Makalah Sistem Imunitas.docx

  • Uploaded by: intan yunanda
  • 0
  • 0
  • November 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Sistem Imunitas.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 6,570
  • Pages: 34
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jika ada paparan yang masuk ke dalam tubuh maka tubuh akan memberikan respon sehingga agen atau bahan asing tadi tidak menimbulkan penyakit pada manusia. Inilah yang dimaksud dengan sistem imunitas. Sistem imunitas dalam tubuh bertugas untuk menjaga atau memberikan perlindungan pada tubuh supaya tidak terserang oleh penyakit (Spector, 1976). Sistem imunitas atau sistem kekebalan tubuh terus menerus melakukan tugas dan tidak pernah melalaikan tugasnya. Sistem ini melindungi tubuh sepanjang waktu dari semua jenis penyerang yang berpotensi menimbulkan penyakit pada tubuh. Setiap sistem, organ, atau jaringan di dalam tubuh mewakili keseluruhan pembagian kerja yang sempurna. Setiap kegagalan dalam sistem akan menghancurkan tatanan ini. Sistem imunitas diperlukan sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Berbagai komponen sistem imunitas bekerja sama dalam sebuah respon imun. Apabila seseorang secara imunologis terpapar pertama kali dengan antigen kemudian terpapar lagi dengan antigen yang sama, maka akan timbul respon imun sekunder yang lebih efektif. Reaksi tersebut dapat berlebihan dan menjurus ke kerusakan individu yang mempunyai respon imun menyimpang. Kelainan yang disebabkan oleh respon imun tersebut disebut hipersensitivitas (Anonymous, 2005). Salah satu ancaman terhadap manusia adalah penyakit, terutama penyakit menular yang dibawa oleh berbagai macam mikroba seperti virus, bakteri, parasit dan jamur. Tubuh mempunyai kemampuan untuk mengatasi penyakit sampai batas tertentu. Beberapa jenis penyakit seperti pilek, batuk, dan cacar air dapat sembuh sendiri tanpa pengobatan. Dalam hal ini dikatakan bahwa system pertahanan tubuh (sistem imunitas) orang tersebut cukup baik untuk mengatasi dan mengalahkan kuman-kuman penyakit

itu. Tetapi bila kuman itu

berkembangbiak, sehingga dapat mengakibatkan penyakit berat yang membawa kepada cacat atau kematian. Jadi salah satu upaya untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit menular adalah dengan cara imunisasi.

1

Oleh karena itu, untuk dapat lebih memahami tentang sistem imun ini dan berbagai komponen penyusun yang ada di dalamnya, maka kami membuat makalah ini, makalah yang akan menambah pengetahuan kita tentang peranan sistem imun dalam tubuh manusia yang mempunyai peranan penting dalam sistem mempertahankan kesehatan dan daya tahan tubuh seseorang.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dan jenis-jenis dari sistem imunitas ? 2. Apa saja organ yang termasuk kedalam sistem imunitas ? 3.

Bagaimana keterkaitan organ pada sistem imunitas dengan bioprosesnya ?

4. Apa saja gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem imunitas ?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang pengertian dan jenis-jenis dari sistem imunitas, organ yang termasuk dalam sistem imunitas, kaitan organ pada sistem imunitas dengan bioprosesnya, serta gangguan fungsi yang mungkin terjadi. 1.4 Manfaat Manfaat yang diperoleh setelah mempelajari makalah ini: a) Mengetahui pengertian dan jenis-jenis dari sistem imunitas. b) Mengetahui organ-organ yang termasuk kedalam sistem imunitas. c) Mengetahui keterkaitan organ pada sistem imunitas dengan bioprosesnya. d) Mengetahui gangguan fungsi yang mungkin terjadi pada sistem imunitas.

2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian dan Jenis-jenis Sistem Imunitas A. Pengertian Sistem Imunitas Sistem kekebalan tubuh ( imunitas ) adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh pathogen serta sel tumor. Sistem kekebalan tubuh berfungsi untuk mempertahankan orang-orang terhadap mikroorganisme dan kuman yang menyerang tubuh dan berpotensi menyebabkan penyakit atau infeksi. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi,bakteri,virus sampai cacing parasit,serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan agar jaringan tetap dapat berfungsi seperti biasa. Sistem kekebalan tubuh terdiri dari protein, organ, jaringan dan sel-sel khusus. Secara umum, sistem imunitas bekerja secara efisien dalam menjaga orang tetap sehat dan mencegah penyakit dan infeksi dari terjadi. B. Fungsi Sistem Imunitas a) Melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. b) Menghilangkan jaringan sel yang mati atau rusak (debris cell) untuk perbaikan jaringan. c) Mengenali dan menghilangkan sel yang abnormal. d) Menjaga keseimbangan homeostatis dalam tubuh. C. Jenis-jenis Sistem Imunitas Ada beberapa jenis imunitas yang dibedakan berdasarkan cara mempertahankan dan berdasarkan cara memperolehnya. Berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit, imunitas dibedakan menjadi dua, yaitu imunitas nonspesifik dan imunitas spesifik. Berdasarkan cara mempertahankan diri : a)

Sistem Pertahanan Tubuh Nonspesifik Sistem pertahanan tubuh nonspesifik disebut juga dengan kekebalan

tubuh bawaan atau kekebalan tubuh alami. Kekebalan tubuh nonspesifik adalah

3

bagian dari tubuh kita yang telah ada sejak kita lahir. Pertahanan tubuh terhadap serangan (infeksi) oleh mikroorganisme telah dilakukan sejak dari permukaan luar tubuh yaitu kulit dan pada permukaan organ-organ dalam. Tubuh dapat melindungi diri tanpa harus terlebih dulu mengenali atau menentukan identitas organisme penyerang (Muhaimin, 2009). Ciri-cirinya dari sistem pertahanan tubuh nonspesifik adalah : a. Sistem ini tidak selektif,artinya semua benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan diserang dan dihancurkan tanpa seleksi. b. Tidak memiliki

kemampuan untuk

mengingat

infeksi

yang terjadi

sebelumnya. c. Eksposur menyebabkan respon maksimal segara. Sistem pertahanan nonspesifik dibagi menjadi 2 yaitu : 1.

Pertahanan Tubuh Nonspesifik Eksternal Merupakan pertahanan pertama yang berperan penting dalam menahan

benda asing seperti bakteri. Diantaranya kulit, selaput lendir, dan rambut-rambut halus. 

Kulit Terdiri dari lapisan tanduk yang tidak mudah ditembus oleh benda asing

kecuali jika kulit dalam keadaan terluka. Asam lemak dan keringat yang dihasilkan oleh kelenjar di kulit juga akan mencegah benda asing masuk kedalam tubuh. 

