan benar-benar padat. Memadatkan material pondasi ini dilakukan dengan menggunakan alat tandem roller. Lapisan demi lapisan yang dipadatkan ini akan membuat struktur jalan memiliki daya dukung beban yang kuat. 2. Memadatkan Aspal dengan Benar Setelah pemadatan material pondasi selesai dilakukan, pemadatan lanjutan dapat dilakukan dengan tandem roller atau alat pemadat roda baja. Diawali dengan dump truck yang menuangkan hotmix ke asphal finisher lalu menghamparkannya di permukaan jalan. Selanjutnya tandem roller bertugas mengikuti asphal finisher untuk memadatkan permukaan jalan. Proses pemadatan dilanjutkan dengan pemadatan tahap berikutnya. Pemadatan ini dilakukan dengan alat pemadat roda karet. Alat ini bergerak mengikuti pemadatan pada tahapan sebelumnya. Sesudah itu diteruskan dengan pemadatan akhir dengan menggunakan alat pemadat roda baja tanpa vibrasi. Proses pemadatan aspal harus selesai dilakukan sebelum aspal berada pada suhu di bawah 850C atau bergantung pada jenis aspal yang digunakan. Jika pemadatan dilakukan di bawah suhu 850C, maka batu agregat dalam campuran aspal tidak mampu saling mengikat. Akibatnya, kekuatan aspal jalan pun lebih rendah dari yang seharusnya. 5

3. Membangun Sistem Drainase yang Baik Sistem drainase yang terdapat di sekitar jalan-jalan aspal sangat berpengaruh terhadap kekuatan jalan aspal. Sistem drainase yang buruk akan membuat jalan-jalan aspal cepat rusak dan berlubang. Jalan aspal tidak tahan terhadap genangan air. Gerusan air di jalan-jalan aspal menyebabkan lapisan aspal terkelupas dan akhirnya membentuk lubanglubang kecil yang semakin membesar. Karena itu bangun pula sistem drainase yang baik untuk mempercepat proses pengeringan jalan aspal terutama di musim hujan. 4. Memastikan Beban Jalan Aspal Tidak semua beban bisa ditanggung oleh struktur jalan aspal. Karena itu, sebaiknya pastikan kendaraan yang melintasi jalanan aspal tidak melebih beban yang mampu ditanggung struktur jalan. Kendaraankendaraan kapasitas berat sebaiknya diarahkan untuk menggunakan jalanjalan dengan konstruksi beton. 5. Mencampur Aspal dan Limbah Plastik Uji coba terus dilakukan untuk mendapatkan bahan campuran aspal yang bisa meningkatkan kualitas aspal sehingga aspal menjadi lebih kuat dan awet. Salah satu uji coba yang telah dilakukan adalah dengan mencampur aspal dengan limbah plastik. Cara ini terbukti membuat aspal lebih kuat 40% dibandingkan aspal tanpa campuran limbah plastik. Rencananya, aspal dengan campuran limbah plastik tersebut akan dipakai untuk pemeliharaan jalan. Saat ini uji coba penggunaan aspal campuran telah dilakukan di Kota Bekasi dan menyusul di beberapa tempat lainnya. (http://strong-indonesia.com/artikel/jalan-aspal-yangbaik/) 6. Menutup Jalan-Jalan Berlubang dengan segera Dalam kurun waktu tertentu, jalan aspal membutuhkan perawatan. Lubang-lubang kecil harus segera ditambal. Sebab jika dibiarkan, lubanglubang kecil di jalan aspal tersebut bisa segera melebar. Jalan-jalan aspal pun semakin parah kerusakannya. Air yang menggenang di lubang-lubang tersebut membuat konstruksi jalan aspal semakin melemah dan sekaligus membahayakan para pengguna jalan. 4.

