PENGEMBANGAN INTEGRASI NASIONAL DI INDONESIA
Disusun oleh: Nama : Labriola Ichfadha Zayn NIM : 201811075 Kelas : C
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PROF. DR. MOESTOPO JAKARTA 2018
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pengetahuan mengenai kebudayaan Indonesia sangatlah kurang, anak muda zaman sekarang lebih megetahui tentang moderanisasi ketimbang
tradisional.
Pengaruh
kebudayaan
luar
menyebabkan
kurangnya pengetahuan kita mengenai proses kebudayaan yang ada di Indonesia. Masing-masing individu lebih mementingkan kepentingannya sendiri, tanpa ada rasa peduli terhadap sesamanya. Sifat masyarakat Indonesia yang indiviualisme menjadi salah satu faktor penyebab runtuhnya jiwa persatuan dan kesatuan bangsa. Maka dari itu diperlukan pendidikan kewarganegaraan sejak dini untuk menumbuhkan semangat jiwa berbangsa dan patriotisme. Semangat jiwa berbangsa dan patriotisme diperlukan untuk tetap menjaga kebhinekaan bangsa, sebab dengan menjaga kebhinekaan akan tercipta kehidupan yang aman dan tentram di setiap lapisan masyarakat. Kita adalah generasi pelurus bangsa dimana menjunjung tinggi sikap keadilan adalah suatu keharusan demi terciptanya kesejahteraan dan kemakmuran bangsa. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, marilah kita memiliki rasa Integrasi Nasional. Yaitu suatu sikap kepedulian terhadap sesama, serta memiliki rasa persatuan yang tinggi, baik terhadap bangsa, negara, agama, social, budaya, maupun keluarga.
1.2.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan integrasi nasional? 2. Seberapa pentingkah integrasi nasional bagi Indonesia? 3. Bagaimana proses integrasi nasional di Indonesia? 4. Bagaimana pengembangan integrasi nasional di Indonesia?
1
1.3.
Tujuan
Penulisan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Mengetahui integrasinasional. 2. Mengetahui pentingnya integrasi nasional di Indonesia. 3. Mengetahui proses integrasi nasional di Indonesia. 4. Mengetahui pengembangan integrasi nasional di Indonesia.
2
BAB II PEMBAHASAN 2.1.
Integrasi Nasional Istilah integrasi nasional dalam bahasa Ingrisnya adalah “national
integration”. “integration” berarti kesempurnaan atau keseluruhan. Kata ini berasal dari Bahasa latin integer, yang berarti utuh atau menyeluruh. Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. “nation” artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik. Kurana (2010) menyatakan integrasi nasional adalah kesadaran identitas bersama di antara warga negara. Ini berarti bahwa meskipun kita memiliki kasta yang berbeda, agama dan daerah, dan berbicara Bahasa yang berbeda, kita mengakui kenyataan bahwa kita semua adalah satu. Jenis integrasi ini sangat penting dalam membangun suatu bangsa yang kuat dan makmur. Titik kesamaan dalam pengetian intergasi social yaitu berarti penyatuan, pembauran, keterpaduan, sebagai kebulatan dari unsur atau aspekaspeknya.
2.2.
Pentingnya Integrasi Nasional di Indonesia Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan
berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia. Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu langkah yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu keutuhan yang baik bagi bangsa Indonesia, misalnya menyatukan berbagai macam suku dan berbudaya yang ada serta menyatukan berbagai macam agama yang ada di Indonesia. Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara yang masih mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat
3
penting untuk diwujudkan karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia. Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku, budaya, dan agama. Oleh sebab itu, adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia lebih memilih untuk suatu yang trend walaupun hal tersebut membuat upaya integrasi tidak terwujud. Masyarakat Indonesia belum sadar akan pengaruh globalilasi yang ternyata tidak baik bagi masyarakat Indonesia. Selain pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia bertindak atas wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik terjadi dimana-mana seperti pertengkaran antar suku, pembakaran tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya. Konflik tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah diwujudkan. Upaya integrasi terus dilakukan agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang mana disebutkan dalam semboya bhinneka tunggal ika. Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaanperbedaan yang ada tetap harus diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat mencapai tujuannya. Selain menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan di Indonesia, masyarakat Indonesia harus memliki rasa toleransi terhadap sesama sehingga tidak terjadi konflik yang berkepanjangan yang dapat merugikan Indonesia. 2.3.
