Makalah Sintesis Obat Fix.docx

  • Uploaded by: ressy krisbella
  • 0
  • 0
  • April 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Sintesis Obat Fix.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 1,709
  • Pages: 12
MAKALAH SINTESIS OBAT SINTESIS SENYAWA BENZOILTIOUREA TERSUBSTITUSI

Disusun untuk memenuhi mata kuliah sintesis obat Oleh: 1. 2. 3. 4.

Devon S Buyantoro Dindha Pristika Aulia Fanny Septyadi Hidayatulloh Ressy Krisbella Mardiantik

(E0016012) (E0016013) (E0016015) (E0016031)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI SEMESTER V 2018

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah ini

yang berjudul “SINTESIS SENYAWA

BENZOILTIOUREA TERSUBSTITUSI”. Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian. Dalam penyelesaian penulisan makalah ini, penulis mendapat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-sebesarnya. Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun penulis menyadari bahwa dalam makalah ini mungkin masih ditemukan kekurangan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................... i DAFTAR ISI .............................................................................................. ii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1 B. TUJUAN ........................................................................................ 2 C. RUMUSAN MASALAH ............................................................... 2 D. MANFAAT .................................................................................... 2 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................... 3 BAB III PENUTUP ................................................................................... 7 A. KESIMPULAN .............................................................................. 7 B. SARAN ........................................................................................... 7 DAFTAR PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Senyawa turunan tiourea dan urea mempunyai aktivitas biologis yang luas; sebagai antivirus, anti-HIV, antibakteri, maupun aktivitasnya sebagai analgesik dan anti-inflamasi (Kachhadia et al, 2004; Alagarsamy et al, 2004; Kossakowski dan Struga, 2006; Limban et al 2008). Modifikasi terhadap

struktur

benzoilurea menghasilkan senyawa-senyawa yang menunjukkan

aktivitas pada sistem saraf pusat (SSP) mencit putih berupa gangguan koordinasi gerak. Aktivitas terhadap SSP kemungkinan disebabkan oleh kemiripan struktur benzoilurea dengan struktur senyawa golongan asam barbiturat (Siswandono, 1999). Penggantian atom O pada benzoilurea oleh atom S akan terbentuk senyawa benzoiltiourea yang telah dibuktikan mempunyai aktivitas penekan saraf pusat yang lebih kuat dibandingkan benzoilurea (Suzana et al., 2004). Senyawa yang juga mengandung gugus tiourea, yaitu kelompok senyawa 1metil-3-(2-metil-4-okso-3H-kuinazolin-3-il) tiourea dilaporkan mempunyai aktivitas analgesik dan anti-inflamasi. Perubahan substituen pada gugus –NH2 dari tiourea mempengaruhi aktivitas analgesik dan anti-inflamasi. Penelitian lain membuktikan bahwa cincin kuinazolin juga berperan pada aktivitas analgesik dan anti-inflamasi (Alagarsamy et al, 2003). Oleh karena itu untuk membuktikan apakah gugus tiourea juga berperan sebagai farmakofor, maka akan diteliti aktivitas analgesik dan anti-inflamasi dari benzoiltiourea. Belum pernah dilaporkan aktivitas analgesik dan anti-inflamasi dari senyawa benzoiltiourea. Akan dilakukan sintesis tiga senyawa turunan benzoiltiourea yaitu benzoiltiourea, 4-nitrobenzoiltiourea dan 4-klorobenzoiltiourea. Penambahan substi-tuen p-Cl dan p-NO2 dimaksudkan untuk melihat pengaruhnya terhadap aktivitas farmakologisnya (Thomas, 2000; Katzung

