BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak yang harus dipenuhi oleh semua orang,Dengan istirahat yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara oftimal. istirahat dan tidur memiliki makna yang berbeda pada setiap individu.secara umum, istirahat berarti suatu keadaan tenang,rileks,tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungan menurun.tidur dikarakteristikan dengan aktivitas fisik yang minumal,tingkat .kesadaran yang bervariasi,perubahan fisiologi tubuh,dan penurunan respon stimulasi eksternal.tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik,mengurangi cemas dan stres,yang dapat meningkatkan kemampuann konsentrasi saat hendak melakukan aktivitas sehari-hari Setiap individu mempunuyai kebutuhan istirahat tidur yang berbeda.pola istirahat tidur yang baik dan teratur memberikan efek yang bagus terhadap kesehatan. Keadaan tidur yang normal dapat berubah dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan non fisiologis. Faktor fisiologis yaitu penyakit fisik. Faktor dan Fisiologis yaitu obat-obatan dan substansi ,gaya hidup, pola tidur yang biasa dan mengantuk berlebihan pada siang hari, stres emosional , lingkungan , latihan fisik dan kelelahan serta asupan makanan dan kalori Orang dewasa butuh rata-rata 7-8 jam untuk tidur dan semakin sedikit waktu yang dibutuhkan untuk tidur saat orang semakin tua.orang yang sudah tua biasanya membutuhkan 5-6 jam,sesekali bergadang tidak mengganggu kecuali menyebabkan kelelahan esok harinya. Gangguan tidur yang menetap sering diakibatkan stres , kegelisahan, atau depresi, dan tak dapat berkonsentrasi.simptom atau gejala fisik seperti nyeri, juga beberapa obat dapat mengganggu tidur, kejadian ini sering dialami pada ibu nifas.
1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan istirahat dan tidur ? 2. Bagaimanakah karakteristik dan fisiologi istirahat dan tidur orang dewasa ? 3. Bagaimanakah dampak dari kekurangan dan kelebihan tidur pada orang dewasa?
1.3 Tujuan 1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan istirahat dan tidur 2. Mengetahui karakteristik dan fisiologi istirahat dan tidur orang dewasa 3. Mengetahui dampak dari kekurangan dan kelebihan tidur pada orang dewasa 1.4 Manfaat Untuk Penulis 1. Penulis mengetahui apa yang dimaksud dengan istirahat dan tidur 2. Penulis menegtahui karakteristik dan fisiologi tidur dari orang dewasa 3. Penulis mengetahui damapak dari kekurangan dan kelebihan tidur pada orang dewasa 1.5 Manfaat Untuk Pembaca 1. Penulis mengetahui apa yang dimaksud dengan istirahat dan tidur 2. Penulis menegtahui karakteristik dan fisiologi tidur dari orang dewasa 3. Penulis mengetahui damapak dari kekurangan dan kelebihan tidur pada orang dewasa
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Istirahat Dan Tidur Menurut Ruslan Muctar (2009) dalam jurnal kebutuhan istirahat dan tidur.Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Istirahat merupakan keadaan rileks tanpa adanya tekanan emosional, bukan hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan ketenangan. Kata istirahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai untuk menyegarkan diri, atau suatu keadaan melepaskan diri dari segalah hal yang membosankan, menyulitkan, bahkan menjengkelkan. Tidur merupakan kondisi tidak sadar yakni individu dapat dibangunkan oleh stimulus atau sensori yang sesuai, atau juga dapat dikatakan sebagai keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih merupakan suatu urutan siklus yang berulang, dengan cirri adanya aktivitas yang minim, memiliki kesadaran yang bervariasi, terdapat perubahan proses fisiologi, dan terjadi penurunan respon terhadap rangsangan luar. ( Hidayat & Uliya, 2015) 2.2 Karakteristik istirahat dan tidur Terdapat beberapa karakteristik dari istirahat (Perry dan Potter (2005) di antaranya sebagai berikut. 1.
Merasakan bahwa segalah sesuatu dapat terjadi.
2.
Merasa diterima.