Proses Integrasi Nasional di Indonesia Untuk mencapai Integrasi Nasional dibutuhkan suatu proses yang
matang agar kelak keintegrasian tersebut tidak terpecah belah oleh berbagai ancaman, gangguan, dan hambatan yang datangnya berasal dari dalam ataupun luar negeri. Lalu bagaimanakah proses integrasi tersebut? a. Modal awal Integrasi Nasional adalah adanya rasa senasib dan sepenanggungan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Meski perjuangan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah pada selang waktu sebelum abad 20 dengan ditandai adanya sifat kedaerahan,
akan
tetapi,
rasa
senasib
sepenanggungan
yang
ditunjukkan oleh para pejuang dan pandahulu kita telah mencerminkan
4
adanya benih-benih yakni semangat kebangsaan, yang pada gilirannya kelak akan membentuk keutuhan bangsa Indonesia. b. Memasuki pada abad 20, gejala semangat kebangsaan semakin membara dan terlihat, dengan munculnya berbagai organisasi atau pergerakan yang menjadi salah satu titik awal kebangkitan nasional. Perjuangan melalui berbagai organisasi seperti contohnya Budi Utomo, Serikat Dagang Islam yang kemudian akhirnya menjadi Serikat Islam. Perhimpunan Indonesia dan lain sebagainya mencitrakan bahwa adanya Integrasi Sosial dan Kultural. c. Pada dekade 1920an, para pemuda tampil di dalam panggung sejarah Indonesia dengan menyongsong tema persatuan dan kesatuan untuk menuju Indonesia yang merdeka. Melalui peristiwa Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, para pemuda menunjukkan segala peran serta dalam pembentukan integrasi nasional. d. Pasca proklamasi kemerdekaan, perjalanan bangsa Indonesia di dalam bernegara harus ditempuh dengan berbagai peristiwa. Berbagai cobaan yang mengguncang keutuhan bangsa juga dialami, ancaman dan bahaya terhadap suatu negara yang tengah membangung keutuhan bangsa harus bisa dihadapi.
2.4.
Pengembangan Integrasi Nasional di Indonesia Menurut Howard Wriggins dalam Muhaimin & Collin MaxAndrews (1995) menyebut bahwa ada lima pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik mengembangkan integrasi bangsa. Kelima pendekatan yang selanjutnya kita sebut sebagai factor yang menentukan tingkat integrasi suatu negara adalah: a). Adanya ancaman dari luar, 2) Gaya politk kepemimpinan, 3) Kekuatan lembaga-lembaga politik, 4) Ideologi Nasional, dan 5) Kesempatan pembangunan ekonomi.
