MAKALAH PERKEMBANGAN PADA MASA PRENATAL
Dosen Pengampu : Ali Sadikin.,M.Pd
Disusun Oleh : Kelompok 1 1. Lia Anggi Pratiwi
(A1C418036)
2.Khaairunnisa
(A1C418050)
3.Sri Asma Nandaini Dalimunthe (A1C418064)
BIOLOGI REGULER B PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2019
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang ditentukan. Adapun materi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai psikologi perkembangan masa prenatal. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah perkembangan peserta didik serta untuk menambah wawasan kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Semoga segala upaya kami dalam membuat makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Jambi, 23 Februari 2019 Penyusun
Kelompok 1
1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................................. 1 DAFTAR ISI ................................................................................................................ 2 BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 3 1.1 Latar Belakang Masalah.............................................................................................. 3 1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 3 1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 4 BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 5 2.1 Pengertian Perkembangan Masa Prenatal ................................................................. 5 2.2 Tahapan Perkembangan Masa Parental .................................................................... 5 2.3 Karakteristik Masa Parental ....................................................................................... 9 2.4 Arti Penting Periode Prenatal Bagi Perkembangan ............................................... 11 2.5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Prenatal ................ 11 2.6 Masalah Pada Masa Prenatal ................................................................................... 15 BAB III PENUTUP ................................................................................................... 16 3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 16 3.2 Saran ............................................................................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 17
2
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Secara biologis hidup itu di mulai pada waktu konsepsi atau pembuahan. Masa ini pada umumnya berlangsung selama 9 bulan atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Dilihat dari waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang sangat singkat, tetapi justru pada periode inilah di pandang terjadi perkembangan yang sangat cepat dalam diri individu. Pada masa-masa awal ini penelitian-penelitian yang dilakukan oleh sebagian besar ahli psikologi barat cenderung di mulai dari periode bayi yang baru lahir dan mengabaikan periode prenatal. Kemudian pada pertengahan tahun 1940 muncul kesadaran bahwa mengetahui segala kejadian pada masa prenatal sangat penting untuk dapat memahami secara utuh pola perkembangan yang normal. Perkembangan manusia di mulai pada saat konsepsi atau pembuahan, yaitu pada pembuahan telur oleh spermatosoma. Bila spermatosoma laki-laki (sperma) memasuki dinding telur (ovum) wanita terjadi konsepsi dan terbentuknya zigot. Karena itu, prenatal ini bukan saja merupakan periode khusus dalam rentang kehidupan manusia tetapi juga merupakan periode yang sangat menentukan. Disini kami selaku penulis makalah akan mencoba untuk menjelaskan materi ini. Dalam penulisan kali ini kami akan membahas tentang tahap-tahap perkembangan prenatal, karakteristiknya dan faktor-faktor perkembangan prenatal. Selain itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai perkembangan pada kelahiran diantaranya tahap-tahap pada kelahiran dan pengaruh kelahiran terhadap perkembangan pascalahir.
1.2 Rumusan Masalah 1.
Apakah yang dimaksud dengan masa parental?
2.
Bagaimana tahap-tahap perkembangan masa prenatal?
3.
Seperti apa karakteristik pada masa prenatal?
4.
Apakah arti penting periode prenatal bagi perkembangan? 3
5.
Faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal?
6.
Apa saja masalah yang terjadi pada masa Prenatal?
1.3 Tujuan Tujuan dari penulisan makalah mengenai perkembangan masa prenatal dan kelahiran antara lain sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui definisi atau pengertian dari masa prenatal 2. Untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan masa prenatal 3. Untuk mengetahui karakteristik pada masa prenatal 4. Untuk mengetahui arti penting periode prenatal bagi perkembangan 5. Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan masa prenatal 6. Untuk mengetahui masalah yang terjadi padamasa prenatal
4
BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Perkembangan Masa Pre-Natal 1. Drs. Agoes Dariyo, Psi Masa perkembangan pre-natal adalah masa pertumbuhan dan perkembangan calon makhluk hidup yang berada di dalam rahim calon seorang ibu. 2.
Elisabeth B. Hurlock Masa pre-natal adalah masa konsepsi atau pertumbuhan, masa pembuahan sampai dengan masa pertumbuhan, dan perkembangan individu yaitu pada saat pembuatan telur pada ibu dan spermazoa pada ayah, bila spermatozoa pada lakilaki memasuki ovum pada perempuan terjadilah konsepsi atau pembuahan, perkembangan pokok pada masa ini ialah perkembangan fisiologis berupa pembentukan struktur tubuh.