Selaput Lendir Merupakan hasil sekresi dari sel yang terdapat di sepanjang saluran

pernapasan dan saluran pencernaan. Pada saluran pernapaan, selaput lendir berfungsi dalam menangkap bakteri atau benda asing yang masuk kedalam tubuh melalui saluran pernapasan. Contohnya adalah selaput lendir pada hidung. Selaput lendir pada saluran pencernaan berfungsi sebagai rintangan yang melindungi sel diluar sistem pencernaan. 

Rambut-rambut halus Sebagian besar terdapat pada saluran pernapasan. Contohnya rambut halus

di hidung, rambut-rambut halus berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk melalui hidung.

4

2.

Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal Merupakan garis pertahanan kedua, jika pertahanan pertama dapat

ditembus.

Diantaranya

sel

darah

putih

fagositik,

protein

anti

mikroba(komplemen), sel natural killer, dan respon peradangan. 

Sel darah putih Merupakan sistem pertahanan tubuh kedua. Apabila benda asing berhasil

melewati system pertahanan pertama dan masuk ke dalam tubuh, maka sel darah putih akan mencegah benda asing masuk lebih jauh lagi ke dalam tubuh. Sel darah putih akan menghancurkan setiap benda asing yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis. Mekanisme fagositosis : 1.Mikroba menempel ke fagosit. 2.Fagosit membentuk pseudopodium yang menelan mikroba 3.Vesikula fagositik bersatu dengan lisosom 4.Mikroba dibunuh oleh enzim dalam fagolisosom 5.Sisa-sisa mikroba dikeluarkan lewat eksotisosis 

Sel Natural Killer Merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel

kanker serta sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum diaktifkanya system kekebalan adaptif. Sel ini membunuh dengan cara menyerang membran sel target dan melepaskan senyawa kimia preforin. 

Protein Komplemen Merupakan protein darah yang berfungsi membantu sistem pertahanan sel

darah putih. Protein komplemen membantu sistem kekebalan tubuh dengan cara : 1. Menghasilkan opsonin ,kemotoksin, dan kinin. Opsonin untuk mempermudah terjadinya fagositosis. Kemotoksin berfungsi sebagai penarik sel darah putih menuju ke infeksi , sedangkan kinin untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh darah. 2. Berperan dalam proses penghancuran membran sel mikroorganisme yang menyerang tubuh. 3. Menstimulasi sel darah putih agar menjadi lebih aktif.

5

Komplemen ini dapat melekat pada bakteri penginfeksi. Setelah itu, komplemen menyerang membran bakteri dengan membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasmanya. Hal ini menyebabkan ion-ion Ca+ keluar dari sel bakteri, sedangkan cairan serta garam-garam dari luar sel bakteri akan masuk ke dalam tubuh bakteri. Masuknya cairan dan garam ini menyebabkan sel bakteri hancur (Anonymous, 2013) .Mekanisme penghancuran bakteri oleh protein komplemen dapat Anda amati pada Gambar 11.3.

Gambar 11.3. Mekanisme penghancuran bakteri oleh protein komplemen 

Interferon Sel yang berperan dalam mensekresikansekumpulan protein saat tubuh

kita

terserang

virus.Interferon

akan

bertindak

sebagai

antivirus

dan

bereaksisengan sel yang belum terinfeksi oleh virus. Interferon jugadapat merangsang limfosit untuk mengahncurkan danmembunuh sel-sel yang terinfeksi virus. 

Pertahanan dengan Cara Menimbulkan Peradangan (Inflamatori) Mikroorganisme yang telah berhasil melewati pertahanan di bagian

permukaan organ dapat menginfeksi sel-sel dalam organ. Tubuh akan melakukan perlindungan dan pertahanan dengan memberi tanda secara kimiawi yaitu dengan cara sel terinfeksi mengeluarkan senyawa kimia histamin dan prostaglandin. Senyawa kimia ini akan menyebabkan pelebaran pada pembuluh darah di daerah yang terinfeksi. Hal ini akan menaikkan aliran darah ke daerah yang terkena infeksi. Akibatnya daerah terinfeksi menjadi berwarna kemerahan dan terasa lebih 6

hangat. Apabila kulit mengalami luka akan terjadi peradangan yang ditandai dengan memar, nyeri, bengkak, dan meningkatnya suhu tubuh. Jika luka ini menyebabkan pembuluh darah robek maka mastosit akan menghasilkan bradikinin dan histamin. Bradikinin dan histamin ini akan merangsang ujung saraf sehingga pembuluh darah dapat semakin melebar dan bersifat permeabel. Kenaikan permeabilitas kapiler darah menyebabkan neutrofil berpindah dari darah ke cairan luar sel. Neutrofil ini akan menyerang bakteri yang menginfeksi sel. Selanjutnya, neutrofil dan monosit berkumpul di tempat yang terluka dan mendesak hingga menembus dinding kapiler. Setelah itu, neutrofil mulai memakan bakteri dan monosit berubah menjadi makrofag (sel yang berukuran besar). Makrofag berfungsi fagositosis dan merangsang pembentukan jenis sel darah putih yang lain (Anonymous, 2013)

Berdasarkan gambar tersebut, sistem pertahanan tubuh dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Jaringan mengalami luka, kemudian mengeluarkan tanda berupa senyawa kimia yaitu histamin dan senyawa kimia lainnya. 2) Terjadi pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) yang menyebabkan bertambahnya aliran darah, menaikkan permeabilitas pembuluh darah. Selanjutnya terjadi perpindahan sel-sel fagosit. 3) Sel-sel fagosit (makrofag dan neutrofil) memakan patogen.

Sinyal kimia yang dihasilkan oleh jaringan yang luka akan menyebabkan ujung saraf mengirimkan sinyal ke sistem saraf. Histamin berperan dalam proses 7

pelebaran pembuluh darah. Makrofag disebut juga big eaters karena berukuran besar, mempunyai bentuk tidak beraturan, dan membunuh bakteri dengan cara memakannya. Kita dapat mengingat kembali cara makan amoeba, seperti itulah cara makrofag memakan bakteri. Bakteri yang sudah berada di dalam makrofag kemudian dihancurkan dengan enzim lisosom. Makrofag ini juga bertugas untuk mengatasi infeksi virus dan partikel debu yang berada di dalam paru-paru. Sebenarnya di dalam tubuh keberadaan makrofag ini sedikit, tetapi memiliki peran sangat penting. Setelah infeksi tertanggulangi, beberapa neutrofil akhirnya mati seiring dengan matinya jaringan sel dan bakteri. Setelah ini sel-sel yang masih hidup membentuk nanah. Terbentuknya nanah ini merupakan indikator bahwa infeksi telah sembuh. Jadi reaksi inflamatori ini sebagai sinyal adanya bahaya dan sebagai perintah agar sel darah putih memakan bakteri yang menginfeksi tubuh. Selain sel monosit yang berubah menjadi makrofag juga terdapat sel neutrofil yang akan membunuh bakteri (mikroorganisme asing lainnya).

