KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat llahirabbi, karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah “Pengantar Sosiologi” ini dengan tepat waktu. Mudah–mudahan dengan terselesaikannya makalah ini, dapat membantu penulis dalam memenuhi tugas mata kuliah “Pengantar Sosiologi” Atas terselesaikannya makalah ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih, kepada: 1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, ridho serta karunia-Nya kepada penulis. 2. Orang tua penulis, yang telah membantu penulis baik secara moril dan materil serta spiritual. 3. Mas Taufan H.A. S.IP., M.Si.
selaku dosen mata kuliah Pengantar
Sosiologi. 4. Rekan–rekan penulis baik di dalam maupun di luar kampus UNJANI. Adapun pembahasan dari makalah ini, yaitu tentang “Statifikasi Sosial” Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapan adanya koreksi, kritik, dan saran ke arah perbaikan. Akhirnya, penulis berharap semoga malakah ini menjadi berguna dan bermanfaat serta dapat menjadi refrensi pembelajaran khususnya yang berkaitan dengan aspek ibadah umat Islam. Cimahi, 11 November 2016
Penulis
Makalah Sosiologi UNJANI
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1 1.1.
Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2.
Faktor penyebab terjadinya stratifikasi sosial ..................................................... 1
1.3.
Maksud dan Tujuan............................................................................................. 3
1.4.
Pokok Bahasan .................................................................................................... 3
BAB II................................................................................................................................. 4 PEMBAHASAN ................................................................................................................. 4 2.1. Pengertian Stratifikasi Sosial ................................................................................... 4 2.2.
Struktur Stratifikasi Sosial .................................................................................. 6
2.3.
Dimensi dalam Stratifikasi .................................................................................. 7
2.4.
Mobilitas Sosial .................................................................................................. 8
2.4.1.
Pengertian Mobilitas Sosial ........................................................................ 8
2.4.2.
Prinsip Umum Mobilitas Sosial atau Gerak Sosial Yang Vertikal ............. 9
2.4.3.
Saluran Gerak Sosial Vertikal ................................................................... 10
2.5.
Sifat Sistem Stratifikasi Sosial .......................................................................... 11
2.5.1.
Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification) ........................ 11
2.5.2.
Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification) ........................... 11
2.5.3.
Stratifikasi sosial campuran ...................................................................... 12
2.6.
Pengaruh Stratifikasi Sosial .............................................................................. 13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 18
Makalah Sosiologi UNJANI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Dalam suatu kajian sosiologi ada beberapa hal yang harus disoroti sebagai ilmu guna menegetahui bagaimana tingkat perkembangan manusia. Mulai dari kelahiran sampai dengan bersosialisasi dalam masyarakat. Manusia, masyarakat dan lingkungan merupakan fokus kajian sosiologi yang dituangkan dalam kepingan tema utama ilmu sosiologi dari masa kemasa. Mengungkap hubungan luar biasa antara keseharian yang dijalani oleh seseorang dan perubahan serta pengaruh yang ditimbulkannya pada masyarakat tempat ia hidup dan bahkan kepada dunia secara global. Banyak sekali sub kajian dan istilah dalam sosiologi yang membahas perihal tentang, manusia, masyarakat dan lingkungan. Salah satunya adalah stratifikasi sosial. Stratifikasi merupakan karakteristik universal masyarakat manusia. Dalam kehidupan sosial masyarakat terdapat diferensiasi sosial dalam arti, bahwa dalam masyarakat terdapat pembagian dan pembedaan atas berbagai perananperanan dan fungsi-fungsi berdasarkan pembedaan perorangan karena dasar biologis ataupun adat. Untuk lebih detailnya, pemakalah akan memaparkan beberapa definisi maupun system, dampak dan lain sebagainya yang menguak apa yang ada dalam stratifikasi sosial.
1.2. Faktor penyebab terjadinya stratifikasi sosial Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan stratifikasi social adalah sebagai berikut:
1.
