RAGAM BAHASA SASTRA (Makalah) Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pembimbing : Sri Murniati
Disusun Oleh : Kelompok 5 Calista Halimatus Syaadiah
181411072
Ririn Rismawati
181411088
Rivaldhy Haposan Silalahi
181411089
PROGRAM STUDI D III TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2018
2
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. karena atas rahmat, nikmat, ridho, karunia, kasih sayang dan petunjuk-Nya mustahil makalah yang berjudul Ragam Bahasa Sastra ini dapat dirampungkan. Sholawat serta salam senantiasa tercurah limpahkan kepada Rasulullah Saw. keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah ikut serta membantu dalam penyusunan makalah ini. Ibu Sri Murniati selaku Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang telah mengajarkan dan membimbing kami dengan penuh kesabaran sehingga makalah ini dapat selesai pada waktunya, kepada orangtua kami yang telah membantu kami baik secara moril maupun materil, kepada kawan-kawan seperjuangan yang telah memberi kami inspirasi. Makalah yang berjudul Ragam Bahasa Sastra ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia oleh Ibu Sri Murniati serta untuk menambah informasi tentang segala yang berkaitan dengan judul makalah tersebut. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata kebahasaannya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Semoga makalah ini membawa manfaat luar biasa bagi semua orang. Bandung, September 2018 Penyusun DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................ DAFTAR ISI.......................................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang................................................................... 1.2 Rumusan Masalah.............................................................. 1.3 Tujuan................................................................................ 1.4 Manfaat ............................................................................
1
Halaman i ii 1 2 2 2
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Bahasa .............................................................
3
2.2 Pengertian Sastra ............................................................... 2.3 Pengertian Ragam Bahasa.................................................. 2.4 Pengertian Ragam Bahasa Sastra ...................................... 2.5 Fungsi Ragam Bahasa Sastra ............................................ 2.6 Macam-Macam Ragam Sastra .......................................... 2.7 Unsur Instrinsik dan Ekstrinsik Karya Sastra ...................
4 4 5 6 7 9
BAB III PENUTUP 3. 1................................................................................ Kesimpulan 12 3. 2....................................................................................... Saran 13 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
2
14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah salah satu alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan atau berkomunikasi, saling berbagi pengalaman, saling belajar, dan meningkatkan kemampuan intelektual. Bahasa Indonesia memang banyak ragamnya. Hal Ini karena bahasa Indonesia sangat luas pemakaiannya dan bermacam-macam ragam penuturnya. Oleh karena itu, penutur harus mampu memilih ragam bahasa yang sesuai dengan dengan keperluannya, apapun latar belakangnya. Bahasa Indonesia wajib di pelajari oleh seluruh lapisan masyarakat. Tidak hanya pelajar atau mahasiswa saja, tetapi semua warga Indonesia wajib mempelajari bahasa Indonesia. Dalam bahasan ragam bahasa Indonesia yaitu variasi bahasa Indonesia yang digunakan berbeda-beda baik secara lisan ataupun tidak lisan namun yang paling penting adalah bahasa lisan karena digunakan untuk berbicara, mengemukakan pendapat, pidato, dll. Bahasa Indonesia bisa diterapkan dan digunakan dengan baik agar identitas kita sebagai bangsa Indonesia tidak akan pernah hilang. Dalam bahasan ragam bahasa ini ada yang disebut ragam sastra. Dimana ragam sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan suatu kecakapan dalam menggunakan bahasa dan berbentuk dan bernilai sastra. Sastra selalu melibatkan pikiran pada kehidupan sosial, moral, psikologi, dan agama. Berbagai segi kehidupan dapat diungkapkan dalam karya sastra. Sastra juga dapat memberikan kesenangan atau kenikmatan kepada pembacanya. Seringkali dengan membaca sastra muncul keteganganketegangan (suspense). Dalam ketegangan itulah diperoleh kenikmatan estetis yang aktif. 1
1.2 Rumusan Masalah a. Bagaimana cara menggunakan ragam bahasa sastra yang baik dan benar? b. Mengapa ragam sastra mementingkan keindahan ? c. Apa saja macam-macam ragam bahasa sastra ? 1.3 Tujuan a. Untuk mengetahui cara menggunakan ragam bahasa sastra yang baik dan benar. b. Untuk mengetahui alasan ragam bahasa sastra mementingkan keindahan. c. Untuk mengetahui macam-macam ragam bahasa sastra. 1.4 Manfaat a. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan ragam bahasa sastra. b. Mahasiswa dapat mengetahui adanya berbagai ragam bahasa sastra Indonesia yang sering digunakan. c. Mahasiswa dapat mengetahui penggunaan ragam bahasa sastra yang baik dan benar. d. Mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis ragam bahasa sastra.
