Makalah Pkn Kelompok 7.docx

  • Uploaded by: mimisalmawati
  • 0
  • 0
  • October 2019
  • PDF

This document was uploaded by user and they confirmed that they have the permission to share it. If you are author or own the copyright of this book, please report to us by using this DMCA report form. Report DMCA


Overview

Download & View Makalah Pkn Kelompok 7.docx as PDF for free.

More details

  • Words: 4,179
  • Pages: 20
MAKALAH “GEOSTRATEGI dan KETAHANAN NASIONAL”

DOSEN PEMBIMBING ROSE FITRIA LUTFIANA M,Pd. DISUSUN OLEH : Aghnia Norfa Nafisah Amelline Slazenny Erricca Nanda Manasya Eva Sari Putri Nadia Utami Ramadhanty

(201810060311017) (201810060311022) (201810060311027) (201810060311067)

FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2018/2019

KATA PENGANTAR Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Geostrategi dan Ketahanan Nasional”. Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu segala pihak dalam memahami Geostrategi dan Ketahanan Nasional. Tak lupa pula bahan ajaran tentang Geostategi dan Ketahanan Nasional yang dapat menjadi inspirasi dan pengetahuan baru bagi siapa saja yang membacanya. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Malang, 03 Oktober 2018

Kelompok 7

ii

DAFTAR ISI Cover ..................................................................................................................... Kata Pengantar....................................................................................................... Daftar Isi ................................................................................................................

i ii iii

BAB I Pendahuluan ......................................................................................................... 1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1.3. Tujuan Penulisan ...............................................................................................

1 1 1 1

BAB II Pembahasan .......................................................................................................... 2.1 Peran geostrategi Indonesia dalam Ketahanan Nasional ................................. 2.2 Unsur dan perkembangan konsep Ketahanan Nasional ................................... 2.3 Ketahanan Nasional dibidang politik ................................................................. 2.4 Makna pembelaan Negara, apakah sudah diterapkan oleh warga Indonesia .

2 2 4 13 14

BAB III Penutup ................................................................................................................ 3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 3.2. Saran- Saran .......................................................................................................

16 16 16

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................

17

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap bangsa, dalam rangka mempertahankan eksistensi dalam mewujudkan cita-citanya perlu memiliki pemahaman mengenai geopolitik dan geostrategi. Geopolitik Indonesia merupakan pengaruh faktor geografis terhadap ketatanegaraan melalui konsep Wawasan Nusantara. Sedangkan geostrategi Indonesia merupakan strategi atau cara yang diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional yang tumbuh pada pewujudan kesatuan ideologi, politik, ekonomi, dan sosial budaya. Geostrategi merupakan masalah penting bagi generasi masa kini dan mendatang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa membutuhkan strategi dalam mempertahankan kondisi lingkungan nusantara, untuk mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. Geostrategi bangsa Indonesia dapat diwujudkan melalui konsep “Ketahanan Nasional” karena merupakan suatu cara pendekatan oleh bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan dalam menggapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. Ketahanan nasional sebagai suatu pendekatan merupakan salah satu pengertian dari ketahanan nasional itu sendiri.

1.2. Rumusan Masalah 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4

Bagaimana peran geostrategi Indonesia dalam Ketahanan Nasional ? Apa saja unsur dan perkembangan konsep Ketahanan Nasional ? Bagaimana Ketahanan Nasional dibidang politik ? Bagaimana makna pembelaan Negara, apakah sudah diterapkan oleh warga Indonesia ?

1.3. Tujuan Penulisan 1.3.1 Untuk mengetahui peran geostrategi Indonesia dalam Ketahanan Nasional. 1.3.2 Untuk mengetahui apa saja unsur dan perkembangan konsep Ketahanan Nasional. 1.3.3 Untuk mmengetahui bagaimana Ketahanan Nasional dibidang politik. 1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana makna pembelaan Negara, apakah sudah diterapkan oleh warga Indonesia.

