Makalah Sbm.docx

  • Uploaded by: Novela Memi Lopes
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Sbm.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 3,346
  • Pages: 16
METODE METODE PEMBELAJARAN KHUSUS BIOLOGI

MAKALAH Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Dibina oleh Dr. Avia Riza Dwi Kurnia, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 5 Offering C : Ayu Purwanti

(160341606006)

Robert Fikri Ahmada

(160341606050)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PROGAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI Maret 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat membuat dan menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Metode Metode Pembelajaran Khusus Biologi” untuk memenuhi mata kuliah Pengembangan Kurikulum Biologi yang di Ampu oleh ibu Dr. Avia Riza Dwi Kurnia, S.Pd, M.Pd Besar harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pendidikan biologi. Demikianlah tugas ini kami susun, kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penyusunan tugas ini, kepada para mahasiswa dan mahasiswa serta dosen yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini, kami ucapkan terima kasih.

Malang, 06 Maret 2019

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam suatu pelaksanaan pembelajaran seorang pendidik perlu memperhatikan pendekatan dan metode jenis apa yang akan dipilih dan dipakai dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Pemilihan suatu pendekatan dan metode tentu harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi pembelajaran.Pada hakikatnya tidak pernah terjadi satu materi pelajaran disajikan dengan menggunakan hanya satu metode.Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian tujuan pembelajaran yang lebih bermakna. Hal ini dilakukan agar tujuan pembelajaran yang telah disusun dapat tercapai dengan baik. Berbicara tentang pembelajaran Biologi,yang objek belajarnya adalah makhluk hidup dan interaksi dengan lingkungannya. Agar proses pembelajaran Biologi dapat terlaksana dengan baik, maka seorang pendidik harus mengetahui dan mempersiapkan strategi yang akan dipakai saat pemeblajaran berlangsung. Seorang pendidik mata pelajaran Biologi harus dapat memberikan pengalaman belajar yang baik dan bermakna bagi peserta didiknya untuk tiap sub pokok bahasan materi Biologi yang akan diajarkan, sehingga pelajaran Biologi yang selama ini umumnya dikenal dengan “pelajaran yang membosankan dan pelajaran Biologi tidak beda dengan pelajaran sejarah”,dapat diubah paradigma peserta didik yang demikian menjadi belajar biologi merupakan belajar tentang makhluk hidup dan fenomenanya yang perlu dikaji dan dipelajari dengan menyenangkan dan bermakna. Hal ini menjadi tugas utama dan mulia bagi pendidik Biologi untuk membuat inovasi dalam pembelajaran Biologi dengan memperhatikan metode dan pendekatan yang akan dipilih dan digunakan setiap akan melaksanakan pembelajaran.

1.2

Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran eksperimen? 2. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran simulasi? 3. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran demonstrasi?

4. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran diskusi? 5. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran diluar ruangan?

1.3

Tujuan 1. Untuk mengetahui metode pembelajaran eksperimen 2. Untuk mengetahui metode pembelajaran simulasi 3. Untuk mengetahui metode pembelajaran demonstrasi 4. Untuk mengetahui metode pembelajaran diskusi 5. Untuk mengetahui metode pembelajaran diluar ruangan

BAB II PEMBAHASAN

Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode dibedakan dari pendekatan. Pendekatan (approach) lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode (method) lebih menekakankan pada teknik pelaksanaannya (Rustaman, 2003:107). Pendekatan adalah konsep dasar yang mewadahi, menginsipirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan antara metode dan pendekatan tidak dapat dipisahkan karena pendekatan merupakan perencanaan/planning atau dapat dikatakan pendekatan merupakan server dari pelaksanaan pembelajaran.Sedangkan metode merupakan teknik untuk merealisasikan pendekatan yang akan dipakai dalam pembelajaran. 2. 1 Metode Pembelajaran Eksperimen Metode percobaan adalah pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2000). Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Kelebihan dan kekurangan Metode eksperimen: 



Kelebihan metode eksperimen : (a) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya. (b) dalam membina siswa untuk membuat terobosanterobosan baru dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. (c) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia. Kekurangan metode eksperimen : (a) Metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang sains dan teknologi. (b) metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal. (c) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan. (d) Setiap

percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian. Pembelajaran dengan metode eksperimen menurut Palendeng (2003:82) meliputi tahap-tahap sebagai berikut : (1) percobaan awal, pembelajaran diawali dengan melakukan percobaan yang didemonstrasikan guru atau dengan mengamati fenomena alam. Demonstrasi ini menampilkan masalah-masalah yang berkaitan dengan materi fisika yang akan dipelajari. (2) pengamatan, merupakan kegiatan siswa saat guru melakukan percobaan. Siswa diharapkan untuk mengamati dan mencatat peristiwa tersebut. (3) hipoteis awal, siswa dapat merumuskan hipotesis sementara berdasarkan hasil pengamatannya. (4) verifikasi , kegiatan untuk membuktikan kebenaran dari dugaan awal yang telah dirumuskan dan dilakukan melalui kerja kelompok. Siswa diharapkan merumuskan hasil percobaan dan membuat kesimpulan, selanjutnya dapat dilaporkan hasilnya. (5) aplikasi konsep , setelah siswa merumuskan dan menemukan konsep, hasilnya diaplikasikan dalam kehidupannya. Kegiatan ini merupakan pemantapan konsep yang telah dipelajari. (6) evaluasi, merupakan kegiatan akhir setelah selesai satu konsep. 2. 2 Metode Pembelajaran Simulasi Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Model pembelajaran simulasi merupakan model pembelajaran yang membuat suatu peniruan terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya (state of affaris) atau proses (Sanjaya,2007). Model pembelajaran ini dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial dan untuk menguji reaksi mereka, serta untuk memperoleh konsep keterampilan pembuatan keputusan. Model pembelajaran ini diterapkan didalam dunia pendidikan dengan tujuan mengaktifkan kemampuan yang dianalogikan dengan proses sibernetika. Pendekatan simulasi dirancang agar mendekati kenyataan dimana gerakan yang dianggap kompleks sengaja dikontrol, misalnya, dalam proses simulasi ini dilakukan dengan menggunakan simulator. Menurut Bruce (1996), Simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu

yang tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Simulasi memungkinkan keputusan-keputusan yang menentukan bagaimana ciri-ciri utama itu bisa dimodifikasi secara nyata. Tujuan dari adanya metode pembelajaran simulasi adalah sebagai berikut (Winaputra 2001) - melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun bagi kehidupan seharihari, - memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau prinsip. - melatih memecahkan masalah. - meningkatkan keaktifan belajar. - memberikan motivasi belajar kepada siswa. - melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi kelompok. - menumbuhkan daya kreatif siswa. - melatih siswa untuk mengembngkan sikap toleransi. Ada beberapa jenis model simulasi di antaranya, yaitu: 1. Bermain peran (role playing) Dalam proses pembelajarannya metode ini mengutamakan pola permainan dalam bentuk dramatisasi. Dramatisasi dilakukan oleh kelompok siswa dengan mekanisme pelaksanaan yang diarahkan oleh guru untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan / direncanakan sebelumnya. Simulasi ini lebih menitik beratkan pada tujuan untuk mengingat atau menciptakan kembali gambaran masa silam yang memungkinkan terjadi pada masa yang akan datang atau peristiwa yang aktual dan bermakna bagi kehidupan sekarang. 2. Sosio drama Dalam pembelajarannya yang dilakukan oleh kelompok untuk melakukan aktivitas belajar memecahkan masalah yang berhubungan dengan masalah individu sebagai makhluk sosial. Misalnya, hubungan anak dan orangtua, antara siswa dengan teman kelompoknya. 3. Permainan simulasi (Simulasi games) Dalam pembelajarannya siswa bermain peran sesuai dengan peran yang ditugaskan sebagai balajar membuat suatu keputusan. Berikut adalah langkah langkah pembelajaran metode Simulasi menurut Sanjaya (2007) : a. Persiapan Simulasi  Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh simulasi.  Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.  Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.  Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya pada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.

b. Pelaksanaan Simulasi  Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.  Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.  Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat kesulitan.  Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang disimulasikan. c. Penutup  Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang disimulasikan.Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.  Merumuskan kesimpulan. Kelebihan dan kekurangan Metode simulasi : Adapun Kelebihan Model pembelajaran ini di antaranya (Sanjaya, 2007) 1. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun menghadapi dunia kerja. 2. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topik yang disimulasikan. 3. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa. 4. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis. 5. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran. Adapun Kelemahan model pembelajaran ini, di antaranya (Sanjaya, 2007) 1. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan. 2. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan. 3. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

2. 3 Metode Pembelajaran Demonstrasi Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian. Metode demonstrasi biasanya diaplikasikan dengan menggunakan alat – alat bantu pengajaran seperti benda – benda miniatur, gambar, perangkat alat – alat laboratorium dan lain – lain. Akan tetapi, alat demonstrasi yang paling pokok adalah papan tulis dan white board, mengingat fungsinya yang multi proses.

