MAKALAH PSIKOLINGUISTIK HAKIKAT, FUNGSI, DAN CIRI BAHASA MANUSIA
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6 1. SUHARTATIK KUNTARI
1657042025
2. SURAHMIKALSUM
1657042027
3. MOCH. IBNU FIHA A.
1657042005
4. MUHAMMAD FARHAN
1657042015
PRODI PENDIDIKAN BAHASA MANDARIN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ASING FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2019
1
KATA PENGANTAR Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan rahmat dan hidayahnya-Nya sehingga makalah dengan judul “Hakikat, Fungsi, dan Ciri Bahasa Manusia” dapat terselesaikan dengan baik. Adapun tujuan penulisan makalah adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikolinguistik, pada semester VI ditahun ajaran 2019. Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis.
Makassar, Maret 2019
Kelompok 6
2
DAFTAR ISI SAMPUL ..............................................................................................................1 KATA PENGANTAR ..........................................................................................2 DAFTAR ISI .........................................................................................................3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..........................................................................................4 B. Rumusan Masalah .....................................................................................4 BAB II PEMBAHASAN A. Hakikat Bahasa..........................................................................................5 B. Fungsi Bahasa ...........................................................................................6 C. Ciri-Ciri Bahasa Manusia .........................................................................7 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ...............................................................................................13 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................14
3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu anugerah yang terbesar bagi umat manusia.
Mekanisme
berbahasa
memungkinkan
manusia
melakukan
pertukaran ide yang menyebabkan perkembangan di berbagai aspek kehidupan kemanusiaan. Melalui bahasa manusia dapat mencapai kondisinya yang sekarang. Dapat dipahami bahawa bahasa memiliki kedudukan dan peranan yang penting bagi peradaban manusia. Berkaitan dengan hal ini, hakikat bahasa; pengertian, sifat serta berbagai ciri bahasa yang digunakan manusia, menarik untuk dibahas lebih lanjut. Hal-hal tersebut akan menjelaskan lebih jauh peranan bahasa dalam kehidupan manusia. Di sisi lain, pemahaman berkenaan dengan hakikat bahasa akan membantu memahami keunikan dan kekhasan bahasa yang dimiliki oleh manusia. Dengan demikian, pada bagian-bagian yang selanjutnya akan dibahas lebih rinci mengenai pengertian bahasa, sifat-sifat bahasa serta ciri-ciri bahasa manusia. Hal ini bertujuan untuk memaparkan lebih rinci mengenai hakikat bahasa itu sendiri.
Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang, masalah-masalah yang menjadi dasar penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah hakikat bahasa? 2. Bagaimanakah fungsi bahasa dalam kehidupan manusia? 3. Apa sajakah ciri-ciri bahasa manusia?
4
BAB II PEMBAHASAN
A. Hakikat Bahasa Berdasarkan etimologis, bahasa berasal dari kosakata Sanskerta “bhāṣā”. Kata ini bermakna sebagai deskripsi atau definisi. Sedangkan dalam bahasa Inggris, bahasa adalah ‘language’ yang memiliki kemungkinan asal kata dari ‘lughah’ dalam bahasa Arab. Kata ini berepresentasikan sistem kata atau tanda yang digunakan untuk menyampaikan gagasan. Sedangkan para ahli memberikan beberapa definisi mengenai bahasa yaitu sebagai berikut: 1. Ferdinand de Saussure Bahasa merujuk pada sebuah sistematika konvensional. bahasa terdiri dari sekumpulan klasifikasi; bungi, kata serta sistem pengaturan yang digunakan manusia untuk menyampaikan makna.(Saussure, 1959) 2. Plato Bahasa adalah pernyataan hasil pikiran yang direfleksikan melalui ucapan. 3. Carrol Bahasa merujuk pada sebuah sistem struktural mengenai bunyi yang sifatnya manasuka dan digunakan sebagai komunikasi antar individu. 4. Wiiliam A. Haviland Sebuah sistem bunyi yang memiliki aturan tertentu dan menimbulkan makna yang dapat ditangkap oleh individu yang mengunakannya. Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa bahasa merupakan suatu sistematika penyampaian gagasan. Bahasa menyampaikan ide manusia melalui aturan-aturan tertentu yang jika digabungkan akan menimbulkan sebuah pemahaman. Lebih lanjut lagi, bahasa merupakan sebuah sistem konvensi sosial yang bermakna bahwa penggunaan sistematika, pembentukan arti serta kosakata pada sebuah bahasa didasarkan pada kesepakatan individu-individu penggunanya.
