Makalah Psikosoail.docx

  • Uploaded by: Anisa Susianti
  • 0
  • 0
  • June 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Psikosoail.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 2,734
  • Pages: 13
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sekolah merupakan salah satu tempat untuk menimba ilmu pengetahuan dan sebagai salah satu wadah untuk mengembangkan kemampuan maupun kreativitas seorang siswa, diharapkan dalam proses belajar dan mengajar did lam kelas terjadinya simbiosis mutualisme yang menguntungkan antar siswa yang satu dan yang lainnya maupun antar guru dan siwa, sehingga hasil dari belajar dapat tercapai secara maksimal sesuai yang diharapkan. Pada kenyataannya setiap sekolah yang ada di Indonesia belum bias menciptakan lingungan yang sehat dan nyaman sebagai pendukung proses belajar bagi para siswanya, hal ini karena pihak sekolah belum bias mengatasinya. Observasi atau pengamatan dilakukan pada salah satu selolah di Makassar yaitu SMA Negeri 21 Makassar di kelurahan Tamalanrea kecamatan Tamalanrea kota Makassar. Berdasarkan hasil observasi kami, lingkungan tersebut sudah layak untuk dijadikan sekolah, dikarenakan lingkungan sekolah tersebut sudah lumayan bersih tetapi ada juga sarana dan prasarana yang belum dirawat dengan baik oleh pihak sekolah. Ruang kelas yang ada di SMAN 21 Makssar sudah lumayan bersih untuk di tempati proses belajar mengajar, tetapi di dalam ruang kelas belum dilengkapi kipas angin yang membuat siswa kepanasan pada saat jam pelajaran siang. SMAN 21 Makassar merupakan suatu sekolah yang masih butuh perhatian dari pihak sekolah dan pemerintah. Ini dikarenakan masih terdapat sarana dan prasarana yang masih perlu di perbaiki untuk lebih meningkatkan derajat kesehatan di sekolah tersebut.

1.2 Rumusan masalah 1. Apa saja masalah kesehatan yang muncul di lingkungan sekolah? 2. Bagaimana dampak yang dirasakan siswa dari masalah kesehatan? 3. Bagaimana pencegahan yang dilakukan siswa dari masalah kesehatan? 4. Bagaimana jangkauan fasilitas kesehatan bagi siswa? 5. Bagaimana karakteristik dari lingkungan sekolah?

1.3 Tujuan 1. Mampu mengetahui masalah kesehatan yang muncul di lingkungan sekolah 2. Mampu mengetahui dampak yang dirasakan siswa dari masalah kesehatan 3. Mampu mengetahui pencegahan yang dilakukan siswa dari masalah kesehatan 4. Mampu mengkaji fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau siswa 5. Mampu mengidentifikasi karakteristik lingkungan sekolah

BAB II HASIL WAWANCARA Anak sekolah senin, 14 Mei 2018 Pewawancara: Hikmah Abidin Narasumber: Nabila Harfayani

Nabila Harfayani, merupakan seorang pelajar di SMAN 21 Makassar dan duduk di bangku kelas 10 MIPA 2. Ia berusia 16 tahun dan akrab di panggil Nabila. Nabila bertempat tinggal di BTP blok B ia tinggal bersama dengan orang tuanya. Ayah Nabila bekerja sebagai buruh bangunan sedangkan ibunya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Masalah kesehatan yang pernah dialami oleh Nabila adalah pusing atau sakit kepala. Nabila menderita sakit kepala karena jadwal yang padat di sekolah berhubung di SMAN 21 Makassar telah menerapkan “Full Day School” yang menyebabkan jam pulang siswa menjadi lebih lama yaitu pada pukul 16.00 WITA, kemudia ia melanjutkan dengan kegiatan organisasi, dan pada malam harinya ia melanjutkan kegiatannya dengan les. Selanjutnya saya juga menanyakan riwayat penyakit keluarga dari Nabila ternyata di keluarganya tidak memiliki

