Makalah Spm Kelompok 3.docx

  • Uploaded by: alvin
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Spm Kelompok 3.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,123
  • Pages: 17
TUGAS MATA KULIAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN “Lingkungan Pengendalian Manajemen - Perilaku Dalam Organisasi” Dosen Pengampu : Hudi Kurniawanto, Dr. MM.

Oleh : Kelompok 3 Sofiana Alvin

(16210103)

Mahathir Abdul Jalil Sumardi

(16210124)

Cahya Nindayati

(16210117)

Maria Retnosari

(16210125)

Delia Pangestuti

(16210133)

Akuntansi 03/Reguler Pagi/SMT VI PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 2019

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga makalah mengenai “Lingkungan Pengendalian Manajemen - Perilaku Dalam Organisasi” ini dapat diselesaikan. Meskipun kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan didalamnya. Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk kemudian makalah kami ini dapat kami perbaiki dan menjadi lebih baik lagi. Demikian yang dapat kami sampaikan, terima kasih.

Surakarta, 11 Maret 2019

Penulis

ii

DAFTAR ISI Halaman Judul Kata Pengantar ........................................................................................

ii

Daftar Isi ...................................................................................................

iii

Daftar Gambar .........................................................................................

iv

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang ...............................................................................

1

B. Rumusan Masalah ..........................................................................

1

C. Tujuan .............................................................................................

1

BAB II Pembahasan A. Perilaku dalam Organisasi .............................................................

2

B. Faktor yang Mempengaruhi Goal Congruence .............................

3

C. Bentuk Organisasi ..........................................................................

6

D. Fungsi Controller ...........................................................................

9

BAB III Penutup A. Kesimpulan ....................................................................................

11

B. Saran ...............................................................................................

11

Daftar Pustaka ..........................................................................................

12

iii

DAFTAR GAMBAR 1.1

Konsep Mean-end analysis ...............................................................

3

1.2

Organisasi Fungsional ......................................................................

7

1.3

Organisasi Unit Bisnis ......................................................................

8

1.4

Organisasi Matriks .............................................................................

9

1.5

Controller unit Bisnis .......................................................................

10

iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pengendalian manajemen mempengaruhi perilaku manusia. Sistem pengendalian manajemen yang baik mempengaruhi perilaku sedemikian rupa sehingga memiliki tujuan yang selaras; artinya tindakan-tindakan individu yang dilakukan untuk meraih tujuan –tujuan pribadi juga akan membantu untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi. Bab ini diawali dengan menguraikan konsep keselarasan tujuan dengan menggambarkan bagaimana hal tersebut dipengaruhi oleh tindakan informal dan sistem formal. Sistem formal dapat dibagi ke dalam dua kategori: “aturanaturan”, dalam arti yang luas, dan metode-metode sistematis untuk perencanaan dan mempertahankan pengendalian. Struktur yang berbeda di gunakan untuk menjalankan strategi di berbagai jenis organisasi; suatu sistem pengendalian manajemen yang efektif harus dirancang agar sesuai dengan struktur tertentu. B. Rumusan Masalah a.

Apa yang dimaksud dengan perilaku dalam organisasi?

b.

Faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence?

c.

Apa bentuk-bentuk organisasi?

d.

Apa fungsi kontroler?

C. Tujuan a. Mengetahui tentang perilaku dalam organisasi b. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi goal congruence c. Mengetahui bentuk-bentuk organisasi d. Mengetahui fungsi kontroler.

1

2

BAB II PEMBAHASAN A. Perilaku dalam Organisasi Sistem pengendalian Manajemen yang baik akan mempengaruhi perilaku anggota organisasisehinggamemilikikeselarasantujuan(goal congruence) dalam organisasi., artinya suatu kondisi yang diperoleh dari usaha anggota organisasi dalam mencapai goal nya masing-masing juga membantu tercapainya goal organisasi. Untuk memahami konsep goal congruence, perlu diketahui factor yang mempengaruhi goal congruence, yaitu system formal dan informal. Sistem formal dikelompokkan menjadi: aturan dan metode sistematis dalam perencanaan dan pengendalian. Organisasi mempunyai tujuan, tentunya pimpinan puncak akan berusaha untuk mencapai tujuan tersebut bersama anggota organisasi lainnya. Akan tetapi anggota organisasi mempunyai tujuan yang bervariasi yang belum tentu sama denga tujuan organisasi. Tujuan utama dari Sistem Pengendalian Manajemen untuk mengupayakan terjadinya “Goal Congruence”. Dalam proses Goal Congruence, tindakan yang dilakukan anggota organisasi ditujukan untuk mencapai tujuan individu yang juga memberi manfaat pada organisasi. Pada kenyataannya sulit untuk mencapai goal congruence yang sempurna, umumnya anggota organisasi mengharapkan kompensasi sebanyak mungkin disisi lain organisasi mengharapkan laba semaksimal mungkin. Dalam pengendalian manajemen akan berusaha mendorong anggota organisasi melakukan kegiatan untuk kepentingan organisasi, untuk itu pimpinan harus dapat melakukan: 1. Tindakan yang dapat memotivasi anggota organisasi melakukan usaha untuk memenuhi tujuannya (individu) 2. Tindakan tersebut juga mempunyai kontribusi pada kepentingan organisasi. Proses goal congruence dapat dijelaskan melalui hubungan antara pimpinan dan