5
B. Fungsi Bahasa Manusia Dalam kehidupan manusia, bahasa memiliki fungsi sebagai berikut: a. Fungsi interpersonal Fungsi interpersonal bahasa adalah untuk menjaga hubungan manusia dengan manusia yang lain. Melalui bahasa, manusia membentuk hubungan
sosial
yang
baik
dengan
manusia
lainnya.
Manusia
menggunakan bahasa untuk membangun serta menjaga keakraban dan menunjukkan kepedulian terhadap individu lain. Sehingga hubungan sosial yang telah terjalin dapat bertahan dan berjalan harmonis. b. Fungsi direktif Fungsi direktif bahasa adalah penggunaan bahasa yang bertujuan agar komunikan mau melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh komunikator. Bahasa menjadi media penyampaian keinginan yang memerlukan tanggapan dari lawan bicara. Dalam melaksanakan fungsi direktif, bahasa hendaknya tetap berpedoman pada nilai-nilai dan normanorma yang berlaku agar hubungan baik antara komunikator dan komunikan tepat berjalan baik. c. Fungsi referensial Bahasa dapat digunakan untuk menggantikan sesuatu yang tidak dapat dihadirkan. Hal inilah yang menjadi makna fungsi referensial bahasa. Misalnya, ketika seorang bercerita mengenai surga, tidak mungkin gambaran asli surga dapat ditampilkan. Maka sebagai gantinya bahasa digunakan untuk merefleksikan kondisi dan keadaan surga. d. Fungsi imajinatif Manusia mampu secara kreatif menggunakan bahasa. Hal ini yang menjadi dasar penggunaan bahas sebagai media penyampaian imajinasi manusia. Bahasa digunakan manusia sebagai media bahasa sebagai media imajinasi sering dikaitkan dengan sastra yang merupakan kreasi penggunaan bahasa dalam bentuk yang indah.
6
C. Ciri – Ciri Bahasa Manusia Tiap
mahluk
hidup
memiliki
cara
mengkomunikasikan makna. Manusia sebagai
masing-masing
untuk
mahluk berakal
telah
mengembangkan sebuah sistem komunikasi yang efektif dan efisien serta kompleks; bahasa. Adanya akal pada manusia juga menyebabkan bahasa yang dikembangkan manusia memilik ciri-ciri khusus yang tidak ditemukan pada bahasa yang digunakan mahluk lain dalam berkomunikasi. Berikut adalah ciriciri bahasa manusia yang menjadikannya berbeda dibandingkan bahasa mahluk lain (Fromkins, et al., 2003). a. Bahasa manusia berkembang. Bahasa yang digunakan manusia mampu berkembang pada tiap aspek kebahasaannya. Perluasan kosakata, tatabahasa serta penggunaan ini terjadi sebagai dampak dari dinamika kehidupan penutur sebuah bahasa. Hal ini juga tidak terlepas dari adanya kreativitas manusia sebagai mahluk yang memiliki akal. Dengan demikian pada hakikatnya tidak ada bahasa yang dianggap primitif. Tiap bahasa merupakan sistematika kompleks dan semuanya mampu digunakan untuk menyampaikan berbagai hal. Tiap bahasa juga memungkinkan untuk berkembang seiring dengan perkembangan konsep kemanusiaan itu sendiri. b. Bahasa manusia merupakan hasil kesepakatan Sebagai mahluk sosial, manusia menggunakan bahasa yang merupakan kesepakatan antar penggunanya. Hal ini tidak terlepas dari sifat bahasa sebagai sebuah sistem arbitrer. Bahasa sebagai sistem arbitrer menggunakan penanda (signifier) yang tidak memiliki hubungan khusus dengan petanda (signed) yang diwakilinya(Barthes, 1986). Hal tersebut tentu membutuhkan sebuah kesepakatan antar pengguna bahasa mengenai konsep yang diwakili oleh sebuah penanda. Lebih lanjut lagi kesepakatan ini juga sangat dibutuhkan untuk memaparkan makna penanda yang bersifat abstrak; yang tidak memiliki referensi konkret dalam kehidupan. Dengan demikian bahasa manusia merupakan sebuah sistem konvensi
