MAKALAH PROSES KIMIA INDUSTRI “Proses Pembuatan Botol Kaca”
Dosen Pembimbing : Windy Zamrudy, B. Tech., MPd.
Oleh : Ade Satria Saloka Santosa
(1741420001)
D4- Teknologi Kimia Industri / 2A POLITEKNIK NEGERI MALANG Oktober 2018
KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyusun buku laporan ini dengan baik. Terima kasih pula kepada Bapak Windi Zamrudy, B.tech., M.pd selaku dosen pengajar dan pembimbing matakuliah Proses Industri Kimia yang telah menuntun kami selama proses pembelajaran. Terima kasih pula kami sampaikan kepada teman-teman mahasiswa Politeknik Negeri Malang kelas 2A D-IV yang telah banyak membantu kami. Proses Industri Kimia adalah salah satu mata kuliah yang kami tempuh selama berada di semester 3 di Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Malang. Pada mata kuliah ini kami belajar mengenai berbagai macam proses yang dilakukan di industri. Mulai dari pembuatan gas, pembuatan semen maupun proses pembuatan botol kaca Kelas 2A – D4 Teknologi Kimia Industri terdiri dari 23 mahasiswa yang sudah terbagi menjadi 12 kelompok. Kelompok inilah yang melakukan observasi mengenai proses pembuatan botol kaca. Dengan demikian makalah proses pembuatan botol kaca mata kuliah Proses Industri Kimia ini disusun dengan harapan dapat berguna sebagai pemenuhan tugas mata Kuliah Proses Industri Kimia dan berguna bagi para pembaca. Terima kasih atas seluruh bantuan dan kerjasamanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .............................................................................................. 1 1.1
Latar Belakang ...................................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah ................................................................................. 1
1.3
Tujuan ................................................................................................... 1
BAB II ..................................................................................................................... 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 2 2.1
Sejarah .................................................................................................. 2
2.2
Proses Pembuatan Botol Kaca .............................................................. 3
A.
Bahan ................................................................................................ 3
B.
Proses Produksi ................................................................................. 6 1.
Peleburan Bahan Baku .................................................................. 7
2.
Proses Pembentukan (Pencetakan) ................................................ 8
3.
Proses Finishing .......................................................................... 10
4.
Daftar Komprehensif Proses Pembuatan Botol Kaca.................. 11
BAB III ................................................................................................................. 13 KESIMPULAN ................................................................................................. 13 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14
ii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1 Botol kaca .............................................................................................. 2 Gambar 2 Pasir Silika ............................................................................................. 3 Gambar 3 Soda ........................................................................................................ 4 Gambar 4 Natrium Feldspar .................................................................................... 4 Gambar 5 Borax ...................................................................................................... 4 Gambar 6 Kerak Garam .......................................................................................... 5 Gambar 7 Cullet ...................................................................................................... 5 Gambar 8 Zirkonia alumina .................................................................................... 6 Gambar 9 Peleburan Bahan Baku .......................................................................... 7 Gambar 10 Ilustrasi dalam Furnace ....................................................................... 7 Gambar 11 Diagram sederhana proses pencetakan botol kaca; tiup dan tiup dan tekan tiup ................................................................................................................. 8 Gambar 12 Mesin IS .............................................................................................. 9 Gambar 13 Proses Pelapisan Botol dengan CVD ................................................ 11
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Semua orang perlu sekali dengan alat penyimpanan, terutama untuk
menyimpan makanan dan minuman. Oleh karena itu manusia berlomba-lomba menciptakan inovasi dan mencari bagaimana menemukan tempat penyimpan yang efisien dan multifungsi. Semakin majunya perkembangan teknologi dan peradaban manusia mulailah ditemukannya berbagai tempat atau wadah penyimpanan yang berfungsi menyimpan benda cair, yang terbuat mulai dari bahan logam, baja, besi sampai dari kaca atau glass. Dalam perkembangannya penggunaan botol kaca sangat membantu dan bermanfaat dalam segala aspek dalam kehidupan manusia. Seperti digunakan untuk menyimpan berupa minuman, zat kimia, susu, tinta dll. Namun belum banyak orang tahu mengenai bagaimana proses pembuatan botol kaca dalam industri skala besar. Jadi dalam makalah ini penulis akan menjelaskan proses pembuatan botol kaca skala industri. 1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana sejarah ditemukannya botol kaca?