bawahan

melalui

konsep

mean-end

analysis.

Goal

pimpinan

3

dikomunikasikan pada bawahannya, yang diharapkan akan membantu tujuan tersebut. Hal ini merpakan tujuan dari bawahan yang diteruskan pada level yang lebih bawah lagi dst. Level bawah harus menetapkan goalnya sesuai dengan goal yang diatasnya yaitu yang dibentuk dari hasil komunikasi antar atasan dan bawahan. Konsep Mean – end analysis: G G1 G5

G6

G2 G7

G8

G9

G3 G10

G11

G12

G4 G13

G14

G15

G16

Gambar 1.1 Konsep Mean – end analysis B. Faktor yang Mempengaruhi Goal Congruence 1.

Faktor informal: 

Faktor eksternal Yaitu norma mengenai perilaku yang diyakini dalam suatu lingkungan

social dimana organisasi berada. Norma ini termasuk beberapa atitut, yang tercermin pada etika kerja, yang mendorong karyawan loyal, membuat mereka bangga menjadi bagian dari organisasi. 

Faktor internal:

a.

Kultur Keyakinan,

nilai, norma dan asumsi yang diterima dalam suatu

organisasi yang tercermin pada setiap tindakan yang dilakukan anggota organisasi. Pada umumnya kultur organisasi tidak berubah dalam jangka panjang. Beberapa tindakan sudah merupakan kebiasaan dan dilakukan secara otomatis karena sudah menunjukkan cara yang dilakukan dilingkungan tersebut.Kultur organisasi juga dipewngaruhi kebijakan dan sifat dari pimpinan, dan juga anggota organisasi lainnya.

4

b.

Gaya kepemimpinan. Tindakan yang dilakukan anggota organisasi merefleksikan sikap yang

dimiliki pimpinannya. Terdapat tiga bentuk kepimpinan yaitu: 1)

Internal Control Style, yaitu kepemimpinan yang memberikan kesempatan semua anggota organisasi untuk berpartisipasi dalam menentukan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.

2)

Eksternal Control Style, yaitu kepemimpinan yang bersifat otoriter, jadi semua keputusan mengenai tindakan yang akan dilakukan ditentukan oleh pimpinan.

3)

Mixed Control Style, yaitu kombinasi antara internal dan eksternal Control style, setiap anggota organisasi mempunyai kesempatan berpartisipasi tetapi masih diarahkan dari pimpinan.

c.

Organisasi informal. Organisasi yang terbentuk bukan karena adanya ketentuan formal, tetapi

karena adanya kontak individu. Komunikasi dapat terjadi tanpa mengikuti ketentuan formal. Misalnya staf bagian pemasaran seharusnya hanya berkomunikasi dengan pimpinan bagian pemasaran, tetapi dia bisa berkomunikasi dengan anggota organisasi lain yang tidak dari pemasaran. d.

Persepsi dan komunikasi Dalam melakukan kegiatan untuk mencapai goal organisasi, manajer

operasional harus tahu mengenai goal organisasi dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai goal tersebut. Manajer menerima informasi dari berbagai sumber baik formal (anggaran dan berbagai dokumen resmi) maupun informal ( dari berbagai pembicaraan). Seringkali informasi yang diterima tidak selalu mudah dipahami, sehingga akan memberikan masalah dalam organisasi. Selain itu berbagai informasi yang diterima dapat menimbulkan konflik, misalnya pimpinan diharapkan dapat mencapai laba setinggi mungkin pada tahun ini, sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak dilakukan,

5

misalnya pelatihan karyawan, karena tindakan ini akan meningkatkan laba tahun ini, tetapi mungkin akan mengurangi laba tahun depan. 2.