3.
William Sallenbach (1998) Periode pranatal atau pralahir merupakan masa kritis bagi perkembangan fisik, emosi dan mental bayi. Ini adalah suatu masa di mana kedekatan hubungan antara bayi dan orangtua mulai terbentuk dengan konsekuensi yang akan berdampak panjang terutama berkaitan dengan kemampuan dan kecerdasan bayi dalam kandungan.
2.2 Tahap-Tahap Perkembangan Masa Prenatal Pada umumnya ahli psikologi perkembangan membagi periode prenatal atas tiga tahap perkembangan. Untuk lebih jelasnya ketiga tahap perkembangan periode prenatal ini berikut akan diuraikan masing-masing pada tahapnya.
a)
Tahap Germinal (Germinal Stage)
5
Tahap germinal yang sering juga disebut periode zigot, ovum atau periode nuthfah, adalah periode awal kejadian manusia. Periode germinal ini berlangsung kira-kira 2 minggu pertama dari kehidupan, yakni sejak terjadinya pertemuan antara sel sperma laki-laki dengan sel telur (ovum) perempuan, yang di namakan dengan pembuahan(fertilization). Saat itu sel sperma pria bergabung dengan sel telur wanita (ovum) dan menghasilkan satu bentuk sel baru, yang di sebut zigot. Zigot ini kemudian membelah menjadi sel-sel yang berbentuk bulatan-bulatan kecil, ysng di sebut blastokis. Setelah sekitar 3 hari, blastokis mengandung sekitar 60 sel. Tetapi, karena jumlahnya semakin banyak, maka sel-sel ini semakin mengecil, sebab blastokis tidak mungkin lebih besar dari zigot yang asli. Pada saat terjadinya pembelahan, blastokis mengapung dan berproses di sepanjang tubafalopi. Blastokis yang berisikan cairan, dengan cepat mengalami sejumlah perubahan penting. Blastokis ini juga di bedakan atas 3 lapisan yaitu, lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah. Dari lapisan atas berkembangan rambut, gigi, dan kuku; kulit lapisan luar (kulit ari) dan kelenjar-kelenjar kulit; panca indra dan sistem saraf. Dari lapisan tengah berkembang otot, tulang atau rangka, sistem pembuangan kotoran dan sistem peredaran darah, serta kulit lapisan dalam. Sementara itu lapisan bawah menjadi sistem pencernaan, hati, pankreas, kelenjar ludah, dan sistem pernapasan. Dalam waktu singkat plasenta, tali pusat, dan kantong amniotik juga akan terbentuk dari sel-sel blastokis. Setelah beberapa hari kira-kira seminggu setelah konsepsi blastokis menempel di dinding rahim. Blastokis yang telah tertanam secara penuh di dinding rahim inilah yang di sebut embrio.
b)
Tahap Embrio (Embriyonic Stage) Tahap yang kedua dari periode prenatal disebut tahap embrio, yang dalam psikologi islam di sebut tahap ‘alaqah, yaitu segumpalan darah yang semakin membeku. Tahap embrio ini di mulai dari 2 minggu sampai 8 minggu setelah pembuahan, yang di tandai dengan terjadinya banyak perubahan pada semua organ utama dan sistem-sistem fisiologis. Tetapi, karena ukuran panjangnya hanya sekitar 1 inci, maka bagian-bagaian tubuh embrio itu belum sepenuhnya terbentuk tubuh orang
6
dewasa. Meskipun demikian, ia sudah terlihat jelas dan dapat dikenali sebagai manusia dalam bentuk kecil. Selama periode embrio ini, pertumbuhan terjadi dalam dua pola, yaitu cephalocaudal dan proximodistal. Cephalocaudal artinya proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian kepala, kemudian terus ke bagian bawah dan sampai ke bagian ekor. Dengan kata lain, kepala, pembuluh darah, dan jantung serta organ-organ tubuh yang paling penting lebih dahulu berkembang dari pada lengan, tangan dan kaki. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan secara proximodistal adalah proses pertumbuhan yang di mulai dari bagian-bagian yang paling dekat dengan pusat (tengah) badan, kemudian baru ke bagian-bagian yang jauh dari pusat badan. Disamping itu, dalam periode embrio ini, terdapat tiga sarana penting yang membantu perkembangan struktur anak, yaitu: kantong amniotic, plasenta, dan tali pusat. Kantung amniotic berisi cairan amniotic, suatu cairan bening tempat embrio mengapung dan berfungsi sebagai pelindung dari goncangan fisik dan perubahan temperatur. Plasenta adalah suatu tempat pada dinding peranakan dimana ibu mensuplai oksigen dan bahan-bahan makanan kepada anak dan anak mengembalikan sisa buangan dari aliran darahnya. Jadi, plasenta merupakan sarana penghubung antara ibu dan embrio. Sementara itu, tali pusat adalah suatu saluran lembut yang terdiri atas pembuluh-pembuluh darah yang berfungsi menghubungkan embrio dengan plasenta. Tali pusat ini terdiri dari tiga pembuluh darah besar, satu unuk menyediakan bahan makanan dan dua untuk membawa sisa-sisa buangan ke tubuh ibu. Tali pusat ini tidak memiliki urat saraf, sehingga apabila di potong tidak akan menimbulkan rasa sakit. Periode embrio ini juga di tandai dengan suatu perkembangan yang cepat pada sistem saraf. Hal ini terlibat bahwa pada umur 6 minggu embrio telah dapat di kenali sebagai manusia, tetapi kepala lebih besar di bandingkan dengan bagian-bagian badan lain. Pada umur 8-9 minggu, perubahan janin semakin terlihat dengan jelas. Muka, mulut, mata, dan telinga sudah mulai terbentuk dengan baik. Lengan dan kaki lengkap dengan jari-jarinya sudah nampak pada tahap ini organ-organ seks juga mulai
7
terbentuk. Demikian juga dengan otot dan tulang rawan mulai berkembang. Organ dalam, seperti isi perut, hati, pankreas, paru-paru, dan ginjal, mulai terbentuk dan mulai berfungsi secara sederhana.
c)
Tahap Janin (Fetus Stage) Periode ketiga dari perkembangan masa prenatal di sebut dengan periode fetus atau periode janin, yang dalam psikologi islam disebut periode mudhghah. Periode ini di mulai dari usia 9 minggu sampai lahir. Setelah sekitar 8 minggu kehamilan, embrio berkembang menjadi sel-sel tulang. Dalam hal ini embrio memperoleh suatu nama baru, janin (fetus). Dalam periode ini, ciri-ciri fisik orang dewasa secara lebih proporsional mulai terlihat. Kepala yang tadinya lebih besar dari bagian badan lainnya mulai mengecil. Kaki dan tangan terus meningkat secara substansial. Pada bulan ketiga, janin yang panjangnya kira-kira 3 inci dan berat kira-kira ¾ ons itu secara spontan sudah dapat menggerakkan kepala, tangan dan kakinya, serta jantungnya mulai berdenyut. Menurut psikologi islam, setelah janin dalam kandungan itu genap berumur 4 bulan, yaitu ketika janin mulai terbentuk sebagai manusia, maka ditiupkan ruh ke dalamnya. Bersamaan dengan peniupan ruh ke dalam janin tersebut, juga di tentukan hukum-hukum perkembangannya, seperti masalah-masalah yang berhubungan dengan tingkah laku (sifat, karakteristik, dan bakat), kekayaan, batas usia, dan lainlain. Dengan ditiupkan ruh oleh Allah SWT ke dalam janin tersebut, maka pada bulan keempat dan kelima ibu sudah merasakan gerakan-gerakan janinnya, seperti menonjok-nonjok atau menendang-nendang. Pada saat ini panjang janin kira-kira 4,5 inci. Pada permulaan bulan ketujuh, panjang janin sudah mencapai kira-kira 16 inci dengan berat kira-kira 1,5 – 2,5 kg. Pada saat ini ciri-cirinya sebagai manusia semakin terlihat, terutama ketika rambut atau bulu mulai menumbuhi kepalanya dan mulut mulai menonjol ke luar, bergerak-gerak, di buka dan ditutup, mereguk atau menelan dan menghisap ibu jarinya. Matanya juga mulai berkedip dan ia bisa menangis, meskipun matanya masih tertutup rapat. Pada bulan kedelapan, berat janin
8