2
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Bahasa Manusia merupakan makhluk sosial. Makhluk yang tidak dapat hidup sendiri atau individu. Manusia sangat membutuhkan manusia lain dalam menjalankan aktivitas. Salah satu contoh penggunaan bahasa yaitu komunikasi dengan orang lain. Kamus Besar Bahasa Indonesia secara terminology mengartikan bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh anggota
suatu
masyarakat
untuk
bekerjasama,
berinteraksi,
dan
mengindentifikasikan diri. Gorys Keraf (1994:1) memberikan pengertian bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa juga mencakup dua bidang, yaitu bunyi vokal dan arti atau makna. Bahasa sebagai bunyi vokal berarti sesuatu yang dihasilkan oleh alat ucap manusia berupa bunyi yang merupakan getaran yang merangsang alat pendengar. Sedangkan bahasa sebagai arti atau makna berarti isi yang terkandung di dalam arus bunyi yang menyebabkan reaksi atau tanggapan orang lain. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat Indonesia. Bahasa juga menunjukkan perbedaan antara satu penutur dengan penutur lainnya, tetapi masing-masing tetap mengikat kelompok penuturnya dalam satu kesatuan sehingga mampu menyesuaikan dengan adat-istiadat dan kebiasaan masyarakat. Selain itu, fungsi bahasa juga melambangkan pikiran atau gagasan tertentu, dan juga melambangkan perasaan, kemauan bahkan dapat melambangkan tingkah laku seseorang.
3
Tanpa adanya bahasa didalam kehidupan bermasyarakat, maka kita akan sulit untuk menyampaikan maksud dalam melakukan suatu tindakan. Baik itu secara langsung melalui ucapan yang keluar dari ucapan kita, ataupun tulisan yang kita tulis untuk disampaikan. Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial.
2.2 Pengertian Sastra Sastra secara umum merupakan suatu karya yang indah baik itu tulisan atau lisan. Berdasarkan dari asal usul, definisisastra diistilahkan sebagai kesustraan yang berarti bagus atau indah, sedangkan kata sastra berarti buku, tulisan atau huruf. Secara etimologi, dari arti kedua kata tersebut dapat disimpulkan bahwa arti susastra atau sastra adalah tulisan yang indah. Sastra menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI) 2008 adalah karya tulis yang bila dibndingkan dengan tulisan lain ciri-ciri keunggulannya sepeti keaslian, kaertistikan, keindahan dalam puisi dan ungkapannya. Karya sastra berarti karangan yang mengacu pada nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah. Sastra memberikan wawasan yang umum tentang masalah manusiawi, sosial maupun intelektual dengan cara yang khas. Pembaca sastra dimungkinkan untuk menginterpretasikan teks sastra sesuai dengan wawasannya sendiri
2.3 Pengertian Ragam Bahasa Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. 4
Ragam bahasa yang oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi), yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok, yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku. Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak dituntut menggunakan bahasa baku.Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa, ragam bahasa terdiri dari ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis. Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya, dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita menggunakan lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita menggunakan tata cara penulisan (ejaan). Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu memiliki hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf, melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada kedekatan aspek tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang berbeda satu dari yang lain.