2.
Apasaja bahan baku pembuatan botol kaca?
3.
Bagaimana proses pembuatan botol kaca skala industri?
1.3
Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah: 1.
Mengetahui bagaimana sejarah botol kaca.
2.
Mengetahui apasaja bahan baku dalam pembuatan botol kaca.
3.
Mengetahui proses pembuatan botol kaca skala industri.
1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Sejarah Botol adalah wadah atau tempat penyimpanan dengan bagian leher yang
lebih sempit dari pada badan dan “mulut”-nya. Botol umumnya terbuat dari gelas, plastik, atau aluminium, dan digunakan untuk menyimpan cairan seperti air, susu, minuman ringan, bir, anggur, obat, sabun cair, tinta, dll. Botol dari plastik biasanya dibuat secara ekstrusi. Alat yang digunakan untuk menutup mulut botol disebut tutup botol (eksternal) atau sumbat (internal). Botol dapat juga ditutup dengan cara segel induksi. Botol gelas dan botol kaca pasti ada di setiap rumah di seluruh dunia. Kaca pertama kali dibuat sekitar 7000 SM. Manik yang terbuat dari kaca alami seperti obsidian, batu kristal, batu akik, atau onyx. Botol gelas pertama diproduksi sekitar 1500 SM. Industri kaca jar dan botol kaca di Amerika, ditemukan pada tahun 1600an, ketika pemukim di Jamestown membangun tungku peleburan kaca yang pertama. Industri botol kaca yang mahal biasanya menggunakan mesin peniupan kaca.
Gambar 1 Botol kaca
2
Penemuan mesin botol peniup kaca otomatis pada tahun 1903 merubah produk-produk botol kaca menjadi bentuk-bentuk yang beragam seperti saat ini. Di era modern seperti saat ini, memproduksi botol kaca secara massal itu sudah sangat memungkinkan. Botol juga bisa di produksi dengan tinggi, berat, dan volume yang seragam maupun beragam sesuai kebutuhan. Besar produksi produksi botol di era modern ini sangat praktis untuk menghasilkan lebih dari 1.000.000 botol sehari secara otomatis. Botol kaca dan gelas adalah senyawa silika vitreous yang diproduksi dalam tipe mesin kontinu. Botol kaca umumnya digunakan untuk wadah produk cair, pasta atau bubuk dari minuman, industri kosmetik atau farmasi. Bentuk, warna, dan ukuran botol kaca dapat bervariasi sesuai untuk permintaan klien, arsitektur dan kekuatan. Hampir semua botol kaca adalah bagian bawah datar, lurus dengan 'leher' untuk corking atau penyegelan. Botol kaca biasanya diproduksi dengan warna bening, coklat atau hijau. Ukuran standar untuk botol kaca dapat berkisar dari 50 ml hingga 1.000 ml. ukuran khas adalah 50, 100, 250, 330, 500, 630, 750 dan 1.000 ml. 2.2
Proses Pembuatan Botol Kaca
A.
Bahan Bahan baku utama yang diperlukan untuk pembuatan botol kaca dan gelas
adalah silika, batu kapur, soda abu dan cullet. Selain bahan baku, bahan tambahan seperti termasuk dolomit (warna keramik enamel), dan bahan pengemasan diperlukan seperti abrasif dan asam fluorida. Pasir Silika
Pasir silika adalah bahan baku utama dalam pembuatan botol kaca, yang mana persentase bahan ini sekitar 72%. Pasir silika yang di Gambar 2 Pasir Silika
gunakan
haruslah
kuarsa
yang
hampir murni, oleh karena itu, lokasi pabrik kaca biasanya di tentukan oleh lokasi endapan pasir kaca, serta kandungan besinya tidak boleh melebihi 0,45 % untuk
3
barang gelas pecah belah, sebab pada umumnya kandungan besi ini bersifat merusak warna kaca saat di proses. Soda (Na2O) Soda terutama di dapat soda abu padat Na2 CO3. sunber lainnya adalah bikarbonat, kerak garam, dan natrium nitrat.yang tersebut terakhir
ini
sangat
berguna
untuk
mengoksidasi besi dan untuk mempercepat Gambar 3 Soda
pencairan kaca atau pasir silika. Sumber
utama soda dari batu kapur yang dipanaskan (gamping). Feldspar Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas Kalium (potasium:K), Natrium(sodium:Na), dan kalsium alumino silikat. Bahan ini memiliki kelebihan yakni harganya murah dan mudah didapat. Fungsi dari bahan ini adalah sebagai penurun titik leleh
kaca
dan
menghambat
proses
devitrifikasi. Sehingga lebih mudah diolah Gambar 4 Natrium Feldspar
dan dibentuk, serta lebih menghemat energi
untuk melelehkan bahan baku. Borax Bahan
ini
merupakan
bahan
yang
presentasenya kecil. Namun sering kali digunakan dalam campuran bahan baku botol kaca. Botol kaca yang mengandung borax memiliki dispersi cahaya yang rendah namun memiliki indeks bias yang tinggi. Serta membuat botol kaca menjadi lebih tahan ekspansi terhadap panas dan meningkatkan Gambar 5 Borax
ketahanan botol pada zat-zat kimiawi.