b)

Sistem Pertahanan Tubuh Spesifik Sistem pertahanan tubuh spesifik disebut juga dengan kekebalan adaptif

atau kekebalan tubuh buatan. Kekebalan tubuh spesifik adalah sistem kekebalan yang diaktifkan oleh kekebalan tubuh nonspesifik dan merupakan sistem pertahanan tubuh yang ketiga. Ciri-ciri sistem pertahanan tubuh spesifik adalah : •Bersifat selektif terhadap bendaasing yang masuk kedalam tubuh. •Sistem reaksi ini tidak memiliki reaksi yang samaterhadap semua jenis benda asing •Memiliki kemampuan untuk mengingat infeksisebelumnya •Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibodi ) •Perlambatan waktu antara eksposur dan responmaksimalKomponen yang terlibat dalam Imunitas spesifik diperlukan untuk melawan antigen dari imunitas nonspesifik. Antigen merupakan substansi berupa protein dan polisakarida yang mampu merangsang munculnya sistem kekebalan tubuh (antibodi).

8

Jenis –jenis antigen: •Heteroantigen: antigen yang berasal dari spesies lain •Isoantigen: Antigen dari spesies sama tetapi struktur genetiknya berbeda. •Autoantigen: Antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri. •Hapten: Merupakan suatu determinant site yang lepas dari struktur antigen. Hapten hanya dapat berikatan dengan antibody apabila disuntikkan ke dalam tubuh. Dari penjelasan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa sistem kekebalan tubuh berdasarkan cara mempertahankan diri dari penyakit terdiri atas beberapa lapis seperti terlihat pada tabel di bawah ini. Pertahanan Tubuh Non Spesifik

Pertahanan Tubuh Spesifik

Pertahanan Pertama

Pertahanan Ketiga

Pertahanan Kedua

Kulit

Inflamasi

Limfosit

Membran mukosa

Sel-sel fagosit

Antibodi

Rambut

hidung

dan

Protein antimikrobia

silia pada trakea Cairan sekresi dari kulit dan membran mukosa

2.2 Organ pada Sistem Imunitas Manusia

9

1. Tonsil

Amandel atau bahasa medisnya tonsil atau tonsila palatina adalah kelenjar

limfoid/getah

mulut/faring.Organ

ini

bening termasuk

yang dalam

terdapat sistem

dalam

rongga

imun/pertahanan

tubuh.Tonsil bersama dengan adenoid/tonsila faringeal dan tonsil lingual sering disebut cincin Waldeyer. Karena terhubung satu sama lain, maka apabila salah satu tonsil mengalami infeksi atau peradangan umumnya akan diikuti peradangan tonsil yang lain. Peradangan/infeksi pada amandel disebut tonsilitis. Amandel berfungsi untuk menjebak bakteri dan antigen yang memungkinkan tubuh untuk memproduksi antibodi. Menurut artikel tentang “Imunitas Kesehatan: Fungsi Amandel dan kelenjar limfatik Subepitel berfungsi memberikan kekebalan lokal”. Amandel menangkap virus, bakteri dan kontaminan menular lainnya.Amandel menghasilkan antibodi yang dapat menetralisir infeksi pernapasan (seperti pneumonia, bronkitis, infeksi telinga, radang tenggorokan, sinusitis dan rhinitis) yang masuk melalui tenggorokan, mulut atau hidung.Antibodi adalah protein yang ditemukan dalam darah dan cairan tubuh lainnya.Antibodi diproduksi oleh berbagai komponen dari sistem kekebalan tubuh dan memberikan perlindungan terhadap bahan kimia, virus, parasit, jamur dan bakteri. Sel palatina amandel dapat menghasilkan lima kelas antibodi. Mereka menghasilkan

antibodi

spesifik

terhadap

staphylococcus

aureus,

Haemophilus influenzae, streptococcus pneumoniae, virus polio dan diptheria toksoid.

10

2. Adenoid

Adenoid adalah suatu kelenjar yang sejenis dengan amandel (tonsil) yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Seperti halnya amandel, adenoid membantu menjaga kesehatan tubuh dengan

cara

menangkap

bakteri-bakteri

dan

virus-virus

berbahaya. Adenoid juga mengandung sel-sel yang membuat antibodi untuk

melawan

infeksi.Namun

terkadang adenoid maupun

tonsil

mengalami pembesaran baik pada anak maupun dewasa, hal ini terjadi sebagai respons dari virus, bakteri, makanan, maupun alergen (pemicu alergi). Adenoid merupakan organ tubuh satu paket dengan tonsil sehingga sering kali disebut sebagai tonsil adenoid. Adenoid dan tonsil adalah istilah untuk kelenjar limfa (getah bening) yang ada di tenggorokan dan yang membedakankeduanya hanya letaknya saja.Bila amandel letaknya di ujung mulut, adenoid berada di ujung terdalam dari hidung, yang merupakan titik pertemuan antara mulut dengan hidung.Adenoid tidak memiliki kriptus (ruang antara kelompok melebar). Ukurannya pun bervariasi pada setiap anak dan akan mencapai ukuran maksimal antara usia 3-7 tahun, kemudian akan mengalami regresi (kemunduran). Selain itu, sistem kekebalan dari tonsil dan adenoid sangat unik.Keduanya terlibat pada sistem imunitas lokal (sel T dan B).Keduanya juga terlibat dalam memproses antigen yang masuk ke dalam tubuh.

11

3. Lymph Nodes (Kelenjar Getah Bening)

Kelenjar getah bening adalah sebuah jaringan berbentuk oval di dalam tubuh yang bertindak sebagai penghasil dan penyaring cairan yang disebut sebagai getah bening (limfosit).Getah bening ini berfungsi dalam pengeluaran sel-sel mati, dan yang paling utama adalah sebagai alat pertahanan terhadap infeksi.Sebenarnya, kelenjar getah bening merupakan kumpulan sel-sel yang kecil.Akan tetapi, karena dibungkus oleh selubung kapsul, sel-sel tersebut membentuk bulatan-bulatan kecil.Bagian terbesar dari kelenjar getah bening biasa kita sebut sebagai limpa.Kelenjar getah bening termasuk ke dalam sistem peredaran getah bening (lymphatic system) yang secara keseluruhan mengatur kinerja sistem kekebalan tubuh. Kelenjar getah bening terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut nodulus.Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi

yang

disebut

sinus.Di

dalam

sinus

terdapat

limfosit

dan

makrofag.Kelenjar getah bening tersebar di berbagai tempat di dalam tubuh manusia, seperti di ketiak, lipatan paha, leher, panggul, dan perut.Di area-area tersebut, beberapa kelenjar getah bening bisa teraba seperti kacang atau kacang kecil.