3.
Mengetahui apa yang sedang terjadi.
4.
Bebas dari ganguan ketidaknyamanan.
5.
Mempunyai sejumlah kepuasan terhadap aktivitas yang mempunyai tujuan.
6.
Mengetauhi adanya bantuan sewaktu memerlukan.
Kebutuhan istirahat dan tidur dapat dirasakan apabila semua karakteristik tersebut di atas dapat terpenuhi. Hal ini dapat di jumpai apabila pasien merasakan segalah kebutuhannya dapat diatasi dan adanya pengawasan maupun penerimaan dari asuhan keperawatan yang diberikan sehingga dapat memberikan kedamaian. Apabila pasien tidak merasakan enam kriteria tersebut diatas, maka kebutuhan istirahatnya masih belum terpenuhi sehingga diperlukan tindakan keperawatan yang dapat meningkatan terpenuhinya kebutuhan istirahat dan tidur, misalnya mendengarkan secara hatihati
tentang kekhawatiran personal pasien dan mencoba meringankan jika
memungkinkan. ( Hidayat & Uliya, 2015) 2.3 Fisiologi Tidur Fisiologi Tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivitasi retikularis yang merupakan sistem yng mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termaksuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam mensefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system (RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan perabaan juga
dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk
rangasangan emosi dan proses piker (hidayat & uliyah, 2015 ) 2.4 Fungsi Tidur Dan Pola Tidur Fungsi tidur adalah restorative (memperbaiki) kembali organ – organ tubuh. Kegiatan memperbaiki kembali tersebut berbeda saat Rapid Eye Movement (REM) dan Nonrapid Eye Movement (NREM). Nonrapid Eye Movement akan mempengaruhi proses anabolik dan sintesis makromolekul ribonukleic acid (RNA).
Rapid Eye Movement akan mempengaruhi pembentukan hubungan baru pada korteks dan sistem neuroendokrin yang menuju otak. Selain fungsi di atas, tidur dapat juga digunakan sebagai tanda terdapatnya kelainan pada tubuh yaitu terdapatnya gangguan tidur yang menjadi peringatan dini keadaan patologis yang terjadi di tubuh. Pola tidur mencakup kualitas dan kuantitas tidur seseorang dimana kualitas tidur adalah jumlah tahapan NREM dan REM yang dialami seseorang dalam siklus tidurnya, dan kuantitas tidur adalah jumlah lamanya waktu tidur yang dihabiskan seseorang dalam sehari (Tarwoto & Wartonah, 2006). 2.5 Jenis-Jenis Tidur a. Tidur REM Tidur REM (rapid eye movement) terjadi disaat kita bermimpi hal tersebut ditandai dengan tingginya aktivitas mental, dan fisik. Ciri-cirinya antara lain; detak jantung, tekanan darah, dan cara bernapas sama dengan yang dialami saat kita terbangun. Masa tidur REM kira-kira dua puluh menit dan terjadi selama empat sampai lima kali dalam sehari. Tidur REM biasanya terjadi setiap 90 menit dan berlangsung selama 5-30 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini.
Selama tidur
REM,otak cenderung aktif
dan metabolismenya meninggkat hingga 20%. Pada tahap individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba, tonus otot terdepresi, sekresi lambung meningkat, dan frekuensi jantung dan pernapasansering kali tidak teratur (Mubarak & chayatin, 2007) b. Tidur Non-Rem Tidur non-REM memiliki empat tingkatan. Selama tingkatan terdalam berlangsung (3 dan 4), orang tersebut akan cukup sulit dibangunkan. Beranjak lebih malam, status tidur non-REM semakin ringan. Pada tingkat 4, tidur serasa menyegarkan/ meguatkan. Selama periode ini, tubuh memperbaiki dirinya dengan menggunakan hormon yang dinamakan somastostatin. Ilmuwan mendefinisikan bahwa tidur yang terbaik adalah tidur yang mengalami perpaduan tepat antara mengalami REM dan non-REM..