4
Kerak Garam ( salt cake ) Kerak garam Sudah lama digunakan dalam perawis tambahan pada pembuatan botol kaca, demikian pula beberapa sulfat lain amonium sulfat dan barium sulfat, dan sering digunakan pada beberapa jenis olahan kaca. Kerak garam
ini
di
perkirakan
dapat
membersihkan buih yang mengganggu Gambar 6 Kerak Garam
pada tanur tangki. Sulfat ini harus di pakai bersama karbon agar tereduksi menjadi sulfit. Natrium maupun Kalium dalam kerak garam ini mampu mengoksidasi besi sehingga dapat mengurangi jumlah besi secara signifikan pada produk Kulet (Cullet) Kulet aalah kaca hancuran yang di kumpulkan dari barang-barang rusak, pecahan kaca beling dan berbagai kaca limbah. Bahan ini dapat di pakai 10% atau bahkan sampai 80% dari muatan bahan baku. Namun pada aktualisasi industri saat ini persentase paling tinggi Gambar 7 Cullet
sekitar 30% dari muatan bahan baku.
Penggunaan kulet sebagai bahan baku memiliki dampak baik untuk alam, mengingat banyaknya limbah kaca disekitar kita yang sangat sulit untuk diurai bumi.
5
Blok Refraktori Zirkon, alumina, mulit, mulit alumina sinter dan zirkonia alumina elektrokast banyak di gunakan sebagai refraktor pada tanki kaca. Penggunaan refraktor ini bermanfaat bagi perawatan
furnace
mengingat
proses
pembuatan botol kaca yang kontinu dan nonstop. Sehingga bahan-bahan pencegah kerak, maupun pencegah karat diperlukan untuk menjaga kualitas dan umur alat produksi. Gambar 8 Zirkonia alumina
B.
Proses Produksi
Beberapa langkah penting diambil pada abad ke-19 dalam produksi botol kaca yang penuh mekanisasi pembuatan botol dengan pengenalan mesin IS otomatis pertama (individu section) sekitar tahun 1920. Dewasa ini, produksi mesin IS bisa di atas 500 botol / menit. Wadah kaca terbuat dari formulasi soda lime dasar dan dilelehkan dalam bahan bakar gas alam yang semburkan atau, dengan cara lain menggunakan tungku yang dipanaskan dengan listrik. Kaca cair adalah umumnya dibentuk menjadi produk oleh mesin individu section (IS) otomatis. Dimana pewarna yang sesuai ditambahkan ke kaca dan pelapisan permukaan diterapkan pada produk saat finishing. Wadah kaca (istilah untuk botol berongga tanpa ukuran) diproduksi dalam bentuk proses pencetakan dua tahap dengan menggunakan teknik tekan dan tiup. Ada enam tahapan penting dalam produksi botol otomatis. Diantaranya : 1. Mendapatkan gelas cair pada berat dan suhu yang benar melalui peleburan bahan baku. 2. Membentuk bentuk utama dalam cetakan pertama (cetakan kosong) oleh tekanan dari udara terkompresi atau sebuah plunger logam. 3. Mentransfer bentuk utama (parison) ke cetakan akhir. 4. Menyelesaikan proses pembentukan dengan meniup wadah dengan udara terkompresi sesuai bentuk cetakan akhir. 5. Memindahkan produk jadi untuk dilanjutkan pada proses finishing. 6. Proses Finishing.