Ukuran kekayaan Kekayaan
(materi
atau
kebendaan)
dapat
dijadikan
ukuran
penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang
Makalah Sosiologi UNJANI
1
rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta kemampuannya dalam berbagi kepada sesama
2.
Ukuran kekuasaan dan wewenang Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
3. Ukuran kehormatan Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
4.
Ukuran ilmu pengetahuan Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan
ini
biasanya
terdapat
dalam
gelar-gelar
akademik
(kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang
Makalah Sosiologi UNJANI
2
tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya. 1.3. Maksud dan Tujuan Agar pembaca dapat memahami stratifikasi sosial. Agar pembaca dapat memahami mengapa dan bagaimana stratifikasi social terbentuk. Bagaimana pembaca menyikapi stratifikasi social yang terjadi.
1.4.Pokok Bahasan
Pengertian Stratifikasi Sosial
Struktur Stratifikasi Sosial
Dimensi Dalam Stratifikasi Sosial
Mobilitas Sosial
Makalah Sosiologi UNJANI
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Stratifikasi Sosial Secara harfiah stratifikasi berasal dari bahasa latin stratum yang bermakna tingkatan. Sehingga Stratifikasi sosial adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang menempatkan seseorang pada kelas-kelas sosial yang berbeda-beda secara hierarki dan memberikan hak serta kewajiban yang berbeda-beda pula antara individu pada suatu lapisan sosial lainnya. Stratifikasi sosial muncul karena adanya sesuatu yang dianggap berharga dalam masyarakat. Menurut Pitirim Sorokin, sistem stratifikasi adalah pembedaan penduduk atau masyarakat kedalam kelas–kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang dan kelas rendah. Dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification” ia mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan umum dalam masyarakat yang hidup teratur. Manakala Max Weber menganggap sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto, stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal. Biasanya stratifikasi didasarkan pada kedudukan yang diperoleh melalui serangkain usaha perjuangan.
Makalah Sosiologi UNJANI
4
Stratifikasi sosial berdasarkan status yang diperoleh melalui usaha-usaha tertentu, yaitu:
Stratifikasi dalam bidang pendidikan
Stratifikasi dalam bidang pekerjaan
Stratifikasi dalam bidang ekonomi (kelas sosial)
Stratifikasi sosial yang diperoleh secara alami, yaitu:
Stratifikasi sosial berdasakan usia
Stratifikasi sosial karena senioritas
Stratifikasi sosial berdasarkan jenis kelamin
Stratifikasi sosial berdasarkan sistem kekerabatan
Stratifikasi sosial berdasarkan keanggotaan dalam kelompok tertentu
Proses terjadinya stratifikasi sosial diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Terjadi secara otomatis/dengan sendirinya Dapat terjadi karena faktor yang sudah ada sejak seseorang lahir, atau proses ini bisa terjadi karena pertumbuhan masyarakat. Sesorang yang menempati lapisan tertentu bukan atas kesengajaan yang dibuat oleh masyarakat atau dirinya sendir akan tetapi terjadi secara otomatis, seperti misalnya keturunan. 2. Terjadi secara sengaja Dapat terjadi dengan sengaja dengan maksud untuk tujuan atau kepentingan bersama. Sistem ini ditentukan dengan adanya wewenang dan juga kekuasaan yang diberikan oleh seseorang atau organisasi. Misalnya seperti diberikan oleh partai politik, perusahaan tempat bekerja, pemerintahan dan lain-lain.