2.4 Pengertian Ragam Bahasa Sastra
5
Ragam bahasa sastra adalah ragam bahasa yang banyak menggunakan kalimat tidak efektif. Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif dan inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal dalam bahasa umum. . Hal ini dilakukan agar tercipta pencitraan di dalam imajinasi pembaca. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di samping alat komunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat dimana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam karangan umum. Ciri-ciri ragam bahasa sastra : a. Menggunakan kalimat yang tidak efektif b. Menggunakan kalimat yang tidak baku c. Adanya rangkaian kata yang bermakna konotasi.
2.5 Fungsi Ragam Bahasa Sastra Dalam kehidupan masyarakat sastra mempunyai beberapa fungsi, yaitu : a. Fungsi Rekreatif, yaitu sasyra memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembaca. b. Fungsi Didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
6
c.
Fungsi Estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi
penikmat atau pembacanya karena sifat keindahannya. d. Fungsi Moralitas,yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca atau peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral yang tinggi. e. Fungsi Religius, yaitu sastra mampu menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat diteladani oleh para pembaca sastra.
2.6 Macam-macam Ragam Sastra Dilihat dari bentuknya, sastra terdiri atas 4 bentuk, yaitu : a. Prosa, merupakan bentuk sastra yang diuraikan menggunakan bahasa bebas dan panjang, tidak terikat oleh aturan-aturan seperti dalam puisi. b. Puisi, merupakan bentuk sastra yang diuraikan dengan menggunakan bahasa yang singkat dan padat serta indah. Untuk puisi lama selalu terikat oleh kaidah atau aturan tertentu, yaitu : 1) Jumlah baris tiap-tiap baitnya 2) Jumlah suku kata atau kata dalam tiap-tiap kalimat atau barisnya 3) Irama 4) Persamaan bunyi kata c. Prosa Liris, merupakan bentuk sastra yang disajikan seperti bentuk puisi namun menggunakan bahasa yang bebas terurai seperti pada prosa. d. Drama, merupakan bentuk sastra yang dilukiskan dengan menggunakan bahasa yang bebas dan panjang, serta disajikan dengan menggunakan dialog atau monolog. Drama ada 2 pengertian, yaitu drama dalam bentuk naskah dan drama yang dipentaskan.
Dilihat dari isinya, sastra terdiri atas 4 macam, yaitu : 7
a. Epik, merupakan karangan yang melukiskan sesuatu secara obyektif tanpa mengikutkan pikiran dan perasaan pribadi pengarang. b. Lirik, merupakan karangan yang berisi curahan perasan pengarang secara subyektif. c. Didaktif, merupakan karya sastra yang isinya mendidik penikmat atau pembaca tentang masalh moral, tatakrama, masalah agama, dan lain-lain.
Dilihat dari sejarahnya, sastra terdiri atas 3 bagian, yaitu : a. Kesustraan lama, merupakan kesustraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakat lama dalam sejarah bangsa Indonesia. Kesustraan lama Indonesia dibagi menjadi 4, yaitu : 1) Kesustraan zaman purba 2) Kesustraan zaman Hindu Budha 3) Kesustraan zaman Islam 4) Kesustraan zaman Arab-Melayu. b. Kesustraan peralihan, merupakan kesustraan yang hidup di zaman Abdullah bin Abdulkadir Munsyi. Karya-karya Abdullah bin Abdulkadir Munsyi yaitu : 1) Hikayat Abdullah 2) Syair Singapura Dimakan Api 3) Kisah Pelayaran Abdullah ke Negeri Jeddah 4) Syair Abdul Muluk c. Kesustraan baru, merupakan kesustraan yang hidup dan berkembang dalam masyarakayt Indonesia. Kesustraan baru mencamgkup kesustraan pada zaman: 1) Balai Pustaka / Angkatan 1920
8
2) Pujangga Baru/ Angkatan 1930 3) Jepang 4) Angkatan 1945 5) Angkatan 1966 6) Mutakhir/ Kesustraan setelah tahun 1966 sampai sekarang.