1

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Peran Geostrategi Indonesia dalam Ketahanan Nasional Setiap bangsa dalam rangka mempertahankan eksistensi dan mewujudkan citacitanya perlu memiliki pemahaman mengenai geopolitik dan geostrategi. Geopolitik bangsa Indonesia diterjemahkan dalam konsep Wawasan Nusantara sedangkan geostrategic bangsa Indonesia dirumuskan dalam konsepsi Ketahanan Nasional. Sesuai dengan bagan paradigma ketatanegaraan Negara Republik Indonesia maka Ketahanan Nasional merupakan salah satu dari konsepsi politik dari Negara Republik Indonesia. Ketahanan Nasional dapat dikatakan sebagai konsepsi geostrateginya bangsa Indonesia. Dengan kata lain, geostrategic bangsa Indonesia diwujudkan melalui konsep Ketahanan Nasional. Geostrategi diartikan sebagai metode atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi pembangunan dan keputusan yang terukur dan terimajinasi guna mewujudkan masa depan yang lebih baik, lebih aman, dan bermartabat. Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan sebagai usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik SDM maupun SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu geostrategi Indonesia sebagai suatu cara atau metode dalam memanfaatkan segenap konstelasi geografi negara Indonesia dalam menentukan kebijakan, arahan serta sarana-sarana dalam mencapai tujuan seluruh bangsa dengan berdasar asas kemanusiaan dan keadilan sosial. Ketahanan nasional sebagai geostrategi bangsa Indonesia memiliki pengertian bawa konsep ketahanan nasional merupakan pedekatan yang digunakan bangsa Indonesia dalam melaksanakan pembangunan dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya. 2.1.1 Konsepsi Geostrategi Indonesia Konsep geostrategi Indonesia pada hakekatnya bukan mengembangkan kekuatan untuk penguasaan terhadap wilayah di luar Indonesia atau untuk ekspansi terhadap negara lain, tetapi konsep strategi yang didasarkan pada kondisi metode, atau cara untuk mengembangkan potensi kekuatan nasional

2

yang ditujukan untuk pengamanan dan menjaga keutuhan kedaulatan Negara Indonesia dan pembangunan nasional dari kemungkinan gangguan yang datang dari dalam maupun dari luar negeri. Untuk mewujudkan geostrategis Indonesia akhirnya dirumuskan Bangsa Indonesia dengan Ketahanan Nasional Republik Indonesia. 2.1.2 Perkembangan Konsep Geostrategi Indonesia Konsep geostrategi Indonesia pertama kali dilontarkan oleh Bung Karno pada tanggal 10 Juni 1948 di Kotaraja. Namun sayangnya gagasan ini kurang dikembangkan oleh para pejabat bawahan, karena seperti yang kita ketahui wilayah NKRI diduduki oleh Belanda pada akhir Desember 1948, sehingga kurang berpengaruh. Dan akhirnya, setelah pengakuan kemerdekaan 1950 garis pembangunan politik berupa “ Nation and character and building “ yang merupakan wujud tidak langsung dari geostrategi Indonesia yakni sebagai pembangunan jiwa bangsa. 2.1.3 Tujuan Geostrategi Indonesia Berbagai konsep dasar serta pengembangan geostrategi Indonesia pada dasarnya bertujuan untuk: 1. Menyusun dan mengembangkan potensi kekuatan nasional baik yang berbasis pada aspek ideologi, politik, sosial budaya, bahkan aspek-aspek alamiah. Hal ini untuk upaya kelestarian dan eksistansi hidup Negara dan Bangsa dalam mewujudkan cita-cita proklamasi dan tujuan nasional. 2. Menunjang tugas pokok pemerintah Indonesia dalam : 1) Menegakkan hukum dan ketertiban (law and order) 2) Terwujudnya kesejahteraan dan kemakmuran (welfare and prosperity) 3) Terselenggaranya pertahanan dan keamanan (defense and prosperity) 4) Terwujudnya keadilan hukum & keadilan sosial ( yuridical justice & social justice) 5) Tersedianya kesempatan rakyat untuk mengaktualisasikan diri (freedom of the people) Geostrategi Indonesia berawal dari kesadaran bahwa bangsa dan negara ini mengandung sekian banyak anasir-anasir pemecah belah yang setiap saat dapat meledak dan mencabik-cabik persatuan dan kesatuan bangsa. Dalam era 3

kepemimpinan Habibie dapat disaksikan dengan jelas bagaimana hal itu terjadi beserta akibatnya. Tidak hanya itu saja, tatkala bangsa kita lemah karena sedang berada dalam suasana tercabik-cabik maka serentak pulalah harga diri dan kehormatan dengan mudah menjadi bahan tertawaan di forum internasional. Disitulah ketidakberdayaan kita menjadi tontonan masyarakat internasional, yang sekaligus, apabila kita sadar, seharusnya menjadi pelajaran berharga.

