Makalah Pmpsi.docx

  • Uploaded by: JumarPuetraCavesGaneration
  • 0
  • 0
  • May 2020
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pmpsi.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,606
  • Pages: 37
PERENCANAAN PROYEK SISTEM INFORMASI

LOGO

NAMA KELOMPOK

ALAMAT KAMPUS KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT, yang telah senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-NYA sehingga kita semua dalam keadaan sehat walafiat dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Penyusun juga panjatkan kehadiran ALLAH SWT, karena hanya dengan kerido’an-NYA Makalah Manajemen Proyek ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari betul sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, makalah ini tidak akan terwujud dan masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis berharap saran dan kritik demi perbaikan-perbaikan lebih lanjut.

Akhirnya penulis berharap, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembacanya sebagai referensi dan sumber pengetahuan.

Tangerang, Maret 2018

Daftar Isi halaman Kata Pengantar……………………………………………………………….. i Daftar Isi……………………………………………………………………... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang………………………………………… 1.2. Pembatasan Masalah…………………………………… 1.3. Maksud dan Tujuan…………………………………….. BAB II LANDASAN TEORI 2.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manajemen adalah aktivitas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan kepemimpinan, serta pengawasan terhadap pengelolaan sumber daya yang dimiliki suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proyek merupakan Suatu kegiatan sementara yang dilakukan atau yang berlangsung dalam waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk (deliverable) yang kriterianya telah digariskan dengan jelas.

Semakin maju peradaban manusia, semakin cangih dan kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan pengguna sumberdaya dalam bentuk tenaga manusia, material dan dana yang jumlahnya bertambah besar. Diiringi pula dengan semakin ketat kompetisi penyelenggaraan proyek untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat sehingga dibutuhkan cara pengelolaan, metoda serta teknik yang paling baik sehingga pengunaan sumber daya benar-benar efektif dan efisien sehingga dibutuhkan manajemen proyek. Dengan kata lain manajemen proyek tumbuh karena dorongan mencari pendekatan penggelolaan yang sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan proyek, suatu kegiatan yang dinamis dan berbeda dengan kegiatan operasional rutin. Manajemen Proyek berbeda dengan manajemen klaisik yang berhasil menggelola kegiatan operasional. Hal ini karena beberapa prilaku proyek yang penuh dinamika dan adanya perubahan cepat.

1.2 Pembatasan Masalah 1. Prinsip Perencanaan Proyek perencanaan Proyek 2. Framework manajemen proyek 3. Tahapan-tahapan perencanaan proyek 4. Metodologi dalam manajemen proyek 5. Perencanaan sumber daya

1.3 Maksud dan Tujuan untuk memenuhi tugas pelajaran pengantar manajemen proyek system informasi.

BAB II LANDASAN TEORI

Manajemen proyek sistem informasi adalah proses pengelolaan proyek yang meliputi perencanaan, pengorganisasian dan pengaturan tugas- tugas serta sumber daya yang dimiliki untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, dengan mempertimbangkan faktorfaktornya, terutama waktu dan biaya. Sebuah proyek sederhana barangkali hanya membutuhkan secarik kertas untuk menyusun perencanaannya. Namun tidak bisa demikian utk mega proyek, unsur yang terkait berjumlah sangat besar. Melibatkan ribuan pekerja, dana trilyunan rupiah, waktu pelaksanaan tahunan dll. Sehingga harus menggunakan manajemen yang kelas ‘mega’ juga.

Secara sederhana, manajemen proyek sistem informasi bisa disusun dengan menjawab pertanyaan sbb: 

Apakah yang harus dikerjakan?



Apa dan siapa yang harus menyelesaikan tugas-tugas yang ada?



Sampai kapan waktu yang tersedia?



Bagaimana pembiayaannya?



Apa yang terjadi apabila proyek terlambat selesai? atau bahkan gagal?

Penekanan Manajemen Proyek Sistem Informasi

Idealnya sebuah proyek harus mampu memberikan optimasi sistem yang ada. untuk itu diperlukan suatu manajemen proyek sistem informasi yang baik, terutama ditekankan pada: 

Organisasi proyek harus tangguh, tahan terhadap gangguan-gangguan yang timbul, baik dari luar maupun dari dalam.



analisa kebutuhan dan sumberdaya harus akurat, jangan sampai ada yang tidak dikenali. toleransi yang ketat harus diberlakukan, mengingat ‘harga’ yang harus dibayar cukup tinggi bila proyek gagal.



Pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dengan matang.



Pengembangan sistem yang ada, baik untuk penyesuaian dengan perkembangan jaman maupun untuk optimasi sistem yang telah ada dan terkait dengan proyek.

Fase Proses Manajemen Proyek Sistem Informasi

Secara bertahap, manajemen proyek sistem informasi bisa dipilah menjadi beberapa fase proses, yaitu: 

Perencanaan dan penyusunan jadwal. adalah tahapan paling penting krn didalamnya terdapat proses penentuan tugas dan durasinya dan penentuan hubungannya dengan tugas-tugas lainnya.