2002). Ketiga senyawa hasil sintesis diuji aktivitas analgesik dan antiinflamasinya dengan pembanding Na-diklofenak. Sekaligus akan dievaluasi pengaruh penambahan substituen pCl dan p-NO2 terhadap aktivitas farmakologis dari benzoiltiourea. Obat Susunan Saraf Pusat (SSP) adalah semua obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi pikiran seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku. Berdasarkan efek farmakologinya, penekan sistem saraf pusat dibagi menjadi lima golongan, yaitu anestesi sistemik, sedatif-hipnotik, relaksan pusat, antipsikotik, dan antikejang. Perangsangan obat SSP pada umumnya melalui 2 mekanisme yaitu, mengadakan blokade sistem penghambatan. meninggikan rangsang sinaps dalam SSP di kenal sistem penghambatan pasca sinaps dan prasinaps. Turunan senyawa urea yang memiliki aktivitas farmakologis sebagai obat penekan susunan saraf pusat adalah senyawa bromisoval. Penggunaan senyawa ini sebagai penekan susunan saraf pusat manakala turunan barbiturat tidak lagi efektif sebagai penekan susunan saraf pusat. Adanya struktur ureida asiklik pada senyawa bromisoval dan juga pada senyawa barbiturat yang menunjukkan adanya aktivitas farmakologis sebagai penekan susunan saraf pusat. obat bromisoval bekerja dengan menduduki semua reseptor GABA sehingga mampu memperpanjang pembukaan kanal Cl menyebabkan keadaan hiperpolarisasi, dan menekan transmisi sinaptik sehingga mengurangi rangsangan sel pada membran postsinaptik serta menyebabkan deaktivasi korteks serebral. pengikatan reseptor barbiturat pada reseptor GABA oleh bromisoval dikarenakan adanya kemiripan struktur dengan senyawa barbiturat dimana bromisoval mengandung gugus ureida yang dapat berikatan pada reseptor GABA sehingga memperpannjang pembukaan kanal Cl.

B. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dalam penyusunan makalah ini adalah : 1.

Bagaimana karakteristik obat penekan sistem saraf pusat (ssp) ?

2.

Bagaiman aktivitas obat sintesis benzoiltiourea sebagai obat penekan sistem saraf pusat (ssp) ?

3.

Bagaimana mekanisme reaksi sintesis obat benzoiltiourea sebagai obat penekan sistem saraf pusat (ssp) ?

C. TUJUAN Tujuan dalam penyusunan makalah ini adalah : 1.

Untuk mengetahua obat penekan sistem saraf pusat

2.

Untuk mengetahui aktivitas obat sintesis benzoiltiourea sebagai obat penekan sistem saraf pusat (ssp)

3.

Untuk mengetahui mekanisme reaksi sintesis obat benzoiltiourea sebagai obat penekan sistem saraf pusat (ssp)

D. MANFAAT Manfaat dalam penyusunan makalah ini adalah : 1.

Dapat mengetahui sintesis obat penekan sistem saraf pusat (ssp).

2.

Dapat mengetahui aktivitas obat sintesis benzoiltiourea sebagai obat penekan sistem saraf pusat (ssp).

3.

Dapat mengetahui mekanisme reaksi sintesis obat benzoiltiourea sebagai obat penekan sistem saraf pusat (ssp).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. OBAT PENEKAN SISTEM SARAF PUSAT Obat Susunan Saraf Pusat (SSP) adalah semua obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf pusat. Obat tersebut bereaksi terhadap otak dan dapat mempengaruhi pikiran seseorang yaitu perasaan atau tingkah laku. Berdasarkan efek farmakologinya, penekan sistem saraf pusat dibagi menjadi lima golongan, yaitu anestesi sistemik, sedatif-hipnotik, relaksan pusat, antipsikotik, dan antikejang. Perangsangan obat SSP pada umumnya melalui 2 mekanisme yaitu, mengadakan blokade sistem penghambatan. meninggikan rangsang sinaps dalam SSP di kenal sistem penghambatan pasca sinaps dan prasinaps. Turunan senyawa urea yang memiliki aktivitas farmakologis sebagai obat penekan susunan saraf pusat adalah senyawa bromisoval. Penggunaan senyawa ini sebagai penekan susunan saraf pusat manakala turunan barbiturat tidak lagi efektif sebagai penekan susunan saraf pusat. Adanya struktur ureida asiklik pada senyawa bromisoval dan juga pada senyawa barbiturat yang menunjukkan adanya aktivitas farmakologis sebagai penekan susunan saraf pusat. obat bromisoval bekerja dengan menduduki semua reseptor GABA sehingga mampu memperpanjang pembukaan kanal Cl menyebabkan keadaan hiperpolarisasi, dan menekan transmisi sinaptik sehingga mengurangi rangsangan sel pada membran postsinaptik serta menyebabkan deaktivasi korteks serebral. pengikatan reseptor barbiturat pada reseptor GABA oleh bromisoval dikarenakan adanya kemiripan struktur dengan senyawa barbiturat dimana bromisoval mengandung gugus ureida yang dapat berikatan pada reseptor GABA sehingga memperpannjang pembukaan kanal Cl.