12

4. Lymphatic Vessels (Pembuluh Limfa)

Struktur pembuluh limfa serupa dengan vena kecil, tetapi memiliki lebih banyak katup sehingga pembuluh limfat tampaknya seperti rangkaian petasan atau tasbih.Pembuluh limfayang terkecil atau kapiler limfa lebih besar dari kapiler darah dan terdiri hanya atas selapis endotelium. Pembuluh limfa bermula sebagai jalinan halus kapiler yang sangat kecil atau

sebagai

rongga-rongga

limfa

di

dalam

jaringan

berbagai

organ.Pembuluh limfa khusus di vili usus halus yang berfungsi sebagai absorpsi lemak (kilomikron), disebut lacteal villi. Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan untuk kembali ke peredaran darah.Limfa sebenarnya merupakan cairan plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh kapiler di sistem peredaran darah dan kemudian menjadi cairan intersisial ruang antarsel pada jaringan. Pembuluh limfa dibedakan menjadi: 

Pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dekster) Pembuluh limfa kanan terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari

daerah kepala dan leher bagian kanan, dada kanan, lengan kanan, jantung dan paru-paru yang terkumpul dalam pembuluh limfa. Pembuluh limfa kanan bermuara di pembuluh balik (vena) di bawah selangka kanan. 

Pembuluh limfa kiri (duktus limfatikus toraksikus) Pembuluh limfa kiri disebut juga pembuluh dada.Pembuluh limfa

kiri terbentuk dari cairan limfa yang berasal dari kepala dan leher bagian kiri dan dada kiri, lengan kiri, dan tubuh bagian bawah.Pembuluh limfa ini bermuara di vena bagian bawah selangka kiri.

13

Peredaran limfa merupakan peredaran yang terbuka.Peredaran ini dimulai dari jaringan tubuh dalam bentuk cairan jaringan. Cairan jaringan ini selanjutnya akan masuk ke dalam kapiler limfa. Kemudian kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang membentuk pembuluh limfa yang lebih besar dan akhirnya bergabung menjadi pembuluh limfa besar yaitu pembuluh limfa kanan dan kiri. Kurang lebih 100 mil cairan limfa akan dialirkan oleh pembuluh limfa menuju vena dan dikembalikan ke dalam darah.

5. Thymus (Kelenjar Timus)

Kelenjar timus merupakan kelenjar yang bertanggungjawab dalam pertumbuhan manusia. Kelenjar timus bahkan sangat berpengaruh pada saat usia pertumbuhan. Bila kekurangan kelenjar timus akan menderita kretinisme (kekerdilan) dan bila kelebihan menimbulkan gigantisme (raksasa). Kelenjar timus terletak di dalam mediastinum di belakang os sternum, dan di dalam torak kira-kira setinggi bifurkasi trakea. Warnanya kemerahmerahan dan terdiri dari 2 lobus. Kelenjar timus hanya dijumpai pada anak dibawah 18 tahun. Karakteristik kelenjar timus: 

Terletak di sepanjang rongga trachea di rongga dada bagian atas.



Timus membesar sewaktu pubertas dan mengecil setelah dewasa.



Kelenjar ini merupakan kelenjar penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak berfungsi lagi.

14



Kelenjar timus berperan dalam sistem pertahanan tubuh dengan menghasilkan hormon Thymosin, Thymic humoral factor, Thymic factor dan Thymopoietin. Fungsi kelenjar timus adalah:



Mengaktifkan pertumbuhan badan.



Mengurangi aktivitas kelenjar kelamin.



Menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit.

6. Spleen (Limpa)

Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar.Kelenjar yang dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua.Limpa terletak di belakang lambung. Limpa pada manusia adalah organ lunak, dan berukuran sebesar kepalan dengan panjang 12 cm, dan tebal statistik rata-rata organ ini adalah 4-7 cm. Berat limpa bisa mencapai 100-205 g, tergantung pada usia dan kesehatan orang dewasa. Meskipun limpa tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia, ketiadaan akan membuat kita lebih rentan terhadap infeksi. Fungsi limpa dalam sistem kekebalan tubuh tidak lengkap dengan dua komponen yang berbeda tersebut; pulpa merah dan pulpa putih.Yang merah mencakup hampir 76-79% organ, sedangkan sisanya terdiri dari pulp putih. Pulpa merah bertanggung jawab untuk fungsi filtrasi limpa dan bertindak sebagai reservoir untuk darah. Proses filtrasi pulpa merah melibatkan pengangkatan sel darah merah yang tua atau rusak dari peredaran. Sel-sel darah yang rusak dihancurkan dengan bantuan makrofag. Karena proses filtrasi nya, pulpa merah juga bertindak sebagai 15

reservoir yang memasok darah jika keadaan darurat yang dapat menyebabkan kehilangan darah yang parah. Fungsi imunologi limpa dalam tubuh manusia tampak setelah oleh pulp putih yang terdiri dari agregat jaringan limfoid.Pulp putih memainkan perannya dengan mengidentifikasi antigen dan memproduksi antibodi.Pulp putih juga diberi tugas membuat dan mematangkan sel kekebalan dan selsel darah.Tujuan utamanya adalah untuk me-mount respon imunologi terhadap antigen dalam darah, dan memainkan peran penting dalam memerangi infeksi. Limpa memiliki fungsi penting lain dan itu adalah untuk menghasilkan sel darah merah dan sel darah putih. Namun, limpa membuat sel darah merah untuk jangka waktu sementara yaitu selama awal perkembangan rahim.Tetapi karena pendekatan kelahiran, organ ini secara bertahap Mundur dari pekerjaan ini, dan produksi sel darah merah pada akhirnya diambil alih oleh sumsum tulang.Selama sisa hidup, organ membuat sel-sel darah putih untuk melawan infeksi sebagai bagian dari sistem limfatik. 7. Appendix (Umbai Cacing)