2.2. Unsur dan Perkembangan Konsep Ketahanan Nasional 2.2.1. Pengertian Ketahanan Nasional Dalam pengertian ketahanan nasional terdapat tiga perspektif atau sudut pandang terhadap konsepsi ketahanan nasional. Ketiga perspektif tersebut adalah : 1. Ketahanan Naional sebagai kondisi yang melihat ketahanan nasional sebagai suatu penggambaran suatu keadaan yang harus dipenuhi. 2. Ketahanan Nasional sebagai sebuah pendekatan, strategi, metode atau cara dalam menjalankan suatu kegiatan 3. Ketahanan Nasional sebagai sebagai konsepsi khas Indonesiaberupa ajaran konseptual tentang pengaturan bernegara. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan wujud wajah dari ketahanan nasional yaitu berupa ketahanan nasional sebagai kondisi, ketahanan nasional sebagai metode dan ketahanan nasional sebagai doktrin. Terkait dengan konsep ketahanan nasional, dalam ilmu politik dikenal konsep kekuatan nasional. Bahasan dari konsep kekuatan nasional akan merujuk pada konsep ketahanan nasional karena awal mula dari konsep ketahanan nasional adalah kekuatan nasional. Ketahanan nasional adalah konsepsi politik kenegaraan republic Indonesia yang merupakan landasan nasional dari pembngunan bangsa sebagai konsepsi polotik dan terdapat pada Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). 2.2.2. Unsur-Unsur Ketahanan Nasional a. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthau : 1) Faktor tetap berupa geografi dan sumber daya alam 2) Faktor berubah terdiri atas kemampuan industry, militer, demografi, karakter nasional, moral nasional, dan kualitas diplomasi.

4

b. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray terdiri : 1) Tangible Factor terdiri ataas penduduk, kemampuan industry dan militer 2) Intangible Factor terdiri atas karakter nasional, moral nasional, dan kualitas kepemimpinan. c. Unsur Kekuatan Sumber menurut Palmer dan Perkins terdiri 1) Tanah, sumber daya, penduduk, teknologi, ideology, moral dan kepemimpinan. d. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Candra terdiri atas 1) Alamiah : geografi, sumber daya, dan penduduk 2) Sosial : perkembangan ekonomi, struktur poltik, serta budaya dan moral nasional 3) Ide-ide : inteleensi dan diplomasi, kebijaksaan kepemimpinanan. 2.2.3. Asas-Asas Ketahanan Nasional Asas ketahanan nasional adalah tata laku yang didasarkan pada nilainilai Pancasila, UUD 1945 dan Wawasan Nusantara, yang terdiri dari: a. Asas Kesejahtetaan dan Keamanan Kesejahteraan dan keamanan merupakan dua hal utama dalam menyelenggarakan kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa dua hal ini kehidupan bernegara dan berbangsa dan bernegara kehilangan relevansi keberadaannya. Dua hal ini merupakan asas dalam sistem kehidupan nasional, tanpa kedua hal ini maka kehidupan nasional tidak dapat berlangsung. Oleh karenanya kesejahteraan dan kemananan merupakan nilai intrinsik dalam sistem kehidupan nasional itu sendiri. Dalam kehidupan nasional, tingkat kesejahteraan dan keamanan yang telah dicapai merupakan tolak ukur ketahanan nasional secara umum. b. Asas Komprehensivitas Integral atau Menyeluruh dan Terpadu Ketahanan nasional sebagai sebuah cara dan metode dalam mencapai dan menyelenggarakan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang dan selaras harus dilaksanakan mencakup ketahanan dari segenap aspek kehidupan berbangsa secara utuh, menyeluruh, dan terpadu (integral-komprehensif).