Makalah Sosiologi UNJANI
5
2.2.Struktur Stratifikasi Sosial Struktur sosial dalam fenomena kehidupan manusia dapat diklasifikasikan atas lima jenis sebagai berikut:
1. Struktur kaku dan luwes, atau struktur kaku bersifat tidak mungkin diubah atau sulit untuk diubah. Struktur luwes adalah struktur yang pola susunannya memungkinkan untuk diubah. 2. Struktur formal dan informal. Struktur formal atau resmi adalah struktur yang diakui pihak berwenang berdasarkan hukum yang berlaku. Adapun struktur informal atau tidak resmi adalah struktur yang nyata atau benarbenar ada serta berfungsi bagi masyarakat, tetapi tidak diakui oleh pihak berwenang dan tidak berketetapan hukum. 3. Struktur homogen dan heterogen. Struktur homogen adalah suatu struktur sosial yang unsur-unsurnya mempunyai pengaruh yang sama terhadap dunia luar. Struktur heterogen adalah suatu struktur yang unsur-unsurnya mempunyai kedudukan yang berbeda-beda dan kesempatan setiap unsur pun berbeda pula, baik terhadap kelompok sendiri maupun terhadap kelompok lain. 4. Struktur mekanis dan statistik. Struktur mekanis adalah suatu struktur yang menuntut persamaan posisi dari anggotanya agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Struktur statistik adalah struktur yang dapat berfungsi dengan baik apabila persyaratan jumlah anggotanya terpenuhi. 5. Struktur atas dan bawah. Struktur atas atau suprastruktur umumnya diduduki oleh golongan orang yang memegang kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya. Struktur bawah atau infrastruktur adalah tempat bagi golongan masyarakat bawah atau mereka yang taraf kehidupannya relatif rendah. Mengacu pada pengertian dan jenis struktur sosial, secara umum masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam pengelompokan secara horizontal (diferensiasi sosial) dan secara vertikal (stratifikasi sosial). Peter M. Blau mengemukakan bahwa masyarakat plural dapat dibagi menjadi dua, yaitu heterogenitas
dan
kesenjangan
Makalah Sosiologi UNJANI
sosial.
Heterogenitas
atau
keragaman
6
merupakan diferensiasi sosial berdasarkan parameter nominal, yang meliputi SARA, parpol, dan ormas. Adapun kesenjangan sosial adalah diferensiasi berdasarkan parameter gradual yang dikenal dengan stratifikasi sosial atau pelapisan sosial, seperti faktor ekonomi dan status atau jabatan.
2.3.Dimensi dalam Stratifikasi Bentuk konkrit daripada dimensi dalam stratifikasi atau pelapisan masyarakat ada beberapa macam. Ada yang membagi dimensi atau pelapisan tersebut seperti:
1. Masyarakat terdiri dari Kelas Atas (Upper Class) dan Kelas Bawah (Lower Class). 2. Masyarakat terdiri dari tiga kelas, yaitu Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class). 3. Sementara itu ada pula sering kita dengar : Kelas Atas (Upper Class), Kelas Menengah (Middle Class), Kelas Menengah Ke Bawah (Lower Middle Class) dan Kelas Bawah (Lower Class).
Aristoteles membagi masyarakat berdasarkan golongan ekonominya sehingga ada yang kaya, menengah, dan melarat.
Prof.Dr.Selo Sumardjan dan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan bahwa selama didalam masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
Vilfredo Pareto menyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu golongan elite dan golongan non elite.
Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang diperintah.
Makalah Sosiologi UNJANI
7
Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat menggunakan istilah kelas menurut dia, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses produksi.
2.4.Mobilitas Sosial
2.4.1. Pengertian Mobilitas Sosial Gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial ( social strukture ) yaitu pola-pola tertentu yang mengatur
organisasi
suatu
kelompok
sosial.
Struktur
sosial
mencangkup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Tipe-tipe gerak sosial yang prinsipil ada dua yaitu, gerak sosial horizontal dan gerak sosial vertikal. Gerak sosial harizontal merupakan peraliahan individu atau objek-objek sosial lainnya yang sederajat. Contohnya adalah seseorang yang beralih kewarganegaraan beralih pekerjaan yang sederajat atau mungkin juga peralihan, atau gerak objek-objek sosial. Gerak sosial vertikal adalah sebagai perpidahan individu atau objek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan yang lainnya, yang tidak sederajat. Sesuai dengan arahnya, maka terdapat dua jenis gerak sosial yang vertikal, yaitu yang naik ( social climbing ) dan yang turun ( social sinking ).