Kelebihan dan kekurangan Metode demosntrasi : -

Kelebihan dari metode demonstrasi (Djamarah, 2010) a. Dapat membuat pengajaran lebih jelas dan konkret, sehingga menghindari verbalisme b. Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari c. Proses pengajaran lebih menarik d. Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh konkret,dengan menghadirkan objek sebenarnya e. Siswa dirangsang untuk aktif mengamati,menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan mencoba untuk melakukannya sendiri. - Kekurangan dari metode demonstrasi (Djamarah, 2010) a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus,karena tanpa ditunjang dengan hal itu,pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif b. Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan didemonstrasikan c. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan d. Fasilitas seperti peralatan,tempat,dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan baik e. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang,yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain Adapun langkah-langkah metode demonstrasi 1. Perencanaan  Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang di harapkan dapat tercapai setelah metode demontrasi berakhir  Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di laksanakan  Memperhitungkan waktu yang di butuhkan

2. Pelaksanaannya  Memulai demonstrasi dengan kegiatan yang merangsang siswa untuk berfikir  Menciptakan suasana yang menyenagkan dengan menghindari suasana menegangkan/ketegangan  Mengkomdisikan seluruh siswa saat demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa  Memberikankesempatan pada siswa untuk aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dalam proses demonstrasi.  Memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya 3. Evaluasi Dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan,menjawab pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah. 4. Hal yang perlu diperhatikan  Rumuskan secara spesifik yang dapat di capai oleh siswa.  Susun langkah-langkah yag akan dilakukan dengan demontrasi secara teratur sesuai dengan skenario yang telah di rencanakan.  Menyiapkan peralatan yang di butuhkan sebelum demonstrasi dimulai.  Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya. 2. 4 Metode Pembelajaran Diskusi Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan kepada siswa (kelompok-kelompok siswa)untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah (Taniredja dkk, 2011). Menurut Anitah (2009) metode diskusi merupakan cara mengajar yang dalam pembahasan dan penyajian materinya melalui suatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat atau keputusan secara bersama. Sedangkan Aqib (2009) mengatakan metode diskusi merupakan interaksi antara siswa dengan siswa atausiswa dengan guru untuk menganalisis, memecahkan masalah, menggali, memperdebatkan topik atau permasalahan tertentu. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode diskusi merupakan interaksi antara siswadengan siswa atau siswa dengan guru untuk mengadakan perbincangan ilmiah melaluisuatu problema atau pertanyaan yang harus diselesaikan berdasarkan pendapat ataukeputusan secara bersama sehingga tercapai suatu kesimpulan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.

A. Prinsip-prinsip metode diskusi Menurut Anitah (2009), agar pembelajaran kelompok dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal, guru hendaknya memperhatikan beberapa prinsipprinsip dalam berdiskusi, yaitu: 1. 2. 3. 4.

Adanya topik pembicaraan Pembentukan kelompok Saling bekerjasama Selama kegiatan pembelajaran berlangsung guru harus memperhatikan siswasecara kelompok maupun individu. 5. Adanya motivasi dan bimbingan dari guru. 6. Adanya sumber belajar dan fasilitas belajar. 7. untuk memperkuat hasil kerja kelompok, guru harus mengadakan latihan dan tugas. B. Langkah-langkah Secara Umum, Langkah-langkah yang ditempuh dalam pelaksanaa diuraikan oleh Djamarah dan Zain (2010) yaitu: a. Persiapan 1) Mengkondisikan siswa. 2) Memberikan informasi atau penjelasan tentang masalah tugas 3) Mempersiapkan sarana dan prasarana untuk melakukan pelaksanaan diskusi.

peserta dan waktu

b. Pelaksanaan 1) Siswa melakukan diskusi 2) Guru merangsang seluruh peserta berpartisipasi dalam disku 3) Memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berpartisipasi 4) Mencatat tanggapan atau saran dan ide-ide yang penting c. Evaluasi 1) Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat kesimpulan 2) Menilai hasil diskusi C. Macam-macam metode diskusi Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2004) macam-macam diskusi ada :  Whole group Kelas merupakan satu kelompok diskusi. Whole group yang anggota tidak lebih dari 15 orang.

 Buzz Group Suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang. Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan pertukaran pendapat. Diskusi ini dapat diadkan di tengah-tengah atau akhir.  Fish Rowt Diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua. Tcmpat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (fish boxvli. Kelompok pendengar yang ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali ketempat semula.  Syndicate group Suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang. Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok bertugas membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpuian untuk diiaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan lebih lanjut.  Brainstorming Merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu. di bawah seorang ketua. Semua ide yang sudah masuk dicatat. untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.

Kelebihan dan kekurangan Metode diskusi : Kelebihan metode diskusi Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. (1) Dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide. (2) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan. (3) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Kelemahan metode diskusi Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: (1) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.