Appendix berperan sebagai tempat perlindungan bagi bakteribakteri menguntungkan yang ada di dalam tubuh kita.Bakteri-bakteri tersebut sangat berperan dalam membantu tubuh kita untuk memerangi berbagai penyakit yang datang menyerang.Mereka membantu tubuh kita dalam meningkatkan fungsi kekebalan atau imunitasnya, serta dapat menyingkirkan mikroorganisme patogen berbahaya yang masuk ke dalam tubuh kita. Tempat perlindungan tersebut maksudnya adalah ketika ada kondisi dimana bakteri-bakteri patogen (jahat) berkembang sangat pesat 16

dalam saluran pencernaan, maka bakteri-bakteri baik akan menarik diri menuju usus buntu untuk berlindung, dan ketika sistem kekebalan tubuh berhasil mengatasi bakteri-bakteri jahat tersebut maka bakteri-bakteri baik akan mengkolonisasi kembali dalam saluran pencernaan kita seperti sebelumnya.Pada Appendix ditemukan banyak sel-sel limfatik, sehingga diduga appendix berperan penting pada sistem imun dan mengakibatkan tubuh membentuk antigen yang menghasilkan antibodi. 8. Peyer’s Patches (Bercak Peyer) Lempeng peyer merupakan kumpulan limfosit atau sel pertahanan pada usus. Fungsi pertahanan lempeng Peyer/Peyer’s patch melalui proliferasi limfosit-T adalah untuk meningkatkan panjang dan lebar vili usus serta menjaga integritas vili usus yang artinya dapat meningkatkan area penyerapan nutrisi sehingga penyerapan pakan lebih optimal (konversi pakan lebih baik). Selain itu, lempeng peyer berfungsi untuk meningkatkan imunitas dengan cara mengaktivasi makrofag dan natural killer (sel yang berperan dalam sistem kekebalan), mengaktivasi jalur komplemen alternatif (salah satu proses kekebalan dalam tubuh), menstimulasi retikulo-endotelial sistem (limfosit-T), serta meningkatkan produksi antibodi. 9. Bone Marrow (Sumsum Tulang)

Sumsum tulang adalah merupakan jaringan lemak yang mengisi rongga tulang dimana sumsum tulang tersebut terdiri dari dua tipe yaitu sumsum kuning dan merah.Sumsum yang berwarna kuning mengisi rongga yang besar dari tulang yang besar dan terdiri dari sebagian besar sel lemak dan beberapa sel darah yang muda. Sumsum yang berwarna

17

merah adalah jaringan haematopoietik tempat dimana sel darah merah dan leukosit granula diproduksi. Ada dua jenis limposit yang penting yaitu sel B yang tumbuh dan matang dalam sumsum tulang dan sel T yang diproduksi dalam sumsum tulang dan matang dalam kelenjar thimus.

2.3 Keterkaitan Organ pada Sistem Imunitas dengan Bioprosesnya 1.

Struktur Sistem Kekebalan Tubuh

a. Limfosit B Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi di sumsum tulang. Sel B berperan dalam pembentukan kekebalan humoral dengan membentuk antibodi. Sel B dapat dibedakan menjadi : 1. Sel B plasma, berfungsi membentuk antibodi. 2. Sel B pengingant, berfungsi mengingat antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh serta menstimulasi pembentukan sel B plasma jika terjadi infeksi kedua. 3. Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.

Reseptor sel B untuk antigen terdiri dari molekul imunoglobulin permukaan .

b. Limfosit T Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang, sedangkan proses pematangannya terjadi di kelenjar timus. Sel T berperan dalam pembentukan kekebalan seluler, yaitu dengan cara menyerang sel penghasil antigen secara langsung. Sel T juga membantu produksi antibodi oleh sel B plasma. Sel T dapat dibedakan menjadi :

18

1. Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, dan sel kanker secara langsung. 2. Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan sel T lainya serta mengaktivasi makrofag untuk melakukan fagositosis. 3. Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikan respons imun dengan cara menurunkan produksi antibodi dan mengurangi aktivitas sel T pembunuh. Sel T supresor akan bekerja setelah infeksi berhasil ditangani.

Sel T pembunuh secara langsung menyerang sel lainnya yang membawa antigen asing atau abnormal di permukaan mereka.

c. Antibodi Antibodi akan dibentuk saat ada antigen yang masuk ke dalam tubuh. Antigen adalah senyawa protein yang ada pada patogen sel asing atau sel kanker. Antibodi disebut juga immunoglobulin atau serum protein globulin, karena berfungsi untuk melindungi tubuh melalui proses kekebalan (immune). Antibodi merupakan senyawa protein yang berfungsi melawan antigen dengan cara mengikatnya, untuk selanjutnya ditangkap dan dihancurkan oleh makrofag. Suatu antibodi bekerja secara spesifik untuk antigen tertentu.Karena jenis antigen pada setiap kuman penyakit bersifat spesifik, maka diperlukan antibodi yang berbeda untuk jenis kuman yang berbeda.Oleh karena itu, diperlukan berbagai jenis antibodi untuk melindungi tubuh dari berbagai kuman penyakit. Antibodi tersusun dari dua rantai polipeptida yang identik, yaitu dua rantai ringan dan dua rantai berat. Keempat rantai tersebut dihubungkan satu sama lain oleh ikatan disulfida dan bentuk molekulnya seperti huruf Y. Setiap lengan dari molekul tersebut memiliki tempat pengikatan antigen (anonymous, 2013). 19

Jenis-jenis antibodi : •Antibodi ( Imunoglobulin / Ig) merupakan zat kimia( protein plasma ) yang dapat mengidentifikasi antigen. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B. Ketika sel limfosit B mengidentifikasi antigen, dengan cepat sel akan bereplikasi untuk menghasilkan sejumlah besar sel plasma.Sel plasma lalu akan menghasilkan antibodi dan melepaskanya ke dalam cairan tubuh. Sel limfosit B juga menghasilkan sel memori B, dengan struktur yang sama dengan sel limfosit B,dan dapat hidup lebih lama dari pada sel plasma. •Antibodi Poliklonal Antibodi dihasilkan di dalam tubuh secara alami yang dibentuk merupakan klon dari sel-sel limfosit dan umum •Antibodi monoclonal Antibodi yang dibentuk di luartubuh melalui fusi sel . Merupakan hasil pengklonan satusel hibridoma. Berfungsi untuk mendiagnois penyakit kanker dan hepatisis. Antibodi memiliki struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki. Lengan tersebut dinamakan antigen binding site,yakni tempat melekatnya antigen. Molekul antibodi dapat dikelompokkan menjadi lima kelas yakni : No.

Tipe Antibodi 1. IgM

Pertama kali dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi infeksi yang pertama kali (respons kekebalan primer)

20

2. IgG

Paling banyak terdapat dalam darah dan diproduksi

saat

terjadi

infeksi

kedua

(respons kekebalan sekunder). Mengalir melalui plasenta dan memberi kekebalan pasif dari ibu kepada janin. 3. IgA

Ditemukan dalam air mata, air ludah, keringat, dan membran mukosa. Berfungsi mencegah

infeksi

pada

permukaan

epitelium. Terdapat dalam kolostrum yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran pencernaan. 4. IgD

Ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor dan berfungsi merangsang pembentukan antibodi oleh sel B plasma.