6
1. Peleburan Bahan Baku Bahan-bahan untuk membuat gelas adalah soda ash, pasir, dan batu gamping. Seluruh bahan ini kemudian dicampur
bersama-sama
dan
dimasukkan ke dalam tungku. Tungku ini dijalankan dapat menggunakan gas alam / bahan bakar minyak dan Gambar 9 Peleburan Bahan Baku
dipanaskan hingga ±1600oC. Bahanbahannya
meleleh
dan
bercampur
bersama-sama untuk membuat bahan lembut bersinar karena panas. Kaca cair mengalir dari tungku di sepanjang forehearth ke mangkuk pengumpul yang terdapat moncong di bagian
bawahnya.
Dari
bawah
mangkuk pengumpul satu hingga empat aliran paralel kaca dibentuk Gambar 10 Ilustrasi dalam Furnace
melalui lubang berukuran yang sudah ditentukan. Aliran kaca ini, dimodulasi oleh sistem pendorong mekanis, dipotong secara akurat panjangnya oleh mekanisme geser untuk membentuk seperti sosis kaca "gobs". Gobs dipotong secara bersamaan dari aliran kaca paralel, dibentuk bersamaan dalam cetakan paralel pada mesin pencetak. Ini disebut mesin gob tunggal, ganda, tripel atau quadruple, yang disebut terakhir disesuaikan dengan produksi volume tinggi dari wadah yang lebih kecil. Double gob adalah yang paling umum. Wadah tungku gelas memberi aliran bahan dua atau lebih mesin pencetak tersebut, masing-masing melalui dedicated forehearth. Campuran air dan minyak larut disemprotkan ke gunting untuk memastikan alat yang dilalui kaca cair tidak terlalu panas dan kaca tidak menempel pada alatalat itu. Dari mekanisme pengumpan gobokan diteruskan oleh sistem peluncuran ke dalam cetakan kosong pada mesin pembentuk.
7
2. Proses Pembentukan (Pencetakan) Proses pembentukan dilakukan dalam dua tahap seperti yang ditunjukkan pada Gambar 11. Pembentukan awal dapat dilakukan baik dengan menekan dengan plunger, atau dengan meniup dengan udara terkompresi, sesuai dengan jenis wadah yang akan dibuat. Proses pencetakan akhir selalu dengan tiupan untuk mendapatkan bentuk berongga. Kedua proses ini masing-masing disebut "tekan dan tiup" dan "tiup dan tiup". Wadah yang terbentuk didapat dari tahap produksi pasca pembentukan oleh sebuah konveyor berkelanjutan. Proses pembentukan dengan tekan dan tiup biasanya digunakan untuk memproduksi guci, tetapi juga banyak digunakan untuk memproduksi botol. Proses tiup dan tiup lebih fleksibel dan lebih sering dipakai untuk memproduksi botol standar dan bentuk yang lebih kompleks. Diagram yang disederhanakan dari dua proses pembentukan utama ditunjukkan pada Gambar 11 berikut :
Gambar 11 Diagram sederhana proses pencetakan botol kaca; tiup dan tiup dan tekan tiup
Selama proses pembentukan, suhu kaca dikurangi sampai ± 600°C untuk memastikan botol sudah cukup mengeras saat dibawa pergi oleh konveyor. Ekstraksi panas dicapai dengan volume udara yang tinggi ditiup melewati cetakan. Untuk mencegah kaca menempel pada cetakan berbagai bahan pelepas berbasis grafit suhu tinggi digunakan secara manual dan otomatis ke bagian cetakan tertentu ("swabbing"). Cetakan membutuhkan pembersihan dan pemeliharaan secara berkala. 8
Aliran kaca dari bagian depan harus dipertahankan secara konstan untuk mempertahankan stabilitas suhu, viskositas dan homogenitas gelas yang diumpankan ke proses pembentukan. Jika proses pembentukan terputus pada salah satu bagian gumpalan, gelas panas yang gagal akan dialihkan oleh peluncuran ke ruang bawah alat, di mana mereka didinginkan dengan air, terfragmentasi, dan kembali ke rumah batch bersama dengan semua bahan awal produksi lainnya untuk didaur ulang sebagai proses cullet. Mesin otomatis pada awalnya meupakan mesinmesin yang didesain dapat berotasi, dan meskipun mesin pencetak untuk peralatan makan masih menggunakan prinsip ini, namun mesin pemroduksi botol menggunakan mesin yang hampir secara eksklusif oleh IS yang lebih fleksibel (Individual Section). Mesin IS terdiri dari beberapa unit pembuatan kontainer individual yang dirakit secara berjajar. Setiap bagian memiliki rongga cetakan yang sesuai dengan nomor gumpalan untuk dibentuk secara paralel. The gobs alirkan secara berurutan ke bagian yang berbeda melalui sistem sendok dan palung (distributor dan pengiriman gob). Biasanya mesin IS terbuat dari dari 6 hingga 20 bagian, tergantung pada volume dan jenis pasar yang dilayani. Satu keuntungan utama mesin IS adalah kemungkinan secara independen menghentikan bagian untuk penyesuaian atau mengganti bagian cetakan. Mesin otomatis