Gerak sosial vertikal naik mempunyai dua bentuk utama yaitu: a. Masuknya individu-individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi dari kedudukan tersebut telah ada. b. Pembentukan suatu kelompok baru, yang kemudian di tempatkan pada derajat yang lebih tinggi, dari kedudukan individu-individu pembentuk kelompok tersebut. Makalah Sosiologi UNJANI
8
Gerak sosial vertikal yang menurun mempunyai dua bentuk utama yaitu: a. Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya. b. Turunnya derajat sekelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan.
2.4.2. Prinsip Umum Mobilitas Sosial atau Gerak Sosial Yang Vertikal Gerak sosial horizontal seperti pindah pekerjaan yang sederajat, perpindahan penduduk (urbanisasi, transmigrasi, dan lain sebagainya), bukan di bicarakan dengan panjang lebar. Bukan karena sengaja terebut tidak penting, tetapi karena gerak sosial vertikal lebih penting untuk dijadikan landasan bagi pembangunan. Prinsip-prinsip umum yang sangat penting bagi gerak sosial vertikal adalah sebagai berikut: a. Hampir tak ada masyarakat yang sifat sistem lapisan mutlak tertutup, dimana sama sekali tak ada gerak sosial yang vertikal. b. Berapapun terbukanya sistem lapisan dalam suatu masyarakat, tak mungkin gerak sosial yang vertikal dilakukan dengan yang sebebas-bebasnya. Paling tidak banyak akan ada hambatanhambatan. Apabila proses gerak sosial termasuk dapat dilakukan dengan sebebas-bebasnya, tak mungkin ada stratifikasi sosial yang menjadi ciri tetap dan umum dari setiap masyarakat. c. Gerak sosial vertikal yang umum berlaku bagi semua masyarakat tak ada. Setiap masyarakat mempunyai ciri-ciri sendiri bagi gerak sosialnya yang vertikal. d. Laju gerak sosial vertikal yang di sebabkan oleh faktor-faktor ekonomi, politik, serta pekerjaan berbeda. e. Berdasarkan bahan-bahan sejarah, khususnya dalam gerak sosial vertikal yang di bedakan faktor-faktor ekonomis, politik dan pekerjaan, tak ada kecendrungan yang kontinu perihal bertambah atau berkurangnya laju gerak sosial
Makalah Sosiologi UNJANI
9
2.4.3. Saluran Gerak Sosial Vertikal Menurut Paritim A. Sorokin, gerak sosial vertikal mempunyai saluran-saluran dalam masyarakat. Proses gerak sosial vertikal melalui saluran tadi disebut social circulation. Saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga keagamaan, pendidikan, organisasi politik, ekonomi dan keahlian. Angkatan bersenjata masyarakat
dengan
memainkan
sistem
peranan
militerisme,
atau
penting
dalam
yang
berada
dalam keadaan perang, baik melawan musuh dari luar maupun perang saudara. Lembaga keagamaan merupakan salah satu saluran penting dalam gerak sosial vertikal. Setiap ajaran agama menganggap manusia mempunyai keadaan sederajat. Untuk mencapai tujuan tersebut, pemuka-pemuka agama bekerja keras untuk menaikan kedudukan orang-orang dari lapisan rendah dalam masyarakat. Lembaga pendidikan seperti sekolah, pada umumnya merupakan saluran kongkrit gerak sosial yang vertikal. Bahkan sekolah-sekolah dapat di anggap sebagai social elevator yang bergerak dari kedudukankedudukan yang paling rendah ke kedudukan yang paling tinggi. Kadang-kadang di jumpai dimana sekolah-sekolah tertentu hanya dapat di masuki oleh golongan-golongan masyarakat yang tertentu, misalnya dari lapisan atas, atau dari suatu ras tertentu. Sekolah-sekolah yang demikian bila dapat di masuki oleh lapisan yang rendah akan menjadi saluran gerak sosial yang vertical. Organisasi politik seperti partai politik dapat memberi peluang besar bagi para anggotanya untuk naik dalam pertanggaan kedudukan. Apabila ia mempunyai kemampuan beragitasi, berorganisasi, dan sebagainya. Pada masyarakat yang demokratis dimana lembaga pemilihan umum memegang peranan penting dalam pembentukan kepemimpinan, organisasi-organisasi politik mempunyai peranan yang sama, walaupun dalam bentuk yang lain.