Pengelolaan perubahan. selama melaksanakan proyek, sering kali diperlukan penyesuaian antara rencana dengan kenyataan yang ada.



Publikasi informasi proyek.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Manajemen Proyek Sistem Informasi Siklus Hidup Proyek Sistem Informasi

Secara umum, proyek bersifat unik dan mengandung derajat ketidakpastian yang tinggi, maka suatu proyek biasanya dibagi ke dalam beberapa fase agar dapat dilakukan kontrol yang lebih baik oleh manajemen. Tiap- tiap akhir suatu fase dalam proyek ditandai dengan adanya deliverables yang dapat diukur kualitas dan kuantitasnya. Siklus hidup proyek mendefinisikan suatu awal dan akhir dari proyek sehingga urut-urutan kegiatan dari proyek dapat terlihat dengan jelas dan teratur. Kadang-kadang beberapa kegiatan dalam suatu proyek dilakukan secara paralel atau overlapping dan sering diistilahkan sebagai fast tracking.

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Perencanaan Proyek Menurut DI Cleland dan Wr. King (1987), proyek merupakan gabungan dari berbagai sumber daya yang dihimpun dalam organisasi sementara untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Bertujuan menghasilkan produk atau kerja akhir tertentu. Dalam proses mewujudkan produk tsb di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal, serta kriteria mutu. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang berlangsungnya proyek. Timbulnya suatu proyek antara lain dilatar belakangi oleh: Rencana pemerintah. misalnya proyek pembangunan jalan Permintaan pasar. misalnya terjadi kenaikan permintaan suatu produk dalam jumlah besar, maka perlu dibangun sarana produksi baru. Dari dalam perusahaan yang bersangkutan. misalnya suatu perusahaan akan memperbarui (modernisasi) perangkat, sistem kerja, atau sistem informasi yang lama agar lebih mampu bersaing.

Dari kegiatan penelitian dan pengembangan. dari kegiatan penelitian dan pengembangan diperkirakan dapat dihasilkan produk baru yang banyak manfaat dan peminatnya, sehingga dibangun fasilitas produksinya.

3.2 Prinsip Perencanaan Proyek a. Perencanaan proyek adalah bagian dari manajemen proyek yang berhubungan dengan pembagian, pengalokasian dan penjadwalan pekerjaan dalam lingkup proyek. b. Manajer Proyek harus fokus pada saat melakukan perencanaan, karena perencanaan merupakan pedoman dasar agar proyek dapat diarahkan untuk tetap berada dalam anggaran, sesuai dengan lingkup yang telah ditentukan dan selesai pada waktunya. c. Tujuan perencanaan proyek : untuk menyediakan suatu kerangka kerja bagi manajer proyek agar dapat menyusun estimasi yang baik untuk kebutuhan sumberdaya, biaya dan jadwal d. Fungsi Perencanaan Proyek : sebagai sarana komunikasi bagi seluruh pihak terkait, Merupakan dasar dalam pengalokasian sumber daya, dan Merupakan tolok ukur di dalam pengendalian

3.3 Kerangka Kerja / FrameWork

(gambar 3.4 :1 framework)

1. SCOPE MANAGEMENT

Merupakan Proses yang diperlukan agar proyek tersebut mencakup semua ruang lingkup yang diperlukan dan memastikan apakah proyek sudah berisi kegiatan-kegiatan

yang perlu dilakukan supaya proyek sukses

dengan

mengendalikan dan mendefinisikan hal-hal yang berhubungan dengan proyek maupun tidak.

Ada 6 tahap dalam scope management yaitu : 1. Plan Scope Management, Proses menciptakan rencana ruang lingkup proyek. Ruang lingkup proyek Akan didefenisikan , divalidasi dan dikontrol. 2. Collect Requirement, Proses mendefenisikan dan mendokumentasikan kebutuhan Stakeholder untuk tercapainya tujuan proyek. 3. Define Scope, Proses untuk membuat deskripsi detail dari proyek dan produk. 4. Create WBS (Work Breakdown Structure), Penguraian pekerjaan secara hirarki oleh tim proyek untuk mencapai tujuan proyek dan menciptakan rincian pekerjaan yang diperlukan, dengan masing-masing level yang mewakili setiap detil rincian pekerjaan. 5. Validate Scope, Tahap dimana final project diserahkan kepada stakeholder untuk diverifikasi. Bertujuan untuk kelayakan deliverable sesuai standar yang telah di tentukan atau tidak. 6. Control Scope, Proses pemantauan status proyek dan ruang lingkup produk dan mengelola perubahan berdasarkan lingkupnya.

2. TIME MANAGEMENT Merupakan suatu kegiatan yang mencakup semua proses dan prosedur yang diperlukan agar proyek dapat berjalan tepat waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan waktu yang telah

ditetapkan sebelumnya, dan efisien tidak lain mengandung makna pengurangan waktu yang ditentukan.

