MAKALAH PROSES KELAHIRAN
Oleh : Ariani Ayunigtyas 07630042
FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII UNIVERSITAS KADIRI KEDIRI 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Proses Persalinan” . Dalam meyelesaikan makalah ini kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan wawasan pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang kami miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Agung selaku Dosen Pengajar. 2. Ibu Candra SST selaku Dosen Pembimbing. 3. Teman-teman yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan sempurnanya makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Kediri, Juni 2008
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………. i Kata Pengantar …………………………………………………………. ii Daftar Isi ………………………………………………………………... iii BAB I
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang ………………………………………….. 1
1.2
Rumusan Masalah ………………………………………. 1
1.3
Tujuan …………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN 2.1
Persalinan Normal ………………………………………. 2
2.2
Proses Persalinan ………………………………………... 2 2.2.1
Kala I ……………………………………………. 2
2.2.2
Kala II …………………………………………… 5
2.2.3
Kala III ……………………………………........... 6
2.2.4
Kala IV …………………………………….......... 7
BAB III PENUTUP Saran ……………………………………………………..
9
Kesimpulan ………………………………………………
9
Daftar Pustaka …………………………………………………………… 10
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Persalinan adalah tugas dari seorang ibu yang harus dihadapi dengan tabah, walaupun tidak jarang mereka merasa cemas dalam menghadapi masalah tersebut. Oleh karena itu, mereka memerlukan penolong yang dapat dipercaya, yang data memberikan bimbingan dan selalu siap di depan dalam mengatasi kesukaran. Dalam makalah ini akan dijelaskan mengenai proses kelahiran.
1.2
Perumusan Masalah Latar belakang diatas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut : “ Bagaimana Proses Kelahiran Bayi ? “
1.3
Tujuan Tujuan Umum : -
Untuk mengetahui proses kelahiran.
Tujuan Khusus : 1. Untuk mengidentifikasi kelahiran normal. 2. Untuk mengetahui tahap-tahap proses kelahiran normal.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Persalinan Normal Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar. Persalinan biasa atau normal (eutosia) adalah proses kelahiran janin pada kehamilan cukup bulan (aterm 40 minggu), pada janin letak memanjang dan presentasi belakang kepala, yang dususul dengan pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam waktu kurang dari 24 jam, tanpa tindakan atau pertolongan buatan dan tanpa komplikasi.
2.2
Proses Persalinan Proses persalinan terbagi menjadi 4 kala : 1. Kala I
: Pembukaan serviks.
2. Kala II
: Kala pengeluaran janin.
3. Kala III
: Kala pengeluaran plasenta.
4. Kala IV : Hingga 1 jam setelah plasenta lahir. 2.2.1 Kala I Tanda-tanda dan gejala inpartu : 1. Penipisan dan pembukaan serviks. 2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit ). 3. Cairan lender bercampur darah (show) melalui vagina. 4. Adanya HIS. His ssesungguhnya dan his palsu HIS sesungguhnya 1. Rasa sakit :
HIS palsu 1. Rasa sakit :
- teratur
- tidak teratur
- Interval makin pendek
- interval panjang
- semakin lama semakin kuat
- kekuatan tetap
2
- dirasakan paling sakit di
- dirasakan kuat di daerah perut
daerah punggung - intensitas makin kuat kalau
- tak ada perubahan walaupun penderita berjalan
penderita berjalan. 2. Keluar “show”
2. Tidak keluar “show”
3. Serviks membuka dan meni-
3. Serviks tertutup dan tak ada pembukaan.
pis.
Fase-fase dalam persalinan kala I : 1. Fase Laten - Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks. - Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm. - Pada umumnya fase laten berlangsung hampir atau hingga 8 jam.