6

BAB III PEMANFAATAN BAHAN BETON 3.1 Sejarah Semen dan Beton Sejak peradaban membangun dimulai, manusia mencari sejenis semen untuk mengikat batu-batuan menjadi massa yang terbentuk dan utuh. Belum diketahui siapa yang berusaha membuat beton untuk pertama kalinya. Namun yang jelas, baik semen maupun beton, sebagaimana pula umumnya banyak bahan bangunan yang lain, bukanlah penemuan yang secara tiba-tiba muncul begitu saja, tapi berkembang secara berangsur dari berbagai upaya trial & error selama beberapa abad. Bangunan beton tertua yang ditemukan berada sejak 6500 SM di tepian Sungai Danube di Lepenski Vir, di mantan negara Yugoslavia. Lantai yang berbentuk trapezium tebalnya 25 cm, dibuat dari campuran kapur merah (diangkut hampir 200 mil ke hulu), pasir dan kerikil, lalu ditambahkan air. Beton tersebut kemudian dituang dan dipadatkan membentuk lantai. Lantai ini menjadi dasar untuk gubuk dari sebuah desa para pemburu dan pengail dari jaman batu. (Nugraha,2007:9) 3.2 Semen Portland Semen Portland adalah jenis semen yang paling umum yang digunakan secara umum di seluruh dunia sebagai bahan dasar beton, mortar, plester, dan adukan non-spesialisasi. Semen ini dikembangkan dari jenis lain kapur hidrolik di Britania Raya pada pertengahan abad ke-19, dan biasanya berasal dari batu kapur. Semen ini adalah serbuk halus yang diproduksi dengan memanaskan batu gamping dan mineral tanah liat dalam tanur untuk membentuk klinker, penggilingan klinker, dan menambahkan sejumlah kecil bahan lainnya. Beberapa jenis semen Portland tersedia, yang paling umum disebut semen Portland biasa (OPC), berwarna abu-abu, namun semen Portland putih juga tersedia. Namanya berasal dari kesamaannya dengan batu Portland yang digali di Pulau Portland di Dorset, Inggris. Nama itu dinamai oleh Joseph Aspdin yang mendapatkan hak paten untuknya pada tahun 1824. Namun, anak laki-lakinya William Aspdin dianggap sebagai penemu semen Portland "modern" karena perkembangannya pada tahun 1840-an. (https://id.wikipedia.org/wiki/Semen_Portland) 3.3 Keunggulan Beton Harganya relatif murah karena menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal, kecuali semen Portland. Beton termasuk tahan aus dan tahan kebakaran, sehingga biaya perawatan termasuk rendah

7

Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi lingkungan. Ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan beton tak bertulang atau pasangan batu. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung keinginan 3.4 Kelemahan Beton 

Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa.  Beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (constraction joint) perlu diadakan pada beton yang panjang/lebar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.  Beton keras mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu sehingga perlu dibuat dilatasi (expansion joint) untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.  Beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat merusakkan beton.  Beton bersifat getas (tidak daktail) sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat daktail, terutama pada struktur tahan gempa. 3.5 Penerapan Beton pada Struktur Bangunan Beton dalam struktur bangunan dapat digunakan di beberapa konstruksi, contohnya jalan, jembatan, dan sebagainya. Berikut gambar struktur beton : 1. Rangka Jalan Beton (https://ilmusipildanarsitektur.blogspot.com/2016/04/penerapan-betonpada-struktur-bangunan.html)

8

2. Perkerasan Jalan Beton (https://ilmusipildanarsitektur.blogspot.com/2016/04/penerapan-betonpada-struktur-bangunan.html)

3. Pondasi Beton (https://ilmusipildanarsitektur.blogspot.com/2016/04/penerapan-betonpada-struktur-bangunan.html)

4. Struktur Bangunan Beton (https://ilmusipildanarsitektur.blogspot.com/2016/04/penerapan-betonpada-struktur-bangunan.html)