7
(kesepakatan) antara penggunanya untuk menentukan makna dari penanda yang digunakan pada bahasa tersebut. c. Bahasa manusia terikat pada sistem tatabahasa yang produktif Sifat bahasa manusia yang merupakan sebuah sistem tanda dan produktif adalah ciri kebahasaan yang tidak dimiliki oleh bahasa yang digunakan mahluk lain. Bahasa manusia memiliki tata penggunaan dan pembentukan baik dari sisi bunyi, bentuk kata hingga rangkaian kata yang digunakan untuk menyampaikan sebuah gagasan. Namun demikian, aturan ini tidak membatasi penggunaan bahasa manusia. Aturan ini merupakan rambu-rambu penggunaan bukan batasan penggunaan. Dengan adanya aturan ini bahasa yang digunakan manusia secara nyata mampu menyampaikan pelbagai gagasan dan konsep.
Sedangkam menurut Hockett (1963) menyatakan bahwa ada enam belas ciri bahasa manusia, yakni (1) jalur vokal-auditoris, (2) penyiaran ke semua jurusan, penerimaan terarah, (3) cepat hilang, (4) dapat saling berganti, (5) umpan balik yang lengkap, (6) spesialisasi, (7) kebermaknaan, (8) kesewenangan, (9) keterpisahan, (10) keterlepasan, (11) keterbukaan, (12) pembelajaran, (13) dualitas struktur, (14) benar atau tidak, (15) refleksivitas, (16) dapat dipelajari. Adapun mengenai hal terebut akan diuraikan seperti berikut. 1. Jalur vokal-auditoris Ciri ini merupakan karakteristik bahasa yang paling tampak. Bunyi bahasa dihasilkan oleh alat ucap manusia dan mekanisme pendengaran menerimanya. Penggunaan bunyi juga banyak digunakan oleh binatang sebagai sarana komunikasi. Akan tetapi, tidak semua sinyal bunyi itu dihasilkan oleh alat ucap. Burung pelatuk dengan paruhnya mematuk di pohon-pohon, jangkerik mengerik dengan sayapnya, ular getar (rattle snake) bersuara dengan menggetarkan ekornya, tetapi memang ada binatang yang menggunakan alat ucapnya untuk menghasilkan sarana komunikasi, seperti burung, sapi, kera, serigala. Meskipun demikian, kelompok yang terakhir itu tidak memiliki ciri-ciri bahasa yang lain. 2. Arbitrer
8
Ciri ini mempunyai makna bahwa bahasa manusia itu menggunakan lambang yang bersifat sewenang-wenang. Artinya, antara lambang dengan yang dilambangkan tidak mempunyai hubungan makna. Misalnya, mengapa suatu benda disebut kuda, tidak lain karena ada kesepakatan antara pengguna bahasa untuk menyebutnya sebagai kuda. Antara lambang bunyi /kuda/ dengan binatang yang berkaki empat yang dapat meringkik itu tidak mempunyai hubungan makna apaapa. Bahasa merupakan hasil kesepakatan bersama atau konvensi. jika sekelompok orang sepakat untuk menyebut suatu benda itu, misalnya, sione, maka jadilah benda itu bernama sione. Tetapi, harus juga dicermati bahwa terdapat kontroversi antara teori arbitrer itu dengan teori yang lain. Sejak zaman Aristoteles, fenomena seperti itu sudah didiskusikan. Terdapat dua aliran, yakni aliran analogi dan anomali. 