5. IgE

Ditemukan terikat pada basofil dalam sirkulasi darah dan cell mast (mastosit) di dalam

jaringan

memengaruhi

sel

yang

berfungsi

untuk

melepaskan

histamin dan terlibat dalam reaksi alergi. Cara Kerja Antibodi : 1) Netralisasi Antibodi menonaktifkan antigen dengan cara memblok bagian tertentu antigen. Antibodi juga menetralisasi virus dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada sel inang. Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari antigen atau toksik dari patogen dapat dikurangi. 2) Penggumpalan Penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan karena struktur antibodi yang memungkinkan untuk melakukan pengikatan lebih dari satu antigen. Molekul antibodi memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan antigen yang dapat bergabung dengan antigen-antigen yang berdekatan. Gumpalan atau kumpulan bakteri akan memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menangkap dan memakan bakteri secara cepat.

21

3) Pengendapan Prinsip pengendapan hampir sama dengan penggumpalan, tetapi pada pengendapan antigen yang dituju berupa antigen yang larut. Pengikatan antigenantigen tersebut membuatnya dapat diendapkan, sehingga selsel makrofag mudah dalam menangkapnya. 4) Aktifasi Komplemen Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen untuk melakukan penyerangan terhadap sel asing. Pengaktifan protein komplemen akan menyebabkan terjadinya luka pada membran sel asing dan dapat terjadi lisis.

2.

Respon Kekebalan Tubuh Terhadap Antigen Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya terbagi menjadi

dua yaitu :

1. Imunitas humoral Imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah, yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam cairan darah dan limfe. Ketika antigen masuk ke dalam tubuh untuk pertama kali, sel B pembelah akan membentuk sel B pengingat dan sel B plasma. Sel B plasma akan menghasilkan antibodi yang mengikat antigen sehingga makrofag akan mudah menangkap dan menghancurkan patogen. Setelah infeksi berakhir, sel B pengingat

22

akan tetap hidup dalam waktu lama. Serangkaian respons ini disebut respons kekebalan primer. Apabila antigen yang sama masuk kembali dalam tubuh, sel B pengingat akan mengenalinya dan menstimulasi pembentukan sel B plasma yang akan memproduksi antibodi. Respons tersebut dinamakan respons kekebalan sekunder. Respons kekebalan sekunder terjadi lebih cepat dan konsentrasi antibodi yang dihasilkan lebih besar daripada respons kekebalan primer.Hal ini disebabkan adanya memori imunologi, yaitu kemampuan sistem imun untuk mengenali antigen yang pernah masuk ke dalam tubuh (Roitt, 1977). 2. Kekebalan Seluler Kekebalan seluler melibatkan sel T yang bertugas menyerang sel asing atau jaringan tubuh yang terifeksi secara langsung. Ketika sel T pembunuh terkena antigen pada permukaan sel asing, sel T pembunuh akan menyerang dan menghancurkan sel tersebut dengan cara merusak membran sel asing. Apabila infeksi berhasil ditangani, sel T supresor akan mengehentikan respons kekebalan dengan cara menghambat aktivitas sel T pembunuh dan membatasi produksi antibodi. 3. Memori Imunologis Sistem imun dapat mengenali antigen yang sebelumnya pernah dimasukkan ke dalam tubuh, disebut memori imunologi. Dikenal respon primer dan respon sekunder dalam sistem imun yang berkaitan dengan memori imun. Berikut ini adalah gambaran respon primer dan sekunder.

23

D.

Cara Memperoleh Antibodi

1. Kekebalan Aktif Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri. Kekebalan aktif dapat diperoleh secara alami maupun buatan. a. Kekebalan Aktif Alami Kekebalan aktif alami diperoleh seseorang setelah mengalami sakit akibat infeksi suatu kuman penyakit. Setelah sembuh, orang tersebut akan menjadi kebal terhadap penyakit itu. Misalnya, seseorang yang pernah sakit campak tidak akan terkena penyakit tersebut untuk kedua kalinya.

b. Kekebalan Aktif Buatan Kekebalan aktif buatan diperoleh melalui vaksinasi atau imunisasi. Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh. Vaksin merupakan siapan antigen yang dierikan secara oral (melalui mulut) atau melalui suntikan untuk merangsang mekanisme pertahanan tubuh terhadap patogen.Vaksin dapat berupa suspensi mikroorganisme yang telah dilemahkan atau dimatikan.Vaksin juga dapat berupa toksoid atau ekstrak antigen dari suatu patogen yang telah dilemahkan. Vaksin yang dimasukkan ke dalam tubuh akan menstimulasi pembentukan antibodi untuk melawan antigen sehingga tubuh menjadi kebal terhadap penyakit yang menyerangnya. Kekebalan karena vaksinasi biasanya memiliki jangka waktu tertentu, sehingga permberian vaksin harus diulang lagi setelah beberapa lama.Hal ini dilakukan karena jumlah antibodi dalam tubuh semakin berkurang sehingga imunitas tubuh juga menurun.Beberapa jenis penyakit yang dapat dicegah dengan vaksinasi antara lain cacar, tuberkulosis, dipteri, hepatitis B, pertusis, tetanus, polio, tifus, campak, dan demam kuning. Vaksin untuk penyakit tersebut biasanya diproduksi dalam skala besar sehingga harganya dapat terjangkau oleh masyarakat. Secara garis besar, vaksin dikelompokkan menjadi 4 jenis yaitu: 1. Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), polio jenis sabin, dan campak. Vaksin ini terbuat dari mikroorganisme yang telah dilemahkan. 2.

Vaksin pertusis dan polio jenis salk. Vaksin ini berasal dari mikroorganisme yang telah dimatikan.

24

3. Vaksin tetanus toksoid dan difteri. Vaksin ini berasal dari toksin (racun) mikrooganisme yang telah dilemahkan/diencerkan konsentrasinya. 4. Vaksin hepatitis B. Vaksin ini terbuat dari protein mikroorganisme.

2) Kekebalan Pasif Kekebalan pasif merupakan kebalikan dari kekebalan aktif.Kekebalan pasif diperoleh setelah menerima antibodi dari luar tubuh, baik secara alami maupun buatan. a. Kekebalan Pasif Alami Kekebalan pasif alami dapat ditemukan pada bayi setelah menerima antibodi dari ibunya melalui plasenta saat masih berada di dalam kandungan.Kekebalan ini juga dapat diperoleh dengan pemberian ASI pertama (kolostrum) yang mengandung banyak antibodi. b. Kekebalan Pasif Buatan Kekebalan pasif buatan diperoleh dengan cara menyuntikkan antibodi yang diekstrak dari suatu individu ke tubuh orang lain sebagai serum. Kekebalan ini berlangsung singkat, tetapi mampu menyembuhkan dengan cepat.Contohnya adalah pemberian serum antibisa ular kepada orang yang dipatuk ular berbisa.

2.4 Gangguan Fungsi pada Sistem Imunitas a) Alergi Alergi atau hipersensivitas adalah respons imun yang berlebihan terhadap senyawa yang masuk ke dalam tubuh.Senyawa tersebut dinamakan alergen. Alergen dapat berupa debu, serbuk sari, gigitan serangga, rambut kucing, dan jenis makanan tertentu, misalnya udang.