9

5. Jembatan Beton (https://ilmusipildanarsitektur.blogspot.com/2016/04/penerapan-betonpada-struktur-bangunan.html)

6. Beton Fiber (https://ilmusipildanarsitektur.blogspot.com/2016/04/penerapan-betonpada-struktur-bangunan.html)

10

BAB IV PEMANFAATAN BAHAN KAYU 4.1 Pengertian Kayu Kayu adalah bagian batang atau cabang serta ranting tumbuhan yang mengeras karena mengalami lignifikasi (pengayuan). Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasanhiasan rumah tangga dan sebagainya. Penyebab terbentuknya kayu adalah akibat akumulasi selulosa dan lignin pada dinding sel berbagai jaringan di batangitu juga disebabkan umur sebuah pohon. (https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu) 4.2 Jenis-Jenis Kayu Banyak jenis kayu di Indonesia, namun jenis kayu yang ingin saya bahas kali ini adalah jenis kayu yang memiliki mutu tinggi dan sering digunakan dalam konstruksi di Indonesia, diantaranya adalah: 6.1 Kayu Jati Jenis kayu yang sangat terkenal kekuatannya dan harganya yang sangat mahal. Pohon jati tumbuh subr di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur. Daerah dengan kualitas kayu jati terbaik adalah daerah bertemperatur panas dengan tanah berkapur yaitu daerah Jawa Tengah. Kayu jati miliki motif serat kayu yang indah sehingga cantik untuk dijadikan bahan baku furnitur. Kayu jati memiliki kekerasan antara 630-720 Kgs/m3 dan minyak kayu jati diyakini membuatnya tahan akan serangan rayap dan serangga penggerek. Kayu Jati saat ini juga sering diburu bekas-nya untuk menghasilkan produk berkesan rustic, dan dengan berbagai karakter yang disebutkan tadi Kayu Jati sangat cocok untuk di jadikan furnitur berkelas dan bahanbahan ukiran. 6.2 Kayu Merbau Kayu yang juga terkenal keras ini disebut juga Kayu Besi. Pohon merbau berasal dari daerah Maluku dan Papua. Daya tahan Kayu Merbau yang tinggi juga dapat diaplikasikan sebagai material konstruksi laut. Kayu Merbau banyak dijadikan sebagai parkit untuk lantai, tiang bangunan, bak truk hingga digunakan sebagai bahan konstruksi jembatan. Saat ini harga Kayu Merbau cukup bersaing dengan harga Kayu Jati.

11

Dalam pengolahannya, Merbau tidak sulit untuk dipotong dan di finishing, tapi cukup sulit untuk dibubut dan di paku karna meskipun keras memiliki sifat getas karna serat-seratnya yang pendek. 6.3 Kayu Meranti Kayu Meranti juga disebut Kayu Kalimantan, karena pohonnya banyak tumbuh subur di Kalimantan. Kayu Meranti memiliki tingkat kekerasan antara 580-770 Kgs/m. Selain sebagai bahan bangunan dan furnitur, Kayu Meranti juga dapat di jadikan pulp untuk membuat kertas dan buah Tangkawang (dari beberapa jenis Meranti) dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan kosmetik. Batang pohon Meranti dapat tumbuh hingga 70 meter dengan diameter mencapai 4 meter lebih. Kayu yang disebut juga dengan ‘Mahoni Filipina’ ini sering kita temui berwarna coklat kemerahan dan tanpa urat, dijual di toko material sebagai papan atau kaso. 6.4 Kayu Sengon Kayu Sengon atau Albasia merupakan kayu khas daerah tropis dan dapat dengan mudah ditemui di berbagai toko bahan bangunan dalam bentuk kaso atau papan. Kayu ini termasuk kayu lunak yang sulit untuk langsung di finishing, karena permukaannya berbulu dan berpori-pori besar dan mudah patah. Kayu Albasia dipergunakan sebagai bahan utama pembuatan kayu olahan seperti tripleks dan blockboard, stik ice cream, pensil, korek api hingga bahan baku untuk kertas. Selain itu kayu ini digunakan sebagai penyangga sementara dan banyak digunakan untuk packing pada shipping atau pallet untuk barang. (https://www.klopmart.com/article-132-jenisjenis-kayu-indonesia-bagian1.html) 4.3 Pemanfaatan Kayu Sebagai Bahan Konstruksi Kayu tidak hanya bermanfaat sebagai bahan pembuat perabotan rumah, tetapi juga bisa digunakan untuk membuat rumah yang memiliki nilai estetika yang tinggi. Berikut adalah gambar rumah yang terbuat dari kayu. (https://asyraafahmadi.com/in/pengetahuan/material/alami/nontambang/kayu/penggunaan-kayu-pada-konstruksi-bangunan/)