3. Kebermaknaan Ciri ini berarti bahwa bahasa mengacu pada objek atau tindakan. Bagi manusia, kursi berarti tempat duduk yang berkaki empat dan memiliki sandaran. Manusia dapat membuat generalisasi dengan menerapkan nama kursi itu untuk semua jenis kursi dan tidak hanya untuk satu tipe kursi saja. Lebih jauh lagi, kebermaknaan dapat pula mengacu pada tindakan. Misalnya, melompat mempunyai makna ‘melakukan gerakan dengan mengangkat kaki ke depan, ke bawah, atau ke atas, dengan cepat’. Kebermaknaan merupakan ciri bahasa yang khas manusia. Binatang mungkin hanya dapat mengkomunikasikan tentang situasi secara keseluruhan. Seekor ayam betina yang meneriakkan tanda bahaya ketika ada serigala di dekat anak-anaknya mungkin hanya menyampaikan pesan, “Awas, awas! Ada bahaya mengancam!” Ayam betina itu tidak akan menggunakan kode yang bermakna ada serigala, misalnya. Mengapa demikian? Dalam situasi bahaya yang lain, misalnya, ada ancaman burung elang atau ular ganas, ia juga akan menggunakan tanda komunikasi yang sama untuk anak-anaknya. Jadi, ia tidak membedakan antara tanda bahaya karena ada ancaman serigala, elang, ular, atau ancaman yang lain. 4. Transmisi budaya
9
Ciri ini menunjukkan bahwa bahasa manusia itu diturunkan dari generasi sebelumnya. Peranan pengajaran dalam dunia binatang tidak begitu jelas. Kita tidak tahu persis apakah burung itu mengajari anaknya untuk menyanyi atau berkomunikasi, atau anaknya belajar dari induknya untuk berkomunikasi. Bagi burung, mungkin nyanyiannya itu sebagian besar adalah bawaan dan mungkin sebagian kecil saja yang merupakan hasil belajar. Burung jalak misalnya, karena sejak kecil mendengarkan suara burung kutilang, maka dapat juga ia menyanyikan lagu burung kutilang, sementara nyanyian khas burung jalak itu masih tetap dipertahankannya. Bahkan, mungkin karena sering mendengar kucing yang mengeong-ngeong, tidak jarang ada burung jalak yang juga bisa mengeong seperti kucing. Meskipun perbedaan antara manusia dan binatang atas ciri ini tidaklah merupakan ciri yang ketat berbeda, tampaknya komunikasi dalam binatang itu jauh lebih merupakan bawaan daripada yang terjadi pada manusia. Jika seorang anak diisolasikan, misalnya dari kehidupan manusia, ia tidak akan mampu berbahasa. Sebaliknya, burung yang diisolasikan dari dunia burung, masih tetap akan dapat menyanyi seperti burung yang lainnya. 5. Penggunaan spontan Ciri ini bersifat sosial. Penggunaan spontan menunjukkan manusia itu dapat memulai berbicara secara manasuka. Berbicara bagi manusia tidak dalam situasi terpaksa atau dipaksa seperti halnya anjing yang berdiri di atas dua kaki belakangnya karena mendapatkan makanan atau mungkin cambukan. Sebenarnya ciri ini juga tidak khas manusia sebab beberapa binatang juga dapat memulai komunikasinya secara bebas dan tidak dalam keadaan terpaksa. 6. Bergiliran Ciri ini menunjukkan bahwa bahasa manusia dapat digunakan secara bergiliran. Ketika seseorang sedang berbicara, maka yang lain mendengarkan dan kemudian ganti berbicara, jika diperlukan. Dalam sebuah percakapan, misalnya, kita tidak akan berbicara sementara lawan kita sedang berbicara. Kita menunggu giliran kita berbicara dengan sopan. Perhatikan dialog berikut ini.
10
(-) Selamat pagi, Pak.
(+) Selamat pagi. Ada yang dapat saya bantu?
(-) Saya mau minta tolong untuk menyelesaikan tugas ini, Pak.
(+) Baiklah, letakkan di situ dulu, nanti kalau saya agak luang akan saya tangani. (-) Terima kasih, Pak.
(+) Sama-sama.