5

c. Asas Kekeluargaan Karena di dalam Ketahanan nasional asas kekeluargaan dijunjung tinggi, maka perbedaan-perbedaan dan keragaman yang ada di seluruh wilayah Indonesia diakui. Perbedaan dan keragaman tersebut harus dikelola dan dijadikan kekayaan dan modal untuk membangun Indonesia yang berdaulat, adil dan makmur. Dalam konteks internasional, asas kekeluargaan bermakna menghargai perbedaan-perbedaan untuk mengembangkan hubungan kemitraan yang serasi agar tidak berkembang menjadi konflik. d. Asas Mawas Ke Dalam dan Ke Luar Seluruh kehidupan nasional merupakan perpaduan segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinteraksi. Selain itu sistem kehidupan berbangsa dan bernegara juga sangat mempengaruhi dan berinteraksi dengan lingkungan sekelilingnya. Dalam interaksi timbal balik tersebut maka sering muncul dampak positif maupun negatif. Maka sangat dibutuhkan suatu sikap mawas ke dalam maupun mawas ke luar. Mawas Ke Dalam, Artinya ketahanan nasional harus berusaha menegok keunggulan dan kelemahan pada diri bangsa sendiri. Dengan cara tersebut bangsa Indonesia dapat mengukur dan meningkatkan ketahanan nasionalnya dari aspek yang kurang. Hal ini juga berarti menumbuhkan hakikat, sifat, dan kondisi kehidupan nasional itu sendiri berdasar nilai-nilai kemandirian yang proporsional untuk meningkatkan kualitas derajat kemandirian sebuah bangsa yang ulet dan tangguh. Hal ini tidak berarti bahwa ketahanan nasional mengandung sikap isolasi atau mengandung nasionalisme sempit. Mawas Ke Luar, Ketahanan nasional harus mempunyai asas mawas keluar yang bertujuan untukkekeluargaan bermakna menghargai perbedaan-perbedaan untuk mengembangkan hubungan kemitraan yang serasi agar tidak berkembang menjadi konflik. 2.2.4. Sifat-Sifat Ketahanan Nasional Ketahanan Nasional memiliki sifat yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-asasnya yaitu: 1. Mandiri Ketahanan nasional sebagai cara, metode, dan strategi untuk mengembangkan kekuatan nasional sudah semestinya harus bertolak 6

2.

3.

4.

5.

dari kekuatan (keuletan dan ketangguhan) yang dimiliki oleh bangsa Sendiri). Artinya prinsip ini mengandung konsep pantang menyerah, dan bersandar pada identitas, integritas, dan kepribadian bangsa. Independency (kemandirian) merupakan prasyarat untuk menjalin kerjasama yang saling menguntungkan diera perkembangan global ini. Dinamis Ketahanan Nasional secara umum tidak bersifat statis melainkan harus bersifat dinamis. Artinya ketahanan nasional ini dapat berubahubah, bisa naik-turun, seturut perubahan situasi baik di level internal maupun muncul dari dorongan luar. Oleh karena itu ketahanan sosial harus mengorientasikan dirinya jauh ke masa depan dengan memperhatikan dinamika perubahan maupun aspek-aspek yang tetap untuk kehidupan nasional yang lebih baik. Berwibawa Pembangunan ketahanan nasional harus dilakukan dalam konsep berkelanjutan dan berkesinambungan akan peran meningkatkan kekuatan nasional Indonesia. Dengan cara itu, makin tinggi tingkat ketahanan suatu bangsa akan semakin meningkatkan kewibawaan nasional di mata negara-negara Internasional. Konsultasi dan Kerjasama Ketahanan nasional bangsa Indonesia pertama-tama tidak didasarkan pada sikap konfrontatif dan mengandalkan kekuasaan dan kekuatan militer semata, melainkan lebih menitik beratkan pada model-model kerjasama saling menguntungkan, dan sikap saling menghargai dengan mengandalkan kekuatan yang berpijak pada kepribadian bangsa sendiri. Integratif Seluruh elemen dan aspek kehidupan bangsa dalam hubungan dengan lingkungan sosialnya, lingkungan alam, dan suasana ke dalam, harus mengadakan penyelarasan.

2.2.5. Model dan Unsur-Unsur Ketahanan Nasional Jika melihat konsep Ketahanan Nasional sebagai kondisi dinamis bangsa Indonesia untuk mengembangkan kekuatan nasional dan menjamin identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta untuk mencapai perjuangan nasionalnya, maka Konsep Ketahanan Nasional tentu sangat berhubungan dengan kondisi kehidupan nasional secara 7