Ada 7 tahap dalam time management yaitu :

1. Plan Schedule Management, Proses pembentukan kebijakan, prosedur, dan dokumentasi untuk merencanakan, membangun, mengelola, melaksanakan, dan mengendalikan jadwal proyek. 2. Define Activities, Suatu proses mengidentifikasi dan menjadwalkan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan dalam suatu penyelesaian proyek secara terperinci, lengkap dan jelas. 3. Sequence Activities, Proses mengidentifikasi dan mendokumentasikan hubungan antar kegiatan suatu proyek.

4. Estimate Activity Resources, Proses untuk memperkirakan jenis dan jumlah bahan (material), sumber daya manusia, peralatan atau perlengkapan yang dibutuhkan untuk melakukan setiap aktivitas. 5. Estimate Activity Duration, Proses memperkirakan jumlah periode kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan dengan perkiraan sumber daya. 6. Develop Schedule, Untuk membuat suatu jadwal proyek yang realistis yang menyediakan suatu dasar untuk memantau berjalannya proyek untuk dimensi waktu proyek. 7. Control Schedule, Untuk mengetahui status dari jadwal proyek, faktor yang depengaruhi karena perubahan jadwal,menentukan jadwal yang berubah, dan mengatur perubahan ketika perubahan itu terjadi.

3. COST MANAGEMENT Cost atau Biaya adalah semua sumber daya yang harus dikorbankan untuk mencapai tujuan spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya.

Project Cost Manajement atau biasa disebut dengan manajemen biaya adalah sebuah metode yang menggunakan teknologi untuk mengukur biaya dan produktivitas melalui siklus hidup penuh proyek tingkat perusahaan. Project Cost Manajemen meliputi beberapa fungsi khusus manajemen proyek yang mencakup kontrol pekerjaan memperkirakan, pengumpulan data lapangan, penjadwalan, akuntansi dan desain.

4. QUALITY MANAGEMENT

Merupakan proses yang dilakukan, untuk menjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui aturan-aturan mengenai kualitas, prosedur ataupun guidelines. Semua aktivitas yang dilakukan oleh organisasi proyek untuk memberikan jaminan tentang kabijakan kualitas, tujuan dan tanggung jawab dari pelaksanaan proyek agar proyek dapat memenuhi kebutuhan yang sudah disepakati.

Ada 3 tahap dalam quality management yaitu :

1. Plan Quality, Proses mengidentifikasi standar kualitas yang relevan dengan proyek yang sedang dikerjakan dan menentukan bagaimana agar dapat memenuhi standar kualitas tersebut. 2. Perform Quality Control, Memonitor hasil-hasil proyek yang spesifik untuk memeriksa apakah sudah memenuhi kualifikasi standar relevan yang

sudah disepakati dan mengidentifikasi cara untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh. 3. Perform Quality Assurance, Menjalankan apa yang sudah direncanakan untuk menjamin bahwa tim proyek sudah menjalankan semua proses yang dibutuhkan untuk memenuhi standar kualitas yang relevan.

5. HUMAN RESOURCE MANAGEMENT

Project Human Resource Management (Manajemen Sumber Daya Manusia dalam proyek) adalah proses mengorganisasikan dan mengelola atau menempatkan orang-orang yang terlibat dalam proyek, sehingga orang tersebut dapat dimanfaatkan potensinya secara efektif dan efisien. Manajemen SDM dibutuhkan dalam proyek, untuk memastikan bahwa tenaga ahli yang ditugaskan kompeten dan telah bekerja secara profesional.

Human

Resource

Management

adalah

prosedur

sistematik

untuk

mengumpulkan, menyimpan, mempertahankan, menarik, dan menvalidasi data yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi tentang sumber daya manusia, aktivitas sumber daya manusia, dan karakteristik unit organisasinya. (Manajemen Sumber Daya Manusia, Henry Simamora).

Ada 3 tahap dalam quality management yaitu :

1. Plan Human Resource Management, Mengidentifikasi dan mendokumentasikan perananan seseorang dalam proyek, tanggung

jawabnya dan bagaimana relasi pelaporan orang tersebut dengan orangorang lain dalam proyek. 2. Acquire Project Team, Usaha untuk mendapatkan sumber daya manusia sesuai kebutuhan untuk menyelesaikan proyek. 3. Develop Project Team, Meningkatkan kompetensi dan interaksi anggota tim proyek, baik secara individual maupu secara berkelompok untuk meningkatkan kinerja proyek. 4. Manage Project Team, Memantau kinerja tim proyek dengan memberikan masukan atau motivasi, solusi ataupun sekedar koordinasi dalam rangka meningkatkan kinerja proyek.