penyakit turunan yang diderita, tetapi Ayah Nabila biasa mengalami sakit punggung karena beban pekerjaannya sebagai buruh bangunan. Pada saat sakit kepala yang diderita Nabila muncul banyak dampak yang dirasakan Nabila, baik dari aspek biologis, psikis, maupun sosial. Dari aspek biologis, nabila mengatakan jika sakit kepalanya muncul ia akan merasa sangat kesakitan dan nyeri pada kepalanya. Kemudian dari aspek psikisnya, Nabila mengatakan bahwa ia akan merasa tidak nyaman karena merasa terganggu jika ingin mengerjakan tugas dari sekolah. Sedangkan dari aspek sosialnya, Nabila mengatakan bahwa ia merasa terganggu karena akan sulit berinteraksi dengan temannya karena sakit kepalanya yang membuatnya hanya duduk diam di kelas untuk istirahat. Uapaya pencegahan yang lakukan oleh Nabila adalah dengan beristirahat. Ia sangat jarang untuk melakukan pengobatan ke dokter jika sakit kepalanya sudah sangat parah maka ia akan minum obat dari warung saja. Sedangkan ayahnya jika mengalami sakit punggung maka ia akan ke dokter untuk berobat. Pada saat kelompok kami melakukan pengamatan di SMAN 21 Makassar saya melihat lingkungan sekolah yang sudah lumayan bersih, kemudian untuk wc nya menurut saya belum begitu bersih karena masih banyak kerak di dalam wc nya, untuk kantinnya sudah lumayan bersih dan terawat tapi dari makanan yang di tawarkan belum terlalu bersih karena ada beberapa makanan yang masih dihinggapi oleh lalat, kemudian untuk ruang kelasnya sudah lumayan bersih layak untuk proses belajar mengajar dan juga dari ventilasi kelasnya sudah baik, dan dari fasilitas kesehatannya yang sudah saya tanyakan dari narasumber bahwa UKS nya sudah lumayan bagus didalamnya tersedia tempat tidur, timbangan, tandu, dan kotak P3K, tetapi saya tidak bisa melihat secara langsung bagaimana kondisi UKS di dalam karena pada saya melakukan pengamatan ternyata UKS nya tertutup dan pada saat saya menanyakan kepada narasumber kenapa UKS nya tertutup ternyata UKS nya terbuka hanya pada hari senin pada saat upacara dan jika ada siswa yang sakit.

PEWAWANCARA : ANISA SUSIANTI | C051171019 NARASUMBER

: ANDINI | X MIPA 2 | 16 TAHUN

Pada hari Senin, 14 Mei 2018, kami kelompok 5 melakukan observasi di lingkungan sekolah yaitu SMAN 21 Makassar. Saya Anisa Susianti sebagai pewawancara dan Andini sebagai narasumber dari topik observasi kali ini yang bertema “Upaya Pencarian Layanan Kesehatan”. Andini adalah salah satu siswi SMAN 21 dari kelas X MIPA 2. Dia berusia 16 tahun. Dari penampilan luarnya, saya menilai Andini sebagai sosok yang memperhatikan kebersihan, terlihat dari pakaian yang dia kenakan masih rapi, padahal kami melakukan observasi pada siang hari, tepatnya pukul 13.00 WITA. Meskipun nampak sebagai seorang pemerhati penampilan, dia tak lepas dari masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang biasa dia alami adalah influenza. Dia mengalami influenza hingga tujuh hari. Selain influenza, dia tidak memiliki riwayat penyakit lain, baik di diri pribadinya atau riwayat penyakit orang tuanya. Data subjektif itu didukung oleh data yang saya amati, terlihat kulit wajah Andini cerah, dengan kulit yang terlihat sehat tanpa jerawat, serta tidak pucat. Senyum di wajahnya semakin memperkuat analisa saya. Karena masa influenzanya yang cukup lama, hal ini berdampak pada biologis, psikologis, dan hubungan sosial Andini. Secara biologis, influenza membuat Andini sering mengelap hidungnya untuk mengeluarkan ingus yang berlebihan. Terkadang hal ini menyebabkan kulitnya terkena iritasi seperti kemerahan bahkan perih saat membasuh wajah. Secara psikologisnya pun, dia terganggu. Seperti rasa minder karena harus mengeluarkan bunyi-bunyian yang terdengar