dapat
pembuatan digunakan
botol untuk
memproduksi botol dan toples hampir semua ukuran, bentuk dan warna. Semakin sederhana bentuk, semakin cepat laju produksi; botol bir ringan dapat diproduksi hingga 750 buah / Gambar 12 Mesin IS
menit (pada bagian IS 12, mesin quadruple gob). Cepat pendinginan
wadah di permukaan luar menciptakan tekanan diferensial yang tinggi di kaca dan menyebabkan terjadinya kerapuhan konsekuen. Untuk menghilangkan resiko ini botol dilewatkan melalui anil kontinyu oven (lehr), di mana mereka dipanaskan kembali hingga 550°C kemudian didinginkan di bawah kondisi yang terkendali mencegah stres lebih lanjut yang terus diatur. Lehr dipanaskan oleh gas atau listrik
9
sesekali diatur menyesuaikan dengan suhu operasi panas dari botol yang masuk sudah memberikan sebagian besar energi panas. Setelah cukup dingin, semua kontainer diperiksa secara otomatis dengan kontrol penolakan otomatis untuk mengeluarkan botol yang tidak sesuai dengan kualitas yang diinginkan dari sistem mesin. Setelah diperiksa, produk akan dirakit baik dengan palet dalam karton atau dalam jumlah besar dan dikemas dan disimpan sebelum distribusi / pengiriman ke pelanggan. Keseluruhan efisiensi produksi diukur sebagai rasio "paket per cairan", yaitu banyaknya botol yang dikemas (untuk distribusi / pengiriman) sebagai persentase dari banyaknya kaca meleleh dalam tungku. Biasanya instalasi pembuatan botol untuk bahan makanan dan minuman rasionya antara 85% dan 94%. Nilai yang lebih tinggi untuk botol parfum maupun untuk farmasi yang produknya lebih ketat kontrol kualitasnya memiliki rata-rata rasio sekitar 70%. Untuk meningkatkan kinerja produk, lapisan permukaan dapat dilakukan proses lanjutan segera setelah dicetak, ketika botol masih pada suhu lebih dari 500°C, atau setelah anil (setelah mendingin). Biasanya selalu dikombinasikan antara proses panas dan dingin yakni saat botol masih dalam keadaan panas dan dingin. 3. Proses Finishing Selanjutnya, botol kaca akan melalui beberapa proses inspeksi, pengemasan, pembongkaran, pengisian dan sistem pengemasan ulang. Untuk mencegah kerusakan antar botol dan memungkinkannya sampai ke kostumer tanpa kerusakan proses pelumasan dapat digunakan ke produk disaat botol sudah dingin setelah keluar dari anil lehr. Bahan yang digunakan adalah asam oleat dan polietilen yang aman untuk produk makanan penggunaannya dengan cara menyemprotkan suspensi encer berair, atau dengan dikontakkan dengan uap. Perawatan ini pada umumnya tidak menimbulkan emisi lingkungan yang signifikan. Untuk lapisan permukaan botol yang masih panas, biasanya lapisan oksida timah atau titanium oksida yang sangat halus dapat diaplikasikan ke botol gelas segera setelah meninggalkan mesin pencetak. Serta dapat ikombinasi dengan pelapisan permukaan pada suhu dingin menggunakan pelumas berikutnya, hal ini mencegah kerusakan permukaan kaca selama penanganan selanjutnya. Lapisan oksida logam bertindak sebagai substrat untuk mempertahankan pelumas organik
10
molekul pada permukaan kaca, dan ini memungkinkan botol memiliki tingkat ketahanan gores yang tinggi untuk selanjutnya dapat dikembangkan dengan pelumas makanan sederhana lain yang aman. Perawatan hot end juga meningkatkan ketahanan mekanik. Beberapa perlakuan itu sendiri harus tidak terlihat secara jelas dan dengan lapisan yang sangat tipis. Ketebalan pelapis permukaan umumnya kurang dari 0,01 um. Untuk mendapatkan pelapis seragam dari ketebalan ini pengobatan paling sering dibuat oleh deposisi uap kimia (Chemical Vapour Deposition), menggunakan anhidrat klorida dari timah atau titanium, atau senyawa organologam spesifik. Aplikasi dengan semprotan juga biasanya digunakan. Jumlah material yang terlibat dalam semua proses pelapisan pada umumnnya juga sangat rendah, dalam urutan 2 hingga 10 kg / hari per lini produksi sesuai dengan kecepatan produksi. Setelah wadah kaca diproduksi mungkin dalam kasus-kasus tertentu dilakukan proses sekunder untuk menambah dekorasi dan identitas sebelum dikirim ke pelanggan. Ini dapat berupa label bertekanan sensitif atau panas menyusut atau panas yang diterapkan untuk membuat dekorasi keramik.