12

Khusus untuk penggunaan kayu pada bangunan berat, seperti garasi ataupun gudang tentu saja pada sambungan kayu lebih baik menggunakan mur dan baut sehingga bisa sangat kuat. Bahan kayu yang akan digunakan harus benar-benar kering agar nantinya tidak melengkung ataupun memuai ketika berhadapan dengan kondisi cuaca serta efek sinar matahari. Bahan kayu yang sudah kering juga sangat penting untuk penerapan pada kuda-kuda agar tidak mudah mengalami kembang susut karena pengaruh udara yang lembab. Proses pengeringan juga disertai dengan pengawetan untuk membersihkannya dari zat makanan yang disukai hama ataupun serangga. Biasanya, para pengusaha kayu juga melindungi kayu dengan mengoleskan bahan kimia ataupun pengecatan. Bangunan yang terbuat dari bahan baku kayu juga biasa dijadikan sebagai kontruksi semi permanen karena semua bagian-bagiannya mudah dibongkar-pasang ataupun ketika akan melakukan renovasi

Sumber : (https://asyraafahmadi.com/in/pengetahuan/material/alami/nontambang/kayu/penggunaan-kayu-pada-konstruksi-bangunan/)

13

BAB V PEMANFAATAN BAHAN LIMBAH 5.1 Pengertian Limbah Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim, di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). (https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah) 5.2 Jenis Limbah Berdasarkan karakteristiknya, limbah dibedakan menjadi 4 macam, yaitu : 1. Limbah Cair Limbah cair bersumber dari pabrik yang biasanya banyak menggunakan air dalam sistem prosesnya. Di samping itu ada pula bahan baku mengandung air sehingga dalam proses pengolahannya air harus dibuang. Air terikut dalam proses pengolahan kemudian dibuang misalnya ketika dipergunakan untuk pencuci suatu bahan sebelum diproses lanjut. Air ditambah bahan kimia tertentu kemudian diproses dan setelah itu dibuang. Semua jenis perlakuan ini mengakibatkan buangan air. Industri primer pengolahan hasil hutan merupakan salah satu penyumbang limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan. Bagi industri-industri besar, seperti industri pulp dan kertas, teknologi pengolahan limbah cair yang dihasilkannya mungkin sudah memadai, namun tidak demikian bagi industri kecil atau sedang. Namun demikian, mengingat penting dan besarnya dampak yang ditimbulkan limbah cair bagi lingkungan, penting bagi sektor industri kehutanan untuk memahami dasar-dasar teknologi pengolahan limbah cair. Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Jadi teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. (https://sulaimantap.wordpress.com/2011/03/04/jenis-jenislimbah/)

14

2. Limbah Padat Limbah padat berasal dari kegiatan industri dan domestik. Limbah domestik pada umumnya berbentuk limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran, peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat: kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri, kulit telur, dll Limbah padat adalah hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yaitu dapat didaur ulang, seperti plastik, tekstil, potongan logam dan kedua limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis. Bagi limbah padat yang tidak punya nilai ekonomis dapat ditangani dengan berbagai cara antara lain ditimbun pada suatu tempat, diolah kembali kemudian dibuang dan dibakar. 3. Limbah Gas dan Partikel Polusi udara adalah tercemarnya udara oleh berberapa partikulat zat (limbah) yang mengandung partikel (asap dan jelaga), hidrokarbon, sulfur dioksida, nitrogen oksida, ozon (asap kabut fotokimiawi), karbon monoksida dan timah. Udara adalah media pencemar untuk limbah gas. Limbah gas atau asap yang diproduksi pabrik keluar bersamaan dengan udara. Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O 2, N2, NO2, CO2, H2 dan Jain-lain. Penambahan gas ke dalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia akan menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume-Sedangkan pencemaran berbentuk gas tanya aapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO 2, NOx, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain. 4. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah B3 antara lain adalah bahan baku 15

yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan dan pengolahan khusus. Bahanbahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi, bersifat korosif, dan lainlain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui termasuk limbah B3. (https://sulaimantap.wordpress.com/2011/03/04/jenisjenis-limbah/) 5.3 Pemanfaatan Limbah dalam Bidang Konstruksi Berikut ini adalah bahan-bahan limbah daur ulang yang dapat digunakan untuk bahan koonstruksi dan cukup ramah lingkungan dan juga mengurangi sampah yang semakin hari semakin menumpuk, diantaranya yaitu : 1. Newspaper Wood Desainnya datang dari Norwegia, negara dengan lebih dari 1 juta ton kertas dan kardus yang terbuang setiap tahun. Newspaperwood dibuat dengan menggulung kertas dan lem pelarut bebas untuk menciptakan sesuatu yang bentuk dan kekuatannya sama dengan log kayu. Gelondongan ini bisa dipotong seukuran papan kayu dan kemudian digunakan dalam bangunan. Tak hanya kuat, kayu daur ulang ini bisa disegel sehingga tahan air dan tahan api, dan bisa diaplikasikan untuk membangun apa pun yang biasanya membutuhkan bahan papan dan kayu. 2. Nappy Roofing Popok bekas dan produk sanitasi yang kerap menumpuk di pembuangan sebenarnya banyak mengandung bahan polimer yang bisa dipisahkan dengan teknik pengolahan khusus. Polimer tersebut kemudian dapat digunakan untuk membuat bahan konstruksi berbasis serat seperti ubin dan atap. 3. Recy Block Kantong plastik bekas bisa diolah menjadi Bata berwarnawarni. Tekniknya dengan menempatkan plastik alam cetakan panas, dan kemudian dimempatkan membentuk blok. Meski terlalu ringan untuk membantuk dinding, tetapi bata jenis ini dapat digunakan untuk membagi ruangan atau area outdoor.

16

4. Blood Brick Gagasan ini didasarkan pada asumsi bahwa darah hewan dianggap sebagai produk limbah. Dan, ternyata, darah adalah salah satu zat bio-perekat terkuat, karena mengandung kadar protein yang tinggi. Mahasiswa arsitektur Inggris Jack Munro mengusulkan teknik pengolahan darah beku-kering menjadi bubuk, dan kemudian mencampurnya dengan pasir untuk membentuk pasta; ini kemudian dapat dicetak menjadi sejenis batu bata. Hal ini dapat sangat berguna dalam masyarakat terpencil, di mana darah dari penyembelihan hewan berlimpah, tapi kualitas tanahnya kurang baik untuk diolah menjadi bahan konstruksi. 5. Bata Botol Botol bisa diterapkan untuk menggantikan fungsi bata dalam konstruksi bangunan tertentu. Banyak perusahaan yang sekarang membuat botol dalam berbagai bentuk misalnya berbentuk kubus atau lainnya, agar mudah di distribusikan. Ide awal penggunaan botol sebagai bahan konstruksi sudah dimulai pada tahun 1960 oleh pemilik perusahaan bir Heineken – Alfred Henry Heineken. Inspirasi muncul saat ia mengunjungi sebuah pulau di karibia dan kecewa pada kedua kurangnya tempat tinggal, dan jumlah botol Heineken dibuang berserakan dimana mana. 6. Mushroom Wall Para desainer sudah menemukan cara membuat dinding isolator dan bahan kemasan menggunakan miselium, sebuah bakteri yang ditemukan di pada organisme yang membusuk seperti batang pohon dan limbah pertanian. Jika ditempatkan dalam cetakan, bahan organik ini akan tumbuh sesuai bentuk cetakan dan kemudian dapat diperkuat dengan menggunakan oven panas. Hasilnya dapat digunakan sebagai penganti asbes yang cenderung beracun dan tidak ramah lingkungan.