Dari dialog itu tampak bahwa dalam berkomunikasi dengan bahasa, manusia dapat menunggu gilirannya berbicara. 7. Dualitas atau artikulasi ganda Ciri ini menunjukkan bahwa bahasa manusia itu diorganisasikan menjadi dua tataran, yakni kesatuan dasar yang berupa bunyi tuturan seperti bunyi /a/, /p/, / e/, /l/, tidak akan bermakna apabila berdiri sendiri-sendiri. Tetapi demikian bunyi itu bergabung menjadi satu unit, /apel/, maknanya jelas sekali, yakni sejenis buah-buahan. Fenomena semacam itu hanya khas milik manusia. Binatang tidak memiliki unit bunyi-bunyi yang kemudian disatukan dan mengandung makna semacam itu. Beberapa jenis binatang konon juga memilikinya, tetapi dalam keadaan sangat terbatas. 8. Keterpisahan Ciri ini mengandung makna bahwa bahasa itu dapat digunakan untuk mengacu benda atau sesuatu yang jauh dalam pengertian tempat dan waktu. Sekarang, misalnya, kita dapat saja berbicara tentang kerajaan Majapahit yang ada dalam abad ke 14. Jelas dari segi waktu jauh di belakang kita berabad-abad lamanya, namun bahasa dapat digunakan untuk mengacu pada peristiwa atau benda-benda jauh di belakang kita dari segi waktu. Demikian juga bahasa dapat digunakan untuk mengacu sesuatu yang jaraknya jauh dari kita dari segi tempat. Kita dapat berbicara tentang Putri Diana yang meninggal di Inggris, meskipun kita
11
berada di Indonesia. Bahkan, sekarang ini kita dapat berbicara secara langsung dengan orang-orang yang jaraknya bisa mencapai ribuan bahkan jutaan kilometer dari kita. 9. Ketergantungan Ciri ini merupakan ciri yang sangat penting bagi bahasa manusia. Manusia tidak hanya sekadar menerapkan rekognisi sederhana atau teknik penghitungan ketika berbicara kepada orang lain. Mereka secara otomatis mengenali pola hakikat bahasa dan memanipulasikan kotak struktur. Misalnya, mereka memahami bahwa sekelompok kata kadang-kadang dapat menjadi ekuivalensi bagi kelompok yang lain. Misalnya, kalimat berikut ini.
Wanita tua yang mengenakan kebaya lurik itu memberi makan ayam.
Manusia dapat mengatur kalimat aktif itu menjadi kalimat pasif berdasarkan kaidah yang dimilikinya sebagai berikut.
Ayam itu diberi makan oleh wanita tua yang mengenakan kebaya lurik.
Apakah binatang mampu melakukan hal serupa itu? Rasanya tidak mungkin hal itu dikerjakan oleh binatang.
10.Kreativitas Ciri yang secara keseluruhan sangat penting adalah ciri kreativitas. Ciri ini sering juga disebut sebagai keterbukaan atau produktivitas. Manusia dapat berbicara tentang apa pun tanpa menimbulkan masalah kebahasaan bagi dirinya maupun bagi pendengamya. la dapat berbicara apa yang diinginkannya dan kapan ia mau berbicara. jika ada petir, misalnya, ia tidak secara otomatis mengucapkan kalimat
12
Ada petir. Berlindunglah. Ia dapat saja berkata, Kilat petir itu indah, bukan? atau, Menurut dongeng Cina, guntur itu adalah suara dua ekor naga yang sedang bertempur dalam kaleng raksasa.
13
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Bahasa merupakan sebuah sistem konvensi sosial yang bermakna bahwa penggunaan sistematika, pembentukan arti serta kosakata pada sebuah bahasa didasarkan pada kesepakatan individu-individu penggunanya. Bahasa memiliki beberapa fungsi dan ciri-ciri sebagai bahasa manusia.
14
DAFTAR PUSTAKA Fadhilah,
Arif.
Hakikat
dan
Ciri
https://www.academia.edu/9537580/Hakikat_dan_Ciri_Bahasa, Maret 2019
15
Bahasa. diakses
4