2. Fase Aktif - Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap (kontraksi dianggap adekuat, memadai jika terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih). - Dari pembukaan 4 cm hingga mencaspai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam (nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm (multipara). - Terjadi penurunan bagian terbawah janin. Proses persalinan pada kala I : 1. Dimulai pada waktu serviks membuka karena his: kontraksi uterus yang teratur, makin sering, makin nyeri; disertai pengeluaran darah-lendir (tidak lebih banyak dari darah haid). 2. Berakhir pada waktu pembukaan serviks telah lengkap (pada periksa-dalam bibir porsio tidak dapat diraba lagi). Selaput ketuban biasanya pecah pada akhir kala I. 3
3. Lamanya tergantung paritas ibu : primigravida ± 12 jam, multigravida ± 7 jam. 4. Mekanisme pembukaan serviks adalah sebagai berikut : kontraksi segmen atas uterus dan retraksi (regangan) segmen bawah uterus yang mengakibatkan pembukaan serviks. Akhirnya segmen bawah uterus makin menipis, dan segmen atas uterus (korpus) makin menebal. Perbedaan antara his dan “his palsu” : Betul-betul bersalin
Belum bersalin
- Mules-mules teratur(1jam 5 kali) - Tidak teratur. - Makin lama makin sering.
- Tidak ada perubahan.
- Makin lama makin nyeri dan ma- - Tidak ada perubahan. kin lama. - Nyeri dimulai dari belakang - Nyeri terutama di depan. menjalar ke depan -Berjalan menambah nyeri.
-Tidak ada perubahan.
-Berhubungan dengan pengeras-
-Tidak ada hubungan.
an uterus. -Keluar darah lendir.
-Tidak keluar apa-apa.
-Serviks mendatar dan membuka
-Tidak ada perubahan.
-Bagian terbawah sudah turun.
-Belum turun.
-Kepala tidak dapat digerakkan
-Kepala tetap bebas.
pada waktu mules. -Sedativa tidak menghentikan
-Sedativa dapat menghentikan mules-mules.
mules-mules.
Pada primigravida retraksi (regangan, penipisan) mendahului pembukaan serviks, sedangkan pada multigravida berlangsung bersama-sama. Inilah yang menentukan lamanya kala I. Kecepatan pembukaan pada sepertiga pertama lambat, dan pada dua per tiga kedua cepat. Pembukaan lengkap = 10 cm.
4
5. His Frekuensi : 1 kali/10 menit pada permulaan persalinan 2-3 kali/10 menit pada akhir kala I. Lamanya : kurang lebih satu menit. Nyerinya : berasal dari regangan seviks yang membuka. Terjadi kalau tekanan intrauterine melebihi 20 mmHg. Biasanya dimulai dari tulang belakang yang menjalar ke depan. Kontraksi uterus dimulai pada tempat kira-kira batas tuba dengan uterus. Akibatnya terhadap janin : setiap kontraksi dapat menghambat aliran darah dari plasenta ke janin. Kalau tekanannya melebihi 75 mmHg akan menyumbat aliran darah sama sekali. Kalau his terlampau kuat, terlampau lama, atau terlampau sering dapat menimbulkan gawat janin. 6. Darah lendir Darah lendir bercampur lendir yang keluar dari uterus akibat pergeseran selaput ketuban dengan dinding uterus pada waktu pembukaan seviks. 2.2.2
Kala II 1. Dimulainya, hanya dapat diketahui dengan periksa dalam, dengan menemukan serviks yang membuka lengkap (pembukaan lengkap, pembukaan 10 cm). Tanda-tanda klinik lainnya ialah : - nyeri his yang sangat hebat; - pasien merasa “ingin mengejan”; - “darah-lendir” bertambah banyak; - selaput ketuban pecah; - perasaan seperti “mau buang air besar”; - hemoroid fisiologik mulai tapak. 2. Berakhir dengan lahirnya janin. 3. Lamanya Pada primigravida kira-kira 1 jam, multipara ½ jam. 5
4. Mengejan Disebab oleh turunnya kepala yang menekan rectum. Berakibat meningkatnya tekanan intraabdominal yang memperkuat kontraksi uterus. Jangan dibiarkan kalau serviks belum membuka lengkap atau dilakukan di luar his, karena regangan yang berlebihan pada ligamentum serviks lateralis dapat menimbulkan prolapsus uteri (turun peranakan) di kemudian hari. 5. Perineum yang menggembung Terjadi pada waktu kepala janin mencapai introitus vaginae. Bertambah gembung pada setiap kontraksi uterus, yang dapat mengakibatkan robekan perineum, kecuali kalau dilakukan episotomi. 6. Kepala mulai tampak diantara labia minora (crowning). 7. Mekanismus persalinan. 2.2.3