6. COMMUNICATION MANAGEMENT

Merupakan sebuah proses pengembangan pendekatan yang paling sesuai dalam komunikasi di sebuah proyek dengan didasari pada kebutuhan informasi masingmasing stakeholder dan informasi serta asset-aset organisasi yang tersedia.

Project Communication Management memiliki 3 bagian utama yaitu:

1. Plan Communication Management, Proses pengembangan pendekatan yang tepat dan rencana proyek komunikasi berdasarkan kebutuhan informasi dan persyaratan stakeholder, dan aset organisasi yang tersedia.

2. Manage Communication, Proses untuk membuat, mengumpulkan, mendistribusi, menyimpan, mengembalikan dan penempatan dari informasi proyek berdasarkan communication management plan. 3. Control Communication, proses monitoring dan pengendalian komunikasi di seluruh siklus proyek untuk memastikan kebutuhan informasi dari para stakeholder proyek terpenuhi.

7. RISK MANAGEMENT

Merupakan suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan/pengelolaan sumber daya.

8. PROCUREMENT MANAGEMENT

Merupakan bagian dari proses manajemen proyek di mana produk atau jasa yang diperoleh atau dibeli dari luar basis karyawan yang ada (yang akan bekerja pada proyek) dalam rangka untuk menyelesaikan tugas atau proyek.

Ada 4 proses dalam procurement management yaitu :

1. Plan Procurement, Proses menentukan apa yang dibutuhkan, kapan dibutuhkan dan bagaimana proses pengadaannya. Dalam perencaan ini

harus diputuskan apa yang harus diambil dari luar, tipe kontrak dan menggambarkan kerja yang harus dilakukan oleh distributor kelak 2. Conduct Procurement, proses mendapatkan respon seller, memilih seller, dan pemberian kontrak. 3. Control Procurement, Proses mengelola procurement relationship , monitoring contracts performance, dan membuat perubahan dan perbaikan sesuai dengan kebutuhan. 4. Close Procurement, Proses menyelesaikan setiap proyek pengadaan. Mendukung close project atau Phase project karena melibatkan verifikasi bahwa semua pekerjaan dan deliverable sudah diselesaikan.

9. PROJECT INTEGRATION MANAGEMENT

kumpulan aktivitas dan proses yang diperlukan untuk mengidentifikasi, mendefinisi, mengkombinasi, menyatukan dan mengkoordinasi berbagai proses dan aktivitas manajemen proyek dalam suatu proses yang berkesinambungan.

Project Integration Management terdiri dari:

1. Develop Project Charter, Dokumen proyek yang mendefinisikan ruang lingkup, tujuan, dan stakeholder dalam sebuah proyek. 2. Develop Project Management Plan, Dokumen yang dapat digunakan untuk mengkoordinasikan semua dokumen perencanaan proyek. 3. Direct and manage Project Work, Proses menjalankan pekerjaan yang telah didefinisikan dalam project management plan dalam rangka memenuhi tujuan dari proyek.

4. Monitor and Control Project Work, Suatu tindakan yang saling timbal balik jadi saat kita melakukan tugas monitoring proyek pasti kita juga akan melakukan tugas controling terhadap proyek yang sedang kita jalankan. 5. Perform Integrated Change Control, Proses meninjau kembali semua permintaan perubahan yang terjadi dalam keputusan di dalam sebuah proyek seperti dalam organizational process asset dan project management plan. 6. Close Project or Phase, Proses penyelesaian seluruh aktivitas dalam pengembangan proyek yang telah dikerjakan.

3.4 Tahapan-Tahapan Perencanaan Proyek a. Penetapan tujuan b. Urutan kerja c. Perancangan organisasi proyek d. Jadwal Kegiatan e. Rencana Anggaran dan Sumber daya f. Ramalan mengenai performasi penyelesaian proyek

3.5 Alat Bantu Perencanaan Proyek a. Jaringan Kerja (Network Diagram) b. Gantt Chart c. Work Breakdown Structure (WBS) d. Microsoft Project

3.5.1 Lima Langkah Perincian Kegiatan Proyek 1. Pendefinisian ruang lingkup proyek 2.Penetapan prioritas 3.Pembuatan WBS 4.Integrasi WBS dengan organisasi 5.Kode yang digunakan WBS untuk sistem informasi

3.6 Metologi Dalam Manajemen Proyek Dalam melaksanakan manajemen proyek ada beberapa pendekatan/ pedoman yang dipakai dalam mengelola aktivitas-aktivitas proyek: 1. Metodologi The Traditional Approach Pendekatan Klasik (classical approach) disebut juga dengan Pendekatan Tradisional (traditional approach) atau Pendekatan Konvensional (conventional approach). Metodologi Pendekatan Klasik mengembangkan sistem dengan mengikuti tahapan-tahapan pada System Life Cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan akan berhasil bila mengikuti tahapan pada System Life Cycle. Permasalahan-permasalahan yang dapat timbul pada Pendekatan Klasik adalah sebagai berikut :

Pengembangan perangkat lunak akan menjadi sulit Pendekatan klasik kurang memberikan alat-alat dan teknik-teknik di dalammengembangkan sistem dan sebagai akibatnya proses pengembangan perangkat lunak menjadi tidak terarah dan sulit untuk dikerjakan oleh pemrogram. Lain halnya dengan pendekatan terstruktur yang memberikan alat-alat seperti diagram arus data (data flow

diagram), kamus data (data dictionary), tabel keputusan (decision table). diagram IPO, bagan terstruktur (structured chart) dan lain sebagainya yang memungkinkan Pengembangan Sistem Informasi pengembangan perangkat lunak lebih terarah berdasarkan alat-alat dan teknik-teknik tersebut.