Sistem pengendalian formal Pengaruh besar lainnya adalah sistem yang bersifat formal. Sistem ini bisa kita klasifikasikan kedalam dua jenis: (1) sistem pengendalian manajemen itu sendiri dan (2) aturan-aturan. a.

Aturan-aturan

Kita menggunakan istilah : aturan-aturan sebagai seperangkat tulisan yang memuat semua jenis instruksi dan pengendalian, termasuk di dalamnya adalah instruksi-instruksi jabatan, pembagian kerja, prosedur standar operasi, panduan-panduan, dan tuntunan-tuntunan etis. Beberapa jenis aturan bisa dilihat di bawah ini : 1) Pengendalian fisik Penjaga keamanan, gudang-gudang yang terkunci, ruangan besi, passwords komputer, televise pengawas, dan pengendalian fisik lainnya merupakan bagian dari struktur pengendalian. 2) Manual Manual dalam organisasi birokratis jauh lebih rinci dibandingkan dengan aturan organisasi lain. Organisasi besar memilki panduan dan aturan yang lebih banyak dibandingkan dengan organisasi-organisasi lain yang lebih kecil. Organisasi yang tersentralisasi memiliki banyak aturan dibandingkan dengan organisasi yang terdesentralisasi. Dan yang terakhir, organisasi memiliki unitunit yang tersebar secara geografis (seperti jaringan restoran cepat saji) mempunyai lebih banyak aturan dibandingkan dengan organisasi yang terpusat secara geografis. 3) Pengamanan sistem Berbagai pengamanan sistem di rancang kedalam system pemrosesan

6

informasi untuk menjamin agar informasi yang mengalir melalui system itu akan bersifat akurat dan untuk mencegah kecurangan. 4) Sistem pengendalian tugas Kebanyakan dari tugas-tugas itu dikendalikan melalui peraturanperaturan. Jika sebuah tugas dijalankan menggunakan mesin otomatis, maka system otomatis itu sendiri akan menyediakan pengendalian. b. Proses kendali secara formal Suatu perencaan strategis akan melaksanakan tujuan dan strategi organisasi. Seluruh informasi yang tersedia dipergunakan untuk membuat perencanaan ini. Perencanaan strategis tersebut kemudian di konversi menjadi anggaran tahunan yang fokus pada pendapatan dan belanja yang direncanakan untuk masing-masing pusat tanggung jawab. C. Bentuk Organisasi Pada umumnya strategi organisasi mempengaruhi struktur organisasi. Dan jenis struktur organisasi akan mempengaruhi Sistem Pengendalian Manajemen. Struktur organisasi dapat dikelompokkan menjadi tiga katagori, yaitu: 1) Organisasi Fungsional, setiap manajer bertanggungjawab pada fungsi organisasi, misalnya produksi, pemasaran. 2) Organisasi unit bisnis, setiap manajer mempertanggungjawaban aktivitas unitnya, dan unit bisnis merupakan bagian organisasi yang semi independent. 3) Organisasi matrix, setiap fungsi mempunyai tanggung jawab ganda.

7

1)

Organisasi fungsional: Pimpinan Puncak/CEO Staf Manajer pemasaran

Manajer manufaktur

Staf

Staf Manajer pabrik 1

Manajer

Manajer pabrik 3

pabrik 2

Manajer wilayah A

Manajer wilayah B

Manajer wilayah C

Gambar 1.2 Organisasi fungsional Bentuk struktur organisasi ini memanfaatkan spesialisasi pada setiap fungsi organisasi. Manajer produksi dan manajer pemasaran akan memberikan kontribusi yang terbaik pada fungsi yang sesuai dibandingkan seorang manajer yang harus melakukan kedua fungsi bersamaan. Dan selanjutnya setiap manajer fungsional dapat memberikan pengawasan yang lebih baik pada karyawan ditingkatkan lebih rendah. Sehingga keunggulan dari struktur organisasi fungsional adalah efisiensi. Sedangkan kelemahannya ada beberapa yaitu: 1. Sulit untuk menentukan efektifitas tiap fungsi organisasi 2. Apabila terjadi permasahan antara fungsi organisasi, harus diselesaikan pada

level pimpinan puncak. 3. Struktur ini tidak sesuai bagi organisasi yang melakukan diversifikasi 4. Koordinasi antar fungsi sulit dilakukan ( misalnya pengembangan produk

baru)

8

2)