Tidur NREM disebut juga sebagai tidur gelombang-pendek karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar. Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi tubuh. Di samping itu,semua proses metabolic termasuk tandatanda vital, metabolism, dan kerja otot melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4 tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam(deep sleep atau delta sleep). 2.5.1 Tahapan Tidur 1. Tahap I Tahap I adalah tahapan paling “ringan“Dari keempat tahapan tidur dan hal itu terjadi saat kita mulai merasa mengantuk. selama tahapan ini, terdapat periodeperiode singkat akivitas gelombang theta (4-7 Hz), yang mengindikasikan rasa ngantuk. 2. Tahap II Tahap II dicirikan oleh “ kumparan “ tidur (sleep spindles), yang berupa lonjakanlonjakan ritmik aktivitas EEG yang bekisar pada 12-15 Hz. 3. Tahap III Tahap III terdapat sejumlah gelombang delta berfungsi sangat rendah (1-4Hz) dan pola “ kumparan “ juga berlangsung Tahap IV rekaman-rekaman EEG menunjukan hasil serupa dengan tahap III, namun memiliki lebih banyak gelombang delta .tahap ke IV adalah tahap tidur yang paling dalam, saat orangpaling sulit di bangunkan. 2.6 Pengaturan Tidur Tidur merupakan suatu urutan keadaan fisiologis yang di pertahankan oleh integrasi tinggi aktivitas sistem saraf pusat yang berhubungan dengan perubahan dalam sistem saraf pariental, endokrin, kardiovaskular, pernapasan dan muscular, tiap rangkaian diidentifikasi dengan respons fisik tertentu dan pola aktivitas otak. Peralatan seperti elektroensefalogram (EEG), yang mengukur aktivitas listrik dalam korteks serebral, elektromiogram (EMG) yang mengukur tonus otot dan elektrookulogram (EOG) yang mengukur gerakan mata, memberikan informasi struktur aspek fisiologis tidur . Kontrol dan pengaturann tiur tergantung pada hubungan antara dua mekanisme
serebral yang mengaktivasi secara intermiten dan menekan pusat otak tertinggi untuk mengontrol tidur dan terjaga. Sebuah mekanisme menyebabkan terjaga, dan yang lain menyebabkan tertidur. Potter & Perry (2012).Dimana kebutuhan tidur nomal untuk dewasa adalah dewasa muda yaituTidur 7-9 jam/hari,tahap REM 20-25% dan Usia dewasa pertengahan tidur kurang lebih 7 jam /hari, tahap REM 20%. Siklus tidur setiap orang berbeda – beda, Selama tidur ,individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur yang komplet normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya melalui emapt hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama 30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap I REM muncul sesudahnya danberlangsung selama 10 menit. Secara normal, pada orang dewasa, pola tidur rutin dimulai dengan periode sebelum tidur, selama seseorang terjaga hanya pada rasa kantuk yang bertahap berkembang secara teratur. Periode ini secara normal berakhir 10 hingga 30 menit, tetapi untuk seseorang yang memiliki kesulitan untuk tertidur, akan berlangsung satu jam atau lebih (Potter & Perry, 2005). 2.7 Faktor –faktor yang mempengaruhi istirahat dan tidur Faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas tidur banyak factor yang mempengaruhi kualitas maupun kuantitas tidur,di antaranya adalah penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, stress emosional, stimulan dan alcohol, diet, merokok, dan motivasi. 1. Penyakit. Penyakit
dapat
menyebabkan
nyeri
atau
distress
fisik
yang
dapatmenyebabkan gangguan tidur. Individu yang sakit membutuhkan waktu tidur yang lebih banyak daripada biasanya. Di samping itu, siklus banguntidur selama sakit juga dapat mengalami gangguan. (Mubarak & chayatin, 2015) 2. Lingkungan. Faktor lingkungan dapat membantu sekaligus menghambat proses tidur. Tidak adanya stimulus tertentu atau adanya stimulus yang asing dapat menghambat upaya tidur. Sebagai contoh, temperatur yang tidak nyaman atau
ventilasi yang buruk dapat mempengaruhi tidur seseorang. Akan tetapi, seiring waktu individu bisa beradaptasi dan tidak lagi terpengaruh dengan kondisi tersebut. 3. Kelelahan. Kondisi tubuh yang lelah dapat mempengaruhi pola tidur seseorang . Semakin lelah seseorang,
semakin
pendek
siklus
tidur
REM
yang
dilaluinya.