2. Metodologi Rational Unifed Process RUP, singkatan dari Rational Unified Process, adalah suatu kerangka kerja proses pengembangan perangkat lunak iteratif yang dibuat oleh Rational Software, suatu divisi dari IBM sejak 2003. RUP bukanlah suatu proses tunggal dengan aturan yang konkrit, melainkan suatu kerangka proses yang dapat diadaptasi dan dimaksudkan untuk disesuaikan oleh organisasi pengembang dan tim proyek perangkat lunak yang akan memilih elemen proses sesuai dengan kebutuhan mereka. RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language(UML). Melalui gambar dibawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu: Dimensi pertamata gambarkan secara horizontal. Dimensi ini mewakili aspek-aspek dinamis dari pengembangan perangkat lunak. Aspek ini dijabarkan dalam tahapan pengembangan atau fase. Setiap fase akan memiliki suatu major milestoneyang menandakan akhir dari awal dari phase selanjutnya. Setiap phase dapat

berdiri

dari

satu

beberapa

iterasi.

Dimensi

Inception, Elaboration, Construction, dan Transition.

ini

terdiri

atas

Dimensi kedua digambarkan secara vertikal. Dimensi ini mewakili aspekaspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, howdan when.

Fase RUP 1. Inception/insepsi a.

Menentukan Ruang lingkup proyek

b.

Membuat 'Business Case'

c. Menjawab pertanyaan 'apakah yang dikerjakan dapat menciptakan 'good business sense' sehingga proyek dapat dilanjutkan

2. Elaboration/elaborasi a.

Menganalisa berbagai persyaratan dan resiko

b.

Menetapkan 'Base line'

c.

Merencanakan fase berikutnya yaitu construction

3. Construction/kontruksi a.

Melakukan sederetan iterasi

b. Pada setiap iterasi akan melibatkan prose berikut : analisa desain, implementasi dan testing

4. Transition/Transisi a.

Membuat apa yang sudah dimodelkan menjadi suatu produk jadi

b.

Dalam fase ini dilakukan:

 Beta dan performance testing  Membuat dokumentasi tambahan seperti: training, user guide dan sales kit  Membuat rencana peluncuran produk ke komunitas pengguna

3. Metodologi Critical Chain

Critical Chain Project Management (CCPM) adalah suatu metode penjadwalan baru yang dapat menjadi suatu alternatif baru sebagai solusi dari permasalahan tersebut. Sebenarnya CCPM tidak semata-mata melakukan penjadwalan proyek seperti yang dilakukan oleh CPM / PERT tetapi juga melakukan pendekatan manajemen. Semua ini bisa ditempuh dengan cara menghilangkan multitasking, student syndrome, parkinsons law serta memberi buffer di waktu akhir proyek. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode CCPM tersebut. Contoh penerapan metodelogi ini bisa dilihat pada proyek The Grove Apartement, Retail and Mediawalk Jakarta yang tengah berjalan. Penjadwalan awal proyek menggunakan metode penjadwalan tradisional berupa gantt chart yang kemudian dibreakdown lebih detai ldan lengkap dengan hubungan antar aktivitasnya ke dalam bentuk CPM (Critical Path Method), dan kemudian akan dibandingkan dengan hasil dari penjadwalan CCPM yang telah menghilangkan multitasking, menghilangkan safety time pada tiap aktivitas dan memberi buffer dalam pengerjaannya. Selanjutnya perhitungan dengan metode penjadwalan CPM (Critical Path Method) dan CCPM (Critical Chain Project Management) akan dibandingkan menurut segi waktu dan segi biayanya. Dari hasil penelitian ini didapatkan durasi waktu dengan menggunakan metode penjadwalan CCPM adalah

304 hari. Sedangkan pada CPM didapatkan durasi 389 hari. Dari segi biaya, CCPM mampu menghemat biaya sedikitnya 2,1 milyar rupiah. Ini berarti metode penjadwalan CCPM lebih menguntungkan untuk diterapkan di proyek ini dari pada penjadwalan CPM.

4. Extreame Project Management XPM atau eXtreme Project Management memberikan kita cara pandang baru dalam memandang sebuah proyek yang memiliki karakter lebih lincah, fleksibel dan lebih cerdas dibandingkan dengan Manajemen proyek tradisional atau Traditional Project Management (TPM). Radikal berarti segalanya terus berubah dan selalu baru.