17

BAB VI PEMANFAATAN BAHAN ANORGANIK 6.1 Pengertian Anorganik Pengertian anorganik (inorganic) adalah tidak organik (lawan kata organik) yaitu tidak terdiri dari atau berasal dari materi hidup serta tanpa struktur terorganisir. Secara etimologi, kata organik berasal dari bahasa Yunani "organikos" yang memiliki pengertian yang berkaitan dengan organ atau alat tubuh. (https://www.kanalinfo.web.id/2017/05/pengertianorganik-dan-anorganik.html) 6.2 Pemanfaatan Bahan Anorganik Dalam Bidang Konstruksi Berikut ini adalah pemanfaatan bahan anorganik dalam bidang konstruksi, yang memunculkan sebuah inovasi baru bagi semua engineer. Diantaranya yaitu : 1. Genteng Sejuk Genteng semen ijuk adalah genteng beton yang dibuat dengan campuran pasir, semen dan ijuk sebagai bahan pengisi. Genteng sejuk memiliki manfaat menunjang pembangunan RS/RSS dan Rusun, membuka lapangan pekerjaan, digunakan sebagai atap. Gentung sejuk memiliki ukuran 38x23,5 cm dan berat 2,5kg/bh. 2. Panel Sekam Padi Salah satu pengembangan bahan bangunan dari limbah sekam padi menjadi Papan Sekam Padi. Panel sekam padi ini memiliki manfaat mengurangi pencemaran lingkungan, menciptakan lapangan pekerjaan, digunakan untuk langit-langit dan dinding partisi non-struktural. 3. Limbah Bubur Kertas Untuk Papan Beton (Papercrate) Kertas yang dipergunakan untuk sarana tulisan ini berbahan dasar pulp, serat tebu, atau serat bambu, atau serat pohon pinus. Paper sludge atau bubur kertas berasal dari limbah pengolahan serat pulp menjadi kertas, mengandung mineral seperti kaolinite dan kalsium karbonat. Mineral tersebut berfungsi sebagai pelapis di permukaan kertas agar halus. Besar kandungannya tergantung jenis kertas, pada umumnya 5 g/m2 – 20 g/m2 (Editing, 1985). PT. Adiprima Suraprinta dari Jawa Pos Group yang berkedudukan di Legundi Gresik memproduksi kertas dari kertas bekas. Bahan baku diproses menjadi bubur kertas, selanjutnya dipilah, warna putih diproses sebagai kertas, sedangkan limbah berwarna abu-abu

18

karena warna tinta dibuang. Jumlah limbah bubur kertas kira-kira 250 ton/hari. 4. Tempurung Kelapa Sebagai Ubin Salah satu bagian pohon kelapa yang pada saat ini belum banyak digunakan adalah tempurung kelapa (batok) kelapa. Tempurung kelapa yang banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional dari sisa pemecahan buah kelapa saat ini sebagian besar digunakan sebagai bahan bakar. Sebenarnya, tempurung kelapa (atau sisa berupa pecahan-pecahan) dapat ditingkatkan kualitasnya menjadi bahan yang lebih bermanfaat dibanding hanya sebagai bahan bakar saja. Oleh karena itu melalui rekayasa yang tepat, maka tempurung kelapa dapat dibentuk menjadi mozaik ubin bahan bangunan yang antik, unik, alami dan menarik.

19

DAFTAR PUSTAKA Nugraha, Paul, dan Antoni. 2007. Teknologi Beton. Surabaya:Andi Setiawan, Agus. 2008. Prencanaan Struktur Baja. Edisi Kedua. Semarang:Erlangga https://asyraafahmadi.com/in/pengetahuan/material/alami/nontambang/kayu/penggunaan-kayu-pada-konstruksi-bangunan/ https://bongez.wordpress.com/2010/05/19/sifat-baja/ https://id.wikipedia.org/wiki/Aspal https://id.wikipedia.org/wiki/Kayu https://id.wikipedia.org/wiki/Limbah https://id.wikipedia.org/wiki/Semen_Portland https://ilmusipildanarsitektur.blogspot.com/2016/04/penerapan-beton-pada-strukturbangunan.html https://indonusa-conblock.com/jenis-aspal-dan-kegunaannya/ http://kontruksibangunan-kb1.blogspot.com/2013/03/kelebihan-dan-kekuranganbeton-pada-konstruksi.html http://strong-indonesia.com/artikel/jalan-aspal-yang-baik/ https://sulaimantap.wordpress.com/2011/03/04/jenis-jenis-limbah/ https://sudiana1526.wordpress.com/2013/10/22/material-bahan-bangunan-ramahlingkungan/ https://www.kanalinfo.web.id/2017/05/pengertian-organik-dan-anorganik.html https://www.klopmart.com/article-132-jenisjenis-kayu-indonesia-bagian-1.html https://www.primabesi.com/kegunaan-besi-baja/

20

Related Documents


More Documents from "Vhiivi"