menjijikkan di keramaian, misalnya di kelas. Kalaupun dia tidak membuangnya, ingus tersebut akan otomatis mengalir melewati philtrum-nya. Oleh karenanya, citra diri Andini pada dirinya sendiri bisa terganggu. Secara sosial, dia juga mengalami gangguan. Andini mengungkapkan, saat dia influenza, teman-temannya terkadang menjaga jarak darinya karena dia dianggap sebagai penyebar virus. Andini merasa dirinya dianggap sebagai penyebar virus sehingga tanpa sadar dia mengucilkan diri dari pergaulan sosial untuk sementara hingga influenzanya sembuh. Nah, karena banyaknya dampak dari satu masalah kesehatan ini, Andini pun melakukan tindakan untuk mengurangi gejala influenzanya. Upaya pertama yang dia lakukan adalah dengan kompres air hangat. Sambil tersenyum dia menjelaskan kalau menurutnya, kompres air hangat itu dapat mencairkan lendir-lendir yang menempel di tenggorokannya. Saya menanyakan kebenaran atas pendapatnya itu, dan dengan mata polosnya yang berbinar dia menggeleng dengan malu-malu mengungkapkan tidak tahu. Kemudian saya melakukan pembenaran atasnya. Saya menjelaskan bahwa kompres air hangat dilakukan untuk merangsang hipotalamus di dalam otak agar menurunkan suhu di dalam tubuh, karena menganggap suhu di luar tubuh lebih panas. Demam adalah hal yang wajar karena sistem imun sedang melawan virus. Sedangkan bersin dan batuk lebih kepada alergi, hal ini bisa diatasi dengan konsumsi anti-histamin. Kemudian untuk teknik pengeluaran lendir, saya mencoba memberi edukasi berdasarkan yang sudah saya pelajari tentang beberapa posisi berbaring untuk membantu pengeluaran sputum. Setelah sputum tersebut berada di pangkal tenggorokan, hal berikutnya yang dilakukan adalah teknik batuk efektif. Saya menyarankan Andini untuk memberi bantalan di dadanya, kemudian melakukan napas rileks sebanyak 2 kali kemudian tarikan napas yang ketiga diakhiri dengan batuk yang maksimal. Terakhir, saya melakukan respon dengan cara meminta Andini melakukan sesuai penjelasan yang dia pahami. Dan hasilnya, dia sudah paham teknik batuk efektif. Andini menambahkan bahwa, ketika dia influenza lebih dari 4 hari dan sudah merasa aktivitasnya terganggu, dia akan melakukan pencarian pelayanan kesehatan, yaitu praktek dokter pribadi. Hal ini dia lakukan karena di keluarganya memang sudah memiliki dokter pribadi,

sehingga dia tidak ke rumah sakit karena proses administrasi yang berbelit. Walaupun mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, dia dan orang tuanya tidak merasa keberatan. Kedepannya, dia berharap agar administrasi di rumah sakit tidak sepanjang sekarang, apalagi bagi pengguna asuransi kesehatan. Masyarakat zaman sekarang yang seamkin cepat dan semakin instan, seharusnya didukung oleh sarana kesehatan yang mudah terjangkau dan cepat. Andini dan keluarganya tidak masalah dengan biaya yang dikeluarkan, demi tidak tergadaikannya waktu selama sakitnya dengan hal-hal yang membuatnya menunggu.

Early exposure di SMAN 21 Makassar Senin, 14 Mei 2018

Nur Mutiara (Narasumber) biasa dipanggil Tiara, usianya 16 tahun. Aktivitas sehari-hari ialah sebagai pelajar di SMAN 21 Makassar. Masalah kesehatan yang dialami Tiara yaitu batuk-batuk akibat kondisi cuaca yang berubah-ubah. Kalau sedang batuk, tiara merasa tidak nyaman kepada temantemannya karena batuknya yang menimbulkan kebisingan dalam kelas bahkan mengganggu konsentrasi saat belajar. Pencegahan yang dilakukan Tiara biasanya yaitu menghindari makanan yang berminyak, minuman yang ber-es dan banyak mengkonsumsi air hangat. Jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan Tiara itu tidak ada karena ia beranggapan bahwa penyakitnya tidak parah dan tidak semestinya harus pergi ke dokter. Dari hasil wawancara dengan Tiara, ia belum pernah di rawat di Rumah Sakit maupun Puskesmas. Keluarganya juga tidak memilki riwayat penyakit yang terbilang berbahaya. Tapi mengenai perilaku mencari layanan kesehatan Tiara memilih untuk pergi ke Puskesmas.

Dari hasil observasi di sekolah Tiara, kami melihat kondisi kamar mandi yang agak kotor sehingga dapat menimbulkan masalah kesehatan. Kantinnya cukup bersih untuk dipakai makan serta ruangan kelas juga yang bersih.