B. AKTIVITAS

BENZOILTIOUREA

SEBAGAI

OBAT

PENEKAN

SISTEM SARAF PUSAT Benzoiltiourea adalah senyawa hasil modifikasi struktur dari senyawa benzoilurea yaitu dengan mengganti

atom O pada urea dengan atom S

menjadi benzoiltiourea yang memiliki lipofilisitas meningkat dan telah teruji berefek pada sistem saraf pusat. selain efek tersebut senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya

seperti insektisida, antivirus,

antituberkulosa dan antimikroba. senyawa benzoiltiourea juga telah dibuktikan mempunyai aktivitas penekan saraf pusat yang lebih kuat dibandingkan benzoilurea. Senyawa yang mengandung gugus tiourea, seperti kelompok senyawa 1-metil-3-(2-metil-4-okso-3H-kuinazolin-3-il) tiourea dilaporkan mempunyai aktivitas analgesik dan anti-inflamasi. Perubahan substituen pada gugus –NH2 dari tiourea mempengaruhi aktivitas analgesik dan anti-inflamasi. Penelitian lain membuktikan bahwa cincin kuinazolin juga berperan pada aktivitas analgesik dan anti-inflamasi. Senyawa benzoiltiourea telah terbukti menunjukkan aktivitas analgesik dan anti-inflamasi. Senyawa golongan analgesik dan anti-inflamasi bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin. Obat dengan efek analgesik terutama menghambat sintesis prostaglandin pada susunan syaraf pusat (SSP) sehingga juga berperan sebagai antipiretik. Obat golongan NSAID bekerjanya menghambat sintesis enzim siklo-oksigenase (COX) yang mengakibatkan terhambatnya pembentukan prostaglandin pada jaringan perifer. Obat analgesik dapat bekerja pada jaringan perifer maupun pada sistem syaraf pusat (SSP). Telah dibuktikan bahwa benzoiltiourea mempunyai aktivitas sebagai penekan sistem saraf pusat (SSP). Aktivitas analgesik dari senyawa benzoiltiourea lebih poten dibandingkan efek anti-inflamasinya, Hal ini mengindikasikan bahwa hambatan sintesis prostaglandin dari benzoiltiourea terutama berlangsung pada SSP, oleh karena benzoiltiourea berpotensi sebagai penurun panas. Saat ini sedang diteliti efek antipiretik dari senyawa benzoiltiourea tersebut. Aktivitas anti-inflamasi benzoiltiourea disebabkan