(2) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur. (3) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan. (4) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. 2. 5 Metode Pembelajaran Diluar Ruangan Pembelajaran di luar ruangan (Outdoor Study) adalah kegiatan menyampaikan suatu pelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan atau aktivitas belajar mengajar berlangsung di luar kelas atau di alam bebas. Outdoor Study pada dasarnya merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang telah dirancang dan dikembangkan oleh pendidik yang merupakan perpaduan antara belajar di dalam kelas dan belajar di luar ruangan kelas serta bertujuan untuk mengarahkan siswa ketika belajar di luar ruangan dengan memanfaatkan lingkungan sekitar atau alam terbuka (Vera A, 2012). Prosedur untuk mempersiapkan pembelajaran dengan outdoor study (experiental learning), menurut Oemar Hamalik (2003: 47) adalah sebagai berikut: 1. Guru merumuskan dengan teliti pengalaman belajar yang direncanakan untuk memperoleh hasil yang potensial atau memiliki alternatif hasil. 2. Menentukan bentuk kegiatan yang akan dipakai, kegiatan outdoor activities ini dapat divariasi sendiri oleh guru. Misalnya: dalam satu materi dapat dilakukan dengan berbagai bentuk, seperti dalam tema yang lain seperti lingkungan. 3. Guru berusaha menyajikan pengalaman yang bersifat menantang dan memotivasi. 4. Menentukan waktu pelaksanaan kegiatan. Kegiatan outdoor activities ini dapat dilaksanakan dalam pembelajaran atau dapat juga dilaksanakan di luar jam pelajaran. 5. Menentukan rute perjalanan outdoor activities, dapat dilakukan satu kelas bersama sama. Outdoor activities dapat menggunakan rute di sekitar sekolahan atau di lingkungan warga sekitar. 6. Siswa dapat bekerja secara individual dan dapat bekerja dalam kelompok-kelompok kecil. 7. Para siswa secara aktif berperan serta dalam pembentukan pengalaman. 8. Setelah semua persiapan selesai maka tahap selanjutnya pelaksanaan kegiatan outdoor activities yaitu guru menjelaskan tentang aturan dalam pembelajaran dengan outdoor activities.

Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran di Luar Ruang 

1. 2. 3. 4. 5. 6.

Kelemahan Pembelajaran di Luar Kelas. Dalam proses PBM di perlukan suasana yang menyenangkan sehingga aspirasi anak terbangun. Pemanfaatan ruangan kelas dan pemberdayaan lingkungan sekitar merupakan rumah kedua, oleh karena itu sangat perlu dikelola dengan baik (Ginting, 2005). Adapun kelemahan pembelajaran di luar kelas antara lain: Siswa akan kurang konsentrasi. Pengelolaan siswa akan lebih sulit terkondisi. Waktu akan tersita (kurang tepat waktu). Penguatan konsep kadang terkontaminasi oleh siswa lain atau kelompok lain. Guru lebih intensif dalam membimbing Akan muncul minat yang semu.

 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Kelebihan pembelajaran di luar kelas antara lain: Pikiran lebih jernih Pembelajaran akan terasa menyenangkan Pembelajaran lebih variatif Belajar lebih rekreatif Belajar lebih riil Anak lebih mengenal pada dunia nyata dan luas Tertanam image bahwa dunia sebagai kelas Wahana belajar akan lebih luas Kerja otak lebih rilexs

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 



 



Metode pembelajaran eksperimen adalah adalah cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya, menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru. Metode pembelajaran simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Metode pembelajaran demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memeragakan suatu proses kejadian Metode pembelajaran diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran diaman guru memberi kesempatan kepada siswa (kelompok-kelompok siswa)untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. Metode pembelajaran diluar ruangan adalah kegiatan menyampaikan suatu pelajaran di luar kelas, sehingga kegiatan atau aktivitas belajar mengajar berlangsung di luar kelas atau di alam bebas.

3.2 Saran Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.

Daftar Pustaka

Adelia ,Vera. 2012. Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Ourdoor Study). Divapress: Yogyakarta. Anitah, Sri. 2009. Media Pembelajaran. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta. Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Yrama Widya. Bruce Joyce & Marsha Weil. 1996. Models of Teaching. Boston, London, Toronto, Sydney, Tokyo, Singapore: Prentice-Hall, Inc Djamarah,Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Ginting, V. 2005. Penguatan Membaca, Fasilitas Lingkungan Sekolah dan Ketrampilan Dasar Membaca Bahasa Indonesia serta Minat Baca Murid. Jurnal Pendidikan Penabur, No. 04/Th. IV/ Juli, h.17-35. Hasibuan, Mujiono. 2006. Proses Belajar Mengajar. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Oemar, Hamalik. 2003. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung: Remaja Karya. Palendeng. 2003. Strategi Pembelajaran Aktif. Jakarta: Rineka Cipta Roestiyah NK., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001 Rustaman, Y . 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Jakarta : JICA common text book. Sanjaya,

Wina

(2007).Stategi

Pembelajaran

Berorientasi

Standar

Proses

Pendidikan. Bandung. Kencana. Taniredja, Tukiran, et.all. (2011). Model-Model Pembelajaran Inovasi. Bandung: Alfabeta. Winataputra, Udin S. 2001. Model-model pembelajaran Inovatif. Universitas Terbuka, Jakarta.

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""