sudah mencapai kira-kira 2,5 – 3,5 kg dan mulai berkembang lapisan lemak badan yang berguna untuk mengatur temperatur badannya setelah kalahiran. Riset terbaru menunjukkan bahwa janin juga telah mampu mendengar atau responsive terhadap stimulus dari lingkungan eksternal, terutama sekali terhadap pola-pola suara. Dalam suatu studi mengenai kemampuan janin mereaksi atau merespon rangsangan eksternal, Dr. Seus’s meminta kepada ibu-ibu hamil untuk membacakan sebuah cerita anak-anak “the cat in the hat” dengan suara nyaring kepada bayi yang dikandungnya sebanyak dua kali sehari selama 6 minggu terakhir kehamilannya. Beberapa hari setelah kelahiran, bayi kembali diperdengarkan pada cerita yang sama dan sebuah cerita lain yang belum pernah diperdengarkan sebelumnya. Untuk membentuk cerita mana yang lebih disukai, bayi diberi sebuah dot yang dapat merekam setiap perubahan dan peningkatan atau penurunan interval waktu menyusun. Ternyata, perubahan kecepatan dan peningkatan menyusui terjadi pada waktu bayi mendengar cerita “the cat in the hat”. Tetapi hal demikian tidak terjadi pada waktu mendengarkan cerita baru. Jadi, bayi menunjukkan suatu piihan yang jelas berdasarkan pada pengalamannya selama masa prenatal.
2.3 Karakteristik Masa Prenatal Menurut Hurlock, meskipun relatif singkat, periode pranatal mempunyai enam cirri penting, masing-masing ciri mempunyai akibat yang lambat pada perkembangan selama rentang kehidupan. 1. Terjadinya pembauran sifat-sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua janin. Kondisi ini akan dipengaruhi oleh kromosom yang disumbangkan oleh kedua orang tua janin. Menurut Monks dan knoers, dalam hal ini sering ditemukan adanya penyimpangan genetis yang disebabkan oleh kelebihan jumlah kromosom. Akibatnya akan memiliki anak yang memiliki penyakit down sindrom. Dalam hal ini telah dapat diramalkan bahwasanya usia seorang ibu ketika hamil memiliki pengaruh terhadap penyimpangan genetis ini. Usia seorang ibu yang memiliki umur 35 sampai dengan 39 akan memiliki kesempatan memiliki penyimpangan genetis dengan sekala 1 berbanding 180.
9
2. Adanya pengaruh kondisi-kondisi dalam tubuh ibu yang akan menunjang perkembangan sifat bawaan dan perkembangannya baik itu sifat yang baik maupun sifat yang buruk, dan hal ini akan berpengaruh pada pola perkembangan yang akan datang. Menurut Monks dan Knoers ibu yang sakit dapat memberikan efek yang tidak baik bagi janinnya. Contohnya ibu yang terkena penyaki penyakit campak, AIDS, dan cytomegalovirus. Menurut hasil penelitian, ada kurang lebih 3000 anak yang terkena HIV akibat diturunkan oleh ibunya. Namun tidak semua ibu yang terkena HIV dapat menurunkan penyakit tersebut pada anaknya. 3. Jenis kelamin individu yang baru diciptakan sudah dipastikan pada saat pembuahan dan kondisi-kondisi dalam tubuh ibu tidak akan mempengaruhinya, sama halnya dengan pembuahan. 4. Perkembangan dan pertumbuhan yang normal lebih banyak terjadi selama periode pranatal dibandingkan pada periode-periode lain dalam seluruh kehidupan individu. Terdapat pertumbuhan yang begitu cepat pada masa pranatal ini. Yang tadinya berupa butiran kecil yang hanya bisa dilihat melalui picroscop hanya dengan waktu 280 hari beratnya bisa mencapai 7 pon dan diperkirakan pada masa ini berat badan bertambah 11 juta kali.5 5. Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis. Dinyatakan bahaya, karena pada masa pranatal akan berpengaruh panjang pada masa pertmbuhan dan perkembangan janin di masa yang akan datang. 6. Periode pranatal merupakan saat dimana orang-orang yang berkepentingan membentuk sikap-sikap yang baru diciptakan. Dalam hal ini. W Hijayati dan Sri Purnami menjelaskan dalam bukunya tentang pendidikan dalam masa kandungan dengan tujuan untuk belajar dini dan mendorong perkembangan positif terhadap psikologis anak dan orang tua. Dan dalam hal ini. seorang bayi yang sudah berusia 20 minggu dalam kandungan sudah bisa merasakan gelap dan terang. Dan pada usia ini orang tua sudah bisa memberikan dorongan stimulus pada janin untuk mengoptimalkannya.