Hasil Observasi

Ariska Putri, seorang pelajar di SMAN 21 Makassar. Ia berusia 16 tahun dan saat ini duduk di bangku kelas 10. Ia akrab disapa Putri. Putri adalah anak tunggal dalam keluarganya. Ia bertempat tinggal di Jl. Perintis Kemerdekaan IV. Masalah kesehatan yang dialami Putri adalah maag. Ia sudah menderita penyakit maag sejak duduk di bangku kelas 3 SD. Penyakitnya ini bermula dari kebiasaan Putri yang makan tidak teratur dan selalu melupakan sarapan. Dalam keluarganya, Putri bukanlah satu-satunya yang menderita maag, karena Ibunya pun mengalami masalah kesehatan yang sama. Sewaktu-waktu maag yang diderita Putri ini bisa kambuh dan hal itu memberikan dampak yang cukup besar bagi dirinya, baik dari aspek biologis, psikis, maupun sosialnya. Dari aspek biologis, Putri mengatakan jika maag yang dideritanya kambuh, Ia akan merasakan sakit yang luar biasa pada ulu hatinya, mual, dan nafsu makannya menurun. Bahkan pernah beberapa kali Ia harus dirawat di rumah sakit karena penyakitnya ini. Dari aspek psikis, Putri mengatakan bahwa Ia akan merasa cemas jika penyakitnya ini kambuh, terlebih Ia memikirkan bahwa Ia harus ketinggalan beberapa pelajaran di sekolahnya jika sakit yang Ia rasakan ini mengharuskannya untuk beristirahat di rumah atau menjalani perawatan di rumah sakit. Dari

aspek sosialnya sendiri, Putri merasa aktivitasnya terganggu, terutama Ia tidak bertemu dan berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah. Hal ini dirasakannya ketika Ia dirawat di rumah sakit karena maag yang kambuh. Untuk mencegah penyakitnya kambuh, Putri mulai memperhatikan pola makannya. Ia pun selalu membawa bekal ke sekolah. Akan tetapi jika sewaktu-waktu penyakitnya ini kambuh, Ia akan mengatasinya dengan meminum air putih. Jika belum merasa baikan, maka barulah Ia akan mengonsumsi obat-oabtan, seperti Promag. Namun, dalam kondisi di mana maagnya yang kambuh bahkan tidak teratasi dengan obat yang biasa dikonsumsinya, orang tua Putri akan membawanya ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.

HASIL OBSERVASI

Husnia paradita, seorang pelajar di SMAN 21 Makassar. Ia berusia 16 tahun dan sekarang duduk dikelas 10. Ia biasa disapa husnia. Husnia bertempat tinggal di jalan Asmil Yonif700Rider. Masalah kesehatan yang pernah dialami husnia selama bersekolah di SMAN 21 MAKASSAR adalah dia pernah menderita penyakit diare dan sakit kepala. Husnia menderita penyakit diare beberapa bulan lalu. Penyakitnya bermula dari dia yang jajan sembarangan sehingga makan makanan yang tidak sehat dan tidak cuci tangan sebelum makan. Selain diare husnia juga sering mengalami sakit kepala dikarenakan pengaruh cuaca yang sangat panas.

Dampak dari masalah kesehatan yang diderita husnia adalah dia tidak bisa berkonsentrasi dalam belajar, susah berinteraksi ke teman-temannya di sekolah dan hanya berdiam diri karena menahan rasa sakit yang dia derita. Pada saat husnia diare beberapa bulan yang lalu, husnia sempat dibawa oleh orang tuanya ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan. Kini, husnia jera akan jajan sembarangan di sekolahnya. Adapun yang telah husnia lakukan agar tidak terkena diare lagi adalah dia tidak jajan sembarang dan mulai mengomsumsi makanan yang sehat serta cuci tangan sebelum makan. Dan juga, untuk mengatasi jika sakit kepalanya kambuh lagi dia cuman menggunakan minyak kayu putih, freshcare dan sebagainya, sebagai pereda sakit. Dari observasi kami kemarin yang kami dapatkan dari observasi lingkungan sekolah adalah lokasi gedung sekolah sudah layak pakai, yang dimana halaman sekolah dan ruang kelas yang sudah cukup bersih, kantin sekolah yang cukup baik tetapi makanan yang dijual di kantin belum semuanya yang dijual adalah makanan yang sehat. Dari yang kami observasi di setiap ruangan di sekolah adalah wc siswa yang masih dalam keadaan kurang baik dan kurang sehat dimana tempatnya bisa menyebabkan timbulnya berbagai penyakit.