hambatan terhadap sintesis enzim COX, Dikenal dua isoform dari enzim COX, yaitu COX-1 dan COX-2. Terjadinya tukak lambung berhubungan dengan kemampuan penghambatan COX-1, sedangkan aktivitas anti-inflamasi terjadi karena penghambatan COX-2. Dari data aktivitas anti-inflamasi, belum dapat ditentukan apakah penghambatan sintesis COX-2 oleh benzoiltiourea terjadi secara selektif. Karena itu juga sedang diteliti aktivitas benzoiltiourea sebagai perlindungan terjadinya tukak lambung. C. MEKANISME SINTESIS SENYAWA BENZOILTIOUREA Penggantian atom O pada benzoilurea oleh atom S akan terbentuk senyawa benzoiltiourea. Melalui analisis retorsintesis diketahui bahwa sintesis benzoiltiourea dapat dirancang melalui dua jalur. jalur pertama, benzoiltiourea disintesis dalam reaksi satu tahap antara benzoil klorida dan tiourea. Reaksi berlangsung melalui mekanisme reaksi substitusi nukleofilik pada asil; sebagai nukleofil penyerang adalah gugus –NH2 dari tiourea. Adanya resonansi antara gugus –NH2 dengan gugus C=S pada tiourea akan menurunkan sifat nukleofilik dari –NH2. Hal ini akan mempersulit terjadinya substitusi –NH2 dari tiourea terhadap benzoil klorida. Jalur kedua, benzoiltiourea dapat disintesis melalui dua tahapan reaksi. Tahapan pertama adalah reaksi antara benzoil klorida dan amonium tiosianat, kemudian pada tahapan kedua hasil reaksi tahap pertama, yaitu benzoilisotiosianat, langsung direaksikan dengan amoniak.

Oleh karena itu dari kedua jalur retrosintesis, dipilih jalur kedua yaitu sintesis benzoiltiourea menggunakan bahan awal benzoil klorida, amonium tiosianat dan amonia meskipun reaksinya berlangsung dua tahap. Cara pembuatan tersebut mirip dengan cara pembuatan N-aril-N’-benzoiltiourea yang juga menggunakan bahan awal amonium tiosianat dan benzoil klorida tersubstitusi. Benzoilisotiosianat merupakan senyawa yang sangat reaktif sehingga dapat langsung bereaksi dengan amina. Keuntungan jalur 2 bahwa reaksinya dapat dilakukan dalam satu wadah sekaligus (one-pot reaction). Mekanisme reaksi tahap pertama, yaitu

pembentukan turunan benzoilisotio-sianat (tidak

diisolasi) sebagai hasil reaksi antarabenzoil klorida dan amonium tiosianat berlangsung melalui mekanisme reaks substitusi nukleofilik pada asil. Reaksi tahap kedua yaitu pembentkan benzoiltiourea akibat penyerangan NH4OH terhadap benzoil isotiosianat, berlangsung melalui mekanismereaksi adisi nukleofilik.

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Dari uraian makalah ini dapat disimpulkan bahwa senyawa benzoil tiourea memiliki efek penekan sistem saraf pusat dimana dapat berperan sebagai analgesik dan anti inflamasi, serta senyawa benzoiltiourea dapat disintesi dengan dua jalur retrosintesis yaitu benzoiltiourea disintesis dalam reaksi satu tahap antara benzoil klorida dan tiourea dan benzoiltiourea dapat disintesis melalui dua tahapan reaksi. Tahapan pertama adalah reaksi antara benzoil klorida dan amonium tiosianat, kemudian pada tahapan kedua hasil reaksi tahap pertama, yaitu benzoilisotiosianat, langsung direaksikan dengan amoniak. B. SARAN Saran yang dapat diberikan dari penyusunnan makalah ini yaitu makalah ini masi terdapat banyak kekurangan baik dalam hal materi olehnya itu saran dan masukan yang sifatnya membangun sangat di harapkan.

DAFTAR PUSTAKA Suzana, Tutuk, Budiati., Siti, Surdijati., 2010, Sintesis, Uji Aktivitas Analgesik Dan Antiinflamasi Senyawa Benzoiltiourea Tersubstitusi, Majalah Farmasi Indonesia, Vol 21(1). Kirtishanti, Aguslin., Dini, Kesum., 2012, Identifikasi Efek Depresan Ssp (Susunan Saraf Pusat), Antikejang Dan Neurotoksisitas Senyawa 4Klorobenzoiltiourea Pada Mencit Putih Jantan. Jurnal Teknosains, Vol 2 (1). Purwanto, Bambang, Tri., 2013, Modifikasi Struktur N-Fenilurea Menjadi Senyawa Baru Nbenzoilfenilurea Dan 4-Fluorobenzoilfenilurea Serta Uji Aktivitasnya Sebagai Penekan Susunan Saraf Pusat, Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol 2(1)

Related Documents


More Documents from "Lutfika"