keseluruhan. Oleh karenanya, ketahanan nasional bisa dikata merupakan gambaran dari tata (sistem) kehidupan nasional dalam berbagai aspek yang meliputinya. Tiap aspek-aspek kehidupan nasional tersebut terus-menerus berubah seiring berjalannnya waktu, sehingga menciptakan situasi dan pemahaman yang kompleks dan amat sulit untuk dipantau. Dalam rangka menyederhanakan kondisi dinamis dari segala aspek kehidupan nasional tersebut maka dibuatlah penyederhanan model dari hasil pemetaan keadaan nyata melalui analisis mendalam yang dilandasi teori hubungan antar manusia maupun teori hubungan manusia antar lingkungannnya. Dari penyederhanan tersebut maka timbul gambaran konsepsi ketahanan nasional yang menyangkut kondisi dinamis dari hubungan antar segala aspek yang mendukung kehidupan. Dari penyederhanan tersebut maka timbul gambaran konsepsi ketahanan nasional yang menyangkut kondisi dinamis dari hubungan antar segala aspek yang mendukung kehidupan nasional, yaitu : a. Aspek yang berkaitan dengan alam yang bersifat Statis, yang meliputi aspek geografi, aspek kependudukan, dan aspek kekayaan alam. Aspek ini sering disebut sebagai Trigatra. b. Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi aspek Ideologi, Aspek Politik, Aspek Sosial Budaya, dan aspek Petahanan Kemanan. Aspek ini sering disebut sebagai Pancagatra. Jika kita gabungkan antara tiga aspek alamiah (trigatra) dan lima aspek sosial kemasyarakatan (pancagatra) maka kita punya 8 aspek yang kemudian disebut sebagai Astagatra (Soemarsono dkk, 2001: 110). 1) Model Astagatra Model ini merupakan perangkat hubungan bidangbidang kehidupan manusia dan budaya yang berlangsung di atas bumi ini dengan memanfaatkan segala kekayaan alam yang dapat dicapai dengan menggunakan kemampuannya. Model yang dikembangkan oleh Lemhanas ini menyimpulkan adanya 8 unsur aspek kehidupan nasional yaitu (Srijanti dkk,2011: 167): a. Aspek Trigatra (Kehidupan Alamiah): 1. Gatra letak dan kedudukan geografi 2. Gatra keadaan dan kekayaan alam 3. Gatra keadaan dan kemampuan penduduk.

8

b. Aspek Pancagatra (Kehidupan Sosial): 1. Gatra Ideologi 2. Gatra Politik 3. Gatra Ekonomi 4. Gatra Sosial Budaya, dan 5. Gatra Pertahanan Keamanan. 2) Model Morgenthau Model ini bersifat deskriptif kualitatif dengan jumlah gatra cukup banyak. Bila model Lemhanas berevolusi dari pengalaman empiris perjalanan dan perjuangan bangsa, maka model ini dibuat secara analitis. Dalam analisisnya, Morgenthau menekankan penelitian kekuatan nasional dibina dalam kaitannya dengan Negara lain. Artinya, ia menganggap pentingnya perjuangan mendapatkan power position dalam satu kawasan, sehingga konsekuensinya, maka terdapat advokasi untuk power position sehingga muncul strategi ke arah balance (keseimbangan) (Srijanti dkk, 2011: 168). Dari penyederhanan tersebut maka timbul gambaran konsepsi ketahanan nasional yang menyangkut kondisi dinamis dari hubungan antar segala aspek yang mendukung kehidupan nasional diantaranya : a) Aspek yang berkaitan dengan alam yang bersifat Statis, yang meliputi aspek geografi, aspek kependudukan, dan aspek kekayaan alam. Aspek ini sering disebut sebagai Trigatra. b) Aspek yang berkaitan dengan sosial bersifat dinamis, yang meliputi aspek Ideologi, Aspek Politik, Aspek Sosial Budaya, dan aspek Petahanan Kemanan. Aspek ini sering disebut sebagai Pancagatra. Jika kita gabungkan antara tiga aspek alamiah (trigatra) dan lima aspek sosial kemasyarakatan (pancagatra) maka kita punya 8 Aspek yang kemudian disebut sebagai Astagatra (Soemarsono dkk, 2001: 110). 3) Model Alfred Thayer Mahan Mahan dalam bukunya "The Influence Seapower” mengatakan bahwa kekuatan nasional suatu bangsa dipenuhi