10
2.4 Arti Penting Periode Prenatal Bagi Perkembangan Menurut Elizabeth B. Hurlock (1980), ada empat kondisi penting yang memberi pengaruh besar terhadap perkembangan individu baru di masa datang, yaitu: a)
Penentuan Sifat Bawaan Penentuan sifat bawaan mempengaruhi perkembangan selanjutnya dalam dua hal, yaitu pertama, faktor keturunan membatasi sejauh mana individu dapat berkembang. Kedua, bahwa sifat bawaan sepenuhnya merupakan masalah kebetulan, tidak ada cara tertentu untuk mengendalikan jumlah kromosom dari pihak ibu atau ayah yang akan diturunkan pada anak.
b)
Penentuan Jenis Kelamin Ada tiga alasan mengapa jenis kelamin individu penting bagi perkembangan selama hidupnya, yaitu pertama, mempengaruhi perkembangan pola-pola sikap dan perilaku yang dipandang sesuai bagi kelompok jenis kelamin mereka. Kedua, pengalaman belajar dengan jenis kelamin ditentukan olah jenis kelamin individu. Ketiga, sikap orang tua dan anggota-anggota keluarga penting lainnya terhadap individu sehubungan dengan jenis kelamin mereka.
c)
Penentuan Jumlah Anak Dalam peristiwa kelahiran ada yang hanya satu anak yang dilahirkan, namun sering juga terjadi kelahiran kembar.
d)
Penentuan Urutan Anak Posisi anak dalam urutan saudara-saudaranya mempunyai pengaruh mendasar terhadap perkembangan selanjutnya. Orang tua umumnya mempunyai sikap, perlakuan dan memberikan peran yang spesifik sesuai dengan tempat dan urutannya dalam keluarga. Hal ini berpengaruh terhadap kepribadian dan pembentukan sikap anak.
2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Masa Pre-Natal 1. Genetis Pertumbuhan setiap indivividu sudah terprogam sejak masa konsepsi yang
11
dipengaruhi oleh faktor genetis. Perubahan panjang, tinggi, berat badan bayi akan terjadi secara otomatis karena pengaruh genetika (keturunan). Faktor keturunan lebih menekankan pada aspek biologis atau herediter yang dibawa melalui aliran darah dalam kromosom. Faktor genetis cenderung bersifat statis dan merupakan predisposisi untuk mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kalau sejak awal orang tua memiliki karakteristik fisiologis yang sehat, maka akan menurunkan generasi yang sehat pula. Sebaiknya bila orang tua tidak sehat, maka keturunanya pun akan mengalami gangguan atau penyimpangan secara fisik atau psikis (Papalia, Old & Fieldman, 1998: 2004). Para ahli Psikologi perkembangan (Papalia dkk, 1998; Santrock, 1999; Helms & Turner, 1995; Haris & Liebert, 1991) mengakui bahwa aspek fisik maupun psikis seorang individu sangat dipengaruhi oleh unsur genetis, karakteristik tersebut akan nampak pada hal-hal sebagai berikut: a. Sifat- sifat Fisik Sifat-sifat fisik yang dapat diturankan secara genetis misalnya wajah, tangan, kaki atau bagian-bagian organ tubuh lainnya. Hal ini dapat terjadi pada anak tunggal maupun kembar. Bila orang tua memiliki suatu jenis penyakit tertentu seperti: tekanan darah tinggi, penyakit jantung, epilepsi, atau paru-paru, kemungkinan besar anak-anak yang dilahirkan pun mempunyai resiko terserang penyakit yang sama. b. Intelegensi Kecerdasan yang dimilki orang tua akan dapat menurun pada anak-anaknya. Meskipun anak-anak tersebut diasuh oleh orang tuanya sendiri maupun oleh orang lain, sifat kecerdasan orang tua akan tetap menurun. Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran filsuf naturalis dari Perancis, J.J. Rousseau yang mengatakan bahwa anak cerdas dihasilkan dari orang tua yang cerdas (Stump, 2000). c. Kepribadian Kepribadian merupakan organisasi dinamis dari aspek fisiologis, kognitif maupun afektif yang membantu pola prilaku individu dalam rangka
12
menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya (Hall, Lindsay & Campbell, 1998). Sebagai organisasi yang dinamis, maka kepribadian akan mempengaruhi perubahan pola pemikiran, sikap, dan perilaku seseorang. Selain dipengaruhi oleh faktor interaksi dengan lingkungan hidupnya, kepribadian dipengaruhi pula oleh faktor genetis yang dibawa sejak lahir. Dalam berbagai penelitian yang dilakukan oleh ahli psikologi perkembangan ditemukan bahwa baik kepribadian yang normal ataupun abnormal, pada dasarnya, diturunkan dari kedua orang tuanya 2. Lingkungan Seorang psikolog ekologis, Urie Brofenbrenner (dalam Papalia, Olds & Feldman, 2004) menyatakan bahwa lingkungan tersebut bersifat stratifikasi yakni berlapis-lapis dari yang terdekat sampai yang terjauh. Pengaruh lingkungan menjadi lebih kuat pada periode sensitif. Masing-masing pertumbuhan system organ atau anggota tubuh memiliki periode sensitif yang rentan terhadap pengaruh lingkungan. Pengaruh lingkungan tersebut, yaitu: a. Faktor Eksternal Joffe membuktikan bahwa sinar rontgen mempengaruhi tingkah laku. Penelitian membuktikan akan adanya hubungan antara umur kehamilan dan banyak sedikitnya penyinaran pada suatu pihak dengan besar kecilnya akibat yang ditimbulkan: makin banyak dosis penyinaran, makin buruk akibatnya. Pemakain obat-obatan juga memberikan pengaruh pada tingkah laku. Pengaruh obat penenang seperti softenon atau thalidomide yang sangat besar akan mengakibatkan cacat yang berat. Penelitian antara 1959-1962 menemukan bahwa cacat yang disebabkan oleh thalidomide terjadi antara hari ke-34 dan ke-50; jadi antara minggu kelima dan ketujuh usia kehamilan. Knebel (1973) mengemukakan bahwa terjadinya kelainan-kelainan jantung juga terjadi pada usia kehamilan yang awal ini. Usaha-usaha pengguguran dengan obat-obatan pada usia kehamilan awal dapat menyebabkan gangguangangguan perkembangan.
13
a. Ketegangan Emosional Beberapa studi kasus dalam penelitian Fels (Yellow Springs, Ohio) yang telah mengadakan penelitian sejak tahun 1929 (lihat Sontag dkk, 1958) membuktikan bahwa para wanita dengan susunan syaraf otonom yang labil mempunya fetus yang paling aktif. Dalam delapan kasus dalam Institut Fels ditunjukan adanya kenaikan aktivitas yang sangat menyolok pada fetus sebagai akibat ketegangan emosi para ibu (misalnya pada satu kasus karena ancaman pembunuhan oleh suami, pada kasus lain karena kecelakaan lalu lintas dengan akibat yang serius pada keluarganya). Fetus yang aktif pada waktu dilahirkan mempunyai berta badan yang kurang serta menunjukkan masalah-masalah makan. Menurut penelitian Stott (1957; 1958) dikemukakan bahwa kegoncangan psikis dalam dua bulan yang pertama dapat menyebabkan gangguan sentral. Misalnya kelainan yang disebut mongolimus dihubungkan dengan ketegangan psikis pada bulan pertama. Bila ketegangan psikis tadi terjadi pada periode fetal, yaitu sesudah bulan yang kedua, maka terjadilah apa yang disebut sindrom nafsu terhambat. Di sini diketemukan sedikit aktivitas, sedikit spontanitas, pada umumnya terjadi suatu tingkah laku yang apatis. b. Teratogen Berbagai faktor eksternal tidak hanya dapat menyebabkan keguguran, namun juga ketidaksempurnaan dari bayi yang dikandung. Penelitian ilmiah menunjukan bahwa faktor eksternal atau lingkungan dapat mempengaruhi perkembangan pra kelahiran dan juga proses kelahiran. Agen eksternal yang dapat mempengaruhi ini disebut dengan teratogen. Teratogen adalah segala virus, obat-obatan, zat kimia, radiasi, atau agen lingkungan lain yang dapat membahayakan perkembangan embrio atau janin hingga menyebabkan kerusakan fisik, kebutaan, kerusakan otak, dan bahkan kematian. Selain teratogen, kondisi emosional ibu, asupan gizi dan usia ibu juga dapat mempengaruhi kehamilan.Adapun beberapa teratogen yang dapat merugikan janin, yaitu:
14
1. Obat yang digunakan ibu, penggunaan bahan oleh ibu dapat memiliki konsekuensi parah pada janin. Merokok dikaitkan dengan berat badan lahir rendah, yang dapat mengakibatkan sistemkekebalan tubuh yang lemah, respirasi
miskin,
dankerusakan
saraf.