Setelah beristirahat biasanya siklus REM akan kembali memanjang. 4. G a ya h i d u p . Individu yang sering berganti jam kerja harus mengaturaktivitasnya agar bisa tidur pada waktu yang tepat. 5. Stress emosional. Ansietas dan depresi sering kali mengganggu tidur seseorang. kondisi ansietas dapat meningkatkan kadar norepinfrin darah melalui stimulasi system saraf simapatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya siklustidur NREM tahap IV dan tidur REM serta seringnya terjaga saat tidur. 6. Stimulant dan alcohol. Kafein yang terkandung dalam beberapa minumandapat merangsang SSP sehingga dapat mengganggu pola tidur. Sedangkan konsumsi alcohol yang berlebihan dapat mengganggu siklus tidur REM. Ketika pengaruh alcohol telah hilang, individu sering kali mengalami mimpi buruk. 7. Diet. Penurunan berat badan dikaitkan dengan penurunan waktu tidur dan seringnya terjaga di malam hari. Sebaliknya, penambahan berat badan dikaitkan dengan peningkatan total tidur dan sedikitnya periode terjaga di malam hari. 8. Merokok. Nikotin yang terkandung dalam rokok memiliki efek stimulasi pada tubuh. Akibatnya, perokok sering kali kesulitan untuk tidur dan mudahterbangun di malam hari. 9. Medikasi. Obat-obatan tertentu dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hipnotik dapat mengganggu tahap III dan IV tidur NREM, metabloker Dapat menyebabkan
insomnia dan mimpi buruk, sedangkan narkotik (mis; meperidin hidroklorida dan morfin) diketahui dapat menekan tidur REM dan menyebabkan seringnya terjaga di malam hari. 10. Motivasi. Keinginan untuk tetap terjaga terkadang dapat menutupi perasaan lelah seseorang. sebaliknya, perasaan bosan atau tidak adanya motivasi untukterjaga sering kali dapat mendatangkan kantuk.
2.8 Gangguan Tidur Yang Umum Terjadi 1. Insomnia Insomnia berasal dari kata in artinya tidak dan somnus yang berarti tidur, jadi insomnia berarti tidak tidur atau gangguan tidur. Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejalagejala selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus (lebih dari sepuluh hari) mengalami kesulitan untuk tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur. 2. Parasomnia Parasomnia adalah perilaku yang dapat mengganggu tidur atau muncul saat seseorang tidur. Gangguan ini umum terjadi pada anak -anak. Beberapa turunan parasomnia antara lain sering terjaga (mis; tidur berjalan, night terror ), gangguan transisi bangun-tidur (mis; mengigau), parasomnia yang terkait dengan tidur REM(mis; mimpi buruk), dan lainnya (mis; bruksisme)
3. Hipersomnia Hipersomnia adalah kebalikan dari insomnia, yaitu tidur yang berkelebihan terutama pada siang hari. Gangguan ini dapat disebabkan oleh kondisi tertentu, seperti kerusakan system saraf, gangguan pada hati atau ginjal, atau karena gangguan metabolisme (mis; hipertiroidisme). Pada kondisi tertentu, hipersomnia dapat
digunakan
sebagai
mekanisme
tanggung jawabpada siang hari.
koping
untuk
menghindari
4. Narkolepsi Narkolepsi adalah gelombang kantuk yang tak tertahankan yang muncul secaratiba-tiba pada siang hari. Gangguan ini disebut juga sebagai “serangan tidur” atau sleep attack. Penyebab pastinya belum diketahui. Diduga karena kerusakan genetik system saraf pusat yang menyebabkan tidak terkendali lainnya periode tidur REM. Alternatife pencegahannya adalah dengan obat -obatan, seperti; amfetamin atau metilpenidase, hidroklorida, atau dengan anti depresan seperti imip ramin hidroklorida. 5. Apnea saat tidur Abnea saat tidur atau sleep abnea adalah kondisi terhentinya nafas secara periodic pada saat tidur. Kondisi ini diduga terjadi pada orang yang mengorok dengan keras, sering terjaga di malam hari, insomnia, mengatup berlebihan pada siang hari, sakitkepala disiang hari, iritabilitas, atau mengalami perubahan psikologis seperti hipertensi atau aritmia jantung.