Organisasi unit bisnis Pimpinan Puncak Staf Manajer Unit Bisnis X

Manajer unit Bisnis Y

Staf Manajer Pabrik

Manjer unit bisnis Z

Staf

Manajer Pemasaran

Manajer Pabrik

Manajer Pemasaran

Staf Manajer Pabrik

Manajer Pemasaran

Gambar 1.3 Organisasi unit bisnis Bentuk struktur organisasi ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan pada struktur organisasi fungsional. Organisasi Unit Bisnis atau juga disebut Divisi, mempertanggungjawabkan semua fungsi yang terdiri dari fungsi produksi dan pemasaran untuk setiap lini produk. Pimpinan unit bisnis bertindak seakan-akan merupakan pimpinan organisasi yang independent. Mereka bertanggung jawab untuk melakukan kegiatan perencanaan, koordinasi dari setiap fungsi yang berbeda. Keunggulan dari bentuk struktur organisasi ini adalah: 1. Sarana pelatihan Manajer 2. Keputusan dilakukan lebih cepat

Kelemahannya adalah: 1. Mungkin terdapat kegiatan yang sama ditiap unit bisnis 2. Mungkin kesulitan untuk memperoleh tenaga yang terlatih 3. Konflik antar unit bisnis

9

3)

Organisasi matriks

Pimpinan Puncak Staf Manajer Fungsi A

Manajer Projek X

Manajer Fungsi B

Manajer Projek Y

Manajer Fungsi C

Manajer projek Z

Gambar 1.4 Organisasi matriks Organisasi matriks disebut juga organisasi manajemen proyek, manajer suatu proyek selain bertanggungjawab atas proyeknya juga bertanggungjawab terhadap unit fungsional. Menggunakan organisasi matriks memang sangat khusus, dan kondisi khusus ini sering kali hanya terjadi untuk suatu periode yang relative pendek dalam perjalanan perkembangan perusahaan. D. Fungsi Controller Orang yang bertanggung jawab dalam merancang dan mengoperasikan sistem pengendalian manajemen disebut sebagai seorang kontroler. Sebenarnya, di banyak organisasi, jabatan orang ini adalah Chief financial Officer (CFO). Kontroler biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut: 1. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian. 2. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan (termasuk pengembalian pajak) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya. 3. Menyiapkan dan menganalisa laporan kinerja, menginterprestasikan laporanlaporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan proposal-proposal

10

anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan. 4. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur pengendalian untuk menjalin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional. 5. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam pendidikan personel manajemen dalam kaitannya dengan fungsi pengendali. 

Controller unit bisnis Controller unit bisnis mempunyai dua pimpinan, yaitu corporate controller yang bertanggung jawab pada system pengendalian secara keseluruhan dalam organisasi dan disisi lain dia juga mempunyai tanggung jawab pada manajer unit bisnis yang dibantunya. Pada beberapa organisasi controller divisi melaporkan tugasnya pada manajer unit bisnis dan hubungannya dengan corporate controller tidak langsung. Ada juga organisasi yang menetapkan controller unit bisnis melaporkan tugasnya pada corporate controller.

Kontroler Korporat

Kontroler Korporat

Manajer Unit Bisnis

Kontroler Unit Bisnis

Manajer Unit Bisnis

Kontroler Unit Bisnis

Gambar 1.5. Controller unit bisnis

11

BAB III PENUTUP A.

Kesimpulan Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang

perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja baik kinerja individual, kelompok, kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas maupun kualitas. Dalam organisasi pasti mempunyai tujuan, tujuan dari sebuah organisasi adalah mencapai keselarasan, dimana banyak faktor yang mendukung dalam mencapai keselarasan itu. Salah satu cara untuk mencapai goal congruence adalah dengan menerapkan konsep dari bentuk-bentuk organisasi yang sesuai untuk organisasi yang dijalankan. Untuk menyatukan tujuan sampai dengan goal congruence seorang manajer perlu untuk memberlakukan pengawasan (controller) agar pelaksanaan dari organisasi itu tetap dijalur menuju tujuannya. B.

Saran Makalah ini bermaksud untuk setiap individu atau mahasiwa selalu berprilaku

organisasi untuk mencapai tujuan bersama secara cepat, tepat dan efisien. Dan semoga makalah ini berguna bagi individu atau kelompok dalam kehidupan berorganisasi dan segala kritik dan saran yang membangun tentang makalah ini kami terima dengan lapang dada.

11

DAFTAR PUSTAKA Anthony, N. Robert & Vijay Givindarajan. Management Control System. Edisi 11. Jakarta: Salemba Empat

12

Related Documents


More Documents from "Sabil Bile"

December 2019 29
Proposal Brkaf.docx
April 2020 39
Lapkas Ca Buli.docx
August 2019 33
December 2019 63
December 2019 54