9

apabila bangsa tersebut memenuhi unsur-unsur sebagai berikut: a. Letak geografi, khususnya mengenai morfologi topografinya yang dikaitkan dengan akses ke laut dan penyebaran penduduk. b. Kekayaan alam yang dikaitkan dengan kemampuan industry serta kemandirian dalam penyediaan pangan. c. Konfigurasi wilayah negara yang akan mempengaruhi karakter rakyat dan orientasinya. d. Jumlah penduduk (Srijanti dkk, 2011: 168). 4) Model Cline Cline melihat suatu negara dari luar sebagaimana dipersepsikan oleh negara lain. Baginya hubungan antar negara pada hakikatnya amat dipengaruhi oleh persepsi suatu Negara terhadap negara lainnya, termasuk di dalamnya persepsi atau sistem penangkalan dari Negara lainnya. Menurut Cline suatu negara akan muncul sebagai kekuatan besar apabila ia memiliki potensi geografi besar atau negara secara fisik yang wilayahnya besar dan memiliki sumber daya manusia yang besar pula. Model ini mengatakan bahwa suatu negara kecil bagaimanapun majunya tidak akan dapat memproyeksikan diri sebagai negara besar. Sebaliknya, suatu negara dengan wilayah yang besar, tetapi jumlah penduduknya kecil juga tidak akan menjadi negara besar walaupun berteknologi maju (Srijanti dkk, 2011: 168-169). 2.2.6. Komponen Strategi Astagatra dalam Ketahanan Nasional Komponen ini adalah komponen strategi yang terdiri atas depalan gatra (aspek). Delapan gatra ini dapat dikelompokkan menjadi dua bagian (Srijanti, 2011: 172-174): Ketahanan Nasional di Indonesia mengenal konsep Astagatra (8 aspek kehidupan), yang terdiri dari : a) Trigatra (Aspek alamiah), terdiri dari: 1. Geografi Sebagai Negara Archipelego dengan wilayah laut dan pedalaman yang luas, wilayah Indonesia berada pada posisi silang dunia, yakni posisi silang antar benua Asia dan Australia dan Posisi silang antar samudera: Samudera Pasifik dan 10

samudera Hindia. Hal ini menyebabkan Indonesia sangat terbuka oleh pengaruh-pengaruh di luar dirinya, baikpengaruh ideologi, politik, sosial budaya, ekonomi, maupun pertahanan keamanan. Selain itu,karena secara geografis berada pada posisi silang dunia itu juga Indonesia sungguhmempunyai posisi strategis baik dalam kepentingan mondial maupun dalam hubungan bertetangga, berbangsa, dan bernegara. Pengaruh letak geografis tersebut menyebabkan Indonesia mengembangkan konsep geopolitik dan geostrategi yang berciri khusus dan berbeda yakni dikenal dengan wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Wawasan maupun ketahanan tersebut menyangkut baik wilayah laut maupun meyangkut wilayah dirgantara. 2. Kekayaan Alam (Gatra Kekayaan Alam) Secara umum kekayaan alam yang dimiliki atau yang terkandung dalam seluruh wilayah Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Menurut Jenisnya: Hewani, Nabati, Mineral, Tanah, Udara, Potensi ruang angkasa, Energi alami air dan lautan. b. Menurut Sifatnya: Dapat diperbarui, tidak dapat diperbarui, dan tetap. Kekayaan Alam yang sungguh melimpah ini sungguh harus menjadi modal utama bagi pembangunan Indonesia dan dimanfaatkan secara optimal dengan mengembangkan penguasaan teknologi yang tepat guna, sumber daya manusia yang tangguh, serta harus penjagaan konsep kelestarian alam untuk warisan anak cucu kita. 3. Kependudukan (Gatra Kependudukan) Dari segi kependudukan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi. Berikut adalah poin-poin/hal-hal yang perlu dipertimbangkan terkait corak dan karakteristik kependudukan yang ada di Indonesia. a. Komposisi penduduk Jumlah penduduk berubah-ubah dan terus bertambah. Pertambahan ini jika tidak diimbangi oleh konsep pembangunan ekonomi dan kebudayaan yang matang akan

11

menimbulkan dampak-dampak negatif, seperti ketimpangan ekonomi, pengangguran, dll. Susunan penduduk, pendekatan umur, kelamin, agama, suku, tingkat pendidikan yang berbeda-beda dan diperlukan untuk memperkuat kondisi ketahanan nasional. Selain itu, susunan kependudukan Indonesia yang beragam juga harus dikelola dalam konteks persatuan dan kesatuan nasional. b. Persebaran Penduduk Persebaran tidak merata, banyak di Pulau Jawa, Sumatera, dan Bali. Ketidak merataan ini tentu menjadi problem tersendiri bagi bangsa Indonesia. Persebaran penduduk yang tidak merata ini salah satunya juga disebabkan oleh ketidakmerataan “pembagian kue” yang ada di dunia. Ketidak merataan ekonomi menyebakan terjadinya arus urbanisasi ke kota-kota besar, sehingga menyebakan kepadatan penduduk di kota yang menyebabkan masalahmasalah baru seperti munculnya permukiman kumuh, kriminalitas, kemacetan, dll. c. Kualitas 1. Faktor fisik: kesehatan, gizi, dan kebugaran. 2. Faktor nonfisik: mentalitas dan intelektualitas. Tingkat kualitas penduduk sangat berhubungan dengan tingkat kesehatan, kecerdasan suatu bangsa, dan persebaran informasi dan pengetahuan. Selain itu, kualitas penduduk juga dicerminkan oleh kemampuan daya kreatifitas, etos kerja, dan produktivitas kerja. Masalah yang dihadapi Indonesia seperti pendapatan perkapita yang rendah, jumlah angka kelahiran yang besar, rasio ketergantungan yang tinggi, maupun rendahnya tingkat pendidikan merupakan faktor-faktor yang menentukan terkait konsep ketahanan nasional bangsa Indonesia. Apalagi di era globalisasi-informasi saat ini faktor peningkatan kualitas penduduk merupakan prasyarat utama untuk menghadapi tantangan-tantangan yang dibawanya. Dengan kualitas penduduk yang tinggi, bangsa Indonesia akan dapat menjemput era globalisasi informasi