Menggunakan
alkohol
dapat
menyebabkan sindrom alkohol pada janin, yang dihubungkan dengan cacat jantung, malformasi tubuh, dan keterbelakangan mental. Penggunaan obatobat terlarang seperti kokain danmethamphetamine juga terhubung dengan beratlahir rendah dan kerusakan saraf. 2. Penyakit ibu, ada sejumlah penyakit ibu yangdapat berdampak negatif janin, termasuk herpes, rubella, dan AIDS. Virus herpes adalah salah satupenyakit ibu yang paling umum dan dapatditularkan pada janin, menyebabkan ketulian, pembengkakan otak, atau keterbelakanganmental. Wanita dengan virus herpes sering didorong untuk melahirkan melalui bedah caesar untuk menghindari penularan virus.
2.6 Masalah dalam Perkembangan Masa Pre-Natal Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan kesalahan sepanjang hidup, yang biasanya disebabkan oleh genetik atau masalah lingkungan. 1. Down Syndrom, juga dikenal sebagai trisomi 21, down syndrom adalah anomali genetik yang paling umum selama perkembangan janin. Downsyndrome disebabkan oleh adanya salinan ekstrakromosom 21 (berarti ada tiga kromosom bukan biasa) dan dampak sekitar 1 dari setiap 1.000 bayi. fitur khas dari down syndrom termasuk fitur wajah datar, cacat jantung, dan keterbelakangan mental. Risiko memiliki anak dengan down syndrom meningkat seiring dengan usia ibu. Sejumlah penyakit bisa diwariskan jika salah satuatau kedua orang tua membawa sebuah gen untuk penyakit ini. Tes genetik seringkali dapat menentukan apakah orang tua merupakan pembawa gen untuk penyakit tertentu. 2. Masalah Seks-kromosom, jenis ketiga masalah genetik melibatkan sekskromosom. Ini mencakup kondisi seperti sindrom Klinefelter's (ekstra X-chromsome) dan sindrom Turner (X-kromosom tunggal).
15
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari penjelasan diatas mengenai perkembangan pada masa prenatal dapt disimpulkan, sebagai berikut : 1. Masa perkembangan pre-natal adalah masa pertumbuhan dan perkembangan calon makhluk hidup yang berada di dalam rahim calon seorang ibu. 2. Tahap prenatal pada umumnya dibagi menjadi tiga yaitu tahap Germinal (Germinal Stage), tahap embrio, tahap janin. 3. Karakteristik pada masa prenatal salah satunya terjadi pembauran sifat yang diturunkan oleh kedua orang tua. 4. Arti penting periode prenatal yaitu sebagai penentuan sifat bawaan, penentuan jenis kelamin, penentuan urutan anak, dan lain-lain. 5. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan pada masa prental yaitu faktor genetis dan faktor lingkungan 6. Masalah dalam Perkembangan masa prenatal yaitu adanya sindrom down dan masalah seks kromososm
3.2 Saran Kita sebagai calon orang tua ataupun calon guru sangat penting untuk mempelajari dan mengetahui perkembangan pada masa prenatal supaya kelak kita bisa mendidik anak dengan pendidikan sebaik-baiknya sehingga lahirlah generasi penerus bangsa yang handal dan berkualitas.
16
DAFTAR PUSTAKA Mussen, Paul Henry. 1996. Perkembangan dan Kepribadian Anak. Terj. Meitasari Tjandrasa, Jakarta: Erlangga. Naisaban, Ladislaus. 2003. Psikologi Jung: Tipe Kepribadian Manusia dan Rahasia Sukses Dalam Hidup (tipe kebijaksanaan Jung). PT Gramedia, Jakarta Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian. Malang. UMM Press.
17