MAKALAH ILMU KESEHATAN ANAK “ADAPTASI BBL” Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah: Ilmu Kesehatan Anak Dosen Pengampu : dr. Fitri Hartanto, SpA (K)
Disusun Oleh : KELOMPOK 5 1. Fadhila Tifani P.
(P1337424417003)
2. Mita Dwi P.
(P1337424417013)
3. Olivia Nurulliza Raksi A.
(P1337424417022)
4. Dyah Ayu A.
(P1337424417030)
5. Alyssa Shabrina A.
(P1337424417039)
6. Felita Ayu P.
(P1337424417049)
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG 2017/2018
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Adaptasi BBL”. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami ini. Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk temanteman sekalian dan masyarakat maupun inspirasi untuk pembaca.
Semarang, 14 Februari 2019
Penyusun
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ..................................................................................ii DAFTAR ISI....................................................................................................iii BAB I. PENDAHULUAN. ..............................................................................1 A. Latar Belakang. ...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah. ......................................................................................1 C. Tujuan Penulisan. ........................................................................................1 D. Manfaat Penulisan. ......................................................................................2 BAB II. PEMBAHASAN................................................................................ 3 A. Perubahan Sistem Pernapasan.....................................................................3 B. Perubahan Sistem Peredaran Darah ............................................................5 C. Perubahan Sistem Metabolisme Glukosa....................................................8 D. Termoregulasi .............................................................................................8 BAB III. PENUTUP. .......................................................................................11 A. Kesimpulan. ................................................................................................11 B. Saran. ..........................................................................................................11 DAFTAR PUSTAKA. .....................................................................................12
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Proses perubahan yang komplek ini dikenal sebagai periode transisi. Bidan harus selalu berupaya untuk mengetahui periode transisi ini berlangsung sangat cepat. Adaftasi fisiologis BBL adalah sangat berguna bagi bayi untuk menjaga kelangsungan hidupnya diluar uterus. Artinya nantinya bayi harus dapat melaksanakan sendiri segala kegiatan untuk mempertahankan kehidupannya. Dalam hal ini yang sangat perlu diperhatikan adalah bagaimana upaya untuk menjaga agar bayi tetap terjaga kesehatannya. Yang utama adalah menjaga bayi agar tetap hangat, mampu melakukan pernafasan dengan spontan dan bayi menyusu sendiri pada ibunnya
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Perubahan Sistem Pernapasan BBL? 2. Bagaimana Perubahan Sistem Peredaran Darah BBL? 3. Bagaimana Perubahan Sistem Metabolisme Glukosa BBL? 4. Bagaimana Termoregulasi BBL?
C. Tujuan 1. Mengetahui Perubahan Sistem Pernapasan BBL 2. Mengetahui Perubahan Sistem Peredaran Darah BBL 3. Mengetahui Perubahan Sistem Metabolisme Glukosa BBL 4. Mengetahui Termoregulasi BBL
D. Manfaat 1. Mampu memahami adaptasi fisiologis bayi dari intrauterine ke ekstauterine 2. Mampu mengetahui perubahan fisiologis yang terjadi pada bayi dari intrauterine ke ekstrauterine 3. Mampu memahami tentang BBL serta gangguan yang mungkin terjadi pada BBL
BAB II PEMBAHASAN
A. Perubahan Sistem Pernapasan Selama dalam uterus, janin mendapatkan oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru – paru.
1. Perkembangan paru-paru Paru-paru berasal dari titik tumbuh yang muncul dari pharynx yang bercabnga dan kemudian bercabang kembali membentuk struktur percabangan bronkus proses ini terus berlanjit sampai sekitar usia 8 tahun, sampai jumlah bronkus dan alveolusnakan sepenuhnya berkembang, walaupun janin memperlihatkan adanya gerakan napas sepanjang trimester II dan III. Paruparu yang tidak matang akan mengurangi kelangsungan hidup BBL sebelum usia 24 minggu. Hal ini disebabkan karena keterbatasan permukaan alveolus, ketidakmatangan sistem kapiler paru-paru dan tidak tercukupinya jumlah surfaktan.