12

secara matang dan dewasa sehingga pembangunan bangsa akan semakin baik.

2.3. Ketahanan Nasional dalam Bidang Politik Kondisi dinamik suatu bangsa, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta gangguan baik yang datang dari luar maupun dari dalam yang langsung maupun tidak langsung membahayakan kehidupan politik bangsa dan Negara. Dalam hal ini masyarakat berfungsi sebagai input, yaitu berwujud pernyataan keinginan, harapan dan tuntutan sedangkan pemerintah berfungsi sebagai output, yaitu berwujud penentuan kebijaksaan umum yang bersifat keputusan politik (political decision). Sesuai dengan prinsip demokrasi, termasuk demokrasi pancasila, maka rakyat harus ikut serta di dalam kehidupan politik pemerintah dan masyarakat. Persoalan pokok ialah bagaimana kebijaksanaan pemerintah (output) dapat sesuai dengan keinginan, harapan, tuntutan dari rakyat (input). Rakyat sebagai (input) menyampaikan aspirasi, harapan, tuntutan, keinginan. Selain itu terdapat factor-faktor yang memperngaruhi ketahanan nasional dibidang politik yaitu: 1) Adanya ideology nasional 2) Adanya pimpinan nasional 3) Adanya pemerintah yang bersih, efisien, dan efektif 4) Adanya masyarakat yang mempunyai kesadaran politik 5) Pengaruh kehidupan politik yang berjiwa dan bersemangat demokrasi pancasila terhadap ketahanan nasional dibidang politik. Beberapa hal yang dapat memperjelas pengaruh tersebut diantaranya ialah : a. Kemantapan infra struktur politik b. Kemantapan supra struktur politik c. Pimpinan nasional yang kuat dan beribawa d. Kesadaran politik, disiplin nasional dan dinamika social.

2.4. Makna Pembelaan Negara dan Diterapkannya di Indonesia Membela Negara merupakan kewajiban sebagai warga Negara. Membela Negara ternyata bukan hanya kewajiban, tetapi juga hak setiap warga Negara terhadap negaranya.hal ini tercantum dalam pasal 27 ayat 3 UUD 1945 yang

13

berbunyi “setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Setiap warga Negara juga berhak dan wajib ikut serta dalam pertahanan Negara. Hal demikian sebagaimana tercantum dalam pasal 30 ayat 1 UUD 1945 bahwa “Tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara”. Berdasarkan pasal 27 ayat 3 dan pasal 30 ayat 1 UUD 1945 tersebut dapat disimpulkan bahwa usaha pembelaan dan pertahanan Negara merupakan hak dan kewajiban setiap Negara Indonesia. Selain itu, setiap warga Negara harus turut serta dalam setiap usaha pembelaan Negara sesuai dengan kemampuan dan profesinya masing-masing. Dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2002 tentang pertahanan Negara pasal 9 ayat 1 disebutkan pula bahwa “setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela Negara yang diwujudkan dalam penyelenggaran pertahanan Negara”. Jadi bela Negara adalah sikap dan perilaku warga Negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan Negara yang seutuhnya. Peran penting bela Negara dapat dikuak secara lebih jernih dan mendalam melalui prepektif pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia, beserta seluruh sumber daya, kedaulatan dan kemerdekaannya, selalu terancam oleh agresi dari luar dan pergolakan bersenjata dari dalam. Kalau ancaman ini menjadi nyata dan Indonesia tidak siap, semuanya bisa kembali ke titik nol. Kesadaran bela Negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada Negara dan kesedian berkorban membela Negara. Spectrum bela Negara itu sangat luas, dari yang paling halus, hingga yang paling kasar. Mulai dari baik dari sesame warga Negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan Negara. Unsur dasar dari bela Negara : 1. Cinta tanah air 2. Kesadaraan berbangsa & bernegara 3. Yakin akan pacasila sebagai ideologi Negara 4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara 5. Memiliki kemampuan awal bela Negara Contoh-contoh penerapan bela Negara di indonesia : 1. Melestarikan budaya 2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar 3. Taat kan hukum dan aturan-aturan negara 14