Manajemen proyek tradisional ( TPM ) adalah bagaimana kita mengendalikan sebuah proyek yang diketahui (known) sedangkan Manajemen proyek eXtreme (XPM) adalah sebuah pengendalian proyek yang tidak diketahui (unknown). TPM memiliki sifat yang lambat dan stabil karena sangat bergantung dari perencanaan yang telah dibuat dengan matang sebelumnya. XPM lebih chaotic, messy dan unpredictable; sehingga speed dan inovasi diperlukan beserta dengan perencanaan chaotic yang just-in-time.

XPM juga memerlukan quantum mind-set baru dalam memandang sebuah proyek supaya proyek bisa terlaksana dengan sukses, yaitu bagaimana kita mempercayai dunia akan bekerja berdasarkan asumsi-asumsi yang dibuat. Quantum mind-set berdasarkan pada realitas bahwa perubahan adalah sebuah norma, sebaliknya Newtonian mind-set berdasarkan kepada kepercayaan bahwa stabilitas

adalah sebuah norma. Jadi bisa kita katakan bahwa XPM adalah sebuah kendaraan bagaimana Quantum mind-set tersebut bisa bekerja.

Sebuah contoh yang sangat jelas dari dari sebuah eXtreme Project adalah : Requirement proyek berganti terus di setiap malam. Proyek tersebut melibatkan sebuah teknologi baru dengan metodologi baru, dimana belum pernah ada yang mencoba sebelumnya, sehingga belum ada pelajaran atau studi kasus yang bisa didapatkankan sebelumnya. Waktu deadline-nya hanya setengah dari waktu normal proyek. Kualitas di setiap prosesnya hampir tidak pernah ada waktu berlangsungnya proyek. Setelah setengah jalan dari waktu pelaksanaan proyek, customer secara mendadak memutuskan keinginan atau ekspektasi yang berbeda. Suasana dan lingkungan proyek yang chaotic dan tidak dapat diprediksi sebelumnya,

selalu

berubah-ubah

dengan

pola

yang

eXtreme.

Pada manajemen proyek eXtreme Justifikasi Proyek sepenuhnya berfokus pada nilai tambah dan realisasi manfaat. Peran Manajemen Senior sebagai manajer eksekutif proyek untuk keseluruhan siklus hidup produk atau sistem. Peran Pakar Bisnis dan tim teknologi telah benar-benar terintegrasi. Fokus Manajemen akan fokus pada keseluruhan siklus hidup produk dengan proses yang terintegrasi dan terdapat pengukuran. Struktur Tim merupakan tim virtual di dalam organisasi virtual yang didasarkan pada kemitraan dan jaringan. Pendekatan Perencanaan bersifat organik dengan rencana mikro dan siklus pengembangan yang sangat pendek ( dibuat harian). Dinamika Proyek semakin ditentukan oleh kendala, tetapi diimbangi dengan pertimbangan tingkat pengembalian investasi ( ROI).

Manajemen proyek eXtreme dengan nilai-nilai :

1. Partisipatif, 2. Proaktif, 3. Terbuka, 4. Berorientasi-keluar, 5. Saling mempercayai, 

maka ada beberapa konsep XPM radikal yang perlu kita ketahui bersama :



Manajemen proyek eXtreme sama sekali berbeda dari manajemen teknik



Konteks jauh lebih penting daripada isi



Manajemen proyek eXtreme terjadi sepanjang masa



Manajer proyek bertindak lebih sebagai fasilitator dan integrator daripada sebagai manajer proyek yang berorientasi teknis



Manajer senior bertindak sebagai manajer eksekutif proyek



Perencanaan skenario, bukan perencanaan makro



Perencanaan cepat yang bersifat partisipati



Tim virtual, bukannya tim tradisional

5. Event chain methodology Event chain methodology adalah sebuah model yang berfokus pada identifikasi dan pengelolaan aktivitas-aktivitas yang saling interdependen yang dapat mempengaruhi perencanaan proyek. Metodologi ini berguna untuk mengurangi efek negatif dari keadaan proyek yang tidak tentu dan bias, serta

mempermudah

perencanaan

model

dalam

proyek

yang

penuh

dengan

ketidakpastian.

Proses

Pemanfaatan metodologi di dalam manajemen proyek didasarkan pada 5 proses inti dari proyek manajemen yang harus selalu digunakan yaitu:

1. 2. 3. 4. 5.