BAB III PEMBAHASAN A. METODE PENELITIAN 1. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data pada proses identifikasi karakteristik sekolah di wilayah studi merupakan hasil survei primer melalui observasi. Tahapan observasi yang dilakukan adalah observasi pasif dimana pewawancara datang langsung ke wilayah studi untuk mengamati sekaligus mewawancarai siswa. Selain mengamati, kelompok kami juga mengumpulkan data melalui dokumentasi lapangan berupa foto dan video guna melengkapi data. 2. Metode Analisis Dalam mengidentifikasi karakteristik SMAN 21 Makassar digunakan teknik analisis. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang terkumpul secara sistematis, faktual dan cermat terhadap fakta atau karakteristik yang diobservasi yang kemudian dapat disajikan melalui laporan hasil observasi. 3. Populasi dan Sampel pengambilan sampel digunakan untuk mencari data mengenai objek observasi. Dalam observasi ini untuk mengidentifikasi karakteristik sekolah di wilayah studi digunakan sampel siswa yang bersekolah di SMAN 21 Makassar dengan teknik wawancara. B. Identifikasi Karakteristik sekolah di SMAN 21 Makassar 1. Lingkungan sekolah Dari hasil observasi yang dilakukan menurut kami lingkungan sekolahnya sudah lumayan bersih di lingkungan sekolahnya juga banyak ditumbuhi pepohonan dan tanaman hias, tetapi tempat sampah yang ada di sekolah tersebut belum di pisah mana sampah plastic dan tumbuhan karena sampahnya masih disatukan, hal ini mungkin perlu pembimbingan dari pihak sekolah kepada siswa utuk memisahkan sampahnya agar pengelolahan sampahnya tidak sulit.

2. Ruangan kelas Untuk ruang kelasnya menurut kami juga sudah lumayan bersih, tetapi di ruang kelasnya masih terdapat debu di sela-sela ventilasi kelas ini sangat berbahaya bagi siswa karena dapat menghirup debu tersebut pada saat belajar. Di dalam kelas tersebut juga belum di lengkapi kipas angin yang membuat siswa tidak terlalu nyaman berada di dalam kelas karena kepanasan apalagi jika proses belajar mengajar pada siang hari. 3. Kantin sekolah Dari hasil pengamatan kantin sekolah tersebut juga sudah lumayan bersih dan rapi, tetapi ada bebarapa penjual makanan yang belum terlalu memperhatikan kebersihan makanannya karena masih ada beberapa makanan yang di hinggapi oleh lalat yang dapat menyebabkan siswa mengalami diare, di kantin tersebut juga masih kurang yang menjajahkan makanan sehat. 4. WC sekolah Kondisi wc di sekolah tersebut masih kurang layak dikatakan sehat karena wc tersebut masih terdapat banyak kerak yang menempel dan tidak di lengkapi penerangan, dan juga keadaan wc yang bau yang membuat ruang kelas yang berada di samping wc menjadi terganggu proses belajar mengajarnya. 5. Layanan kesehatan (UKS) Untuk layanan kesehatan di sekolah tersebut yang kami dapatkan dari hasil wawancara karena berhubung UKS pada saat itu tertutup karena UKS tersebut hanya buka pada hari senin saat upacara dan jika ada siswa yang sakit, menurut narasumber UKS nya sudah lumayan bersih dan terawat di dalam UKS sudah dilengkapi dengan tempat tidur, tandu, timbangan, dan kotak P3K. Kotak P3K nya sendiri sudah lumayan lengkap untuk obat-obatan penyakit yang sering muncul di sekolah.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Sekolah merupakan salah satu tempat untuk menimba ilmu pengetahuan dan sebagai salah satu wadah untuk mengembangkan kemampuan maupun kreativitas seorang siswa, diharapkan dalam proses belajar dan mengajar did lam kelas terjadinya simbiosis mutualisme yang menguntungkan antar siswa yang satu dan yang lainnya maupun antar guru dan siwa, sehingga hasil dari belajar dapat tercapai secara maksimal sesuai yang diharapkan. Pada kenyataannya setiap sekolah yang ada di Indonesia belum bias menciptakan lingungan yang sehat dan nyaman sebagai pendukung proses belajar bagi para siswanya, hal ini karena pihak sekolah belum bias mengatasinya. Dari hasil observasi di dapatkan masalah kesehatan yang muncul antara lain sakit kepala, diare, dan maag. Dari pencarian fasilitas kesehatan ada beberapa siswa yang mampu ke dokter dan juga ada yang hanya membeli obat warung. B. Saran Perlunya kita melakukan sosialisai, untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai perlunya menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Serta mampu memberikan masukanan mengenai masalah kesehatan yang dialami misalnya masalah kesehatan diare dan maag untuk membawa bekal dari rumah agar bias terhindar dari masalah kesehatan tersebut.

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""