Makalah Sosiologi UNJANI
10
Bagaimana juga dengan wujudnya suatu organisasi ekonomi umpamanya perusahaan mobil, perusahaan impor ekspor, dan lainlainnya. Organisasi-organisasi tersebut memegang peranan sebagai saluran gerak sosial yang vertikal. Betapapun ukuran-ukuran yang menjadi dasar sistem lapisan dalam masyarakat biasanya orang-orang kayalah yang menduduki lapisan tinggi. Gejala ini juga di jumpai pada masyarakat tradisional, yang sering di hubungkan dengan upacaraupacara adat yang harus di lakukan. 2.5. Sifat Sistem Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, apabila dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu: 2.5.1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification) Sistem stratifikasi sosial tertutup ini membatasi atau tidak memberi kemungkinan seseorang untuk pindah dari suatu lapisan ke lapisan sosial yang lainnya, baik ke atas maupun ke bawah. Dalam sistem ini, satusatunya jalan untuk masuk menjadi anggota dari suatu strata tertentu dalam masyarakat adalah dengan kriteria kelahiran. Dengan kata lain, anggota kelompok dalam satu strata tidak mudah untuk melakukan mobilitas atau gerak sosial yang bersifat vertikal, baik naik maupun turun. Dalam hal ini anggota kelompok hanya dapat melakukan mobilitas yang bersifat horizontal. Salah satu contoh sistem stratifikasi sosial tertutup adalah sistem kasta pada masyarakat Bali. Di Bali, seseorang yang sudah menempati kasta tertentu sangat sulit, bahkan tidak bisa pindah ke kasta yang lain. Seorang anggota kasta teratas sangat sulit untuk pindah ke kasta yang ada di bawahnya, kecuali ada pelanggaran berat yang dilakukan oleh anggota tersebut. Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification) Sistem stratifikasi sosial terbuka ini memberi kemungkinan kepada seseorang untuk pindah dari lapisan satu ke lapisan yang lainnya, baik ke atas maupun ke bawah sesuai dengan kecakapan, perjuangan, maupun usaha lainnya. Atau bagi mereka yang tidak beruntung akan jatuh dari lapisan atas ke lapisan di bawahnya. Pada sistem ini justru akan memberikan rangsangan yang lebih besar kepada setiap anggota masyarakat, untuk dijadikan landasan pembangunan dari sistem yang tertutup.
2.5.2.