4. Mencintai produk-produk dalam negeri Pemerintah indonesia saat ini menjalankan program pelatihan bela Negara yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat. Pada tanggal 22 oktober 2015, menteri pertahanan (menhan) ryamizard ryacudu meresmikan pembukaan program bela Negara. Program tersebut dimaksudkan untuk memperteguh keyakinan berdasarkan 5 unsur tersebut di atas, dan program ini bukanlah sebuah bentuk wajib militer. Pada tanggal 23 februari 2016, menhan ryamizard ryacudu kembali meresmikan peluncuran situs web resmi (portal bela Negara). Portal tersebut dimaksudkan untuk menjadi sumber penyebaran informasi kepada masyarakat tentang program bela Negara, dan masyarakat juga bisa meberikan saran dan masukan di portal tersebut.

15

BAB III PENUTUP 3.1.

Kesimpulan Ketahanan nasional adalah konsepsi politik kenegaraan oleh suatu negara yang merupakan landasan nasional dari pembangunan bangsa sebagai konsepsi politik dan terdapat pada Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Dalam pembentukan ketahanan nasional di suatu bangsa diperlukan geostrategi agar terwujudnya tujuan nasional. Geostrategi Indonesia bukan merupakan geopolitik untuk kepentingan politik dan perang saja, melainkan untuk kepentingan kesejahteraan dan keamanan. Konsepsi ketahanan nasional Indonesia adalah konsepsi pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang serasi dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Unsur-unsur yang dapat mempengaruhi ketahanan nasional menurut para ahli adalah sebagai berikut; 1. Unsur kekuatan nasional menurut Hans J. Morgenthau terbagi menjadi dua faktor, yaitu faktor tetap dan faktor berubah. 2. Unsur kekuatan nasional menurut James Lee Ray terbagi menjadi dua faktor, yaitu tangible factor dan intangible factor. 3. Unsur kekuatan nasional menurut Palmer dan Perkis. 4. Unsur kekuatan nasional menurut Parakhas Candra terbagi menjadi tiga, yaitu alamiah, sosial, dan ide-ide.

3.2.

Saran Dengan membaca makalah ini penulis berharap semoga pembaca dapat berpikir tepat dan benar sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah. Setidaknya dengan makalah ini, ada sedikit pencerahan intelektual dalam menyuguhkan motivasi yang intrinsic untuk mempelajari “Gostrategi dan Ketahanan Nasional”. Sehingga dapat meminimalisi kesalahan dalam berfikir. Tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan karena akan ditemukan banyak kelemahan, baik dalam kepenulisan atau penyajian. Oleh karena itu, penulis berharap adanya masukan dari para pembaca sehingga kedepan mampu lebih baik dalam penyelesaian.

16

DAFTAR PUSTAKA Hadi,Ismono. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Mahasiswa. Bandar Lampung: Universitas Lampung. Sumarsono. 2002. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Gramedia. Winarno. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Pamudji. 1985. Demokrasi Pancasila dan Ketahanan Nasional. Jakarta: PT Bina Aksara https://dwirajanuar.wordpress.com/2016/11/24/geostrategi-dan-ketahanan-nasionalindonesia/

http://safaat.lecture.ub.ac.id/files/2016/09/KETAHANAN-NASIONAL.pdf

17

Related Documents

Makalah Pkn Kelompok 4.docx
December 2019 18
Makalah Pkn Kelompok 7.docx
October 2019 19
Makalah Pkn
May 2020 25
Makalah Pkn
October 2019 30
Pkn Kelompok 6.docx
November 2019 17
Tugas Pkn Kelompok I.docx
November 2019 25

More Documents from "Nanda Kandut"

Selvy.docx
October 2019 6
Makalah Pkn Kelompok 7.docx
October 2019 19