2.7 Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Karya Sastra Karya sastra disusun oleh dua unsur yang menyusunnya. Dua unsur yang dimaksud ialah unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur Intrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari dalam yang mewujudkan struktur suatu karya sastra, seperti : tema, tokoh, penokohan, alur dan pengaluran, latar dan pelatran, dan pusat pengisian. Sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur yang menyusun sebuah karya sastra dari luarnya yang menyangkut aspek sosiologi, psikologi, dan lain-lain. Berikut adslh penjelasan lebih lanjut mengenai isi dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. a. Unsur Intrinsik 1) Tema ialah pokok pikiran yang akan dijadikan pokok pemikiran. Tema mayor ialah tema yang sangat menonjol dan dan menjadi persoalan. Tema minor ialah tema yang kurang menonjol. 2) Amanat ialah pemecahan yang diberikan oleh pengarang bagi persoalan yang ada dalam karya sastra. Amanat biasa disebut makan. Makna dibedakan menjadi makan niatan dan makna muatan. Makna niatan ialah makna yang diniatkan oleh pengarang bagi karya sastra yang dituliskan. Makna muatan ialah makna yang termuat dalam karya sastra tersebut. 3) Tokoh ialah pelaku dalam karya sastra. Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama merupakan tokoh yang paling penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character). 9
Tokoh datar ialah tokoh yang hanya menunjukan satu segi, misalnya segi baik menunjukkan
atau buruk saja. Tokoh bulat ialah tokoh yang berbagia
segi
baik
buruknya,
kelebihan
dan
kelemahannya. Jadi ada perkembangan yang terjadi pada tokoh ini. Tokoh Protagonis ialah tokoh yang memiliki sifat baik dan biasanya tokoh ini banyak disukai oleh para pembaca. Tokoh Antagonis ialah tokoh yang memiliki sifat jahat atau buruk dan biasanya sifat ini kurang disukai oleh para pembaca. 4) Penokohan ialah teknik atau cara-cara menampilkan tokoh.Ada beberapa cara menampilkan tokoh cara analitik ialah cara penampilan tokoh secara langsung melalui uraian pengarang dan cara dramatik,ialah cara menampilkan tokoh tidak secara langsung tetapi melalui gambaran, ucapan, perbuatan, dan komentar atau penilaian pelaku atau tokoh dalam suatu cerita. 5) Alur disebut juga plot, yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab akibat sehingga menjadi satu kesatuan yang padu bulat dan utuh. 6) Pengaluran yaitu teknik atau cara-cara menampilkan alur.Menurut kualitasnya, pengaluran dibedakan menjadi alur erat ialah alur yang tidak memungkinkan adanya pencabangan cerita dan alur longgar adalah alur yang memungkinkan adanya pencabangan cerita. Dari segi urutan waktu pengaluran dibedakan kedalam alur lurus ialah alur yang melukiskan peristiwa-peristiwa berurutan dari awal sampai akhir cerita dan alur tidak lurus ialah alur yang melukiskan tidak urut dari awal sampai akhir cerita. 7) Latar disebut juga setting, yaitu tempat atau waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. 8) Pelataran ialah teknik atau cara-cara menampilkan latar. 9) Pusat Pengisahan, ialah darimana suatu ceritakan di kkisahkan oleh pencerita. Pencerita disini adalah pribadi yang diciptakan pengarang untuk menyampaikan cerita. Paling tidak ada 2 pusat pengisahan yaitu: pencerita sebagai orang pertama dan pencerita sebagai orang ketiga. Sebagai orang pertama, pencerita duduk dan terlibat dalam
10
cerita tersebut, biasanya sebagai aku dalam tokoh cerita. Sebagai orang ketiga, pebcerita tidak terlibat dalam cerita tersebut tetapi ia duduk sebagai orang pengamat atau dalang yang serba tau. b. Unsur Ekstrinsik Tidak ada sebuah karya sastra yang tumbuh otonom, tetapi selalu pasti berhubungan secara ekstrinsik dengan luar sastra, dengan sejumlah faktor kemasyarakatan seperti tradisi sastra, kebudayaan lingkungan, pembaca sastra, serta kejiwaan mereka. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa unsur ekstrinsik ialah unsur yang membentuk karya sastra dari luar sastra itu sendiri. Untuk melakukan pendekatan terhadap unsur ekstrinsik, diperlukan bantuan ilmu-ilmu kerabat seperti sosiologi, psikologi, filsafat, dan lain-lain.