Makalah Sosiologi UNJANI
11
Dengan kata lain, masyarakat dengan sistem pelapisan social yang bersifat terbuka ini akan lebih mudah melakukan gerak mobilitas sosial, baik horizontal maupun vertikal. Tentu saja sesuai dengan besarnya usaha dan pengorbanan yang dikeluarkan untuk mencapai strata tertentu. Sistem stratifikasi sosial pada masyarakat terbuka didorong oleh beberapa faktor berikut ini. a. Perbedaan Ras dan Sistem Nilai Budaya (Adat Istiadat), perbedaan ini menyangkut warna kulit, bentuk tubuh, dan latar belakang suku bangsa. b. Pembagian Tugas (Spesialisasi), spesialisasi ini menyebabkan terjadinya perbedaan fungsi stratifikasi dan kekuasaan dalam suatu sistem kerja kelompok. c. Kelangkaan Hak dan Kewajiban, apabila pembagian hak dan kewajiban tidak merata, maka yang akan terjadi adalah kelangkaan yang menyangkut stratifikasi sosial di dalam masyarakat. 2.5.3. Stratifikasi sosial campuran Dua sifat utama dari stratifikasi sosial telah dikemukakan di atas, yakni terbuka dan tertutup. Walaupun demikian, dalam kenyataan seharihari stratifikasi sosial dalam masyarakat tidak hanya selalu bersifat terbuka atau tertutup, akan tetapi juga bersifat campuran (gabungan) di antara keduanya. Dalam masyarakat terdapat unsur-unsur yang menggabungkan antara sifat yang terbuka dan tertutup. Misalnya dalam suatu kelompok mungkin dalam sistem politiknya menerapkan sistem stratifikasi sosial tertutup, namun dalam bidang-bidang atau unsur-unsur sosial lainnya seperti ekonomi, budaya, dan lain-lain menggunakan sistem stratifikasi sosial terbuka. Contohnya dalam masyarakat Bali. Dalam bidang budaya dikenal sistem atau budaya kasta yang tertutup dan tidak memungkinkan anggota masyarakat berpindah kedudukan sosialnya. Namun di bidang lain, misalnya bidang ekonomi, masyarakat Bali tidak mengenal kasta dan bersifat terbuka, artinya tinggi rendahnya kedudukan sosial yang dimiliki oleh anggota masyarakat tegantung pada kemampuan dan kecakapannya.
Makalah Sosiologi UNJANI
12
2.6. Pengaruh Stratifikasi Sosial
Dalam kehidupan bermasyarakat, stratifikasi sosial sangatlah berpengaruh. Stratifikasi sosial (Pelapisan sosial) sudah mulai dikenal sejak manusia menjalin kehidupan bersama. Terbentuknya pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu dengan yang lain secara teratur dan tersusun, baik secara perorangan maupun kelompok. Pada masyarakat yang taraf kebudayaannya masih sederhana, maka pelapisan yang terbentuk masih sedikit dan terbatas, sedangkan masyarakat modern memiliki pelapisan sosial yang kompleks dan tajam perbedaannya. Stratifikasi sosial akan selalu ditemukan dalam masyarakat selama di dalam masyarakat tersebut terdapat sesuatu yang dihargai. Mungkin berupa uang atau benda-benda bernilai ekonomis, atau tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan agama, atau keturunan keluarga terhormat. Seseorang yang banyak memiliki sesuatu yang dihargai akan dianggap sebagai orang yang menduduki pelapisan atas. Sebaliknya mereka yang hanya sedikit memiliki atau bahkan sama sekali tidak memiliki sesuatu yang dihargai tersebut, mereka akan dianggap oleh masyarakat sebagai orang-orang yang menempati pelapisan bawah atau berkedudukan rendah. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam kehidupan masyarakat terdapat kriteria yang dipakai untuk menggolongkan orang dalam pelapisan sosial dilihat dari ukuran kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan yang dimiliki. Dilihat dari ukuran itu, dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat, seperti adanya perbedaan gaya hidup dan perlakuan dari masyarakat terhadap orang-orang yang menduduki pelapisan tertentu. Stratifikasi sosial juga menyebabkan adanya perbedaan sikap dari orang-orang yang berada dalam strata sosial tertentu berdasarkan kekuasaan, privilese dan prestise. Dalam lingkungan masyarakat dapat terlihat perbedaan antara individu, atau satu keluarga lain, yang dapatdidasarkan pada ukuran kekayaan yang dimiliki. Yang kaya ditempatkan pada