2. Awal adanya napas Faktor-faktor yang berperan pada rangsangan nafas pertama bayi adalah : a. Hipoksia pada akhir persalinan dan rangsangan fisik lingkungan luar rahim yang merangsang pusat pernafasan di otak. b. Tekanan terhadap rongga dada, yang terjadi karena kompresi paru - paru selama persalinan, yang merangsang masuknya udara ke dalam paru - paru secara mekanis.Interaksi antara system pernapasan, kardiovaskuler dan susunan
saraf
pusat
menimbulkan
pernapasan
yang
teratur
dan
berkesinambungan serta denyut yang diperlukan untuk kehidupan. c. Penimbunan karbondioksida (CO2) Setelah bayi lahir, kadar CO2 meningkat dalam darah dan akan merangsang pernafasan. Berurangnya O2 akan mengurangi gerakan pernafasan janin, tetapi sebaliknya kenaikan CO2 akan menambah frekuensi dan tingkat gerakan pernapasan janin.
d. Perubahan suhu Keadaan dingin akan merangsang pernapasan.
3. Surfaktan dan upaya respirasi untuk bernapas Upaya pernafasan pertama seorang bayi berfungsi untuk : a. Mengeluarkan cairan dalam paru-paru b. Mengembangkan jaringan alveolus paru-paru untuk pertama kali.
Agar alveolus dapat berfungsi, harus terdapat survaktan(lemak lesitin /sfingomielin) yang cukup dan aliran darah ke paru – paru. Produksi surfaktan dimulai pada 20 minggu kehamilan, dan jumlahnya meningkat sampai paruparu matang (sekitar 30-34 minggu kehamilan). Fungsi surfaktan adalah untuk mengurangi
tekanan
permukaan
paru
dan
membantu
untuk
menstabilkandinding alveolus sehingga tidak kolaps pada akhir pernapasan.
Tidak adanya surfaktan menyebabkan alveoli kolaps setiap saat akhir pernapasan, yang menyebabkan sulit bernafas. Peningkatan kebutuhan ini memerlukan penggunaan lebih banyak oksigen dan glukosa. Berbagai peningkatan ini menyebabkan stres pada bayi yang sebelumnya sudah terganggu.
4. Dari cairan menuju udara Bayi cukup bulan mempunyai cairan di paru-parunya. Pada saat bayi melewati jalan lahir selama persalinan, sekitar sepertiga cairan ini diperas keluar dari paru-paru. Seorang bayi yang dilahirkan secar sectio sesaria kehilangan keuntungan dari kompresi rongga dada dan dapat menderita paruparu basah dalam jangka waktu lebih lama. Dengan beberapa kali tarikan napas yang pertama udara memenuhi ruangan trakea dan bronkus BBL. Sisa cairan di paru-paru dikeluarkan dari paru-paru dan diserap oleh pembuluh limfe dan darah.
5. Fungsi sistem pernapasan dan kaitannya dengan fungsi kardiovaskuler Oksigenasi yang memadai merupakan faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kecukupan pertukaran udara.Jika terdapat hipoksia,
pembuluh darah paru-paru akan mengalami vasokontriksi. Jika hal ini terjadi, berarti tidak ada pembuluh darah yang terbuka guna menerima oksigen yang berada dalam alveoli, sehingga menyebabkan penurunan oksigen jaringan, yang akan memperburuk hipoksia. Peningkatan aliran darah paru-paru akan memperlancar pertukaran gas dalam alveolus dan akan membantu menghilangkan cairan paru-paru dan merangsang perubahan sirkulasi janin menjadi sirkulasi luar rahim.
B. Perubahan Pada Sistem Peredaran Darah Setelah lahir darah BBL harus melewati paru untuk mengambil oksigen dan mengadakan
sirkulasi
melalui
tubuh
guna
mengantarkan
oksigen
ke
jaringan.Untuk membuat sirkulasi yang baik, kehidupan diluar rahim harus terjadi 2 perubahan besar : a. Penutupan foramen ovale pada atrium jantung b. Perubahan duktus arteriousus antara paru-paru dan aorta.
Perubahan sirkulasi ini terjadi akibat perubahan tekanan pada seluruh sistem pembuluh. Oksigen menyebabkan sistem pembuluh mengubah tekanan dengan cara mengurangi /meningkatkan resistensinya, sehingga mengubah aliran darah.
Dua peristiwa yang merubah tekanan dalam system pembuluh darah : 1) Pada saat tali pusat dipotong resistensi pembuluh sistemik meningkat dan tekanan atrium kanan menurun, tekanan atrium menurun karena berkurangnya aliran darah ke atrium kanan tersebut. Hal ini menyebabkan penurunan volume dan tekanan atrium kanan itu sendiri. Kedua kejadian ini membantu darah dengan kandungan oksigen sedikit mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang. 2) Pernafasan pertama menurunkan resistensi pada pembuluh darah paru-paru dan meningkatkan tekanan pada atrium kanan oksigen pada pernafasan ini menimbulkan relaksasi dan terbukanya system pembuluh darah paru. Peningkatan sirkulasi ke paru-paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan dengan peningkatan tekanan atrium kanan ini
dan penurunan pada atrium kiri, toramen kanan ini dan penusuran pada atrium kiri, foramen ovali secara fungsional akan menutup.
Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah lahir dan setelah tali pusat diklem. Penutupan anatomi jaringan fibrosa berlangsung 2-3 bulan.
Perbedaan sirkulasi darah fetus dan bayi a. Sirkulasi darah fetus 1) Struktur tambahan pada sirkulasi fetus a) Vena
umbulicalis :
membawa
darah
yang
telah
mengalami
deoksigenasi dari plasenta ke permukaan dalam hepar b) Ductus venosus : meninggalkan vena umbilicalis sebelum mencapai hepar dan mengalirkan sebagian besar darah baru yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior. c) Foramen ovale : merupakan lubang yang memungkinkan darah lewat atrium dextra ke dalam ventriculus sinistra d) Ductus
arteriosus :
merupakan bypass yang
terbentang
dari
venrtriculuc dexter dan aorta desendens e) Arteri hypogastrica : dua pembuluh darah yang mengembalikan darah dari fetus ke plasenta. Pada feniculus umbulicalis, arteri ini dikenal sebagai ateri umbilicalis. Di dalam tubuh fetus arteri tersebut dikenal sebagai arteri hypogastica. 2) Sistem sirkulasi fetus a) Vena umbulicalis : membawa darah yang kaya oksigen dari plasenta ke permukaan dalam hepar.Vena hepatica meninggalkan hepar dan mengembalikan darah ke vena cava inferior b) Ductus
venosus :
adalah cabang– cabang dari venaumbilicalis dan
mengalirkan sejumlahbesar darah yang mengalami oksigenasi ke dalam vena cava inferior
c) Vena cava inferior : telah mengalirkan darah yang telah beredar dalam ekstremitas inferior dan badan fetus, menerima darah dari vena hepatica dan ductus venosus dan membawanya ke atrium dextrum d) Foramen ovale : memungkinkan lewatnya sebagian besar darah yang mengalami oksigenasi dalam ventriculus dextra untuk menuju ke atrium sinistra, dari sini darah melewati valvula mitralis ke ventriculuc sinister dan kemudian melaui aorta masuk kedalam cabang ascendensnya untuk memasok darah bagi kepala dan ekstremitas superior. Dengan demikian hepar, jantung dan serebrum menerima darah baru yang mengalami oksigenasi e) Vena cava
superior :
mengembalikan
darah
dari
kepala
dan
ekstremitas superior ke atrium dextrum. Darah ini bersama sisa aliran yang dibawa oleh vena cava inferior melewati valvula tricuspidallis masuk ke dalam venriculus dexter f) Arteria pulmonalis : mengalirkan darah campuran ke paru - paru yang nonfungsional,yanghanya memerlukan nutrien sedikit g) Ductus arteriosus : mengalirkan sebagian besar darah dari vena ventriculus dexter ke dalam aorta descendens untuk memasok darah bagi abdomen, pelvis dan ekstremitas inferior h) Arteria hypogastrica : merupakan lanjutan dari arteria illiaca interna, membawa darah kembali ke plasenta dengan mengandung leih banyak oksigen dan nutrien yang dipasok dari peredaran darah maternal
b. Perubahan Pada Saat Lahir 1) Penghentian pasokan darah dari plasenta 2) Pengembangan dan pengisian udara pada paru-paru 3) Penutupan foramen ovale 4) Fibrosis 5) Vena umbilicalis 6) Ductus venosus 7) Arteriae hypogastrica 8) Ductus arteriosus
C. Perubahan Metabolisme Glukosa Perubahan Metabolisme Glukosa Untuk memfungsikan otak memerlukan glukosa dalam jumlah tertentu. Dengan tindakan penjepitan tali pusat dengan klem pada saat lahir seorang bayi harus mulai mempertahankan kadar glukosa darahnya sendiri. Pada setiap bayi baru lahir, glukosa darah akan turun dalam waktu cepat (1 sampai 2 jam).
Koreksi penurunan kadar gula darah dapat dilakukan dengan 3 cara : a. melalui penggunaan ASI b. melaui penggunaan cadangan glikogen c. melalui pembuatan glukosa dari sumber lain terutama lemak.