BAB III PENUTUP 3. 1
Kesimpulan Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, orang yang dibicarakan, serta menurut medium
11
pembicara. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan bahasa baku tulis. Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan Ejaan bahasa yang telah Disempurnakan (EYD), sedangkan untuk ragam bahasa lisan diharapkan para warga negara Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa Indonesia dengan baik serta bertutur kata sopan sebagaimana pedoman yang ada. Ragam bahasa sastra memiliki sifat atau karakter subjektif, lentur, konotatif, kreatif dan inovatif. Dalam bahasa yang beragam khusus terdapat kata-kata, cara-cara penuturan, dan ungkapan-ungkapan yang khusus, yang kurang lazim atau tak dikenal dalam bahasa umum. Bahasa sastra ialah bahasa yang dipakai untuk menyampaikan emosi (perasaan) dan pikiran, fantasi dan lukisan angan-angan, penghayatan batin dan lahir, peristiwa dan khayalan, dengan bentuk istimewa. Istimewa karena kekuatan efeknya pada pendengar/pembaca dan istimewa cara penuturannya. Bahasa dalam ragam sastra ini digunakan sebagai bahan kesenian di samping alat komunikasi. Untuk memperbesar efek penuturan dikerahkan segala kemampuan yang ada pada bahasa. Arti, bunyi, asosiasi, irama, tekanan, suara, panjang pendek suara, persesuaian bunyi kata, sajak, asonansi, posisi kata, ulangan kata/kalimat dimana perlu dikerahkan untuk mempertinggi efek. Misalnya, bahasa dalam sajak jelas bedanya dengan bahasa dalam karangan umum.
3. 2
Saran Di dalam ragam sastra banyak terdapat berbagai macam karya sastra hasil dari pemikiran para pengarang. Hasil karya tersebut seperti puisi, cerpen, drama, novel dan lain-lain yang memiliki cerita yang tersendiri. Nah, jadi bagi para pembaca yang tidak suka memnbaca hasil karya tersebut
12
sebaiknya mulailah membaca, karena didalam karya tersebut mengandung unsur-unsur yang dapat dijadikan hiburan, humor dan pelajaran hidup. Mulailah dengan suka membaca karena membaca hasil karya tersebut tidak selamanya membosankan.
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Gorys. 1994. Komposisi Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. NTT : Nusa Indah Rahardi, Kunjawa. 2009. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Erlangga http://abudira.wordpress.com/2009/07/05/pengertian-fungsi-dan-ragam-sastra. http://ismaielmarzuki.blogspot.co.id/2014/artikel-ragam-bahasa-.html?m=1 file:///F:/BAHASA-BARU/Ragam-Bahasa-Jurnalistik-Ayu-Wantari.htm
13
file:///F:/BAHASA-BARU/penting-Pengertian-20dan-Macam-macam-RagamBahasa.htm http://pendidikanmatematika2011.blogspot.com/2012/04/reski-andika-saing.html ( Jum’at 21 November, 11.05) http://merrycmerry.blogspot.com/2011/10/makalah-bahasa-indonesia-ragambahasa.html http://irfanisprayudhi.wordpress.com/2013/09/30/arti-fungsi-dan-ragam-bahasa
14