lapisan atas dan miskin pada lapisan bawah. Atau mereka yang berpendidikan tinggi berada dilapisan atas sedangkan yang tidak sekolah pada lapisan bawah. Dari perbedaan lapisan sosial ini terlihat adanya kesenjangan sosial. Hal ini tentu merupakan masalah sosial dalam masyarakat. Perbedaan sikap tersebut tercermin dari gaya hidup seseorang sesuai dengan strata sosialnya. Pola gaya hidup tersebut dapat dilihat dari cara berpakaian, tempat tinggal, cara berbicara, pemilihan tempat pendidikan, hobi dan tempat rekreasi. Jika dilihat dari cara berpakaian, seseorang yang tergolong dalam strata sosial atas dapat dilihat dari gaya busananya. Biasanya orangorang kelas atas menggunakan busana dan aksesoris lain, seperti sepatu,tas,
Makalah Sosiologi UNJANI
13
jam tangan yang bermerek dan dari luar negeri. Sedangkan mereka yang termasuk strata sosial menengah ke bawah, lebih memilih menggunakan barang-barang produksi dalam negeri. Begitupun dengan tempat tinggal dan gaya berbicara. Pada umumya masyarakat kelas atas akan membangun rumah yang besar dan mewah dengan gaya arsitektur yang indah. Masyarakat kelas atas lebih menyukai tinggal dikawasan elite dan apartemen mewah yang dilengkapi dengan fasilitas modern. Sedangkan masyarakat yang tergolong strata menengah lebih memilih bentuk dan tipe rumah yang sederhana bahkan ada juga yang tinggal di rumah susun. Cara berbicara pun akan berbeda. Orang-orang yang tergolong strata atas akan berbeda dengan orang-orang yang berada dalam strata bawah. Mereka yang termasuk dalam golongan strata atas memiliki gaya berbicara yang beradaptasi dengan istilah-istilah asing serta penuh dengan kesopanan. Sedangkan orang-orang yang berada dalam strata bawah terkadang suka berbicara yang tidak terlalu memperhatikan etika. Dikarenakan Indonesia tidak bisa lepas dari kecenderungan stratifikasi sosial yang memunculkan berbagai macam dampak terhadap kehidupan masyarakat dimana memiliki nilai positif maupun nilai negatif dalam perkembangan pandanan hidup. Kembali dalam penegasan pengertian stratifikasi sosial yaitu pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas secara vertikal (bertingkat), yang di wujudkan dengan adanya tingkatan masyarakat dari yang paling tinggi sampai yang paling rendah. Berikut merupakan penguruh positif dan negatif dari adanya stratifikasi sosial: 1. Pengaruh Positif a. Adanya kemauan dari setiap individu di dalam masyarakt untuk bersaing untuk berpindah kasta, sehingga mendorong setiap individu untuk berprestasi, bekerja keras.Sebagai contoh seorang anak miskin berusaha belajar dengan giat agar mendapatkan kekayaan dimasa depan. b. Meningkatnya pemerataan pembangunan setiap daerah, baik atas usulan masyarakata di wilayah tersebut atau pemerintah guna menghilangakan kesenjangan social 2. Pengaruh Negatif Pada aspek negative ada tiga dampak negative stratifikasi social, yaitu: a.
Konflik antar kelas Dalam masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuranukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok
Makalah Sosiologi UNJANI
14
dalam lapisan-lapisan tadi disebut kelas-kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas sosial yang ada di masyarakat dalam mobilitas sosial maka akan muncul konflik antarkelas. Contoh: demonstrasi buruh yang menuntuk kenaikan upah, menggambarkan konflik antara kelas buruh dengan pengusaha. b. Konflik antar kelompok social Di dalam masyatakat terdapat pula kelompok sosial yang beraneka ragam. Di antaranya kelompok sosial berdasarkan ideologo, profesi, agama, suku,dan ras. Bila salah satu kelompok berusaha untuk menguasai kelompok lain atau terjadi pemaksaan, maka timbul konflik. Contoh: tawuran pelajar. c. Konflik antargenerasi Konflik antar generasi terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai-nilai lama dan generasi mudah yang ingin mengadakan perubahan. Contoh: Pergaulan bebas yang saat ini banyak dilakukan kaum muda di Indonesia sangat bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut generasi tua.