Initiation Planning dan design Execution Monitoring dan controlling Closing

3.7 Tahapan Metologi Tradisional (1) Merupakan serangkaian aktifitas yang dilakukan untuk mencapai hasil tertentu. Pada tiap fase dari siklus hidup proyek“lifecycle” terdiri atas sejumlah aktivitas. Yang terdiri atas 5 proses yang saling berhubungan, diantaranya :

Ø Proses Inisiasi (initiating) Ø Proses Perencanaaan (planning) Ø Proses Pelaksanaan (executing)

Ø Proses Pengawasan n pengontrolan (monitoring n controlling) Ø Proses Penutupan (closing) 1. Proses inisiasi proyek Pada proses ini proses inisiasi mencakup pengenalan dan fase dari sebuah proyek, dan beberapa organisasi membuat business case tujuannya adalah menyeleksi dan memulai proyek secara formal. Beberapa outcome dari proses ini yaitu : Penugasan manajer proyek, identifikasi stakeholder, business case : dokumen berisikan alasan inisiasi proyek investasi beserta cost benefit analysis, dan project charter serta penandatangan.

2. Proses perencanaan proyek Mencakup kesembilan knowledge area tujuannya adalah sebagai panduan dalam pelaksanaan proyek.Beberapa contoh keluaran dari proyek ini : dokumen kontrak tim, pernyataan tentang ruang lingkup proyek, Work Breakdown Structure (WBS), jadwal proyek dalam bentuk Gantt Chart, berikut semua dependencies & resources yang dibutuhkan, daftar resiko

3. Proses eksekusi proyek Proses yang paling banyak membutuhkan waktu dan sumderdaya sehingga manajer proyek membutuhkan kemampuan kepemimpinan untuk mengatasi tantangan pada saat eksekusi proyek dan selama eksekusi, pembuatan laporan milestone dapat membantu pada proses pembuatan project manager.

4. Proses pengawasan dan pengontrolan proyek Proses yang mempengaruhi seluruh kelompok proses serta lifecylce proyek. Aktivitasnya melingkupi : mengukur kemajuan proyek, memonitor penyimpangan terhadap rencana, dan pengambilan corrective action sebagai penyesuaian kemajuan saat ini terhadap apa yang sudah direncanakan. Keluaran berupa : laporan peforma, laporan permintaan perubahan dan laporan update terhadap planning

5. Proses penutupan proyek Bagaimana memperoleh penerimaan stakeholder dan pengguna trhadap hasil akhir produk/layanan, meskipun tidak selesai proyek harus ditutup secara formal. Keluaran proyek berupa : laporan akhir proyek, dan persentasi kepada sponsor/ manajemen senior. 3.8 Perancangan Sumber Daya Sumber daya, yang dapat terdiri atas sumber daya modal/biaya, tenaga kerja, peralatan/mesin dan material, adalah faktor-faktor tertentu dalam menyelanggarakan proyek. 1. Perencanaan biaya proyek Biaya yang diperlukan untuk suatu proyek dapat mencapai jumlah yang sangat besar dan kurun waktu yang sangat lama. Tahapan perencanaan biaya proyek : a. Tahapan pengembangan konseptual, biaya dihitung secara global berdasarkan informasi desain yang minim. Dipakai perhitungan berdasarkan unit biaya bangunan berdasarkan harga permeter persegi

b. Tahapan desain konstruksi, biaya proyek dihitung secara agak detail berdasarkan volume pekerjaan informasi harga satuan c. Tahapan pelelangan,biaya proyek di hitung olh neberapa kontraktor agar di dapat penawaran yang baik.berdasarkan spesifikasi teknis dan gambar kerja yang cukup dalam usaha mendapatkan kontrak pekerjaan. d. Tahapan pelaksanaan,biaya proyek pada tahapan ini di hitung lebih detail berdasarkan kwantitas pekerjaan. Gambar shopdrawing dan metode pelaksaan dengan penelitian yang lebih tinggi. Komponen biaya total proyek biasanya terdidi atas biaya langsung dan biaya tidak langsung.

2. Perencanaan tenaga kerja Perencaaan SDM dalam suatu proyek dalam mempertimbangan juga perkiraan jenis,waktu dan lokasi proyek baik secara kwalitas maupun kwantitas.faktor yang harus di pertimbangan dalam merencanakan tenaga kerja adalah : 1. Produk-produk tenaga kerja 2. Jumblah tenaga kerja pada priode yang paling maksimal.\ 3. Jumblah teanaga kerja tetap dan tidak tetap` 4. Biaya yang dimiliki dan jenis pekerjan.

3. Perencaan peralatan Peralatan yang digunakan dalam suatu proyek di pengaruhi oleh produktivitas alat terhadap volume pekerjaan yang akan di lakukan,

sedangkan jumblah peralatan yang di butuhkan pada bergauntung pada hal berikut ; a. durasi kegiatan yang tersedia/waktu yang tersedia b. kondisi lapangan c. keadaan cuaca d. efisiensi alat e. kemampuan operator f. kapasits dan jumlah alat

4. Perencanaan Penggunaan Material Perencanaan terhadap materal dimaksudkan agar dalam pelaksanaan pekerjaan penggunaan matrial menjadi efisien dan efektif dan tidak terjadi masalah akibat tidak tersedianyamaterial pada saat dibutuhkan. Informasi yang dibutuhkan dalam perencanaan material adalah sebagai berikut 1. Kualitas material yang dibutuhkan: menggunkan tipe tertentu

dengan

mutu

harus

sesuai

dengan

yang

dipersyaratkan dalam spesifikasi proyek. 2. Spesifikasi

teknis material: merupakan dokumentasi

persyaratan teknis material yang direncanakan dan menjadi acuan untuk memenuhi kebutuhan material. 3. Lingkup penawaran yang diajukan oleh beberapa pemasok : dengan memilih harga yang paling murah dengan kualitas material terbaik.