2.9 Dampak kelebihan dan kekurangan istirahat dan tidur 1. Kelebihan istirahat dan tidur
Merusak otak
Sakit kepala
Menjadi Pemicu Sakit punggung kronis
Bahaya bagi jantung
Memengaruhi kesuburan
Kelebihan berat badan (Obesitas
Diabetes
Menurunkan daya ingat
Stroke
Menurunnya Keinginan untuk bersosialisasi
Badmood
Kurang menarik
Risiko Depresi
Risiko kematian
2. Kekurangan istirahat dan tidur
Mudah terkena penyakit serius
Mudah sakit dan sulit sembuh
Menurunnya perfoma seks
Menurunnya daya ingat
Penuaan dini
2.10 Cara mengatur pola tidur yang baik 1. Buatlah rutinitas tidur Pola tidur 7-8 jam di malam hari mungkin terlalu sulit untuk diikutbagi beberapaorang. Namun hal yang perlu diperhatikan dalam membentuk rutinitas tidur adalah membuat diri Anda senyaman mungkin. Kenali dan atasi faktor yang dapat mengganggu Anda saat beristirahat. Anda mungkin kesulitan untuk mengatur siklus tidur saat malam hari dengan tertidur pada jam yang sama. Namun, Anda bisa berusaha menjaga siklus terjaga dengan bangun tidur pada jam yang sama di pagi hari. Lakukanlah ini dengan bertahap dengan bangun pada pagi hari 5 hingga 15 menit lebih awal sampai Anda terbiasa dengan waktu untuk terbangun tersebut 2. Cobalah konsisten dengan rutinitas tidur selama satu minggu Konsistensi adalah kunci utama jika Anda ingin memperbaiki waktu tidur. Itu artinya Anda harus membentuk kebiasaan durasi tertidur, serta waktu untuk mulai tidur dan terbangun pada jam yang sama. Hal ini harus dilakukan selama satu minggu termasuk akhir pekan. 3. Hindari memencet tombol snooze pada pagi hari Dengan menambah waktu tidur pada pagi hari (dengan menekan tombol snooze) maka rutinitas tidur Anda akan mengalami perubahan kembali. Dengan kata lain, siklus terjaga akan berubah dan seiring dengan berjalannya waktu dapat terjadi pergeseran waktu tidur. Jika Anda sedang mengusahakan perbaikan waktu tidur, menunda bangun saat alarm sudah berbunyi dapat membuat usaha Anda menjadi kurang efektif.
4.
Perhatikan pola konsumsi makanan dan minuman a. Hindari konsumsi kafein (baik dari kopi, teh, atau sumber lainnya) lebih dari 12 jam sebelum waktu tidur Anda. b. Hindari meminum terlalu banyak cairan sebelum tidur agar Anda tidak perlu terbangun di tengah malam untuk ke toilet. c. Hindari konsumsi alkohol sebelum tidur karena akan mengganggu proses tubuh untuk terlelap. d. Hindari konsumsi makanan asam dan pedas sebelum tidur.