5
a. Adanya ancaman dari luar Adanya ancaman dari luar dapat menciptakan integrasi masyarakat. Masyarakat akan bersatu, meskipun berbeda suku, agama dan ras ketika menghadapi musuh bersama. Contoh, ketika penjajah Belanda ingin kembali ke Indonesia, masyarakat Indonesia bersatu padu melawannya. Suatu bangsa yang sebelumnya berseteru dengan saudara sendiri, suatu saat dapat berintegrasi ketika ada musuh negara yang datang atau ancaman bersama yang berasal dari luar negeri. Adanya anggapan musuh dari luar mengancam bangsa juga mampu mengintegrasikan masyarakat bangsa itu. b. Gaya politik kepemimpinan Gaya politik para pemimpin bangsa dapat menyatukan atau mengintegrasikan masyarakat bangsa tersebut. Pemimpin yang karismatik, dicintai rakyatnya dan memiliki jasa-jasa besar umumnya mampu menyatukan bangsanya yang sbelumnya bercerai berai. Misal Nelson Mandela dari afrika Selatan. Gaya politik sebuah kepemimpinan bisa dipakai untuk mengembangkan integrasi bangsanya. c. Kekuatan lembaga-lembaga politik Lembaga politik, misalnya birokrasi, juga dapat menjadi sarana pemersatu masyarakat bangsa. Birokrasi yang satu dan padu dapat menciptakan system pelayanan yang sama, baik, dan diterima oleh masyarakat yang beragam. Pada akhirnya masyarakat bersatu dalam satu system pelayanan. d. Ideology Nasional Ideologi merupakan seperangkat nilai-nilai yang diterima dan disepakati. Ideology juga memberikan visi dan beberapa panduan bagaimana cara menuju visi atau tujuan itu. Jika suatu masyarakat meskipun berbeda-beda tetapi menerima satu ideology yang sama maka memungkinkan masyarakat tersebut bersatu. Bagi bangsa Indonesia, nilai bersama yang bisa mempersatukan masyarakat Indonesia adalah Pancasila. Pancasila merupakan nilai social bersama yang bisa diterima oleh seluruh masyarakat Indonesia.
6
Nilai-nilai bersama tidak harus berlaku secara nasional. Di beberapa daerah di Indonesia terdapat nilai-nilai bersama. Dengan nilai itu kelompok-kelompok masyarakat di daerah itu bersedia bersatu. Misal “Pela Gadong” sebagai nilai bersama yang dijunjung oleh masyarakat Maluku. e. Kesempatan pembangunan ekonomi Jika pembangunan ekonomi berhasil dan menciptakan keadilan, maka masyarakat bangsa tersebut bisa menerima sebagai satu kesauan. Namun jika ekonomi menghasilkan ketidakadilan maka muncul kesenjangan atau ketimpangan. Orang-orang yang dirugikan dan miskin sulit untuk mau bersatu atau merasa satu bangsa dengan mereka yang diuntungkan serta yang mendapatkan kekayaan secara tidak adil. Banyak kasus karena ketidakadilan, maka sebuah masyarakat ingin memisahkan diri dari bangsa yang bersangkutan. Dengan pembangunan ekonomi yang merata maka hubungan dan integrasi antar masyarakat akan semakin mudah dicapai.
Sunyoto Usman (1998) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat dapat terintegrasi, apabila: 1. Masyarakat
dapat
menemukan
dan
menyepakati
nilai-nilai
fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama. Jika masyarakat memiliki nilai bersama yang disepakati maka mereka dapat bersatu, namun jika sudah tidak lagi memiliki nilai bersama maka mudah untuk berseteru. 2. Masyarakat terhimpun dalam unit social sekaligus, memiliki “cross cutting affilition” sehingga menghasilkan “cross cutting loyality”. Jika masyarakat yang berbeda-beda latar belakangnya menjadi anggota organisasi yang sama, maka mereka dapat bersatu dan menciptakan loyalitas pada organisasi tersebut, bukan lagi pada latar belakangnya. 3. Masyarakat berada di atas memiliki sifat saling ketergantungan di antara unit-unit social yang terhimpun di dalamnyadalam memenuhi
7
kebutuhan
ekonomi.