Kala III 1. Dimulainya setelah bayi lahir lengkap. 2. Berakhir dengan lahirnya plasenta. 3. Lamanya biasanya 5 menit, tidak boleh lebih dari 15 menit. 4. Perlepasan plasenta merupakan akibat dari : Retraksi otot-otot uterus setelah lahirnya janin yang akan menekan pembuluh-pembuluh darah ibu. Kontraksinya berlangsung terus-menerus (tidak memanjang lagi ototnya). 5. Tanda lepasnya plasenta Talipusat menjulur keluar, atau kalu ditarik tidak ada tahanan. Segumpal darah keluar dari vagina. Dengan menekan korpus uteri ke atas (ke arah kepala ibu), tidak lagi menarik talipusat ke atas. 6. Suntikan oksitosika
6
2.2.4
Kala IV Diagnosis Dua jam pertama setalah persalinan merupakan waktu yang kritis bagi ibu dan bayi. Keduanya baru saja mengalami perubahan fisik yang luar biasa – si ibu melahirkan bayi dari perutnya dan bayi sedang menyesuaikan diri dari dalam perut ibu ke dunia luar. Petugas/bidan harus tinggal bersama ibu dan bayi untuk memastikan bahwa keduanya dalam kondisi yang stabil dan mengambil tindakan yang tepat untuk melakukan stabilisasi.
Penanganan
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 2030 menit selama jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah perdarahan pasca persalinan.
Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
Biarkan ibu beristirahat – ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada posisi yang nyaman.
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai permulaan dengan menyusui bayinya.
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai memberikan ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
7
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam pascapersalinan.
Ajari ibu atau anggota keluarga tentang : - bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi. - Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
Tindakan yang tidak bermanfaat bahkan kemungkinan membahayakan : Tindakan
Deskripsi dan keterangan
Tampon
Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak meng-
vagina
hentikan perdarahannya. Seorang ibu dapat terus mengalami perdarahan dengan tampon di dalam vagina. Hal ini bahkan merupakan sumber terjadinya infeksi.
Gurita atau se- Selama dua jam pertama segera setelah pasca-persalinan, jenisnya
adanya gurita akan menyulitkan petugas pada saat memeriksa fundus apakah berkontraksi dengan baik.
Memisahkan
Bayi benar-benar siaga selama dua jam pertama setelah
ibu dan bayi
kelahiran. Hal ini merupakan waktu yang baik bagi ibu dan bayi saling berhubungan. Berikan kesempatan bagi keduanya untuk pemberian ASI.
Menduduki sesuatu panas
Duduk di atas bara yang panas dapat menyebabkan vaso-
yang dilatasi, menurunkan tekanan darah ibu dan menambah perdarahan. Juga dapat menyebabkan dehidrasi.
8
BAB III PENUTUP
3.1
Saran Bagi ibu hamil Sebaiknya ibu hamil dalam proses kelahirannya dibantu dengan tenaga medis agar dalam persalinannya dapat berjalan normal Bagi penyusun Diharapkan penyusun lebih mendalami proses kelahiran dalam bidangnya.
3.2
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : “ tenaga medis harus mengetahui proses kelahiran agar bisa menolong persalinan dengan baik dan benar. “
9
DAFTAR PUSTAKA
1. Bagian Obstetri dan Ginekologi, Unpad Pimpinan Persalinan Biasa. Obstetri Fisiologi. 1980 2. Asuhan Persalinan Normal, Jakarta : JNPKKR 3. Asuhan Bayi Baru Lahir, Jakarta : Pusdiknakes – WHO – JHPIEGO. 2001 4. Saifudin AB, Adrian SZG, Wikhjosastro GH, Waspodo D. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. 5. Tjokronegoro, Arjatmo. Persalinan Normal. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, cetakan keenam. 2005
10