Proses

terjadinya

alergi

diawali

dengan masuknya alergen ke dalam tubuh yang kemudian merangsang sel B plasma untuk menyekresikan antibod IgE. Alergen yang pertama kali masuk ke dalam tubuh tidak akan menimbulkan alergi, namun IgE yang terbentuk akan berikatan dengan mastosit. Akibatnya, ketika alergen masuk ke dalam tubuh untuk kedua kalinya, alergen akan terikat pada IgE yang telah berikatan dengan mastosit. Mastosit kemudian melepaskan histamin yang berperan dalam proses inflamasi. Respons inflamasi ini mengakibatkan timbulnya gejala alergi seperti

25

bersin, kulit terasa gatal, mata berair, hidung berlendir, dan kesulitan bernapas.Gejala alergi dapat dihentikan dengan pemberian antihistamin.

b) Autoimunitas Autoimunitas merupakan gangguan pada sistem kekebalan tubuh saat antibodi yang diproduksi justru menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan sel tubuh sendiri dengan sel asing. Autoimunitas dapat disebabkan oleh gagalnya proses pematangan sel T di kelenjar timus. Autoimunitas menyebabkan beberapa kelainan, yaitu : 1.

Diabetes mellitus

Diabetes mellitus disebabkan oleh antibodi yang menyerang sel-sel beta di pankreas yang berfungsi menghasilkan hormon insulin. Hal ini mengakibatkan tubuh kekurangan hormon insulin sehingga kadar gula darah meningkat. 2.

Myasthenia gravis

Myasthenia gravis disebabkan oleh antibodi yang menyerang otot lurik sehingga otot lurik mengalami kerusakan. 3.

Addison’s disease

Addison’s disease disebabkan oleh antibodi yang menyerang kelenjar adrenal. Hal ini mengakibatkan berat badan menurun, kadar gula darah menurun, mudah lelah, dan pigmentasi kulit meningkat. 4.

Lupus

Lupus disebabkan oleh antibodi yang menyerang tubuh sendiri. Pada penderita lupus, antibodi menyerang tubuh dengan dua cara, yaitu :  Antibodi menyerang jaringan tubuh secara langsung. Misalnya, antibodi yang menyerang sel darah merah sehingga menyebabkan anemia.  Antibodi bergabung dengan antigen sehingga membentuk ikatan yang dianamakan kompleks imun. Dalam kondisi normal, sel asing yang antigennya telah diikat oleh antibodi selanjutnya akan ditangkap dan dihancurkan oleh sel-sel fagosit. Namun, pada penderita lupus, sel-sel asing ini tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel fagosit dengan baik. Jumlah sel fagosit justru akan semakin bertambah sambil mengeluarkan senyawa yang menimbulkan inflamasi. Proses inflamasi ini akan menimbulkan

26

berbagai gejala penyakit lupus. Jika terjadi dalam jangka panjang, fungsi organ tubuh akan terganggu.

5.

Radang sendi (artritis reumatoid) Radang sendi merupakan penyakit autoimunitas yang menyebabkan

peradangan dalam waktu lama pada sendi.Penyakit ini biasanya mengenai banyak sendi dan ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur sendi, atrofi otot, serta penipisan tulang.

c)

AIDS AIDS ( Acquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) yang menyerang sel T pembantu yang berfungsi menstimulasi pembentukan sel B plasma dan jenis sel T lainnya.Hal ini mengakibatkan berkurangnya kemampuan tubuh dalam melawan berbagai kuman penyakit. Sel T pembantu menjadi target utama HIV karena pada permukaan sel tersebut terdapat molekul CD4 sebagai reseptor. Infeksi dimulai ketika molekul glikoprotein pada permukaan Jumlah sel T pada orang normal sekitar 1.000 sel/mm3 darah, sedangkan pada penderita AIDS, jumlah sel T-nya hanya sekitar 200 sel/mm

3.Kondisi ini menyebabkan penderita AIDS mudah terserang

berbagai penyakit seperti TBC, meningitis, kanker darah, dan melemahnya ingatan.Penderita HIV positif umumnya masih dapat hidup dengan normal dan tampak sehat, tetapi dapat menularkan virus HIV. Penderita AIDS adalah penderita HIV positif yang telah menunjukkan gejala penyakit AIDS. Waktu yang dibutuhkan seorang penderita HIV positif untuk menjadi penderita AIDS relatif lama, yaitu antara 5-10 tahun. Bahkan ada penderita HIV positif yang seumur hidupnya tidak menjadi penderita AIDS. Hal tersebut dikarenakan virus HIV di dalam tubuh membutuhkan waktu untuk menghancurkan sistem kekebalan tubuh penderita. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah hancur, penderita HIV positif akan menunjukkan gejala penyakit AIDS.

27

Penderita yang telah mengalami gejala AIDS atau penderita AIDS umumnya hanya mampu bertahan hidup selama dua tahun. Gejala-gejala penyakit AIDS yaitu :  Gangguan pada sistem saraf  Penurunan libido  Sakit kepala  Demam  Berkeringat pada malam hari selama berbulan-bulan  Diare  Terdapat bintik-bintik berwarna hitam atau keunguan pada sekujur tubuh  Terdapat banyak bekas luka yang belum sembuh total  Terjadi penurunan berat badan secara drastis

Cara penularan virus HIV/AIDS :  Hubungan seks dengan penderita HIV/AIDS  Pemakaian jarum suntik bersama-sama dengan penderita  Transfusi darah yang terinfeksi HIV/AIDS  Bayi yang minum ASI penderita HIV/AIDS atau dilahirkan dari seorang ibu penderita HIV/AIDS

Cara mencegah penularan HIV/AIDS :  Menghindari hubungan seks di luar nikah  Memakai jarum suntik yang steril  Menghindari kontak langsung dengan penderita HIV/AIDS yang terluka  Menerima transfusi darah yang tidak terinfeksi HIV/AIDS

Cara Mempertahankan Kekebalan Tubuh 1. Nutrisi yang sempurna Setiap makanan yang kita makan harus mencakup berbagai nutrisi untuk tubuh kita karena nutrisi dan sistem imun saling berkaitan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memakan makanan yang mengandung :

28

 Protein Protein diperlukan untuk menghasilkan immunoglobulin dan berbagai antibodi.Protein dapat diperoleh dari daging, ikan, telur, dan kacang-kacangan.  Vitamin dan mineral Vitamin dan mineral dapat diperoleh dari berbagai jenis sayuran dan buah.  Teh hijau Teh hijau mengandung antioksidan flavonoid yang dapat membantu meningkatkan sistem imun.Para ahli sains menemukan bahwa kandungan theanine pada daun teh dapat membantu sel imun badan dalam melawan bakteri dan virus.  Aloevera Aloevera mengandung zat aktif seperti asam amino dan vitamin yang dapat membantu badan dalam mengeluarkan toksin, memulihkan jaringan yang terluka, dan meningkatkan sistem imun badan dengan cepat.