Apabila
masyarakat
saling
memiliki
ktergantungan, saling membutuhkan, saling kerjasama dalam bidang ekonomi, maka mereka akan bersatu. Namun jika ada yang menguasai suatu usaha atau kepemilikan maka yang lain akan merasa dirugikan dan dapat menimbulkan perseteruan. Pendapat lain menyebutkan, integrasi bangsa dapat dilakukan dengan dua strategi kebijakan yaitu “Policy assimilasionis” dan “Policy bhinneka tunggal ika” (Sjamsudin, 1989). Strategi pertama dengan cara penghapusan sifat-sifat kultural utama dari komunitas kecil yang berbeda menjadi semacam kebudayaan nasional. Asimilasi adalah pembauran dua kebudayaan yang disertai dengan hilangnya ciri khas kebudayaan asli sehingga membentuk kebudayaan baru. Apabila asimilasi ini menjadi sebuah strategi bagi integrasi nasional, berarti bahwa
negara
mengintegrasikan
masyarakatnya
dengan
mengupayakan agar unsur-unsur budaya yang ada dalam negara itu benar-benar melebur menjadi satu dan tidak lagi menampakkan identitas budaya kelompok atau budaya local. Kebijakan strategi yang sebaiknya dilakukan di Indonesia: -
Memperkuat nilai bersama
-
Membangun fasilitas
-
Menciptakan musuh bersama
-
Memperkokoh lembaga politik
-
Membuat organisasi untuk bersama
-
Menciptakan ketergantungan ekonomi antar kelompok
-
Mewujudkan kepemimpinan yang kuat
-
Menghapus identitas-identitas local
-
Membaurkan antar tradisi dan budaya local
-
Menguatkan identitas nasional Membangun fasilitas infrastruktur seperti jalan, gedung pertemuan, lapangan
olahraga,
dan
pasar
merupakancontoh
kebijakan
penyelenggara negara yang memungkinkan mampu mengintegrasikan
8
masyarakatnya. Hal ini dikarenakan masyarakat dari berbagai latar belakang akan bertemu, berinteraksi dan bekerja sama. Pembangunan berbagai fasilitas itu bisa dilakukan apabila memiliki sumber pembiayaan yang cukup. Di negara yang sedang membangun, salah satu sumber utama pembiayaan negara tersebut adalah pajak yang dipungut dari warga negara. Pajak sebagai instrument memperkokoh Integrasi Nasional Salah satu tujuan negara Republik Indonesia sebagaimana tersebut dalam alinea ke empat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah “memajukan kesejahteraan umum”. Kesejahteraan umum akan dapat dicapai atau akan lebih cepat dicapai, apabila keuangan negara sehat, atau dengan kata lain negara memiliki dana yang cukup untuk membiayai seluruh kegiatan yang diperlukan untuk menunjang tujuan negara “memajukan kesejahteraan umum” tersebut. Berbicara tentang keuangan negara yang sehat, tidak bisa dilepaskan dari sumber-sumber penerimaan negara. Salah satu sumber keuangan negara adalah penerimaan dari sector pajak. Dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir Penerimaan pajak merupakan sumber pendapatan negara yang utama. Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun 2016, pemerintah menargetkan pendapatan yang bersumber dari penerimaan pajak adalah sebesar 1.360 triliun atau sebesar 74,63% dari penerimaan negara secara keseluruhan.
9
BAB V PENUTUP
3.1. Simpulan Berdasarkan arti etimologisnya itu, integrasi dapat diartikan sebagai pembauran hingga menjadi kesatuan yang utuh dan bulat. “nation” artinya bangsa sebagai bentuk persekutuan dari orang-orang yang berbeda latar belakangnya, berada dalam suatu wilayah dan di bawah satu kekuasaan politik. Integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia. Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku, budaya, dan agama. Proses integrasi nasional terjadi pada saat memerdekakan negara Indonesia, dari berbagai suku, akan bersatu untuk kemerdekaan Indonesia. Pengembangan
integrase
di
Indonesia
memiliki
factor
yang
menentukan tingkat integrase suatu negara yaitu ancama dari luar, gaya politik kepemimpinan, kekuatan lembaga-lembaga politik, ideology nasional, dan kesempatan pembangunan ekonomi. 3.2 Saran Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga tidak adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun indonesia ini berbedabeda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah negara yang satu yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia. Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apakah Integrasi Nasional serta berbagai faktor yang mempengaruhi dan pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia. Dengan mengetahui pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia., diharapkan kita bisa menjadi warga negara yang baik dan mampu melaksanakan proses pemersatuan perbedaan perbedaan yang ada pada negara kita sehingga terciptanya keserasian dan tidak adanya konflik dalam negara ini.
10
DAFTAR PUSTAKA Ristekdikti. 2016. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi. cetakan I. hal 70-75 https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_pendidikan_1_dir/6bfed1ab6721a7e 36e217799d6017460.pdf
11