Gambar 13 Proses Pelapisan Botol dengan CVD
4. Daftar Komprehensif Proses Pembuatan Botol Kaca o Bahan utama untuk membuat kaca adalah soda ash, pasir dan batu gamping
11
o Bahan-bahan ini kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam tungku. Tungku ini menggunakan bahan bakar berupa gas alam / bahan bakar minyak dan dipanaskan hingga 1600oC. Tanur bekerja non-stop. o Bahan-bahan mencair dan bercampur kemudian membentuk bahan lembut berpijar karena panas, disebut juga kaca cair. Kemudian aliran kaca panas dipotong oleh gunting otomatis untuk membuat 'gumpalan'. o Gumpalan ini kemudian dijatuhkan ke dalam mesin pembentuk, di mana kaca itu akan dicetak. Udara kemudian dihembuskan ke bawah kaca dan memaksanya menuju ke dasar cetakan dimana terdapat sumbat yang menekan ke dalam gelas lunak yang membentuk bagian atas botol / tumbler (jadi botol / tumbler terbalik). o Udara selanjutnya ditiup ke dalam kaca cair dari steker sehingga meledak (seperti balon) agar sesuai dengan cetakan menghasilkan bentuk botol / tumbler. Botol berbentuk setengah ini dikenal sebagai 'parison'. Ini dilewatkan ke ‘cetakan tiupan’ lain di mana udara ditiup ke dalam kaca membuat lubang di tengah botol. o Botol-botol ini kemudian diletakkan di 'dead plate', di mana udara dingin dihembuskan diatas botol. o Setelah
didinginkan,
Botol-botol
dikeluarkan
dari
cetakan
dengan
menggunakan sabuk konveyor. Botol-botol kemudian dilapisi dua kali proses pelapisan ini membantu memperkuat kaca dan juga menghindari botol kaca mudah tergores ketika botol melalui berbagai proses selanjutnya. o Botol-botol kemudian menuju ke 'Lehr' yang merupakan oven panjang yang memanaskan botol / gelas hingga 550oC untuk membantu memperkuat botol / gelas yang telah mengalami proses pendinginan secara cepat setelah pemanasan yang ekstrem.
12
BAB III KESIMPULAN 1.
Botol kaca sudah dibuat sejak 1600 SM secara manual. Dimulai produksi massal menggunakan mesin modern pada tahun 1903.
2.
Bahan baku pembuatan botol kaca adalah pasir silika, soda, feldspar, borax, kerak garam, dan blok refraktori.
3.
Pada prinsipnya tahapan proses pembuatan kaca atau gelas ada lima, yaitu: a.
Persiapan bahan baku (batching)
b.
Pencairan (melting/fusing)
c.
Pencetakan (forming/shaping)
d.
Annealing
e.
Finishing dan pengendalian kualitas (Quality Control)
13
DAFTAR PUSTAKA George T. Austin, 1984. Sherve’s Chemical Process Industries 5/e, Caledonia: University Graphics Victor Adedayo Adeyemo, 2015. The Manufacturing of Glass Bottles and Tumblers from Silica Sand, Ogbomoso: Ladoke Akintola University of Technology http://www.academia.edu/17139627/Makalah_proses_pembuatan_Botol_KAca (diakses pada 2 Oktober 2018 pukul 19.00 WIB)
14