4. Waktu

pengiriman

(delivery):

menyesuaikan

dengan

schedule pemakaian material, biasanya beberapa material dikirim sebelum pekerjaan dimulai. 5. Pajak penjualan material : menjadi beban bagi pemilik proyek yang telah dihitung dalam harga satuan material atau dalam harga proyek secara keseluruhan. 6. Termin dan kondisi pembayaran kepada logistic material yang dilakukan : harus disesuaikan dengan cashflow proyek agar likuiditas keuangan proyek tetap aman.

3.9 Proses Perencanaan Sistem Proses perencanaan sistem dapat dikelompokkan dalam tiga proses utama, yaitu : 1. Merencanakan proyek-proyek sistem Tahapan proses perencanaan sistem yaitu : a)

Mengkaji tujuan, perencanaan strategi dan taktik perusahaan.

b)

Mengidentifikasi proyek-proyek sistem.

c)

Menetapkan sasaran proyek-proyek sistem.

d)

Menetapkan kendala proyek-proyek sistem (mis. Batasan biaya, waktu, umur ekonomis, peraturan yang berlaku).

e)

Menetukan prioritas proyek-proyek sistem.

f)

Membuat laporan perencanaan sistem.

g)

Meminta persetujuan manajemen.

2. Mempersiapkan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan Persiapan ini meliputi : a)

Menunjuk team analis (dapat berasal dari departemen pengembangan yang

ada atau dari luar perusahaan (konsultan). b)

Mengumumkan proyek pengembangan system.

3. Mendefinisikan proyek-proyek sistem yang dikembangkan Melakukan studi untuk mencari alternatif pemecahan terbaik yang paling layak untuk dikembangkan.

Tahapan yang dilakukan yaitu : a)

Mengidentifikasi kembali ruang lingkup dan sasaran proyek system.

b)

Melakukan studi kelayakan.

c)

Menilai kelayakan proyek system.

d)

Membuat usulan proyek system.

e)

Meminta persetujuan manajemen.

3.10 Manfaat Manajemen Proyek : Manajemen Proyek adalah suatu cara mengelola, mengarahkan, dan mengkoordinasikan sumber daya (manusia/material) disaat mulainya sebuah proyek hingga akhir untuk mencapai suatu tujuan, yang dibatasi oleh biaya, waktu, dan kualitas untuk mencapai kepuasan. Manfaat manajemen proyek: a)

Mengidentifikasi fungsi tanggung jawab

b)

Meminimalkan tuntutan pelaporan rutin

c)

Mengidentifikasi batas waktu untuk penjadwalan

d)

Mengidentifikasi metode analisa peramalan

e)

Mengukur prestasi terhadap rencana

f)

Mengidentifikasi masalah dini & tindakan perbaikan

g)

Meningkatkan kemampuan estimasi untuk rencana

h)

Mengetahui jika sasaran tidak dapat dicapai/terlampaui

BAB IV PENUTUP Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.

Daftar Pustaka http://ngumpulbagiilmu.blogspot.co.id/2016/03/tugas-rumah-pertemuan-1pengantar.html http://fairuzelsaid.com/konsep-dasar-manajemen-proyek-sistem-informasi/ https://umniatiafifah.wordpress.com/2017/04/26/kerangka-kerja-frameworkmanajemen-proyek-pertemuan-3/ http://nurikaningrum.blog.st3telkom.ac.id/2016/01/05/makalah-manajemen-proyek/

http://mamangsuryadi.blogspot.com/ Ir. Husen Abrar,MT. 2011. Manajemen Proyek. Jogya: Andi Yogyakarta

Kesimpulan

Jika ingin membuat suatu proyek atau mengembangkan proyek yang sudah ada harus ada perencanaan proyek system informasi agar selama proses bisa berjalan dengan baik dan setiap devisi bisa mengerjakan jobdasenya masing - masing dan berjalanya system secara efisien dan tepat pada waktu , karena proyek bisa di bilang berhasil apabila system berjalan dengan baik dan tepat waktu jika suatu proyek tidak selesai sesuai waktu yang di tetapkan bisa dikatakan proyek gagal.

Related Documents

Makalah
June 2020 40
Makalah
July 2020 39
Makalah
October 2019 94
Makalah
July 2020 62
Makalah
November 2019 85
Makalah
October 2019 95

More Documents from ""