Setiap bentuk stratifikasi yang ada dalam masyarakat (sistem lapisan sosial) akan mempunyai konsekuensi. Beberapa konsekuensi dari adanya stratifikasi sosial, yaitu: 1. Timbulnya Kelas Sosial Stratifikasi sosial menggolong-golongkan masyarakat ke dalam kelompok-kelompok sosial yang berbeda. Kelompok sosial atas akan mengembangkan pola-pola tertentu dan akan sangat membatasi anggotanya agar berbeda dari kelompok lainnya. Sebaliknya, kelompok yang ada di bawahnya akan berusaha meniru kelompok sosial yang berada di atasnya. Kelompok yang berada di atas adalah kelompok yang mempunyai kekuatan ekonomi, yaitu kelompok orang kaya. Mereka mengukur segala sesuatu dengan uang. Prestise atau gengsi menjadi bagian dari hidupnya. Mereka ingin menjadi kelompok yang dipandang tinggi, sehingga tidak segan menghamburkan uang demi menjaga gengsinya tersebut.
Makalah Sosiologi UNJANI
15
2. Kesenjangan Sosial Konsekuensi lain sebagai akibat dari stratifikasi sosial adalah kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial merupakan perbedaan jarak antara kelompok atas dengan kelompok bawah. Tentu saja kesenjangan sosial lebih didominasi oleh perbedaan tingkat ekonomi. Kelompok atas yang kaya, dengan kekayaannya akan semakin kuat untuk bertahan hidup. Sebaliknya, kelompok bawah yang miskin akan menjadi kelompok yang terpinggirkan. 3. Polarisasi Power Polarisasi berarti pembagian suatu unsur menjadi dua bagian yang berlawanan, sedangkan power sendiri diartikan sebagai kekuatan. Jadi, secara bebas polarisasi power dapat didefininisikan sebagai pembagian kekuatan. Dalam hal ini, pembagian masyarakat menjadi dua kelas, yaitu kelas atas dan kelas bawah yang tidak lagi didasarkan hanya pada kehormatan saja, akan tetapi lebih pada unsur kepentingan dan kekuatan dari dua kelompok masyarakat tersebut yang saling berlawanan.
Makalah Sosiologi UNJANI
16
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Stratifikasi sosial adalah perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau hierarkis. Dalam stratifikasi sosial terdapat tiga kelas sosial, yaitu: Masyarakat yang terdiri dari kelas atas, kelas menengah dan kelas bawah. Selain itu juga stratifikasi mempunyai dampak negatif dan positif. Stratifikasi sosial atau pelapisan sosial sudah mulai dikenal sejak manusia menjalin kehidupan bersama. Terbentuknya pelapisan sosial merupakan hasil dari kebiasaan manusia berhubungan antara satu dengan yang lain secara teratur dan tersusun, baik secara perorangan maupun kelompok. Pengaruh stratifikasi sosial mencakup pada berbagai aspek kehidupan, termasuk didalamnya dunia pendidikan, karena pendidikan merupakan awal dari kegiatan belajar dan sosial. Saran
Makalah Sosiologi UNJANI
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Darmoddihardjo, Dardji, dkk. 1981. Santiadji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional. 2. Oetojo Oesman, Alfian. 1991. Pancasila sebagai Ideologi. Jakarta: BP-7 Pusat 3. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 4. Buku Catatan Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Semester 1 5. Penanaman Nilai Pancasila https://mohamadsyarifudine.wordpress.com/2014/12/10/penanaman-nilaipancasila/ 6. 2013. Stratifikasi
Sosial
Terbuka
Tertutup
dan
Campuran.
[Online].
Tersedia:http://drzpost.com/reading-193-Stratifikasi-Sosial-Terbuka,-Tertutupdan-Campuran.html. [12 November 2016].
Makalah Sosiologi UNJANI
18