5. Ciptakan lingkungan ruang tidur yang nyaman a. Kurangi atau hilangkan kebisingan baik dari dalam maupun luar lingkungan rumah. Hindari suara berulang seperti suara mesin dari kipas angin. Jika tidak dapat meminimalisir sumber kebisingan, gunakanlah alat bantu seperti earplug b. Pertahankah suhu ruangan sejuk – terlalu panas atau terlalu dingin akan mempengaruhi kualitas tidur anda, usahakan suhu ruangan tidur sekitar 18oC. c. Pastikan Anda tertidur dengan posisi yang nyaman. 6. Buatlah kamar tidur gelap pada malam hari dan terang pada siang hari Jam biologis tubuh mudah terpengaruh dengan stimulus cahaya. Jika Anda ingin memperbaiki waktu tidur saat malam hari, cobalah kurangi paparan cahaya pada malam hari yang berasal dari lampu maupun monitor komputer. Di pagi hari, buatlah kamar Anda terisi dengan cahaya baik cahaya matahari maupun cahaya lampu. Kamar yang terang akan memudahkan seseorang untuk terbangu 7. Jangan hanya berbaring di tempat tidur saat mengalami sulit tidur di malam hari Kesulitan tertidur pada malam hari biasanya dipengaruhi stress dan terlalu banyak pikiran akibat brainstorming sebelum tidur. Tentu saja hal ini akan menimbulkan kesulitan tertidur karena di samping memiliki banyak pikiran, tubuh berusaha untuk beristirahat. Jika hal ini terjadi, bangunlah dari tempat tidur, lakukan aktivitas yang membuat Anda rileks, dan pahami apa yang mengganggu pikiran. Utamakanlah untuk pikiran dan tubuh Anda untuk rileks terlebih dahulu sebelum Anda mencoba untuk tertidur
8. Atur jadwal yang tepat untuk aktivitas fisik. Aktivitasfisik secara teratur dapat membantu Anda untuk tertidur lebih cepat dan meningkatkan kualitas tidur. Apabila Anda memiliki kebiasaan berolah raga, lakukanlah aktivitas tersebut secara teratur dan usahakan pada pagi hari. Jika tidak dilakukan pada pagi hari, sebaiknya dilakukan sekitar empat hingga lima jam sebelum Anda tertidur dan berikan waktu sekitar satu jam untuk relaksasi dari aktivitas fisik sebelum waktu tidur 9. Hindari tertidur saat waktu yang biasanya Anda terjaga Untuk mengurangi kesulitan tidur di malam hari, sebaiknya hindari tertidur pada waktu biasanya anda beraktivitas dan waktu yang berdekatan dengan jam tidur, misalnya pada sore hari. Usahakan untuk tidak tertidur saat Anda merasa bosan atau mengantuk setelah makan. Biarkan tubuh benar-benar tertidur saat Anda merasa lelah dan membutuhkan tidur. Jika Anda benar-benar lelah dan membutuhkan tidur pada siang hari, usahakan tidak terlalu lama atau sekitar 20 menit saja.
BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Sedangkan tidut adalah Tidur merupakan bagian hidup manusia yang memiliki porsi banyak, ratarata hampir seperempat hingga sepertiga waktu digunakan untuk tidur. Fisiologi Tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun. Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem pengaktivitasi retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termaksuk pengaturan kewaspadaan dan tidur. Ada dua jenis tidur yaitu tidur REM dan tidur NREM, tidur REM (rapideye movement) terjadi disaat kita bermimpi hal tersebut ditandai dengan tingginya aktivitas mental, dan fisik. Sedangkan, Tidur non-REM memiliki empat tingkatan. Selama tingkatan terdalam berlangsung (3 dan 4), orang tersebut akan cukup sulit dibangunkan. Beranjak lebih malam, status tidur non-REM semakin ringan. Pada tingkat 4, tidur serasa menyegarkan/ meguatkan. Selama periode ini, tubuh memperbaiki somastostatin.
dirinya
dengan
menggunakan
hormon
yang
dinamakan
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, A.Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. (2015) pengantar kebutuhan dasar manusia. Jakarta: Salemba Medika Riyadi, S., & Widuri, H. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia Aktivitas Istirahat Diagnosa NANDA. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Ruslan muctar (2009 )jurnal kebutuhan istirahat dan tidur.jakarta, hal. 1-9 UTarwoto dan Wartonah. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika. Potter, P.A, Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fudamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Edisi 4, Volume 2. Alih Bahasa : Renata Komalasari, dkk. Jakarta : EGC.