BL yang tidak mampu mencerna makanan dengan jumlah yang cukup, akan membuat glukosa dari glikogen (glikogenisasi).Hal ini hanya terjadi jika bayi mempunyai persediaan glikogen yang cukup.Bayi yang sehat akan menyimpan glukosa dalam bentuk glikogen terutama di hati, selama bulanbulan terakhir dalam rahim. Bayi yang mengalami hipotermia, pada saat lahir yang mengakibatkan hipoksia akan menggunakan cadangan glikogen dalam jam-jam pertama kelahiran. Keseimbangan glukosa tidak sepenuhnya tercapai dalam 3-4 jam pertama kelahiran pada bayi cukup bulan. Jika semua persediaan glikogen digunakan pada jam pertama, maka otak dalam keadaan berisiko. Bayi yang lahir kurang bulan (prematur), lewat bulan (post matur), bayi yang mengalami hambatan pertumbuhan dalam rahim dan stres janin merpakan risiko utama, karena simpanan energi berkurang (digunakan sebelum lahir).
Gejala hipoglikemi dapat tidak jelas dan tidak khas,meliputi; kejang-kejang halus, sianosis,, apneu, tangis lemah, letargi,lunglai dan menolak makanan. Hipoglikemi juga dapat tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemi adalah kerusakan yang meluas di seluruh di sel-sel otak.
D. Termoregulasi
Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu dingin ini menyebabkan air ketuban menguap lewat kulit, pada lingkungan yang dingin , pembentukan suhu tanpa mekanisme menggigil merupakan usaha utama seorang bayi untuk mendapatkan kembali panas tubuhnya. Pembentukan suhu tanpa menggigil ini merupakan hasil penggunaan lemak coklat untuk produksi panas. Timbunan lemak coklat terdapat di seluruh tubuh dan mampu meningkatkan panas tubuh sampai 100%. Untuk membakar lemak coklat, sering bayi harus menggunakan glukosa guna mendapatkan energi yang akan mengubah lemak menjadi panas. Lemak coklat tidak dapat diproduksi ulang oleh seorang BBL. Cadangan lemak coklat ini akan habis dalam waktu singkat dengan adanya stress dingin. Semakin lama usia kehamilan semakin banyak persediaan lemak coklat bayi.
Terdapat empat mekanisme kemungkinan hilangnya panas tubuh dari bayi baru lahir kelingkunganya. a. Konduksi Panas dihantarkan dari tubuh bayi ketubuh benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi. (Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lainmelalui kontak langsung). Contoh hilangnya panas tubuh bayi secara konduksi, ialah menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir.
b. Konveksi Panas hilang dari bayi ke udara sekitanya yang sedang bergerak (jumlah pans yang hilang tergantung pad kecepatan dan suhu udara). Contoh hilanya panas tubuh bayi secara konveksi, ialah membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, membiarkan bayi baru lahir diruangan yang terpasng kipas angin.
c.
Radiasi Panas di pancarkan dari bayi baru lahir, keluar tubuhnya kelingkungan yang lebih dingin (Pemindahan panas anatar dua objek yang mempunyai
suhu berbeda). Contoh bayi mengalami kehilangan panas tubuh secara radiasi, ialah bayi baru lahir di biarkan dalam ruangan dengan Air onditioner (AC) tanpa di berikan pemanas(Radiant Warmer), bayi baru lahir dibiarkan keadaan telanjang, bayi baru lahir di tidurkan berdekatan dengan ruangan yang dingin, misalnya dekat tembok.
d. Evaporasi Panas hilang melalui proses penguapan tergantung kepada kecepatan dan kelembababan udara (perpindahan panas dengan cara merubah cairan menjadu uap). Evaporasi di pengaruhi oleh jumlah panas yang di pakai tingkat kelembaban udara, aliran yang melewati apabila bayi baru lahir di biarkan suhu kamar 250C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi 200 perkilogram berat badan (Perg BB), sedangkan yang di bentuk hanya satu persepuluhnya.
Jika seorang bayi kedinginan, dia akan mulai mengalami hipoglikemia, hipoksia dan asidosis.Sehingga upaya pncegahan kehilangan panas merupakan prioritas utama dan bidan berkewajiban untuk meminimalkan kehilangan panas pada BBL
Olehkarenanya bidan penolong dapat melakukan pencegahan kehilangan panas pada BBL dengan cara : 1. Mengatur suhu lingkungan yang konsisten antara 36,5 – 37,5 Celcius (suhu termal netral) 2. Memasang alat pengahangat(radian warmer) Kehilangan panas juga terjadi akibat beda kandungan air dalam udara dan kulit bayi.