2.

Olahraga yang sesuai Olahraga minimal 15 menit setiap hari secara

berkelanjutan dapat meningkatkan ketahanan tubuh. Olahraga seperti jogging, berenang, berjalan, dan yoga dapat meningkatkan peredaran darah, menguatkan jantung, dan meningkatkan sistem imun dalam tubuh.

3. Senantiasa gembira dan bijak menangani tekanan Tekanan psikologi yang berkepanjangan dapat mengganggu mekanisme sistem imun dalam tubuh. Apabila otak merasa tertekan, otak akan menghasilkan hormon kortisol yang jika berlebihan akan berdampak negatif bagi sistem kekebalan tubuh kita.

29

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh patogen. Sistem kekebalan tubuh dapat diklasifikasikan menjadi : 1) Sistem pertahanan tubuh non spesifik  Sistem pertahanan tubuh non spesifik eksternal  Sistem pertahanan tubuh non spesifik internal

2) Sistem pertahanan tubuh spesifik Struktur Kekebalan Tubuh yaitu : 1) Limfosit B 2) Limfosit T 3) Antibodi Respon Kekebalan Tubuh Terhadap Antigen adalah : 1) Imunitas humoral Melibatkan aktivitas sel B dan antibodi yang beredar dalam aliran darah. 2) Kekebalan Seluler Melibatkan sel T yang berfungsi menyerang sel-sel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung. 3) Memori Imunologi Cara Mendapatkan Antibodi adalah : 1) Kekebalan aktif yaitu kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.  Kekebalan aktif alami  Kekebalan aktif buatan (vaksinasi) 2) Kekebalan pasif Kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibodi dari luar  Kekebalan pasif alami  Kekebalan pasif buatan

30

Organ pada sistem imun manusia terdiri dari: 1. Tonsil (Amandel) Amandel atau bahasa medisnya tonsil adalah kelenjar limfoid/getah bening yang terdapat dalam rongga mulut/faring.Berfungsi untuk menjebak bakteri dan antigen yang memungkinkan tubuh untuk memproduksi antibodi. 2. Adenoid Adenoid adalah suatu kelenjar yang sejenis dengan amandel (tonsil) yang berfungsi untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit. Seperti halnya amandel, adenoid membantu menjaga kesehatan tubuh dengan cara menangkap bakteri-bakteri dan virus-virus berbahaya. 3. Lymph Nodes (Kelenjar Getah Bening) Kelenjar getah bening adalah sebuah jaringan berbentuk oval di dalam tubuh yang bertindak sebagai penghasil dan penyaring cairan yang disebut sebagai getah bening (limfosit).Berfungsi dalam pengeluaran sel-sel mati, dan yang paling utama adalah sebagai alat pertahanan terhadap infeksi. 4. Lymphatic Vessels (Pembuluh Limfa) Pemuluh limfa merupakan cairan plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh kapiler di sistem peredaran darah dan kemudian menjadi cairan intersisial ruang antarsel pada jaringan.Berfungsi untuk mengangkut cairan untuk kembali ke peredaran darah. 5. Thymus (Kelenjar Timus) Kelenjar timus merupakan kelenjar yang bertanggungjawab dalam pertumbuhan manusia.Berfungsi untuk mengaktifkan pertumbuhan badan, mengurangi aktivitas kelenjar kelamin, dan menghasilkan timosin yang berfungsi untuk merangsang limfosit. 6. Spleen (Limpa) Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar.Meskipun limpa tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup manusia, ketiadaan akan membuat kita lebih rentan terhadap infeksi.Limpa memiliki fungsi penting dan itu adalah untuk menghasilkan sel darah merah dan sel darah putih. 7. Appendix (Umbai Cacing) Appendix berperan sebagai tempat perlindungan bagi bakteri-bakteri menguntungkan yang ada di dalam tubuh kita.Bakteri-bakteri tersebut 31

sangat berperan dalam membantu tubuh kita untuk memerangi berbagai penyakit yang datang menyerang. 8. Peyer’s Patches (Bercak Peyer) Bercak peyer merupakan kumpulan limfosit atau sel pertahanan pada usus. Berfungsi untuk meningkatkan imunitas dengan cara mengaktivasi makrofag dan natural killer (sel yang berperan dalam sistem kekebalan), serta meningkatkan produksi antibodi. 9. Bone Marrow (Sumsum Tulang) Sumsum tulang merupakan jaringan lemak yang mengisi rongga tulang dimana sumsum tulang tersebut terdiri dari dua tipe yaitu sumsum kuning dan merah.

Gangguan Fungsi pada Sistem Imunitas yaitu : a) Alergi Respons imun yang berlebihan terhadap suatu senyawa yang masuk ke dalam tubuh. b) Autoimunitas Antibodi yang diproduksi menyerang sel-sel tubuh sendiri karena tidak mampu membedakan antara sel tubuh sendiri dengan sel asing yang masuk ke dalam tubuh. c) AIDS Kumpulan berbagai penyakit yang disebabkan oleh melemahnya sistem kekebalan tubuh karena infeksi virus HIV. Untuk mempertahankan sistem kekebalan tubuh, kita harus menjaga kesehatan tubuh kita dengan cara : a) Memakan makanan yang bernutrisi b) Berolahraga yang teratur c) Senantiasa gembira dan bijak dalam menghadapi tekanan

32

3.2 Saran Supaya makalah ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembaca, maka penulis menyarankan :  Jagalah pola hidup yang sehat agar tidak mudah terserang penyakit  Perhatikanlah setiap makanan yang akan dikonsumsi  Jagalah kebersihan lingkungan sekitar

33

Daftar Rujukan Anonymous. 2013. Sistem Imun, (online) https://mulyanipharmaco.files.wordpress.com/2013/04/sistem-imun-stfb-2013.pdf , diakses pada 2 November 2014

Anonymous. 2005. Bab I, (online), http://eprints.undip.ac.id/29074/2/Bab_1.pdf, diakses pada 3 November 2014.

Rifai, M. 2009. Komponen Imun Sistem, (online), http://muhaiminrifai.lecture.ub.ac.id/files/2011/01/BAB-II.-Komponen-ImunSistem.pdf, diakses pada 3 November 2014.

Roitt, Ivan M. 1977. Pokok-pokok Ilmu Kekebalan. Terjemahan Gerald Bonang. 1985.

Spector, W.G. 1976. Pengantar Patologi Umum. Terjemahan drh. Soetjipto NS, MSc. 1993.

34

Related Documents


More Documents from "sjnetclient"