BAB III PENUTUP A.
Kesimpulan Adapatasi bayi baru lahir (BBL) adalah penyesuaian diri individu (BBL) dari keadaan yang sangat tergantung menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Periode adaptasi ini disebut sebagai periode transisi, yaitu dari kehidupan di dalam rahim ke kehidupan di luar rahim. Periode ini berlagsung sampai 1 bulan atau lebih. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil serta menggunakan glukosa.
B. ·
Saran Setelah memahami tentang bayi baru lahir tentunya bisa dilakukan penerapan yang baik untuk dapat melakukan pemeriksaan yang spesifik pada bayi baru lahir sehingga dapat menetapkan diagnosis yang benar agar dapat dilakukan perawatan yang lebih intensif jika ditemukan adanya masalah.
·
Semua tenaga kesehatan dapat bekerja sama untuk dapat memberikan perawatan yang benar terkait dengan bayi baru lahir.
DAFTAR PUSTAKA
Jannah, Nurul.2015.Askeb II Berbasis Kompetensi .Jakarta: EGC Maryunani,
Anik.2002.Ilmu
Kesehatan
Anak
Dalam
Kebidanan.Jakarta:Transinfomedia Rohani,Saswita
Reni.2002.Asuhan
Kebidanan
pada
Masa
Persalinan.Palembang:Salemba Medika Deslidel, Hajjah. 2011. Asuhan Neonates Bayi Dan Balita. Jakarta : EGC Dewi,L.Nanny
Vivian.(2010).Asuhan
Bidan.Jakarta:Salemba Medika.
Neonatal
Bayi
dan
SOAL ADAPTASI BAYI BARU LAHIR 1. Menimbang bayi tanpa alas timbangan, tangan penolong yang dingin memegang bayi baru lahir, menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir merupakan contoh dari mekanisme kehilangan panas pada bayi yaitu.... A. Konduksi B. Konveksi C. Evaporasi D. Radiasi 2. Pada saat tali pusat di potong perubahan yang terjadi pada pembuluh darah adalah.... A. Vena umbilikus, duktus venosus dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional B. Reistensi pembuluh sistemik menurun C. Tekanan atrium kanan naik, tekanan atrium naik karena bertambahnya aliran darah ke atrium kanan tersebut D. Darah dengan kandungan oksigen melimpah mengalir ke paru-paru untuk menjalani proses oksigenasi ulang. 3. Bayi R lahir spontan 1 jam yang lalu, aktif, BB 2300 gram PB 48 cm RR 40 x/menit, dengan usia kehamilan saat lahir 34 minggu. Dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan kelainan. Dilihat dari usia kehamilan dan berat badan lahir bayi R termasuk dalam kategori .... A. Matur B. Dismatur C. Prematur D. Serotinus E. Post matur 4. Asuhan yang harus diberikan pada bayi R adalah …. A. Dimandikan. B. Pemberian oksigen. C. Pemberian antibiotik. D. Dirawat dalam inkubator. E. Rawat gabung dengan ibunya 5. Surfaktan mulai dibentuk pada saat umur kehamilan... A. 18 minggu B. 12 minggu C. 20 minggu D. 24 minggu
6. Membiarkan atau menempatkan BBL di dekat jendela, membiarkan BBL di ruangan yang terpasang kipas angin, merupakan contoh mekanisme pelepasan panas melalui cara... A. Konveksi B. Radiasi C. Konduksi D. Evaporasi 7. Penutupan foramen ovale pada jantung merupakan perubahan besar yg mempengaruhi … A. Sistem peredaran darah B. Sistem pernafasan C. Sistem kardiovaskuler D. Sistem termoregulasi 8. Tangan penolong yang dingin memegang tubuh bayi baru lahir merupakan contoh hilangnya panas pada bayi melalui mekanisme …… A. Konveksi B. Konduksi C. Radiasi D. Evaporasi 9. Setelah kelahiran bayi normal, langkah pertama yang diperhatian dalam pemeliharaan pernapasan adalah… A. Membersihkan jalan nafas B. Memastikan permulaan pernafasan C. Membuat saluran nafas D. Memulai pernafasan 10. Pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak lamgsung merupakan mekanisme kemungkinan kehilangan panas secara.... A. Konduksi B. Konveksi C. Evaporasi. D. Radiasi
1. 2. 3. 4.
Jawaban : A A C E
5. 6. 7. 8.
C A A B
9. A 10. A